STAIN Palangka Raya

advertisement
216
STAIN Palangka Raya
PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENGHAFAL SURAH PENDEK PADA
(Siswa Kelas IV SDN 7 Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kabupaten
Kotawaringin Timur)
Rusyidah 1
Abstract
The focus of this study originated from last year's evaluation data , low ability
students in SD Negeri 7 Pelangsian in memorizing short surahs that is classically only
35 % of the 26 students who were able to complete. This is due to the low ability of
teachers to implement the method .This study uses classroom action research ( PTK )
is the research that implement recycling cycle in any research that includes studies of
planning , implementation , observation and reflection . The results of this study
turned out to be the effective application of the method drill on the competence
memorize short verses are very precise . It can be seen the success rate of students in
memorizing verses short , the application of methods drill there are few records to
note that prior to the implementation of the exercise beforehand really conditioned the
class , divide students into several parts group , and understanding the character of
the students in the training process
Key word: : Drill, Method
A. PENDAHULUAN
Al-Qur'an kitab suci dan sebagai mu'jizat Nabi Muhammad SAW.Yang terbesar
ternyata tidak ada seorangpun yang mampu membuat atau menulis semisal al-Qur'an.
Pada mulanya seluruh manusia ditanding untuk mencoba membuat tandingan yang
serupa dengan al-Qur'an, akan tetapi tak seorangpun yang mampu menandinginya dan
melakukannya. Kemudian oleh al-Qur'an mereka ditantang untuk membuat yang lebih
sederhana, yaitu seluruh manusia itu diminta untuk membuat sepuluh surat saja yang
serupa dengan al-Qur'an baik fashokhah maupun balaghahnya. Dan ternyata tidak ada
manusia yang mampu melakukannya. Maka akhirnya al-Qur'an meminta kepada seluruh
manusia untuk membuat satu surat saja yang seperti al-Qur'an. Ternyata walaupun hanya
satu surat tidak ada seorangpun yang mampu membuat tandingannya daripada Al-Qur'an
tersebut. Firman Allah :
1
Alumni STAIN Palangka Raya Jurusan Tarbiyah Program Studi PAI didampingi
oleh Yuliani Khalfiah, M. Pd.I. Saat ini sebagai tenaga pengajar di kabupaten Kotawaringin Timur
propinsi Kalimantan Tengah
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
217
STAIN Palangka Raya
               
   
Artinya : “Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain". (Q.S. Al-Isra’ [17] : 88)
Allah juga telah menjamin terjaga kemurnian kitab-Nya, sebagaimana dalam
firman-Nya dalam surat Al-Hijr ayat 9 dan surat Al-Qomar ayat 17.
Belajar al-Qur’an dapat dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu: belajar
membacanya sampai lancar dan baik, menurut kaidah-kaidahyang berlaku dalam qira’at
dan tajwid, yang kedua yaitu belajar arti danmaksud yang terkandung di dalamnya dan
yang terakhir yaitu belajar menghafaldi luar kepala, sebagaimana yang dikerjakan oleh
para sahabat pada masaRasulullah, hingga masa sekarang.
Menghafal al-Qur’an di luar kepala merupakan usaha yang paling efektif dalam
menjaga kemurnian al-Qur’an yang agung.Dengan hafalan tersebut berarti meletakkan
pada hati sanubari penghafal. Dan menurut Raghib dan Abdurrahman, “tempat tersebut
(hati) merupakan tempat penyimpanan yang paling aman, terjamin, serta tidak bisa
dijangkau oleh musuh dan para pendengki serta penyelewengan-penyelewengan yang
dilakukan”.2
B. PEMBAHASAN
Menghafal al-Qur’an merupakan tugas dan tanggung jawab yang sangatbesar dan
mulia. Menurut Fathoni “menghafal Al-Qur’an itu gampang-gampang sulit, gampang
dihafal tapi sulit dijaga”.3 Problem yang dihadapi oleh orang yang sedang menghafal alQur’an memang banyak dan bermacam-macam.Mulai dari pengembangan minat,
penciptaan lingkungan, pembagian waktu, sampai pada metode menghafal itu sendiri.
Dalam dunia proses belajar mengajar (PBM), metode jauh lebih penting dari
materi. Demikian pentingnya metode dalam proses pendidikan dan pengajaran. Sebuah
proses belajar mengajar bisa dikatakan tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak
menggunakan metode. Karena metode menempati posisi kedua terpenting setelah tujuan
2
Raghib As-Sirjani & Abdurrahman A. Khaliq, Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an,( Solo: Aqwam, 2007), hal.
45
3
M. Fathoni Dimyati, Jurnal “Memilih Metode Menghafal Al-Qur’an Yang Baik dan Upaya Mencek
Huffazhul Qur’an Yang Sempurna”, Ringkasan untuk santri PP Bidayatul Bidayah, (Mojokerto,tt), hal. 2
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
218
STAIN Palangka Raya
dari sederetan komponen-komponen pembelajaran:tujuan, metode, materi, media dan
evaluasi.4
Sebuah metode dikatakan baik dan cocok manakala bisa mengantar kepada
tujuan yang dimaksud. Begitupun dalam menghafal al-Qur’an, metode yang baik akan
berpengaruh kuat terhadap proses menghafal al-Qur’an, sehingga tercipta keberhasilan
dalam menghafal al-Qur’an. Namun upaya guru dalam meningkatkan hafalan pada siswa
tingkat SD banyak mengalami hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Metode Drill
Metode drill / latihan adalah metode dimaksudkan untuk memperoleh
ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya
dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan.5 Metode
Drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau
keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya
secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap-siagakan.6
Selanjutnya lebih jelas lagi Armai Arief mengemukakan pengertian metode dill
adalah suatu metode dalam menyampaikan pelajaran dengan menggunakan latihan
secara terus menerus sampai anak didik memiliki ketangkasan yang diharapkan.7 Ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut :
Pertama; harus disadari bahwa pengertian belajar bukan berarti pengulangan yang
persis sama dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya oleh siswa, akan tetapi
terjadinya suatu proses belajar dengan latihan siap adalah adanya situasi yang berbeda
serta pengaruh latihan pertama, maka latihan kedua, ketiga dan seterusnya akan lain
sifatnya.
