BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan teknologi informasi sampai sekarang ini berjalan dengan cepat, persoalan yang dihadapi manusia juga semakin banyak dan rumit serta memerlukan penyelesaian yang cepat dan akurat. Komputer saat ini sudah bukan merupakan barang yang mewah seperti pada awal tahun 1970-an, namun komputer telah menjadi suatu kebutuhan di masyarakat. Tidak hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang menggunakan komputer, rumah tangga pun banyak yang telah menggunakan komputer. Personal Computer (PC) atau komputer pribadi, sekarang banyak didapati dalam kehidupan sehari-hari dengan harga relatif murah. Sejak pertama kali diperkenalkan, perkembangan komputer sangat pesat, baik dalam perangkat kerasnya (hardware) maupun perangkat lunaknya (software). Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya bidang yang menuntut adanya komputerisasi. Pada bidang teknik sipil dan arsitektur perancangan struktur merupakan unsur yang penting pada pembangunan suatu bangunan bertingkat agar dapat menghasilkan bangunan yang kuat, aman dan ekonomis sehingga dapat memberikan rasa aman bagi penghuninya. Secara umum, struktur bangunan bertingkat terdiri atas dua bagian utama, yaitu struktur atas yang terdiri dari plat lantai, balok, kolom dan struktur bawah yaitu pondasi. Perancangan struktur bangunan bertingkat sangat dipengaruhi gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi bangunan tersebut. Gaya-gaya tersebut berpengaruh terhadap dimensi dari komponen-komponen yang mendukung struktur. Dimensi dari 1 komponen-komponen struktur akan menjadi semakin besar sesuai dengan besarnya gaya yang bekerja pada struktur. Perancangan bangunan berlantai banyak tentu saja lebih rumit dibandingkan dengan bangunan berlantai satu. Proses perhitungan yang lebih kompleks dan rumit tersebut bertujuan untuk mengantisipasi faktor-faktor yang mempengaruhi konstruksi bangunan. Seperti Indonesia yang merupakan pertemuan dua jalur gempa yaitu jalur gempa Pasifik dan jalur gempa Asia, tentunya membutuhkan konstruksi bangunan yang lebih kuat. Dalam perancangan bangunan bertingkat yang kuat, terbentuknya sendisendi plastis yang mampu memencarkan energi gempa dan membatasi besarnya beban gempa yang masuk ke dalam struktur, harus dikendalikan sedemikian rupa agar struktur utama bangunan bertingkat yang bersangkutan berperilaku memuaskan dan tidak mengalami kerusakan dan kalaupun rusak, tidak sampai menyebabkan keruntuhan struktur. Gaya dan tekanan yang terjadi pada komponen-komponen penyusun bangunan bertingkat seperti plat lantai, kolom, pondasi, atap, balok-balok tumpuan dan tulangan yang digunakan dan lain-lain, dihitung melalui proses perhitungan kompleks yang memakan waktu sangat lama dan membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi, baik perhitungan secara numerik maupun menggunakan metode pendekatan. Perhitungan pun harus dilakukan dari komponen bagian atas konstruksi bangunan secara berurutan sampai pada komponen konstruksi bangunan yang paling bawah (pondasi) karena bagian bawah dari setiap komponen konstruksi bangunan akan menahan beban dari komponen yang diatasnya dan bagian paling bawah bangunan (pondasi) adalah bagian yang paling banyak menahan beban karena semua komponen konstruksi bangunan berada di atas pondasi tersebut. 