Title of Paper (14 pt Bold, Times, Title case)

advertisement
74
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.7, Desember 2014, 74-84
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure Terhadap Earning
Response Coeficient (ERC)
(Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Hamdani Arifulsyah 1, Kamaliah 2, Zulbahridar 3
1
Politeknik Caltex Riau
Program Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas Riau
3
Program Pascasarjana Magister Akuntansi Universitas Riau
2
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah CSR disclosure berpengaruh terhadap Earning
Response Coefficient (ERC). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda.Sampel yang digunakan adalah sebanyak 133 perusahaan yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa CSR disclosure
tidak terbukti berpengaruh terhadap ERC. Hal ini mengindikasikan bahwa investor cenderung melihat
return jangka pendek, yang bisa dilihat dari selisih harga pasar saham dalam jangka pendek. Tapi
dengan adanya variabel pengendali seperti leverage, ukuran perusahaan dan persistensi laba, terbukti
CSR disclosure berpengaruh terhadap ERC. Jadi dengan memasukkan ke-tiga variabel pengendali
tersebut, mengubah hasil yang sebelumnya tidak berpengaruh menjadi berpengaruh. Karena dengan
memasukkan ketiga variabel pengendali ini, pengaruh CSR disclosure terhadap ERC dibuat lebih spesifik
dan terarah, sehingga mengubah keputusan investor akan pentingnya memperhatikan tanggungjawab
sosial perusahaan dan leverage, ukuran perusahaan dan persistensi labanya sehingga bisa meningkatkan
return yang diterima oleh para investor. Kemudian dalam penelitian ini juga dilihat apakah terdapat
perbedaan ERC dan perbedaan CSR disclosure terhadap ERC untuk perusahaan yang diteliti, dimana
penjelasannya dibuat dalam bentuk deskriptif.
Kata kunci : ERC dan CSR disclosure.
Abstract
The purpose of this study was to determine whether CSR disclosure effect on Earning Response
Coefficient (ERC). The analytical tool used in this study is multiple regression. Sample used is as many as
133 companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2012. Based on the results of the research
found that CSR disclosure has not effect on the ERC. This indicates that investors are likely to see shortterm returns, which can be seen from the difference between the market price of the stock in the short
term. But included of control variables such as leverage, firm size and earnings persistence, CSR
disclosure has affects the ERC. So by incorporating all three control variables, the change does not affect
previous results to be affected. Because included these three control variables, the effect of CSR
disclosure to the ERC made more specific, thus changing the decision of investors will pay attention to
the importance of corporate social responsibility and leverage, firm size and earning persistence so that
it can increase the returns received by investors. Later in this study also see whether there are differences
ERC and there are differences CSR disclosure to the ERC for the studied company, which is made in the
form of a descriptive explanation.
Keywords: Lease Recording, Capital Lease, Financial Report.
1.
Pendahuluan
Salah satu arahan yang terpenting dalam penelitian empiris untuk akuntansi keuangan adalah
dengan mengidentifikasi dan menjelaskan respon pasar secara diferensial terhadap informasi
laba, atau yang biasa disebut dengan Earning Response Coeficient (ERC) menurut [9]Scott.
Seterusnya Scott mendefinisikan ERC sebagai berikut: An earnings response coefficient
measures the extent of a security’s abnormal market return in response to the unexpected
component of reported earnings of the firm issuing that security. Jadi ERC adalah ukuran
besaran abnormal return suatu saham sebagai respon terhadap komponen laba abnormal
(unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut .
