7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
Penelitian ini didasari pada penelitian-penelitian sebelumnya dengan topik
penelitian yang sama yaitu mengenai berita politik, isi berita politik, pencapresan
Jokowi dan kredibilitas calon presiden sebagai dasar acuan dan referensi dalam karya
ilmiah ini. Hasil penelitian sebelumnya dijabarkan dalam tabel berikut:
Table 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
Judul/Peneliti/Tahun/
Metodologi
Hasil
Lembaga
Penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh
Jennyfer
Alexander
Khouwry
Pengaruh Program
memiliki persamaan pada karya ilmiah
Liputan 6 di SCTV
ini dalam mengambil topik penelitian
Terhadap Minat akan
yaitu berita politik dan responden
Berita Politik (Studi
penelitian yaitu mahasiswa. Tetapi yang
Kasus Mahasiswa The
London School of
Public Relation Jurusan
Marketing
Communication Jakarta
Angkatan
-
Kuantitatif
-
Observasi
-
Survei
-
Kuesioner
-
Teknik
sampling
2010/Jennyfer
Alexander Khouwry/
2012 /Marketing
sensus
-
Skala likert
membedakan
adalah
konsep
yang
diambil. Pada karya ilmiah Jennyfer
Alexander Khouwry mengambil konsep
minat mahasiswa akan berita politik
pada
tayangan
program
berita
di
televisi, sedangkan pada karya ilmiah
ini akan mengambil konsep berita
politik yang ditayangkan di situs media
online
www.metrotvnews.com
Communication
berita
Department Faculty of
spesifik yaitu berita politik 100 hari
Economics and
kerja Presiden Joko Widodo. Konsep
Communication BINUS
yang dipakai adalah konsep kredibilitas.
University
Metodologi penelitian yang dipakai
dalam
politik
karya
yang
diambil
dan
ilmiah
ini
lebih
juga
menggunakan metode survei dan skala
7
8
likert, tetapi yang membedakan adalah
dalam
karya
ilmiah
ini
tidak
menggunakan observasi dan teknik
samplingnya adalah simple random
sampling.
Hasil penelitian Jennyfer Alexander
Khouwry sebagai berikut:
Hasil penelitian korelasi antara program
“Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat
mahasiswa akan berita politik (Y)
sebesar 0,890 menunjukan bahwa ada
hubungan yang kuat dan signifikan
antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X)
dengan minat mahasiswa akan berita
politik (Y).
Berdasarkan hasil analisis regresi yang
dilakukan oleh Jennyfer Alexander
Khouwry, pengaruh antara variabel
program
‘Liputan
6
SCTV”
(X)
terhadap minat mahasiswa akan berita
politi
(Y),
thitung=30.167
diperoleh
pada
nilai
tingkay
signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai
signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak
artinya program ‘Liputan 6 SCTV” (X)
berpengaruh secara signifikan terhadap
minat mahasiswa akan berita politik
(Y). dengan kata lain program liputan 6
SCTV
cukup
efketif
dalam
meningkatkan pengetahuan mahasiswa
akan berita.
9
Penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh
Helfiyani
Lubis
memiliki
persamaan pada karya ilmiah ini dalam
mengambil
topik
penelitian
yaitu
tentang berita politik. Tetapi yang
membedakan adalah konsep penelitian
dan responden yang diambil. Pada karya
ilmiah Helfiyani Lubis ini mengambil
konsep minat menonton mahasiswa
Pengaruh Isi Berita
akan berita politik tentang pencapresan
Pencapresan Jokowi
Jokowi (Joko Widodo) pada tayangan
dalam Program
program berita di televisi, sedangkan
“Indonesia Siang” di
pada karya ilmiah ini akan mengambil
LPP TVRI Terhadap
konsep berita politik tentang Joko
Minat Menonton (Studi
Widodo dengan isi yang berbeda yaitu
Kasus Warga RW 010
Kalisari III PAsar Rebo
Jakarta Timur) /
Helfiyani Lubis /
Marketing
Communication
Department Faculty of
Economics and
Communication BINUS
University
tentang 100 hari kerja Joko Widodo
Kuantitatif
yang ditayangkan di situs media online
www.metrotvnews.com dan responden
yang diambil adalah mahasiswa, bukan
warga.
Hasil penelitian Helfiyani Lubis sebagai
berikut:
Hubungan isi berita program berita
“Indonesia Siang” Jokowi cukup kuat
terhadap minat menonton yaitu sebesar
0,586. Dikatakn cukup kuat karena
warga RW010 Kalisari III Pasar Rebo
Jakarta Timur menganggap isi berita
“Indonesia
Siang”
mendorong
minat
menonton TVRI.
