oleh : FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS TENTANG KETERKAITAN PENGARUH SUKU BUNGA,
PENDAPATAN NASABAH, STATUS PEKERJAAN NASABAH,
JANGKA WAKTU KREDIT TERHADAP JUMLAH
PENGAMBILAN KREDIT PADA NASABAH
PD BKK TANON KABUPATEN SRAGEN
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan
Konsentrasi:
Ekonomi Dan Sumber Daya Manusia
oleh :
SURAJI
NIM : S 4209142
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
SURAKARTA
2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada :
1.
Istriku yang tercinta beserta anak-anakku, bapak ibuku
yang senantiasa mencurahkan do’a, perhatian dan
dorongan yang tiada henti-hentinya.
2.
Teman-temanku sekantor yang selalu membantu dan
mendorong didalam menyelesaikan tugas-tugasku.
3.
Saudara, sahabat, dan rekan mahasiswa program pasca
sarjana Magister Ekonomi Pembangunan Universitas
Negeri Surakarta yang selalu bekerja sama dan saling
memberi motivasi selesainya pendidikan ini.
4.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu
yang turut membantu penulisan Tesis ini.
5.
Jajaran Direksi PD BKK Tanon Kab. Sragen yang
selalu memotiviasi dalam membantu pendidikan di
UNS Surakarta.
6.
Seluruh dosen pembimbing dan pengajar di UNS
fakultas
Ekonomi
Program
Pembangunan Surakarta.
commit to user
v
Megister
Ekonomi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
1. Tuhan adalah gembalaku, tak kan kekuarangan aku
2. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke
air yang tenang
3. Ia menyegarkan jiwaku, Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena
namaNya.
Mazmur, 23 ayat 1–3
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak selalu berfikir untuk kesuksesan
dirinya sendiri, tapi mampu berfikir untuk membuat kesuksesan orang lain lebih
sukses dan lebih bahagia oleh kehadirannya.
Barack Obama
Berbahagialah manusia yang diberi berbagai masalah, karena dengan itu manusia
sadar akan kelemahannya dan bisa menjadi pandai karena pengertian.
Dwi Sunar Prasetiyono
Kekuatan manusia yang paling dahsyat bukan terletak pada kedua tangannya.
Keperkasaan manusia yang paling mengagumkan bukan terletak pada
keberaniannya. Tetapi, justru berada dalam sikap yang rendah hati untuk bisa
memaafkan setiap kesalahan yang dilakukan oleh orang lain.
commit to user
vi
Nurul Mubin
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: untuk mengetahui
pengaruh
Pengaruh Suku
Nasabah,Jangka Waktu
Bunga, Pendapatan Nasabah, Status
Pekerjaan
Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada
Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen. Hipotesis yang dirumuskan dan
diuji dalam penelitian ini adalah terdapat Pengaruh Suku
Bunga, Pendapatan
Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah
Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen secara
parial dan simultan
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan di PD BKK
Tanon Kabupaten Sragen. Data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh melalui jumlah pengambilan kredit nasabah tahun 2010 pada PD BKK
Tanon Kabupaten Sragen sebanyak 100 nasabah. Alat analisis yang digunakan
adalah uji regresi linier berganda, uji t, uji F dan uji koefisien determinansi.
Hasil uji t menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit, jangka waktu kredit berpengaruh
positif secara signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit sedangkan
pendapatan dan status pekerjaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
jumlah pengambilan kredit. Hasil uji F menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka
Waktu Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK
Tanon Kabupaten Sragen secara simultan. Hasil uji R2 (uji determinansi) sebesar
0,788 berarti diketahui bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel independen
terhadap varibel dependen sebesar 78,8% sedangkan sisanya 21,2 % dijelaskan
oleh variabel lain.
Kata Kunci: Pengaruh Suku
Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan
commitKredit
to user
Nasabah,Jangka Waktu
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
The purpose of this research is investigated and examined the influence
of rate of interest, job, state of the job and time of credit toward amount of credit
at PD BKK Tanon Sragen. The Hypotesis in this research is there is influence
rate of interest, job, state of the job and time of credit toward amount of credit at
PD BKK Tanon Sragen as partial and simultan.
Data that used in this research is secondary data. Data have been
collected from PD BKK Tanon Sragen 2010. The data have been colleted in this
research as 100 respondent. The analisys that used is multiple regression, clasic
asumption, test of R2.
The result of t test show that rate of interest have negatif influence
toward amount of credit so tgat time of credit have positif significant but the job
and state of job have not significant influence toward amount of credit. The result
of F test show that rate of interest, job, state of the job and time of credit have
significant influence toward amount of credit at PD BKK Tanon Sragen as
simultance. The R2 show as 0,788 it means that independent variable can explain
7,88% for variation of depedent variable, and 21,2 % can been explained another
variable
Keyword: rate of interest, job, state of the job, time of credit, amount of credit
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Alloh SWT yang telah
memberikan berkah dan rahmatNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul ” Analisis Tentang Keterkaitan Pengaruh
Suku Bunga,
Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah, Jangka Waktu Kredit
Terhadap
Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon
Kabupaten Sragen “ dimana tesis ini
merupakan bagian persyaratan untuk
mencapai derajat S-2 Program Magister Ekonomi dan Pembangunan Manajemen
pada Fakultas ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari
bahwa karya ini masih banyak keterbatasan namun demikian penulis berharap
tesis ini yang mempunyai manfaat bagi para pembaca.
Dalam kesempatan ini perkenankan saya untuk tidak lupa mengucapkan
terimakasih sebesar – besarnya kepada :
1. Seluruh dosen pengajar program pasca sarjana Magister Manajemen di
Program magister Ekonomi dan Pemabangunan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang sudi memberikan transfer ilmu, sehingga membuka wawasan
dan konsep berpikir
2. Kedua orang tuaku yang telah mendorong dan memberikan kasih sayangnya
serta memberikan motivasi untuk selalu berjuang sampai kapanpun.
3. Istriku dan anak-anakku yang tercinta yang selalu mendorong dan
memberikan motivasi untuk selalu tidak berputus asa dalam hal apapun
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberikan semangat hingga
mermbuat saya berbesar hati, namun tidak dapat saya sebutkan satu – persatu,
terimaksih banyak atas dorongan yang diberikan.
Semoga apa yang telah diberikan dalam karya ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan yang tak ternilai bagi kita semua. Amin
Surakarta,
Peneliti
commit to user
x
2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
SURAT PERNYATAAN
iv
KATA PENGANTAR
v
ABSTRAKSI
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
viii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…..……………………............... 1
B. Perumusan Masalah……………………………………… 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………..………………
11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori.......................................................
12
1. Perilaku Konsumen………..…....…………….……..
12
2. Bank…………..………..……..……………………...
17
3. Kredit……………….………………………………...
18
4. Suku Bunga dan jangka waktu kredit………………...
24
5. Pendapatan……….………………………...………...
32
B. Penelitian Terdahulu..………………………….….………
33
C. Kerangka Pemikiran..............……………………............... 35
D. Hipotesis.......................................................……………...
37
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian...………...............…………….
38
B. Desain Penenlitian..............................................................
38
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data..................................
38
D. Definisi Operasional Variabel.............................................
39
E. Populasi dan Sampel...........................................................
40
F. Metode Analisis Data.........................................................
commit to user
41
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Pengujian Hipotesis........................................................ 41
2. Uji Asumsi Klasik..…...….………………………….
44
BAB IV ANALISA DATA
BAB V
A. Gambaran Umum Perusahaan...........................................
47
B. Deskripsi Responden........................................................
52
C. Deskripsi Variabel Penelitian..........................................
54
D. Analisis dan Pembahasan.................................…………..
57
1. Uji Asumsi Klasik ..........……………………………
57
2. Uji Statistik.............…………...……………………..
60
C. Intepretasi Ekonomi...........................................................
65
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................................... 68
B. Keterbatasan......................................................................
69
C. Saran................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hal
Tabel I.1. Jumlah Penyaluran Kredit Berdasr suku bunga.........…….
8
Tabel I.2. Jumlah Penyaluran Kredit Berdasar jangka waktu.. …….
8
Tabel I.3. Jumlah Penyaluran Kredit Berdasar pendapatan............….
9
Tabel IV.1. Komposisi Responden Berdasar Jenis kelamin......……….
52
Tabel IV.2 Komposisi Responden Berdasar Pendidikan…...……….
53
Tabel IV.3. Komposisi Responden Berdasar Usia............ ………….
53
Tabel IV.4. Frekwensi Suku bunga….............………………………….
54
Tabel IV.5. Juimlah Pendapatan Debitur..........…………………………. 54
Tabel IV.6. Status Pekerjaan............................………………………….
55
Tabel IV.7. Jangka Waktu Kredit................………………………….
55
Tabel IV.8. Jumlah Pengambilan Kredit..........…………………………. 56
Tabel IV.9. Hasil Uji Normalitas…….............………………………….
57
Tabel IV 10. Uji Multikolinearitas .................………………………….... 58
Tabel IV 11. Uji Autokorelasi……..............………………………….... 59
Tabel IV.12 Hasil Analisa Regresi Linier Berganda.....……...………….. 60
Tabel IV.13. Uji F (Anova)……………………….......……...………….. 64
Tabel IV 14. Uji R2……………………………….........……...………… 64
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar II.1
Kerangka pemikiran…………………………………...... 35
Gambar IV.1. Struktur Organisasi................………………………........ 50
Gambar IV.2. Uji Heterokedastisitas................……………………….... 59
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
SURAJI
S4209142
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: untuk mengetahui pengaruh
Pengaruh Suku
Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu
Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten
Sragen. Hipotesis yang dirumuskan dan diuji dalam penelitian ini adalah terdapat Pengaruh
Suku
Bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu
Kredit
Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
secara parial dan simultan
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan di PD BKK Tanon
Kabupaten Sragen. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui jumlah
pengambilan kredit nasabah tahun 2010 pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen sebanyak
100 nasabah. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi linier berganda, uji t, uji F dan
uji koefisien determinansi.
Hasil uji t menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh negatif secara signifikan
terhadap jumlah pengambilan kredit, jangka waktu kredit berpengaruh positif secara
signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit sedangkan pendapatan dan status pekerjaan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit.
Hasil uji F
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Pengaruh Suku Bunga, Pendapatan Nasabah, Status
Pekerjaan Nasabah,Jangka Waktu
Kredit Terhadap Jumlah Pengambilan Kredit Pada
Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen secara simultan. Hasil uji R2 (uji determinansi)
sebesar 0,788 berarti diketahui bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel independen
terhadap varibel dependen sebesar 78,8% sedangkan sisanya 21,2 % dijelaskan oleh variabel
lain.
Kata Kunci:
Pengaruh Suku
Bunga, Pendapatan Nasabah, Status
Nasabah,Jangka Waktu Kredit
commit to user
Pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
SURAJI
S4209142
The purpose of this research is investigated and examined the influence of rate of
interest, job, state of the job and time of credit toward amount of credit at PD BKK Tanon
Sragen. The Hypotesis in this research is there is influence rate of interest, job, state of the
job and time of credit toward amount of credit at PD BKK Tanon Sragen as partial and
simultan.
Data that used in this research is secondary data. Data have been collected from PD
BKK Tanon Sragen 2010. The data have been colleted in this research as 100 respondent.
The analisys that used is multiple regression, clasic asumption, test of R2.
The result of t test show that rate of interest have negatif influence toward amount
of credit so tgat time of credit have positif significant but the job and state of job have not
significant influence toward amount of credit. The result of F test show that rate of interest,
job, state of the job and time of credit have significant influence toward amount of credit at
PD BKK Tanon Sragen as simultance. The R2 show as 0,788 it means that independent
variable can explain 7,88% for variation of depedent variable, and
21,2 % can been
explained another variable
Keyword: rate of interest, job, state of the job, time of credit, amount of credit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kinerja keuangan bank merupakan salah satu dasar penilaian terhadap
kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dan
pengelola dana masyarakat. Perbaikan kondisi kinerja keuangan perbankan
nasional membawa kepada suatu alam persaingan yang ketat diantara bank-bank
umum dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan
bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasi dan penyusunan rencana
kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan
perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan di masa
yang akan datang.
Menurut Hatta (2008), secara empirik, pengaruh inflasi terhadap
pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari krisis tahun 1997 - 1998 yang
mengakibatkan terganggunya sektor riil. Krisis ini diawali dari krisis di sektor
moneter (depresiasi nilai tukar rupiah dengan dolar) yang kemudian merambat
kepada semua sektor tanpa terkecuali. Tingkat Inflasi ketika itu sebesar 77,60%
yang diikuti pertumbuhan ekonomi minus 13,20%. Adapun terganggunya sektor
riil tampak pada kontraksi produksi pada hampir seluruh sektor perekonomian.