Hamdani Arifulsyah, Kamaliah, dan Zulbahridar
75
ERC adalah kredibilitas dan kualitas laba pada suatu perusahaan, oleh karena itu informasi
tesebut akan dapat berpengaruh bagi investor dalam pengambilan suatu keputusan untuk
berinvestasi di perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh [1] Bartov, yang meneliti
ERC untuk sampel perusahaan besar dengan periode 15 tahun, dari tahun 1984 s/d 1998,
menggunakan enam pendekatan metodologi, hasilnya dengan menggunakan kombinasi enam
pendekatan ini, akan meningkatkan ERC. Hasil penelitian empiris mengenai hubungan antara
returns dengan earnings menunjukkan bahwa meskipun informasi laba digunakan oleh
investor, tetapi kegunaan dari informasi laba tersebut bagi investor sangat terbatas [4] Lev. Hal
ini ditunjukkan dengan lemahnya dan tidak stabilnya korelasi antara return saham dan laba,
dan juga rendahnya kontribusi laba untuk memprediksi harga dan return saham. Dalam
tulisannya, Lev menyarankan agar penelitian pasar modal menguji peranan dari pengukuran
dalam penilaian aset, baik menyangkut aspek yang positif maupun yang normatif. Lev juga
menyarankan agar penelitian lebih ditujukan pada pemahaman investor atas informasi yang
terkandung dalam laporan laporan tahunan perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis akan
mencoba memasukkan salah satu informasi penting dalam laporan tahunan perusahaan, yaitu
memasukkan variabel pengungkapan informasi tanggungjawab sosial (Corporate Social
Responsibilities disclosure, selanjutnya disingkat CSR disclosure). Penulis tertarik memasukkan
variabel ini karena CSR disclosure itu sendiri merupakan komitmen dari bisnis/perusahaan
untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,
seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan
masyarakat luas ( World Business Council on Sustainable Development). Survey global yang
dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan
investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR disclosure sebagai pertimbangan utama
dalam pengambilan keputusan (Warta Ekonomi, 2006).
Dalam melihat pengaruh CSR disclosure terhadap ERC ini, Sudah banyak diteliti, yaitu [7]
Sayekti & Wondab, Hasilnya adalah pengujian empiris atas sampel tersebut menunjukkan
bahwa tingkat pengungkapan informasi CSR berpengaruh negatif terhadap besarnya ERC.
Kemudian [5] Pradipta & Purwaningsih, Hasilnya adalah menunjukkan bahwa luas
pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan berpengaruh negatif terhadap
ERC. Berikutnya oleh [6] Restuti & Nathaniel, mengemukakan bahwa CSR disclosure tidak
berpengaruh terhadap ERC. Untuk menetralkan pengaruh yang dapat mengganggu hubungan
antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen), maka diperlukan suatu
variabel pengendali, dimana dalam penelitian ini yang menjadi variabel pengendalinya adalah
leverage, ukuran perusahaan dan persistensi laba.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah CSR disclosure berpengaruh terhadap ERC untuk empat sektor industri, yaitu
agriculture, forestry and fishing; animal feed and husbandry; mining and mining service;
dan manufacturing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012?
2. Apakah terdapat perbedaan ERC untuk empat sektor industri, yaitu agriculture, forestry
and fishing; animal feed and husbandry; mining and mining service; dan manufacturing
(diwakili oleh food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012?
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh CSR disclosure terhadap ERC untuk empat sektor
industri, yaitu agriculture, forestry and fishing; animal feed and husbandry; mining and
mining service; dan manufacturing (diwakili oleh food and beverages) yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012?
2.
ERC
Landasan Teoritis
76
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure Terhadap...
ERC merupakan pengaruh laba abnormal (unexpected earnings) terhadap CAR, yang
ditunjukkan melalui slope coeficient dalam regresi abnormal return saham dengan unexpected
earnings. Hal ini menunjukkan bahwa ERC adalah reaksi CAR terhadap laba yang diumumkan
oleh perusahaan. Ada beberapa hal yang menyebabkan respon pasar yang berbeda-beda
terhadap laba yaitu beta, struktur modal, kualitas laba, kesempatan bertumbuh, informasi harga .
Berikut penjelasan dari masing-masing hal tersebut :
1. Beta
Sebelum melakukan pembelian portofolio, para investor harus mempertimbangkan
seberapa besar resiko (beta) yang akan mereka tempuh sehubungan dengan return yang
akan diperoleh
2. Struktur modal
Dalam disebutkan bahwa struktur modal itu diwakili oleh leverage, dimana perusahaan
yang high leverage, maka ERC nya juga akan lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan yang rendah leverage nya. Istilah leverage biasanya dipergunakan untuk
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aset atau dana yang
mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan
bagi pemilik perusahaan. Dengan memperbesar tingkat leverage, maka hal ini berarti
tingkat ketidakpastian dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tapi pada
saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh.
3. Kualitas laba
Dalam dimensi lain tentang kualitas laba, terdapat konsep yang disebut dengan persistensi
laba, dimana Persistensi laba adalah properti laba yang menjelaskan kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang.