Jokowi
mereka
mampu
untuk
10
Isi berita program “Indonesia Siang”
Jokowi berpengaruh signifikan terhadap
minat menonton sebesar 34,3%. Ini
berarti dari hubungan yang cukup kuat
sebesar 0,586 mampu mempengaruhi
warga RW010 Kalisari III PAsar Rebo
Jakarta Timur sebesar 0,343 atau 34,3%
sedangkan 65,7% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
-
-
Penerimaan Khalayak
Terhadap Berita-Berita
Politik di
Internet/Widodo Agus
-
Setianto/2012/Dosen
Jurusan Ilmu
Komunikasi FISIPOL
UGM/ Volume 14,
No.1 Juni 2012
-
Perspektif
Penelitian sebelumnya yang dilakukan
konstruktivis
oleh Widodo Agus Setianto memiliki
.
persamaan pada karya ilmiah ini dalam
Deskriptif
mengambil topik penelitian yaitu berita-
kualtatif
berita politik di internet. Tetapi yang
Metode
membedakan adalah metode penelitian
penelitian
yang
analisis
penelitian. Metode penelitian Widodo
resepsi.
Agus Setianto adalah metode penelitian
Analisis data
kualitatif, sedangkan pada karya ilmiah
kualitatif
ini
melalui
digunakan adalah metode penelitian
penseleksian
kuantitatif dengan metode pengupulan
data
data dengan cara survei. Berita politik
Penyusunan
di internet juga lebih spesifik pada
dan
karya ilmiah ini yaitu mengambil berita
penyajian
politik
data secara
Presiden
sistematis,
www.metrotvnews.com.
dilakukan
metode
dan
penelitian
mengenai
100
Joko
responden
yang
akan
hari
kerja
Widodo
di
kemudian
dianalisis
Hasil Penelitian Widodo Agus Setianto
dan
sebagai berikut:
11
-
diinterpretasi
Responden yang diambil berjumlah 4
Wawancara
orang. Responden adalah mahasiswa.
langsung
Mahasiswa pertama cenderung bosan,
dengan
muak dan sebel untuk terus mengikuti
responden
perkembangan politik di Indonesia.
Mahasiswa kedua menyikapi berbagai
isu
politik
kontemporer
sebagai
informasi mentah yang perlu dicerna
dan diolah kembali dengan hati dan
pikiran jernih.
Mahasiswa ketiga cenderung reaktif
dalam menyikapi pemberitaan politik
yang sedang hangat terkait dengan isuisu politik kontemporer di tanah air.
Namun jika ia tidak mendapat referensi
yang memadai maka ia akan cenderung
bersikap pasif dan hanya memantau
perkembangan politik.
Mahasiswa
keempat
menanggapi
berbagai isu politik kontemporer yang
berkembang dengan sikap biasa saja.
Karena memang demikianlah dinamika
politik, tidak ada yang luar biasa
baginya.
Pengguna pada umumnya cukup intens
dalam mengikuti pemberitaan tentang
isu-isu politik terkini dan memiliki
pengetahuan yang cukup tentang isu-isu
politik
terkini.
menanggapi
tersebut,
perbedaan
Tetapi
isu-isu
para
dalam
politik
pengguna
dalam
terkini
memiiki
menerima,
memahami, dan menyikapinya.
12
Penelitian yang dilakukan oleh Jason
J.Teven ini memiliki persamaan dalam
objek
penelitian
tentang
yaitu
kredibilitas
negara.
Metode
menganalisa
seorang
tokoh
penelitian
yang
digunakan sama yaitu metode penelitian
kuantitatif.
An Examination of
Jason
berdasarkan Belivability, Likeability and
the 2008 Presidential
Candidates:
Belivability, Likeability
penelitian
J.Teven menganalisa kredibilitas diukur
Perceived Credibility of
Relationships with
Dalam
Kuantitatif
Deceptiveness,
sedangkan
penelitian
tingkat
ini
dalam
kredibilitas
dianalisa berdasarkan efek kogntif, efek
afektif dan efek behavioral.
and Deceptiveness /
Jason J. Teven/ 2008/
Penelitian ini mengukur kredibilitas dari
California State
dengan
University
objek
penelitian
adalah
kandidat terkemuka untuk presiden pada
tahun 2008: Hillary Rodham Clinton,
Barack Obama, John Edwards, John
McCain dan Rudy Giuliani. Para tokoh
politik yang dinilai pada kompetensi
Belivability,
Likeability
and
Deceptiveness
Tahun 2008 pemilihan Presiden AS
adalah peristiwa di seluruh dunia yang
Taking Television
memperoleh perhatian publik secara
Seriously. A Sound /
sgnifikan dan perhatian media baik di
Erick P. Bucy & Maria
Elizabeth Grabe / 2007
/ Departement of
Telecommunications,
Indiana University
Kuantitatif
luar
perbatasan
Amerika
Serikat.
