Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus,
Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr.
Anis, MGL, Betty
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Nathasa
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 34/2012
Salam Fresh Juice…
Bulan September dikenal sebagai bulan
Kitab Suci bagi Gereja Katolik. Kita diingatkan kembali bahwa Firman Tuhan adalah
pedoman hidup kita.
Seperti dalam lagu berikut ini:
FirmanMu Pelita bagi kakiku
Dan terang bagi jalanku
Saat kulemah dan hilang jalanku
Tetaplah Kau disisiku
Dan takkan kutakut sbab Engkau bersamaku
Besertaku selamanya…
Lagu ini singkat, liriknya pun pendek, tapi
benar-benar mendalam artinya.
Firman Tuhan bukan hanya menjadi pedoman kita di bulan ini saja, tapi biarlah
selalu menjadi pegangan hidup kita disepanjang hidup kita.
Karena semua janji Tuhan ada didalam
Kitab Suci. Janji yang menyatakan kasihNya dalam hidup kita.
Semoga kita semakin diingatkan untuk
mencintai Kitab Suci, merenungkan firmanNya dan melaksanakan dalam hidup
kita sehari-hari
Semoga…
www.DOJCC.com
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
Jadwal September 2012
Minggu 2 Sept Tugas Tatib 9.30 am di Gereja FX
Minggu 9 Sept Gathering DOJ
“Iman yang Menyembuhkan”
Rabu 12 Sept Latihan Koor Misa
Jumat-Sabtu 14-15 Sept Seminar Pengenalan DOJ
“New Way of Life” pk.18.30 - 21.30 wita
Minggu 16 Sept Tugas koor di Gereja FX pk 18.00
Gathering DOJ “I WILL FOLLOW HIM”
Rabu 19 Sept
Doa Taize
Jumat 21 Sept Misa Syukur Ulang Tahun Komunitas DOJ
di Pasturan Lantai 4
Sabtu Minggu 22-23 Tugas Parkir di Gereja FX
Minggu 23 Sept Gathering Libur
Rabu 26 Sept Latihan Koor Misa English + Sharing Group
Sabtu 29 Sept Celebration Meal
Minggu 30 Sept Tugas Koor pk. 18.00 - Gathering Libur
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
1 September 2012 : Setia sampai akhir
Maria Margareta Redi
1Kor 1:26-31, Mzm 33:12-13,18-19,20-21, Mat 25:14-30
Mat 25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara
yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Membaca perikop ini, saya menjadi teringat akan sebuah film yang menceritakan kisah
seekor anjing. Anjing itu bernama Hachiko. Dalam kisah nyatanya diceritakan Hachiko
begitu setianya kepada tuannya yang bernama Profesor Hidesamuro Ueno. Profesor itu
setiap hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan kereta api. Hachiko
pun setiap hari setia menemani Profesor sampai stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko
dengan setia menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor
kembali. Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia selalu
mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun. Begitu setiap hari yang
dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.
Sampai suatu ketika, sang profesor terkena sakit jantung saat ia berada di kampus tempat ia mengajar. Sayang, profesor pun tak tertolong dan meninggal dunia. Hachiko,
anjing sang profesor tak tahu bahwa tuannya telah meninggal. Ia dengan setia tetap
menunggu di stasiun, menanti dengan harap sang profesor akan pulang. Berhari-hari
Hachiko menunggu, tuannya tak kunjung pulang. Beberapa orang di stasiun yang mengetahui tuannya sudah meninggal berusaha membujuk Hachiko namun tak berhasil.
Ia tetap menunggu dengan setia di stasiun. Sampai tubuhnya kering karena jarang
makan. Selama 9 tahun setiap jam 3 sore ia tetap menunggu tuannya pulang. Sampai
suatu ketika seorang pegawai menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat. Hachiko sudah mati.
Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai mati.
Anjing ini, Hachiko, tahu arti sebuh kesetiaan. Bagaimana dengan kita sendiri?
Mungkin kita merasa tak punya talenta. Mungkin kita merasa tak bisa berbuat apa- apa
bagi komunitas atau bagi gereja. Tapi setidaknya kita bisa setia seperti Hachiko.
Tuhan sudah menaruh talenta bagi setiap diri kita. Mungkin talenta kita tidak banyak.
Mungkin kita hanya bisa memberikan perhatian bagi orang - orang di komunitas. Namun itu sudah lebih dari cukup. Saat kita setia kepada Tuhan, saat kita setia melayani
dalam komunitas dengan apa yang kita miliki sampai akhir hayat hidup kita, itu sudah
lebih dari cukup.
