DIKTAT AKUNTANSI DASAR BAB I PENGANTAR 1.1 Defenisi Akuntansi Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, peringkasan, pelaporan dan penafsiran transaksi yang menghasilkan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang membutuhkan Menurut American Accounting Assosiation adalah : “………….proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Menurut AICPA (American Institute Of Certified Public Accountants) : Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai mata uang. Tujuan utama akuntasi adalah menyajiakan informasi ekonomi (economic informasi) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 1.2 Manfaat Informasi Akuntansi Informasi akuntansi digunakan oleh pelbagai pengguna (users) dengan masing-masing kepentingannya, antara lain : 1. Pemilik dan Calon Pemilik (Investor) Memerlukan informasi untuk mengetahui hak-haknya yang akan diperoleh dari hasil operasi perusahaan dan dengan demikian dia dapat juga memutuskan untuk menambah modal yang ditanamkan atau menariknya. 2. Kreditor Informasi Akuntasi dapat digunakan untuk mengambil keputusan diberi atau tidaknya kredit yang diajukan oleh debitor serta berapa jumlah kredit yang daoat diberikan kepadanya. 3. Pemerintah Membutuhkan informasi keuangan dalam menevaluasi pajak dan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi peraturan-peratutan yang berlaku atau tidak, misalnya sehubungan dengan upah minimum regional yang berlaku. 4. Karyawan/Federasi Buruh Membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan kontrak-kontrak kerja, satau keputusan-keputusan lain yang diperlukan. 5. Manager Perusahaan. Untuk melakukan evaluasi hasil operasi yang telah dilakukan dalam satu periode, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan stategik. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 1 DIKTAT AKUNTANSI DASAR 1.3 Bidang-bidang Akuntansi 1 Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) yaitu bidang yang berkaitan dengan akuntansi suatu unit secara keseluruhan. Dimana berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak diluar perusahaan. 2. Akuntansi Perpajakan(Tax Accounting) yaitu bidang yang mencakup penyusunan surat pemberitahuan pajak untuk pihak-pihak diluar perusahaan 3. Akuntansi Pemerintahan (Auditing) yaitu bidang yang menyangkut suatu pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi secara bebas. 4. Akuntansi Anggaran (Budget Accounting) yaitu bidang yang berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangja waktu tertentu dimasa mendatang serta analisa dan pengontrolannya 5. Akuntansi Manajemen (Management Acconting) yaitu bidang yang mengolah hal-hal khusus yang dihadapi para manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi 6. Akuntansi Pemerintahan (Government Acconting) yaitu bidang yang khusus mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintah 7. Akuntansi Biaya(Cost Accounting) yaitu bidang yang menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya 8. Sistem Informasi Akuntansi 1.4 Lapangan Pekerjaan Akuntansi: Sesuai dengan jasa-jasa akuntas yang diberikan pada masyarakat, akuntasi dapat dibedakan : • Akuntansi Perseorangan (Private Accounting) Akuntasi perseorangan adalah bidang spesialisasi yang digeluti oleh akuntan-akuntan yang bekerja pada perusahaan-perusahaan tertentu. Akuntan yang bekerja dalam bidang ini disebut Akuntan Intern. Ada beberapa jasa yang diberikan oleh akuntan-akuntan tersebut, antara lain : STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 2 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Controller Controller adalah seorang kepala bagian akuntansi dari suatu perusahaan tertentu. Adapun dari controller adalah mengawasi semua kegiatan dari organisasi yang bersangkutan. Cost Accountant Cost accountant adalah akuntan yang berspesialisai mengelola data biaya produksi. Adapun tugas dari akuntan ini ialah meyeleksi, memproses, dan melaporkan data biaya produksi. Internel Auditor Internal auditor adalah akuntan yang berkewajiban untuk menyelidiki dan menilai akuntasi dari perusahaan tempat ia bekerja. Internal auditor akan memeriksa catatan akuntasi dan apabila diperlukan dapat mengusulkan perubahan system akuntansi perusahaan yang bersangkutan.Selain itu internal auditor berkewajiban untuk membawa pihak-pihak pengelola perusahaan dalam pengambilan keputusan-keputusan. Tax Specialist Tax specialist adalah akuntan yang berkewajiban untuk mempersiapkan pelaporan pajak bagi perusahaan tempat ia bekerja. • Akuntansi Publik (Publik Accounting) Adalah bidang akuntansi yang dikerjakan oleh akuntan publik.Akuntan publik adalah akuntan yang mendapat sertifikat dari pemerintah untuk berprofesi sebagai akuntan publik. Gelar akuntan peblik selain dicapai dengan pendidikan formal, juga harus dilalui dengan praktek keahlian seperti yang ditetapkan. • Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting) Akuntan yang bertugas untuk membantu pembuatan peraturan-peraturan pajak, memeriksa dan memyelidiki pelaporan pajak dan membuat rancangan system untuk organisasi yang bersangkutan. • Akuntansi Pendidikan (Accounting Education) Bidang akuntansi yang digeluti oleh para akuntan yang mengajar di lembaga-lembaga pendidikan, seperti universitas,akademi, dan lain-lain. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 3 DIKTAT AKUNTANSI DASAR BAB II UNIT USAHA & ANALISIS TRANSAKSI 2.1 Pengertian Perusahaan Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh laba. Namun demikian, banyak juga kegiatan produksi yang tidak bertujuan mencari laba, misalnya yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain. Hasil suatu produksi dapat berupa barang atau jasa. 2.2 Jenis-jenis Perusahaan Apabila didasarkan atas kegiatan utama yang dijalankan, secara garis besar jenis perusahaan dapat digolongkan : 1. Perusahaan Jasa Perusahaan jasa adlah perusahaan yang kegiatannya menjual jasa. Contoh dari perusaaan semacam ini adalah kantor akuntan, pengacara, tukang cukur, dan lain-lain. 2. Perusahaan Dagang Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya memebeli barang jadi dan menjual kembali tanpa melekukan pengolahan lagi.Contohnya adalah dealer, toko-toko kelontong, toko serba ada, dan lain-lain. 3. Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufactur adalah perusahaan yang kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjualbahan jadi tersebut.Contohnya pabrik sepatu, pabrik roti, dan lain-lain. 2.3 Bentuk Perusahaan Bila dilihat dari sudut Yuridis Ekonomis, bentuk-bentuk perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Usaha Perseorangan Ialah setiap bentuk usaha yang tanggung jawabnya pada pribadi seorang. Seluruh kekayaan/modal perusahaan adalah milik pribadi orang tersebut dan ia bertanggung jawab kepada pihak lain dengan seluruh kekayaan pribadinya. 2. Usaha Persekutuan Dengan Firma Suatu bentuk persekutuan usaha yang didikan oleh beberapa orang dengana menggunakan nama bersama. Persekutuan ini ini akan memperoleh modal dari orang-orang yang bergabung di dalam persekutuan.Tiap-tiap oarng yang menjadi anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya jawab sepenuhnya terhadap seluruh hutang kepada pihak ketiga. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 4 DIKTAT AKUNTANSI DASAR 3. Usaha Persekutuan Komanditer (CV=Commanditaire Vennootschap) Bentuk ini hampir sama dengan firma, hanya didalamnya terdapat sekutu-sekutu yang memimpin (sekutu komplementer) dan sekutu-sekutu yang mempercayakan modalnya (sekutu komanditer). Sekutu komanditer bertanggungjawab kepada sekutu-sekutu komplementer hanya sebesar kekayaan (modal) yang dipercayakan kepada persekutuan komanditer. 4. Perseroan Terbatas (PT) Perseroan terbatas adalah badan hukum, yaitu badang yang mempunyai kekayaan, hak, serta kewajiban sendiri yang terpisah dari pemilik. Pemilik PT adalah para pemegang saham, dan tanggungjawab terhadap pihak ketiga hanya terbatas sebesar modal sahamnya. 5. Koperasi Adalah suatu perkumpulan yang kenggotaannya bersifat murni pribadi dan tidak dapat dialihkan. Di dalam koperasi tidak ada modal permanen, karena anggotanya dapat bergantiganti.Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok, wajib, dan sukarela yang diperoleh dari anggota-anggotanya. 2.4 Persamaan Akuntansi Persamaan Akuntansi adalah media pencatatan transaksi dalam bentuk tabelaris. Dimana masing-masing rekening memiliki hubungan fungsional yang didasari konsep kesatuan usaha yang mengharuskan adanya pertanggungjawaban yang berarti kekayaan perusahaan harus selalu ditunjukkan yang sebenarnya. Macam-macam rekening : 1. Assets (Aktiva) adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang menjadi sumber daya bagi perusahaan untuk mengelola usaha 2. Liabilities (Kewajiban) adalah sumber pembelanjaan yang berasal dari kreditur 3. Capital (Modal) adalah sumber pembelanjaan yang berasal dari pemilik 4. Revenue (Pendapatan) adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan atas barang atau jasa yang dijual. 5. Expenses (Beban) adalah penurunan dalam modal pemilik yang biasanya karena pengeluaran uang tunai atau pemakaian perlengkapan yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan Bentuk persamaan dasar akuntansi secara sederhana adalah sebagai berikut: ASSETS = LIABILITIES + CAPITAL ATAU HARTA = KEKAYAAN + MODAL STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 5 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Transaksi dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan yang menyangkut ketiga unsur pokok persamaan akuntansi. Jadi dapat dikatakan bahwa transaksi adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang mengakibatkan adanya perubahan atau pergeseran Harta, utang dan modal. Contoh : Berikut ini akan diberikan contoh-contoh penerapan transaksi kedalam persamaan-persamaan akuntansi : 1. Nona Indira menyerahkan uang tunai sebesar Rp 15.000.000 kedalam perusahaan yang baru ia dirikan dengan nama Indira Net 2. “Indira Net” membeli peralatan untuk kegiatan operasional perusahaan seharga Rp 10.000.000 secara tunai. 3. Pada bulan yang sama “Indira Net membeli benang jahit,benang obras dan perlengkapan lainnya seharga Rp 200.000 yang akan dilunasinya dalam waktu dekat. 