BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Manajemen Pemasaran adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk tujuan perumusan tujuan pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran dan strategi pemasaran, yang ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi tujuan individu maupun organisasi. Menurut Kotler & Keller (2002:14) : Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran organisasi. Menurut Alma (2004:130) : Manajemen Pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dipemasaran. Manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan 6 terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama. (Lupiyo Adi, 2006: 6). 2.2 Pemasaran Jasa Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang sempurna dari setiap proses yang dijalankan oleh perusahaan. Pemasaran tidak lagi dipandang sebagai bagian yang terpisah dari organisasi yang hanya berperan sebagai proses penjualan produk. Perkembangan konsep pemasaran sendiri tidak terlepas dari fungsi-fungsi organisasi yang lain dan pada akhirnya mempunyai tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective marketing) dapat membahayakan bisnis karena dapat berakibat pada konsumen yang tidak puas.Pemasaran yang efektif (effective marketing) justru berakibat sebaliknya yaitu menciptakan nilai atau utilitas.Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran modern.Tujuan kegiatan pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai yang tepat dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya sehingga dapat menciptakan tingkat kepuasan. Menurut Lupiyoadi (2006; 5), pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. 7 Sedangkan menurut Umar (2003; 76), pemasaran jasa adalah pemasaran yang bersifat intangible dan immaterial dan dilakukan pada saat konsumen berhadapan dengan produsen. 2.3 Pemasaran Jasa Perbankan Pemasaran jasa perbankan adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan menghimpun dana, menyalurkan dana dan jasa keuangan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemasaran jasa perbankan, adalah : • Produk kartu kredit yang aktiv • Rasa aman berhubungan dengan cardholder • Kenyamanan cardholder Bank permata memiliki berbagai macam kartu kredit yaitu : Permata Regular, Permata Gold, Permata Platinum, Permata BlackCard, AstraWorld Card, Permata Shopping Card, Permata Hero Card, dan Permata FIFA World Cup. Seluruh tipe kartu kredit tersebut aktiv apabila diinformasikan berbagai macam promo yang diberikan oleh pihak Bank. Dalam melakukan pemasaran, bank memiliki sasaran yang hendak dicapai antara lainpeningkatan pelayanan dan menyediakan ragam promo yang sesuai kebutuhan cardholder dan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu : 8 a. Menginformasikan promosi sesuai dengan kebutuhan cardholder b. Memberikan nilai lebih terhadap promosi yang ditawarkan c. Menciptakan promo yang memberikan keuntungan kedua belah pihak 2.4. Bauran Promosi Menurut Stanton (2008 : 15) bauran promosi didefinisikan sebagai berikut “Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang seluruhnya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan”. Sedangkan pengertian bauran pemasaran menurut Hamdani (2008 : 120)“Mencakup aktivitas periklanan, penjualan perseorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat informasi dari mulut ke mulut, pemasaran langsung dan publikasi”. 2.4.1. Prinsip Umum Bauran Promosi Menurut Laksana (2008 : 15) mempunyai indikator tentang bentuk promosi adalah: a. Periklanan( Advertesing ) Menurut Fajar Laksana (2008: 15) Periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Iklan merupakan kegiatan untuk memberitahu suatu barang / jasa melalui media massa dan iklan tersebut mudah ditemukan. 9 b. Promosi penjualan (Sales promotion) Fajar Laksana (2008 : 15) mengemukakan bahwa Promosi penjualan adalah kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan secara berulang dan tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong lebih kuat dan mempercepat respon pasar yang ditargetkan sebagai alat promosi lainnya dengan menggunakan bentuk yang berbeda. c. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public Relation) Berbagai program untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya d. Penjualan pribadi (Personal Selling) Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih, guna melakukan persentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. e. Pemasaran langsung (Direct Marceting) Penggunaan surat, telepon, faximili dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. 2.4.2 Iklan iklan adalah sarana bagi upaya menawarkan barang atau jasa kepada khalayak ramai. Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan membujuk orang agar tertarik pada barang atau jasa yang ditawarkan. Media yang digunakan, antara lain televisi, radio, koran, majalah, internet, 10 dan sebagainya. Iklan berfungsi untuk menawarkan barang atau jasa kepada orang banyak melalui berbagai media. Berdasarkan isinya, iklan dikelompokkan menjadi iklan pengumuman, penerangan, reklami, dan iklan baris.Pengertian Iklan pengumuman adalah iklan yang isinya menyampaikan pengumuman mengenai suatu kegiatan, peristiwa, ataupun yang lainnya.Pengertian Iklan penerangan adalah iklan yang isinya memberikan penerangan tentang suatu hal.Pengertian Iklan reklame adalah iklan yang isinya mempromosikan barang atau jasa yang hendak dijual. Iklan reklame bersifat mencari keuntungan dan disampaikan secara berulang-ulang melalui media massa. Iklan reklame selalu memuji atau menyanjung sesuatu yang ditawarkan. Tujuan periklanan menurut kotler sebagai berikut: a. Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”informasi”. Biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya untuk membentuk permintaan pertama. b. Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Persuasif” Penting dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannya untukmembentuk permintaan selektif untuk suatu merk tertentu. c. Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Pengingat” Iklan pengingat sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang berhubungan dengan iklan ini adalah iklan penguat 11 (Inforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. 2.4.3 Promosi Penjualan Dibawah ini beberapa pengertian promosi penjualan menurut Molan (2002;681) yaitu sebagai berikut; Promosi penjualan adalah terdiri kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang tertentu. Sedangkan pengertian promosi penjualan menurut Swasta dan Irawan (2003;353) adalah sebagai berikut; Promosi penjualan adalah merupakan kegiatan promosi selain periklanan, personal selling, maupun publisitas. Kegiatan-kegiatan yang yang termasuk dalam promosi penjualan antara lain ; peragaan, pertunjukan dan pameran, demonstrasi dan sebagainya. Pengertian promosi penjualan menurut Tjiptono (2002;229) adalah sebagai berikut; “Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunan berbagai insentif yang dapat diukur untuk merangsang pembelian prodak dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan”. Tujuan promosi penjualan dituturkan dari promosi yang lebih luas yang dikemukakan dalam pemasaran yang lebih mendasar dan dikembangkan untuk produk tersebut. Tujuan sepesifik yang diterapkan 12 untuk promosi penjualan akan berbeda sesuai jenis pasar sasaran. Adapun tujuan promosi penjualan menurut para ahli adalah sebagai berikut; 2.4.3.1. Prinsip Umum Promosi Penjualan Menurut Alma (2004;188) indikator dari promosi penjualan adalah sebagai berikut; 1. Menarik para pembeli baru. 2. Mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas. 3. Meningkatkan volume penjualan jangka dalam rangka memperluas “market share” jangka panjang. Alat-alat Promosi penjualan diantaranya: - Kontes, - Permainan, - Undian, - Hadiah, - Produk sampel, - Pameran, - Pemberian kupon, - Potongan harga, - Diskon, - Cash back, - Installment. 13 2.5 Brand Brand (merek) adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mengidentifikasi dari barang atau jasa pesaing (Kotler dan Keller, 2007: 332). Sedangkan menurut Alma (2007: 147) Brand (merek) adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata – kata gambar atau kombinasi keduanya. Jadi Brand (merek) mengidentifikasi penjual atau pembuat merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau simbol lain. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat dan jasa tertentu pada pembeli. Merek yang baik akan memberikan citra yang baik pula bagi perusahaan. Beberapa manfaat dari brand, yaitu : a. Brand memberikan identitas yang membedakan kita dengan pesaing b. Brand dapat menciptakan loyalitas jangka panjang c. Brand mempermudah kita membuka pasar yang lebih luas d. Brand memiliki nilai cerita yang bisa dibagikan ke konsumen e. Brand adalah kumpulan nilai yang di benak konsumen f. Brand akan mempermudah kita membuka pasar yang lebih luas 14 2.6 Brand Knowledge Keller memperkenalkan konsep brand equity yang berdasarkan pada pelanggan (customer based brand equity), yang berarti pengetahuan akan merek (brand knowledge) yang dimiliki pelanggan membutuhkan tanggapan pemasaran yang berbeda-beda untuk membangun suatu merek. Brand knowledge menurut Keller dibedakan menjadi dua yaitu: 2.6.1. Prinsip Umum Brand Knowledge Menurut Keller (2003), indikator dari brand knowledge adalah : 1. Brand awareness Brand Awareness adalah kemampuan pembeli potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merk merupakan anggota dari kategori produk tertentu. Terdapat sejumlah level/tingkatan dalam pengelana merk ini. Level yang pertama adalah top of mind. Maksudnya begini : merk apa yang pertama kali melintas di benak Anda ketika saya meyebut kategori produk ponsel? Atau merk apa yang langsung muncul di kepala Anda ketika saya menyebut produk sepeda motor? Top of mind adalah merk yang pertama kali muncul dalam benak Anda ketika ada pertanyaan seperti itu. Misal dalam kasus ponsel tadi, kemungkinan yang akan menjadi top of mind adalah Nokia. Sementara dalam kasus sepeda motor, respon pertama yang akan muncul biasanya 15 adalah merek Honda. (Jika Anda ingin mendapatkan slide