Pemanenan Energi RF 900 MHz menggunakan

advertisement
Seminar Nasional Pascasarjana XI – ITS, Surabaya 27 Juli 2011
ISBN No.
Pemanenan Energi RF 900 MHz menggunakan Rectenna untuk
Perangkat Mobile
Siska Novita Posma 1, Eko Setijadi 2
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia,1,2
[email protected]
Abstrak
Pemanenan energi RF merupakan salah satu alternatif konversi energi, di mana melalui proses ini dimungkinkan
untuk menghasilkan daya listrik yang cukup kecil untuk men-drive rangkaian dalam perangkat elektronik komunikasi
wireless. Dalam makalah ini menyajikan perancangan rectenna yang berupa antena mikrostrip 900 MHz untuk
memanen energi RF dan bagaimana memaksimalkan daya RF yang sangat kecil agar dapat digunakan pada perangkat
low power mobile. Antena mikrostrip yang digunakan adalah rectangular patch, karena paling sederhana dan mudah
dalam pencetakannya. Energi RF yang dipanen dengan daya tertentu akan di konversi oleh rangkaian penyearah
menjadi daya dc. Sebelum masuk ke rangkaian aplikasi, daya akan dikuatkan dulu oleh rangkaian penguat. Pertama
kali akan dilakukan pengukuran daya RF di lapangan, setelah itu baru dilakukan desain rectenna. Pengujian rectenna
akan dilakukan dengan mengukur gain antena, VSWR, daya input dan daya output rectenna. Dari parameterparameter tersebut akan diketahui efisiensi dari rectenna. Dari hasil pengujian didapatkan daya paling kecil yang
dapat ditangkap yang kemudian dirubah menjadi tegangan DC terdapat pada frekuensi 958,5 MHz sebesar 30,24 nW,
sedangkan daya terbesar adalah 8,478 µw pada frekuensi 873,6 MHz. Rangkaian penyearah hasil perancangan dapat
mengubah sinyal AC sampai dengan -45 dBm menjadi sinyal DC sebesar 0.001 mV pada beban RL 50 Ω dan
0.061mV pada beban RL 2 kΩ. Daya maksimal didapatkan pada beban 2 kΩ dengan -37.52 menjadi sinyal DC 0.016
mV pada beban 50 Ω dan 0.085 mV pada beban 2 kΩ.
Kata kunci: Energy harvesting, antena mikrostrip rectangular patch, rectenna, rangkaian penyearah
1. Pendahuluan
Saat ini banyak bermunculan teknologi yang
merupakan
miniatur
perangkat-perangkat
wireless dengan daya rendah untuk periode
waktu yang fleksibel. Salah satu pendekatan
adalah dengan memanen energy dari berbagai
sumber daya untuk meningkatkan fungsi baterai
atau operasi tanpa baterai. Daya yang tersedia
untuk perangkat miniatur biasanya sangat rendah
sesuai dengan daya output sumber
yang
disebabkan oleh perubahan pada lingkungan dan
mobilitas rangkaian penerima. Pengaturan daya
yang efisien dapat digunakan untuk menjaga
output daya yang maksimum. Efisiensi untuk
rectenna yang mempunyai level RF 0 dBm pada
frekuensi 925 MHz adalah 47% (Visser, 2001) .
Teknik energy harvesting muncul sebagai
sumber energi yang ramah lingkungan (Vullers,
2008),
yang merupakan alternatif yang
menjanjikan dengan memanfaatkan sumber
energi yang ada. Beberapa energy yang termasuk
didalam energy harvesting adalah pemanfaatan
energi angin dan tenaga surya. Pengambilan daya
dapat disimpan dalam kapasitor, baterai isi ulang,
dan lain-lain. Kelemahan teknik energy yang lain
timbul karena produk-produk portabel disuplay
oleh baterai isi ulang dan akan tetap digunakan
sebagai sumber utama untuk jenis produk
konsumen. Kelemahan dari baterai adalah
kebutuhan untuk mengisi ulang secara berkala.
Kelemahan ini dapat diatasi dengan memberikan
supply daya secara terus menerus tanpa
menggunakan sumber listrik.
Aplikasi penting yang lain pada energy
harvesting adalah untuk mengidentifikasi
identitas sesuatu, yang banyak dikenal dengan
nama RFID (Radio Frequency Identification).
Sistem ini membutuhkan supply daya yang
kontinyu untuk selalu dapat beroperasi sewaktuwaktu. Penemuan ini pertamakali terjadi pada
tahun 1980. RFID adalah aplikasi pertama kali
dalam bidang wireless power transmission.