Kedua; situasi belajar itulah yang mula-mula harus diulangi untuk mendapat
memperoleh respons dari siswa. Bilamana siswa dihadapkan dengan berbagai situasi
belajar, maka dalam diri siswa akan timbal alasan untuk memberi respons,sehingga
menyebabkan dia melatih keterampilannya. Bagaimana situasi tersebut dapat diubahubah kondisinya sehingga menuntut adanya perubahan respons, maka keterampilan
siswa akan dapat lebih disempurnakan. Suatu drill juga harus dimulai dari hal-hal yang
mendasar agar siswa betul-betul mengerti apa yang telah dan akan dilakukannya agar
diperoleh keterampilan yang diinginkan.
4
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 109
5
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,( Jakarta : Kalam Mulia, 2005), hal. 281.
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,( Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hal. 55.
7
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hal. 179.
6
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
219
STAIN Palangka Raya
Pengertian yang dibutuhkan untuk keberhasilan suatu drill adalah :
1.
Pengertian terhadap sifat latihan itu sendiri, dan
2.
Pengertian terhadap nilai dan hubungan latihan itu dengan keseluruhan rangka
pengajaran.
3.
Latihan siap (drill) cocok digunakan bilamana untuk memperoleh:
a. Kecakapan
motorik,
seperti
mengulas,
menghapal,
membuat
alas-alas,
menggunakan alat/mesin, permainan dan atletik;
b. Kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah, mengenal tandatanda/simbol dan sebagainya;
c. Asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan
simbol, membaca peta, dan sebagainya.8
Dalam mengajarkan kecakapan dengan metode latihan siap guru harus
mengetahui sifat kecakapan itu sendiri, seperti;
1. Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan sebagai hasil
proses mekanis semata-mata,
2. Kecakapan tersebut dikatakan tidak benar, bila hanya menentukan suatu hal yang
rutin yang dapat dicapai dengan pengulangan yang tidak menggunakan pikiran,
sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus sesuai dengan situasi dan
kondisi.Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode drill ini,ada dua fase;
Pertama,fase integrative, di mana persepsi dari arti dan proses dikembangkan.
Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan menurut praktek yang berarti sering
melakukan hubungan fungsional dan aktifitas penyelidikan;
Kedua, fase penyempurnaan atau fase menyelesaikan di mana ketelitian
dikembangkan. Dalam fase ini diperlukan ketelitian dapat dikembangkan menuntut
praktek yang berulang kali.Jadi variasi praktek di sini ditujukan untuk mendalami arti
bukan ketangkasan.Sedangkan praktek yang sering ditujukan untuk mempertinggi
efisiensi, bukan untuk mendalami arti.9
a. Keunggulan metode latihan siap (drill) ini antara lain :
1) Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dipelajarinya;
8
Ibid.
9
Basyiruddin Usman, Metodologi…, hal. 57
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
220
STAIN Palangka Raya
2) Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil dalam
belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak di
kemudian hari;
3) Guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang disiplin
dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan
perbuatan siswa disaat berlangsungnya pengajaran.10
b. Kelemahan metode latihan ini antara lain :
1) Dapat menghambat inisiatif siswa, di mana inisiatif dan minat siswa yang berbeda
dengan petunjuk guru dianggap suatu penyimpangan dan pelanggaran dalam
pengajaran yang diberikannya.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dalam kondisi belajar
ini pertimbangan inisiatif siswa selaludisorot dantidak diberikan keleluasaan.
Siswa menyelesaikan tugas secara status sesuai dengan apa yang dinginkan oleh
guru.
3) Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah siswamelakukan sesuatu
secara mekanis, dan dalam memberikanstimulus siswa dibiasakan bertindak secara
otomatis.
4) Dapat menimbulkan verbalisms, terutama pengajaran yangbersifat menghapal
dimana siswa dilatih untuk dapatmenguasai bahan pelajaran secara hapalan dan
secaraotomatis yang berkenaanbila ada pertanyaan-pertanyaanmengingatkannya
hafalan tersebut tanpa suatu proses denganberpikir secara teoritis.11
Prinsip-prinsip yang diperhatikan dalam menggunakan metode drill, antara lain :
1) Drill hanyalah untuk bahan atau perbuatan yang bersifat otomatis.
2) Latihan harus memiliki makna dalam rangka yang lebih luas, yakni:
a. Sebelum dilaksanakan latihan siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan
tersebut;
b. Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna bagi kehidupan mereka
kelak;
c. Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan untuk melengkapi
belajar;
Latihan-latihan tersebut pertama-tama harus ditekankan pada diagnosa.
10
Ibid.
Ibid., hal. 57-58
11
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
221
STAIN Palangka Raya
a. Pertama-tama harus bersifat ketetapan, yang kemudian kecepatan, dan akhirnya
kedua-duanya harus dimiliki siswa;
b. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul respon yang benar
akhirnya harusyangdikenal siswa dan siswa memerlukan waktu untuk variasi
latihan, perkembangan arti dan kontrol.
c. Masa latihan harus relatif singkat, dan sering dilakukan latihan-latihan lanjutan;
d. Kondisi latihan harus menarik minat anak, dan dalam suasana yang
menyenangkan;
e. Proses yangfundamental harus didahulukan darilatihan yang sifatnya mendasar;
f. Proses latihan juga harus memperhatikan perbedaan kemampuan individual.12
C.ALangkah-Langkah Penggunaan Metode Drill
1) Drill hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.
2) Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas.
a.