Tahun 1998, seluruh sektor dalam perekonomian (kecuali sektor listrik,gas,dan
air bersih. Inflasi sesungguhnya mencerminkan kestabilan nilai mata uang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Stabilitas tersebut tercermin dari stabilitas tingkat harga yang kemudian
berpengaruh terhadap realisasi pencapaian tujuan pembangunan ekonomi suatu
negara, seperti pemenuhan kebutuhan dasar, pemerataan distribusi pendapatan
dan kekayaan, perluasan kesempatan kerja, dan stabilitas ekonomi. Guna
mendukung
peningkatan
kinerja
perbankan,
pemerinyah
telah
banyak
mengeluarkan kebijakan di bidang keuangan. Paket 1 Juni 1983 (PAKJUN ’83)
dapat dikatakan sebagai kebijakan liberalisasi perbankan. Bank dapat
menentukan tingkat bunga yang dianggap memadai dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, antara lain perbedaan tingkat inflasi antar negra, disparitas mata
uang domestik dengan mata uang negara lain, perbedaan suku bunga domestik
dengan suku bunga internasional, dan perbedaan pendapatan nasional antar
negara. Dengan berhasilnya liberalisasi perbankan, maka arus pengalihan Rupiah
ke mata uang asing dapat dibendung. Dalam lingkup yang lebih luas,
keberhasilan liberalisasi perbankan dipengaruhi oleh sistem dana masyarakat
untuk tujuan investsi jangka panjang dan peningkatan ekspor.
Tahun 1988 pada bulan Oktober mengeluarkan paket 1988 (PAKTO
’88), yang berisikan bahwa pemerintah menjamin dana masyarakat yang ada di
bank secara preventif dan memberi kesempatan yang sama antar bank swasta
dan bank pemerintah untuk dapat bersaing dalam menghimpun dana masyarakat.
Hasil kebijakan tersebut cukup memuaskan dengan meningkatnya dana deposito,
giro, tabungan. Sesuai dengan Undang-Undang perbankan no 10 tahun 1998,
penghimpunan dana yang berupa simpanan masyarakat yang salah satunya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
adalah dilakukan oleh Bank Umum. Bentuk simpanan masyarakat tersebut dapat
berupa: Giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lain
yang dapat dipersamakan
Implikasi dari perkembangan tersebut adalah semakin tingginya
kompetisi di dunia bisnis,sehingga perlu adanya manajemen pemasaran jasa
yang berbeda dengan pemasaran tradisional yang telah dikenal selama ini.
Perkembangan tersebut mengakibatkan iklim bisnis di Indonesia pun berubah.
Masing-masing perusahaan akan berupaya untuk dapat merebut pasar yang ada
untuk produk dan jasa yang sama,akibatnya masyarakat sebagai konsmen akan
mempunyai posisi tawar yang tinggi dalam menentukan pilihan terhadap produk
dan jasa yang akan dibelinya. Perusahaan dituntut untuk mempunyai daya saing
terhadap perusahaan pesaingnya. Daya saing tersebut dapat diujudkan melalui
kegiatan-kegiatan fungsional yang cermat dan tepat.
melikuidasi bank – bank
yang dinilai tidak sehat dan tidak layak lagi untuk beroperasi. Hal ini
menimbulkan krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap industri perbankan.
Sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam
bentuk pendapatan bunga untuk bank konvesional dan bagi hasil untuk bank
syariah. Terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran kredit tersebut
disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, sifat usaha bank yang berfungsi
sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit. Kedua,
penyaluran kredit memberikan spread yang pasti sehingga besarnya pendapatan
dapat diperkirakan. Ketiga, melihat posisinya dalam pelaksanaan kebijaksanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
moneter, perbankan merupakan sektor usaha yang kegiatannya paling diatur dan
dibatasi. Keempat, sumber utama dana bank berasal dari dana masyarakat
sehingga secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit, namun dalam pelaksanaan
tidak semua dana yang
dihimpun dari masyarakat bisa tersalurkan dengan baik sesuai dengan tolak ukur
yang telah ditetapkan dan penyaluran kredit kepada masyarakat kerap kali
mengalami hambatan dalam hal pengembalian pinjaman kepada pihak bank dan
nyaris semua bank beroperasi di Indonesia mengalami kredit macet
(bermasalah).
Pemerintah selaku regulator haus selalu berusaha untuk
menghidupkan dan memperbaiki dunia perbankan melalui berbagai paket
kebijaksanaan yang berupa paket deregulasi, khususnya yang berkenaan dengan
sektor perbankan. Pada dasarnya inti dari semua kebijaksanaan yang ada adalah
untuk memberikan kebebasan kepada dunia perbankan dalam usahanya
menghimpun dana dari masyarakat
dan kemudian menyalurkannya kembali
kepada masyarakat.
Pengamatan yang dilakukan di lembaga perbankan, diketahui permintaan
kredit selalu berubah tergantung pada bebeapa hal antaa lain: suku bunga,
pendapatan, status pekerjaaan, dan jangka waktu kedit Suku bunga merupakan
salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam rangkan menghimpun dan
menyalurkan dana pada masyarakat.
Tingkat suku bunga pada dasarnya
merupakan refleksi dan kekuatan permintaan dan penawaran dana. Dengan
demikian perkembangan dan tingkat suku bunga mencerminkan tingkat kelangkaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
atau kecukupan dana dimasyarakat.
Naik tuunnya pemintaan kedit tergantung
perilaku konsumen, artinya dalam hukum permintaan yang menyatakan bahwa, bila
suatu harga barang naik (ceteris paribus) maka, jumlah yang diminta konsumen
akan barang tersebut turun maka jumlah barang tersebut yang diminta konsumen
akan naik Cateris paribus berarti bahwa semua faktor-faktor lain yang
mempengaruhi jumlah barang yang diminta dianggap tidak berubah (Boediono,
1998). Para ahli ekonomi membedakan pemakaian istilah fungsi permintaan dan
kurva permintaan. Fungsi permintaan menghubungkan kuantitas yang diminta
dengan harga barang tersebut juga dengan faktor-faktor lainnya yang besar
pengaruhnya
terhadap
permintaan,
seperi
:
pendapatan
konsumen
yang
bersangkutan, harga barang pengganti, harga barang komplementer dan citarasa.
Kurva atau skedul permintaan hanya menghubungkan kuantitas yang diminta
dengan harga satuan barang tersebut (Soediyono, 1983 : 18).Fungsi permintaan
menghubungkan kuantitas yang diminta dengan harga barang tersebut juga dengan
faktor-faktor lainnya yang besar pengaruhnya terhadap permintaan Suku bunga
merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat telah mempergunakan dana sebagai
balas jasa.
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1995), tingkat bunga adalah pembayaran
yang dilakukan untuk penggunaan uang. Tingkat bunga adalah jumlah bunga yang
dibayarkan per unit waktu. Masyarakat harus membayar peluang untuk meminjam
uang. Biaya untuk meminjam uang, diukur dalam rupiah per tahun untuk setiap
rupiah yang dipinjam, adalah tingkat bunga. Perubahan suku bunga merupakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
perubahan dalam permintaan uang (kredit). Kenaikan suku bunga mengakibatkan
penurunan permintaan agregat/pengeluaran investasi,sebaliknya, peningkatan suku
bunga akan mengakibatkan peningkatan permintaan agregat.
eksternal tingkat suku bunga sangat
Dalam lingkup
berperan terhadap arus modal masuk dan
keluar. Pendapatan adalah penerimaan tingkat hidup dalam satuan rupiah yang
dapat dinikmati seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilannya
atau sumber-sumber pendapatan lain.
Menurut Winardi (2001:249) pendapatan merupakan pendapatan tingkat
hidup yang dapat dinikmati oleh individu di masyarakat Pendapatan masyarakat
yang digunakan untuk mengembalikan kredit, harus jelas dan riil. Pendapatan
masyarakat tersebut sebagai sumber penghasilan dari berbagai macam mata
pekerjaan, seperti pegawai negeri, wiraswasta, petani, pengusaha dan perajin
Pengaruh perubahan pendapatan terhadap mempunyai dua kemungkinan. Pada
umumnya pengaruh pendapatan terhadap permintaan adalah positif dalam arti
bahwa kenaikan pendapatan akan menaikkan permintaan. Hal ini terjadi apabila
barang tersebut merupakan barang superior atau normal. Ini seperti efek selera dan
efek banyaknya pembeli yang mempunyai efek positif. Pada kasus barang inferior,
maka kenaikkan pendapatan justru menurunkan permintaan(Wijya,1991).
Kosumen selalu beusaha untuk dapat memenuhi segala kebutuhannya
dilakukan usaha tambahan agar dapat membantu menambah pendapatannya.
Berbagai cara dilakukan masyarakat mulai dari investasi sederhana sampai
dengan investasi bermodal besar. Dampaknya pada sektor moneter adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
permohonan modal usaha dan investasi akhinya semakin meningkat.
Permohonan modal tersebut, mengarah kepada permohonan kredit ke lembaga
perbankan yang semakin meningkat. Faktor lain yang mempengaruhi pemohonan
kedit adalah jangka waktu pinjaman. Semakin lama jangka waktu pinjaman
maka akan memberikan resiko yang lebih besar pada kredit tersebut.
Petimbangan resiko kredit menyebabkan seorang nasabah akan memikirnya
jangka waktu yang akan diambil dalam pengambilan kredit di bank.
Terkait dengan hal tersebut banyak penelitian yang
telah dilakukan
antara lain: Banjarnahor (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada PT Bank
Sumut Cabang Tarutung. Hasil dari penelitian adalah faktor suku bunga kredit,
jumlah kredit, jangka waktu dan pelayanan nasabah berpengaruh terhadap
keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan mempengaruhi keputusan
permintaan kredit pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung adalah faktor tingkat
suku bunga kredit.
Situngkir (2008) melakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Nasabah Dalam Memutuskan Pengambilan Kredit Pada PT Bank
Internasional Indonesia Medan. Hasil dari penelitian adalah faktor tingkat suku
bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit
berpengaruh terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan
mempengaruhi nasabah terhadap keputusan permintaan kredit pada PT Bank
Internasional Indonesia Medan adalah faktor tingkat suku bunga kredit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
Aryaningsih (2008) melakukan penelitian dengan judul pengaruh suku
bunga, inflasi dan jumlah pendapatan terhadap permintaan kredit di PT BPB
Cabang Pembantu Kediri.
Hasil penelitiaannya
menyatakan bahwa ketiga
faktor ( suku bunga, inflasi dan jumlah pedapatan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap permintaan kredit secara simultan.
Secara parsial Suku
bunga dan jumlah pendapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
permintaan kredit sedangkan inflasi tidak berpengaruh
Arsyid (2008) dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap kredit pemilikan rumah
sederhana di Kabupaten Bandung menyatakan bahwa secara Multiple
(serempak) Harga, Pendapatan, Selera, Suku Bunga Kredit, Jangka Waktu
Kredit, Lokasi, dan sarana Prasarana memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Permintaan KPRS di Kabupaten Bandung. Namun secara parsial hanya
Pendapatan dan selera saja yang secara signifikan berpengaruh positif terhadap
Permintaan KPRS di Kabupaten Bandung. Sedangkan Harga, Suku Bunga
Kredit, Jangka Waktu Kredit, Lokasi, dan sarana Prasarana, secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap Permintaan KPRS di Kabupaten Bandung.