Penelitian ini menilai dampak liputan
media
calon
Presiden
obama
dan
McCain pada dinamika opini publik di
Belanda.
Penelitian yang dilakukan oleh Erick
13
P.Bucy & Maria Elizabeth Grabe ini
memiliki persamaan tujuan penelitian
yaitu bagaimana pengaruh atau efek
yang ditimbulkan oleh media massa
kepada penggunanya. Dalam penelitian
Erick dan Maria ini, mereka melakukan
survei kepada masyarakat tentang opini
publik masyarakat mengenai informasi
atau berita yang ditayangkan di televisi.
meneliti tentang opini publik Penelitian
ini menilai dampak liputan media calon
Presiden obama dan McCain pada
dinamika opini publik di Belanda.
Penelitian
oleh
Erick
dan
Maria
memiliki persamaan dalam penelitian
ini yaitu melihat salah satu efek yang
ditimbulkan kepada masyarakat ketika
menggunakan
media
untuk
mendapatkan informasi tentang seorang
tokoh yang berpengaruh. Tetapi yang
membedakan adalah jenis efek ayng
ditimbulkan. Efek yang diteliti oleh
Erick dan Maria ini adalah opini publik,
sedangkan dalam karya ilmiah ini
adalah kredibilitas.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para
ahli komunikasi, menurut (Nurudin, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2007) antara lain
sebagai berikut :
“Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak
dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa
14
berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media
komunikasi massa). Media massa apa? Media massa (atau saluran) yang
dihasilkan oleh teknologi modern. Bentuk dari media massa dalam
komunikasi massa antara lain media eletronik (televisi, radio), media cetak
(surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film”.
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Beberapa fungsi komunikasi massa menurut (Nurudin, 2007), diantaranya adalah:
1.
Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam
komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi
informasi adalah berita yang disajikan. Namun berita yang disajikan harus
merupakan fakta, yaitu informasi yang benar-benar terjadi di masyarakat.
Fakta-fakta yang dimaksud bisa diringkas dalam istilah 5 W + 1 H (What,
Where, Who, When, Why, +How) atau Apa, Dimana, Siapa, Kapan,
Mengapa, Bagaimana. Jadi intinya, fungsi komunikasi massa sebagai media
pemberi informasi yang berdasarkan fakta.
2.
Hiburan
Dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, fungsi hiburan dalam media
elektronik menduduki posisi yang paling tinggi. Berbeda dengan media cetak
yang menempatkan informasi di posisi teratas. Ditambah lagi masyarakat
menjadikan televisi sebagai sarana media hiburan
3.
Persuasi
Fungsi persuasi tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan.
Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berbentuk
informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi
persuasi.
4.
Transmisi Budaya
Salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas meskipun paling sedikit
dibicarakan adalah transmisi budaya. Sebagai contoh, televisi bukan hanya
merupakan cermin tetapi juga pengikat waktu. Sebagaimana program televisi
atau film yang mempertontonkan tema- tema tabu, merefleksikan perubahan
15
di dalam struktur sosial (perubahandimana televisi bertanggung jawab
terhadap semua sebab itu)
5.
Mendorong Kohesi Sosial
Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Dimana media massa
mendorong masyarakat untuk bersatu. Media massa merangsang masyarakat
untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukanlah keadaan yang baik
bagi kehidupan mereka.
2.2.3 Komponen Komunikasi Massa
(Nurudin, 2007) menjelaskan di dalam komunikasi massa pengirim sering
disebut sebagai sumber (source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang
berjumlah banyak disebut audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau
pembaca. Sementaa itu, saluran dalam komunikasi massa yang dimaksud antara lain
televisi, radio, surat kabar, buku, film, kaset/CD dan juga internet yang juga sering
disebut sebagai media massa. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa, antara
lain:
1.
Komunikator
Komunikator dalam media massa sangat berbeda dengan komunikator dalam
bentuk komunikasi yang lain. Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun lokal,
direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi,
komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga
media massa. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa bukan
individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun ada
orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi perannya oleh aturan kumpulan
orang. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan.
Jadi, apa yang dikerjakan oleh komunikator dalam komunikasi massa itu “atas nama”
lembaga dan bukan atas nama masing-masing individu dalam lembaga tersebut.
Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan. Bukan
semata-mata mencari keuntungan, tetapi orientasi keuntungan menjadi dasar
pembentukan organisasi. Media massa tentu tidak sekadar menyiarkan informasi
semata, tetapi membutuhkan pemasukan bagi kelangsungan hidup lembaga itu
sendiri. Bagaimana mungkin sebuah lembaga media massa akan bisa bertahan
16
sementara orang-orang di dalamnya tidak mendapatkan gaji? Penghasilan ini hanya
bisa didapatkan ketika pemasukan pada media massa tetap ada, dan itu semua bisa
dilakukan kalau lembaga itu berorientasi profit. Dengan demikian, lembaga di sini
bukan lembaga sosial atau lembaga amal. Jadi, organisasi ini selain berusaha
mendapatkan keuntungan, susunannya begitu kompleks dengan banyaknya unsur
yang ada.
