BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Dalam perusahaan-perusahaan yang lebih progresif pemasaran mencakup upaya yang kontinyu untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan para konsumen dan pengembangan produk-produk baru melalui modifikasi produk-produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para konsumen tersebut. Pemasaran di pandang sebagai suatu teknologi yang sangat besar dan terus semakin membahayakan, mendorong orang untuk membeli sesuatu, dan menyebabkan mereka tidak menginginkan sesuatu atau karena hal-hal tertentu berakibat buruk bagi orang-orang tersebut. Menurut Kotler (2009) pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial yang memenuhi kebutuhannya dengan cara yang menguntungkan. Sedangkan manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Pemasaranlah yang dapat menentukan posisi suatu produk dengan melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para pemasar sehingga harapan konsumen dapat terpenuhi dan terpuaskan sehingga mereka akan tetap datang keesokan harinya untuk membeli suatu produk. Pemasar melakukan kegiatan seperti promosi, mempertahankan merek, menetapkan harga, publisitas, penelitian pasar, membuat strategi dan sebagainya (Usmara 2008). Sedangkan menurut Handoko (2008) manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang di tuju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. 2.2 Customer Relationship Management (CRM) 2.2.1 Pengertian Customer Relationship Management (CRM) Banyaknya perusahaan bermaksud mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan para pelanggan mereka. Menurut Kotler and Keller (2007) CRM merupakan proses mengelola informasi rinci tentang masing-masing pelanggan dan secara cermat mengelola semua titik sentuhan pelanggan demi memaksimalkan kesetiaan pelanggan. CRM memungkinkan perusahaan memberikan layanan pelanggan yang unggul saat di minta melalui penggunaan yang efektif atas informasi laporan individual. Berdasarkan yang mereka ketahui tentang setiap pelanggan bernilai, perusahaan dapat menyelaraskan tawaran pasar, layanan, program, pesan dan media. CRM penting karena pendorong utama dari profitabilitas perusahaan. Sedangkan menurut Tjiptono (2007) menyatakan bahwa dampak terbesar CRM adalah pada terciptanya pelanggan yang loyal dan peningkatan Brand Saliance, yang berkontribusi pada peningkatan Share-Of-Marketing dan ShareOf-Customer. CRM adalah suatu filosofi yang menciptakan suatu revolusi mengenai bagaimana bisnis dilakukan di seluruh bagian perusahaan yang menggambarkan suatu strategi yang menempatkan konsumen di jantung perusahaan (Patricia and Wlliam, 2005). CRM sebenarnya hanyalah suatu sarana untuk membentuk hubungan perusahaan dengan konsumen, CRM mengakui bahwa setiap konsumen adalah individu-individu yang memiliki kebutuhan, aspirasi dan keinginan karena dengan mengakui konsumen sebagai individu, suatu perusahaan dapat mulai memperlakukan konsumen dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, perusahaan tidak hanya sekedar membuat atau menawarkan produk, melainkan perusahaan harus mencari apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan. Perusahaan yang ingin berkembang haruslah memuaskan para pelanggannya. Sementara menurut Temporal dan Trott dalam Siahaan (2008) menyatakan bahwa CRM adalah kolaborasi dengan setiap konsumen untuk menciptakan situasi win-win dengan meningkatkan nilai kehidupan pelanggan agar menjadi loyal. 