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas diketahui bahwa jumlah
permintaan kedit dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: suku bunga,
pendapatan nasabah, poses. Lokasi dan status pekejaan nasabah dan pengamatan
pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen, secara proporsional naik turunnya
nilai permintaan kredit seperti pada tabel berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Tabel 1
Jumlah Penyaluran Kredittahun 2006.2008.2010 Berdasarkan Suku Bunga
Bulan
Suku bunga
(%)
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
1,8
1,8
1,6
1,7
1,69
1,76
1,68
1,68
1,67
1,70
1,67
1,97
Total
Sumber: BKK Tanon, 2010
Jumlah Permintaan kredit dan prosentase
Kredit (2006)
747,500,000
636,000,000
1,143,000,000
845,500,000
738,000,000
1,128,500,000
1,242,500,000
601,500,000
645,500,000
616,900,000
714,000,000
116,900,000
9,175,800,000
%
0.081
0.069
0.125
0.092
0.080
0.123
0.135
0.066
0.070
0.067
0.078
0.013
Kredit (2008)
827,500,000
746,000,000
1,313,000,000
927,500,000
628,000,000
1,158,500,000
1,303,500,000
531,500,000
615,500,000
647,500,000
765,500,000
129,920,000
1.000
9,593,922,008
%
0.086
0.078
0.137
0.097
0.065
0.121
0.136
0.055
0.064
0.067
0.080
0.014
Kredit (2010)
727,500,000
836,000,000
1,413,000,000
907,500,000
688,000,000
1,268,500,000
1,413,500,000
641,500,000
605,500,000
717,500,000
885,500,000
109,920,000
1.000
10.213.920.000
%
0.071
0.082
0.138
0.089
0.067
0.124
0.138
0.063
0.059
0.070
0.087
0.011
1000
Tabel diatas diketahui bahwa jumlah kredit selalu mengalami peningkatan mulai
tahun 2006,2008 dan 2010 dengan suku bunga mulai dai 1,67 s/d 1,9, hal ini menunjukkan
bahwa pemintaan uang dalam bentuk kedit selalu mengalami kenaikan meskipun suku
bunga relative tinggi
Tabel 2
Jumlah Penyaluran Kredit Berdasarkan Jangka Waktu
Jangka waktu
Pendek (dibawah 3 tahun)
2006
5,238,500,000
Jumlah kredit (Rp)
2008
5,600,500,000
2010
5.840.500.000
Panjang (di atas 3 tahun)
3,937,300,000
3,993,420,000
4.373.420.000
Total
9,175,800,000
9,593,922,008
10.213.920.000
Sumber: BKK Tanon, 2010
Tabel diatas diketahui bahwa jumlah kredit yang disalurkan mengalami
kenaikan baik yang besifat jangka pendek maupun jangka panjang namun jumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
kenaikan kredit jangka pendek lebih besar dibandingkan dengan kredit jangka
panjang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih menyukai kredit jangka
pendek.
Tabel 3
Jumlah Penyaluran Kredit Berdasarkan Pendapatan Nasabah
Pendapatan
Jumlah kredit (Rp)
2006
2008
500.000 < 2.000.000
2,526,500,000
2,886,500,000
2.000.000 < 4.000.000
> 4.000.000
2,712,000,000
3,937,300,000
9,175,800,000
Total
2010
2.318.420.000
2,714,000,000
3.323.500.000
3,993,420,000
4.572.000.000
9,593,922,008
10.213.920.000
Sumber: BKK Tanon, 2010
Tabel diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan tingkat pendapatan
nasabah jumlah kredit untuk yang bepenghasilan di bawah 2 juta semula
mengalami kenaikan tetapi tahun 2010 mengalami penuruan, untuk nasabah
yang berpenghasilan diatas 2 juta sampai 4 juta mengalami kenaiakan dai tahun
2006 sampai tahun 2010, sedangkan nasabah yang berpenghasilan diatas 4 juta
selalu mengalami kenaikan. Tabel tersebut diatas nampak bahwa faktor suku
bunga, jangka waktu kredit dan jumlah pendapatan berpengaruh pada permintaan
kredit
Tingginya suku bunga kredit tersebut menyebabkan prosentase laju
penyaluran kredit mengalami penurunan. Suku bunga tinggi telah membuat
ongkos pemeliharaan uang tunai terlalu tinggi Demikan juga dari tabel tersebut
nampak bahwa jangka waktu kredit dan pendapatan masyarakat mempengaruhi
permintaan kredit. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
judul ”Analisis Tentang Pengaruh Suku bunga, Pendapatan Nasabah, Status
Pekerjaan
Nasabah,
Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah
Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen”.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh suku bunga dengan jumlah pengambilan kredit di PD
BKK Tanon Kabupaten Sragen?
2. Apakah pengaruh pendapatan nasabah dengan jumlah pengambilan kredit di
PD BKK Tanon Kabupaten Sragen ?
3. Apakah pengaruh status pekerjaan nasabah dengan jumlah pengambilan
kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen ?
4. Apakah pengaruh Jangka waktu dengan jumlah pengambilan kredit di PD
BKK Tanon Kabupaten Sragen ?
C.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Signifikansi pengaruh suku bunga dengan jumlah pengambilan kredit di
PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
b. Signifikansi pengaruh pendapatan nasabah dengan jumlah pengambilan
kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
c. Signifikansi pengaruh
status pekerjaan nasabah dengan jumlah
pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
d. Signifikansi pengaruh jangka waktu kredit dengan jumlah pengambilan
kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan PD
BKK
Tanon
Kabupaten
Sragen
mempertimbangkan
keputusan
pemberian kredit.
b. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan
kontribusi
pengetahuan dan pengembangan teori mengenai kredit serta
bermanfaat
untuk dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tijauan Teori
1. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan hal yang sangat penting, karena
setiap anggota masyarakat merupakan konsumen. Perilakunya sangat
mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan sebagai lembaga yang
berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Tujuan dari suatu
bisnis adalah menciptakan dan mempertahankan konsumen. Konsumen
dapat dikembangkan dan dipertahankan melalui strategi pemasaran.
Dengan kata lain, keberhasilan suatu bisnis tergantung pada kualitas
strategi pemasaran, dan kualitas strategi pemasaran bergantung pada
pemahaman, pelayanan dan cara mempengaruhi konsumen untuk
mencapai tujuan organisasi.
Perilaku konsumen dapat dirumuskan sebagai perilaku yang
ditunjukkan oleh orang-orang dalam hal merencanakan, membeli dan
menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa.
Mengingat bahwa
sebagian besar hidup kita mengkonsumsi produk-produk konsumtif,
rekreasi, servis dan peralatan, maka dapat dikatakan bahwa perilaku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
konsumen merupakan suatu bagian integral dari perilaku manusia dan ia
dapat dipisahkan daripadanya.
Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat langsung
didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan
jasa-jasa,termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen
penting dalam arti perilaku konsumen itu: a) proses pengambilan
keputusan, dan 2) kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan ini
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan
barang-barang dan jasa-jasa ekonomis. (Swasta dan Handoko, 2000 :10).
Pengertian perilaku konsumen sering dikacaukan dengan
pengertian perilaku pembeli (buyer behavior), Padahal perilaku pembeli
itu sendiri mengandung dua pengertian, yang pertama adalah bila
diterapkan pada perilaku konsumen lebih menunjukkan kagiatan-kegiatan
individu yang secara langsung terlihat dalam pertukaran uang (atau
keyakinan lain) dengan barang-barang dan jasa-jasa serta dalam proses
pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan-kegiatan pertukaran
itu. Pengertian kedua, mempunyai arti yang lebih khusus, yaitu perilaku
langganan (customer behavior), yang sering digunakan sebagai sebutan
yang lebih inklusif ini tampak pada pembelian oleh lembaga-lembaga,
organisasi-organisasi industri, dan bermacam-macam tingkat penjualan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
kembali oleh pedagang besar ataupun pedagang eceran.
Perilaku
pembelian oleh organisasi-organisasi industri dan lembaga-lembaga
lainnya dalam beberapa aspek berbeda dengan perilaku pembelian
individu, tetapi tidak semuanya. Karena pembelian yang dilakukan juga
ditentukan oleh individu-individu yang memainkan dalam pekerjaannya
di organisasi atau lembaga tersebut.
b. Teori Perilaku Konsumen
Mengetahui dan memahami proses motivasi yang mendasari
dan mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian,
perlua dipelajari beberapa teori perilakua konsumen seperti:
a. Teori Ekonomi Mikro
Menurut teori tersebut keputusan untuk membeli merupakan
hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Teori ekonomi
mikro dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi klasik seperti Adam
Smith. Ia telah mengembangkan suatu doktrin pertumbuhan ekonomi
didasarkan atas prinsip bahwa manusia di dalam segala tindakannya
didorong oleh kepentinagnnya sendiri. Sedangkan Jeremy Benham
memandang manusia segabai makhluk yang memperhitungkan dan
mempertimbangkan untuk rugi yang akan didapat dari segala tingkah
laku yang akan dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Teori ini kemudian disempurnakan oleh ahli-ahli ekonomi
neoklasik, yaitu teori kepuasan marjinal oleh William dan Marshall di
Inggris, Karl Menger di Austria serta Walras di Swiss. Konsep yang
menganut teori marjinal ini dikembangkan oleh Marshall menjadi
teori kepuasan modern seperti yang sekarang kita kenal. Menurut
teori ini, kepuasan yang didapatkan sebanding atau lebih besar
dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama
untuk beberapa produk lain, melalui suatu perhitungan yang cermat
terhadap konsekuensi dari setiap pembelian.
b. Teori Psikologi
Teori ini mendasarkan diri pada factor-faktor psikologi
individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan.
Pada pokoknya teori ini merupakan penerapan dari teori-teori bidang
psikologi dalam menganalisa perilaku konsumen.
Pada dasarnya
manusia selalu di dorong oleh kebutuhan-kebutuhan dasarnya,
sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana dia tinggal dan
hidup, serta nampak pada kegiatannya di waktu sekarang, tanpa
mengabaikan pengaruh di waktu lampau atau antisipasinya untuk
waktu mendatang. Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori
psikologi yaitu teori belajar dan teori psikoanaliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
c. Teori Sosiologi
Dalam teori sosiologi lebih menitik beratkan pada hubungan
dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan
perilaku mereka. Jadi lebih mengutamakan pada perilaku kelompok,
bukannya perilaku individu.Keinginan dan perilaku seseorang
sebagian dibentuk oleh kelompok masyarakat dimana ia ingin
menjadi anggota, dan kelompok masyarakat dimana ia ingin menjadi
anggota.
Teori ini mengarahkan analisa perilaku pada kegiatan
kelompok, seperti keluarga, teman-teman sekerja dan perkumpulan,
dan sebagainya.
Banyak orang yang inginmeniru pola social
kelompok masyarakat yang langsung berada di atas kelompok dimana
ia menjadi anggotanya. Perusahaan harus bisa menentukan mana
diantara lapisan-lapisan sosial yang mempunyai pengaruh paling
besar terhadap permintaan akan produk yang ia hasilkan.
d. Teori Antropologi
Teori ini menekankan perilaku pembelian dari suatu
kelompok masyarakat.
Namun yang lebih diutamakan bukan
kelompok kecil seperti keluarga, tetapi kelompok besar atau
kelompok yang ruang lingkupnya sangat luas. Termasuk di dalamnya
antara lain kelompok kebudayaan, sub kultur dan kelas-kelas sosial.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Manajemen dapat mempelajari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
faktor-faktor tersebut terhadap perilaku konsumen, karena faktorfaktor tersebut memainkan peranan yang amat penting dapam
pembentukan sikap dan merupakan petunjuk penting mengenai nilainilai yang akan dianut oleh seorang konsumen.
2. Permintaan
a. Pengertian Pemintaan
Permintaan dalam ekonomi adalah kombinasi harga dan jumlah
suatu barang yang ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga
suatu periode tertentu. Permintaan suatu barang sangat dipengaruhi oleh
pendapatan dan harga barang tersebut. Apabila harga barang naik sedang
pendapatan tidak berubah maka permintaan barang tersebut akan turun.
Sebaliknya, jika harga barang turun, sedang pendapatan tidak berubah
maka permintaan barang akan mengalami kenaikan atau bertambah
(Soekirno, 1985).
Permintaan menurut pengertian sehari-hari adalah jumlah barang
yang dibutuhkan. Dalam kenyataan, barang dipasar memiliki nilai atau
harga, maka permintaan suatu barang akan mempunyai arti apabila
didukung oleh daya beli konsumen. Permintaan yang didukung oleh daya
beli disebut sebagai permintaan efektif, sedangkan permintaan yang hanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
didasarkan pada kebutuhan saja disebut sebagai permintaan absolut atau
potensial (Sudarsono, 1983:8)
Konsep permintaan juga dibedakan antara permintaan individu dan
permintaan pasar. Permintaan pasar adalah permintaan-permintaan
individu setiap konsumen. Dalam analisis permintaan hanya ada satu
faktor yang berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta yaitu harga
produk, sedangkan faktor-faktor lain seperti selera, pendapatan dan faktor
diluar itu dianggap sebagai ceteris paribus (tidak berubah). Dengan
demikian dapat diketahui hubungan antara jumlah barang yang diminta
dan tingkat harga tersebut. Berdasarkan uraian tersebut pengertian
permintaan adalah suatu fungsi yang digambarkan sebagai garis, kurva,
suatu daftar atau skedul (Sudarsono, 1988).