Sebelum diadakan latihan, anak didik perlu mengetahui terlebih dahulu arti
latihan itu sendiri.
b. Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan
mereka selanjutnya.
c.
Siswa harus mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk
melengkapi belajar.
3) Latihan-latihan itu pertama-pertama harus ditekankan kepada diagnosa:
a. Pada taraf-taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang mengurus.
b. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.
c. Respon yang benar artinya harus dikenal Siswa, sedangkan respon yang salah
harus diperbaiki.
d. Siswa memerlukan waktu untuk mewarisi latihan, perkembangan arti dan
kontrol.
e. Di dalam latihan, pertama-tama ketetapan, kemudian kecepatan dan pada
akhirnya kedua-duanya harus tercapai.
4) Masa latihan harus relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan pada waktu lain.
5) Masa latihan harus menarik, gembira dan menyenangkan;
a.
Agar hasil latihan memuaskan, minat intrinsik diperlukan.
b.
Setiap kemajuan siswa harus jelas.
12
Ibid., hal. 59-60
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
222
STAIN Palangka Raya
c.
Hasil latihan terbaik, dengan sedikit menggunakan emosi.
6) Pada waktu latihan, harus mendahulukan proses yang esensial.
7) Proses latihan dan kebutuhan harus disesuaikan dengan perbedaan individu:
a.
Tingkat kecakapan yang diterima pada suatu saat tidak harus sama.
b.
Latihan secara perseorangan sangat perlu untuk menambah latihan kelompok.
Dengan langkah-langkah di atas, latihan diharapkan dapat betul-betul
bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan tersebut, serta dapat
menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima
secara teori dan praktek.13
Setiap metode pasti terdapat kekurangan dan kelebihan. Demikian halnya
dengan metode drill. Di sini dituntut peran seorang pendidik agar dapat
mengimbanginya dengan sebaik mungkin, dengan memperhatikan syarat-syarat,
langkah-langkah dan penilaian/pemeriksaan metode drill tersebut.
Seorang guru harus siap terlebih dahulu sebelum memberikan latihan, baik
secara teori maupun praktek.Sebaiknya latihan tersebut tidak dilakukan secara
spontanitas, sehingga dapat melihat kemajuan setiap anak didik baik dari segi daya
tangkap, keterampilan dan ketepatan berfikir.
1. Pengertian Menghafal
Menghafal dari Bahasa berbentuk fi’il yaitu (
‫ﻆ‬
ُ ‫ َْﳛ َﻔ‬- ‫) َﺣ ِﻔ َﻆ‬
yang artinya
memelihara, menghafal, mengingat dan menjaga.14 Sedangkan pengertian menurut
istilah menghafal sebagaimana dijelaskan oleh Imam Majduddin Muhammad bin
Ya’qub Al-Fairuz, dalam Qāmūs Al-Muhīth menjelaskan sebagai berikut:
15
‫َﲔ اﻟْ ُﻤ ْﺴﺘَ ِﻘْﻴ ُﻢ‬
ُ‫ اﻟﻄﱠِﺮﻳْ ُﻖ اﻟْﺒـ ﱠ‬، ‫ْﺊ‬
ِ ‫ اﻟْ ُﻤ َﻮﱢﻛ ُﻞ ﺑِﺎﻟ ﱠﺸﻴ‬: ‫ﻆ‬
ُ ‫َو اﳊَِْﻔْﻴ‬
“Hafal adalah orang mewakili (mencukupi/terpenuhi) dengan sesuatu; jalan yang
menjelaskan kepada jalan yang benar”.
Hal serupa juga dijelaskan di dalam Buku Ensiklopedia Islam menjelaskan
tentang menghafal berasal dari kata kerja hafazha yang artinya menjaga; memelihara;
menghafal.16
13
Ibid., hal. 55.
Akhmad Sya’bi, Kamus Al-Qalam, (Surabaya: Halim, 1997), hal. 45.
15
Imam Majduddin Muhammad bin Ya’qub Al-Fairuz, Qāmūs Al-Muhīth, (Beirut: Dar Al-Fikr, 2005),
hal. 626.
14
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
223
STAIN Palangka Raya
Menurut Ahmad Warson Munawwir, kata “menghafal” dalam bahasa Arab
adalah “hifzh”. Kata ini berasal dari fi’il (kata kerja) :hafizha – yahfazhu – hifzhan. Jika
dikatakan, hafizha asysyai’a, artinya menjaga (jangan sampai rusak), memelihara dan
melindungi.Namun jika dikatan, hafizha as-sirra, artinya katamahu (menyimpan).Dan
jika dikatakan, hafizha ad-darsa, artinya istazhharahu (menghafal).17
Pretest(Pra Tindakan)
Proses pembelajaran dilaksanakan secara konvensional yang diterapkan materi
sebelumnya yaitu materi menghafal surah Al-Kautsar. Dalam hal ini guru hanya sekedar
penugasandan ceramah yang monoton sehingga cenderung membosankan bagi
pesertadidik, tidak banyak melibatkan peserta didik. Peserta didik hanya dijadikan
sebagai obyek yang harus menerima ilmu dari guru bagaikan anak burung yang hanya
menunggu diberi makan oleh induknya. Dalam kegiatan pembelajaran pra tindakan ini
guru lebih mendominasi proses pembelajaran.
A. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Maret 2014, materi yang
diajarkan adalah materi membaca surat An-Nashr. Siklus I dibagi dalam beberapa
tahap yaitu:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal perlu dipersiapkanoleh peneliti yaitu
a) Membuat rencana pelaksanaan tindakan yang mencantumkan penerapan metode
drill (terlampir)
b) Menyiapkan lembar observasi yang terdiri dari lembar aktifitas siswa dan lembar
pengelolaan guru (terlampir)
c) Dokumentasi.