2.
Isi
Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam
pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing media melayani masyarakat yang
beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon Hiebert
dkk yang dikutip dari (Nurudin, 2007), isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke
dalam lima kategori yakni :
(1) Berita dan informasi
(2) Analisis dan interpretasi
(3) Pendidikan dan sosialisasi
(4) Hubungan masyarakat dan persuasi
(5) Iklan dan bentuk penjualan lain
(6) Hiburan.
Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media
massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian di
seluruh dunia kepada para audiencenya. Televisi menyediakan laporan terkini
sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai bentuk informasi agar
masyarakat memahami dan lebih tahu. Media cetak tidak hanya memberitakan
dengan bentuk straight news semata, tetapi juga feature, investigative reporting
(laporan investigasi), tajuk rencana, dan ulasan lain. Intinya, media massa
menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Di samping itu, media massa tidak sekadar memberitakan, tetapi juga
mengevaluasi dan menganalisis setiap kejadian tersebut. Melalui keahlian dalam
menginterpretasikan pesan dan fakta-fakta dari lapangan, media massa menyajikan
berita yang mudah untuk dipahami. Media cetak menyediakan interpretasi kejadian
yang mungkin sulit dipahami oleh pembacanya. Media itu memberikan data-data
pendukung yang sangat berguna untuk melakukan interpretasi pesan. Lewat tangan
17
editornya, media cetak membuat tajuk rencana yang berusaha menjelaskan suatu
peristiwa terjadi, meramalkan dan menunjukkan mana yang baik dan mana yang
jelas.
3.
Audience
Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari
jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah.
Masing-masing audience berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpakaian,
berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya.
Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.
Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa setidaktidaknya mempunyai lima karakteristik berikut.
a.
Audience cenderung berisi individu-individu yang
condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial
di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang
mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
b.
Audience cenderung besar. Besar di sini berarti
tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa.
Meskipun begitu, ukuran luas ini sifatnya bisa jadi relatif. Sebab, ada media
tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan. Baik
ribuan maupun jutaan tetapi perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsip. Jadi
tak ada ukuran pasti tentang luasnya audience itu.
c.
Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari
berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberpa media tertentu mempunyai
sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. Majalah yang dikhususkan
untuk kalangan dokter, memang sama secara profesi, tetapi stastus sosial
ekonomi, agama, dan umur tetap berbeda satu sama lain. Pembaca buku ini
juga heterogen sifatnya.
d.
Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal
satu sama lain. Bagaimana mungkin audience bisa mengenal khalayak
televisi yang jumlahnya jutaan? Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan
satu kasus per kasus, tetapi meliputi semua audience. Sebab, bisa saja
sesama audience Trans 7, antar anggota keluarga saling mengenal. Akan
tetapi, saling mengenal disini bukan seperti itu maksudnya.
18
e.
Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator.
Anda berada di Yogyakarta yang sedang menikmati acara stasiun televisi di
Jakarta. Bukankah ia dipisahkan dengan jarak ratusan kilometer? Dapat juga
dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
4.
Feedback (Umpan Balik)
Umpan balik dapat terjadi apabila komunikan dan komunikator bertemu
secara langsung. Umpan balik adalah bahan yang direfleksikan kepada komunikan
setelah melalui proses pertimbangan yang cukup lama sebelum disampaikan. Ada
dua jenis feedback yaitu:
a.
Immediate feedback (umpan balik langsung)
Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan
langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsug.
b.
Delayed feedback (umpan balik tidak langsung)
Umpan balik tidak langsung misalnya bisa ditujukkan dalam letter to the
editor/surat pembaca/pembaca penulis.Dalam rubrik ini biasanya sering kita
lihat koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan media
cetak.Tidak terkecuali dengan kritikan yang ditujukan pada media yang
bersangkutan. Kritikan yang ditujukan pada pihak lain berdasarkan berita
yang pernah dimuat juga merupakan salah satu umpan balik tidak langsung
yang dimaksud.
5.
Gangguan
a.
Gangguan saluran
Gangguan dalam saluran komunikasi massa berupa suatu hal seperti
kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat
kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas di pesawat televisi,
gangguan gelombang radio, baterai yang sudah aus, atau langganan majalah
yang tidak datang. Faktor luar gangguan saluran misalnya sepanjang
menonton acara televisi atau membaca Koran ada dua pasang anak-anak
yang sedang berkelahi. Interupsi orang lain ketika kita membaca majalah,
dering telepon terus-menerus ketika sedang melihat televisi juga termasuk
gangguan.
b.