Semakin banyaknya perangkat-perangkat mobile
yang diaplikasikan pada berbagai bidang saat ini
menuntut adanya supply daya yang tidak
tergantung pada supply listrik. Selain itu, supply
daya seperti ini juga dibutuhkan untuk suatu
perangkat yang berada jauh dari sumber listrik
PLN, seperti di hutan (misalnya diaplikasikan
sebagai supply bagi perangkat sensor kebakaran
hutan), di daerah yang jauh dari pemukiman
penduduk, dan dapat juga diaplikasikan untuk
RFID pada tempat-tempat tertentu dengan
aplikasi-aplikasi bisnis atau perekonomian
tertentu.
Seminar Nasional Pascasarjana XI – ITS, Surabaya 27 Juli 2011
ISBN No.
Pada makalah ini disajikan perancangan rectenna
(rectifier antenna) yang memanfaatkan frekuensi
radio 900 MHz yang merupakan frekuensi GSM
yang banyak digunakan. Pemanfaatan dari
rectenna ini dapat diterapkan pada perangkat
yang membutuhkan daya kecil.
2. Perancangan Rectenna
Perancangan
rectenna
dilakukan
setelah
melakukan pengukuran terlebih dahulu agar
didapat data rancangan yang sesuai dengan
kondisi riil.
2.1 Pengukuran Daya RF pada Frequency
Center 900 MHz
Pengukuran daya ini dilakukan di ruang
terbuka,dengan tujuan untuk mengetahui pada
frekuensi berapa saja dimungkinkan untuk
dilakukan pemanenan energy RF pada frequency
center 900 MHz.
2.2 Perancangan Antenna Mikrostrip
Proses perancangan antena mikrostrip tunggal
dilakukan secara bertahap. Perancangan diawali
dengan menentukan frekuensi kerja antena
mikrostrip, jenis lapisan bahan, nilai konstanta
dielektrik lapisan bahan, dan tebal lapisan
bahan. Untuk memperoleh bentuk dimensi dan
dapat mengetahui beberapa paramater antena
mikrostrip yang telah didesain dilakukan
simulasi secara numerik.
Dalam perancangan terlebih dahulu harus
ditentukan beberapa parameter sebagai dasar
yang akan digunakan dalam perhitungan, yaitu :
• Frekuensi resonansi yang dipilih untuk desain
antena ini adalah sekitar 900 MHz.
• Bahan dielektrik yang dipilih adalah PCB
double layer dengan substrat FR4 yang
memiliki konstanta dielektrik 4,5.
• Ketinggian substrat dielektrik (h) antena
mikrostrip yang akan digunakan adalah 1,6
mm.
Tahapan perancangan antenna menggunakan
persamaansebagai berikut (Balanis, 2005) :
ƒ Perhitungan Lebar (W), persamaan (1)
W=
2 fo
c
(ε r + 1)
2
(1)
Dengan substitusi nilai fo=900Mhz, εr=4.5 dan
c=3e8 m/s, diperoleh :
W=100.503mm
ƒ Perhitungan
konstan(εeff),
ε eff =
nilai
Efektif
persamaan
εr +1 εr −1 ⎡
2
+
2
h⎤
⎢1 + 12 W ⎥
⎣
⎦
dielektrik
(2):
−
1
2
(2)
Dengan nilai εr = 4.5, h = 1.6mm serta W =
100.503mm, diperoleh :
εeff = 5.735
ƒ Perhitungan Effective length (Leff) dengan
menggunakan persamaan (3):
Leff =
c
2 f o ε eff
(3)
Substitusi nilai εeff = 5.735, c=3e8 m/s and fo =
900 MHz, diperoleh :
Leff =69.595 mm
ƒ Perhitungan length extension (ΔL ),
persamaan (2-8):
(ε eff + 0,3)⎛⎜ W + 0,264 ⎞⎟
⎠
⎝h
ΔL = 0,412h
⎛W
⎞
(ε eff − 0,258)⎜ + 0,8 ⎟
⎝h
⎠
(4)
Substitusi εr=4.5, h=1.6 mm serta W = 100.503
mm, diperoleh :
ΔL = 7.20e-4 m=0.720mm
ƒ Perhitungan panjang aktual patch (L),
persamaan (2-9) :
L = Leff − 2ΔL
(5)
Dengan mengganti Leff=76.71mm dan ΔL=
0.720mm, diperoleh :
L = 0.068155 m = 68.155 mm
ƒ Perhitungan dimensi ground plane (Lg dan
Wg )
Untuk
desain
dimensi
ground
plane
menggunakan persamaan (6) dan (7):
ࡸࢍ ൌ ૟ࢎ ൅ ࡸ
(6)
(7)
ࢃࢍ ൌ ૟ࢎ ൅ ࢃ
Dengan substitusi nilai h, L dan W, maka
diperoleh :
Lg=77.755 mm
Wg=110.103 mm
2.3 Perancangan Rangkaian Penyearah
(Rectifier)
Frekuensi radio adalah sinyal AC, untuk
mendapatkan sinyal DC maka digunakan
penyearah. Perancangan rangkaian penyearah
disesuaikan dengan karakteristik antenna hasil
perancangan.