2. Pelaksanaan
Pada tahap tindakan ini peneliti melakukan proses pembelajaranpada materi
menghafal surah An-Nasr sebagaimana perencanaan yang dibuat dalam RPP, adapun
rincian kegitan pembelajaran tersebut yaitu :
a)
Kegiatan awal
Pertama yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam dan mengajak semua siswa
untuk berdo’a bersama, mengabsensi siswa, guru menyampaikan tujuan
16
Cyril GlassĒ, Ensiklopedia Islam Jilid II, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal.112.
Munawwir, AW. . Al Munawwir Kamus Arab – Indonesia, (.Surabaya: Pustaka Progressif.1997), hal.
17
279.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
224
STAIN Palangka Raya
pembelajaran serta mengulangi materi hasil belajar pada materi sebelumnya dengan
membaca surah al-Kautsar dengan mengikuti bacaan yang guru bacakan.
b)
Kegiatan inti
Pada kegiatan inti pelaksanaan metode drill diterapkan Setelah guru membaca AlQur’an surat An-Nasr secara keseluruhan dan di ulang dengan membaca surat AnNasr per ayat secara pelan-pelan dan siswa menirukan, kemudian guru menyuruh
beberapa siswa untuk maju ke depan untuk dilatih membaca dan menghafal AlQur’an surat An-Nasr dengan pelan-pelan dan itu dilakukan secara acak.
Setelah lima belas menit guru menyuruh siswa untuk berlatih membaca surah dengan
lancar dan baik dibawah bimbingan guru. Dalam kegiatan latihan ini guru lebih
banyak memberikan arahan dan motivasi ketika terjadi proses latihan, selanjutnya
guru mempersilahkan satu persatu siswa membaca di depan kelas.
c)
Kegiatan penutup
Setelah materi pembelajaran akan berakhir, guru melaksanakan evaluasi tes hasil
belajar dengan mengetes satu persatu siswa untuk mengetahuikemampuan menghafal
surat An-Nasr siswa secara individu di depan kelas. Setelah kegiatan evaluasi selesai
kegiatan pun ditutup dan mengucap salam penutup.
3. Pengamatan
Kegiatan observasi pada tahap siklus I ini dilakukan oleh dua orang pengamat yaitu
observer 1 (Ibu Rosmini, S. Pd) dan observer 2 (Ibu Murniaty, A. Ma) Setelah
mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan 2
instrumen observasi, yaitu instrumen pengamatan aktifitas belajar siswa dan
instrumen pengelolaan oleh guru, peneliti uraikan sebagai berikut :
a.
Aktifitas belajar siswa
Kegiatan pengamatan aktifitas siswa pada penerapan metode drill pada
materi menghafal surah pendek materi menghafal surah An-Nasr, dilakukan
berdasarkan 4 aspek pengamatan yaitu :
1) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran
2) Semangat siswa dalam mengikuti pelajaran
3) Kesungguhan siswa dalam berlatih membaca
4) Keberanian siswa dalam bertanya/diperintah maju menhafal
Adapun hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Dari data hasil pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa pada tahap siklus
I, ini diketahui bahwa ada 14 orang siswa memperoleh kategori amat baik, 7 orang
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
225
STAIN Palangka Raya
siswa memperoleh kategori baik dan 5 orang siswa memperoleh kategori cukup
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam penerapan metode drill pada
materi menghafal surah An-Nasr. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa
kelas IV SD Negeri Pelangsian dapat dikategorikan baik
4. Pengelolaan guru
Kegiatan pengamatan pengelolaan guru ini dinilai beberapa aspek terkait
dengan pelaksanaan pembelajaran PAI materi menghafal surah pendek melalui
penerapan metode drill, adapun hasil pengamatan oleh observer I dan II dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Berdasarkan data hasil pengamatan terhadap pengelolaan guru diketahui
bahwa kegiatan pembelajaran PAI pada materi menghafal surah An-Nasr melalui
penerapan metode drill diketahui bahwa :
a) Kemampuan pengelolaan kelas,memperoleh skor 2.5 atau cukup, yaitu dalam
kegiatan ini guru masih kurang memperhatikan kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
b) Penyampaian tujuan pembelajaran, memperoleh skor 4 atau amat baik, yaitu
tujuan pembelajaran secara jelas disampaikan dan dipahami oleh siswa mengenai
materi yang akan dipelajari
c) Pemberian motivasi dan semangat terhadap siswa, memperoleh skor 2.5 atau
cukup penekanan dan antusias yang guru berikan masih belum maksimal sehingga
sebagian siswa masih cenderung mengikuti pelajaran dengan keadaan biasa-biasa
saja.
d) Pemberian contoh bacaan, memperoleh skor 4 atau amat baik, contoh bacaan yang
diajarkan guru sangat baik pelan dan sesuai dengan kaidah bacaan tajwid.
e) Penggunaan sumber belajar, memperoleh skor 4 atau amat baik. Setiap siswa
dikondisikan untuk membawa buku paket setiap kegiatan pembelajaran.
f) Kemampuan guru menyampaikan materi, memperoleh skor 3.5 atau baik, dalam
penyampaian materi memang sudah baik namun perlu dikembangkan lagi guna
meningkatkan pemahaman siswa dalam kaidah bacaan huruf hijaiyyah.
g) Kemampuan membimbing siswa dalam kegiatan latihan memperoleh skor 2,5
yaitu cukup, yaitu dalam kegiatan bimbingan guru hanya berada pada siswa-siswa
tertentu, sehingga fokus kegiatan belajar pada siswa lainnya tidak terkontrol.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
226
STAIN Palangka Raya
h) Penerapan metode drill memperoleh skor 4 atau amat baik, yaitu penerapan
metode drill dilakukan dengan memberikan contoh serta arahan guru untuk
mengikuti kegiatan latihan.
i) Pemberian latihan / evaluasi, memperoleh skor 4 atau amat baik,teknik evaluasi
sudah sangat tepat untuk menilai kemampuan belajar yaitu tes lisan.
j) Pengelolaan waktumemperoleh skor 2 atau cukup yaitu dalam kegiatan belajar
mengajar PAI ini memakan banyak waktu yaitu lebih jam 3 pelajaran.