Gangguan sematik
19
Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata
kalimat.Oleh karena itu, gangguan semantik berarti gangguan yang
berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik adalah gangguan dalam
proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu
sendiri.
c.
Gatekeeper
Gatekeeper merupakan istilah dalam dunia psikologi, namun berkembang
pengertiannya dalam komunikasi massa dapat diartikan sebagai individu
yang memegang peranan penting dalam media massa (baik cetak maupun
elektronik).
d.
Pengatur
Pengatur adalah orang-orang yang ikut dalam proses penyampaian pesan di
media massa secara tidak langsung. Dalam hal ini adalah narasumber dan
pemasang iklan.
e.
Filter
Filter merupakan saringan bagi audience kepada apa yang diberikan oleh
media massa.
2.2.4 Media Massa
Menurut (Ardianto, Komala, & Karlina, 2007) definisi media massa adalah
suatu alat untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada masyarakat (penerima)
yang menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan
televisi, internet dan lain-lain.
Secara lebih spesifik media massa adalah:
“Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam
proses komunikasi massa. Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan
tindakan khalayak. Budaya, sosial, politik dipengaruhi oleh media. Media massa
dikatakan sebagai kebudayaan yang bercerita. Media membentuk opini publik untuk
membawanya pada perubahan yang signifikan” (Ardianto, Komala, & Karlina,
2007).
2.2.4.1 Fungsi Media Massa
Dalam buku Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi,
dijabarkan fungsi-fungsi media massa secara universal (Wardhani, 2008) sebagai
berikut:
1.
Fungsi menyiarkan informasi (to inform). Penyampaian informasi berkaitan
dengan peristiwa, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang
20
lain, apa yang dikatakan orang lain atau special event. Pesan yang informatif
adalah pesan yang bersifat baru (aktual) berupa data, gambar, fakta, opini dan
komentar yang memberikan pemahaman baru atau penambahan wawasan
terhadap sesuatu.
2.
Fungsi mendidik (to educate) Media massa mendidik dengan menyampaikan
pengetahuan dalam bentuk tajuk, artikel, laporan khusus, atau cerita yang
memiliki misi pendidikan. Berfungsi mendidik apabila pesannya dapat
menambah pengembangan intelektual, pembentukan watak, penambahan
keterampilan atau kemahiran bagi khalayaknya serta mampu memecahkan
permasalahan yang dihadapi masyarakat.
3.
Fungsi menghibur (to entertain), yakni memberikan pesan yang bisa
menghilangkan ketegangan pikiran masyarakat dalam bentuk berita, cerita
pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, sinetron, drama, musik, tari,
dan lainnya. Berfungsi menghibur apabila kahlayak bisa terhibur atau dapat
mengurangi ketegangan, kelelahan dan bisa lebih santai.
4.
Fungsi mempengaruhi (to influence). Fungsi mempengaruhi pendapat, pikiran
dan bahkan perilaku masyarakat inilah yang merupakan hal paling penting
dalam kehidupan masyarakat. Karena itulah, media yang memiliki
kemandirian (independent) akan mampu bersuara atau berpendapat, dan
bebas melakukan pengawasan sosial.
2.2.5 Berita
Menurut Fred Wibowo yang dikutip dari penelitian (Khouwry, 2012)
pengertian berita yaitu:
Suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita
(unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media massa secara periodik,
penyajian fakta dan kejadian dalam berita harus bersifat objektif dan dalam liputan
gambar dan kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal–hal yang
sekiranya tidak terlalu membuat shock”.
Fred Wibowo yang dikutip dari karya ilmiah (Khouwry, 2012) menjelaskan
berita terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Berita yang terikat waktu (time Concern), biasa disebut sebagai berita harian
atau berita hangat (The hot news). Isi beritanya bersifat urgent atau memiliki
unsur kesegaran dalam penyampaiannya. Seiring dengan waktu, hot news
21
lebih dikenal dengan Hard news. Hard news lebih mengutamakan kecepatan
dan keakurtan berita, tampilan atau gaya penyampaian tidak terlalu
memperhatikan segi estetika. Hard news (Berita keras) adalah berita yang
mengandung konflik dan memberikan sentuhan–sentuhan emosional serta
melibatkan tokoh–tokoh masyarakat atau orang termasyur. Ada tiga kategori
dalam hard news, berita yang disampaikan harus memiliki High Political
tension, very unusual dan controversial. Ketiga katergori tersebut merupakan
petunjuk bahwa dengan cara penulisan tertentu, berita tersebut dapat
memberikan sentuhan emosi kepada masyarakat.