powerpoint presentasi yang menarik tentang marketing dan brand management. Tahapan berikutnya adalah brand recall, atau merek-merek yang disebut kemudian setelah top of mind. Misal dalam kasus diatas yang termasuk dalam brand recall adalah merek Sonny Erricson (untuk ponsel) atau merek Yamaha (untuk kasus sepeda motor). Tahapan berikutnya adalah brand recognition atau merek yang kita kenal setelah ada orang lain yang menyebutkan merk itu. Atau kita baru ingat merek itu setelah orang lain menyebutkannya. Misal dalam kasus ponsel, kita baru ingat akan adanya merek Panasonic atau merek Dopod setelah orang lain menyebutkan dua merek itu. Kita baru “ngeh” dan sadar ada ponsel dengan dua merek itu setelah ada informasi dari orang lain. Tahapan terakhir adalah unaware of brand atau kita sama sekali tidak pernah tahu atau mendengar adanya merek itu. Sebagai contoh dalam kasus ponsel, kita mungkin tidak pernah tahu ternyata ada ponsel bermerk IMC atau merek HTC. Pengelola merk atau brand tentu berharap agar semua brand produknya bisa masuk kategori top of mind 2. Brand image Pengertian brand image (Keller, 2003): “Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.” 16 Sedangkan pengertian brand image menurut (Sharokk, 2012) Brand Image adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen. Adapun indikator yang digunakan mengacu pada pengukuran yang digunakan adalah : 1. Produk memiliki kualitas yang baik 2. Salah satu merek yang terbaik di industrinya 2.7 Keputusan Pembelian 2.7.1 Definisi Keputusan Pembelian Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Menurut Ferrinadewi dan Dermawan (2004) adalah proses pengambilan keputusan merupakan serangkaian aktivitas mental dan fisik yang dilakukan oleh konsumen sebelum terjadi pembelian actual. Menurut Petter dan Olson (2001) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih salah satu diantaranya. 2.7.2 Menurut Kotler (2000) setiap keputusan pembelian mempunyai struktur sebanyak Tujuh Komponen 1. Keputusan tentang jenis produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini 17 perusahaan memberikan alternatif yang akan dipertimbangkan konsumen. 2. Keputusan tentang bentuk produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menggunakan produk tertentu.Pemasar harus mengetahui kesukaan konsumen tentang produk yang bersangkutan untuk memaksimumkan daya tarik. 3. Keputusan tentang merek Konsumen akan memilih merek mana yang akan dibeli, setiap merek memiliki perbedaan dalam kelebihan dan kelemahannya. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. 4. Keputusan tentang penjualnya Konsumen harus mengambil keputusan dimana akan membeli produk yang dibutuhkan. 5. Keputusan tentang jumlah produk Konsumen akan mengambil keputusan tentang berapa jumlah produk yang akan dibeli. Pembelian yang dibeli mungkin lebih dari satu unit.Perusahaan harus mempersiapkan banyak produk untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan yang berbeda antar konsumen. 6. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen akan memutuskan kapan seseorang membeli suatu produk. Masalah ini berkaitan dengan keuangannya.Perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen 18 dalam waktu pembelian, sehingga perusahaan tau kapan permintaan puncak dan permintaan sepi. 7. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen harus mengambil keputusan tentang bagaimana cara pembayaran yang akan dilakukan untuk transaksi. Perusahaan harus mengetahui keinginan konsumen tentang cara pembayaran. 2.7.3 Proses pengembalian keputusan pembelian Menurut Kotler dan Keller (2009:184–190) sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seseorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yaitu : 1. Pengenalan masalah (problem recognition) Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan antara situasi guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. 2. Pencarian informasi (information source) Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Ada dua tingkatan yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang – sedang saha yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan – bahan bacaan, untuk mempelajari yang lain. 19 Sumber – sumber informasi dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu : a. Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan b. Sumber komersil : Iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran c. Sumber umum : Media massa, organisasi konsumen d. Sumber pengalamanan : Pernah menangani, menguji, menggunakan produk. 3. Evaluasi Alternatif (alternative evaluation) Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, model – model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. 