5. Hasil belajar siklus I
Penilaian menghafal surah pendek pada materi An-Nasr ini dinilai dari 4
aspek yaitu : 1). Mampu menghafalkan surah An-Nasr dengan lengkap (45); 2).
Mampu menghafalkan surat An-Nasr sesuai dengan kaidah panjang dan pendek (20);
3). Mampu menghafalkan surah An-Nasr dengan makhraj huruf yang benar (20); dan
4). Mampu menghafalkan surah An-Nasr dengan lancar (15)..
Berdasarkan data tes hasil belajar pada tahap siklus I diketahui bahwa nilai
rata-rata kelas adalah 73,3, dan peserta didik yang tuntas dalam kegiatan tindakan
siklus I ini terdapat 19 anak yang mampu berhasil mencapai indikator atau sekitar
73,1%, sedangkan 7 anak yang tidak tuntas atau sekitar 26,9%. Dari hasil belajar
yang demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran belum berhasil secara klasikal
yaitu diharapkan ketuntasan belajar sebesar 85 % atau 23 orang siswa harus tuntas.
6. Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama rekan sejawat yaitu observer 1 dan 2
mendiskusikan temuan-temuan dalam kegiatan tindakan siklus I, setelah mengkaji
terhadap pelaksanaan pembelajaran PAI melalui metode drill pada materi menghafal
surah pendek.
Berdasarkan data tes hasil belajar diketahui bahwa pelaksanaan tindak siklus I
belum mampu mencapai ketuntasan klasikal yaitu 85 %. Berdasarkan pengkajian
terhadap hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer 1 dan 2, maka peneliti
bersama-sama rekan mendiskusikan permasalahan dan langkah perbaikan dalam
tindakan selanjutnya. Adapun hasil refleksi dalam kegiatan tindakan siklus I ini yaitu
1) Guru menjelaskan materi menghafal surat An-Nasr lebih jelas dan lebihpelanpelan dalam mengajari
2) Guru mengelola kelas melalui kegiatan kelompok belajar dengan setting huruf U.
3) Guru membentuk kerja pasangan dalam membaca
4) Membangun motivasi siswa dalam kerja pasangan
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
227
STAIN Palangka Raya
5) Perubahan posisi guru yang tidak hanya berdiri di satu tempat saja ketika
memonitoring jalannya kegiatan pembelajaran, tetapi juga dapat dilakukan
berjalan keliling diantara siswa.
6) Mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Dari refleksi di atas didapatkan beberapa solusi terhadappermasalahan proses
pembelajaran dalam mengomentari simulasi teman ini.Hasil refleksi kemudian
dijadikan sebagai rumusan untuk diterapkan padasiklus II sebagai upaya tindak
perbaikan terhadap upaya memotivasi siswapada siklus I.
1. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 02 April 2014. Materiyang diajarkan
adalah materimateri yang diajarkan adalah materi membaca surat An-Nashr. Siklus II
dibagi dalam beberapa tahap yaitu:
a.
Perencanaan
Berdasarkan data data hasil refleksi pada tindakan siklus I, maka ada
penambahan perencanaan ini ada beberapa hal perlu dipersiapkanoleh peneliti
yaitu:
1) Membuat rencana kegiatan harian (terlampir)
2) Menyetting kelas dengan huruf U
3) Merancang pembentukan kelompok pasangan
4) Menyiapkan lembar observasi (terlampir)
5) Dokumentasi kegiatan.
b. Pelaksanaan
Pada tahap tindakan ini siklus II ini tidak jauh beda dengan siklus Iyaitu
proses pembelajaran ini di mulai dengan mengucapkan salam danmengajak
semua siswa untuk berdo’a bersama, mengabsensi siswa,menghubungkan
pelajaran yang lalu dengan yang sekarang danmenerangkan materi dengan
membaca surat an-Nasr. Setelah proses membaca selesai guru membentuk 6
kelompok
pasangan
siswa
untuk
saling
menyimak
bacaan
secara
pasangan.Selanjutnya guru memperlihatkan gambar tulisan surat An-Nasr yang
kemudian di baca guru bersama-sama dengan pasangan secaraperlahan lahan,
kegiatan juga di lanjutkan dengan guru membacakan surah dengan benar dan
pelan membaca surat An-Nasr per ayat yang ditirukan oleh pasangansecara
berulang-ulang.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
228
STAIN Palangka Raya
Setelah proses membaca bersama-sama selesai gurumempersilahkan setiap
pasangan untuk melakukan proses saling menyimak dengan pasangannya
sehingga hafalan mereka seperti pada latihan guru berikan. Pada saat proses
kerja pasangan guru berkelilingmengelilingi kelompok pasangan siswa untuk
memberikan motivasi agarkerja kelompok pasangan lebih hidup dan terkadang
mengajak diskusisetiap kelompok terhadap kesulitan yang dialami.
Setelah 15 menit bekerja, kelompok pasangan kemudian gurumenyuruh setiap
kelompok pasangan untuk mempraktikkan menghafalsurat An-Nasr di depan
kelas,
dan
guru
membimbing
semua
kelompokpasangan
lain
untuk
mengomentari hasil bacaan yang maju.Setelah diskusi selesai guru menyuruh
tiap siswa maju ke depantiap individu hafalan surat An-Nasr sebagai bagian dari
penilaiankemampuan membaca siswa.
c.