Kini saya tahu dan saya sungguh bersyukur mengapa orang tua saya memberi saya
nama Setiawan di nama belakang saya. Agar saya menjadi orang yang setia. Setia
kepada istri, setia kepada keluarga, setia kepada komunitas, setia kepada gereja, setia
dalam pelayanan, setia mencintai dan mengasihi Tuhan apapun yang terjadi.
Salam Setia(wan) !!
Yovie Setiawan
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
2 September 2012 : Persembahan Sebuah Hati
Hari Minggu Biasa XXII Minggu Kitab Suci Nasional
Ul 4:1-2,6-8, Mzm 15:2-3a,3cd-4ab,5, Yak 1:17-18,21b-22,27,
Mrk 7:1-8,14-15, 21-23
Mrk. 7:6-8 “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari
pada-Ku. 7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka
ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada
adat istiadat manusia.”
Di dalam pesan Injil hari ini, Yesus dengan tegas memperingatkan orang-orang Farisi
dan Ahli-ahli Taurat. Karena mereka memperhatikan suatu praktek yang tidak boleh dilakukan oleh seorang Yahudi. Mereka melihat bahwa murid-murid Yesus tidak mencuci
tangan mereka sebelum makan. Dengan itu mereka bertanya kepada Yesus. Namun
demikian, “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang
kita, tetapi makan dengan tangan najis?” Yesus dengan tegas mengatakan dengan
suatu kutipan dari Perjanjian Lama. Ia mengutip Yesaya dan mengatakan, “Benarlah
nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa
ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma
mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.”
Yesus mengingatkan mereka akan sesuatu hal yang sangat penting di dalam hidup, terlebih di dalam hidup keagamaan mereka. Yesus telah menyaksikan kelakuan mereka
setiap hari. Mereka adalah orang yang hanya mengartikan agama sebagai hal atau
ajaran yang beazaskan hukun dan ketentuan-ketentuan saja. Karena itu mereka selalu
mengeritik setiap praktek yang tidak sesuai dengan hukum dan ketentuan. Di dalam
perikop ini, Yesus ingin mengingatkan mereka bahwa yang yang terpenting di dalam
hidup adalah persembahan diri seutuhnya kepada Allah. Persembahan itu bukannya
lewat kata-kata tetapi persembahan sebuah hati yang polos dan yang berkenan kepada Allah. Dia mengatakan bahwa bangsa ini memuliakah Allah mereka hanya lewat
bibir saja. Namun hati mereka jauh dari Allah.
Setelah aku merenungkan bacaan ini, aku teringat bahwa, aku juga seringkali berlaku
seperti itu. Aku berusaha untuk memelihara ajaran-ajaran dan ketentuan agama dengan baik. Namun hanya dengan kata-kata saja dan tanpa perbuatan. Aku yakin,
kita semua pernah mengalami sepeti orang-orang Farisi itu. Kita lebih gampang memperhatikan dan menilai kelakuan orang yang lain yang tidak mengamalkan hukum
dan ketentuan agama. Namun kita sendiri tidak mengamalkannya di dalam hidup kita
setiap hari. Marilah kita berbenah dan memohon rahmat Tuhan agar kiga tibantu dan
diarahkan seturut cara dan jalan Tuhan.
Rm Joseph Neonbasu, MGL
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
3 September 2012 : Buku Pintar Kehidupan
Gregorius Agung
1Kor 2:1-5, Mzm 119: 97,98,99,100,101,102, Luk 4:16-30
Mzm 119 : 98” PerintahMu membuat aku lebih bijaksana daripada musuh-musuhku
sebab selama-lamanya itu ada padaku”
Banyak orang kehilangan kesempatan-kesempatan penting dalam kehidupan mereka
karena mereka terbiasa dengan status quo. Mereka tidak berani mengharapkan yang
lebih baik. Mereka menolak untuk memberi ruang untuk cara berpikir untuk hal-hal baru
yang Tuhan ingin lakukan dalam kehidupan mereka. Saat sebuah kesempatan besar
datang, daripada mengambilnya dan meningkat dalam iman, mempercayai yang
terbaik, sebaliknya mereka malah berkata,” Yah, itu tidak pernah terjadi padaku. Itu
terlalu bagus untuk menjadi nyata.” atau mungkin berkata,”Orang tua saya miskin, Tak
seorangpun dalam keluarga saya pernah mencapai sesuatu yang berarti, jadi saya
kira saya juga tidak akan.”