Persistensi laba sering kali dikategorikan sebagai salah satu pengukuran kualitas laba
karena persistensi laba mengandung unsur predictive value sehingga dapat digunakan oleh
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi kejadian-kejadian di masa lalu, sekarang
dan masa depan. Predictive Value dalah salah satu komponen relevansi selain feedback
value dan timelines. Persistensi laba adalah revisi laba yang diharapkan dimasa mendatang
(expected future earnings) yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan sehingga
persistensi laba dapat dilihat dari inovasi laba tahun berjalan yang dihubungkan dengan
perubahan harga saham.
4. Kesempatan bertumbuh
Laba yang diperoleh sekarang bisa merupakan dasar untuk prospek pertumbuhan
perusahaan di masa depan, dan karenanya ERC bisa lebih tinggi. Ketika laporan keuangan
disajikan, laba bersih mungkin tidak dapat menjadi patokan dalam pertumbuhan
perusahaan dimasa depan. Diperkirakan laba sekarang mengungkapkan profitabilitas yang
tinggi untuk beberapa proyek investasi perusahaan. Hal ini mengindikasikan kepada pasar
bahwa perusahaan akan berusaha membuat pertumbuhan yang kuat di masa depan.
5. Informasi harga (the informativeness of price)
Harga pasar merupakan sebagain informasi mengenai perusahaan, atau bisa dikatakan
bahwa harga adalah informasi mengenai laba. Proksi untuk informasi dari harga ini adalah
ukuran perusahaan (firm size) (Scott, 2009). Ukuran perusahaan merupakan skala yang
menentukan besar atau kecilnya perusahaan. Tolok ukur yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan antara lain total penjualan, rata-rata tingkat penjualan, dan total
aktiva.
CSR disclosure
Berdasarkan World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) sebuah
asosiasi global yang bergerak dalam bidang pengembangan berkelanjutan menyatakan bahwa
tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan suatu komitmen berkelanjutan dunia usaha
untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi
komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup
pekerja beserta seluruh keluarga.Sedangkan Indonesia CSR Award mendefinisikan CSR sebagai
komitmen dan upaya perusahaan yang beroperasi secara legal dan etis, untuk meminimalkan
Hamdani Arifulsyah, Kamaliah, dan Zulbahridar
77
risiko kehadiran perusahaan, berkontribusi terhadap pembangunan sosial, ekonomi dan
lingkungan serta pembangunan berkelanjutan guna meningkatkan kualitas hidup pemangku
kepentingan
(www.csr.cfcdcenter.or.id/csr-award/dasar-pemikiran-indonesian-csr-awards,
2011). Secara umum tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dapat didefinisikan
sebagai komitmen perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi, legal, etis, dan
sukarela terhadap dampak-dampak aktivitas perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan
serta secara terus-menerus melakukan upaya-upaya untuk menghindari dampak negatif aktivitas
perusahaan terhadap stakeholder perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial dan
lingkungan perusahaan tercantum dalam [11] Undang-undang RI No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas tahun 2007 ayat 66 (2c) tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan
perusahaan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam
laporan tahunan. Berdasarkan peraturan undang-undang tersebut, maka pengungkapan
tanggung jawab sosial dan lingkungan bersifat wajib bagi seluruh perusahaan. Manfaat dari
CSR disclosure menurut [3] Kotler & Lee adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan penjualan dan market share
Dengan adanya CSR, berarti peduli akan kelestarian lingkungan dan masyarakat sekitarnya,
sehingga masyarakat (customer) merasa nyaman dengan keberadaan perusahaan, dan bisa
meningkatkan penjualan.
2. Memperkuat brand positioning
Ada kepedulian terhadap masyarakat sekitar, seperti ada perusahaan mengadakan kerjasama
terhadap organisasi non profit untuk suatu franchise, dimana memberikan bebas biaya
standar franchise, kepada organisasi itu, sehingga masyarakat luas lebih mengenal akan
produk perusahaan sehingga bisa memperkuat brand positioningnya.
3. Meningkatkan citra dan pengaruh perusahaan
Dengan peduli terhadap lingkungan dan masyarakat, berarti bisa menjadi reputasi yang kuat
di masyarakat, dan bisa juga dalam bentuk memberika peluang kerja yang luas di
masyarakat.
4. Meningkatkan kemampuan untuk merekrut, memotivasi dan mempertahankan karyawan.
Setiap perusahaan harus mempunyai program yang jelas dalam meningkatkan kesejahteraan
karyawan, seperti insentif, kenaikan gaji, promosi, dsb.