2 Metode numerik dan pendekatan untuk penyelesaian mekanika terapan telah semakin penting, ada dua alasan utama pesatnya perkembangan metode ini untuk analisis plat. Pertama, pemakaian struktur plat tidak terbatas hanya pada bidang teknik sipil dan mesin, plat juga banyak digunakan pada struktur ruang angkasa dan kapal laut. Karena semakin luasnya pemakaian plat, masalah yang berkaitan dengan analisis statis dan dinamis plat menjadi lebih rumit sehingga penyelesaian masalah dengan cepat dan tepat secara efisien semakin diperlukan. Kedua, komputer telah berkembang sangat pesat sebagai alat pengolah data, penghasil informasi dengan kecepatan dan ketepatan yang lebih akurat. Sistem lantai bangunan bertingkat banyak, umumnya terbuat dari plat beton bertulang, dimana dalam prakteknya, perancangan plat lantai beton bertulang sangat penting. Pada plat lantai beton bertulang, digunakan jenis tumpuan jepit, dimana masing-masing komponen sistem lantai ini ditumpu pada keempat sisinya oleh balok atau dinding yang membentuk struktur yang monolit. Perhitungan plat beton bertulang terlalu rumit untuk diterapkan dalam prakteknya, karena terlalu banyaknya faktor yang mempengaruhi perhitungan tersebut sehingga tidak adanya ketetapan yang mutlak mengenai metodemetode perhitungan dan koefisien-koefisien dalam perhitungan tersebut, selain itu kondisi alam dan lingkungan yang mempengaruhi bangunan tersebut, berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, sehingga belum terdapat sebuah software yang baku untuk dapat melakukan proses perhitungan semua komponen-komponen yang menyusun suatu konstruksi bangunan. Acuan dalam perhitungan komponen struktur bangunan yang sering digunakan di Indonesia adalah Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPI), 3 Pedoman Beton Indonesia (PBI), Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI), tabel perhitungan sesuai dengan metode perhitungan yang digunakan dan lain-lain. Koefisien antara tabel yang satu dengan yang lain memiliki fungsi dan ukuran tersendiri untuk berbagai jenis komponen struktur, termasuk untuk plat beton yang akan disesuaikan dengan fungsi dari bangunan nantinya. Dimana koefisien dari tabel tersebut akan digunakan dalam proses-proses perhitungan yang rumit, dan hasil dari perhitungan tersebut akan digunakan untuk perhitungan-perhitungan berikutnya yang saling terkait antara satu dengan yang lain, yang harus dihitung secara berurutan dari awal, sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Jika hal ini dilakukan secara manual, untuk satu lantai dari sebuah bangunan berlantai banyak, akan membutuhkan waktu yang cukup lama dan berbelit-belit dengan tingkat ketelitian yang kurang dapat dipercaya terutama akibat adanya faktor human error, yang dapat berakibat sangat fatal dalam perancangan konstruksi bangunan. Pada umumnya bangunan tersebut tidak terlepas dari makhluk hidup, terutama manusia yang akan melakukan aktifitas pada konstruksi bangunan yang akan dibangun dan setelah bangunan tersebut difungsikan nantinya, sehingga diperlukan sebuah perencanaan konstruksi bangunan yang benar-benar sangat akurat. Sehingga diperlukan sebuah aplikasi khusus yang dapat melakukan proses perhitungan secara cepat dengan tingkat ketelitian yang lebih dapat dipercaya dan akurat dalam proses perancangan sebuah konstruksi bangunan, terutama bangunan berlantai banyak yang menggunakan bahan beton bertulang sebagai komponen penyusun dari bangunan tersebut. 4 1.2 Maksud Aplikasi ini dibuat untuk mempermudah prosedur perhitungan momen dan penulangan pada plat lantai beton bertulang, khususnya plat beton bertulang jenis insitu yaitu plat yang dibuat dengan melakukan cor ditempat sehingga menjadi satu kesatuan yang monolit pada tumpuan jepit, yaitu tumpuan yang mampu menahan gaya yang tegak lurus dan searah bidang perletakan dukungan, serta mampu menahan momen. 1.3 Tujuan Adapun tujuan pembuatan karya tulis ini, untuk membantu dalam perancangan konstruksi bangunan berlantai banyak, khususnya bagi mereka yang bergerak dibidang teknik sipil dan arsitektur. 