Pengamatan
Kegiatan observasi pada tahap siklus II ini dilakukan oleh dua orang
pengamat yaitu observer 1 dan 2 dengan menggunakan 2 instrumen pengamatan,
yaitu instrumen pengamatan aktifitas belajar siswa dan instrumen pengelolaan
oleh guru, peneliti uraikan sebagai berikut :
1) Aktifitas belajar siswa
Kegiatan pengamatan aktifitas siswa pada penerapan metode drill pada materi
menghafal surah pendek materi menghafal surah An-Nasr, dilakukan
berdasarkan 4 aspek pengamatan yaitu :
a) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran
b) Semangat siswa dalam mengikuti pelajaran
c) Kesungguhan siswa dalam berlatih membaca
d) Keberanian siswa dalam bertanya/diperintah maju/kerja kelompok
e) Pengelolaan kelas melalui kegiatan kelompok belajar dengan setting huruf
U.
Dari data hasil pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa pada tahap
siklus II, ini diketahui bahwa ada 16 orang siswa memperoleh kategori amat
baik, dan 10 orang siswa memperoleh kategori baik dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar dalam penerapan metode drill pada materi menghafal surah
An-Nasr. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa kelas IV SD
Negeri Pelangsian dapat dikategorikan baik.
2) Pengelolaan guru
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
229
STAIN Palangka Raya
Kegiatan pengamatan pengelolaan guru ini dinilai beberapa aspek
terkait dengan pelaksanaan pembelajaran PAI materi menghafal surah pendek
melalui penerapan metode drill, adapun hasil pengamatan oleh observer I dan
II dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran PAI pada materi menghafal
surah An-Nasr melalui penerapan metode drill diketahui bahwa :
a) Kemampuan pengelolaan kelas, memperoleh skor 3.5 atau baik, yaitu
dalam kegiatan ini guru masih mampu mengelola kegiatan kelas dalam
mempersiapkan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b) Penyampaian tujuan pembelajaran, memperoleh skor 4 atau amat baik,
yaitu tujuan pembelajaran secara jelas disampaikan dan dipahami oleh
siswa mengenai materi yang akan dipelajari
c) Pemberian motivasi dan semangat terhadap siswa, memperoleh skor 3.5
atau baik, yakni pengaruh yang diberikan guru dengan sikap antusias dan
riang mampu memberikan motivasi dan semangat siswa mengikuti
pelajaran.
d) Pemberian contoh bacaan, memperoleh skor 4 atau amat baik, contoh
bacaan yang diajarkan guru sangat baik pelan dan sesuai dengan kaidah
bacaan tajwid.
e) Penggunaan sumber belajar, memperoleh skor 4 atau amat baik. Setiap
siswa dikondisikan untuk membawa buku paket setiap kegiatan
pembelajaran.
f)
Kemampuan guru menyampaikan materi, memperoleh skor 4 atau amat
baik, dalam penyampaian materi sangat baik melalui pengembangan
dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam kaidah bacaan huruf
hijaiyyah.
g) Kemampuan membimbing siswa dalam kegiatan latihan memperoleh
skor 4 yaitu amat baik, yaitu dalam kegiatan bimbingan guru
mengkondisikan bimbingan melalui kelompok belajar, sehingga proses
bimbingan terfokus pada seluruh siswa.
h) Penerapan metode drill memperoleh skor 4 atau amat baik, yaitu
penerapan metode drill dilakukan dengan memberikan contoh serta
arahan guru untuk mengikuti kegiatan latihan.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
230
STAIN Palangka Raya
i)
Pemberian latihan / evaluasi, memperoleh skor 4 atau amat baik, teknik
evaluasi sudah sangat tepat untuk menilai kemampuan belajar yaitu tes
lisan.
j)
Pengelolaan waktu memperoleh skor 4 atau amat baik yaitu dalam
kegiatan belajar mengajar PAI penerapan metode drill dengan sistem
kelompok belajar ini, mampu dilaksanakan sesuai jam pelajaran dan
proses latihan berjalan dengan maksimal.
a.
Hasil belajar siklus II
Berdasarkan data hasil yang peneliti kumpulkan mengenai kemampuan siswa
dalam menghafal surah An-Nasr melalui penerapan metode drill melalui sistem
belajar kelompok dengan setting huruf U, Berdasarkan data tes hasil belajar pada
tahap siklus IImenggambarkan peningkatan yang sangat signifikan, yaitu
diketahui bahwa nilai rata-rata kelas adalah 88,7, dan seluruh peserta didik
mampu tuntas dalam kegiatan tindakan siklus II yakni mampu berhasil mencapai
indikator atau sekitar 100 %.
b. Refleksi
Dari penilaian hasil pada siklus II proses penerapan metode drillpada
pembelajaran PAI materi menghafalsurat-surat pendek siswa IV SD Negeri 7
Pelangsian sudah ada peningkatan signifikan dari pada siklus I danmencapai
target indikator yang telah direncanakan yaitu 85 % lebih, ituartinya dalam siklus
II tindakan sudah baik.Dari segi keaktifanbelajarmenunjukkankecenderungan
siswa sudah sangat antusias mendengar bacaan guru,sangat antusias dalam
melatih bacaan dan peserta didik sangat antusiaskerja sama dalam saling
menyimak.
Berdasarkan penilaian hasil pada siklus II proses penerapan metode drill yang
dikelola dengan sistem pembelajaran kerja kelompok dengan setting huruf
Upada pembelajaran PAI materi menghafal surat-suratpendek siswa kelas IV SD
Negeri 7 Pelangsian
sudah meningkat dari pada siklus I dan II dan telah
mencapai target yangtelah direncanakan yaitu nilai ketuntasan klasikal 85%.
Dimana ketuntasan adalah 100 % atau sempurna. Ini berarti sudah mencapai
indikatorketuntasan dan tingkat keaktifan diatas pembelajaran PAI melalui
penerapan metode drill yaitu 94 %, makapenelitian tindakan kelas ini peneliti
hentikan.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
231
STAIN Palangka Raya
Pelaksanaan metode drill pada pembelajaran PAI materi hafalan surah pendek pada
siswa kelas IV di SDN 7 Pelangsian.