5. Menurunkan biaya operasi
Tindakan perusahaan bisa dalam bentuk pembuangan sampah/limbah industri secara tepat,
daur ulang bahan yang tidak dipakai, yang secara ekonomisnya bisa mengurangi biaya
operasi perusahaan.
6. Memberikan informasi kepada investor dan analis keuangan.
Apabila suatu perusahaan peduli akan lingkungannya, maka itu akan menyangkut
keberlanjutan perusahaan itu, yang akan menarik minat investor atau calon investor untuk
berinvestasi.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teoritis dan penelitian-penelitian yang telah diuraikan, maka dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1: CSR disclosure berpengaruh terhadap ERC, untuk empat sektor industri, yaitu agriculture,
forestry and fishing; animal feed and husbandry; mining and mining service; dan
manufacturing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012
H2: Terdapat perbedaan ERC untuk empat sektor industri, yaitu agriculture, forestry and
fishing; animal feed and husbandry; mining and mining service; dan manufacturing
(diwakili oleh food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012.
H3 : Terdapat perbedaan pengaruh CSR disclosure terhadap ERC untuk empat sektor industri,
yaitu agriculture, forestry and fishing; animal feed and husbandry; mining and mining
service; dan manufacturing (diwakili oleh food and beverages) yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2012.
78
3.
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure Terhadap...
Metode Penelitian
Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan listed di Bursa Efek Indonesia untuk
tahun 2012, dimana jumlahnya adalah 478 perusahaan. Dari jumlah populasi tersebut, dilakukan
teknik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling, berarti teknik pengambilan sampel
dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sunyoto, 2010), dimana kriterianya adalah sebagai
berikut :
1. perusahaan yang menyampaikan laporan tahunan 2012 dan datanya di publish di website
(www.idx.co.id) untuk semua perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia. Dari total
populasi 478 perusahaan, yang menyampaikan laporan tahunan di website tersebut hanya
431 perusahaan.
2. Untuk menilai CSR disclosure ke dalam tujuh kriteria, maka penelitian ini hanya fokus
pada perusahaan sektor industri yang memanfaatkan sumber daya alam sebagai bahan baku
industrinya, sehingga dipersempit lagi menjadi empat sektor, yaitu agriculture, forestry
and fishing; animal feed and husbandry; mining and mining service; dan manufacturing,
dimana jumlahnya menjadi 165 perusahaan.
3. Karena penelitian ini ada variabel pengendali yaitu persistensi laba yang membutuhkan
laporan keuangan untuk lima tahun sebelumnya (2007-2011), dari total 165 perusahaan
tersebut, yang memiliki hanya 142 perusahaan. Dari 142 perusahaan tersebut, satu
perusahaan dibuang dari penelitian karena memiliki persistensi laba yang ekstrim (jauh
melebihi dari persistensi laba perusahaan yang lain), sehingga jumlahnya menjadi 141
perusahaan.
4. Dari 141 perusahaan tersebut, ada delapan perusahaan yang tidak melakukan transaksi
saham pada tanggal yang diteliti, yaitu 31 Desember 2011 dan 31 Maret 2013, sehingga
jumlahnya menjadi 133 perusahaan.
Untuk melakukan uji beda, khusus untuk sektor manufacturing, sampel yang diambil hanya
bidang food and beverages, karena jumlah perusahaan terbanyak dibandingkan dengan bidang
yang lain, yaitu sebanyak 19 perusahaan. Jadi total sampel untuk melakukan uji beda ini adalah
69 perusahaan.
Defenisi Dan Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (terikat) nya adalah ERC, sementara
variabel independen (bebas) nya adalah CSR disclosure. Dalam penelitian ini juga ada variabel
pengendali, yaitu, leverage, ukuran perusahaan dan persistensi laba. Defenisi operasional dan
pengukuran untuk variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1. ERC
Dalam menghitung ERC, berarti kita harus melihat pengaruh antara Cumulative
Abnormal Return (CAR) dengan Unexpected Earning (UE). melakukan pengujian mengenai
“optimal window” dengan melakukan regresi perubahan laba tahunan terhadap return dengan
window dua tahun. Dalam penelitiannya, menemukan bahwa yang paling optimal adalah
perhitungan return dengan jangka waktu 15 bulan. [11] Collins et al tidak memberikan
penjelasan baik yang bersifat teoritis maupun insitutional mengenai hal ini.