2.2.2 Dasar-Dasar Customer Relationship Management (CRM) Peppers dan Rogers dalam Kotler (2007) membuat kerangka kerja empat langkah untuk pemasaran sebagai berikut : a. Mengidentifikasi calon dan pelanggan Pertahankan, dan galilah basis data pelanggan yang kaya dengan informasi yang berasal dari semua saluran dan titik sentuh pelanggan. b. Mengidentifikasi pelanggan Berdasarkan kebutuhan dan nilai berekan untuk perusahaan hendaknya mengeluarkan lebih banyak upaya pada pelanggan mereka yang paling bernilai. c. Berinteraksi dengan pelanggan Untuk membangun relasi yang lebih kuat perusahaan hendaknya merumuskan tawaran yang di sesuaikan, yang di komunikasikan dengan cara yang di personalisasikan. d. Sesuaikan produk, layanan, dan pesan Dengan kebutuhan masing-masing pelanggan, perusahaan selalu berinteraksi dengan pelanggan melalui fasilitas pusat kontak perusahaan dan situs web. 2.2.3 Tujuan Customer Relationship Management (CRM) Tujuan customer relationship management menurut Hamidin (2008) adalah sebagai berikut : a. Mengenali pelanggan terbaik dan mempercayainya dengan meningkatkan pemahaman perusahaan akan kebutuhan mereka sebagai individu, memenuhi harapan mereka terhadap perusahaan. b. Menciptakan keunggulan kompetitif secara terus-menerus dibandingkan perusahaan pesaing. c. Memperkenalkan saluran proses dan prosedur yang konsisten dan dapat di tiru. d. Dengan perkembangan saluran komunikasi bagi pelanggan, maka semakin banyak karyawan yang terlibat dalam transaksi penjualan, sehingga perusahaan harus mengikuti konsistensi proses dan prosedural. e. Menghasilkan value baru untuk customer dan meningkatkan kesetiaan pelanggan kepada perusahaan. Tujuan CRM menurut Gautama (2005) adalah menggunakan hubungan yang sudah ada anatara perusahaan dengan pelanggan untuk meningkatkan laba perusahaan. Hal ini berarti sudut pandang yang lebih luas kepada pelanggan dalam memaksimalkan hubungan pelanggan dengan perusahaan untuk melakukan up-selling dan cross-selling, yang pada waktu bersamaan juga meningkatkan keuntungan perusahaan melalui identifikasi, penarikan dan pemeliharaan pelanggan terbaik. Sedangkan menurut Buttle (2004) tujuan CRM adalah sebagai berikut : a. Memperoleh pelanggan atau segmen pasar yang telah di bidik dengan tepat. b. Perawatan dan pengembangan pelanggan atau segmen pasar yang signifikan secara strategis. c. Pengembangan dan penyampaian informasi secara terus menerus dengan nilai yang unggul di mata pelanggan sasaran. 2.2.4 Manfaat Customer Relationship Management (CRM) Manfaat CRM menurut Gautama (2005) antara lain: a. Mendorong loyalitas pelanggan Aplikasi CRM memungkinkan perusahaan untuk mendayagunakan informasi dari semua titik kontak dengan pelanggan, baik via web, call center, ataupun lewat staf pemasaran dan pelayanan di perusahaan. Konsistensi dan aksepsibilitas informasi ini memungkinkan penjualan dan pelayanan yang lebih baik dengan berbagai informasi pentig mengenai pelanggan itu. b. Mengurangi biaya Dengan kemampuan swalayan dalam penjualan dan pelayanan pelanggan, ada biaya yang bisa dikurangi. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi web. Aplikasi CRM juga memungkinkan penjualan atau pelayanan dengan biaya lebih murah dalam sebuah program pemasaran yang spesifik dan terfokus, tertuju ke pelanggan yang tetap. c. Meningkatkan efisiensi operasional Otomasi penjualan dan proses layanan dapat mengurangi resiko turunnya kualitas pelayanan dan mengurangi beban cash flow, penggunaan teknologi web dan call center akan mengurangi hambatan birokrasi dan biaya serta proses administratif yang mungkin timbul. d. Peningkatan time to market Aplikasi CRM memungkinkan perusahaan-perusahaan membawa produk ke pasar dengan lebih cepat dengan informasi pelanggan yang lebih baik. Dengan kemampuan penjualan di web, maka hambatan, geografis, sampai kesediaan sumber data untuk mempercapat penjualan produk tersebut. 2.2.5 Tahapan CRM Menurut Kalakota dan Robinson dalam Gautama (2005) menyatakan bahwa terdapat tiga tahapan CRM, yaitu: a. Memperoleh pelanggan baru Dengan perusahaan mempromosikan keunggulan produk atau jasa dalam hal inovasi serta memberikan kemudahan bagi pelanggan, karena nilai suatu produk atau jasa bagi pelanggan adalah produk yang berkualitas baik dan serta di dukung dengan layanan yang memuaskan sehingga akan menarik pelanggan baru. b. Meningkatkan keuntungan yang di peroleh dari pelangan yang sudah ada Dengan mendorong terciptanya produk dan jasa komplemen dan penjualan produk dan jasa yang lebih baik maka terjadi kesetiaan pelanggan terhadap produk dan jasa yang di tawarkan sehingga akan meningkatkan keuntungan untuk perusahaan. c. Mempertahankan pelanggan yang memberi keuntungan Fokus perusahaan saat ini adalah bagaimana mempertahankan pelanggan yang sudah ada, yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan daripada memikirkan cara bagaimana mendapatkan pelanggan baru yang belum tentu menguntungkan perusahaan. 