4. Keputusan Pembelian Dalam tahap evalausi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.Konsumen juga dapat membentuk niat untuk memilih merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen mengambil lima 20 sub keputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Model pengambilan keputusan konsumen terdiri dari dua macam aktivitas setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat yaitu perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian. Jika konsumen puas maka ia mungkin mengulang pembelian. Pembelian ulang biasanya menandakan penerimaan akan produk. Bagi produk yang relative tahan lama seperti computer, pembelian yang dilakukan mungkin sekali menandakan produk tersebut diterima dengan baik oleh konsumen. 5. Perilaku Pasca Pembelian (post-purchase evaluation) Tingkat evaluasi setelah pembelian yang dilakukan para konsumen tergantung pada pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika produk tersebut berfungsi sesuai dengan harapan, konsumen mungkin akan membelinya lagi. Tetapi jika kinerja produk mengecewakan atau tidak memenuhi harapan, konsumen akan mencari berbagai alternatif yang lebih sesuai. Jadi, dalam evaluasi setelah pembelian, konsumen memberikan umpan balik seperti pengalaman terhadap psikologis dan membantu mempengaruhi keputusan yang berkaitan di waktu yang akan datang. 21 2.8 Penelitian Terdahulu Jurnalkarya ilmiah disusun oleh Haryono dkk (2003) Analisis Beberapa Atribut Produk dan Bauran Promosi serta Implikasi Terhadap Keputusan Pembelian menyatakan bahwa variabel yang digunakan adalah merek, bukti fisik, iklan, promosi penjualan dan rekomendasi personal dari mulut ke mulut (variabel bebas) dan keputusan pembelian (variabel tidak bebas). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelain adalah variabel rekomendasi personal dari mulut ke mulut. Jurnal karya ilmiah ini disusun oleh Merky Tanos, Wilson Bogar, Bambang Hermanto Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Freshmart Express Supermarket Wonasa menyatakan bahwa untuk mengetahui gambaran konsumen tentang keputusan pembeli dan sejauh mana kegiatan promosi penjualan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Fresmart Express Supermarket Wonasa. Hasil peneliatian ini adalah regresi linear sederhana yang dihasilkan dalam pelaksanaan penelitian : y = 21,48 + 0,25 x. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara promosi dalam hal ini kegiatan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen dengan kata lain kegiatan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. 22 Jurnal karya ilmiah ini disusun oleh Elvilia Widianingsih dengan judul “Analisis Pengaruh Citra Merk Terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa Memilih Universitas Diponegoro Semarang”. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa dengan pengajian hipotesis mengunakan Uji T menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang diteliti terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel dependen keputusan pembelian. Angka Adjusted R Square sebesar 0,000 menunjukkan bahwa 60,0 % variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oeh ketiga variabel independen dalam penelitian persamaan regresi. Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Theresia Militina dengan judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Membeli Produk Wisata Budaya di Kalimantan Timur”. Dari penelitian tersebut terdapat kesimpulan bahwa analisis koefisien logistic regression menunjukkan bahwa keenam variabel bauran promosi secara keseluruhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk wisata budaya. Penelitian ini disusun oleh Maisie Levina Paramosa dengan judul “Faktor-faktor Pembentuk Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Hotel Narita Surabaya”. Hasil uji parsial menunjukkan adanya pengaruh asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian. Sedangkan kesadaran merek tidak mempengaruhi keputusan pembelian. 23 2.9 Kerangka Analisis Kerangka analisis adaah model konseptual tentang hubungan antara teori dengan variabel penelitian. Dalam penelitian ini bauran promosi dan brand knowledge sebagai X (variabel bebas). Bauran Promosi (X1), Brand Knowledge (X2) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keputusan pembelian sebagai Y (variabel terikat). Brand Knowledge (X2) BAURANPROMOSI (X1) - Periklanan (Advertising) - Promosi Penjualan - Brand Awareness Brand Image Keputusan Pembelian (Y) - Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Penjualan Perilaku Paska Pembelian 2.10 Hipotesis Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan yang palingmemungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan 24 rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan tinjauan penelitian, maka dapat ditarik hipotesis sementara dari penelitian ini, yaitu: Ho1 : Bauran promosi berpengaruh terhadap Brand Knowledge Cardholder Bank Permata. Ha1 : Bauran promositidak berpengaruh terhadap Brand Knowledge Cardholder Bank Permata. Ho2 : Brand Knowledge berpengaruh terhadap Bauran Promosi Cardholder Bank Permata. Ha2 : Brand Knowledge tidak berpengaruh terhadap Bauran Promosi Cardholder Bank Permata. Ho3 : Bauran Promosi dan Brand Knowledge berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Cardholder Bank Permata. Ha3 : Bauran Promosi dan Brand Knowledgetidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Cardholder Bank Permata. 25