BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan bahan baku utama dalam pembuatan minuman ringan pada PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan. Air diperoleh dari sumur bor dengan kedalaman 125 – 220 m dari permukaan tanah. Air merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk berbagai keperluan baik dalam sektor pertanian, industri, kesehatan, perikanan dan rekreasi. Air yang dapat diminum diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan dari ketidakmurnian secara kimiawi. Air minum harus bersih dan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, dan tidak mengandung bahan tersuspensi atau kekeruhan. Lagi pula air minum harus tampak menarik dan menyenangkan untuk diminum. Sesuai dengan ketentuan badan kesehatan dunia (WHO) maupun Departemen Kesehatan serta ketentuan lain yang berlaku seperti APHA (American Public Health Association atau Asosiasi Kesehatan Masyarakat AS ), layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas air. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan dan anorganik, seperti lumpur dan buangan dari pemukiman tertentu yang menyebabkan air sungai menjadi keruh. Air yang mengandung kekeruhan yang tinggi akan mengalami kesulitan kalau diproses untuk sumber air bersih. Kesulitannya antara lain dalam proses penyaringan. Kalaupun proses penyaringan dapat dilakukan akan memerlukan biaya. Tentu saja dengan cara lain kekeruhan akan dapat dihilangkan. Untuk bahan-bahan yang mudah diendapkan kekeruhan dihilangkan dengan cara pengendapan (sedimentasi) ataupun filtrasi. Sedangkan untuk bahan- bahan yang sukar diendapkan dapat dihilangkan dengan cara koagulasi. Koagulan adalah senyawa kimia yang dapat digunakan untuk proses pengendapan tersebut. PT. Coca- Cola Indonesia Amatil Medan mengolah air sendiri yang berasal dari sumur bor. Air yang berasal dari sumur bor ini belum memenuhi spesifikasi untuk pembuatan minuman. Penjernihan adalah proses menghilangkan zat- zat tersuspensi dan warna dari air. Zat yang tersuspensi mungkin mengandung partikel yang dapat segera terpisah. Dalam hal ini alat-alat penjernihan hanya terdiri dari bak-bak pemisah dan filter. Seringkali zat-zat yang tersuspensi dalam air terdiri dari partikel-partikel yang sangat halus sehingga tidak dapat dipisahkan atau disaring. Pemisahan zat-zat yang sangat halus ini atau zat-zat koloid membutuhkan daya koagulasi dan flokulasi (penggumpalan dan pemadatan penggumpalan). Air yang bersumber dari sumur bor memiliki nilai turbiditas yang tinggi sehingga harus diturunkan, selain itu juga memiliki kadar Fe yang tinggi sehingga sebagian besar harus dihilangkan Oleh sebab itulah penulis merasa tertarik memilih judul: “PENGARUH PENAMBAHAN H2S04 DAN PAC (POLY ALUMINIUM CHLORIDA) TERHADAP PEMBENTUKAN FLOK DAN TURBIDITY TREATED WATER DI PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA UNIT MEDAN”.(Suriawiria, 2005) 1.2. Tujuan − Untuk mengetahui pengaruh penambahan H2SO4 terhadap kualitas air. − Untuk mengetahui pengaruh penambahan PAC (Poly Aluminium Chlorida) terhadap nilai turbiditas air. 1.3. Manfaat Dapat mengetahui pengaruh penambahan H2SO4 dan PAC (Poly Aluminium Chlorida) terhadap pembentukan flok dan turbidity treated water.