Rangkaian
penyearah
dibuat
dengan
menggunakan dioda Schottky, karena dioda ini
sangat cocok digunakan untuk frekuensi tinggi
dan daya input yang rendah. LPF sederhana yang
berada di antara antena dan rangkaian penyearah
Seminar Nasional Pascasarjana XI – ITS, Surabaya 27 Juli 2011
ISBN No.
terdiri dari kapasitor dan induktor yang
terhubung seri-paralel, kemudian dirangkai
dengan rangkaian penyearah seperti ditunjukkan
blok diagram pada Gambar 1.
LPF ini untuk menghindari harmonisa dari
frekuensi lain yang mengurangi level daya RF
900 MHz yang diterima oleh antena.
Gambar 1. Blok Diagram Rectenna
LPF sederhana pada desain rangkaian rectifier
yang telah didesain terdiri dari komponen CM
2 pF dan terdiri dari LM 18 mH, terhubung secara
seri-paralel seperti yang di tunjukkan pada
gambar diatas. Hal ini akan memungkinkan
energi RF beroperasi pada frekuensi sekitar 900
Mhz serta menolak harmonisa yang tidak
diinginkan. Dengan demikian harmonisa yang
dihasilkan oleh dioda penyearah nonlinear akan
ditolak sehingga efisiensi RF-DC akan
ditingkatkan. Disisi lain LPF tidak hanya
digunakan untuk harmonisa dan penekanan
interferensi tetapi juga untuk matching
impedansi antara antenna feed dan port masukan
pada rangkaian penyearah.
Rangkaian rectifier untuk desain rectenna terdiri
dari dioda sebagai perangkat penyearah, sebuah
kapasitor bypass dan beban tahap 1 yang
merupakan voltage doubler. Output tegangan DC
dari 2 dioda akan ditambahkan secara seri,
dimana tidak hanya meningkatkan nilai
keseluruhan sensitivitas untuk jaringan tetapi
juga meningkatkan tegangan output DC.
Tegangan output dibuat dengan menyimpan
muatan kapasitor seri (Cs) selama fase negatif
dari sinyal RF melalui dioda paralel. Terakhir RL
digunakan untuk memaksimalkan tegangan
output DC dan efisiensi konversi RF ke DC dari
rectenna tersebut. Sepasang diode schottky
(HSMS-282C) dipilih untuk mengkonversi daya
RF ke DC, dan dua diode terhubung dalam
rangkaian secara parallel yang berlaku seperti
penyearah tegangan doubler, dengan sebuah
jungtion kapasitor Cs = 0,7 pF. Selain itu
tegangan forward maksimum Vf dan tegangan
breakdown minimum masing-masing 0,34 V
dan 15 V, kemudian kapasitor CF 300 pF
dihubungkan parallel dengan beban RL yang
digunakan untuk mengefektifkan semua energy
RF dan melewatkan daya DC.
3. Hasil Perancangan dan Pembahasan
3.1 Pengukuran Daya RF pada Frequency
Center 900 MHz
Pengukuran daya RF pada frekuensi center 900
MHz diruang terbuka bertujuan untuk
mendapatkan data pada kondisi riil, yang
nantinya berguna untuk penentuan nilai
komponen pada rangakain rectifier dan voltage
doubler. Pada pengukuran ini digunakan antenna
log periodic 300 kHz-1000 MHz dengan gain
7,01 dBi.
Tabel 1: Hasil Pengukuran Daya RF pada Frequency Center
900 MHz dengan antenna log periodic 7,01 dBi
Frekuensi
µW
871,0 Mhz
6,641 µW
873,6 Mhz
8,478 µW
875,0 Mhz
4,470 µW
887,1 Mhz
6,033 nW
945,6 Mhz
116,6 nW
958,5 Mhz
30,24 nW
Tabel 1 menunjukkan pengukuran daya RF pada
frequency center 900 MHz didapatkan hasil
bahwa pada frekuensi 873,6 MHz didapatkan
daya paling besar yaitu 8,478 µW dan pada
frkuensi 887,1 MHz mempunyai daya paling
kecil sebesar 6,033 nW. Nilai frekuensi dengan
daya paling tinggi yang akan digunakan dalam
penentuan nilai komponen pada rangkaian
penyearah dan voltage doubler.
3.2 Hasil Simulasi Antenna Mikrostrip
Dengan menggunakan simulasi numerik
didapatkan hasil dan bentuk dimensi dari antena
yang telah dibuat. Hasil simulasi didapatkan
dengan cara memasukkan nilai-nilai perhitungan
secara teori untuk mendapatkan bentuk
dimensinya.