Para ahli ekonomi membedakan pemakaian istilah fungsi
permintaan dan kurva permintaan. Fungsi permintaan menghubungkan
kuantitas yang diminta dengan harga barang tersebut juga dengan faktorfaktor lainnya yang besar pengaruhnya terhadap permintaan, seperi :
pendapatan konsumen yang bersangkutan, harga barang pengganti, harga
barang komplementer dan citarasa. Kurva atau skedul permintaan hanya
menghubungkan kuantitas yang diminta dengan harga satuan barang
tersebut (Soediyono, 1983 : 18).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
b. Faktor-fakto yang mempengaruhi permintaan
Menurut Faried Wijaya (1991) selain harga barang itu sendiri,
faktor-faktor lain yang menentukan permintaan individu maupun pasar
adalah :
1) Selera konsumen. Perubahan selera konsumen yang lebih menyenangi
barang tersebut misalnya, akan berarti lebih banyak barang yamg akan
diminta pada setiap tingkat harga. Jadi permintaan akan naik atau kurva
permintaan akan bergeser ke kanan. Sebaliknya berkurangnya selera
konsumen akan barang tersebut menyebabkan permintaan turun yang
berarti kurva permintaan bergeser ke kiri.
2) Banyaknya konsumen pembeli. Bila volume pembelian oleh masingmasing konsumen adalah sama, maka kenaikan jumlah konsumen di
pasar akan menyebabkan kenaikan permintaan, sehingga kurvanya
bergeser ke kanan. Penurunan jumlah atau banyaknya konsumen akan
menyebabkan penurunan permintaan.
3) Pendapatan konsumen Pengaruh perubahan pendapatan terhadap
mempunyai dua kemungkinan. Pada umumnya pengaruh pendapatan
terhadap permintaan adalah positif dalam arti bahwa kenaikan
pendapatan akan menaikkan permintaan. Hal ini terjadi apabila barang
tersebut merupakan barang superior atau normal. Ini seperti efek selera
dan efek banyaknya pembeli yang mempunyai efek positif. Pada kasus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
barang inferior, maka kenaikkan pendapatan justru menurunkan
permintaan.
4) Harga barang-barang lain yang bersangkutan.Barang-barang lain yang
bersangkutan biasanya merupakan barang subsitusi (pengganti) atau
barang komplementer (pelengkap). Kenaikan harga barang subsitusi
berarti penurunan harga barang tersebut secara relatif meskipun
harganya tetap, tidak berubah, sehingga harga barang tersebut menjadi
lebih murah secara relatif. Permintaan suatu barang akan naik apabila
harga barang penggantinya turun, maka permintaan akan barang
tersebut juga turun. Hal ini karena barang tersebut harganya lebih
mahal dibandingkan dengan harga barang penggantinya. Kenaikan
harga barang pelengkap suatu barang tertentu akan menyebabkan
permintaan akan barang tersebut turun, dan sebaliknya.
5) Ekspektasi (perkiraan harga-harga barang dan pendapatan di masa
depan). Ekspektasi para konsumen bahwa harga-harga akan naik di
masa depan mungkin menyebabkan mereka membeli barang tersebut
sekarang untuk menghindari kemungkinan akibat adanya kenaikan
harga tersebut. Demikian juga halnya jika konsumen memperkirakan
bahwa pendapatannya akan naik di masa depan. Sebaliknya, terjadi
penurunan permintaan bila para konsumen memperkirakan bahwa
dimasa depan harga-harga akan naik atau pendapatannya akan turun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
3. Bank
UU No. 7 tahun 1992 yang telah diubah dengan UU No. 10 tahun
1998 tentang perbankan memberikan definisi “ Bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Bentuk simpanan yang umum dikenal seperti giro, tabungan, deposito
berjangka dan sertifikat deposito. Tetapi sebenarnya sumber pendanaan bagi
bank juga melalui pasar uang dan pasar modal. Instrumen lain seperti call
money, medium term notes, obligation, floating rate notes, bilateral medium
term notes dan pinjaman subordinasi. Perkembangan instrumen ini seiring
dengan sumber dana yang dapat diibaratkan sebagai nafas bagi bank. Faktor
penting yang menentukan kesinambungan operasional bank tidak terlepas
dari kemampuan bank menghimpun dana.
Penyaluran dana tidak terlepas pada pemahaman kredit. Semua
instrumen yang dapat memberikan penghasilan (return) dikelompokkan
sebagai penyaluran dana seperti penempatan pada bank lain, penyertaan dan
pembelian surat berharga. Layanan jasa juga merupakan aktifitas bank yang
menghasilkan fee based seperti transfer, inkaso, bank garansi, dan lainnya.
Terakhir muncul instrumen baru yang merupakan jasa yang ditawarkan bank
yaitu cash management, yaitu layanan yang diberikan bank kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
perusahaan – perusahaan untuk mengelola kas atau dana nasabah menjadi
efisien dan efektif
4. Kredit
a. Pengertian kredit dan jangka waktu
Kredit barasal dari kata credere yang artinya kepercayaan. Setiap
pelaku ekonomi yang menikmati kredit adalah orang yang dipercaya oleh
kreditor. Kondisi ini setelah melalui proses penilaian atas beberapa aspek
seperti kemauan, motivasi dan kemampuan. Pemahaman ini perlu
menjadi perhatian karena kepercayaan yang diberikan kreditor kepada
debitor merupakan prestasi tersendiri. UU No. 10 tahun 1998 tentang
perbankan menyebutkan “ Kredit adalah penyediaan uang atau yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
debitor untuk melunasi hutangnya sesuai jangka waktu dengan pemberian
bunga”. Sedangkan menurut pernyataan standart akuntansi keuangan
(2002) No 31 paragraf 11 definisi kredit adalah : Peminjaman uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan. Jangka waktu dibagi menjadi jangka waktu pendek dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
panjang. Jangka waktu pendek adalah meliputi satu siklus akuntansi
atausatu tahun sedangkan jangka panjang adalah lebih dari dari siklu
akuntansi ( lebih dari setahun)
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa dalam
pemberian kredit terdapat beberapa hal yaitu pihak yang memberikan
pinjaman yang disebut kreditor, pihak yang menerima pinjaman dana
yang disebut debitor, penyedia dana perjanjian kredit, batas waktu kredit,
suku bunga yang dipersyaratkan serta risiko bagi kreditor sebagai akibat
dari penerimaan sejumlah dana pada masa akan datang yang dihadapkan
pada ketidakpastian.
b. Prinsip – prinsip pemberian kredit
Menurut Kasmir (2007:104) terdapat terdapat lima prinsip yang
harus diperhatikan dalam melakukan penelaahan yang mendalam
terhadap kondisi calon debitor meliputi penganalisaan terhadap
character, capacity, capital, collateral and condition of economic (5 C).
1) Character. Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang –
orang yang akan diberikan akan diberikan kredit benar – benar dapat
dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang
bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti
: cara hidup tau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobby
dan sosial standingnya. Ini merupakan ukuran “ kemauan “
membayar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
2) Capacity. Melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang
bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis
juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang
ketentuan
–
ketentuan
pemerintah.
Begitu
pula
dengan
kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada
akhirnya akan terlihat “ kemampuannya “ dalam mengembalikan
kredit yang disalurkan.
3) Capital. Melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari
laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan
pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan
ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja
modal yang ada sekarang ini.
4) Collatera/ Jaminan yang akan diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah
kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya,
sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan
akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5) Condition of economic. Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai
kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang
sesuai sektor masing – masing, serta prospek usaha dari sektor yang
ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
benar – benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan
kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
c. Fungsi pemberian kredit
Fungsi pemberian kredit menurut Kasmir (2007 : 97) adalah
sebagai berikut:
1) untuk meningkatkan daya guna uang,
2) untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang,
3) untuk meningkatkan daya guna barang,
4) untuk meningkatkan peredaran barang,
5) sebagai alat stabilitas ekonomi,
6) untuk meningkatkan kegairahan berusaha,
7) untuk meningkatkan pemerataan pendapatan,
8) untuk meningkatkan hubungan internasional.
d. Tahap Keputusan Pemberian Kredit
Setiap tahap pemberian kredit harus dibuat suatu perjanjian
tertulis antara bank dan si penerima kredit. Hal-hal yang tertera dalam
perjanjian kredit adalah :
1) Maksimum Kredit. Jumlah yang tertera dalam maksimum kredit (line
of Credit) adalah jumlah tertinggi yang diizinkan kepada si penerima
kredit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
2) Jangka waktu. Sesuai dengan persetujuan antara pihak bank dan
debitur maka ada kredit yang jangka waktu pendek, menengah dan
panjang.
3) Keperluan kredit. Isi perjanjian kredit dicantumkan tujuan keperluan
kredit sesuai dengan bidang usaha debitur berdasarkan target
produktivitas yang akan dicapainya.
4) Bunga (propisi). Propisi kredit adalah suatu beban yang dikenakan
kepada debitur sebagai akibat dari perjanjian kredit yang dibuat.
5) Bea materai. Sesuai dengan aturan bea materai maka setiap
pemberian kredit dikenakan bea sebesar ½ % (setengah per seratus)
dari maksimum kredit yang diberikan. Jumlah tersebut kemudian
disetorkan ke kas negara.
6) Bentuk kredit. Berdasarkan perjanjian antara pihak bank dan debitur,
maka dapat memilih kredit rekening koran bebas atau rekening koran
terbatas.
7) Cara penarikan dan cara pelunasan. Penarikan dan pelunasan
ditetapkan dalam suatu jadwal tertentu berdasarkan persetujuan
bersama.
8) Jaminan kredit. Isi perjanjian kredit harus dikemukakan secara
terperinci mengenai jaminan kredit, baik jumlah jaminan, nilai
jaminan dan status kepemilikannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
9) Asuransi. Setiap jaminan diasuransikan sesuai dengan sifat jaminan
tersebut untuk mengamankan resiko bilamana terjadi hal-hal yang
tidak dinginkan.
10) Ketentuan-ketentuan tambahan. Bank dapat menetapkan ketentuanketentuan tambahan di luar ketentuan pokok dan ketentuan tersebut
dicantumkan dalam pasal tambahan dalam perjanjian kredit.
e. Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko akibat tidak lancarnya pemenuhan
kewajiban debitor atau terjadinya penyimpangan selama periode kredit.
Risiko kredit yang paling sulit jika kredit menjadi macet atau gagal
bayar. Risiko kredit merupakan risiko yang sulit dihindari secara penuh
oleh bank tetapi perlu tindakan yang meminimalisasi risiko kredit. Risiko
kredit muaranya mempengaruhi pendapatan bank dan atau tingkat
kesehatan bank. Setiap bank harus melakukan langkah yang tepat pada
saat menyadari bahwa risiko kredit yang terjadi sulit ditangani atau mulai
menggerogoti tingkat kesehatan bank. Beberapa strategi yang umum
dikenal di lingkungan perbankan seperti restructuring, reschedulling dan
reclasification.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
5. Suku Bunga dan Jangka Waktu Kredit
a. Pengertian Suku Bunga
Bunga merupakan“ harga” yang harus dibayar apabila terjadi
“pertukaran” antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah nanti
(misalnya
setahun
lagi. Hutang piutang timbul
karena
terjadi
“pertukaran” semacam ini. “pembeli” dari satu rupiah sekarang dan
sekaligus “penjual” dari satu rupiah nanti dalah peminjam (debitur),
sedangkan “penjual” dari satu rupiah sekarang yang sekaligus juga
“pembeli” satu rupiah nanti, adalah orang yang meminjamkan (kreditur).
Debitur harus membayar kepada kreditur “harga” dari pertukaran
tersebut, dan harga ini adalah bunga yang dibayar debitur dan yang
diterima kreditur (Boediono, 1998:75-76) Tingkat bunga tidak pernah
stabil; hari ini naik besok turun dan demikian seterusnya.
Sejarah memperkenalkan fasilitas diskonto dan melalui operasi
pasar terbukanya mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk
mengendalikan jumlah uang beredar. Dampak dari kebijakan tersebut,
bank-bank umum pemerintah bebas menaikkan suku bunga deposito. Hal
ini dimaksudkan agar dana masyarakat dapat digunakan untuk investasi
sehingga terjadi kenaikan output. Langkah kebijakan ini mulai mengarah
tercipta dan berfungsinya pasar uang lebih bebas. Perkembangan
selanjutnya yaitu mulai dikenalkan pula Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU) sebagai salah satu alat pengendali jumlah uang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Pengertian tingkat suku bunga (interest rate) menurut Samuelson
dan Nordhaus (1995:482) adalah sebagai berikut :
"The interest rate is the amount of interest paid per unit of time. In
other words, people must pay for the opportunity to borrow money.
