BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Manajemen

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian operasi pemasaran total, termasuk tujuan perumusan tujuan
pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran dan strategi
pemasaran, yang ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat
memenuhi tujuan individu maupun organisasi.
Menurut Kotler & Keller (2002:14) :
Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan
dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai sasaran
organisasi.
Menurut Alma (2004:130) :
Manajemen Pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan
pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian
dipemasaran.
Manajemen
pemasaran
adalah
suatu
analisis,
perencana,
pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan
dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan
6
terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi
maupun bersama. (Lupiyo Adi, 2006: 6).
2.2
Pemasaran Jasa
Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja
yang sempurna dari setiap proses yang dijalankan oleh perusahaan.
Pemasaran tidak lagi dipandang sebagai bagian yang terpisah dari
organisasi yang hanya berperan sebagai proses penjualan produk.
Perkembangan konsep pemasaran sendiri tidak terlepas dari fungsi-fungsi
organisasi yang lain dan pada akhirnya mempunyai tujuan untuk
memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective
marketing) dapat membahayakan bisnis karena dapat berakibat pada
konsumen yang tidak puas.Pemasaran yang efektif (effective marketing)
justru
berakibat
sebaliknya
yaitu
menciptakan
nilai
atau
utilitas.Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran
pemasaran modern.Tujuan kegiatan pemasaran adalah menarik pelanggan
baru dengan menjanjikan nilai yang tepat dan mempertahankan pelanggan
saat ini dengan memenuhi harapannya sehingga dapat menciptakan tingkat
kepuasan.
Menurut Lupiyoadi (2006; 5), pemasaran jasa adalah setiap tindakan
yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang secara
prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan
apapun.
7
Sedangkan menurut Umar (2003; 76), pemasaran jasa adalah
pemasaran yang bersifat intangible dan immaterial dan dilakukan pada saat
konsumen berhadapan dengan produsen.
2.3
Pemasaran Jasa Perbankan
Pemasaran jasa perbankan adalah suatu proses perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan menghimpun dana, menyalurkan
dana dan jasa keuangan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
kepuasan masyarakat.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemasaran jasa perbankan, adalah :
•
Produk kartu kredit yang aktiv
•
Rasa aman berhubungan dengan cardholder
•
Kenyamanan cardholder
Bank permata memiliki berbagai macam kartu kredit yaitu :
Permata Regular, Permata Gold, Permata Platinum, Permata BlackCard,
AstraWorld Card, Permata Shopping Card, Permata Hero Card, dan
Permata FIFA World Cup. Seluruh tipe kartu kredit tersebut aktiv apabila
diinformasikan berbagai macam promo yang diberikan oleh pihak Bank.
Dalam melakukan pemasaran, bank memiliki sasaran yang hendak
dicapai antara lainpeningkatan pelayanan dan menyediakan ragam promo
yang sesuai kebutuhan cardholder dan untuk mencapai sasaran tersebut,
yaitu :
8
a. Menginformasikan promosi sesuai dengan kebutuhan cardholder
b. Memberikan nilai lebih terhadap promosi yang ditawarkan
c. Menciptakan promo yang memberikan keuntungan kedua belah pihak
2.4.
Bauran Promosi
Menurut Stanton (2008 : 15) bauran promosi didefinisikan
sebagai berikut “Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling
baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi
yang lain, yang seluruhnya direncanakan untuk mencapai tujuan program
penjualan”. Sedangkan pengertian bauran pemasaran menurut Hamdani
(2008 : 120)“Mencakup aktivitas periklanan, penjualan perseorangan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat informasi dari mulut ke mulut,
pemasaran langsung dan publikasi”.
2.4.1. Prinsip Umum Bauran Promosi
Menurut Laksana (2008 : 15) mempunyai indikator tentang bentuk
promosi adalah:
a. Periklanan( Advertesing )
Menurut Fajar Laksana (2008: 15) Periklanan adalah segala bentuk
penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu
sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Iklan merupakan kegiatan
untuk memberitahu suatu barang / jasa melalui media massa dan iklan
tersebut mudah ditemukan.