CAR dihitung secara harian untuk periode 15 bulan, yaitu dari tanggal 1 Januari 2012
sampai 31 Maret 2013. Pengukuran abnormal return dalam penelitian ini menggunakan
market-adjusted model yang mengasumsikan bahwa pengukuran expected return saham
perusahaan yang terbaik adalah return indeks pasar (Pincus, 1993, dalam Berikut adalah rumus
untuk menghitung abnormal return:
Hamdani Arifulsyah, Kamaliah, dan Zulbahridar
79
Keterangan :
ARit = Abnormal return untuk perusahaan i pada hari ke-t
Rit = Return harian perusahaan i pada hari ke-t
Rm = Return indeks pasar pada hari ke-t
Pit = Harga saham perusahaan i pada waktu t
Pit-1 = Harga sahamperusahaan i pada waktu t-1
IHSGt = Indeks hrga saham gabungan pada waktu t
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada waktu t-1
Selanjutnya, perhitungan CAR untuk masing-masing perusahaan adalah merupakan
kumulasi abnormal return dari masing-masing perusahaan tersebut selama periode 15 bulan.
Selanjutnya setelah ditentukan CAR nya, barulah diregresikan dengan UE. variabel UE dihitung
sebagai perubahan dari laba per saham perusahaan sebelum posluar biasa tahun sekarang
dikurangi dengan laba per saham perusahaan sebelum pos luar biasa tahun sebelumnya, dan
diskalakan dengan harga per lembar saham pada akhir periode sebelumnya. Jadi, dalam
penelitian ini variabel UE dihitung dari laba per saham tahun 2012 dikurangi dengan laba per
saham perusahaan tahun 2011, dan dibagi dengan laba per lembar saham pada tahun 2011 .
Berikut adalah rumusnya :
Keterangan :
UEit
: Unexpected earnings perusahaan i pada periode (tahun) t
EPSit : Laba per lembar saham perusahaan i pada periode (tahun) t
EPSit-1 : Laba per lembar saham perusahaan i pad aperiode (tahun) sebelumnya.
2. CSR disclosure
Variabel independen dalam penelitian ini adalah CSR disclosure dalam annual report
perusahaan atau CSR disclosure Indeks (CSRI). Mengacu pada penelitian (Sayekti &
Wondabio, 2007), maka pengukuran variabel CSRI menggunakan index seperti yang
dikemukakan oleh [2] Hackston & Milne. Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya
menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi
nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap
item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan.
Rumus
perhitungan CSRI adalah sebagai berikut: [13] Haniffa.
Keterangan :
CSRij = CSR indeks perusahaan j
Nj =
Jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 78
Xij = dummy variable; 1= jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan
3. Leverage
Istilah leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan
untuk menggunakan aset atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or
funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan. Dengan
memperbesar tingkat leverage, maka hal ini berarti tingkat ketidakpastian dari return yang
akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan
80
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure Terhadap...
memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage bisa saja berbeda-beda
antar perusahaan yang satu dengan yang lain atau dari satu periode ke periode lainnya
dalam satu perusahaan, tapi semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi resiko
yang dihadapi serta semakin besar tingkat return atau penghasilan yang diharapkan.
Karena dalam penelitian ini berhubungan dengan keputusan investor dalam berinvestasi
saham, maka leverage yang digunakan adalah financial leverage, dimana biasanya diukur
dengan menggunakan rasio DER (Debt to Equity Ratio) [10] Syamsuddin.
4.
5.
Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan skala yang menentukan besar atau kecilnya perusahaan.
Tolok ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan antara lain total penjualan,
rata-rata tingkat penjualan, dan total aktiva. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya
terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah
(medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Ukuran perusahaan ini didasarkan
pada total aset perusahaan. Pengelompokkan perusahaan atas dasar skala operasi (besar
atau kecil) dapat dipakai oleh investor sebagai salah satu variabel dalam menentukan
keputusan investasi. Semakin besar ukuran perusahaan maka sumber informasi
perusahaan tersedia semakin luas dan mudah diakses oleh publik. Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Pradipta & Purwaningsih, 2011), bahwa menentukan ukuran
perusahaan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan logaritma natural dari total
aset perusahaan.