2.2.6 Dimensi Customer Relationship Management (CRM) Menurut Kalokata dan Robinson dalam Gautama (2005) menyatakan bahwa terdapat aspek utama CRM yang saling terkait yaitu : a. Manusia (people) dalam hal ini adalah karyawan sebagai pelaksana CRM. Di dalam dimensi ini faktor yang harus diperhatikan seperti keramahan dan lain sebagainya. b. Proses (process) yaitu sistem dan prosedur yang membantu manusia untuk lebih mengenal dan menjalin hubungan dekat dengan pelanggan. c. Teknologi (technology) dalam hal ini teknologi digunakan untuk lebih membantu mempercepat dan mengoptimalkan faktor manusia dan proses bisnis dalam aktivitas pengelolaan kerelasian dengan pelanggan. 2.3 Kepuasan Pelanggan 2.3.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan masih merupakan konsep yang sangat relevan. Logika sederhana dari para pelaku bisnis adalah bahwa apabila pelanggannya puas, pastilah akan terjadi sesuatu yang lebih baik untuk bisnis mereka di masa mendatang. Kepuasan akan mempengaruhi kinerja keuangan setiap perusahaan. Menurut Irawan (2008) mengemukakan bahwa, kepuasan pelanggan adalah pelanggan yang akan berbagi kepuasan dengan produsen atau menyedia jasa. Bahkan, pelanggan yang puas akan berbagi rasa dan pengalaman dengan pelanggan lain. Ini akan menjadi referensi bagi perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, baik pelanggan maupun produsen akan sama-sama di untungkan apabila kepuasan terjadi. Sedangkan menurut Saladin (2006) Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya dan Kepuasan pembeli akan bergantung kepada kinerja karyawan. Harapan pelanggan dapat bersumber dari berbagai hal, seperti dari pengalaman pembelian sebelumnya, teman, dan informasi pasar. Menurut Kotler (2007) jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas. Sedangkan menurut Butlle (2004) kepuasan pelanggan adalah respon berupa perasaan puas yang timbul karena pengalaman mengonsumsi suatu produk atau layanan. Kepuasan akan meningkat karena informasi yang mendalam tentang konsumen membuat perusahaan lebih memahami mereka sehingga meningkatkan pula nilai konsumen dimata perusahaan. 2.3.2 Alat-alat untuk mengukur kepuasaan pelanggan Ada beberapa alat untuk mengukur kepuasaan pelanggan menurut Kotler dalam buku Tjiptono (2007) antara lain : a. Sistem keluhan dan saran Organisasi yang berpusat pada pelanggan memudahkan pelanggan untuk mengajukan saran dan keluhannya. b. Survey kepuasan pelanggan Perusahaan yang responsif akan mengukur kepuasan pelanggan secara langsung dengan menjalankan survey secara periodik, karena saat mengumpulkan data kepuasan pelanggan sangat bermanfaat jika kesempatan tersebut dipakai untuk mengukur keinginan pelanggan untuk membeli kembali dan mengukur kemungkinan atau keinginan untuk merekomendasikan perusahaan atau produk ke orang lain. c. Belanja misterius Perusahaan dapat membayar orang-orang untuk bertindak menjadi calon pembeli untuk melaporkan mengenai titik-titik lemah yang mereka alami saat membeli produk pelanggan dan pesaing. Mereka yang menjadi juru belanja misterius ini bahkan bisa menguji bagaimana personil penjualan perusahaan menangani berbagai situasi. d. Analisis hilangnya pelanggan Perusahaan seharusnya menghubungi pelanggan yang telah berhenti membeli atau beralih ke pemasok atau perusahaan lain untuk belajar mengapa hal ini terjadi. Bukan saja melakukan wawancara saat pelanggan mulai berhenti membeli, melainkan juga memantau tingkat hilangnya pelanggan. 