9
b. Promosi penjualan (Sales promotion)
Fajar Laksana (2008 : 15) mengemukakan bahwa Promosi penjualan
adalah kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan
secara berulang dan tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong lebih
kuat dan mempercepat respon pasar yang ditargetkan sebagai alat promosi
lainnya dengan menggunakan bentuk yang berbeda.
c. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public Relation)
Berbagai program untuk
mempromosikan
atau
melindungi
citra
perusahaan atau masing-masing produknya
d. Penjualan pribadi (Personal Selling)
Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih, guna melakukan
persentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan.
e. Pemasaran langsung (Direct Marceting)
Penggunaan surat, telepon, faximili dan alat penghubung non personal lain
untuk berkomunikasi secara langsung atau mendapatkan tanggapan
langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
2.4.2 Iklan
iklan adalah sarana bagi upaya menawarkan barang atau jasa
kepada khalayak ramai. Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan
membujuk orang agar tertarik pada barang atau jasa yang ditawarkan.
Media yang digunakan, antara lain televisi, radio, koran, majalah, internet,
10
dan sebagainya. Iklan berfungsi untuk menawarkan barang atau jasa
kepada orang banyak melalui berbagai media.
Berdasarkan
isinya,
iklan
dikelompokkan
menjadi
iklan
pengumuman, penerangan, reklami, dan iklan baris.Pengertian Iklan
pengumuman adalah iklan yang isinya menyampaikan pengumuman
mengenai suatu kegiatan, peristiwa, ataupun yang lainnya.Pengertian Iklan
penerangan adalah iklan yang isinya memberikan penerangan tentang
suatu
hal.Pengertian
Iklan
reklame
adalah
iklan
yang
isinya
mempromosikan barang atau jasa yang hendak dijual. Iklan reklame
bersifat mencari keuntungan dan disampaikan secara berulang-ulang
melalui media massa. Iklan reklame selalu memuji atau menyanjung
sesuatu yang ditawarkan.
Tujuan periklanan menurut kotler sebagai berikut:
a. Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”informasi”.
Biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis
produk, tujuannya untuk membentuk permintaan pertama.
b. Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Persuasif” Penting dilakukan
dalam tahap kompetitif.
Tujuannya untukmembentuk permintaan selektif untuk suatu merk
tertentu.
c. Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Pengingat”
Iklan pengingat sangat penting bagi produk yang sudah mapan.
Bentuk iklan yang berhubungan dengan iklan ini adalah iklan penguat
11
(Inforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang
bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar.
2.4.3 Promosi Penjualan
Dibawah ini beberapa pengertian promosi penjualan menurut Molan
(2002;681) yaitu sebagai berikut;
Promosi penjualan adalah terdiri kumpulan alat-alat insentif yang
beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk mendorong
pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan atau lebih
besar oleh konsumen atau pedagang tertentu.
Sedangkan pengertian promosi penjualan menurut Swasta dan
Irawan (2003;353) adalah sebagai berikut;
Promosi penjualan adalah merupakan kegiatan promosi selain periklanan,
personal selling, maupun publisitas. Kegiatan-kegiatan yang yang
termasuk dalam promosi penjualan antara lain ; peragaan, pertunjukan dan
pameran, demonstrasi dan sebagainya.
Pengertian promosi penjualan menurut Tjiptono (2002;229) adalah
sebagai berikut;
“Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunan
berbagai insentif yang dapat diukur untuk merangsang pembelian prodak
dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan”.
Tujuan promosi penjualan dituturkan dari promosi yang lebih luas
yang dikemukakan dalam pemasaran yang
lebih
mendasar dan
dikembangkan untuk produk tersebut. Tujuan sepesifik yang diterapkan
12
untuk promosi penjualan akan berbeda sesuai jenis pasar sasaran. Adapun
tujuan promosi penjualan menurut para ahli adalah sebagai berikut;
2.4.3.1. Prinsip Umum Promosi Penjualan
Menurut Alma (2004;188) indikator dari promosi penjualan adalah
sebagai berikut;
1. Menarik para pembeli baru.
2. Mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas.
3. Meningkatkan volume penjualan jangka dalam rangka memperluas
“market share” jangka panjang.
Alat-alat Promosi penjualan diantaranya:
-
Kontes,
-
Permainan,
-
Undian,
-
Hadiah,
-
Produk sampel,
-
Pameran,
-
Pemberian kupon,
-
Potongan harga,
-
Diskon,
-
Cash back,
-
Installment.
13
2.5 Brand
Brand (merek) adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau
kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mengidentifikasi dari
barang atau jasa pesaing (Kotler dan Keller, 2007: 332).