1.4 Pokok Masalah Dalam sebuah perencanaan bangunan berlantai banyak diperlukan data- data dan hasil analisis dari masing-masing komponen konstruksi bangunan, yang membutuhkan proses perhitungan yang kompleks dimana belum adanya metode yang baku, karena adanya perbedaan kondisi alam dan lingkungan yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Sehingga terlalu banyak metode perhitungan akibat pengujian-pengujian komponen bangunan yang selalu berubah sesuai perkembangan kondisi alam di suatu daerah dimana dalam prakteknya, perhitungan perencanaan komponen-komponen dari sebuah konstruksi bangunan berlantai banyak dilakukan secara manual khususnya untuk plat beton bertulang. 5 Komputerisasi Perhitungan Plat Beton Bertulang ini dibuat untuk mempermudah perhitungan perencanan plat lantai beton bertulang khususnya untuk daerah Indonesia, dengan menggunakan metode perhitungan yield line, yang disesuaikan dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPI) tahun 1983, Pedoman Beton Indonesia (PBI) tahun 1989 dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang oleh Ir. W. C. Vis dan Ir. Gideon Kusuma M. Eng. 1.5 Batasan Masalah Dalam penyusunan skripsi ini, hal-hal yang dibahas dibatasi dalam ruang lingkup seperti tertera di bawah ini : a. Perhitungan hanya pada plat beton bertulang jenis insitu persegi empat one way slab dan two way slab. b. Plat yang dimaksud adalah plat lantai dari suatu konstruksi bangunan. c. Tumpuan yang digunakan adalah tumpuan jepit. d. Perhitungan pembagian pembebanan plat menggunakan metode “yield line methode”. e. Beban dianggap beban merata. f. Tabel perhitungan yang digunakan adalah tabel Vis dan Gideon. g. Faktor reduksi kekuatan bangunan yang digunakan adalah 0,8 dan 1,0. h. Mutu baja yang digunakan adalah 240 Mpa dan 400 Mpa. i. Mutu beton yang digunakan adalah 15 Mpa, 20 Mpa, 25 Mpa, 30 Mpa dan 35 Mpa. j. Diameter tulangan yang digunakan adalah 6, 8, 10, 12, 14, 16, 19 dan 20, dengan satuan milimeter 6 k. Acuan pembebanan yang digunakan adalah Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPI) tahun 1983. l. Acuan peraturan konstruksi yang digunakan adalah Pedoman Beton Indonesia (PBI) tahun 1989. m. Ruang lingkup analisis adalah Indonesia dan daerah-daerah yang memiliki karakter dan kondisi alam seperti di Indonesia. n. Hasil dari perhitungan adalah tipe plat, tebal minimum plat, tebal efektif plat, beban ultimate, momen pada plat, luas tulangan, jarak antar tulangan (spasi) pada plat, panjang tulangan secara teori dan sketsa tulangan plat. 1.6 Sistematika Dalam penulisan naskah ini digunakan suatu “Sistematika Penulisan “ yang tersusun seperti berikut ini : BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab yang pertama ini akan dibahas mengenai permasalahan yang menjadi dasar dibuatnya karya tulis ini yang meliputi Latar Belakang Masalah, Maksud, Tujuan, Pokok Masalah, Batasan Masalah dan Sistematika Penulisan yang digunakan. BAB II. LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas tentang objek yang diteliti, pengetahuan yang mendukung penyelesaian dan bahasa pemrograman yang digunakan. 7 BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN Dalam bab ini berisikan analisis dari objek yang diteliti, algoritma flowchart atau design diagram serta perancangan sistem dan proses perancangan aplikasi yang dibuat. BAB IV. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai prosedur-prosedur dari source code yang digunakan dalam setiap interface yang dibuat, pembahasan pengujian sistem, analisis dan hasil implementasi dari Komputerisasi Perhitungan Plat Lantai Beton Bertulang. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab yang terakhir ini dibahas mengenai kesimpulan dari aplikasi yang dibuat, serta saran-saran untuk menyempurnakan aplikasi tersebut. 8