2.3.3 Faktor Pendorong Kepuasan Pelanggan Beberapa faktor-faktor pendorong kepuasan pelanggan menurut Irawan (2008) sebagai berikut: a. Kualitas produk Merupakan dimensi yang global dan paling tidak ada enam elemen dari kualitas produk yaitu performance, durability, feature, consistency dan design. Pelanggan akan merasa puas membeli dan mengunakan produk tersebut, jika kualitas produknya baik. b. Harga Merupakan komponen yang penting dalam kontribusi terhadap kepuasan yang relatif besar untuk konsumen. c. Service Quality Merupakan hal yang mempunyai lima dimensi untuk dapat membuat konsumen puas yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible. d. Emosional faktor Relatif penting karena rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses, bagian dari kelompok orang penting merupakan contoh emosional value yang mendasari kepuasan pelanggan. e. Memberikan kemudahan untuk mendapatkan produk dan jasa karena dengan memberikan kemudahan pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman, dan efisiensi dalam mendapatkam produk atau pelayanan. 2.4 Loyalitas Pelanggan 2.4.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan, mempertahakan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka. Pelanggan yang loyal akan mengurangi usaha perusahaan mencari pelanggan baru, memberikan umpan balik positif kepada oganisasi, karena pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk berpindah merek, harga, serta akan membeli lebih sering produk atau jasa yang di tawarkan perusahaan. Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun waktu tertentu. Menurut Griffin dalam Hurriyati (2008) bahwa loyalitas pelanggan lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih. 2.4.2 Tahapan Pembeli Menjadi Pelanggan Loyal Berikut ini ada beberapa tahapan bagi perusahaan untuk megubah pembeli menjadi pelanggan yang loyal menurut Griffin (2005) sebagai berikut: a. Tahap satu Suspect (tersangka) adalah orang yang mungkin membeli produk atau jasa anda. Kita menyebutnya tersangka karena kita percaya, atau “menyangka” mereka akan membeli, tetapi kita masih belum cukup yakin. b. Tahap dua Prospek adalah orang yang membutuhkan produk atau jasa anda dan memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospek belum membeli, namun mungkin ia telah mendengar anda, membaca tentang anda atau ada seseorang yang merekomendasikan anda kepadanya. Prospek mungkin tahu siapa anda, di mana anda, dan apa yang anda jual, tetapi mereka masih belum membeli dari anda. c. Tahap tiga Prospek yang dikualifikasi. Prospek yang di diskualifikasi adalah prospek yang telah cukup anda pelajari untuk mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan atau tidak memiliki kemampuan membeli produk anda. d. Tahap empat Pelanggan pertama, yaitu orang yag telah membeli dari anda satu kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan pelanggan anda dan sekaligus juga pesaing anda. e. Tahap lima Pelanggan berulang, yaitu orang-orang yang telah membeli dari anda dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali atau membeli dua produk atau jasa yang berbeda pada dua kesempatan atau lebih. f. Tahap enam Yaitu Klien, membeli apapun yang anda jual dan yang dapat ia gunakan. Orang ini membeli secara teratur. Anda memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut dengan klien ini, karena menjadikan kebal terhadap tarikan pesaing. g. Tahap tujuh Penganjur (advocate), seperti klien pendukung membeli apa pun yang anda jual dan dapat ia gunakan serta teratur. Tetapi, pengajur juga mendorong orang lain untuk membeli dari anda. Ia membicarakan anda, melakukan pemasaran bagi anda, dan membawa pelanggan kepada anda. h. Tahap delapan Partner merupakan tahapan terakhir dimana perusahaan bersama pelanggan secara aktif melakukan kerjasama yang saling menguntungkan. 2.4.3 Teori Pendekatan Loyalitas Pelanggan Menurut Kotler (2007) ada tiga pendekatan yang umum untuk membangun kesetiaan pelanggan, yaitu a. Menambahkan Manfaat Finansial Ada dua manfaat finansial yang bisa ditawarkan perusahaan yaitu program frekuensi dan program klub pemasaran. Program frekuensi dirancang untuk memberikan prnghargaan bagi pelanggan yang sering membeli dan dalam jumlah yang cukup banyak. Pemasaran frekuensi adalah pengakuan bahwa pelanggan suatu perusahaan bisa saja merupakan sumber pendapatan mereka. b. Menambahkan Manfaat Sosial Perusahaan berusaha meningkatkan keterikatan sosial pelanggan dengan cara melakukan individual dan personalisasi hubungan dengan pelanggan. c. Menambahkan Ikatan Struktural Perusahaan mungkin memasok pelanggan dengan peralatan khusus atau hubungan dengan komputer yang membantu pelanggan untuk mengelola pesanan, penggajian dan persedian. 