Persistensi laba
Dalam dimensi lain tentang kualitas laba, terdapat konsep yang disebut dengan persistensi
laba, dimana Persistensi laba adalah properti laba yang menjelaskan kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang
(Scott, 2009). Persistensi laba akuntansi diukur menggunakan koefisien regresi antara
laba akuntansi periode sekarang dengan laba akuntansi periode yang lalu. Skala data
yang digunakan adalah rasio, dengan rumus : [8] Romasari.
Keterangan :
Eit = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i pada tahun t.
Eit-1 = Laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i sebelum tahun t
β0 = Konstanta
β1 = Persistensi laba akuntansi
Apabila persistensi laba akuntansi (β1) > 1 hal ini menunjukkan bahwa laba
perusahaan adalah high persisten. Apabila persistensi laba (β1) > 0 hal ini
menunjukkan bahwa laba perusahaan tersebut persisten. Sebaliknya, persistensi laba
(β1) ≤ 0 berarti laba perusahaan fluktuatif dan tidak persisten.
Persamaan Regresi
Adapun persamaan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Model 1 (tanpa variabel pengendali) :
Model 2 (dengan variabel pengendali) :
Keterangan :
CAR
: Cummulative Abnormal Return harian selama periode 15 bulan mulai 1
Januari 2012 s/d 31 Maret 2013.
Hamdani Arifulsyah, Kamaliah, dan Zulbahridar
81
UE
: Unexpected earnings perusahaan yang dihitung dengan menggunakan asumsi
ramdom walk, (laba tahun 2012 dikurangi dengan laba tahun 2011), dan
diskalakan dengan harga saham perusahaan awal perode.
CSRI
: Corporate Social Responsibility Index (mengukur jenis CSR yang
diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunannya.
L
: Leverage, Rasio dari jumlah modal yang digunakan dalam transaksi
untuk uang jaminan yang diperlukan (margin)
PL
: Persistensi laba, yang diukur dari slope regresi atas perbedaan laba saat
ini dengan laba sebelumnya
UP
: Ukuran perusahaan, Variabel yang diukur dengan log natural total aset.
UE*CSRI
: Interaksi dari variabel UE dan CSRI
UE*L
: Interaksi dari variabel UE dan Leverage
UE*PL
: Interaksi dari variabel UE dan persistensi laba
UE*UP
: Interaksi dari variabel UE dan ukuran perusahaan
4. Pembahasan
Statistik Deskriptif
Deskripsi keseluruhan variabel penelitian yang mencakup nilai rata-rata, maksimum, minimum
dan standar deviasi adalah seperti terlihat dalam tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Deskripsi Statistik variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N
UE
CSRIJ
L
UP
UE_CSR
UE_L
UE_UP
CAR
PL
UE_PL
Valid N (listwise)
Sumber : output SPSS
Minimum Maximum
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
133
-177.68
.15
-35.39
24.71
-57.23
-145.08
-4715.95
-1.13
-6.32
-159.60
Mean
262.50
-.4319
.94
.5804
24.48
1.1853
33.63 28.4547
198.56
.6809
94.50
-.9268
7462.90 -10.0701
8.80
.2159
11.87
.2921
118.81
.4054
Std. Deviation
30.10052
.19629
4.13329
1.66009
18.81562
19.13200
841.36585
1.27307
1.33461
20.13822
Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan tabel normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual. Berdasarkan hasil pengujian, data adalah berdistribus
normal.
Uji Asumsi Klasik
Untuk uji asumsi klasik, yang terdiri dari : Uji Autokorelasi, Heteroskedastisitas Dan
Multikolinearitas tidak ada masalah, sehingga penelitian bisa diteruskan ke tahap pengujian
hipotesis.
Pengujian Hipotesis
Hasil uji regresi antara CSR disclosure terhadap ERC, tanpa variabel pengendali dan dengan
variabel pengendali ditunjukkan dibawah ini :
Tabel 2
Hasil Pengujian regresi tanpa variabel pengendali
82
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure Terhadap...
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
1.171
.342
UE
-.009
.009
-1.589
t
Sig.
3.421
.001
-.223
-1.080
.282
.555
-.245
-2.864
.005
.014
.014
.213
1.037
.302
lag_car
-.190
a. Dependent Variable: CAR
.084
-.189
-2.252
.026
CSRIJ
UE_CSRIJ
Tabel 3
Hasil Pengujian regresi dengan variabel pengendali
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
(Constan
t)
4.530
1.496
UE
-.007
.007
CSRIJ
-.233
L
UP
Beta
t
Sig.