4. Pada bulan yang sama perusahaan dapat melunasi utangnya sebesar Rp 100.000. Akibat dari transaksi ini utang dagang berkurang dan harta berupa kas berkurang Rp 100.000. 5. Dalam bulan ini “Indira Net “ memperoleh penghasilan dari kegiatan operasionalnya sebesar 3.000.000 6. “Indira Net memberikan jasa senilai 1.000.000 kepada pelanggan dan baru akan dibayar bulan depan 7. Pada Bulan tersebut dibayar biaya listrik Rp 150.000; biaya telepon Rp 250.000 dan biaya lain-lain Rp 50.000. 8. Nona Indiara mengambil uang kas sebesar Rp 150.000 untuk kepentingan pribadinya Apabila transaksi-transaksi perusahaan “Indira Net” diringkaskan dalam tabel akan nampak sebagai berikut : 2.5 Laporan Keuangan Laporan keuangan dari suatu perusahaan perseorangan atau firma umumnya berupa perhitungan rugi laba, laporan perubahan modal dan neraca. 1. Laporan Rugi Laba Laporan rugi laba adalah ringkasan dari pendapatan dan biaya sebuah perusahaan dalam peiode tertentu STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 6 DIKTAT AKUNTANSI DASAR 2. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal adalah ringkasan perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi dalam peride tertentu. 3. Neraca Neraca adalah suatu daftar yang menunjukan posisi harta, utang dan modal sebuah perusahaan pada tanggal tertentu. Apabila transaksi-transaksi peruhaan “Indira Net” dilaporkan dalam ketiga jenis laporan keuangan tersebut diatas, akan terlihat sebagai berikut : Indira Net Laporan Rugi Laba Bulan Januari xxxx --------------------------------------------------------------------------------Pendapatan 4.000.000 Biaya-biaya Usaha : Biaya Listrik 250.000 Biaya Telepon 150.000 Biaya lain-lain 50.000 ( 450.000) Laba 3.550.000 Indira Net Laporan Perubahan Modal Bulan Januari xxxx -----------------------------------------------------------------------------------Modal, Indira, 1 Januari xxx 15.000.000 Laba bersih 3.550.000 Prive (150.000) Penambahan modal 3.400.000 Modal Indira, 31 Januari xxxx 18.400.000 Indira Net Neraca 31 Januari xxxx ---------------------------------------------------------------------------------Aktiva Kas Piutang Dagang Perlengkapan Tanah 7.300.000 1.000.000 200.000 10.000.000 18.500.000 Hutang dan Modal Hutang Modal STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 100.000 18.400.000 18.500.000 7 DIKTAT AKUNTANSI DASAR BAB III SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA 1.BUKU JURNAL Buku Jurnal adalah media pencatatan transaksi secara kronologis berupa pendebitan dan pengkreditan rekening beserta penjelasan yang diperlukan dari transaksi tersebut. Jurnal merupakan catatan akuntansi yang pertama sehingga sering disebut The Books of Original Entry. Di dalam buku jurnal semua transaksi dicatat sehingga dari buku jurnal kita dapat mengetahui semua transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Buku jurnal dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menampung penjelasan-penjelasan yang menyertai transaksi tersebut karena buku jurnal merupakan sumber pencatatan transaksi ke dalam rekening buku besar. Adapun aturan normal hukum debet-kredit adalah sebagai berikut Perkiraan Harta Kewajiban Modal Pendapatan Biaya Normal D K K K D + D K K K D K D D D K Bentuk Jurnal 1. Jurnal Umum : Merupakan jurnal yang mencatat semua jenis transaksi, kecuali transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal khusus. 2. Jurnal Khusus : Sebuah jurnal yang melakukan pencatatan setiap transaksi yang sejenis yang terjadi berulang kali. Bentuk Jurnal umum 2 kolom Tanggal Keterangan Bentuk Jurnal umum 4 kolom KAS Tanggal Debit Kredit Ref Keterangan STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Debit Ref Debit Kredit Umum Kredit 8 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Contoh : (transaksi berdasarkan Indira Net) Jurnal Umum Indira Net Per Januari xxxx Tanggal Keterangan Jan 1 Kas Modal 2 Peralatan Kas 3 Perlengkapan Hutang usaha 4 Hutang usaha Kas 5 Kas Pendapatan 6 Piutang usaha Pendapatan 7 B. kistrik B. Telepon B. Lain-lain Kas 8 Prive Kas Ref Debit 15.000.000 Kredit 15.000.000 10.000.000 10.000.000 200.000 200.000 100.000 100.000 3.000.000 3.000.000 1.000.000 1.000.000 150.000 250.000 50.000 450.000 150.000 150.000 2.POSTING Buku Besar Posting adalah proses pemindahan jumlah di kolom debit buku jurnal ke kolom debit rekening buku besar dan jumlah di kolom kredit buku jurnal ke kolom kredit rekening buku besar. Buku besar : Kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Pengelompokan Rekening. Dalam bab sebelumnya kita baru mengenal tiga kelompok rekening yaitu aktiva, hutang ,dan modal pemilik. Rekening modal pemilik digunakan untuk menampung semua transaksi yang mempengaruhi modal pemilik yaitu setoran modal, pendapatan, biaya dan prive. Pendapatan merupakan elemen yang menambah modal dan biaya merupakan pengorbanan perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan sebagai pengurang modal, sedangkan prive adalah pengambilan untuk keperluan pribadi pemilik sehingga mengurangi modal pemilik. Informasi yang dihasilkan dari suatu sistem akuntansi dapat dibedakan menjadi 6 kelompok informasi atau rekening yaitu Aktiva, Hutang, Modal pemilik, Pendapatan, Biaya,dan Prive. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 9 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Keenam kelompok rekening tersebut dapat dikelompokkan lagi menjadi dua (2) kelompok rekening dalam pelaporannya, yaitu: 1. Rekening riil, yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode akan dilaporkan pada laporan neraca antara lain aktiva , hutang dan modal 2. Rekening Nominal, yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan Rugi-laba. Bentuk Buku Besar a.Bentuk T Nama Akun b.Bentuk 2 kolom (skontro) Tgl Keterangan Ref c. Bentuk 3 kolom Tanggal Keterangan Debit Tgl Ref Keterangan Debit Ref Kredit Kredit Saldo d. Bentuk 4 kolom Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo Debit Kredit Bagan Rekening Aktiva, Hutang, Modal, Pendapatan, Biaya dan Prive adalah kelompok-kelompok rekening. Tiap kelompok rekening terdiri dari rekening-rekening yang dapat digambarkan sebagai berikut: KELOMPOK REKENING KELOMPOK TERJABAR ELEMEN REKENING Ativa Aktiva Lancar Kas Surat-surat berharga Piutang usaha Persediaan Investasi pada saham Investasi pada obligasi Tanah Bangunan Mesin-mesin Investasi Jangka Panjang Aktiva Tetap Berwujud STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 10 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Aktiva Tetap Tidak Berwujud Aktiva Lain-lain UTANG Utang Lancar Utang Jangka Panjang Pendapatan Pendapatan Usaha Pendapatan diluar Usaha Biaya Biaya Usaha Modal Pemilik Biaya Di Luar Usaha Modal Disetor Prive Laba Ditahan Prive Kendaraann Alat-alat perkantoran Goodwill Hak paten Merk dagang Leasehold Gedung dalam pembangunan Mesin yang tidak digunakan Utang usaha Utang bank Utang Pajak Pos-pos transitoris & antisipasi pasif Utang hipotik Utang obligasi Utang bank jangka panjang Penjualan Pendapatan jasa Pendapatan bunga Pendapatan dividen Harga pokok penjualan Biaya administrasi Biaya penjualan Biaya bunga Modal Modal Saham Biasa Agio modal saham biasa Laba ditahan Prive Contoh :(berdasarkan transaksi indira Net) Kas Tgl Keterangan jan 1 2 4 5 7 8 Ref Debit Kredit 15.000.000 Setoran modal Pembelian Pembayaran hutang pendapatan Biaya Prive 10.000.000 100.000 3.000.000 450.000 150.000 Saldo Debit Kredit 15.000.000 5.000.000 4.900.000 7.900.000 7.450.000 7.300.000 Perlengkapan Tgl Keterangan 3 Ref Pembelian STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Debit 200.000 Kredit Saldo Debit Kredit 200.000 11 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Peralatan Tgl Keterangan Ref Pembelian Debit Kredit 10.000.000 Saldo Debit Kredit 10.000.000 Piutang usaha Tgl Keterangan 6 Ref Debit Pendapatan Kredit 1.000.000 Saldo Debit Kredit 1.000.000 Hutang Usaha Tgl Keterangan 3 4 Ref Debit Pembelian Pembayaran Kredit 200.000 100.000 Saldo Debit Kredit 200.000 100.000 Modal Tgl Keterangan Ref Debit Kredit 1 Saldo Debit Kredit 15.000.000 Pendapatan Tgl Keterangan 5 6 Ref Debit Penerimaan Kredit 3.000.000 1.000.000 Saldo Debit Kredit 3.000.000 4.000.000 B. Listrik Tgl Keterangan Ref Debit 7 Kredit 150.000 Saldo Debit Kredit 150.000 B. Telepon Tgl Keterangan Ref Debit 7 Kredit 250.000 Saldo Debit Kredit 250.000 B. Lain-lain Tgl Keterangan Ref 7 Debit Kredit 50.000 Saldo Debit Kredit 50.000 Prive Tgl Keterangan Ref 8 STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Debit 150.000 Kredit Saldo Debit Kredit 150.000 12 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Setelah proses pencatatan transaksi di dalam buku jurnal dan pemindahan informasi buku jurnal ke rekening buku besar melalui proses posting langkah selanjutnya adalah menyusun Neraca Saldo. 