2.4.4 Jenis-jenis Loyalitas Empat jenis loyalitas yang berbeda muncul bila keterikatan rendah dan tinggi di klasifikasi-silang dengan pola pembelian ulang yang rendah dan tinggi menurut Griffin (2005), sebagai berikut: a. Tanpa Loyalitas Untuk berbagai alasan, beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Secara umum, perusahaan harus menghindari membidik para pembeli jenis ini karena mereka tidak akan pernah menjadi pelanggan yang loyal b. Loyalitas yang Lemah Keterkaitan yang rendah di gabung dengan pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah. Pelanggan ini membeli karena kebiasaan lain, dengan kata lain faktor situasi merupakan alasan utama membeli. Loyalitas jenis ini paling umum terjadi pada produk yang sering dibeli. c. Loyalitas Tersembunyi Tingkat keterkaitan yang relatif tinggi di gabung dengan tingkat pembelian berulang yang rendah menujukkan loyalitas tersembunyi (latent loyalty). Bila pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh situasi yang menentukan pembelian berulang. d. Loyalitas Premium Jenis loyalitas ini yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila tingkat keterkaitan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih di sukai untuk semua pelanggan di setiap perusahaan. Pada tingkat keterkaitan paling tinggi tersebut, orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga. 2.4.5 Cara meningkatkan loyalitas pelanggan Menurut Kotler dan Keller (2009) ada beberapa cara untuk meningkatkan loyalitas pelanggan yaitu: a. Berinteraksi Dengan Pelanggan Mendengarkan pelanggan merupakan hal pentimg dalam CRM. Serta sebisa mungkin memandang masalah dari sisi pelanggan, dan memahami sudut pandang mereka. b. Mengembangkan Program Loyalitas Program loyalitas yang dapat di kembangkan oleh perusahaan adalah program frekuensi dan program keanggotan klub. Program frekuensi digunakan untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan yang sering membeli produk dalam jumlah besar. Sedangkan progam keanggotaan klub di gunakan untuk konsumen yang berminat atau bersedia menjadi anggota klub tersebut. c. Mempersonalisasikan Pemasaran Personal perusahaan dapat menciptakan ikatan yang kuat dengan pelanggan melalui personalisasi hubungan. Perusahaan menggunakan email, situs web, pusat panggilan, database serta perangkat lunak database untuk mengembangkan kontak antara perusahaan dengan pelanggan. 2.4.6 Dimensi Loyalitas Pelanggan Ada beberapa dimensi loyalitas pelanggan menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2008) yaitu: a. Membicarakan hal-hal positif kualitas produk atau jasa kepada orang lain b. Merekomendasikan jasa perusahaan kepada orang lain c. Mendorong teman untuk berbisnis dengan perusahaan tersebut d. Mempertimbangkan perusahaan sebagai pilihan pertama dalam menggunakan produk atau jasa tersebut. Sedangkan menurut Griffin (2005) pelanggan yang loyal adalah orang yang: a. Melakukan pembelian berulang secara teratur b. Membeli antarlini produk dan jasa c. Mereferensikan kepada orang lain d. Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. 