Ada sebuah kisah yang menggambarkan bagaimana kita sering kali menetapkan pandangan kita terlalu rendah. Seekor katak dilahirkan di dasar sebuah sumur yang kecil. Ia
dan keluarganya tinggal disana, dan ia cukup puas. Ia berpikir, kehidupan tidak akan
lebih baik lagi dari ini. Suatu hari dia menengadah dan memperhatikan sinar dipuncak
sumur itu. Katak itu merasa ingin tahu, dengan bertanya-tanya apa yang ada dia atas
sana. Ia memanjat dinding sumur itu dan dengan hati-hati mengintip dari pinggir sumur
itu. Yang pertama kali dilihatnya adalah sebuah kolam. Kolam itu ribuan kali lebih besar
jika dibandingkan dengan sumur itu. Ia berjalan lebih jauh dan menemukan sebuah
danau besar. Akhirnya katak sampai juga ke laut. Sekarang dia menyadari betapa
terbatasnya cara berpikirnya selama ini. Sumur itu hanyalah setetes air dalam sebuah
ember dibanding dengan apa yang Tuhan ingin kita nikmati.
Seperti halnya katak kecil itu. Kita sering terkukung dalam sumur kecil kita sendiri. Itu
adalah semua yang pernah kita ketahui, suatu tingkat kehidupan tertentu, suatu cara
pikir tertentu. Sementara Tuhan memiliki jauh lebih banyak lagi yang disimpan-Nya bagi
kita. Impian Tuhan agar hidup kita jauh lebih besar dan lebih baik daripada yang dapat
kita bayangkan. Semua yang terbaik yang dapat Tuhan berikan bagi kita.
Dibulan kitab suci ini, kita diingatkan kembali, akan begitu kayanya firman Tuhan yang
telah diberikanNya bagi kita. Seperti yang disampaikan oleh Sang Pemazmur: “PerintahMu membuat aku lebih bijaksana daripada musuh-musuhku sebab selama-lamanya
itu ada padaku.” Dengan merenungkan firman Tuhan setiap hari, menjadikan kita mengenal Tuhan dalam setiap perkenananNya, rencanaNya, janji-janjiNya dalam kehidupan kita. Marilah kita berhenti membatasi Tuhan. Tuhan ingin kita berjalan lebih jauh
dibanding yang pernah kita jalani sebelumnya. Beranilah bermimpi lebih besar lagi,
seperti halnya si katak itu, Tuhan memiliki lautan yang Ia ingin kita nikmati. No matter
how long it’s been, no matter how impossible it looks, if you’ll stay in faith, your time is
coming.
Lulu
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
4 September 2012 : Kita Memiliki Pikiran Kristus
Rosa dr Viterbo
1Kor 2:10b-16, Mzm 145:8-9,10-11,12-13ab,13cd-14, Luk 4:31-37
1 kor 2:12 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita
tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Tiap hari kita dibanjiri dengan pelbagai berita entah melalui surat kabar, telivisi atau
juga ketika kita mengakses internet/facebook. Aneka berita yang diperoleh sadar atau
tidak membentuk watak dan perilaku kita dalam melihat dan menilai hidup. Hal itu juga
mempengaruhi pola hidup dan bahkan iman kita. Ada pengalaman pribadi yang ingin
saya sharingkan untuk fresh juice kali ini.
Suatu hari (di Canberra), saya membuka facebook, dan mendapat pesan singkat melalui facebook dari temanku. Isi pesan tersebut berupa perasaan tidak puas atau kesal
terhadap saya. Ketika membaca isi pesan itu, hatiku sedih dan serentak merasa marah.
Hal yang membuatku marah bukan hanya pesannya, tapi lebih dari itu karena dia
menggunakan sarana komunikasi umum untuk menyalurkan pendapat pribadi yang
kurang pantas terhadap orang lain. Kedua bacaan Kitab Suci hari ini menantang kita
untuk melihat dan menilai cara hidup kita baik sebagai pribadi maupun komunitas.
Apakah anda dan saya mau dibentuk oleh ‘dunia’ ini? Tentu saja tidak. St. Paulus dalam
suratnya mengatakan bahwa, “Kita tidak menerima roh dunia ini, tetapi Roh yang berasal dari Allah, agar oleh Roh itu kita dapat memahami karunia yang telah diberikan
kepada kita oleh Allah dalam kebaikan-Nya” (Ikor 2:12). Tuhan Yesus adalah gambaran
kebaikan Bapa bagi anak-anak-Nya. Hal itu bukan hanya dialami oleh orang-orang
yang hidup pada zaman Tuhan Yesus saja, tapi juga kita yang sekarang hidup di zaman
modern ini melalui kesaksian para rasul-Nya.