2. Berita yang tidak terikat waktu (time less) atau yang dikenal dengan berita
berkala. Jenis berita ini memiliki kemungkinan–kemungkinan penyajian
yang lebih lengkap dan mendalam.Sajiannya juga dapat diolah secara lebih
artistik. Biasanya berupa program dokumenter, feature dan magazine. Isi
beritanya disajikan dengan “kemasan” yang menarik dan lebih memiliki
unsur hiburan. Soft News biasanya tidak bersangkutan dengan peristiwa–
peristiwa yang menegangkan atau mencekam. Biasanya berupa berita ringan,
menyenangkan dan human interest.
3. Spot news adalah berita singkat dan penting yang memberikan informasi
mengenai suatu kejadian atau peristiwa, ketika redaktur atau editor merasa
perlu untuk segera menyajikan dan menyiarkan pada kesempatan pertama
sesudah editor menyelesaikan proses editing.
22
2.2.5.1 Karakteristik Berita
Menurut (Brooks, 2007) sedikitnya ada tujuh poin kriteria karakteristik berita:
1.
Audience (penonton/pembaca)
Seperti halnya kepingan salju, tidak ada dua pendengar atau pembaca yang
benar-benar sama. Oleh karena itu sebuah berita mungkin lebih berarti bagi
seseorang daripada yang lainnya. Perlu dipikirkan ketika menulis siapa yang
akan membaca atau mendengar apa yang kita tulis.
2.
Impact (dampak)
Seberapa banyak orang yang terpengaruh berita dan seberapa serius mereka
terpengaruh akan menentukan pentingnya berita. Oleh sebab itulah akibat
dari berita itulah yang mungkin bermafaat.
3.
Proximity (kedekatan)
Biasanya sesuatu kejadian bisa menjadi berita lebih besar jika terjadi di
seputar Anda daripada peristiwa yang jaraknya lebih dari 1000 km dari Anda
sendiri.
4.
Timeliness (ketepatan waktu)
Berita hari ini akan basi pada esok hari. Namun cepatnya laporan berita maka
surat kabar dan majalah lebih mengkonsentrasikan mengenai bagaimana dan
mengapa sesuatu terjadi dan kurang memberi tempat kepada apa yang telah
terjadi.
5.
Prominence (menonjol)
Nama tidak selalu membuat berita. Pertunjukkan rodeo dan lomba memotong
batang kayu mungkun kurang menarik perhatian orang. Namun jika Ronald
Reagan melakukannya maka itu akan menjadi berita. Ia masih berusia 70
tahun dan menjadi Presiden AS.
6.
Unusualness (keunikan)
Hal tidak biasa membuat berita.Pada abad ke-19 ada ungkapan “anjing
menggigit manusia bukan berita tetapi manusia menggigit anjing itulah
berita”.Saat ini resep lama tersebut masih bertuah.
7.
Conflict (konflik)
23
Sebagian besar wartawan menghabiskan banyak waktu untuk meliput konflik
apakah itu perang pertarungan politisi, kejahatan atau olahraga. Konflik
membuat berita menjadi menarik dan keingintahuan orang akan akhir cerita
mendorong orang membaca atau mendengar berita.
2.2.6 Definisi Politik
Menurut artikel melalui website (artikelsiana), definisi politik yaitu:
“Politik berasal dari bahasa yunani yaitu “polis” berarti negara atau kota
dan “teta” berarti urusan. Politik pertama kali digunakan oleh Aristoteles
dimana kata politik pada masa itu Aristoteles menyebut Zoon Politikon. Dari
Zoon Politikon kemudian terus berkembang menjadi polites, politeia,
politika, politikos. “Polites” adalah warganegara. “Politeia” adalah hal-hal
yang berhubungan dengan negara. “politika” adalah pemerintahan negara.
“Politikos”adalah kewarganegaraan, dengan demikian politik berarti
menyangkut dengan urusan negara atau pemerintahan”.
2.2.6.1 Definisi Perilaku Politik
Pengertian perilaku politik adalah perilaku suatu individu atau kelompok
dalam memenuhi hak dan kewajibannya sebagai seorang politik. Perilaku Politik atau
Contoh-contoh perilaku politik adalah sebagai berikut:
1.
Ikut serta dalam pesta politik
2.
Menjalankan hak untuk memilih pimpinan politik
3.
Menjalankan atau mengikuti hak untuk memilih dan mengikuti suatu partai
politik, organisasi masyarakat dan organisasi lainnya
4.
Ikut dalam menentukan atau memilih wakil rakyat/pemimpin
5.
Mengemukakan kritikan atau menurunkan para pelaku politik.
2.2.7 New Media
Istilah media baru (new media) telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah
mencakup seperangkat teknologi komunikasi terapan yang semakin berkembang dan
beragam. Berdasarkan yang dikutip dari (Mc QUail, 2007) editor dari buku
“Handbook of New Media” kesulitan untuk menyebutkan apa saja yang termasuk
dalam ‘media baru’.