3.027
.003
-.158
-.899
.371
.489
-.036
-.476
.635
-.032
.023
-.104
-1.404
.163
-.150
.056
-.196
-2.672
.009
.035
.012
.518
2.937
.004
-.011
.008
-.163
-1.436
.154
PL
.444
.072
.465
6.202
.000
UE_PL
.025
.007
.390
3.421
.001
lag
-.161
a. Dependent Variable: CAR
.065
-.161
-2.484
.014
UE_CSR
UE_L
Pengaruh CSR disclosure terhadap ERC
Berdasarkan tabel 2 yang menguji pengaruh CSR disclosure tehadap ERC (tanpa variabel
pengendali), terlihat bahwa variabel UE_CSRIJ (interaksi variabel UE dengan variabel CSRIJ),
menunjukkan nilai signifikansi 0,302, diatas 0,05, yang berarti hipotesis Ha ditolak, sehingga
CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap ERC. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Restuti & Nathaniel, 2012) dan (Kartadjumena, 2010) yang menyatakan bahwa
CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap ERC. Hal ini mengindikasikan bahwa investor
cenderung melihat return jangka pendek, yang bisa dilihat dari selisih harga pasar saham dalam
jangka pendek. Sementara berdasarkan tabel 3, dengan memasukkan variabel pengendali yaitu
leverage, ukuran perusahaan dan persistensi laba, terlihat bahwa pengaruh CSR disclosure
terhadap ERC mempunyai tingkat signifikansi 0,004, atau sig. < 0,05, mengindikasikan bahwa
diterima Ha, dimana adanya pengaruh positif antara CSR disclosure terhadap ERC. Jadi dengan
memasukkan tiga variabel pengendali yaitu leverage, ukuran perusahaan dan persistensi laba,
mengubah hasil yang sebelumnya tidak berpengaruh menjadi berpengaruh. Karena dengan
memasukkan ketiga variabel pengendali ini, pengaruh CSR disclosure terhadap ERC dibuat
Hamdani Arifulsyah, Kamaliah, dan Zulbahridar
83
lebih spesifik dan terarah, sehingga mengubah keputusan investor akan pentingnya
memperhatikan tanggungjawab sosial perusahaan dan memperhatikan leverage, ukuran
perusahaan dan persistensi labanya sehingga bisa meningkatkan return yang diterima oleh para
investor.
Pengaruh variabel pengendali (leverage) terhadap ERC
Pada tabel 3 terlihat bahwa pengaruh leverage terhadap ERC (UE_L terhadap CAR) mempunyai
tingkat signifikansi 0,154, atau sig. > 0,05, berarti ditolak Ha, sehingga leverage tidak
mempunyai pengaruh terhadap ERC. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Paramita, 2012), yang juga menyebutkan bahwa rasio leverage (proksinya adalah debt to equity
ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC. Dari tabel statistik deskriptif, terlihat bahwa
interaksi antara UE dengan leverage (UE_L) mempunyai nilai rata-rata -0,9268. Hal ini bisa
menunjukkan bahwa semakin besar kewajiban yang dimiliki perusahaan untuk menutupi
modalnya, bukan jaminan dapat meningkatkan labanya, bahkan bisa menurunkan labanya, atau
bahkan bisa menderita kerugian. Dan kalau kita lihat kondisi CAR, dimana nilai rata-ratanya
sebesar 0,2159, mengindikasikan abnormal return yang diterima oleh investor bernilai positif,
atau bisa dikatakan cukup baik. Untuk titik maksimumnya, ada perusahaan yang mencapai
angka 8,80, walaupun untuk nilai minimumnya masih ada perusahaan yang berada di titik 1,13. Jadi dapat disimpulkan walaupun interaksi antara UE_L menunjukkan angka yang minus,
tapi tidak mengubah keputusan investor untuk tetap brinvestasi, terbukti CAR menunjukkan
nilai rata-rata yang positif, sehingga variabel pengendali leverage tidak berpengaruh terhadap
ERC.
Pengaruh variabel pengendali (persistensi laba ) terhadap ERC
Pada tabel 3 terlihat bahwa pengaruh persistensi laba terhadap ERC (UE_PL terhadap CAR)
mempunyai tingkat signifikansi 0,01, atau sig. < 0,05, berarti diterima Ha, sehingga persistensi
laba mempunyai pengaruh terhadap ERC. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Ardilla, 2012) yang menyebutkan bahwa persistensi laba berpengaruh terhadap
ERC. Kalau dilihat dari statistik deskriptif, interaksi antara variabel UE_persistensi laba,
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 0,4054, menunjukkan nilainya masih dikatakan persisten.