Dalam diri Tuhan Yesus hadir otoritas atau kuasa Allah terhadap segala sesuatu yang
mengungkungi hidup dan pola pikir manusia, terutama saya dan anda sekalian. Kita
tampaknya ingin menyerah saja ketika berhadapan dengan situasi hidup yang melampui kemampuan kita. Terutama ketika saya dan anda menghadapi cobaan atau tantangan dalam hidup iman. Kepada saya dan anda, Tuhan Yesus menunjukan bahwa
dalam Dia tak ada yang mampu melawan-Nya. Sebagaimana kita dengar dalam injil
hari ini, Tuhan Yesus menghardik setan dan berkata, “Diam dan keluarlah dari orang ini!”
(Mat. 4:35).
Tuhan Yesus kami berdoa dengan rendah hati datang dan hardiklah segala sesuatu
yang merintangi serta membutakan hati dan iman kami saat ini. Melalui otoritas para rasul-Mu dalam Gereja, anugerahkan kami Roh Kebijaksanaan dalam hati dan budi kami
agar kami mampu berkajang dan mengarungi bahtera hidup kami menuju pelabuhan
hidup abadi dalam kerajaan Bapa, Putra dan Roh Kudus di mana Engkau meraja kini
dan selamanya Amin.
Fr. Anis, MGL
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
5 September 2012 : J-Klinik is not lose also compared with T-Fang Klinik
1Kor 3:1-9,Mzm 33:12-13,14-15,20-21,Luk 4:38-44
Luk 4:40 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang
sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya
atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka.
Sebelum membuat tulisan ini, saya berpikir topik apa ya yang akan saya angkat ! Nach
yang lagi hangat-hangatnya beberapa hari sebelum Idul Fitri 2012 ini adalah berita
mengenai Klinik Tong Fang. Yup, teman-teman tentu sudah pernah mendengar atau
bahkan melihat iklannya di televisi khan ? Seminggu sebelum Idul Fitri, berita mengenai
Klinik ini jadi trending topic di berbagai media sosial seperti FB, BB, Twitter, dsb. Berikut
beberapa cuplikan berita di beberapa surat kabar elektronik :
“Kami sudah memanggil dan memeriksa yang bersangkutan. Keberadaaan dan izin
kliniknya sudah ada. Jadi, yang bermasalah hanya periklanannya saja,” ujar Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Utara, Bambang Suheri. Menurutnya, dari segi bahan baku obat
serta pendirian klinik, Tong Fang memang telah mengantongi izin. Namun, iklan Klinik
Tong Fang yang selama ini beredar, sambungnya, telah menyalahi Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1787/Menkes/Per/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan
Kesehatan, serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 386/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang
Pedoman Periklanan Obat Tradisional. (http://www.metrotvnews.com)Sudah bisa ditebak
khan, kenapa klinik ini bisa menjadi Trending Topic beberapa jejaring sosial ? Saya
aja yang lihat iklannya di TV, seakan pengen lihat terus. Mantap banget dah pokoknya
kesaksian dari salah satu bapak di dalam iklan itu. Menjadi persoalan, ketika mereka
mempublikasikan iklan itu secara berlebihan. Testimoni yang disampaikan juga perlu
dibuktikan kembali kebenarannya, dan dari Dinas Kesehatan Jakarta Utara sendiri, hal
tersebut juga sudah disampaikan sebagai peringatan bagi pengelola Klinik Tong Fang
untuk merubah isi iklan yang ditayangkan di televisi.
Sebagai manusia biasa, kita terkadang sering juga terpengaruh dengan iklan-iklan atau
pengobatan yang menjanjikan kesembuhan secara instan dan dengan biaya yang terjangkau. Mana biaya rumah sakit mahal, obat-obatan juga banyak yang harus dibeli,
dan masih banyak factor lain yang menjadi pertimbangan kita. Gak ada salahnya sich,
kita mencoba pengobatan alternatif yang ada di sekitar kita – hanya kita mesti hati-hati
dan waspada apakah tempat yang akan kita kunjungi memang benar bagus kualitasnya dan terbukti mampu menyembuhkan beberapa penyakit. Terlepas dari semua itu,
kita tetap berdoa dan mempercayakan kesehatan dan kesembuhan kita kepada sang
Penyembuh Sejati yaitu Tuhan Yesus sendiri. Dengan kuasa dan penumpangan tanganNya, ia mampu menyembuhkan setiap mereka yang sakit. Mukjizat kesembuhan pun
banyak terjadi, dan semakin tersebar ke seluruh penjuru bumi. Yesus merupakan contoh “Klinik Tempoe Doeloe” yang gak pernah kegerus dengan perkembangan zaman.
