BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Oksidasi lipid merupakan salah satu penyebab utama terjadinya penurunan kualitas produk makanan. Oksidasi lipid mengakibatkan terjadinya perubahan rasa, warna dan aroma pada produk makanan. Penurunan kualitas gizi akibat degradasi asam lemak tak jenuh (PUFA) serta terbentuknya aldehid yang bersifat bahaya juga disebabkan oleh adanya oksidasi lipid pada produk makanan (Jongjareonrak dkk., 2008; Martins dkk., 2012 dan Gómez–Estaca dkk., 2014). Oksidasi lipid pada produk makanan terjadi akibat adanya reaksi dengan radikal bebas. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya oksidasi lipid adalah dengan menambahkan antioksidan ke dalam produk makanan. Penambahan antioksidan ke dalam makanan bertujuan untuk menjebak dan bereaksi dengan radikal bebas. Reaksi antara radikal bebas dengan antioksidan mempunyai laju reaksi yang lebih cepat dibanding dengan laju reaksi antara radikal bebas dengan lipid. Oleh karena itu produk makanan dapat terlindungi dari proses oksidasi lipid (López de Dicastillo dkk., 2013). Penambahan antioksidan dengan dosis awal yang relatif tinggi secara langsung ke dalam makanan mempunyai keterbatasan seperti timbulnya efek pro–oksidan. Efek pro–oksidan yang timbul justru akan mempercepat proses oksidasi lipid. Selain itu, penambahan antioksidan ke dalam produk makanan dinilai kurang efisien karena oksidasi makanan terjadi pada permukaan makanan (Graciano–verdugo dkk., 2010; Gargiulo dkk., 2013 dan López de Dicastillo dkk., 2013). Keterbatasan yang timbul akibat penambahan antioksidan secara langsung ke produk makanan dapat diatasi menggunakan teknologi pengemas makanan yang berfungsi sebagai antioksidan (antioxidant packaging). Teknologi pengemas ini didasarkan pada pengembanan antioksidan ke dalam film pengemas sebagai cara untuk meningkatkan kestabilan produk makanan yang sensitif terhadap oksidasi. Pengemas tipe ini mampu memperlambat proses oksidasi melalui pelepasan 1 2 terkontrol antioksidan dari film ke permukaan makanan (Gómez–Estaca dkk., 2014 dan Marcos dkk., 2014). Penelitian tentang pengembanan antioksidan ke dalam film pengemas telah banyak dilakukan seperti pengembanan antioksidan sintetik BHT (butylated hydroxytoluene) ke dalam film gelatin kulit ikan (Jongjareonrak dkk., 2008) dan imobilisasi ekstrak teh hijau ke dalam film polipropilena (PP) (López de Dicastillo dkk., 2013). Penambahan antioksidan ke dalam film terbukti dapat meningkatkan waktu penyimpanan dilihat dari peningkatan nilai aktivitas antioksidan terhadap radikal DPPH (Jongjareonrak dkk., 2008) dan radikal kation ABTS (López de Dicastillo dkk., 2013). Penelitian tentang pengemas yang berfungsi sebagai antioksidan terus mengalami peningkatan terutama dalam penggunaan antioksidan alami untuk menggantikan antioksidan sintetik. Senyawa –tokoferol merupakan salah satu antioksidan alami yang dianggap aman dan disetujui sebagai aditif makanan oleh FDA (Food and Drug Administration). Penggunaan –tokoferol sebagai antioksidan telah banyak dipelajari dan terbukti mempunyai aktivitas antioksidan yang baik ketika diuji baik secara in vitro maupun secara in vivo (Marcos dkk., 2014; Noronha dkk., 2014; Gargiulo dkk., 2013 dan Manzanarez–López dkk., 2011). Adanya dampak lingkungan yang timbul akibat penggunaan material non–biodegradabel membuat para peneliti mengembangkan material biodegradabel sebagai pengganti material pengemas makanan. Satu dari polimer yang bersifat biodegradabel adalah kitosan. Kemampuan kitosan yang