Sedangkan menurut Alma (2007: 147) Brand (merek) adalah suatu tanda
atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang
dapat berupa kata – kata gambar atau kombinasi keduanya.
Jadi Brand (merek) mengidentifikasi penjual atau pembuat merek dapat
berupa nama, merek dagang, logo, atau simbol lain. Merek sebenarnya
merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat
dan jasa tertentu pada pembeli. Merek yang baik akan memberikan citra yang
baik pula bagi perusahaan.
Beberapa manfaat dari brand, yaitu :
a. Brand memberikan identitas yang membedakan kita dengan pesaing
b. Brand dapat menciptakan loyalitas jangka panjang
c. Brand mempermudah kita membuka pasar yang lebih luas
d. Brand memiliki nilai cerita yang bisa dibagikan ke konsumen
e. Brand adalah kumpulan nilai yang di benak konsumen
f. Brand akan mempermudah kita membuka pasar yang lebih luas
14
2.6 Brand Knowledge
Keller memperkenalkan konsep brand equity yang berdasarkan pada
pelanggan (customer based brand equity), yang berarti pengetahuan akan
merek (brand knowledge) yang dimiliki pelanggan membutuhkan tanggapan
pemasaran yang berbeda-beda untuk membangun suatu merek. Brand
knowledge menurut Keller dibedakan menjadi dua yaitu:
2.6.1. Prinsip Umum Brand Knowledge
Menurut Keller (2003), indikator dari brand knowledge adalah :
1.
Brand awareness
Brand Awareness adalah kemampuan pembeli potensial untuk mengenali
atau mengingat bahwa sebuah merk merupakan anggota dari kategori
produk tertentu. Terdapat sejumlah level/tingkatan dalam pengelana merk
ini.
Level yang pertama adalah top of mind. Maksudnya begini : merk apa
yang pertama kali melintas di benak Anda ketika saya meyebut kategori
produk ponsel? Atau merk apa yang langsung muncul di kepala Anda
ketika saya menyebut produk sepeda motor?
Top of mind adalah merk yang pertama kali muncul dalam benak Anda
ketika ada pertanyaan seperti itu. Misal dalam kasus ponsel tadi,
kemungkinan yang akan menjadi top of mind adalah Nokia. Sementara
dalam kasus sepeda motor, respon pertama yang akan muncul biasanya
15
adalah merek Honda. (Jika Anda ingin mendapatkan slide powerpoint
presentasi yang menarik tentang marketing dan brand management.
Tahapan berikutnya adalah brand recall, atau merek-merek yang disebut
kemudian setelah top of mind. Misal dalam kasus diatas yang termasuk
dalam brand recall adalah merek Sonny Erricson (untuk ponsel) atau
merek Yamaha (untuk kasus sepeda motor).
Tahapan berikutnya adalah brand recognition atau merek yang kita kenal
setelah ada orang lain yang menyebutkan merk itu. Atau kita baru ingat
merek itu setelah orang lain menyebutkannya. Misal dalam kasus ponsel,
kita baru ingat akan adanya merek Panasonic atau merek Dopod setelah
orang lain menyebutkan dua merek itu. Kita baru “ngeh” dan sadar ada
ponsel dengan dua merek itu setelah ada informasi dari orang lain.
Tahapan terakhir adalah unaware of brand atau kita sama sekali tidak
pernah tahu atau mendengar adanya merek itu. Sebagai contoh dalam
kasus ponsel, kita mungkin tidak pernah tahu ternyata ada ponsel bermerk
IMC atau merek HTC.
Pengelola merk atau brand tentu berharap agar semua brand produknya
bisa masuk kategori top of mind
2.
Brand image
Pengertian brand image (Keller, 2003): “Anggapan tentang merek yang
direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.”
16
Sedangkan pengertian brand image menurut (Sharokk, 2012) Brand Image
adalah persepsi konsumen tentang suatu merek sebagai refleksi dari
asosiasi merek yang ada pada pikiran konsumen. Adapun indikator yang
digunakan mengacu pada pengukuran yang digunakan adalah :
1.
Produk memiliki kualitas yang baik
2.
Salah satu merek yang terbaik di industrinya
2.7 Keputusan Pembelian
2.7.1 Definisi Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari
konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk.