Munculnya klinik atau sarana-sarana kesehatan merupakan faktor yang membantu kita
untuk terlepas dari penyakit kita dan mengalami kesembuhan seperti sedia kala. Yesus
pun tidak pernah gembar-gembor ketika Ia akan datang menyembuhkan orang, melainkan orang banyak saling bercerita satu sama lain dari tempat satu ke tempat yang
lain, sehingga nama Yesus sebagai the Real Healer benar – benar dikenal dan semua
orang datang kepada-Nya. Gak perlu biaya mahal lagi, resep obat yang ditebus di
Apotek, dan segala embel-embelnya. It’s all free, and kita bisa sembuh ketika kita percaya dan pasrah untuk setiap hal yang Ia lakukan dalam hidup kita.
KRIS
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
6 September 2012 : Jangan Takut
1Kor 3:18-23, Mzm 24:1-2, 3-4ab,5-6; Luk 5:1-11.
Luk 5;10d, “Kata Yesus kepada Simon, JANGAN TAKUT mulai dari sekarang engkau akan
menjala manusia.”
Rupanya kata, “JANGAN TAKUT” mengandung kekuatan yang luar biasa. Seorang anak
kecil yang gemetar melihat sesuatu yang tidak biasa, akan menjadi tenang mendengar kata-kata ini dari ibunya, ayahnya, kakaknya, atau pengasuhnya. Begitu pula kita,
siapa pun, yang ragu untuk melakukan sesuatu, akan menjadi teguh dengan kata-kata
ini bila diucapkan seseorang di dekatnya. Apalagi, bila diucapkan sambil menepuk
pundak, memandang matanya atau memeluk, pasti lebih tenang dan lebih pasti
membuat sirna segala aura negatif yang menyelubungi seseorang atau bahkan suatu
bangsa<<Jadi ingat ketika Beato Yohanes Paulus II mengucapkan kata ini, “Jangan
takut” dalam Misa Perdananya sebagai Paus di Polandia. Itu menjadi kekuatan bagi
bangsa Polandia dan Negara Eropa Timur lainnya berani berjuang bebas dari komunisme yang telah menindas mereka ratusan tahun. Luar biasa!!.
Sebelum mengucapkan kata ‘Jangan takut’ kepada Simon, Yesus telah lebih dahulu
memilih perahu Simon sebagai tempat Ia berkotbah kepada banyak orang yang mengelilingi Dia di sekitar danau Genesaret. Setelah berkotbah, mungkin sebagai ucapan
terima kasih, Yesus menyuruh Simon, membawa perahunya lebih dalam lagi dengan
perintah yang jelas, ‘bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.’ Simon yang kemudian menjadi Rasul Petrus yang selalu berani
mengemukakan pendapat ini, walau protes saat itu tetap tunduk dan melakukan perintah Yesus dan ia serta teman-temannya takjub dengan apa yang mereka lihat dan
alami.
Kata ‘Jangan takut’ yang diucapkan Yesus kepada Simon, mampu membuat Simon dan
teman-temannya kemudian meninggalkan perahu mereka dan mengikuti Yesus. Menjadi rasul-rasulNya. Menjala manusia.
Kata “Jangan takut” yang diucapkan Yesus kepada Simon, mampu mengubah Simon
menjadi rasul Petrus, Pemimpin para Rasul, Paus Pertama dari sebuah Gereja yang menjadi satu-satunya agama yang memiliki , “Tahta Suci.”
Marilah kita mendengarkan suara Yesus untuk kita yang berkata, ‘Jangan takut’ untuk
panggilan pribadi-Nya bagi kita masing-masing. Dan marilah kita mengucapkan katakata ini, “Jangan takut’ sebagai perpanjangan kata-kata Yesus kepada orang-orang di
sekeliling kita yang membutuhkan peneguhan untuk panggilan hidupnya.