3.Neraca Saldo Neraca Saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo–saldo yang menyertainya. Tujuan dari penyusunan neraca saldo adalah untuk menguji kesaman jumlah kolom debit dan jumlah kolom kredit neraca saldo. Adanya kesamaan jumlah kolom debit dan kolom krdit neraca saldo tidak menjamin bahwa semua saldo tiap-tiap rekening di neraca saldo menunjukkan jumlah benar karena terdapat kesalahan yang tampak dalam neraca saldo karena mempengaruhi kesamaan debit dan kredit neraca saldo dan kesalahan yang tidak tampak pada neraca saldo, karena kesalahan tersebut tidak mempengaruhi kesamaan debit dan kredit neraca saldo. Berikut ini kesalahan kesalahan yang tampak dalam neraca saldo: 1. Kesalahan pada saat penyusunan neraca saldo, seperti: a Salah dalam penjumlahan salah satu kolom neraca saldo b Kesalahan dalam penulisan jumlah saldo rekening ke neraca saldo c Kesalahan dalam penulisan saldo debit ke saldo kredit dan sebaliknya d Lupa menulis saldo rekening ke dalam neraca saldo 2. Kesalahan di dalam menentukan saldo suatu rekening: a Salah menghitung saldo b Suatu saldo di catat dalam kolom saldo yang salah 3. Kesalahan pada saat pencatatan transaksi: a Angka yang salah telah diposting ke dalam suatu rekening b Suatu debit telah di bukukan sebagai kredit, dan sebaliknya c Ada suatu debit atau kredit yang dihilangkan Contoh : Indira Net Neraca Saldo Per Januari xxxx No Akun Keterangan Debit Kredit Kas Pelengkapan Piutang Usaha Peralatan Hutang usaha Modal Prive Pendapatan B.Listrik B.Telp B.Lain-lain STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 13 DIKTAT AKUNTANSI DASAR 4.Jurnal Koreksi Di dalam pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal dan proses pemindahan ke rekening buku besar kemungkinan terjadi kesalahan sangatlah besar. Untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut diperlukan perlakuan-perlakuan yang khusus bukan hanya sekedar menghapus dengan menggunakan karet penghapus atau korektor (tip-ex, stipo, dan lain-lain, karena langkah tersebut justru tidak diperbolehkan dan akan menimbulkan kecurigaan terjadinya kecurangan-kecurangan. Contoh: Tanggal September 2003 Perusahaan membeli peralatan kantor berupa meja, almari kantor dengan harga Rp 5.500.000 dengan membayar uang muka sebesar Rp 2.000.000 keliru dicatat sebesar Rp 5.000.000 Analisis Transaksi: Kesalahan penjurnalan transaksi diatas mengakibatkan: a Rekening Peralatan kantor kurang di debit Rp 500.000 b Rekening Hutang kurang di kredit Rp 500.000 Jurnal koreksi yang harus dibuat untuk menetralkan kesalahan tersebut adalah dengan mendebit rekening kas Rp 2.000.000, rekening hutang di debit Rp 3.000.000 dan rekening Peralatan kantor di kredit Rp 5.000.000. langkah selanjutnya membuat jurnal untuk mencatat transaksi yang benar yaitu mendebit rekening Peralatan kantor Rp 5.500.000 rekening Kas di kredit Rp 2.000.000 dan rekening Hutang di kredit Rp 3.500.000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam jurnal dibawah ini: Tanggal 2003 Septembe 2 Keterangan Ref Debit Kas Hutang Peralatan kantor 101 201 104 2.000.000 3.000.000 Peralatan kantor Kas Hutang 104 101 201 5.500.000 Kredit 5.000.000 2.000.000 3.500.000 Jurnal koreksi diatas harus diposting sehingga saldo rekening – rekening akan terpengaruh. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 14 DIKTAT AKUNTANSI DASAR 5.Ayat Jurnal Penyesuaian Cash Basis dan Accrual Basis Didalam pencatatan transaksi dikenal 2 metode pencatatan, yaitu metode kas (cash basis) dan metode akrual (accrual basis). Metode kas merupakan pencatatan transaksi yang mencatat pendapatan dan biaya setelah pendapatan maupun biaya benar-benar telah diterima per kas atau telah dibayar per kas. Sehingga tidak dikenal perkiraan piutang pendapatan maupun utang biaya. Sedangkan dalam metode akrual, transaksi dicatat berdasarkan saat terjadinya. Sehingga pendapatan maupun biaya akan diakui pada saat terjadinya, oleh karena itu akan timbul perkiraan piutang dan utang. Sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia, dengan metode akrual akan dihasilkan laporan keuangan yang mempertemukan semua pendapatan dan biaya dalam periode yang sama. Penyesuaian Rekening Penyesuaian pada prinsipnya juga merupakan transaksi, hanya saja transaksi tersebut bersifat khusus dan hanya dilakukan pada akhir periode menjelang penyusunan laporan keuangan. Biasanya hal ini disebabkan oleh dokumen-dokumen sumber yang pada akhir periode belum dibuat, sehingga transaksi tersebut belum tercatat dalam perkiraan yang bersangkutan. Oleh karena itu perkiraan-perkiraan tersebut perlu disesuaikan dengan suatu jurnal yang disebut jurnal penyesuaian. Sesuai dengan siklus akuntansi , jurnal penyesuaian dibuat setelah pembuatan neraca saldo. Adapun perkiraan-perkiraan yang perlu disesuaikan adalah : 1. Biaya dibayar dimuka 2. Pendapatan diterima dimuka 3. Biaya yang masih harus dibayar 4. Pendapatan masih harus diterima 5. Penyusutan aktiva tetap 6. Kerugian piutang Pencatatan Jurnal Penyesuaian 1. Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang terjadi atas pembelian suatu barang atau jasa. Pencatatan biaya ini dapat dilakukan dengan 2 cara: a. b. dicatat sebagai persekot biaya dicatat sebagai biaya Contoh : transaksi pada perusahaan angkuatan Bromo pada 2 Februari 1986, dibayar premi asuransi Rp 120.000,- untuk periode 2 Februari 1986 – 2 Februari 1987. Maka jurnal dan jurnal penyesuaiannya ialah : Dicatat sebagai persekot biaya. Jurnal 2 Februari 1986 : Persekot asuransi Kas Rp 120.000,- STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Rp 120.000,- 15 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Jurnal penyesuaian : Biaya asuransi Persekot asuransi Rp 120.000,Rp 120.000- Dicatat sebagai biaya. Jurnal 2 Februari 1986 : Biaya asuransi Kas Rp 120.000,- Jurnal penyesuaian : Persekot asuransi Biaya asuransi 2. Rp 120.000,- Rp 120.000,Rp 120.000,- Pendapatan diterima dimuka Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang telah diterima sebelum barang/jasa yang bersangkutan diberikan. Pencatatan pendapatan ini ada 2 cara : a. diakui sebagai pendapatan b. diakui sebagai pendapatan diterima dimuka Contoh : transaksi pada perusahaan Bromo pada 26 Februari 1986, diterima sewa kendaraan Rp 300.000,- untuk pemakaian tanggal 27,28 Februari dan 1 Maret 1986. Maka jurnal dan jurnal penyesuaiannya ialah : Dicatat sebagai pendapatan. Jurnal 26 Februari 1986 : Kas Rp 300.000,Pendapatan jasa Rp 300.000,- Jurnal penyesuaiannya 28 Februari 1986 : Pendapatan jasa Rp 100.000,Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 100.000,- Dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka. Jurnal 26 Februari 1986 : Kas Rp 300.000,Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 300.000,- Jurnal Penyesuaiannya 28 Februari 1986 : Pendapatan jasa diterima dimuka Rp 200.000,Pendapatan jasa Rp 200.000,3. Biaya masih harus dibayar Biaya masih harus dibayar adalah biaya yang sudah terjadi dalam periode laporan keuangan namun belum dicatat / dilunasi, karena belum jatuh tempo. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 16 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Contoh : transaksi pada 10 Februari 1986, perusahaan angkutan Bromo meminjam uang dari bank Rp 20.000.000,- dengan bunga 16% pertahun dibayar dibelakang tiap 1 Agustus dan 1 Februari. Maka jurnal penyesuaian 28 Februari : Biaya bunga Rp 160.000,Biaya bunga masih harus dibayar Rp 160.000,- Adapun perhitungan bunganya =18/360 * 16% *Rp 20.000.000,= Rp 160.000,Perkiraan biaya bunga dan biaya bunga masih harus dibayar : Biaya bunga 28/02 Rp160.000,- Biaya bunga masih harus dibayar 28/02 4. Rp 160.000,- Pendapatan masih harus diterima Pendapatan masih harus diterima adalah pendapatan yang terjadi dalam periode laporan keuangan, namun jumlah tersebut belum diterima karena belum jatuh tempo. Contoh : transaksi pada 3 Februari 1986 pada perusahaan angkutan Bromo yang menyewakan ruangan untuk garasi mobil kepada Tn. Edi selama 6 bulan dengan harga kontrak Rp 180.000,-. Uang kontrak akan dibayar pada tanggal 3 Agustus 1986. (Laporan keuangan dibuat tanggal 28 Februari 1986). Jurnal penyesuaian : pendapatan sewa masih harus diterima Rp 30.000,pendapatan sewa Rp 30.000,Keterangan : sampai tanggal 28 Februari 1986 perusahaan telah memberikan jasa kepada Tn.Edi selama 1 bulan. Pendapatan sewa dari Tn.Edi belum saatnya diterima. Menurut metode akrual pendapatan sewa ini harus tetap diakui pada saat terjadinya. Karena belum saatnya diterima, dicatat sebagai “pendapatan sewa masih harus diterima” di sisi debit sebesar 1/6 * Rp 180.000,- = Rp 30.000,- . Perkiraan pendapatan sewa dan pendapatan sewa diterima dimuka terlihat sebagai berikut : STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 17 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Pendapatan sewa masih harus diterima 28/02 Rp 30.000,- pendapatan sewa 28/02 5. Rp 30.000,- Penyusutan aktiva tetap Penyusutan aktiva tetap adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap dalam periode-periode yang menikmati jasa aktiva tetap tersebut. Maka periode-periode yang menimati jasa tadi harus dibebani dengan biaya yang disebut “biaya penyusutan aktiva tetap”. Biaya ini secara terus-menerus akan mengurangi harga perolehan aktiva tetap sampai umur ekonomisnya habis, yang harus diakumulasikan dalam perkiraan “akumulasi penyusutan tetap”. Perkiraan dicatat pada sisi debit neraca yang mengurangi aktiva yang bersangkutan. Berikut ini akan dijelaskan metode penyusutan yang paling sederhana yaitu metode garis lurus. Penyusutan ini dapat dihitung dengan cara : ( Harga perolehan – nilai sisa ) / umur ekonomis Keterangan : Harga perolehan adalah harga beli aktiva ditambah semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tersebut, sampai aktiva itu siap digunakan. Nilai sisa adalah taksiran harga jual aktiva tetap apabila habis disusutkan. Umur ekonomis adalah umur penggunaan aktiva tetap yang paling ekonomis. Contoh : Kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan angkutan Bromo yang seluruhnya mempunyai harga perolehan Rp 70.000.000,- , taksiran umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 10.000.000,- (laporan keuangan dibuat tanggal 28 Februari 1986). Jurnal penyesuaian 28/02/1986 = Biaya penyusutan kendaraan Rp1.000.000,Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 1.000.000,Penjelasan : biaya penyusutan kendaraan pertahun = ( Rp 70.000.000,- - Rp 10.000.000,- ) / 5 tahun = Rp 12.000.000,biaya penyusutan kendaraan untuk 1 bulan = Rp 1.000.000,- STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 18 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Perkiraan biaya penyusutan dan akumulasi penyusutan kendaraan adalah : Biaya penyusutan kendaraan 28/02 Rp 1.000.000,- Akumulasi penyusutan kendaraan 28/02 Rp 1.000.000,- Penyajian perkiraan kendaraan dan akumulasi penyusutan kendaraan di neraca pada 28 Februari 1986 sebagai berikut: Kendaraan Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 70.000.000,(Rp 1.000.000,-) Rp 69.000.000,- 6. Kerugian piutang Kerugian piutang adalah taksiran jumlah piutang yang tidak tertagih. Oleh karena itu pada setiap akhir periode akuntansi ditaksir besarnya kerugian piutang. Taksiran ini tidak dapat secara langsung mengurangi piutang yang bersangkutan, tetapi dilakukan dalam perkiraan “penyisihan piutang yang diragukan”. Dalam akuntansi dikenal beberapa cara untuk menentukan besarnya taksiran , salah satu yang paling sederhana adalah berdasarkan “prosentase tertentu dari penjualan atau saldo piutang pada akhirperiode laporan keuangan”. Contoh : Pada tanggal 28 Februari 1986 perusahaan angkutan Bromo mempunyai saldo piutang dagang Rp 100.000,- . Perusahaan menetapkan bahwa dari saldo piutang sebesar Rp 100.000,- tersebut tidak dapat ditagih sebesar 