baik dalam pembentukan film dapat dimanfaatkan sebagai pengganti material pengemas makanan. Pengembanan –tokoferol ke dalam film kitosan terbukti mempunyai aktivitas antioksidan yang baik terhadap radikal DPPH. Selain mempuyai aktivitas antioksidan yang baik, penggunaan polimer alam kitosan menjadikan film ini bersifat edibel (Martins dkk., 2012). Namun, penggunaan film kitosan seringkali terbatas karena sifat mekanik film kitosan yang kurang baik sedangkan sifat mekanik film merupakan salah satu aspek yang penting dalam bidang pengemas makanan. Beberapa cara dapat 3 digunakan untuk meningkatkan sifat mekanik film kitosan, salah satunya ialah dengan pembentukan kompleks polielektrolit (KPE). KPE merupakan hasil dari pembentukan interaksi antara dua polielektrolit yang mempunyai muatan yang berbeda. Dalam medium asam, kitosan merupakan suatu polikationik yang dapat membentuk KPE dengan polianionik. Beberapa polianionik telah dipelajari dalam pembentukan KPE dengan kitosan, salah satunya ialah pektin (Chen dkk., 2010 dan Coimbra dkk., 2011). Pektin merupakan polisakarida alam yang merupakan komponen utama dari dinding sel tumbuhan yang bersifat non–toksik dan biodegradabel. Keberadaan gugus karboksilat menjadikan pektin suatu polianionik yang mampu membentuk KPE dengan kitosan. Pembentukan KPE antara kitosan dengan pektin terbukti meningkatkan kekuatan tarik hingga 4× lipat dibanding film kitosan saja akibat adanya interaksi ionik antara kitosan dengan pektin (Chen dkk., 2010). Hal ini menunjukkan bahwa KPE kitosan/pektin berpotensi untuk diaplikasikan dalam bidang pengemas makanan. Dalam penelitian ini film KPE kitosan/pektin akan dimanfaatkan sebagai matriks pengemban antioksidan –tokoferol. Senyawa –tokoferol merupakan antioksidan yang bersifat hidrofobik sedangkan KPE kitosan/pektin bersifat hidrofilik. Untuk membantu pengembanan –tokoferol ke dalam KPE kitosan/pektin diperlukan adanya surfaktan yang mampu membantu meningkatkan kelarutan –tokoferol. Tween–80 merupakan surfaktan dengan nilai HLB sebesar 15 dan sering digunakan sebagai agen pelarut (solubilizer) dalam pengembanan senyawa–senyawa hidrofobik ke dalam matriks hidrofilik (Martins dkk., 2012 dan Rashid dkk., 2015). Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan pengembanan –tokoferol ke dalam KPE kitosan/pektin dengan penambahan surfaktan Tween–80. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pelepasan –tokoferol dari film KPE kitosan/pektin dan mengetahui aktivitas antioksidannya. Kinetika pelepasan dan mekanisme pelepasan –tokoferol juga diselidiki dari data pelepasan –tokoferol. 4 I.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1. Mempelajari faktor–faktor yang mempengaruhi laju pelepasan –tokoferol dari film KPE kitosan/pektin seperti komposisi KPE, konsentrasi Tween–80 dan konsentrasi –tokoferol. 2. Mempelajari kinetika pelepasan –tokoferol pada film KPE kitosan/pektin menggunakan berbagai model kinetika. 3. Mempelajari aktivitas antioksidan dari film KPE kitosan/pektin terembani –tokoferol. I.3 Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya pengembangan KPE kitosan/pektin sebagai film terembani –tokoferol. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang pengaruh komposisi KPE kitosan/pektin, konsentrasi Tween–80 dan konsentrasi –tokoferol pada profil pelepasan –tokoferol. 3. Menghasilkan film biodegradabel yang memiliki kemampuan dalam pelepasan –tokoferol yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pengemas makanan yang berfungsi sebagai antioksidan.