Menurut
Ferrinadewi
dan
Dermawan
(2004)
adalah
proses
pengambilan keputusan merupakan serangkaian aktivitas mental dan fisik
yang dilakukan oleh konsumen sebelum terjadi pembelian actual.
Menurut Petter dan Olson (2001) adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternative dan memilih salah satu diantaranya.
2.7.2 Menurut Kotler (2000) setiap keputusan pembelian mempunyai
struktur sebanyak Tujuh Komponen
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk
atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini
17
perusahaan memberikan
alternatif yang akan dipertimbangkan
konsumen.
2. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen
dapat
mengambil
keputusan
untuk
membeli atau
menggunakan produk tertentu.Pemasar harus mengetahui kesukaan
konsumen tentang produk yang bersangkutan untuk memaksimumkan
daya tarik.
3. Keputusan tentang merek
Konsumen akan memilih merek mana yang akan dibeli, setiap merek
memiliki perbedaan dalam kelebihan dan kelemahannya. Perusahaan
harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan dimana akan membeli produk
yang dibutuhkan.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen akan mengambil keputusan tentang berapa jumlah produk
yang akan dibeli. Pembelian yang dibeli mungkin lebih dari satu
unit.Perusahaan
harus
mempersiapkan
banyak
produk
untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan yang berbeda antar konsumen.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen akan memutuskan kapan seseorang membeli suatu produk.
Masalah
ini
berkaitan
dengan
keuangannya.Perusahaan
harus
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen
18
dalam waktu pembelian, sehingga perusahaan tau kapan permintaan
puncak dan permintaan sepi.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang bagaimana cara
pembayaran yang akan dilakukan untuk transaksi. Perusahaan harus
mengetahui keinginan konsumen tentang cara pembayaran.
2.7.3 Proses pengembalian keputusan pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2009:184–190) sebelum dan sesudah
melakukan pembelian, seseorang konsumen akan melakukan sejumlah
proses yang mendasari pengambilan keputusan, yaitu :
1.
Pengenalan masalah (problem recognition)
Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan
yang
dirasakan
oleh
konsumen.
Konsumen
mempersepsikan
perbedaan antara keadaan yang diinginkan antara situasi guna
membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.
2.
Pencarian informasi (information source)
Seseorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong
untuk mencari informasi lebih banyak. Ada dua tingkatan yaitu
keadaan tingkat pencarian informasi yang sedang – sedang saha yang
disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara
aktif dimana ia mencari bahan – bahan bacaan, untuk mempelajari
yang lain.
19
Sumber – sumber informasi dapat dikelompokkan menjadi 4
kelompok, yaitu :
a. Sumber pribadi
: Keluarga, teman, tetangga, kenalan
b. Sumber komersil
: Iklan, tenaga penjualan, penyalur,
kemasan dan pameran
c. Sumber umum
: Media massa, organisasi konsumen
d. Sumber pengalamanan
:
Pernah
menangani,
menguji,
menggunakan produk.
3.
Evaluasi Alternatif (alternative evaluation)
Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh
semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi
pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, model –
model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai
proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap
konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan
rasional.
4.
Keputusan Pembelian
Dalam tahap evalausi, para konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.Konsumen juga
dapat membentuk niat untuk memilih merek yang paling disukai.
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen mengambil lima
20
sub keputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode
pembayaran.
Model pengambilan keputusan konsumen terdiri dari dua macam
aktivitas setelah pengambilan keputusan yang berhubungan erat yaitu
perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian. Jika konsumen
puas maka ia mungkin mengulang pembelian. Pembelian ulang
biasanya menandakan penerimaan akan produk. Bagi produk yang
relative tahan lama seperti computer, pembelian yang dilakukan
mungkin sekali menandakan produk tersebut diterima dengan baik
oleh konsumen.
5.
Perilaku Pasca Pembelian (post-purchase evaluation)
Tingkat evaluasi setelah pembelian yang dilakukan para konsumen
tergantung pada pentingnya keputusan produk dan pengalaman yang
diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika produk tersebut
berfungsi
sesuai
dengan
harapan,
konsumen
mungkin
akan
membelinya lagi. Tetapi jika kinerja produk mengecewakan atau tidak
memenuhi harapan, konsumen akan mencari berbagai alternatif yang
lebih sesuai. Jadi, dalam evaluasi setelah pembelian, konsumen
memberikan umpan balik seperti pengalaman terhadap psikologis dan
membantu mempengaruhi keputusan yang berkaitan di waktu yang
akan datang.