10%. Kerugian piutang pada 28 Februari tersebut dapat dihitung sebagai berikut : Kerugian piutang = 10% * Rp 100.000,= Rp 10.000,Jurnal penyesuaian pada 28 Februari adalah : Kerugian piutang Rp 10.000,Penyisihan piutang yang diragukan Rp 10.000,- Perkiraan piutang dan penyisihan piutang yang diragukan sebagai berikut : STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 19 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Kerugian piutang 28/02 Rp 10.000,- Kerugian piutang yang diragukan 28/02 Rp 10.000,- Penyajian perkiraan piutang dagang dan penyisihan piutang yang diragukan di neraca pada 28 Februari 1986 adalah : Piutang dagang Penyisihan piutang yang diragukan Rp 100.000,(Rp 10.000,-) Rp 90.000,- Contoh : 1. Juni 2 Dineraca sisa terdapat akun perlengkapan kantor Rp. 600.000,-. Pada tanggal 30 desember nilai persediaan perlengkapan kantor yang masih ada Rp. 200.000,2. Juni 5 Jumlah pemakaian perlengkapan toko sebesar Rp. 400.000,3. Juni 7 Sewa dibayar dimuka Rp. 1.500.000,-untuk masa 1 tahun, dimulai tanggal 1 April, periode akuntansi berakhir tanggal 31 desember 4. Juni 9 Asuransi yang dapat dibebankan untuk periode ini sebesar Rp. 500.000,5. Juni 11 Penyusutan atas peralatan kantor sebesar Rp. 700.000,6. Juni 15 Peralatan kantor disusutkan sebesar Rp. 900.000,7. Juni 17 Penyusutan atas gedung toko sebesar 5% dari harga perolehannya sebesar Rp. 20.000.000,8. Juni 19 Bunga yang masih harus diterima sebesar Rp. 2.000.000,9. Juni 21 Rekening Listrik yang masih harus dibayar Rp. 300.000,10. Juni 23 Gaji karyawan yang terutang sebesar Rp. 200.000,- STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 20 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Jurnal Penyesuaian Tgl Keterangan Juni 2 Beban perlengkapan kantor Perlengkapan kantor 5 Beban Perlengkapan toko Perlengkapan toko 7 Beban Sewa Sewa dibayar dimuka 9 Beban Asuransi Asuransi dibayar dimuka 11 Beban peny perlatan kantor Akm. Peny peralatan kantor 15 Beban peny peralatan toko Akm. Peny peralatan toko 17 Beban peny gedung toko Akm. Peny gedung toko 19 Piutang bunga Pendapatan bunga 21 Beban listrik Rekening listrik terutang 23 Beban gaji Gaji yg masih harus dibayar Ref Debit Rp. 400 Kredit Rp. 400 Rp. 400 Rp. 400 Rp. 1.125 Rp. 1.125 Rp. 500 Rp. 500 Rp. 700 Rp. 700 Rp. 900 Rp. 900 Rp. 1.000 Rp. 1.000 Rp. 2.000 Rp. 2.000 Rp. 300 Rp. 300 Rp. 200 Rp. 200 6.Neraca Lajur Pengertian neraca lajur Neraca lajur adalah suatu lembaran kertas berlajur / berkolom yang digunakan dalam kegiatan dalam kegiatan akuntansi secara manual. Adapun kegunaan dari neraca lajur adalah untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.Neraca lajur berisi semua informasi untuk laporan keuangan seperti saldo-saldo perkiraan sebelum jurnal penyesuaian , perkiraan-perkiraan jurnal penyesuaian dan saldo-saldo perkiraan setelah jurnal penyesuaian. Dalam praktek penyelenggaraan akuntansi secara manual, laporan keuangan justru disusun terlebih dahullu sebelum keseluruhan tahap penyesuaian rekening diselesaikan, yang dimaksudkan sebagai sarana uji kebenaran. Dalam akuntansi secara manual dapat dilakukan dengan cara membuat neraca lajur. Neraca lajur memuat 6 bagian pokok yaitu : 1. Neraca saldo, 2. Penyesuaian, 3. Neraca saldo setelah penyesuaian 4. Laporan perhitungan laba-rugi 5. Laporan perubahan modal/laba ditahan 6. Neraca. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 21 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Bentuk umum neraca lajur: Reken ing Neraca Saldo Debet Kredit Penyesuaian Debet Kredit Neraca saldo setelah penyesuaian Debet Kredit Laba Rugi Debet Kredit Neraca Debet Kredit Lajur neraca saldo Informasi-informasi yang tercantum pada lajur neraca saldo adalah sama persis dengan neraca saldo. Jadi sebenarnya dengan menggunakan neraca lajur, neraca saldo dapat langsung dibuat pada neraca lajur , tidak perlu dibuat secara terpisah. Lajur jurnal penyesuaian Lajur ini berisi penyesuaian-penyesuaian. Jurnal-jurnal penyesuaian yang telah dibuat akan menyesuaikan perkiraan-perkiraan neraca saldo yang sudah ada. Untuk perkiraan baru yang timbul akan dituliskan dibawah perkiraan-perkiraan neraca saldo tersebut. Lajur neraca saldo setelah jurnal penyesuaian Setelah dilakukan jurnal penyesuaian, neraca saldo akan memperkirakan semua perkiraan dan saldo-saldo yang terdapat dalam lajur ini, yang nantinya akan terlihat pada laporan keuangan. Untuk perkiraan-perkiraan neraca saldo yang tidak dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, langsungdipindah ke lajur ini, tetapi bagi perkiraan yang dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, harus dihitung saldo perkiraan yang bersangkutan dan kemudian dipindahkan ke lajur ini. Lajur ini pada akhirnya harus dijumlahkan ke-2 sisinya . Sehingga kebenaran dan ketelitian dalam lajur ini dapat terjamin. Lajur Rugi-Laba Lajur rugi-laba berisi semua perkiraan nominal, yang merupakan perkiraan yang akan dikelompokkan atau akan dimasukkan dalam laporan perhitungan rugi-laba. Selanjutnya kolom debit dan kredit dalam lajur rugi-laba dijumlahkan.Bila sisi kredit lebih besar sisi debitnya, maka perusahaan akan mendapat laba. Sebaliknya, bila sisi debit yang lebih besar dari sisi kredit, maka perusahaan menderita kerugian. Lajur Neraca Lajur neraca berisi semua perkiraan riil, yang merupakan perkiraan yang akan dikelompokkan dalam neraca. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 22 DIKTAT AKUNTANSI DASAR 7.Jurnal penutup & Jurnal penyesuain kembali Jurnal Penutup Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa Rekening-rekening Buku besar pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 6 kelompok dasar rekening yaitu aktiva, hutang, modal, pendapatan, Biaya dan prive. Keenam kelompok rekening tersebut dapat dibedakan lagi menjadi 2 yaitu Rekening Riil (aktiva, hutang, modal) dan Rekening nominal. Rekening (pendapatan, biaya , prive). Dari kedua kelompok rekening tersebut rekening nominal ini sifatnya sementara dan digunakan untuk menampung transaksi yang berupa penambahan dan pengurangan modal. Pada akhir periode rekening-rekening tersebut harus di pindahkan ke rekening tetap yaitu rekening modal. Proses pemindahan dari rekening nominal ke rekening modal disebut proses penutupan buku dengan cara membuat jurnal penutup. Fungsi jurnal penutup adalah untuk me-nol-kan saldo rekening-rekening sementara agar dapat digunakan untuk melakukan pencatatan transaksi pada periode berikutnya. Untuk melakukan melakukan penutupan buku diperlukan rekening yang dapat menampung data-data yang terdapat pada yang terdapat dalam rekening-rekening pendapatan dan biaya yaitu disebut rekening R/L. Tahapan dalam melakukan penutupan buku: 1. 2. 3. 4. Semua rekening pendapatan didebit sebesar masing-masing saldo akhirnya. Rekening R/L di kredit dengan jumlah saldo akhir rekening-rekening tersebut. Semua rekening biaya di kredit sebesar masing-masing saldo akhirnya dan rekening R/L didebit sebesar sejumlah saldo akhir rekening-rekening tersebut. Selisih antara jumlah sisi debit dan sisi kredit rekening R/L di pindahkan ke rekening modal. Apabila perusahaan memperoleh laba Rekening R/L di debit dan di kredit rekening Modal. Apabila perusahaan mengalami kerugian Rekening R/L di kredit dan rekening Modal di debit. Rekening prive di kredit sebesar saldo akhirnya dan rekening modal di debit dengan jumlah yang sama. berikut ini adalah kasus pentutupan buku untuk perusahaan persekutuan. Contoh: Persekutuan ABC adalah persekutuan yang didirikan oleh Tuan A, Tuan B, dan Tuan C. Komposisi modal pada saat pendirian persekutuan adalah sebagai berikut: Anggota Persekutuan Modal Rasio pembagian R/L A 25.000.000 25% B 25.000.000 25% C 50.000.000 50% STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 23 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Total 100.000.000 100% Pada periode 2002 persekutuan memperoleh pendapatan sebesar Rp 50.000.000 dan biaya-biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 30.000.000. Sepanjang periode akuntansi tersebut, Tuan A menggunakan kas untuk keperluan pribadi sebesar Rp 500.000. Penutupan buku yang diselenggarakan persekutuan ABC adalah sebagai berikut: Tanggal 2003 Desember Keterangan 31 31 31 31 Ref Debit Pendapatan R/L (untuk menutup rekening pendapatan) 50.000.000 R/L Macam-macam biaya (untuk menutup rekening biaya) 30.000.000 R/L Modal A Modal B Modal C (untuk menutup rekening R/L) 20.000.000 Modal A Prive A (untuk menutup rekening prive) 500.000 Kredit 50.000.000 30.000.000 5.000.000 5.000.000 10.000.000 500.000 Prosedur Penutupan Pada Perusahaan Perseroan Pada perusahaan perseroan , rekening modal pemilik adalah rekening pemegang saham. Modal pemilik dalam perseroan memiliki sifat sebagai berikut: 1. Dua rekening permanen, terdiri dari: a Modal Saham Biasa dan Modal Saham Prioritas (sesuai dengan jenis saham) digunakan untuk mencatat investasi modal oleh para pemilik, yang disebut pemegang saham. b Laba Ditahan, untuk mencatat penutupan seluruh rekening pendapatan, biaya dan dividen. 2. Satu rekening temporer, Dividen, menggantikan rekening prive. Rekening ini digunakan untuk mencatat pembagian laba ke pemegang saham. Dalam perusahaan perseroan, para pemilik tidak diijinkan untuk mengambil aktiva perusahaan untuk keperluan pribadi. Mereka hanya berhak untuk menerima dividen dari pembagian laba apabila sudah disetujui oleh rapat umum pemegang saham (RUPS) dan diumumkan. berikut ini adalah proses penutupan buku perusahaan perseroan . Contoh : PT Abadi Jaya memperoleh penghasilan untuk periode 2002 sebesar Rp 100.000.000 dan mengeluarkan biaya sebesar Rp 35.000.000. Dividen yang dibayarkan pada periode 2002 sebesar Rp 15.000.000. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 24 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Jurnal penutupan bukunya adalah sebagai berikut. Tanggal 2003 Des Keterangan 31 Ref Pendapatan Debit 100.000.000 R/L (untuk menutup rekening pendapatan) 31 R/L 100.000.000 35.000.000 Macam-macam biaya (untuk menutup rekening biaya) 31 R/L 35.000.000 65.000.000 Laba di tahan (untuk menutup rekening R/L) 31 Laba ditahan Dividen (untuk menutup rekening dividen) Kredit 65.000.000 15.000.000 15.000.000 8.Jurnal Penyesuaian Kembali Jurnal penyesuaian kembali adalah jurnal yang di buat setelah dilakukan penyusunan neraca saldo setelah penutupan kembali. Jurnal penyesuain kembali sifatnya optional artinya boleh dilakukan atau tidak . Apabila dilakukan jurnal penyesuaian kembali ini dilakukan pada hari pertama pada periode berikutnya, misalnya perusahaan melaukan penutupan buku dan penyusunan laporan keuangan periode pada tanggal 31 Desember 2002 maka jurnal penyesuaian kembali dibuat pada tanggal 1 Januari 2003. Beberapa penyesuaian harus di lakukan kembali sebelum dilakukan pencaattan untuk periode berikutnya dilakukan . penyesuaian kembali dapat dilakukan dengan cara membalik jurnal penyesuaian yang ditelah dibuat pada saat proses penyusunan laporan keuangan akhir periode. Hal ini dilakukan apabila suatu transaksi berkaitan dengan periode berikutnya. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian kembali adalah agar pencatatan transaksi dilakukan secara konsisten. Sebagai contoh : Pembayaran gaji karyawan biasa dilakukan peda tanggal 5 tiap bulannya. Pada tanggal 31 Desember merupakan akhir periode tahun yang bersangkutan dan perusahaan akan menyusun laporan keuangan perusahaan. Pada akhir periode akuntansi perusahaan harus mengakui adanya biaya gaji karena menggunakan jasa kaeyawan, akan tetapi pembayaran di lakukan pada 5 januari periode berikutnya. Apabila gaji karyawan selama satu bulan sebesar Rp STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 25 DIKTAT AKUNTANSI DASAR 4.500.000 Maka pada tanggal 31 Desember perusahaan akan membuat jurnal penyesuaian berikut ini sebagai berikut: Tanggal 2002 Des 31 Keterangan Ref Debit Biaya gaji Utang biaya gaji (untuk mencatat biaya gaji dari tanggal 6 desember sampai dengan tanggal 31 desember 2002) 503 203 3.774.194 Kredit 3.774.194 Jurnal penyesuaian diatas mengakibatkan rekening biaya gaji bertambah dan timbul utang biaya gaji, maka pada tanggal 1 januari 2003 perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian kembali dengan mendebit rekening utang biaya gaji dan mengkredit rekening biaya gaji. Tanggal 2003 Januari 1 Keterangan Ref Debit Utang biaya gaji Biaya gaji (untuk membalik jurnal penyesuaian kembali) 503 203 3.774.194 Kredit 3.774.194 Setelah dilakukan jurnal penyesuaian kembali maka saldo biaya gaji dan utang biaya gaji menjadi nol sehingga pada saat terjadi pembayaran biaya gaji pada tanggal 5 Januri 2003 perusahaan mencatat pembayaran gaji sebagai berikut: Tanggal 2003 Januari 5 Keterangan Ref Debit Biaya gaji Kas (untuk pembayaran biaya gaji karyawan) 503 203 4.500.000 Kredit 4.500.000 Apabila tidak dilakukan penyesuaian kembali maka jika pada saat pembayaran gaji pada tanggal 5 Januari jurnal yang dibuat adalah: STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 26 DIKTAT AKUNTANSI DASAR BATanggal 2003 Januari 5 Keterangan Ref Debit Biaya gaji Utang biaya gaji Kas Untuk mencatat pembayaran gaji 503 203 101 725.806 3.774.194 Kredit 4.500.000 Jurnal pencatatan tarnsaksi di atas akan menyulitkan pemegang buku karena pemegang buku harus melihat pencatatan pada periode sebelumnya. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 27 DIKTAT AKUNTANSI DASAR BAB IV AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Prosedur –prosedur akhir periode Pengukur Laba Rugi ➢ ➢ ➢ ➢ ➢ Pendapatan Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasional Laba Bersih ➢ ➢ ➢ ➢ Jurnal penyesuaian Penyusunan Neraca Lajur Penyusunan Laporan Keuangan Pembuatan Jurnal penutup pada Akhir Periode KEGIATAN PERUSAHAAN DAGANG Dalam catatan maupun prosedur akuntansi perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Sesuai dengan konsep penanding (matching principle) laba bersih (Rugi) suatu perusahan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga pokok barang yang laku dijual disebut dengan harga pokok penjualan. Misalkan dalam suatu toko elektronik, yang disebut harga pokok penjualan meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk membeli televisi, radio, kulkas, mesin cuci dan lainnya yang telah laku dijual dalam satu periode. Biaya Operasi suatu toko elektronik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik dan biaya telpon. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 28 DIKTAT AKUNTANSI DASAR GAMBAR 8.1 : Kegiatan Perusahaan Jasa dan Dagang Sumber : Accounting Principles, Fourth Edition,1996 Perbedaan kegiatan perusahaan jasa dan perusahaan dagangan adalah perusahaan pertama menjual jasa sedangkan perusahaan yang kedua menjual barang dagangan. Karena adanya barang secara fisik yang dibeli dan dijual, biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang dagangan. yang disebut dengan persediaan barang dagangan. Perusahaan membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualanya kembali kepada pelanggan Prosedur laba (rugi) untuk perusahaan dagang dapat kita lihat pada Gambar 8.2 Pandapatan Penjualan HPP Laba Bruto Biaya Operasional Laba Bersih Gambar 8.2: Prosedur Laba AKUNTANSI UNTUK PENJULAN BARANG DAGANGAN Penjualan barang dagangan juga dicatat dengan mendebet rekening kas atau piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan adalah penjualan. Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat dilakukan secara kredit. PENJUALAN TUNAI Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut : Kas Rp 10.000.000 Penjualan Rp 10.000.000 (untuk mencatat transaksi penjualan tunai) Penjualan kepada pelanggan yang membayar dengan kartu kredit bank misalkan (Master Card, Visa Card) biasanya dianggap sebagai penjualan tunai. Kartu kredit yang diterima oleh sipenjual disetor ke bank bersama dengan diterima uang kontan dan cek yang diterima dari STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 29 DIKTAT AKUNTANSI DASAR pelanggan. Secara berkala bank membebankan ongkos jasa pengurusan penjualan dengan kartu kredit tersebut. Ongkos jasa ini didebet ke perkiraan beban. PENJUALAN KREDIT Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit yaitu bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan semacam ini dibukukan debet pada rekening Piutang dagang dan kredit rekening penjualan, jurnalnya adalah : Piutang Dagang Rp 10.000.000 Penjualan Rp 10.000.000 (Untuk mencatat transaksi penjualan kredit) Rekening penjulan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagangan menjual peralatan kantor (bukan barang dagangan), maka yang dikredit adalah rekening Peralatan Kantor, bukan rekening Penjualan. Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara berkala kepada perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan menjadi uang tunai.Penjualan seperti ini menimbulkan piutang pada perusahaan pengelolah kartu kredit tersebut. Pengelolah kartu kredit akan memungut ongkos jasa pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit tersebut. Misalkan penjualan dengan menggunakan kartu kredit bukan bank Rp 5.000.000 dan dilaporkan kepada perusahaan pengelolah kartu kredit pada tanggal 10 Januari. Pada Tanggal 15 Januari perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos sebesar Rp 125.000 dan mengirim uang sebesar Rp 4.875.000. Transaksi tersebut dapat dicatat : 10 Januari 15 Januari Piutang Dagang Rp 5.000.000 Penjualan Rp 5.000.000 ( Penjualan dgn menggunakan American Express) Kas Beban Penagihan Kartu Kredit Piutang dagang Rp 4.875.000 Rp 125.000 Rp 5.000.000 ( Penerimaan kas dari American Express untuk penjualan yang dilaporkan tanggal 10 Januari) RETUR DAN POTONGAN PENJUALAN Barang dagangan yang telah terjual mungkin saja dikembalikan oleh pelanggan (retur penjualan) atau karena barangnya cacat atau karena alasan lain sehingga pembeli tidak puas. Kepada pelanggan diberikan potongan dari harga semula barang yang dijual tersebut (potongan penjualan). Bila retur penjualan atau potongan penjualan menyangkut penjualan kredit, biasanya penjual menyampaikan nota kredit (Credit Memorandum) kepada pelanggan. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 30 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Gambar 8.2 : Nota Kredit Sumber :Accounting Principles, Fourth Edition,1996 Nota kredit itu menunjukkan jumlah yang dikreditkan pada pelanggan serta alasan pengkreditan tersebut. Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya). Pengaruh Retur ataupun potongan penjualan adalah berkurangnya pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau piutang dagang. Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan ini pada akhir periode akan menunjukkan penjualan bersih (net Sales), dan jumlah retur dan potongan penjualan tidak akan diungkapkan lagi. Karena berkurangnya pendapatan disebabkan oleh potongan penjualan, dan berbagai beban yang berkaitan dengan pengembalikan barang (angkutan, pengepakan, perbaikan, penjualan kembali dan sebagainya), disarankan agar jumlah transaksi seperti ini diketahui oleh manajemen. Kebijakan semacam ini akan memungkinkan manajemen menentukan sebab-sebab retur dan potongan tersebut, seandainya jumlahnya sangat besar, dan untuk mengambil tindakan perbaikan. Kerena alasan inilah kita cendrung mendebet perkiraan yang disebut Retur dan potongan penjualan ( Sales Return and Allowances ). Bila penjualan semula dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai kredit ke piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang tersebut adalah : Retur dan Potongan Penjualan Rp 250.000 Piutang Dagang ( Berdasarkan nota kredit no. 234) Rp 250.000 Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang dikembalikan ataupun karena potongan harga, maka retur dan potongan penjualan didebet dank as dikredit STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 31 DIKTAT AKUNTANSI DASAR POTONGAN PENJUALAN Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang biasa ditulis 2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran dilakukan 10 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur. Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat penjualan adalah misal n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan yang tertulis pada faktur. Gambar 8.3 : Faktur Penjualan Sumber : Niswonger-Fess-Werren, Prinsip-prinsip Akuntansi,1994 Pada saat transaksi penjualan penjual belum mengetahui apakah pembeli akan memanfaatkan potongan atau tidak. Biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto. Contoh : Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp 10.000.000 secara kredit, dengan syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah : 20 Januari Piutang dagang Rp 10.000.000 Penjualan Rp 10.000.000 (Pencatatan penjualan barang dagangan dengan syarat 2/10,n/30) Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon akan memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari atau jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal 19 Februari pembeli harus membayar penuh yaitu 10.000.000. Jurnal pencatatan transaksi tanggal 30 Januari adalah : STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 32 DIKTAT AKUNTANSI DASAR 30 Januari Kas Rp 9.800.000 Potongan penjualan Rp 200.000 Piutang Dagang Rp 10.000.000 ( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan 2%) Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur) sebelum pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga barang yang jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh seandainya konsumen yang melakukan pembelian pada tanggal 10 Januari seharga Rp 10.000.000 dengan syarat 2/10,n/30, pada tanggal 15 Januari mengembalikan barang yang rusak seharga Rp 2.000.000, maka harga faktur brutoatas barang yang jadi dibeli adalah Rp 8.000.000 (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000). Dengan demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar harga Rp 8.000.000. Misalkan pembeli melakukan pembayaran tanggal 19 Januari maka ia akan mendapat potongan sebesar Rp 160.000 (2% x Rp 8.000.000). Jurnal yang dicatat adalah : 9 Januari Kas Rp 7.840.000 Potongan tunai penjualan Rp 160.000 Piutang dagang Rp 8.000.000 (untuk mencatat penerimaan piutang dengan potongan 2%) Seandainya pembayaran piutang diterima tanggal 21 Januari, maka perusahaan, maka pembeli tidak memanfaatkan potongan, maka ia harus membayar penuh sebeesar Rp 8.000.000. Jurnal yang dilakukan adalah : 21 Januari Kas Rp 8.000.000 Piutang Dagang Rp 8.000.000 (Untuk mencatat penerimaan piutang dagang) Contoh penyajian rekening-rekening tersebut dalam laporan rugi laba adalah : PT Amazon Laporan Rugi-Laba (sebagian) Penjualan …………………………………………………… Rp 10.000.000 Kurangi : Retur dan Potongan penjualan Rp 250.000 Potongan Penjualan Rp 160.000 Rp 410.000 Penjualan bersih …………………………………………. Rp 9.590.000 HARGA POKOK PENJUALAN Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara menentukan harga pokok penjualan pada suatu periode, kita harus memahami dahulu pengertian persediaan dagangan dan harga pembelian bersih. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 33 DIKTAT AKUNTANSI DASAR PERSEDIAAN BARANG DAGANG (INVENTORY) Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan. Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik dan metode persediaan perpetual. Metode Persediaan Periodik Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking penjualan. Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode pisik atau periodik. Metode Persediaan Perpetual Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan besarnya persediaan yang ada. Gambar 8.4 : Sistem Pencatatan Persediaan Sumber : Accounting Principles, Fourth Edition,1996 STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 34 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah : Harga Pokok Penjualan : Persediaan barang, 1 Januari Pembelian Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp 20.000 Potongan pembelian Rp 10.600 Pembelian bersih Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Dikurangi : Persediaan barang, 31 Desember Harga Pokok Penjualan Rp 10.000 Rp 530.000 Rp Rp 499.400 Rp 509.400 60.000 Rp 449.400 PERSEDIAAN AWAL Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik periode yang lalu PEMBELIAN Apabila perusahaan menggunbakan metode persediaan periodic, maka pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir peeriode rekening ini harus ditutup. Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat : 5 Januari Pembelian Rp 530.000 Hutang Dagang Rp 530.000 ( untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan termin (2/10,n/30) Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan, apabila perusahaan membeli barang yang digunakan untuk keperluan sendiri misalnya membeli llemari untuk dipakai sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva yang bersangkutan. RETUR DAN POTONGAN PEMBELIAN Seperti halnya transaksi penjualan, dalam transaksi pembelian terdapat juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari pemasok ternyata rusak atau tidak memuaskan, maka biasa pembeli mengembalikan barang tersebut dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah barang tersebut tidak dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan harga. Untuk mencatat kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan Potongan pembelian. Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah : 6 Januari Hutang Dagang Retur Pembelian STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Rp 20.000 Rp 20.000 35 DIKTAT AKUNTANSI DASAR (untuk mencatat pengembalian barang ) Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan mengkredit rekening pembelian. Namun banyak perusahaan menyukai rekening retur dan potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat diketahui jumlah retur pembelian yang terjadi selama periode. Rekening retur dan potongan peembelian merupakan rekening lawan terhadap rekening pembelian. Saldo reking retur dan potongan pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketuhi pembeelian bersih. POTONGAN TUNAI PEMBELIAN Apabila barang dagangan dibeli secara kredit maka syarat pembayarannya ditulis pada faktur peembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditentukan. Jika penjual memberikan potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian. Sehubungan dengan contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000 Kemudian tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Seandainya tanggal 14 Januari perusahaan melunasi semua hutangnya. Maka jurnalnya adalah : 14 Januari Hutang dagang Rp 530.000 Potongan pembelian Rp 10.600 Kas (Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas pembelian barang tanggal 5 Januari, dengan potongan 2%) Rp 519.400 POTONGAN RABAT Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan semacam ini disebut RABAT. Rabat tidak dama dengan potongan tunai. Potongan tunai adalah potongan yang diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurang harga dari harga resmi. Rabat biasanya ditentukan dalam tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp100.000 dijual dengan rabat 30% . Harga jual sesungguhnya menjadi Rp 70.000 ( 100.000- (30% x Rp 100.000). Rabat tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun penjual. BIAYA ANGKUT Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai pihak manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke gudang pembeli. Bila pembeli yang menanggung biaya tersebut, ketentuan ini disebut franco gudang penjual (FOB Shipping point), bila biaya angkut ditanggung oleh penjual, ketentuan ini disebut franco gudang pembeli ( FOB Destination). Biaya Angkut bagi Pembeli STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 36 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka biaya angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke perkiraan Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa perusahaan menggunakan perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut. Saldo perkiraan ini ditambahkan ke saldo perkiraan pembelian untuk menetapkan jumlah harga pokok barang yang dibeli. Dalam bebrapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya angkut dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan bahwa pembeli yang menanggung biaya angkut tersebut (franco gudang penjual). Bila penjual membayar lebih dulu biaya angkut, pembeli akan memasukkan biaya itu dalam debet pembelian dan kredit hutang dagang. Misalnya tanggal 15 Januari Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara kredit seharga Rp 5.000.000 dengan syarat franco gudang penjual, (2/10,n/30) ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual sebesar Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah : 15 Januari Pembelian Rp 5.050.000 Hutang dagang Rp 5.050.000 (mencatat pembelian barang dagangan dengan franco gudang pembeli) Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga untuk pelunasan lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah penjualan dan bukan dari total jumlah dalam faktur. Misalkan Amazon Co. membayar hutang tanggal 20 Januari , maka perhitungannya adalah : Faktur dari Bill termasuk biaya angkut Rp 50.000 yang telah dibayar lebih dulu oleh penjual Rp 5.050.000 Dasar menghitung potongan Rp 5000.000 Tarif potong 2% Jumlah potongan (5.000.000 x 2%) Rp 100.000 Jumlah pembayaran Rp 4.950.000 Amazon akan menjurnal : 20 Januari Hutang dagang Rp 5.050.000 Kas Rp 4.950.000 Potongan pembelian Rp 100.000 Biaya Angkut bagi penjual Bila dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya angkut (franco gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar oleh penjual didebet ke perkiraan Biaya transport. Total biaya ini dilaporkan dalam perhitungan rugi laba sebagai biayapenjualan. PERSEDIAAN AKHIR Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metoda periodic harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir periode. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 37 DIKTAT AKUNTANSI DASAR LABA KOTOR Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh : Penjualan bersih Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Rp 9.590.000 Rp 449.400 Rp 9.140.600 BIAYA OPERASIONAL Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan subjek. Pada perusaaah pengecar umumnya cukup membagi beban operasi menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan dan biaya umum. Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan dengan penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya penjualan (selling expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian penjualan, perlengkapan gudang yang digunakan, penyusutan [eralatan gudang dan beban iklan. Beban yang timbul dalam operasi umum perusahaan digolongkan sebagai biaya umum atau biaya administrasi. Contoh gaji pegawai kantor, asuransi dan pajak biasanya dilaporkan dalam biaya umum. Biaya yang reletif kecil jumlahnya dan tidak dapat diindentifikasi ke perkiraanutama umumnya dikumpulkan dalam perkiraan biaya penjualan rupa-rupa dan biaya umum rupa-rupa. LABA DARI OPERASIONAL Selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi disebut laba dari operasi. Jumlah laba operasi dan hubungannya dengan investassi modal serta penjumlahan bersih merupakan faktor penting untuk menilai efisiensi manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan. Bila biaya operasi lebih besar dari laba kotor, selisih ini disebut kerugian dari operasi. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA NERACA SALDO 31 DESEMBER 2002 (dalam ribuan rupiah) Rekening Kas Piutang dagang Persediaan barang dagangan Asurasni Dibayar dimuka Gedung Akumulasi Depresiasi Gedung Utang Dagang Modal, Mutiara Prive, Mutiara Penjualan Retur dan Potongan penjualan STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Saldo Debet Rp 9.500 16.100 36.000 3.800 80.000 Kredit Rp 16.000 20.400 83.000 15.000 480.000 12.000 38 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Potongan tunai penjualan Pembelian Retur dan potongan pembelian Potongan tunai pembelian Biaya angkut pembelian Biaya angkut penjualan Biaya iklan Biaya sewa Biaya gaji Biaya rupa-rupa Total 8.000 325.000 10.400 6.800 12.200 7.000 16.000 19.000 40.000 17.000 616.600 616.600 Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode Pisik 1. Pembuatan jurnal penyesuaian 2. Penyusunan Neraca Lajur 3. Penyusunan Laporan Keuangan 4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode PENYESUAIAN Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian dengan perusahaan jasa. Perusaah yang menggunakan metode periodik sangat sederhana, namun metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang : 1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan 2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan) Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat memberikan informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini kedalam pembukuan perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian. HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat harga pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang menggunakan persediaan periodic adalah : Harga Pokok Penjualan Rp xxxx Persediaan Barang Dagangan Rp xxxx STMIK DARMA –saldo Suginam, SE, M.Ak (untukBUDI memindahkan rekening persediaan awal ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan) 39 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Harga Pokok Penjualan Pembelian Rp xxxx Rp xxxx (untuk memindahkan saldo rekening pembelian ke rekening Harga Pokok Penjualan) Persediaan Rp xxxx Harga Pokok Penjualan Rp xxxx (untuk mencatat saldo persediaan akhir ) Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekening-rekening tersebut harus dipindahkan juga kerekening Harga Pokok Penjualan. Harga Pokok Penjualan Rp xxxx Biaya Angkut Pembelian Rp xxxx (untuk memindahkan saldo rekening biaya angkut ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan) Retur dan Potongan Pembelian Harga Pokok Penjualan Rp xxxx Rp xxxx (untuk memindahkan saldo rekening Retur dan Potongan Pembelian ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan) Potongan Tunai Pembelian Rp xxxx Harga Pokok Penjualan Rp xxxx (untuk memindahkan saldo rekening Potongan tunai pembelian ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan) STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 40 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang bersangkutan. Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir bulan Desember 2002 (dalam ribuan ): 1. 2. 3. 4. 5. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000 Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800 Depresiasi Gedung 10% pertahun Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000 Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000 Berdasarkan data diatas, jurnal penyesuaian yang harus dibuat Perusahaan Dagang MUTIARA pada tanggal 31 Desember 2002 adalah (dalam ribuan ) : JURNAL PENYESUAIAN Keterangan Tanggal Jumlah K D 02 Des 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Harga Pokok Penjualan Persediaan Barang Dagangan Harga Pokok Penjualan Pembelian Rp 36.000 36.000 325.000 325.000 Harga Pokok Penjualan Biaya Angkut Pembelian 12.200 Retur dan Potongan Pembelian Harga Pokok Penjualan 10.400 Potongan tunai pembelian Harga Pokok Penjualan 6.800 Persediaan barang dagangan Harga Pokok Penjualan 40.000 12.200 10.400 6.800 40.000 Biaya Asuransi Asuransi dibayar dimuka 2.000 Biaya Depresiasi Gedung Akum. penyusutan gedung 8.000 Biaya Gaji Hutang gaji 5.000 Biaya sewa Hutang sewa 4.000 STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 2.000 8.000 5.000 4.000 41 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Kertas Kerja/Neraca Lajur : Suatu daftar yang terbagi dalam kolom-kolom. Bentuk – bentuk kertas kerja 1. Bentuk 6 kolom Neraca Sisa Laba Rugi No Nama Akun Debet Kredit Debit Kredit Neraca Debit Kredit 2. Bentuk 8 kolom No Nama Akun Neraca Sisa D K 3. Bentuk 10 kolom N Nama Akun o Ayat penyesuaian D K NS D Laba Rugi D K AJP K D NSD K D Neraca D K L/R D K K NERACA D K 4. Bentuk 12 kolom No Nama Akun NS D K AJP D K NSD D K L/R D K PM/PE D K D NERACA K Jurnal Penutup : Ayat jurnal yang digunakan untuk menihilkan atau menutup akun-akun sementara sehingga nilainya menjadi nol. Yang tergolong akun sementara adalah akun pendapatan, beban, dan prive. Selanjutnya dalam proses jurnal penutup yang merupakan perkiraan lawan atau akun tandingannya adalah akun ikhtisar laba rugi. Untuk akun prive akun lawannya adalah akun modal/ekuitas. 1. Fungsi jurnal penutup : antara lain untuk menghapus akun-akun sementara sehingga dalam menyusun neraca saldo setelah penutupan hanyalah akun-akun riil saja yang tampak. Akun-akun yang memerlukan jurnal penutup adalah : a. b. c. d. Memindahkan Akun Pendapatan Pendapatan Ikhtisar Laba Rugi Memindahkan Akun Biaya Ikhitsar Laba Rugi Beban Xxx Memindahkan Akun Prive Ekuitas / Modal Prive Xxx Memindahkan Saldo Laba Rugi STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Rp. Xxx Rp. Xxx Rp. Xxx Rp. Rp. Xxx Rp. 42 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Untuk Saldo Laba Ikhtisar Laba Rugi Ekuitas/Modal Rp. Xxx Rp. Xxx Untuk Saldo Rugi Ekuitas / Modal Ikhtisar Laba Rugi Rp. Xxx Rp. Xxx Neraca Sisa Setelah Penutupan Tujuan pembuatan neraca sisa setelah penutupan adalah memastikan bahwa buku besar telah seimbang sebelum memulai pencatatn data akuntansi periode berikutnya. Neraca sisa setelah penutupan ini merupakan neraca akhir pada periode pembukuan dan menjadi neraca awal periode tahun berikutnya. Perlu dipahami bahwa neraca sisa setelah penutupan ini hanya terdiri dari akun riil. Neraca sisa setelah penutupan ini dapat dikerjakan dengan mengambil saldo-saldo akun dalam buku besar setelah ayat penyesuaian dan ayat penutup dibukukan, atau dapat juga diambil dari kerta kerja kolom neraca. Jurnal Pembalik : Jurnal yang dibuat pada awal periode akuntansi untuk membalik jurnal penyesuaian tertentu yang dibuat pada periode sebelumnya. Jurnal pembalik ini dilakukan dengan tujuan agar pencatatan dalam periode berikutnya dapat dilakukan dengan mudah, serta mencegah terjadinya kekeliruan menjurnal pada saat jatuh temponya. Pada dasarnya ada 4 macam jurnal penyesuaian yang memerlukan jurnal pembalik, antara lain sebagai berikut : 1. Biaya Yang Masih Harus Dibayar 2. Beban Dibayar di Muka 3. Pendapatan yang masih harus diterima 4. Pendapatan diterima dimuka Contoh : Pada tanggal 1 Oktober 2005 perusahaan membayar di muka premi asuransi sebesar Rp. 1.200.000,- untuk masa satu tahun. Anda diminta membuat : a. Jurnal pada saat pembayaran tanggal 1 Oktober 2005 b. Ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2005 c. Ayat pembalik pada tanggal 31 Desember 2005 d. Ayat jurnal penutup tanggal 1 Desember 2003 Jawab : a. Beban asuransi Rp. 1.200.000,Kas b. Asuransi dibayar dimuka Rp. 900.000,Beban asuransi c. Beban Asuransi Rp. 900.000,Asuransi dibayar dimuka d. Ikhtisar laba rugi Rp. 300.000,Beban Asuransi STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Rp. 1.200.000,Rp. 900.000,Rp. 900.000,Rp. 300.000,43 DIKTAT AKUNTANSI DASAR STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 44 DIKTAT AKUNTANSI DASAR NERACA LAJUR PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA NERACA LAJUR PERIODE BERKAHIR 31 DESEMBER 2002 Rekening Kas Piutang dagang Persediaan barang dagangan Asr. Dibayar dimuka Gedung Akum Dep. Gedung Utang Dagang Modal, Mutiara Prive, Mutiara Penjualan Retur & Pot. Penjualan Pot. tunai penjualan Pembelian Retur & pot. Pembelian Pot. tunai pembelian Bi. angkut pembelian Bi. angkut penjualan Biaya iklan Biaya sewa Biaya gaji Biaya rupa-rupa Total Neraca Saldo Debet 9.500 16.100 36.000 3.800 80.000 Kredit Penyesuaian Debet 40.000 16.000 20.400 83.000 Kredit 36.000 2.000 8.000 15.000 480.000 12.000 8.000 325.000 Laba Rugi Debet Neraca Kredit Debet 9.500 16.100 40.000 1.800 80.000 Kredit 24.000 20.400 83.000 15.000 480.000 12.000 8.000 325.000 10.400 6.800 12.200 7.000 16.000 19.000 40.000 17.000 616.600 Neraca saldo setelah penyesuaian Debet Kredit 9.500 16.100 40.000 1.800 80.000 24.000 20.400 83.000 15.000 480.000 12.000 8.000 10.400 6.800 12.200 4.000 5.000 7.000 16.000 23.000 45.000 17.000 7.000 16.000 23.000 45.000 17.000 316.000 2.000 8.000 316.000 2.000 8.000 616.600 Harga Pokok Penjualan Biaya Asuransi Biaya Dep. Gedung Hutang gaji Hutang sewa Saldo Laba STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 36.000 325.000 12.200 2.000 8.000 449.400 10.400 6.800 40.000 5.000 4.000 449.400 616.400 5.000 4.000 616.400 454.000 26.000 480.000 45 480.000 480.000 162.400 162.400 5.000 4.000 136.400 26.000 162.400 DIKTAT AKUNTANSI DASAR BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka penyususnan lapran keuangan dapat dilakukan dengan mudah karena data yang diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan telah tersedia di nerac lajur. Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan dengan memperhatikan cara-cara penyajian yang lazim. Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Daganga MUTIARA : AKTIVA PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA NERACA 31 DESEMBER 2002 (DALAM RIBUAN RUPIAH) PASSIVA Aktiva Lancar Kas PiutangDagang Persediaan Barang dagangan Asuransi Dibayar Dimuka Jumlah Aktiva Lancar Rp 9.500 16.100 40.000 1.800 67.400 Aktiva Tak Lancar Gedung 80.000 Akum. Dep Gedung 24.000 Jumlah Aktiva Tak Lancar Jumlah Aktiva Kewajiban Lancar : Utang Dagang Utang Gaji Utang Sewa Jumlah Kewajiban Lancar Rp 20.400 5.000 4.000 29.400 MODAL : Modal Mutiara 94.000 56.000 123.400 Jumlah Passiva 123.400 PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA LABA RUGI 31 DESEMBER 2002 (DALAM RIBUAN RUPIAH) Modal, Mutiara 1 Januari 2002 Rp 83.000 Laba 31 Desember 2002 Rp 26.000 Prive, Mutiara ( Rp 15.000 ) Modal, Mutiara 31 Desember 2002 Rp 94.000 AYAT JURNAL PENUTUP Ayat jurnal penutup dicatat segera dalam buku harian setelah jurnal penyesuaian. Semua perkiraan Nominal sementara ditutup dan saldonya menjadi nol. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 46 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Ayat jurnal penutup untuk perusahaan dagang Mutiara : PENUTUPAN REKENING-REKENING PENDAPATAN Penjualan Rp 20.000.000 Retur dan Potongan Pembelian Rp 12.000.000 Potongan Tunai Pnjualan Rp 8.000.000 (Untuk memindahkan saldo rekening-rekening pengurang penjualan ke rekening penjualan) Penjualan Rugi Laba Rp 460.000 Rp 460.000 (Untuk memindahkan saldo rekening Penjualan neto ke rekening Rugi Laba) Apabila perusahaan memiliki rekening-rekening pendapatan yang lain, seperti rekeing pendpatan sewa, maka rekening tersebut juga harus ditutup ke rekening Rugi Laba dengan jurnal : Pendapatan sewa Rp xxxxx Rugi-Laba Rp xxxxx ( Untuk memindahkan saldo rekening-rekening pendapatan lainnya ke rekening Laba Rugi) PENUTUPAN REKENING-REKENING BIAYA Rugi-Laba Rp 434.000 Harga Pokok Penjualan Biaya Angkut penjualan Biaya Iklan Biaya sewa Biaya gaji Biaya Asuransi Biaya Depresiasi Gedung Biaya Rupa-rupa Rp 316.000 Rp 7.000 Rp 16.000 Rp 23.000 Rp 45.000 Rp 2.000 Rp 8.000 Rp 17.000 ( Untuk memindahkan saldo rekening-rekening biaya ke Rugi - Laba ) PENUTUPAN REKENING RUGI – LABA Semua rekening pendapatan dan biaya ditutup , maka rekening tersebut tidak memiliki saldo lagi (saldonya nol rupiah). Tahap berikutnya adalah menutup rekening Rugi-Laba ke rekening Modal dengan jurnal penutup : Rugi-Laba Rp 26.000 Modal. Mutiara Rp 26.000 (untuk memindahkan saldo rekening Rugi-Laba ke rekening Modal) STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 47 DIKTAT AKUNTANSI DASAR PENUTUPAN REKENING PRIVE Pada perusahaan perseorangan saldo rekening prive pada akhir tahun harus ditutup ke rekening modal dengan jurnal penutup : Modal Mutiara Prive, Mutiara Rp 15.000 Rp 15.000 (untuk memindahkan saldo rekening Prive ke rekening Modal) NERACA SALDO SETELAH TUTUP BUKU Dengan selesainya pembuatan ayat jurnal penutup, maka tahap terakhir dalam siklus akuntasni perusahaan dagang adalah membuat neraca saldo setelah tutup buku. Tujuan dan proses penyusunan neraca saldo setelah tutup buku pada perusahaan dagang tidak berbeda dengan penyusunan neraca saldo setelah tutup buku pada perusahaan jasa. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 48 DIKTAT AKUNTANSI DASAR BAB VI PERSEDIAAN BARANG DAGANG Penilaian Persediaan dengan Metode Pencatatan Persediaan Secara Perpectual Contoh : Apabila dalam contoh di atas PT. Pendawa menggunakan metode perpectual hitunglah nilai persediaan akhir jika digunakan a. Metode rata-rata bergerak b. Metode FIFO c. Metode LIFO Jawab : a. Metode rata-rata bergerak Kartu Persediaan Barang Tgl 1 3 5 10 15 20 25 Pembelian/Masuk Q P Jlh 500 775 387.500 700 825 577.500 200 850 170.000 Nilai Persediaan Akhir Penjualan /Keluar Q P Jlh 350 784,38 274.333 300 809,10 242.730 500 809,10 404.550 Rp. 453.189 Q 300 800 450 1150 850 350 550 Saldo/Sisa P 800 784,38 784,38 809,10 809,10 809,10 823,98 Jlh 240.000 627.504 352.971 930.465 687.735 283.185 453.189 b. Metode FIFO Tgl Pembelian/Masuk Penjualan/Keluar Saldo/Sisa 1 3 Q 500 P 775 Jlh 387.500 Q - P - Jlh - 5 - - - 10 700 825 577.500 300 50 - 800 775 - 240.000 38.750 - 15 - - - 300 775 232.500 20 - - - 25 200 850 170.000 150 350 - 725 825 - 108.750 288.750 - 825 x 850 Nilai Persediaan Akhir = 350 x 200 Q 300 300 500 450 450 700 150 700 350 350 200 P 800 800 775 775 775 825 775 825 825 825 850 Jlh 240.000 240.000 387.500 348,750 348.750 577.500 116.250 577.500 288.750 288.750 170.000 = Rp. 288.750 = Rp. 170.000 Rp. 458.750 c. Metode LIFO STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 49 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Tgl Pembelian/Masuk P Jlh 775 387.500 1 3 5 - - - 350 775 271.250 10 700 825 577.500 - - - 15 - - - 300 825 247.500 20 - - - 25 200 850 170.000 400 100 - 825 775 - 330.000 77.500 - Nilai Persediaan Q - Penjualan/Keluar P - Q 500 Jlh - Q 300 300 500 300 150 300 150 700 300 150 400 300 50 300 50 200 Saldo/Sisa P Jlh 800 240.000 800 240.000 775 387.500 800 240.000 775 116.250 800 240.000 775 116.250 825 577.500 800 240.000 775 116.250 825 330.000 800 240.000 775 38.750 800 240.000 775 38.750 850 170.000 Rp. 448.750 Latihan 1 : 1. Berikan pendapat anda tentang Akuntansi 2. Jelaskan perbedaan Tatabuku dan akuntansi 3. Jelaskan pengertian Sistem Informasi Akuntansi 4. Berikan perbedaan Akuntansi secara manual dengan Akuntansi Komputerisasi ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 50 DIKTAT AKUNTANSI DASAR ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Latihan 2 : 1. Pada tanggal 1 Mei 2013 Tuan Aldi memulai usahanya membuka kursus komputer dan akuntansi yang diberinama Millenium. Ia menginvestasikan uang tunai sebesar Rp. 60.000.000,- sebagai ekuitas pertamanya. 2. Tanggal 5 Mei 2013 perusahaan membeli beberapa komputer dengan harga Rp. 27.000.000,- tunai. 3. Tanggal 15 Mei 2013 perusahaan membeli sebuah gedung dengan harga Rp. 24.000.000,- dibayar tunai Rp. 5.000.000,- sisanya dengan kredit. 4. Tanggal 20 Mei 2013 perusahaan menerima pendapatan kursus akuntansi sebesar Rp. 800.000,5. Tanggal 23 Mei 2013 perusahaan membeli peralatan kantor dari toko Merpati Jaya di Surabaya dengan harga Rp. 1.500.000,- secara kredit. 6. Tanggal 25 Mei 2013 perusahaan menerima pendapatan dari kursus komputer sebesar Rp. 1.200.000,7. Tanggal 30 Mei 2013 perusahaan membayar gaji karyawan Rp. 500.000,8. Tanggal 31 Mei 2013 pemilik mengambil uang dari perusahaan sebesar Rp. 1.000.000,untuk keperluan pribadi STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 51 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Kas Komputer Peralatan Gedung Hutang Modal Laba Rugi Per Mei 2013 STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 52 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Perubahan Modal Per Mei 2013 Neraca Per Mei 2013 Aktiva Pasiva Latihan 3 (quiz) Berdasarkan latihan 2 catatlah transaksi tersebut ke dalam jurnal Tanggal Keterangan Ref Debit STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Kredit 53 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Latihan 4 : ………………. Tanggal Keterangan …………. Ref STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Debit Kredit Saldo 54 DIKTAT AKUNTANSI DASAR ……………… Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 55 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Latihan 5 : Neraca Saldo ……………………….. ………………………. No Akun Keterangan Debit Kredit Soal-soal : 1. Berikut inia dalah transaksi yang terjadi pada Solmet Musik pada periode Januari 2015 1. Disetorkan sebagai modal awal sebesar 10.000.000 2. Menerima dari jasa disc jockey 2.500.000 3. Membayar untuk sewa kantor 1.000.000 4. Membeli bahan habis pakai sebesar 350.000 yang akan dibayar 100.000 sisanya dinyarkan pada bulan Mei 5. Membayar untuk biaya iklan 750.000 6. Membayar untuk menyewa peralatan 800.000 7. Membayar 300.000 untuk demo music 8. Membayar hutang atas transaksi 4 sebesar 100.000 9. Diterima honor 350.000 dalam menyediakan rekaman music 10. Diterima jasa sebagai disc jockey sebesar 1.350.000 yang akan dibayarkan bulan Mei 11. Menerima 500.000 untuk jasa disc jockey 12. Membayar 240.000 atas demo music STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 56 DIKTAT AKUNTANSI DASAR 13. 14. 15. 16. 17. 18. Menerima jasa disc jockey sebear 1.000.000 Membayar gaji resepsionis 350.000 Setelah dilakukan perhitungan ternyata sisa bahan habis pakai sebesar 170.000 Membayar beban lain-lain 150.000 Membayar royalti 800.000 Menarik tunai 300.000 untuk keperluan pribadi Diminta : - Catatlah transaksi diatas ke dalam persamaan akuntansi - Catatlah transaksi diatas ke dalam jurnal umum - Posting ke dalam buku besar - Susun neraca saldo 2. Berikut adalah neraca saldo per 31 Mei 2015 Kas 2.100.000 Piutang usaha 10.300.000 Asuransi dibayar dimuka 3.000.000 Bahan habis pakai 1.725.000 Tanah 50.000.000 Gedung 80.750.000 Akm. Peny. gedung 37.850.000 Peralatan kantor 44.000.000 Akm. Peny. peralatan 17.650.000 Utang usaha 3.750.000 Sewa diterima dimuka 3.600.000 Modal 83.550.000 Prive 2.500.000 Pendapatan honor 128.600.000 Beban gaji 50.900.000 Beban utilitas 14.100.000 Beban iklan 7.500.000 Beban perbaikan 6.100.000 Beban lain-lain 2.025.000 Data yang diperlukan untuk menentukan penyesuian gal 1 Mei 2015 sebagai berikut : 1. Penyusutan gedung selama tahun berjalan 3.500.000 2. Penyusutan peralatan selama tahun berjalan 2.300.000 3. Gaji per 31 yang belum dibayar 1.100.000 4. Asuransi yang belum terpakai 750.000 5. Pendapatan diterima tetapi belum ditagih 3.250.000 6. Sisa bahan habis pakai 525.000 7. Sewa diterima dimuka 1.500.000 Diminta : - Susunlah ayat jurnal penyesuaian - Susun ke dalam neraca lajur STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 57 DIKTAT AKUNTANSI DASAR Rekening Neraca Saldo Debet Kredit STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak Penyesuaian Debet Kredit Neraca saldo setelah penyesuaian Debet Kredit Laba Rugi Debet 58 Kredit Neraca Debet Kredit DIKTAT AKUNTANSI DASAR Laporan Keuangan STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 59 DIKTAT AKUNTANSI DASAR STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 60 DIKTAT AKUNTANSI DASAR TABEL NILAI No. Tanggal Latihan Nilai Paraf 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 61 DIKTAT AKUNTANSI DASAR STMIK BUDI DARMA – Suginam, SE, M.Ak 62