2.5 Pengaruh Customer Relationship Management Terhadap Loyalitas Konsep CRM berfungsi sebagai unsur penting dalam strategi mempertahankan konsumen. Konsep tersebut merupakan implementasi dari falsafah orientasi kepada pelanggan yang memungkinkan perusahaan mempertahankan pelanggan melalui loyalitas dan komitmen yang diperoleh dari pelanggan. Dengan kata lain, merupakan upaya pengenalan kepada setiap pelanggan secara lebih dekat, menciptakan komunikasi dua arah dengan konsumen dan mengelola hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dengan perusahaan (Lupiyoadi dan Hamdani 2008). Kehilangan pelanggan yang menguntungkan dapat sangat mempengaruhi laba perusahaan karena biaya menarik pelanggan baru di perkirakan lima kali lipat biaya mempertahankan pelanggan lama. Kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan adanya program CRM. Dengan program CRM perusahaan berfokus pada program untuk mempertahankan pelanggan dan memenuhi kebutuhan individual pelanggan tersebut. Pemasaran dengan menggunakan database CRM paling sering digunakan oleh pemasar bisnis atau penyedia jasa (hotel, bank, restoran, perusahaan asuransi, perusahaan retailer, dan maskapai penerbangan) yang baisanya mengumpulkan banyak data pelanggan dengan mudah (Kotler dan Keller, 2009). 2.6 Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas pelanggan Kepuasan konsumen merupakan modal bagi perusahaan dalam pembentukan loyalitas pelanggan. Dimana kepuasan konsumen merupakan hal yang sangat berharga bagi perusahaan dalam meningkatkan profabilitas perusahaan. Kepuasan konsumen sangat mempengaruhi loyalitas karena dengan adanya kepuasan yang baik maka konsumen akan melakukan pembelian secara berulang-ulang. Apabila kepuasan telah di dapatkan maka konsumen percaya dan berkomitmen dalam pembelian untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian hubungan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan tersebut di gambarkan garis lurus dan searah, yang artinya dengan perusahaan meningkatkan kepuasan kepada pelanggan maka loyalitas pelanggan juga akan meningkat, tetapi apabila perusahaan menurunkan kepuasan maka secara otomatis loyalitas pelanggan juga akan menurun. Jadi dalam hal ini kepuasan pelanggan merupakan penyebab terjadinya loyalitas pelanggan sehingga kepuasan pelanggan sangat mempengaruhi loyalitas pelanggan. 2.7 Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) dan Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan CRM dapat dijalankan karena sistem ini dapat meningkatkan performa bisnis perusahaan dengan cara meningkatkan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya menumbuhkan kesetiaan pelanggan. Dengan di terapkannya CRM di setiap perusahaan di harapkan akan memberikan kemudahan untuk pelanggan sehingga akan memberikan kepuasan kepada pelanggan dan menciptakan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Kepuasan Konsumen Memahami tuntutan konsumen Memenuhi harapan konsumen Mewujudkan nilai konsumen Kesetiaan Pelanggan Perilaku Loyal Sikap loyal Performa Bisnis Peningkatan pemasukan Saham konsumen Customer tenure Gambar 2.1 Kepuasan dan Kesetiaan pelanggan serta performa bisnis (Buttle, 2004). Model tersebut menunjukan logika yang sangat meyakinkan dan dijuluki satisfaction-profit chain. Dengan variabel-variabel yang dapat mendorong CRM dengan kolerasi masing-masing mata rantai yaitu kepuasan konsumen, kesetiaan konsumen dan performa bisnis. Varibel-variabel tersebut yang akan mendorong CRM. 2.8 Penelitian Terdahulu No Peneliti 1. Dewi Triahard i (2012) Aulia (2010) 2. 3. Berlian Delima (2012) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul yang Diteliti Metode analisis Pengaruh CRM Analisis terhadap kepuasan regresi pelanggan PT. CLS linier SYSTEM sederhana Pengaruh CRM Analisis terhadap tingkat koefisien loyalitas nasabah korelasi deposito BANK determinasi BUKOPIN Capem dan uji S. Parman hipotesis Analisa pengaruh Analisis kualitas pelayanan regresi jasa dan kepuasan linear pelanggan terhadap berganda loyalitas pelanggan JAVANA SPA Hasil Terdapat pengaruh yang signifikan dari customer relationship terhadap kepuasan pelanggan. Customer relationship management terbukti terselenggara dengan baik dalam mempengaruhi loyalitas. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kualitas jasa berpengaruh kepada kepuasan pelanggan dan kepuasan pelanggan menjadi mediator antara kualitas jasa dengan loyalitas pelanggan. 2.9 Kerangka Pemikiran Customer Relationship Management H1 Loyalitas Pelanggan X1 Kepuasan Pelanggan H2 X2 H3 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber : Konsep yang dikembangkan dalam penelitian.