21
2.8 Penelitian Terdahulu
Jurnalkarya ilmiah disusun oleh Haryono dkk (2003) Analisis
Beberapa Atribut Produk dan Bauran Promosi serta Implikasi Terhadap
Keputusan Pembelian menyatakan bahwa variabel yang digunakan adalah
merek, bukti fisik, iklan, promosi penjualan dan rekomendasi personal dari
mulut ke mulut (variabel bebas) dan keputusan pembelian (variabel tidak
bebas). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linear berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
independen yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan
pembelain adalah variabel rekomendasi personal dari mulut ke mulut.
Jurnal karya ilmiah ini disusun oleh Merky Tanos, Wilson Bogar,
Bambang Hermanto Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen pada Freshmart Express Supermarket Wonasa
menyatakan bahwa untuk mengetahui gambaran konsumen tentang
keputusan pembeli dan sejauh mana kegiatan promosi penjualan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Fresmart Express
Supermarket Wonasa. Hasil peneliatian ini adalah regresi linear sederhana
yang dihasilkan dalam pelaksanaan penelitian : y = 21,48 + 0,25 x. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara promosi dalam hal
ini kegiatan promosi penjualan terhadap keputusan pembelian konsumen
dengan kata lain kegiatan promosi berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen.
22
Jurnal karya ilmiah ini disusun oleh Elvilia Widianingsih dengan
judul “Analisis Pengaruh Citra Merk Terhadap Keputusan Pembelian
Mahasiswa Memilih Universitas Diponegoro Semarang”. Dari hasil
penelitian tersebut disimpulkan bahwa dengan pengajian hipotesis
mengunakan Uji T menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang
diteliti terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel dependen
keputusan pembelian.
Angka Adjusted R Square sebesar 0,000
menunjukkan bahwa 60,0 % variabel keputusan pembelian dapat
dijelaskan oeh ketiga variabel independen dalam penelitian persamaan
regresi.
Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Theresia Militina dengan
judul “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Membeli Produk
Wisata Budaya di Kalimantan Timur”. Dari penelitian tersebut terdapat
kesimpulan bahwa analisis koefisien logistic regression menunjukkan
bahwa keenam variabel bauran promosi secara keseluruhan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk wisata budaya.
Penelitian ini disusun oleh Maisie Levina Paramosa dengan judul
“Faktor-faktor Pembentuk Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Jasa Hotel Narita Surabaya”. Hasil uji parsial menunjukkan adanya
pengaruh asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek terhadap
keputusan pembelian. Sedangkan kesadaran merek tidak mempengaruhi
keputusan pembelian.
23
2.9
Kerangka Analisis
Kerangka analisis adaah model konseptual tentang hubungan antara
teori dengan variabel penelitian. Dalam penelitian ini bauran promosi dan
brand knowledge sebagai X (variabel bebas). Bauran Promosi (X1), Brand
Knowledge (X2) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keputusan
pembelian sebagai Y (variabel terikat).
Brand Knowledge (X2)
BAURANPROMOSI (X1)
- Periklanan (Advertising)
- Promosi Penjualan
-
Brand Awareness
Brand Image
Keputusan Pembelian (Y)
-
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Penjualan
Perilaku Paska
Pembelian
2.10 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan yang
palingmemungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan
24
rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan tinjauan penelitian, maka dapat
ditarik hipotesis sementara dari penelitian ini, yaitu:
Ho1
: Bauran promosi berpengaruh terhadap Brand Knowledge Cardholder
Bank Permata.
Ha1
: Bauran promositidak berpengaruh terhadap Brand Knowledge
Cardholder Bank Permata.
Ho2
: Brand Knowledge berpengaruh terhadap Bauran Promosi Cardholder
Bank Permata.
Ha2
: Brand Knowledge tidak berpengaruh terhadap Bauran Promosi
Cardholder Bank Permata.
Ho3
: Bauran Promosi dan Brand Knowledge berpengaruh
terhadap
Keputusan Pembelian Cardholder Bank Permata.
Ha3
: Bauran Promosi dan Brand Knowledgetidak berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian Cardholder Bank Permata.
25
Download