The cost of borrowing money, measured in dollar per year per dollar
borrowed, is the interest rate".
Sedangkan menurut Bernstein dan Wild (1998:292): “Interest is
composition for use money. It is the excess cah paid or collected beyond
the money (peicipal) borrowed or loaned”. Penentuan tingkat bunga
haruslah memperhatikan tingkat inflasi yang terjadi. Hal ini diungkapkan
oleh Fisher dalam Mankiw (2003;86) bahwa tingkat bunga nominal akan
berubah karena dua alasan yaitu karena tingkat bunga riil berubah atau
karena tingkat inflasi berubah jadi tingkat bunga nominal besarnya
adalah penjumlahan dari tingkat bunga riil ditambah tingkat inflasi.
Tingkat bunga nominal yang terdiri dari tingkat inflasi plus tingkat bunga
riil dinyatakan pula oleh Taylor(1998;521) :
“Real interest rate is the interest rate minus the expected rate of
inflation,it adjust the nominal interest rate for inflation. Nominal
interest rate is the interest rate uncorrected for inflation”.
Menurut Miskhin (2007:134), terdapat beberapa metode untuk
meramalkan tingkat suku bunga pada lembaga keuangan, yaitu (1)
sumber dana pinjaman, (2) kekuatan ekonomi, (3) peluang investasi, (4)
tingkat inflasi yang diharapkan dan (5) pinjaman dan deficit pemerintah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Peramalan dan perubahan suku bunga, mengakibatkan peningkatan harga
barang secara riil dan berdampak kepada perubahan inflasi.
Menurut Keynes, dalam Wardane (2003), tingkat bunga
ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang (ditentukan dalam
pasar
uang).
Perubahan
tingkat
suku
bunga
selanjutnya
akan
mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi, misalnya pada
surat berharga, dimana harga dapat naik atau turun tergantung pada
tingkat bunga (bila tingkat bunga naik maka surat berharga turun dan
sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan
menderita capital loss atau gain. Suku bunga dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1) Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku
bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku
bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah
yang diinvestasikan.
2) Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi
akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi
laju inflasi. Dalam Kamus Akuntansi (1996:69), disebutkan bahwa
Interest (bunga, kepentingan, hak) merupakan: [1] beban atas
penggunaan uang dalam suatu periode, dan [2] suatu pemilikan atau
bagian kenyataan dalam suatu perusahaan, usaha dagang, atau sumber
daya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Unsur-unsur di dalam tingkat suku bunga, meliputi :
1) Syarat jatuh tempo (jangka waktu kredit). Berbagai pinjaman
mempunyai syarat atau jatuh tempo. Pinjaman terpendek adalah
pinjaman satu malam. Surat-surat berharga jangka pendek biasanya
mempunyai periode sampai dengan satu tahun. Surat-surat berharga
jangka panjang umumnya memberikan suku bunga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jangka pendek.
2) Risiko. Ada pinjaman yang pada hakikatnya tidak memiliki risiko,
sementara lainnya sangat bersifat spekulatif. Obligasi-obligasi dan
tagihan-tagihan pemerintah didukung dengan penuh kepercayaan,
oleh kredit dan kekuatan pajak dari pemerintah. Unsur-unsur ini dapat
dipercaya karena bunga pinjaman pemerintah akan benar-benar
dibayar. Risiko menengah terdapat pada pinjaman atas kredit-kredit
perusahaan yang kondisinya baik. Sedangkan investasi yang berisiko
mempunyai peluang gagal atau tidak dibayar yang sangat tinggi
termasuk investasi pada perusahaan yang hampir bangkrut. Resiko
ino terkait dengan adanya jangka waktu pinjaman. Semkin lama
jangka waktu yang diberikan maka resiko akan tinggi.
3) Likuiditas. Aktiva akan disebut “likuid“ apabila dapat ditukarkan
dengan kas secara cepat dan hanya menimbulkan kerugian nilai yang
sedikit. Sebagian besar surat berharga, termasuk saham biasa,
obligasi perusahaan dan pemerintah, dapat diukur dengan kas secara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
cepat mendekati nilai sekarangnya. Aktiva tidak likuid termasuk
aktiva-aktiva unik yang tidak memiliki pasar yang berkembang baik.
4) Biaya-biaya administrasi, waktu serta ketelitian yang diperlukan
untuk administrasi berbagai jenis pinjaman, sangatlah berbeda.
Pinjaman dengan biaya administrasi yang tinggi akan mempunyai
bunga 5 sampai 10 persen per tahun lebih besar dari tingkat bunga
lainnya.
b. Teori suku bunga
Kyenes yang dikutip Sunaryah ( 2001:72) menyatakan bahwa
tingkat bunga merupakan pembayaran penggunaan sebuah sumber daya
yang langka ( uanag ). Tingkat bunga adalah harga yang di keluarkan
debitur untuk mendorong seorang kreditur memindahkan sumber daya
langka tersebut. Akan tetapi, uang yang dikeluarkan oleh debitur tersebut
menerima kemungkinan adanya kerugian berupa resiko tidak di
terimanya tingkat suku bunga tertentu. Uang merupakan kekayaan yang
paling likuid karena uang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap
saat. Sedangkan surat obligasi tidakdapat untuk membeli setiaap saat.
Sedangkan surat obligasi tidak dapat untuk membeli sesuatu kecuali
kalau di ubah. Terlebi dahulu kdalam uang tunai. Keynes berpendat
permintaan terhdap uang merupakan tindakan rasional. Meningkatnya
permintaan uang akan menigkatkan tingkat bunga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Menurut Bond dan kurniati ( 1994 ) dalam laksmono ( 2001 : 130
), suku bunga domestic sangat terkait dengan suku bunga international.
Hal ini di sebabkan baiknya akses pasar keuangan domestic terhadap
pasar keuangan international dan kebijakan nilai tukar yang tidak
fleksibel. Peningkatan akses tersebut telah memperbesar kendala
manajemen moneter bank Indonesia. Setiap upaya untuk mempengaruhi
Money Supply dengan meningkatkan suku bunga di atas suku bunga
internatioanal akan mendapat gangguan dari arus modal masuk berjangka
pendek.
Menurut Hubbard ( 1997 : 141 – 142 ) dalam teori Term Structure
Of Interest rate menerangkan adanya Variasi pendapatan ( Yields ) surat
– surat berharga yang memiliki resiko, Likuiditas dan karakteristik biaya
informasi yag serupa tetapi memiliki Maturity yang berbeda. Analisa
pasar menggunakan pendapatan sampai jatuh tempo ( Yield to maturity )
instrument bebas resiko ( Risk Free Instrument ) sebagai fungsi jangka
waktu untuk mendapatkan informasi ekspletasi Investor tentang kondisi
pasar mendatang.
Miskhin (1996:157) menyatakan terdapat 3 Teori Term of
structure yang menjelaskan hubungan antara Suku Bunga yang berbeda
Jangka Waktu, yaitu :
1) Segment Market Theory.
Mengatakan pendapat masing2 instrument
dengan Jangka Waktu berbeda ditentukan oleh pasar yang berbeda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
dengan permintaan dan pasokan pasar yang berbeda. Teori ini
mengansumsikan
peminjam
dan
pemberi
pinjaman
memiliki
Preferensi terhadap Jangka Waktu tertentu, dalam teori ini peminjam
dan pemberi pinjaman tidak berpindah dari satu pasar ke pasar lain
sehingga instrument dengan Jangka waktu berbeda tdak saling
bersubtitusi. Pendapatan di tiap pasar tercipta dari permintaan dan
pasokan di pasar tersebut. Yield Curve yang meningkat menunjukan
adanya permintaan instrument Jangka Pendek yang lebih besardi
bandingkan permintaan instrument Jangka Pendek yang sama dengan
Jangka Panjang.Yield Curve menurun menunjukan permintaan
instrument Jangka pendek yang lebih kecil di bandingkan Jangka
Panjang, maka dapat di simpulkan adanya kecenderungan investor
umumnya lebih senang memegang instrument Jangka Pendek di
bandingkan Jangka panjang.
2) Expeciation Theory. Menganggap instrument Jangka waktu berbeda
saling bersubtitusi sempurna. Suku bunga merupakan rata-rata
ekspektasi Suku Bunga Jangka pendek selama periode instrument
jangka Panjang. Teori ini menjelaskan perbedaan term structure of
interest rate yang dicerminkan oleh perubahan bentuk yield curve dari
waktu ke waktu dan juga menerangkan kecenderungan Suku Bunga
Instrument Jangka Waktu yang berbeda bergerak searah karena
adanya subtitusi. Selain itu menerangkan bahwa yield curve dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
memberikan prediksi ekspektasi Suku Bunga Jangka Pendek dari
suku Bunga Jangka Panjang saat ini. Misalnya Suku Bunga Obligasi
1 bulan Adalah 6 %, suku Bunga untuk 2 bulan 7%, 3 bulan sebesar
8% dan 4 bulan 9%, suku bunga 2 bulan adalah rata-rata dari suku
bunga 1 bulan dan ekspetasi satu bulan ke depan atau : 6% +
ekspetasi
suku
bunga
1
bulan
ke
depan
=
7%
2 Ekspetasi Suku Bunga 1 bulan ke depan adalah 2 ( 7% ) – 6 % =
8% Apabila suku bunga untuk semua Jangka Waktu sama, maka
ekspetasi suku bunga juga tetap, yaitu 6%.
3) Prefered Habitat Theory.
Mengatakan bahwa suku bunga jangka
pendek sepanjang periode instrumen jangka panjang di tambah
dengan liquidity premiuim yang besarnya tergantung pada kondisi
penawaran dan permintaan saat itu. Teori ini mengansumsikan
adanya subtitusi antar instrument dan adanya preferensi investor atau
instrument tertentu yang di sebut juga subtitusi tidak sempurna.dalam
Preferred Habitat Theory, suku bunga pada periode n sama dengan
rata-rata dari eksepetasi suku bunga bulan ke depan selama periode n
ditambah dengan premium
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
6. Pendapatan
Pendapatan adalah penerimaan tingkat hidup dalam satuan rupiah
yang dapat dinikmati seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas
penghasilannya
atau
sumber-sumber
pendapatan
lain.
Pendapatan
masyarakat yang digunakan untuk mengembalikan kredit, harus jelas dan
riil. Pendapatan masyarakat tersebut sebagai sumber penghasilan dari
berbagai macam mata pekerjaan, seperti pegawai negeri, wiraswasta, petani,
pengusaha dan perajin
Pendapatan menurut IAI yang melalui PSAK (2002) No. 23 dalam
bukunya “Standar Akuntansi Keuangan” adalah sebagai berikut:
“Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomis
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan (teermasuk perorangan)
selama satu periode bila arus masukan itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.
Berdasarkan pernyataann
standart tersebut dijelaskan bahwa pendapatan
dapat bersumber dari: kegiatanyang dilakukan oleh seseorang yang
menghasilakan imbalan, kegiatan menyewakan modal, gaji, bonus, unsentif
maupun penghasilan lain yang dapat digunakan untuk memenuhii kebutuhan
hidup
Menurut Soemarso (2005 : 230) dalam bukunya ”Akuntansi Suatu
Pengantar” menyatakan bahwa:
”Pendapatan adalah peningkatan manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan
aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal kontribusi penanaman modal”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Soemarso menjelaskan bahwa pendapatan dalam kategori tersebut
diatas bisa berupa pendapatan perusahaan atau perorangan yang dapat
digunakan untuk konsumsi dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Kajian Empiris
Setianingsih (2001) melakukan penelitian tentang factor-faktor yang
mempengaruhi deposito berjangka rupiah pada bank pemerintah. Variabel yang
digunakan adalah PDB riil per kapita, tingkat suku bunga deposito, dan nilai
rupiah terhadap dollar. Alat analisis yang digunakan adalah PAM. Hasil
penelitian ini menyebutkan bahwa PDB riil per kapita, tingkat suku bunga
deposito, dan tingkat deposito periode sebelumnya berpengaruh positif dan
signifikan terhadap deposito berjangka rupiah.
Sulastri (2002) dengan judul penelitian “Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi dana perbankan tahun 1978-1999” dalam penelitian ini
menggunakan metode kuadarat terkecil biasa disebut OLS. Variabel yang
digunakan adalah PDB, JUB, tingkat suku bunga dan IHK. Dari penelitian ini
disimpulkan ada dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap dana
perbankan yaitu PDB dan suku bunga.