Penerapan metode drill pada pembelajaran PAI materi menghafal surat-surat pendek
siswa kelas IV SD Negeri 7 Pelangsian pelaksanaan tindakan pra siklus, siklus I, dansiklus II
dapat menimbulkan perubahan-perubahan kegiatan pembelajaran baik keaktifan belajar
siswa dan hasil belajarnya, beberapa tahapan yang dilakukan adalah
a. Tahap perencanaan
Pada kegiatan siklus I bahwa perencanaan dibuat berdasarkan hasil pengamatan
peneliti terhadap kegiatan pra tindakan yakni peneliti bersama rekan sejawat
mengadakan persiapan-persiapan mengenai pelaksanaan pembelajaran PAI materi
menghafal surah pendek melalui penerapan metode drill, yaitu dengan merencanakan
rancangan berikut ini :
1.
Mempersiapkan materi / bahan ajar
2.
Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) melalui penerapan
metode drill.
3.
Mempersiapkan lembar pengamatan yang terdiri dari pengamatan aktifitas
belajar
4.
Mempersiapkan instrumen penilaian / evaluasi tes hasil belajar
Tahapan perencanaan pada siklus I ini diketahui bahwa perencanaan
pembelajaran PAI materi menghafal surah pendek belum mampu secara maksimal
meningkatkan kompetensi siswa dalam menghafal surah pendek. Melalui hasil
refleksi pada siklus I ini dilakukan perubahan atau perbaikan perencanaan pada siklus
II. Adapun perencanan pelaksanaan pembelajaran PAI materi menghafal surah
pendek melalui penerapan metode drill ini yaitu sebagai berikut :
1) Mempersiapkan materi / bahan ajar
2) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) melalui penerapan
metode drill yang dirancang dengan kegiatan belajar kelompok.
3) Mempersiapkan lembar pengamatan yang terdiri dari pengamatan aktifitas
belajar
4) Mempersiapkan instrumen penilaian / evaluasi tes hasil belajar
Pada perencanaan siklus IIini, ada beberapa prinsip yang perlu peneliti
perhatikan, yaitu sebagaimana menurut Basyiruddin Usman bahwa metode drill
tersebut pertama-tama harus ditekankan pada diagnosa, sebagai berikut :
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
232
STAIN Palangka Raya
1) Pertama-tama harus bersifat ketetapan, yang kemudian kecepatan, dan akhirnya
kedua-duanya harus dimiliki siswa;
2) Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul respon yang benar
akhirnya harusyangdikenal siswa dan siswa memerlukan waktu untuk variasi
latihan, perkembangan arti dan kontrol.
3) Masa latihan harus relatif singkat, dan sering dilakukan latihan-latihan lanjutan;
4) Kondisi latihan harus menarik minat anak, dan dalam suasana yang
menyenangkan;
5) Proses yangfundamental harus didahulukan darilatihan yang sifatnya mendasar;
6) Proses latihan juga harus memperhatikan perbedaan kemampuan individual.18
Perubahan pada perencanaan pembelajaran pada tahap siklus II ini ternyata
sangat efektif dan mendukung pelaksanaan metode drill, baik dari segi penyampaian
materi dan waktu pembelajaran. Yaitu proses latihan singkat, pembentukan kerja
kelompok berdasarkan kemampuan individu siswa, yaitu pemasangan antara siswa
yang sudah mahir dan belum mahir, sehingga dalam kelompok bisa saling membantu
proses latihan. Namun dengan catatan bahwa pelaksanaan pembelajaran drill yang
didukung dengan kegiatan kerja kelompok ini dikelola dengan baik oleh guru dan
benar-benar memahami karakter siswa.
a. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan siklus I pada pembelajaran PAI materi menghafal surah
pendekmelalui penerapan metode drill digambarkan bahwa pelaksanaan metode drill
diterapkan setelah guru membaca contoh bacaan secara keseluruhan dan di ulang
dengan membaca surat per ayat secara pelan-pelan dan siswa menirukan, kemudian
guru menyuruh beberapa siswa untuk maju ke depan untuk dilatih membaca yang
dilakukan secara acak. Setelah lima belas menit guru menyuruh siswa untuk berlatih
membaca surah dengan lancar dan baik dibawah bimbingan guru. Dalam kegiatan
latihan ini guru lebih banyak memberikan arahan dan motivasi ketika terjadi proses
latihan, selanjutnya guru mempersilahkan satu persatu siswa membaca di depan
kelas. Pada tahap kegiatan ini diketahui tingkat kegiatan pembelajaran masih belum
terkondisi dengan baik, dan pengelolaan waktu kurang efektif.
Pada tahap siklus II, perubahan pelaksanaan pembelajaran PAI materi
menghafal surah pendek melalui penerapan metode drill tidak jauh berbeda hanya
18
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hal. 55.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
233
STAIN Palangka Raya
saja dari pengelolaan kelas ditekankan, pembentukan kelompok kerja berdasarkan
kriteria siswa dalam latihan, proses bimbingan lebih merata ke seluruh siswa.
Ternyata hal ini dapat menunjukkan hasil yang sangat memuaskan.
Berdasarkan hasil penelitian dari tes lisan dan pengamatan yang telahjelaskan
di atas, pada pelaksanaan tindakan pra siklus, siklus I dan Siklus IIdapat diketahui
perubahan-perubahan baik dari hasil belajar dan cara belajarsiswa dengan
diadakannya perbaikan-perbaikan dalam penerapan metode drill.
b. Data tes hasil belajar
Tingkatan hasil kemampuan siswa dalam menghafal surah pendek pada siswa kelas
IV SD Negeri 7 Pelangsian melalui penerapan metode drill. Tingkat kemampuan
siswa menghafal surah pendek melalui penerapan metode drill, terbukti mampu
meningkat. Tingkat kemampuan ini diukur melalui evaluasi hasil belajar dalam
bentuk tes lisan, yaitu menghafal surah An-Nasr. Adapun perbandingan ketuntasan
hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Dari grafik diatas bahwa tingkat ketuntasan pada saat pre tes menunjukkan
bahwa 38,5 % siswa mampu berhasil, pada tindakan siklus I meningkat menjadi
73,1% atau tingkat perubahan tersebut sebesar 34,6 %. Pada tindakan siklus II bahwa
ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 100 % peningkatan pada hasil
sebelumnya yaitu sebesar 26,9 %. Begitu pula sebaliknya bahwa persentase tingkat
siswa yang belum berhasil mengalami penurunan disetiap tindakan, diketahui pada
pre tes sebesar 61,5 %, pada tindakan siklus I menjadi sebesar 26,9 % dan pada
siklus II menjadi 0 %.