Gambar 2. Tampilan Antena Mikrostrip Hasil Simulasi
Numerik
Pada desain ini, antena dibuat dengan frekuensi
kerja 900 MHz dan diperoleh hasil seperti
Gambar 2. Sedangkan bentuk pola radiasi dapat
dilihat seperti Gambar 3. Gambar 4 merupakan
dimensi polar dari gain antena dari hasil simulasi
Se
eminar Nasional Pascasarjana X
XI – ITS, Surabayya 27 Juli 2011
ISBN No.
numerikk. Gambar 5 adalah polarissasi dari hasil
simulassi secara numerrik.
Pada peengujian rangkkaian penyearrah ini dapat
dilihat bahwa ranggkaian penyyearah hasil
perancanngan dapat meengubah sinyaal AC sampai
dengan -45.25 dBm menjadi
m
sinyal DC sebesar
0.001 mV
m pada bebaan RL 50 Ω dan
d 0.061mV pada beeban RL 2 kΩ. D
Daya maksimaal didapatkan
pada beeban 2 kΩ denngan -37.52 menjadi
m
sinyal
DC 0.016 mV pada bbeban 50 Ω daan 0.085 mV
ban 2 kΩ.
pada beb
Tablle 2: Tegangan Keeluaran Rangkaian Penyearah
Gambarr 3. Pola Radiasi Antenna Hasil Sim
mulasi Numerik
Gambar 4. Dimensi Gain
Gambar 5. Bentuk polarrisasi circular darri hasil simulasi
numerik
3.2 Hassil Pengujian Rangkaian
R
Peenyearah
Proses pengujian rang
gkaian penyearrah dilakukan
da rangkaian
dengan memberikan masukan pad
penyearrah daya RF yang berasall dari Signal
Source Generator (SSG) dan pengukuran
C pada keluarran rangkaian
tegangaan output DC
penyearrah. Pengujiann rangkain penyearah
p
ini
dilakukkan dengan memberikan maasukan sinyal
RF dengan level daya
d
-37,52 dBm
d
sampai
dengan -45 dBm daan dengan meengubah-ubah
R L.
bebanR
Tabel 2 menunjukkann hasil pengujiian rangkaian
penyearrah dengan memberikan sumber RF
mengguunakan SSG. Tegangan
T
DC yang terukur
semakinn besar ketika nilai beban yaang diberikan
semakinn besar.
Vout Raangkaian Penyearrah (mV)
Daya
n
Masukan
(dBm)
RL=50Ω
RL=510Ω
RL=1kΩ
RL=2kΩ
-45.255
-44.566
-43.41
-42.255
-41.866
-40.31
-39.144
-38.566
-37.522
0.001
0.002
0.004
0.005
0.006
0.008
0.01
0.012
0.016
0.016
0.018
0.022
0.023
0.026
0.028
0.031
0.037
0.041
0.0
035
0.0
036
0.0
037
0.0
039
0.0
043
0.0
045
0.0
047
0.0
048
0.0
053
0.061
0.062
0.063
0.065
0.069
0.073
0.074
0.075
0.085
4. Kesim
mpulan
Dari haasil perancangaan didapatkan daya paling
kecil yang
y
dapat dditangkap yanng kemudian
dirubah menjadi teggangan DC teerdapat pada
n dan pada
frekuenssi 958,5 MHz sebesar 30,24 nW
873,6 MHz
M
didapatkaan daya palingg besar yaitu
8,478 µw.
µ
Hasil sim
mulasi perancaangan antena
microstrrip mempunyyai bentuk pola
p
radiasi
seperti yang diharapkkan. Rangkaiaan penyearah
hasil peerancangan daapat mengubahh sinyal AC
sampai dengan -45 dBm menjadii sinyal DC
sebesar 0.001 mV ppada beban RL 50 Ω dan
0.061mV
V pada beban RL 2 kΩ. Daaya maksimal
didapatkkan pada bebban 2 kΩ deengan -37.52
menjadii sinyal DC 0.016 mV pada beban 50 Ω
dan 0.0885 mV pada beeban 2 kΩ.
5. Pusta
aka
Visser. Hubregt J, (2001). Ambiennt RF Energy
SM and WL
LAN Power
Scaavenging: GS
Den
nsity Measurements. Proceeedings of the
38th
h European Microwave Conference
p.72
21-724,
Vullers.. Ruud J.M, V
Visser. Huib J,
J (2008). RF
Harrvesting Usingg Antenna Structures
S
on
Foil. Proceeding of PowerM
MEMS p.2092122, Japan, 2008
Balanis,, Constantine, Antenna Theory Analysis
andd Design, Johnn Wiley & Sonns, Hoboken,
NJ, USA, 3rd edittion, 2005.
Download