Mereka memilih untuk mendefinisikannya dengan cara yang berbeda,
menghubungkan antara teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dengan konteks
social yang berhubungan yang menyatukan tiga elemen: alat dan artefak teknologi;
24
aktifitas, praktik, dan penggunaan; dan tatanan serta organisasi sosial yang terbentuk
di sekeliling alat dan praktik tersebut.
Dalam praktek komunikasi, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok,
organisasi maupun negara, telah banyak yang memanfaatkan new media sebagai
salah sau alat untuk mendukung proses komunikasi. Sama halnya dengan media
cetak dan media elektronik new media pun memiliki kemampuan untuk
menyampaikan informasi kepada target komunikasi (audiens).
Media yang dipertanyakan disini adalah media seperti apa yang dikategorikan
sebagai new media, yang pada akhirnya dapat membedakannya dengan media
lainnya. Mungkin saja para pembaca akan berpikir bahwa new media yang dimaksud
disini adalah media yang memiliki perkembangan dan teknologi generasi terbaru.
Atau bisa saja, produk teknologi yang akan mengeluarkan suatu lini produk terbaru
di tahun yang akan mendatang dengan spesifikasi yang lebih canggih.
(Lister, 2009) mengatakan bahwa new media ini memiliki beberapa
karakteristik.
“New media memiliki enam karakteristik, yakni: digital, interactive,
hypertextual, virtual, network, dan simulated (Lister, 2009:13), Dari keenam
karakteristik di atas, interaktifitas merupakan konsep utama dalam new
media. Interaktifitas ini dapat didefinisikan sebagai: the extent to which
communication reflects back on iself, feed on and responds to the past. (Flew,
2005:13). Jika diartikan interaktivitas adalah level dimana komunikasi
kembali kepada diri kita sendiri serta adanya tanggapan terhadap
komunikasi sebelumnya”.
Interaktifitas dalam konteks new media ini menunjukkan adanya kemampuan
bagi para penggunanya (media) untuk terlibat secara langsung dan mengubah gambar
atau teks yang mereka akses.Dalam hal ini pengguna dari new media ini bukan hanya
menjadi viewer tetapi user.
2.2.8 Kredibilitas
Konsep kredibilitas yang dikemukakan oleh Hovland, Janis dan kelley yang
diterjemahkan oleh (Samsihat, Dewi Herna, 2013) yaitu:
“Teori Kredibilitas sumber (Source Credibility Theory) dalam buku
Communication and Persuasion. Asumsi dasar dari teori ini adalah
menyatakan bahwa seseorang lebih mudah dipersuasi jika sumber-sumber
persuasinya cukup kredibel. Kita biasanya akan lebih percaya dan cenderung
25
menerima dengan baik pesan-pesan yang disampaikan oleh orang yang
memiliki kredibilitas di bidangnya. High credibility had a substantially
greater immediate effect on the audience’s opinions than low credibility
sources”.Sumber dengan kredibilitas tinggi memiliki dampak besar terhadap
opini audiens daripada sumber dengan kredibilitas rendah. Sumber yang
memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap
dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah”.
Menurut Hovland, yang dikutip dari (Samsihat, Dewi Herna, 2013) yaitu:
“Peranan kredibilitas dalam proses penerimaan pesan dengan
mengemukakan bahwa para ahli akan lebih persuasif dibandingkan dengan
bukan ahli. Suatu pesan persuasif akan lebih efektif apabila kita mengetahui
bahwa penyampai pesan adalah orang yang ahli di bidangnya”.
Asumsi epistemologis dari teori ini bahwa Source Credibility Theory adalah
sebuah pendekatan yang mengizinkan setiap individu untuk memberikan
pandangannya masing-masing terhadap suatu objek. Secara nyata teori ini
memberikan penjelasan semakin kredibel sumber maka akan semakin mudah
mempengaruhi cara pandang audiens. Dengan kata lain kredibilitas seseorang
mempunyai peranan yang penting dalam mempersuasi audiens untuk menentukan
pandangannya (Samsihat, Dewi Herna, 2013).
2.2.9 Kepercayaan
Pengertian kepercayaan menurut Mooman dan Rousseau et al yang dikutip
dari sumber http://repository.usu.ac.id/ pada tanggal 20 Agustrus 2015 pukul 16.11
WIB sebagai berikut:
Menurut Mooman pengertian kepercayaan adalah:
“Kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki
keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang
didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang
mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan
pilihan dari orang-orang yang lebih dapat ia percaya daripada yan kurang
dipercayai”
Di sisi lain, Rousseau et al memiliki definisi kepercayaan yaitu:
“Wilayah psikologis yang meruakan perhatian untuk menerima apa adanya
berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain”.