Banjarnahor (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada PT Bank Sumut
Cabang Tarutung. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, jumlah kredit, jangka waktu dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
pelayanan nasabah dalam mempengaruhi dan menentukan keputusan permintaan
kredit pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian adalah faktor suku
bunga kredit, jumlah kredit, jangka waktu dan pelayanan nasabah berpengaruh
terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan mempengaruhi
keputusan permintaan kredit pada PT Bank Sumut Cabang Tarutung adalah
faktor tingkat suku bunga kredit.
Situngkir (2008) melakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Nasabah Dalam Memutuskan Pengambilan Kredit Pada PT Bank
Internasional Indonesia Medan. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran
kredit, lokasi bank dan jumlah kredit terhadap keputusan permintaan kredit pada
PT Bank Internasional Indonesia Medan. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian
adalah faktor tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank
dan jumlah kredit berpengaruh terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor
yang dominan mempengaruhi nasabah terhadap keputusan permintaan kredit
pada PT Bank Internasional Indonesia Medan adalah faktor tingkat suku bunga
kredit.
Aryaningsih (2008) melakukan penelitian dengan judul pengaruh suku
bunga, inflasi dan jumlah pendapatan terhadap permintaan kredit di PT BPB
Cabang Pembantu Kediri. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
berganda. Hasil penelitiaannya menyatakan bahwa ketiga faktor ( suku bunga,
inflasi dan jumlah pedapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
permintaan kredit secara simultan.
Secara parsial Suku bunga dan jumlah
pendapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan kredit
sedangkan inflasi tidak berpengaruh
C. Kerangka Pemikiran
Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini diberikan
kerangka pemikiran sebagai berikut ini.
Suku bunga
(r)
Pendapatan
(y)
Jumlah
Pengambilan
Kredit (Y)
Status
Pekerjaan(Sp)
`
Jangka waktu
kredit (Jw)
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
1. Pengaruh suku bunga dengan jumlah pengambilan kredit
Bunga merupakan“ harga” yang harus dibayar apabila terjadi “pertukaran”
antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah nanti (misalnya setahun lagi.
Semakin tinggi bunga yang ditetapkan dalam transaksi (kredit) maka akan
menyebabkan penurunan jumlah yang diminta
2. Pengaruh Pendapatan nasabah dengan jumlah pengambilan kredit
Pendapatan merupakan pengahsilan yang dimiliki oleh nasabah. Pendapatan
merupakan cerminan seseorang dalam melakukan sebuah transaksi atau dengan
kata lain pendapatan merupalan cerminan daya beli seseorang. Semakin tinggi
pendapatan seseorang maka akan semakin tinggi jumlah kredit yang diminta
demikian sebaliknya
3. Pengaruh status pekerjaan dengan jumlah pengambilan kredit
Status pekerjaan seseorang mencerminkan kekuatan daya beli
seseorang.
Seseorang yang mempunyai pekerjaan tetap akan lebih aman dibandingkan
dengan seseorang yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Oleh kaena ihu, jumlah
kredit yang diminta akan berhubungan dengan status pekerjaannya.
4. Pengaruh jangka waktu kredit dengan jumlah pengambilan kredit
Jangka waktu kredit merupakan masa atau waktu pengembalian pinjaman
(misalnya 1 tahun, atau lebih dari 1 tahun).
Pendek dan panjangnya
pengembalian kredit yang diambil akan mempengaruhi besar-kecilnya jumlah
kredit yang diminta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban
sementara atas
permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran
dugaan tersebut (Sugiyono,2004:67) Berdasarkan landasan teori dan penelitian
terdahulu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1: Suku bunga
berpengaruh negatif
signifikan terhadap jumlah
pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen .
H2: Pendapatan berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah pengambilan
kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen .
H3: Status pekerjaan berpengaruh positif signifikan
terhadap jumlah
pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen .
H3: Jangka waktu kredit berpengaruh positif signifikan
pengambilan kredit di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.
commit to user
terhadap jumlah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi Penelitian ini di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.
Obyek
Peleitian ini adalah nasabah PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
B. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan eksplanatoris dengan
dokumentasi sebagai pengumpulan data yang dilakukan pada PD BKK Tanon
Kabupaten Sragen dengan pertimbangan kemudahan dalam pengumpulan data.
Penelitian eksplanatoris merupakan penelitian yang berusaha untuk menjelaskan
fenomena dengan pembuktian hipotsis penelitian.
C. Data dan Tehnik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau data yang sudah
didokunebtasikan oleh pihak lain (Azwar, 2007: 91).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi diarahkan pada kegiatan secara akurat, mencatat fenomena
yang muncul dan mempertimbangkannya hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah proses yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan data-data yang
sudah ada pad obyek penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti.
D. Definisi Operasional Variabel
1. Jumlah Pengambilan kredit (Y) merupakan jumlah nilai rupiah yang diambil
oleh nasabah dalam transaksi kredit pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
2. Suku bunga (r) merupakan tingkat imbal jasa atau harga yang dibayarkan
oleh nasabah pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen. Suku bunga akan
dihitung dalm jangka waktu tahun derngan indikator % per tahun
3. Pendapatan (y) merupakan besaran pendapaan yang diperoleh oleh nasabah
PD BKK Tanon Kabupaten Sragen setiap bulan dalam Rupiah baik dari gaji
atau usaha lain. Pendapatan sebagai vaiabel dummy yang sibeikan kode
angka 1 jika pendapatan lebih dari Rp 5 juta dan Kode 0, jika pendapatan
dibawah Rp. 5 juta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
4. Status Pekerjaan(Sp) merupakan pekerjaan yang dimilki oleh nasabah.
Variabel ini merupakan variabel dummy yaitu: kode Angka 1 untuk PNS,
Angka 0 untuk non PNS
5. Jangka waktu kredit (Jw) merupakan jangka waktu pengembalian kredit oleh
nasabah di PD BKK Tanon Kabupaten. Variabel ini merupakan variabel
yang diukur dengan jumlah bulan yang ditetapkan dalam pengembalian
kredit
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2004: 115) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah PD BKK
Tanon Kabupaten Kabupaten Sragen pada tahun 2010 sejumlah 400 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi penelitian. Sampel berkisar 10 –
15 % atau 20 – 25 % atau lebih dari seluruh populasi (Arikunto,2006: 134).
Sampel dalam penelitian ini adalah nasabah pada PD BKK Tanon
Kabupaten Sragen Sampel dalam penelitian ini akan diambil dengan teknik
random sampling sejumlah 100 responden dihitung dari 25% (400) orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
F. Metode Analisis Data
1. Analisa Regresi Berganda
Untuk menguji hubungan variabel independen dengan variabel
dependen dalam penelitian ini akan digunakan model regresi linier berganda.
Secara umum model ini dirumuskan sebagai::
JK = b0 + b1 ri + b2 yi + b3 SPi + b4 Jwi + e
Keterangan:
Y
= Jumlah Pengambilan kredit
b0
= Konstanta
r
= Suku bunga
y
= Pendapatan
SP
= Status Pekerjaan
Jw
= Jangka waktu kredit
b1…b4
= Koefisien variabel independen X1…X3
e
= Error
i
= observasi ke i
(Widayat 2004:177)
2. Uji t
Uji t ini digunakan untuk menguji secara parsial pengaruh masing –
masing variabel independen Tahapan pengujain adalah sevagai berikut:
a. Menentukan komposisi hipotesis
Ho : b i = 0, Tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variabel
independen terhadap variabel dependen secara individual
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Ha : bi ¹ 0, Ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen secara individual
b. Menentukan level signifikan a = 5%.
Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Hipotesis diterima artinya
hipotesis terbukti,
apabila nilai signifikansi > 0,05 maka Hipotesis
ditolak artinya hipotesis tidak terbukti.
c. Mencari t hitung
t hitung
=
b
i
(Djarwanto PS dan Subagyo, 1997:162)
SE bi
Dimana : bi
= Koefisien regresi
SEb = Standart error
3. Uji F
Uji ini dilakukan dengan program SPSS. Uji ini digunakan untuk
menguji keberartian koefisien regresi secara bersama – sama / serentak
a. Menentukan komposisi hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, Tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen
secara bersama – sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
Ha : b1 ¹ b2 ¹ b3
¹ b4
¹
0, Ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen
secara bersama – sama.
b. Menentukan level of signifikan a = 5%
Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Hipotesis diterima artinya
hipotesis terbukti,
apabila nilai signifikansi > 0,05 maka Hipotesis
ditolak artinya hipotesis tidak terbukti.
c. Mencari F hitung
R² / ( k – 1 )
F=
( 1 – R² ) / ( n - k )
(Suharyadi dan Purwanto, 2004)
Keterangan:
R2
= Koefisien Determinasi
n
= jumlah pengamatan
k
= Treatment (variabel independen)
4. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinansi mencerminkan seberapa besar variasi dari
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Apabila nilai
koefisien determinansi sama dengan 0 maka variasi dari variabel dependen
tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sebaliknya apabila nilai
Koefisien determinansi sama dengan 1 maka semua variasi variabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
dependen dapat dijelaskan secara sempurna oleh variabel independen.
Besarnya koefisien determinasi dapat dicari dengan
rumusan sebagai
berikut:
MSE
R² =
1-
(Nachrowi,2006:127)
Sy2
Keterangan :
R²
= nilai koefisien determinasi disesuaikan
MSE
= Mean Square Error/Residual
Sy2
= Sum Square Total /n-1
5. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data
dimaksudkan untuk mengetahui apakah
data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat normal atau tidak.
Untuk menguji normalitas data akan digunakan alat uji Smirnov
kolmogorof dengan bantuan SPSS. Data dikatakan berdistribusi normal
apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 pada taraf signifikansi
(α ) = 5% (Ghozali,2005:115).
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui korelasi antar
variabel – variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Untuk
menguji
Multikolinearitas akan digunakan angka Variance Inflation
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Factor (VIF) dan tolerance. Sebuah model regresi akan bebas dari
Multikolinearitas apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 dan mempunyai
angka tolerance lebih besar dari 0,10 (Ghozali,2005:92).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah varian dalam model
regresi adalah sama. Uji ini akan dilakukan dengan uji glejser dengan
bantuan Program SPSS. Model regresi menjadi model yang efisien
apabila terjadi kesamaan varian atau tidak ada heteroskedastisitas. Uji ini
dilakukan
dengan meregres variabel absolut nilai resdiual dengan
variabel independen.
Jika nilai uji t tidak signifikan maka tidak ada
heteroskedastisitas (Ghozali,2005:108)
d. Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat koealsi
serial antar variabel gsnggusn.
Untuk mengetahui hal tersebut akan
digunakan angka Durbin Watson dalam tabel derajat kebebasan dan
tingkat signifikansi tertentu. Untuk menentukan apakah dalam model
regresi terdapat autokorelasi atau tidak dapat dilihat pada ketentuan
berikut: (Ghozali,2005:96)
1) Apabila nilai DW < dl maka ada korelasi
gangguan.
commit to user
positif antar variabel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
2) Apabila nilai DW terletak antara dl ≤ dw ≤ du maka tidak ada
kesimpulan antar variabel gangguan. .
3) Apabila nilai DW terletak antara dl < dw < 4- du maka tidak ada
korelasi positif maupun negatif antar variabel gangguan. .
4) Apabila nilai DW terletak antara 4- du ≤ d ≤ dl maka kita tidak dapat
mengambil keputusan apa – apa antar variabel gangguan..
5) Apabila nilai DW > 4 - dl maka ada korelasi positif antar variabel
gangguan.
(Nachrowi,2006:190)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
BAB IV
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Ø Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
PD BKK Tanon Kabupaten Sragen merupakan perkembangan dari
Badan Kredit Kecamatan untuk wilayah kecamatan Tanon Kabupaten
Sragen, oleh karena itulah mengapa PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
masih memakai nama Bank Kredit Kecamatan. Bank Kredit Kecamatan
Tanon sendiri, yang merupakan induk dari PD BKK Tanon Kabupaten
Sragen tepatnya berdiri pada tanggal 31 Desember 1972.
Tujuan daripada pendirian PD BKK Tanon Kabupaten Sragen adalah:
a.
Menunjang kelancaran penyediaan sarana produksi terutama permodalan
dalam rangka pembangunan daerah pada umumnya dan pembangunan
desa pada khususnya.
b.
Menciptakan pemerataan dalam kesempatan berusaha bagi pengusaha
ekonomi lemah didaerah pedesaan.
