BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biji plastik adalah komoditas sangat penting di dalam industri kemasan. Hampir semua kemasan yang ada di sekeliling kita, sebagian besar berbahan dasar biji plastik seperti, kopolimer etilena – propilena, dll. Kebutuhan dunia akan polimer sebagai suatu bahan sintetik yang paling banyak digunakan baik sebagai fiber, plastik, peralatan dapur, alat transportasi, pakaian, dll, semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Dalam beberapa tahun terakhir penelitian, pengembangan, dan pembuatan dari polimer lebih dititikberatkan pada sintetis makromolekul multikomponen polimer daripada sintesis makromolekul jenis homopolimer (Malcolm, P.S., 2001). Pengembangan dari sintesis makromolekul multikomponen polimer tersebut disebabkan karena kelebihan yang dimiliki oleh jenis polimer tersebut. Pada umumnya jenis multikomponen polimer (poliblend, kopolimer) mempunyai sifat lebih resisten terhadap pengaruh lingkungan sekitar. Hal ini di sebabkan karena terjadinya penggabungan antara polimer – polimer penyusun baik secara fisik maupun kimia sehingga diharapkan dari penggabungan tersebut akan timbul sifat baru yang lebih sempurna. Salah satu kopolimer adalah kopolimer etilena-propilena yang merupakan kopolimerisasi dari etilena dan propilena pada suhu 25 oC dibawah tekanan atmosfer dalam sebuah reaktor yang dilengkapi dengan pengaduk dan termostat penangas air. Toluen dimasukkan ke dalam reaktor yang telah dibersihkan dengan nitrogen dan diaduk dengan kecepatan 660 rpm, kemudian gas etilena/propilena dicampur dengan cepat seperti yang telah dilakukan oleh Zixiu Du (Du Zixiu, et al. 2007). Universitas Sumatera Utara Bea masuk komoditi ekspor impor kopolimer etilena-propilena ditentukan berdasarkan Harmonized system (HS) yang berlaku di dunia perdagangan internasional. Harmonized system (HS) adalah sistem penomoran yang ditentukan oleh WCO (World Customs Organization / Organisasi Kepabeanan Internasional) yang berfungsi sebagai identitas bagi suatu komoditas ekspor impor. Dalam hal ini perbandingan etilena propilena dalam suatu biji plastik kopolimer menentukan nomor HS yang dikenakan pada biji plastik tersebut. Kopolimer menurut sudut pandang HS, adalah polimer yang monomer terbesar dari kopolimer tersebut tidak boleh melebihi 95 %. Adapun sifat dari kopolimer etilena-propilena belum diketahui secara menyeluruh dan mendalam berkaitan dengan kondisi lingkungan selama penyimpanan produk dalam kontainer terhadap perubahan kandungan etilena-propilena dan strukturnya. Sehingga dalam bidang industri khususnya bidang ekspor impor sering terjadi kekeliruan antara data produk perusahaan terkait yang tidak sesuai dengan data hasil analisa kepabeanan menurut Harmonized system (HS). Berdasarkan permasalahan tersebut di atas akan diteliti bagaimana pengaruh suhu terhadap perbandingan etilena-propilena dalam kopolimer propilena-etilena dengan menghitung daerah sidik jari dengan menggunakan instrumen FTIR. Kemungkinan dari masalah tersebut di atas timbul disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor tersebut yakni perubahan suhu selama penyimpanan produk kopolimer etilena-propilena di dalam kontainer sebelum dan sesudah dipasarkan. 1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang mungkin terjadi adalah Bagaimana perubahan kandungan dari kopolimer etilena – propilena terhadap pengaruh suhu dan lamanya waktu pemanasan. Universitas Sumatera Utara 1.3. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain: a. Bahan yang digunakan sebagai standar adalah: - Kopolimer Etilena – Propilena (6,8 dan 93,2 )% - Kopolimer Etilena – Propilena (6,9 dan 93,1 )% - Kopolimer Etilena – Propilena (7,0 dan 93)% - Kopolimer Etilena – Propilena (12,3 dan 87,7)% - Kopolimer Etilena – Propilena (18,6 dan 81,4)% b. Bahan yang digunakan sebagai sampel adalah: - Kopolimer Etilena – Propilena (belum diketahui kadarnya) c. Parameter yang diuji: - Daerah serapan etilena - Daerah serapan propilena - Kadar alkyl rantai panjang 1.4. Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah untuk meneliti dan mengkaji pengaruh suhu terhadap perbandingan etilena-propilena dalam kopolimer etilena - propilena. 1.5. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada mahasiswa, peneliti dan pengusaha industri polimer bahwa instrumen FTIR dapat digunakan untuk menentukan perbandingan monomer-monomer dalam kopolimer khususnya kopolimer etilena-propilena. Universitas Sumatera Utara 1.6. Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium. Metode penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Populasi Populasi adalah kopolimer etilena-propilena yang bersifat homogen. b. Sampling Berdasarkan sifat populasi yang homogen maka teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling acak. c. Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas: Variasi suhu (kamar, 60 oC, 90 oC, 120 oC, 160 oC dan 170 oC) 2. Variabel terikat: Perbandingan dalam kopolimer etilena-propilena 3. Variabel tetap: a. Berat sampel 0,03 gram b.Waktu pemanasan 20 menit c. Ketebalan film 0,05 mm d. Tekanan Hand Press 6 Ton d. Pengambilan Data a. Penimbangan sampel menggunakan neraca analitis b. Pengepresan sampel dan standar menggunakan Hand Press c. Pemanasan masing – masing tipe kopolimer etilena - propilena selama 20 menit pada berbagai temperatur d. Pengukuran suhu menggunakan Termometer e. Pengukuran waktu menggunakan Timer f. Karakterisasi kandungan kopolimer etilena – propilena menggunakan spektroskopi FTIR. . Universitas Sumatera Utara 1.7. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium kimia polimer FMIPA – USU Medan. Karakterisasi secara spektroskopi FTIR dilakukan di laboratorium Bea Cukai Belawan, Medan. Universitas Sumatera Utara