26
2.2.10 Teori Uses and Effect
Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl dan
diterjemahkan oleh (Ardianto, Komala, & Karlina, 2007) yaitu:
“Teori uses and Effect merupakan sintesis antara pendekatan uses and
gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep ‘uses’
(penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari
pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan
penyebabnya akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan
tentang hasil dari suatu proses omunikasi massa. Penggunaan media massa
dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata
menunjuk pada tindakan mempersepsi”.
Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang
lebih komplekas, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk
memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi.
Fokus dari teri ini lebih kepada pengertian yang kedua. Dalam uses and gratification,
penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu
sedangkan dalam uses and effects theory kebutuhan hanyalah salah satu dari faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya penggunaan media. Asumsi dasar teori dan uraian teori ini lebih
menekankan bagaimana penggunaan media menghasilkan banyak efek terhadap
suatu individu.
(Ardianto, Komala, & Karlina, 2007) juga menjelaskan hasil dari sebuah
proses komunikasi massa dan beberapa kaitannya dengan penggunaan media akan
membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara
penggunaan dan hasilnya dapat disajikan dalam beberapa bentuk yang berbeda,
yaitu:
1. Penggunaan media hanya dianggap berperan sebagai perantara, dan hasil dari
prosesnya dinamakan efek.
2. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah, atau mengurangi
aktifitas lainnya.
3. Penggunaan media dapat melakukan dua proses secara serempak dan akan
menerima efek dan konsekuensi
2.2.11 Dependency Theory
Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach yang dikutip oleh (Morissan,
Wardhani, & Hamid, 2010) mengemukakan gagasan mereka mengenai teori
27
ketergantungan (Dependency Theory) yang membahas mengenai kekuatan media
massa dalam mempengaruhi khalayak audien karena adanya sifat ketergantungan
audien terhadap isi media massa. Mereka menjelaskan asumsi teori ketergantungan
sebagai berikut:
“Pengaruh media ditentukan oleh hubungan antara sistem sosial yang lebih
luas, peran media dalam sistem tersebut dan hubungan khalayak dengan
media. Dengan demikian, menurut De Fleur dan Rokeach, ketergantungan
audien terhadap media bersifat integral, yang mencakup tiga pihak, yaitu
media, audien dan sistem sosial yang melingkupinya”.
Menurut Sandjaja yang dikutip dari penelitian (Hidayat, 2012) dari hubungan
ketiga komponen tersebut kita dapat melihat efek tersebut dalam rumusan:
1.
Efek kognitif, berhubungan dengan pemikiran atau penalaran, sehingga
khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya
bingung menjadi merasa jelas.
2.
Efek afektif, berkaitan dengan perasaan. Akibat dari menonton televisi,
membaca tabloid atau majalah dan mendengar radio, timbul perasaan tertentu
pada khalayak.
3.
Efek behavioral, bersangkutan dengan niat, upaya, tekad, dan usaha yang
cenderung menjadi suatu keinginan atau tindakan. Efek behavioural tidak
langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului
oleh efek kognitif dan afektif.
Rokeach dan De Fleur mengemukakan dua faktor yang menentukan
ketergantungan seorang terhadap media. Pertama, seseorang akan lebih tergantung
pada media yang dapat memenuhi sejumlah kebutuhannya sekaligus dibandingkan
dengan media yang hanya mampu memenuhi beberapa kebutuhan saja. Kedua,
perubahan sosial dan konflik yang terjadi di masyarakat dapat menyebabkan
perubahan pada institusi, kepercayaan dan kegiatan yang sudah mapan.Situasi sosial
yang bergejolak (perang, bencana, kerusuhan, dan lain-lain) dapat menimbulkan
perubahan pada konsumsi media, misalnya orang menjadi lebih tergantung pada
media untuk mendapatkan informasi atau berita. Pada situasi sosial yang stabil,
kebutuhan media juga akan berubah, dimana orang lebih menyukai program hiburan
(Morissan, Wardhani, & Hamid, 2010)
28
2.3 Kerangka Pemikiran
Variabel (X)
Variabel (Y)
Pemberitaan 100 hari Kerja
Pemeritah Joko Widodo di
www.metrotvnews.com
Karakteristik Berita
•
-
Tingkat Kredibilitas
Joko Widodo
•
Efek kognitif
Audience
•
Efek afektif
(penonton/pembaca)
•
Efek behavioural
-
Impact (dampak)
-
Proximity (kedekatan)
(Sanjaja dikutip dari
-
Timeliness (ketepatan
(Hidayat, 2012)
waktu)
-
Prominence (menonjol)
-
Unusualness
(keunikan)
-
Conflict (konflik)
(Brooks, 2007)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Download