Efektifitas metode drill dalam meningkatkan kemampuan menghafal surah pendek
pada siswa kelas IV di SDN 7 Pelangsian.
Kegiatan pembelajaran menghafal surah pendek melalui penerapan metode
drill pada siswa kelas IV SD Negeri 7 Pelangsian, ternyata mampu dan efektif dalam
meningkatkan kompetensi siswa dalam menghafal surah pendek.
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode drill sangat efektif
sebagaimana pendapat Armai Arief di dalam “Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam” yang menjelaskan bahwa metode drill cocok digunakan bilamana
untuk memperoleh:
a. Kecakapan motorik, seperti mengulas, menghapal, membuat alas-alas, menggunakan
alat/mesin, permainan dan atletik;
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
234
STAIN Palangka Raya
b. Kecakapan mental, seperti melakukan perkalian, menjumlah, mengenal tandatanda/simbol dan sebagainya;
c. Asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,
membaca peta, dan sebagainya.19
Harus disadari bahwa pengertian belajar bukan berarti pengulangan yang
persis sama dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya oleh siswa, akan tetapi
terjadinya suatu proses belajar dengan latihan adalah adanya situasi yang berbeda
serta pengaruh latihan, sebab itu dalam kegiatan latihan pada siklus II dibuat keadaan
sedemikian rupa agar menciptakan suasana belajar menyenangkan dan pengelolaan
yang benar terkondisi dengan memahami setiap karakter siswa.
Kegiatan pembelajaran tersebut perlu juga memperhatikan situasi belajar
mula-mula harus diulangi untuk mendapat memperoleh respons dari siswa. Bilamana
siswa dihadapkan dengan berbagai situasi belajar, maka dalam diri siswa akan timbal
alasan untuk memberi respons,sehingga menyebabkan dia melatih keterampilannya.
Bagaimana situasi tersebut dapat diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut adanya
perubahan respons, maka keterampilan siswa akan dapat lebih disempurnakan. Suatu
drill juga harus dimulai dari hal-hal yang mendasar agar siswa betul-betul mengerti
apa yang telah dan akan dilakukannya agar diperoleh keterampilan yang diinginkan.
C.KESIMPULAN
Pada tindakan siklus II bahwa ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 100 %
peningkatan pada hasil sebelumnya yaitu sebesar 26,9 %. Efektifitas penerapan metode drill
pada kompetensi menghafal surah pendek dapat dikatakan sangat cocok. Hal ini dapat dilihat
tingkat keberhasilan siswa dalam menghafal surah pendek, dalam penerapan metode drill
ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan yaitu sebelum pelaksanaan latihan terlebih
dahulu benar-benar mengkondisikan kelas, membagi siswa menjadi beberapa bagian
kelompok, dan pemahaman karakter siswa dalam proses latihan. Dengan 3 langkah ini
penerapan metode drill mampu meningkatkan kompetensi siswa kelas IV SD Negeri 7
Pelangsian menghafal surah pendek.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Fairuz, Imam Majduddin Muhammad bin Ya’qub, Qāmūs Al-Muhīth, Beirut: Dar AlFikr, 2005.
19
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hal.
179.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
235
STAIN Palangka Raya
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers,
2002.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,
2002.
Athaillah, H.A., Sejarah Al-Qur'an Verifikasi Tentang Otentisitas al-Qur'an, Banjarmasin :
IAIN Antasari, 2006.
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : Dirjen RI, 2003.
GlassĒ, Cyril, Ensiklopedia Islam Jilid II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Hakim, Lukman, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1994.
http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-penerapan-kode-etik-pada-profesi-guru
10/01/2014.
Juaza Hapisah, Skripsi “Penerapan Metode Menghafal al-Qur’an Pada Siswa SD Islam
Terpadu Al-Manar Pangkalan Bun”, Palangka Raya : STAIN Palangka Raya, 2011.
M. Fathoni Dimyati, Jurnal “Memilih Metode Menghafal Al-Qur’an Yang Baik dan Upaya
Mencek Huffazhul Qur’an Yang Sempurna”, Ringkasan untuk santri PP Bidayatul
Bidayah, Mojokerto.
Mahalli, Ahmad Mudjab , Hadits-Hadits Muttafaq Alaih (bagian ibadat), Jakarta: Prenada
Media, 2003.
Moleong, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Muchlis, Masnur, Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Actions Research), Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.
Munawwir, AW. . Al Munawwir Kamus Arab – Indonesia. Surabaya: Pustaka
Progressif.1997.
Raghib As-Sirjani & Abdurrahman A. Khaliq, Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an, Solo:
Aqwam, 2007.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
236
STAIN Palangka Raya
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2005.
Siti Jumiah Skripsi “Penerapan Metode Demonstrasi dan Drill Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDN 3 Nanga Bulik Kecamatan Bulik Kabupaten
Lamandau”, Palangka Raya : STAIN Palangka Raya, 2011.
Sudarsono, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Depdiknas, 2001.
Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2010.
Sya’bi, Akhmad, Kamus Al-Qalam, Surabaya: Halim, 1997.
Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja
Guru dan Dosen, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 8, Nomor 2, Desember 2014
Download