Sebagai modal usaha pertama PD BKK Tanon Kabupaten Sragen mendapat
modal dari Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah, sebagai pemilik
badan ini, mengingat PD BKK Tanon Kabupaten Sragen adalah salah satu
BUMN, yaitu sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah). Dengan modal awal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
sebesar Rp 1.000.000 PD BKK Tanon Kabupaten Sragen mampu
mengembangkan posisinya sebagai lembaga keuangan. Tahap demi tahap
keberhasilan dapat diraih, dan akhirnya PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
mendapat status lebih tinggi yakni Bank, dengan nama Bank Kredit
Kecamatan (BKK), walaupun sampai sekarang nama Bank Kredit
Kecamatan atau BKK masih dicantumkan. Pada tahun 1991 mendapatkan
modal utama sebesar Rp 40.000.000 (empat puluh juta rupiah). Pada tahun
2000 PD BKK Tanon Kabupaten Sragen mendapat tambahan modal dasar
sebesar Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
Visi PD BKK Tanon Kabupaten Sragen yaitu menjadi bank terpercaya
dengan melayani nasabah dengan hati menuju yang terbaik.
b. Misi
PD BKK Tanon Kabupaten Sragen memprioritaskan nasabah dan
memberikan pelayanan yang terbaik dengan menjalin hubungan secara
profesional dan bersahabat serta menawarkan produk dan jasa perbankan
yang sangat kompetitif dan terjangkau.
PD BKK Tanon Kabupaten Sragen memberikan kesempatan kerja
yang sama bagi siapa saja tanpa membedakan jenis kelamin, suku atau
agama dan senantiasa merekrut, melatih dan mengembangkan talenta dan
pengetahuan yang terbaik dengan memberikan penghargaan dan promosi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
atas dasar prestasi dan dedikasi. PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat dikatakan sebagai pola hubungan yang
mapan diantara komponen-komponen atau bagian-bagian dari organisasi.
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan suatu pola
tetap dari hubungan antara kedudukan dan peranan dalam suatu pola tetap
dari hubungan antara kedudukan dan peranan dalam suatu lingkungan
kerjasama. Struktur organisasi pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Hubungan antara atasan dengan karyawan masih bersifat langsung
melalui garis wewenang.
b. Jumlah karyawan sedikit, struktur organisasi sederhana.
c. Pimpinan dan karyawan saling kenal.
d. Organisasi kecil
Berdasarkan
ketentuan
yang
telah
ditetapkan
oleh
Bank
Pembangunan Daerah Jawa Tengah, struktur organisasi yang sekarang
berlaku pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen dapat penulis sajikan
berikut ini. Adapun gambar struktur organisasi PD BKK Tanon Kabupaten
Sragen adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
PIMPINAN
KASI PELAYANAN
PEMBUKU
KASI PEMASARAN
Kasubsi Kredit
- Staf Kredit
- Staf Kredit
- Staf Kredit
- Staf Kredit
KASIR
Sasubsi Dana
- Staf Dana
- Staf Dana
- Staf Dana
- Staf Dana
Gambar IV.1
Struktur Organisasi
PD BKK Tanon Kabupaten Sragen
Pihak-pihak yang duduk pada masing-masing jabatan beserta tugas-tugasnya
dapat penulis uraikan secara ringkas sebagai berikut:
a. Pimpinan
Pimpinan mempunyai tugas memimpin kegiatan sesuai dengan Anggaran
Dasar Pendirian PD BKK Tanon Kabupaten Sragen dan menjalankan
pengurusan pengelolaan PD BKK Tanon Kabupaten Sragen sehari-hari
sesuai dengan kebijaksanaan umum yang digariskan oleh Dewan
Komisaris serta melakukan pengurusan dan penguasaan kekayaan PD
BKK Tanon Kabupaten Sragen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
b. Seksi Akuntansi
Bertugas dalam hal pengelolaan dana BKK, antara lain: mencari sumbersumber dana, mengatur penggunaan dana, mengatur pembangunan dana,
serta tertanggung atas sarana dan prasarana di lingkungan dana.
c. Seksi kredit
Bertugas dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perkreditan, antara
lain:
mencari
sasaran-sasaran
kredit,
menentukan
pertimbangan-
pertimbangan dalam pemberian kredit, bertanggung jawab atas sarana
dan prasarana dilingkungan perkreditan.
d. Kasir
Bertugas dalam hal penanganan atau pengeolaan kas PD BKK Tanon
Kabupaten Sragen.
e. Staf Kredit
Bertugas membantu seksi kredit dalam menentukan kebijaksanaan di
bidang prekreditan.
f. Pembukuan
Seksi ini memiliki tugas atau wewenang membantu seksi pelayanan
dalam pelaksanaan administrasi akuntansi dan keuangan BKK, serta
pengelolaan data transaksi keuangan BKK.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
4. Perkembngan Usaha Saat Ini
PD BKK Tanon Kabupaten Sragen adalah salah satu BUMD, yaitu
sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah). Posisi tahun 2010 menunjukkan
jumlah kredit, tabungan dan modal menunjukkan pekembangn sebagai
beikut:
a. Jumlah Asset p. 15.811.019.000,00,b. Jumlah kedit Rp.15.011.445.00,c. Jumlah Tabungan p. 14.065.300.00,d. Jumlah Modal p. 3.664.663.000.00,e. Peolehan Laba bersih p. 821.000.000.00,Pekembangan hasil tesebut diatas maka PD BKK Tanon
menunjukkan bahwa PD BKK Tanon telah membantu mengentaskan
kemiskinan di tingkat pedesaan dengan mengembangkan usaha kecil
menengah dan ke bawah menuju taraf hidup yang layak di tingkat pedesaan.
Sektor yang diekembangkan meliputi pertanian, pedagangan dan sektor
ekonomi lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
Ø Deskripsi Responden
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksplanatoris
dilakukan di PD BKK Tanon
yang
Kabupaten Sragen dengan obyek penelitian
nasabah pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen. Metode penelitian survei ini
dilakukan dengan cara dokumentasi kredit yang dicairkan untuk nasabah
sebanyak 100 eksemplar pada PD BKK Tanon Kabupaten Sragen. Hasil
dokumentasi sebanyak 100 nasabah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel IV.1
Komposisi Jenis Kelamin Responden
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Prosentasi (%)
1
Laki – laki
55
55
2
Perempuan
45
45
Total
100
100
Sumber : data primer
Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin seperti tabel diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah laki – laki yang
berjumlah 55 orang atau 55 %, sedangkan jumlah perempuan berjumlah 45
orang atau sebesar 45 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
2. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Tabel IV. 2.
Komposisi Tingkat Pendidikan Responden
No
Tingkat pendidikan
Jumlah
Prosentasi (%)
1
Sampai D3
65
65
2
Sarjana
35
35
Total
100
100
Sumber : data primer,2011
Komposisi responden berdasarkan kategori tingkat pendidikan, menunjukkan
bahwa responden mempunyai pendidikan sampai D3 sebanyak 65 atau 65%
,Sarjana sebanyak 35 atau 35%.
3. Komposisi Responden Berdasarkan Usia
Tabel IV. 3
Komposisi Berdasarkan Usia
No
1
2
3
Usia (th)
20 s/d 35
36 s/d 45
46s/d 50
> 50
Total
Sumber : Data primer,2011
Jumlah
17
38
30
15
100
Prosentasi (%)
17
38
30
15
100
Tabel diatas menunjukkan bahwa responden sebanyak 17 orang (17%)
berusia 20 th s/d 35 th, sebanyak 38 orang (38%) berusia 36 sampai dengan
45 tahun, 30 orang (30%) berusia 46 sampai dengan 50 tahun ,dan 15 orang
(15%) berusia diatas 50 tahun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Ø Deskripsi variabel Penelitian
1. Deskripsi Variabel Suku Bunga
Tabel IV. 4
Frekwensi Suku Bunga Kredit
Suku bunga/bln
1.67
1.70
1.80
1.90
Total
Sumber: data diolah 2011
Frekwensi
29
20
33
18
100
Persnentase
29.0
20.0
33.0
18.0
100.0
Dari tabel diatas nampak bahwa suku bunga kredit yang diberikan
untuk 100 debitur yang diteliti adalah: 29% untuk suku bunga 1.87, 20%
debitur dikenakan suku bunga 1.70%, 33% debitur dikenakan bunga 1.80 dan
18% debitur dikenakan bunga sebesar 1.90%.
Dari tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa suku bunga berada pada kisaran 1.67 sampai dengan
1,90, pengambilan kredit yang terbesar adalah pada suku bunga 1,67%
2. Deskripsi Variabel Pendapatan
Tabel IV. 5
Jumlah Pendapatan Debitur
Jumlah Pendapatan
Frekwensi
dibawah 5 000 000
diatas 5 000 000
Total
Sumber: data diolah 2011
40
60
100
commit to user
Persentase
40.0
60.0
100.0
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Dari tabel diatas nampak bahwa debitur yang memiliki penghasilan di
bawah 5 juta sebanyak 40 orang atau
40% sedangkan debitur yang
mempunyai pengahsilan diatas 5 juta sebanyak 60 orang atau 60%. Dari
tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa nasabah dengan jumlah penghasilan
di atas 5 juta merupakann nasabah yang dominan.
3. Deskripsi Variabel Status Pekerjaan
Tabel IV. 6
Status Pekerjaan Debitur
Non PNS
PNS
Total
Sumber: data diolah 2011
Frekwensi
45
55
100
Persentase
45.0
55.0
100.0
Dari tabel diatas nampak bahwa debitur yang yang memiliki
pekerjaan non PNS sebanyak 45 orang atau 45% sedangkan debitur yang
mempunyai pekerjaan sebagai PNS sebanyak 55 orang atau 55%, hal ini
dapat disimpulkan bahwa jumlah nasabah yang terbesar adalah nasabah
dengan status sebagai PNS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
4. Deskripsi Variabel Jangka Waktu kredit
Tabel IV. 7
Jangka Waktu Kredit
Jangka waktu
Frekwensi
Kredit (bulan)
18
17
24
36
26
1
36
30
48
16
Total
100
Sumber: data primer diolah 2011
Persentase
17.0
36.0
1.0
30.0
16.0
100.0
Dari tabel diatas diketahui bahwa jangka waktu kredit berkisar antara
18 bulan sampai dengan 48 bulan dengan perincian: sebanyak 17 orang atau
17% debitur mengambil jangka waktu 16 bulan, sebanyak 36 atau 36%
debitur mengambil jangka waktu 24 bulan, sebanyak 1 orang
atau 1%
debitur mengambil jangka waktu 26 bulan, sebanyak 30 orang atau 30 %
debitur mengambil jangka waktu 36 bulan dan sebanyak 16 orang atau 16 %
debitur mengambil jangka waktu 48 bulan.
Dari tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa nasabah yang terbanyak adalah dengan pengambilan
jangka waktu kredit 36 bulan sebanyak 36%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
5. Deskripsi Variabel Jumlah Pengambilan kredit
Tabel IV. 8
Jumlah Pengambilan Kredit
Jumlah Pengambilan
Frekwensi
kredit (Rp)
5.000.000
44
10.000.000
26
15.000.000
21
20.000.000
7
25.000.000
2
Total
100
Sumber: data primer diolah 2011
Persentase
44.0
26.0
21.0
7.0
2.0
100.0
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah pengambilan kredit
berkisar antara 5 juta sampai dengan 25 juta dengan perincian: sebanyak 44
orang atau 44% debitur mengambil kredit sebesar Rp. 5 juta, sebanyak 26
orang atau 26 % debitur mengambil kredit sebesar Rp. 10 juta, sebanyak 21
orang atau 21% debitur mengambil kredit sebesar Rp. 15 juta, sebanyak 7
orang atau 7 % debitur mengambil kredit sebesar Rp. 20 juta dan sebanyak 2
orang atau 2% debitur mengambil kredit sebesar Rp. 25 juta. Dari Ttabel
tersebut disimpulkan bahwa jumlah pengambilan kredit terbesar adalah
kredit sebesar Rp. 5 juta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Ø Analisis Hasil dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui data
mempunyai distribusi normal atau tidak. Hasil uji yag telah dilakukan
adalah sebagai berikut:
Tabel IV.9
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
100
3.125000E-03
2411238.5000000
.143
.116
-.143
1.425
.034
Sumber: data diolah 2011
Dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil nilai Z sebesar
1,425 dengan tingkat signifikansi 0,084 > 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual terdistribusi secara normal
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui
bahwa antar variabel tidak ada hubungan. Uji yang digunakan adalah
dengan melihat angka VIF
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Tabel IV .10
Uji Multikolinearitas
Variabel
Toleransi
Suku bunga
0,876
Pendapatan
0,523
Status pekerjaan
0,424
Jangka waktu kredit
0,458
Sumber : Data diolah, 2011
VIF
1,142
1,912
2,358
2,185
Kesimpulan
Non Multikolinieritas
Non Multikolinieritas
Non Multikolinieritas
Non Multikolinieritas
Hasil pengujian yang telah dilakukan seperti pada tabel IV. 10 diatas
menunjukkan bahwa angka Varian Inflation Factor dibawah 10 dan
angka toleransi diatas 0,10. Oleh karena masing – masing angka VIF
dibawah 10 dan angka toleransi diatas 0,10 maka disimpulkan tidak
terdapat multikolinieritas.
c. Uji Hetereoskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah varian dalam model
regresi adalah sama. Uji ini dilakukan dengan uji scater plots sebagai
berikut:
Gambar IV .2
Uji Hetereoskedastisitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Regression Studentized Residual
Scatterplot
Dependent Variable: JUMKRE
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-1.5
-1.0
-.5
0.0
.5
1.0
1.5
2.0
Regression Standardized Predicted Value
Dari tabel gambar di atas dapat dilihat nilai-nilai residual tersebar di
antara titik 0 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
terdapat heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai DW
dengan nilai Tabel DW. Hasil uji yang dilakukan adalah:
Tabel IV .11
Uji Autokorelasi
Model
R
1
0.890
Sumber:data diolah 2011
R Square Adjusted R Square Durbin-Watson
0.792
0.784
1.981
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai Durbin-Watson sebesar `1,981 akan
dibandingkan
dengan
nilai
tabel
dengan
menggunakan
derajat
kepercayaan 5%, jumlah sampel 100 dan jumlah variabel bebas 4, maka
di tabel Durbin-Watson akan didapat nilai dL 1.592 dan 4 - dU 1.758.