Dan titik maksimumnya berada di titik 118,81 (sangat persisten), walaupun titik minimumnya
masih ada yang berada pada angka -159,60 (tidak persisten). Hal ini mengindikasikan bahwa
dengan nilai rata-rata interaksi antara UE_persistensi laba menunjukkan kondisi yang persisten,
maka dikatakan kemampuan perusahaan itu untuk mempertahankan laba sangat saat ini dan
laba dimasa yang akan datang adalah persisten, sehingga para investor akan melihat prospek
yang bagus, karena kemungkinan return yang akan diperoleh juga akan semakin tinggi, hal ini
membuktikan variabel pengendali persistensi laba mempunyai pengaruh yang positif terhadap
ERC.Sementara untuk variabel UE_UP, tidak dimasukkan didalam pengujian oleh program
SPSS karena dianggap variabel tersebut dapat merusak model regresi yang ada atau variabel
tersebut sudah diwakili oleh variabel independen lainnya.
4.
Kesimpulan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kalau tanpa variabel pengendali, CSR disclosure tidak terbukti berpengaruh terhadap ERC.
2. Kalau dengan variabel pengendali leverage, ukuran perusahaan dan persistensi laba,
terbukti CSR disclosure berpengaruh terhadap ERC.
3. Variabel pengendali leverage, terbukti tidak berpengaruh terhadap ERC.
4. Variabel pengendali persistensi laba, terbukti mempunyai berpengaruh terhadap ERC.
5. Variabel pengendali ukuran perusahaan tidak bisa dinterpretasikan, karena berada dalam
posisi excluded variablel (dikeluarkan dari persamaan regresi).
6. Untuk uji beda ERC, dilakukan secara deskriptif.
84
7.
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure Terhadap...
Untuk uji beda pengaruh CSR disclosure terhadap ERC, juga dilakukan secara deskriptif.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat ditarik beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan
periode pengamatan yang lebih lama sehingga akan memberikan kemungkinan yang lebih
besar untuk memperoleh kondisi yang sebenarnya serta menambah jumlah sampel.
2. Untuk uji beda ERC dan pengaruh CSR disclosure terhadap ERC, bagi peneliti selanjutnya
sebaiknya menggunakan jumlah data lebih dari lima, agar bisa dilakukan uji statistik
beberapa sampel independen, sehingga interpretasinya bisa lebih baik.
Daftar Pustaka
[1] Bartov, L. (2001). Returns-earnings Regressions: An Integrated approach. Presented at city
University-Hongkong, and at the Prudential's Fifteenth Annual Quantitative Research
Conference.
[2] Hackston, D., & Milne, M. J. (1996). Some Determinants Of Social and Enviromental
Disclosures in New Zealand Companies. Accounting, AUditing, and Accountability
Journal. Vol 9 No. 1 1996. , pp. 77-108.
[3] Kotler, P., & Lee, n. (2005). Corporate social responsibility, doing the most good for your
copany and your cause. Canada: John Wiley & Sons Inc.
[4] Lev, B. (1989). On The Usefulness Of earnings and earnings Research. Journal of
Accounting Research: Vol. 27, pp. 153-192.
[5] Pradipta, D. A., & Purwaningsih, A. (2011). Pengaruh Luas Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Dan Lingkungan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (Erc),
Dengan Ukuran Perusahaan Dan Leverage Sebagai Variabel Kontrol. Universitas
Atmajaya Yogyakarta.
[6] Restuti, M. M., & Nathaniel, C. (2012). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Earning Response Coefficient. Jurnal Dinamika Manajemen,
JDM Vol. 3, No. 1, 2012, , pp: 40-48.
[7] Sayekti, Y., & Wondabio, L. S. (2007). Pengaruh CSR Disclosure Terhadap earning
Response Coeficient (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek
indonesia). SNA X .
[8] Romasari, S. (2013). Pengaruh Persistensi Laba, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan
Alokasi Pajak Antar Periode Terhadap Kualitas Laba. tesis , Universitas Negeri Padang.
[9] Scott, W. R. (2009). Financial Accounting Theory. Scarborough, Ontario.
[10] Syamsuddin, L. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
[11] Undang-undang RI No. 40 tahun 2007.
Download