Nilai DW 1.945 terletak di antara dL dan dU atau 1.592<1,981< 2.242
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
maka diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi pada model regresi.
2. Uji Statistik
Hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dengan komputer
program SPSS release 12 nampak sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi
Tabel IV 12
Hasil Pengujian Regresi linier Berganda
(Constant)
BUNGA
PENDPATN
STATPEK
WAKTU
Unstandardized
Coefficients
B
8719229.189
-7384287.996
7.161E-02
941692.211
437021.202
Std. Error
5340707.861
3116338.740
.234
759842.893
36376.720
t
Sig.
1.633
-2.370
.306
1.239
12.014
.106
.020
.761
.218
.000
Sumber: Data primer diolah,2011
Dari tabel di atas dapat disusun persamaan sebagai berikut:
JK = 8 719 229.189-7 384 287.996r + 7.161E-02p + 941 692.2113statpek
(0.106)
(0.020)
(0.761)
(0.216)
+ 437 021.202jw + e
(0,000)**
Keterangan:
angka
dalam
kurung
signifikansi 5%
Keterangan Persamaan Regresi:
commit to user
adalah
probabbilitas
tingkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
α = 8 719 229.189, artinya bahwa jumlah pengambilan kredit positif jika
variabel suku bunga(r), pendapatan (y) status pekerjaan (Sp),
dan jangka waktu kredit (Jw)
b1 = -7 384 287.996, artinya bahwa terdapat pengaruh negatif antara
variabel suku bunga(r) terhadap jumlah pengambilan kredit.
b2 = 7.161E-02, artinya bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel
pendapatan (Y) terhadap jumlah pengambilan kredit.
b3 = 941 692.2113, artinya bahwa terdapat pengaruh positif antara
variabel Status pekerjaan (Sp) terhadap jumlah pengambilan
kredit
b4 = 437 021.202, artinya bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel
jangka waktu kredit (Jw) terhadap jumlah pengambilan kredit .
b. Uji t
Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
komputer dengan program SPSS versi 12, dengan taraf signifikansi 5%
dan jumlah responden sebanyak 100 orang. Berdasarkan hasil pengujian
yang telah dilakukan seperti pada tabel IV. 12 berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
1) Pengaruh suku bunga terhadap jumlah pengambilan kredit
Hasil pengujian terhadap koefisien
parsial variabel
suku bunga
diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi sebesar 0,020 yang
berarti lebuh kecil dai tingkat signifikansi
0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa koefisien regresi parsial suku bunga signifikan
maka
suku
bunga
berpengaruh
signifikan
terhadap
jumlah
pengambilan kredit. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa apabila
suku bunga yang ditingkatkan maka akan menurunkan
jumlah
pengambilan kredit.
2) Pengaruh pendapatan terhadap jumlah pengambilan kredit
Hasil pengujian terhadap koefisien
parsial variabel pendapatan
diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi sebesar 0,761 yang
berarti lebuh besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa koefisien regresi parsial variabel pendapatan
tidak signifikan
maka suku bunga berpengaruh tidak
signifikan
terhadap jumlah pengambilan kredit. Hasil tersebut mengindikasikan
bahwa pendapatan nasabah tidak
akan mempengaruhi
jumlah
pengambilan kredit
3) Pengaruh Status pekerjaan terhadap jumlah pengambilan kredit
Hasil pengujian terhadap koefisien parsial variabel Status pekerjaan
diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi sebesar 0,218 yang
berarti lebuh besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
disimpulkan bahwa koefisien regresi parsial variabel Status pekerjaan
tidak signifikan
maka suku bunga berpengaruh tidak
signifikan
terhadap jumlah pengambilan kredit. Hasil tersebut mengindikasikan
bahwa Status pekerjaan tidak meningkatkan jumlah pengambilan
kredit
4) Pengaruh jangka waktu kredit terhadap jumlah pengambilan kredit.
Hasil pengujian terhadap koefisien parsial variabel variabel jangka
waktu kredit diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi sebesar
0,000
yang berarti lebuh kecil
dari tingkat signifikansi
0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi parsial variabel
jangka waktu kredit
signifikan
maka suku bunga berpengaruh
signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit. Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa apabila jangka waktu makin lama akan
meningkatkan jumlah pengambilan kredit.
c. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan atau
bersama – sama antara variabel suku bunga, pendapatan, Status pekerjaan
dan jangka waktu kredit berpengaruh terhadap jumlah pengambilan
kredit. Hasil perhitungan F hitung yang dilakukan dengan Program SPSS
adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Regression
Residual
Total
Sumber: data diolah 2011
Tabel IV. 13
uji F (Anova)
df
F
4
90,659
95
99
Sig.
0,000
Hasil uji koefisien regresi parsial secara serempak (Uji F) diketahui
besarnya nilai Fhitung = 90,659 nilai probabilitas tingkat signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil daqri tingkat signifikansi 0,05 (5%) sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil uji F koefisien regresi parsial secara
bersama adalah signifikan, Sehingga disimpulkan secara bersama suku
bunga, pendapatan, Status pekerjaan, dqn jangka waktu kredit
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit.
d. Koefisien Determinasi R2
Tabel IV 14
Koefisien Determinansi R2
Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
0.890
0.792
0.784
Sumber: data primer diolah,2011
Berdasarkan tabel tersebut Uji R2 didapatkan hasil sebesar 0,784
atau 78,4%. yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 78,4% sedangkan
sisanya (21,6%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan
dalam model regresi seperti jumlah tanggungan keluarga, lokasi.
C. Intepretasi Ekonomi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut di atas maka dapat
diimplementasikan hal hal berikut :
1. Suku bunga
terbukti mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap
jumlah pengambilan kredit. Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang
dibayar akibat telah mempergunakan dana sebagai balas jasa. Perubahan
suku bunga merupakan perubahan dalam permintaan uang (kredit).
Kenaikan
suku
bunga
mengakibatkan
penurunan
permintaan
agregat/pengeluaran investasi. Sebaliknya, peningkatan suku bunga akan
mengakibatkan
peningkatan
permintaan
agregat.
Hasil
pnelitian
menunjukkan bahwa nasabah tidak mempertimbangkan suku bunga yang
dikenakan pada kredit yang diambil nasabah
2. Pendapatan
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
jumlah
pengambilan kredit. Pendapatan adalah penerimaan tingkat hidup dalam
satuan rupiah yang dapat dinikmati seorang individu atau keluarga yang
didasarkan atas penghasilannya atau sumber-sumber
pendapatan lain.
Pendapatan nasabah yang digunakan untuk mengembalikan kredit, harus
jelas dan riil. Pendapatan nasabah tersebut sebagai sumber penghasilan dari
berbagai macam mata pekerjaan. Dalam penelitian ini tealah ditemukan
bahwa pendapatan nasabah tidak mempunyai dampak terhadap jumlah
pengambilan kredit
3. Status pekerjaan terbukti tidak berpengaruh secara signfikan terhadap
jumlah pengambilan kredit Status pekerjaan merupakan profesi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
dimiliki oleh nasabah. Dalam penelitian ini status nasabah dibedakan anatar
egawaineheri sipil dan non PNS.
Status pekerjaan merupakan
jaminan.terhadap kelncaran kredit yang diamabil. Status PNS merupakan
status yang relaif pasti dibanding dengan non PNS sehingga PNS akan lebih
yakin dalam mengambil kredit, namun dalam penelitian ini ditemukan
bahwa status pekerjaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
besaran
kredit
yang
diambil.
Implikasinya
bahwa
dalam
dalam
pertimbangan kredit status pekerjaan belum tentu menjamin kelangsungan
kredit yang diambil
4. Jangka waktu kredit terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah
pengambilan kredit. Berbagai pinjaman mempunyai syarat atau jatuh tempo.
Artinya bahwa pengembalian pinjaman nasabah dibatasi oleh waktu
Pinjaman terpendek adalah pinjaman satu malam. Pinjaman jangka pendek
biasanya mempunyai periode sampai dengan satu tahun. Pinjaman jangka
panjang umumnya lebih dari satu tahun dan memberikan suku bunga yang
lebih tinggi dibandingkan dengan jangka pendek oleh karena itu, lembaga
dalam hal ini manjemen
harus mewujudkan sistem pimjaman
yang
memberikan resiko kecil dan tidak memberatkan nasabah terutama dalam
hal jangka waktu pelunasan kredit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis
yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara individual pengujian terhadap hipotesis penelitian menunjukkan
bahwa :
a. Suku bunga mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap jumlah
pengambilan kredit PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.
b. Pendapatan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah
pengambilan kredit PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.
c. Status pekerjaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah
pengambilan kredit PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.
d. Jangka waktu kredit berpengaruh signifikan tehadap jumlah pengambilan
kredit PD BKK Tanon Kabupaten Sragen.
2. Hasil uji Anova atau uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung mempunyai
signifikansi < taraf 0,05 sehingga disimpulkan bahwa suku bunga
,pendapatan, status pekerjaan, dan jangka waktu kredit
secara bersama
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit
Tanon Kabupaten Sragen .
commit to user
PD BKK
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
3. Koefisien determinasi
R2
didapatkan hasil sebesar sebesar 0,784 atau
78,4%. yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabilitas variabel independen sebesar 78,7% sedangkan sisanya (21,6%)
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi
seperti jumlah tanggungan keluarga, lokasi..
B. Keterbatasan
Berdasarkan hasil penelitian, beberap hal yang menjadi keterbatasan
penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini hanya dilakukan di satu institusi yaitu PD
BKK Tanon
Kabupaten Sragen sehingga tidak dapat diterapkan di lembaga lain
2. Sampel yang digunakan hanya 40 orang sehingga hasil penelitian ini tidak
dapat digunakan untuk membuat prediksi secara umum, ke depan disarankan
untuk lebih memperluas baik populasi maupun sampel penelitiannya
3. Variabel yang digunakan dalam meprediksi kinerja hanya Suku bunga,
Pendapatan, status pekerjaan, dan Jangka waktu kredit. Penelitian ke depan
disarankan untuk menambahkan variabel lain seperti lokasi bank, kualitas
pelayanan, tanggungan keluarga dan kecepatan proses kredit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
C. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan bahwa
dalam menentukan kebijakan khususnya di PD BKK Tanon Kabupaten Sragen,
maka disarankan:
1. Suku bunga perlu yang selama ini diterapkan dalam pemberian kredit kepda
nasabah di PD
BKK Tanon
Kabupaten Sragen perlu
dijaga dan
dipertahankan sesuai dengan kondisi nasabah dan ketentuan yang yang telah
diatur oleh perbankan dalam hal ini BI tentang penerapan suku bunga
pinjaman.
2. Pendapatan dan status pekerjaan merupakan jaminan kepastian kolektibilitas
kredit, namun kedua hal tersebut bukan satu-satunya pertimbangan dalam
memutuskan permohonan kredit nasabah.
3. Jangka waktu kredit perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan keputusan
pembeian kredit kepada calon nasabah.
commit to user
Download