NaRitA
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
7 September 2012 : Puasa
Regina
1 Kor 4: 1-5, Mzm 37: 3-4, 5-6, 27-28, 39-40, Luk 5: 33-39
Luk 5:33-35 : Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus:” Murid-murid Yohanes
sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid Mu makan dan minum. Jawab Yesus kepada mereka:” Dapatkah sahabat
mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka ? Tetapi
akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka pada waktu itulah
mereka akan berpuasa”.
Puasa yang di maksudkan oleh orang Farisi pada ayat di atas adalah puasa yang
merupakan kewajiban dalam agama Yahudi, sedangkan puasa yang dilaksanakan
oleh para murid Yesus adalah puasa yang terkait erat dengan kehadiranNya yang menyelamatkan . Dalam berpuasa para murid mempersatukan diri dengan misteri Yesus
dalam karya penyelamatanNya.
Bagi kita puasa pertama-tama karena kita ingin mencari hadirat Allah, merendahkan
diri dihadapanNya, dan mohon ampun atas segala kesalahan yang selama ini kita
lakukan. Karena itu puasa merupakan tanda pertobatan dan penyangkalan diri dimana kita belajar untuk menata dorongan batin yang tidak teratur yang berlawanan
dengan perintah Tuhan. Puasa juga membantu kita untuk mengosongkan kehendak
pribadi serta membuka diri bagi kehendak Tuhan bagi kita, sehingga kehendakNya
menjadi kehendak kita juga.
Karena kehendak Tuhan yang terutama adalah keselamatan dunia, maka melalui puasa dan pantang, kita diundang Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia, dengan cara yang paling sederhana, yaitu berdoa dan menyatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib.
Dengan menerima undangan Tuhan untuk ikut serta dalam karya keselamatan dunia ,
kita dapat mulai mendoakan keselamatan bagi semua orang, dimulai dengan orang
yang terdekat dengan kita:orang tua, suami/ istri, anak, saudara, teman sekolah/kuliah,
rekan kerja, tetangga , dan pada akhirnya juga mereka semua yang pernah kita kenal,
kita lihat atau berpapasan dengan kita di jalan atau dimana saja.
Doa:
Bapa yang Maha baik kami sangat membutuhkan rahmat pertolonganMu agar kami
dapat memenuhi undanganMu untuk senantiasa berdoa bagi semua orang sehingga
kami dapat turut serta mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia. Amin.
Betty
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
8 September 2012 : Sembahyang Meja
Pesta Kelahiran SP Maria
Mi 5:1-4a atau Rm 8:28-30,Mzm 13:6ab,6cd, Mat 1:1-16,18-23
Mat 1 : 17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud,
empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas
keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Ketika saya menulis renungan ini, saya mendapat undangan dari sepupu saya. Hari ini
adalah perayaan Chiat Kwe, seperti hari arwah bagi masyarakat keturunan Tionghoa di
Indonesia. Saya sudah lama tidak mengikuti tradisi ini, karena keluarga saya tidak lagi
meneruskan tradisi Tionghoa. Keluarga sepupu masih merayakannya dan dilakukan di
rumah besar (rumah tempat nenek tinggal dulu). Satu hal yang saya ingat dari perayaan ini adalah : Makanan yang berlimpah limpah !
Pagi pagi, orang tua saya akan menyiapkan banyak makanan dan buah buahan, jumlahnya harus ganjil, dan jumlah makanan itu hanya boleh dihitung saat sembahyang
sudah mau dimulai. Meja diatur dengan rapih, dengan kursi di kiri kanan meja, sedang
kan di ujung meja, kursi akan dikosongkan untuk menaruh dupa. Makanan disusun diatasnya. Konon setelah acara sembahyang usai, makanan akan terasa hambar. Dulu
saya percaya, arwah sudah menyedot rasa masakan hingga rasa makanan menjadi
hambar.
Dupa akan dibakar dan dua koin akan dilempar, koin ini akan menandakan apakah
arwah sudah datang atau belum, dan setelah beberapa jam, koin akan dilempar lagi,
untuk memastikan apakah arwah sudah pulang. Pernah papa saya kewalahan karena
arwah tidak mau pulang pulang, koin yang diharapkan tidak keluar keluar. Padahal sudah dilempat 3x !. Wah kami sekeluarga harus puasa kalau arwah tidak pulang-pulang.
Sebagai seorang Katolik, mama saya mulai ragu untuk meneruskan tradisi ini, apakah
ini tidak bertentangan dengan Iman Katolik yang kita percayai ? Apakah Tuhan akan
marah ? Bagi kami anak anaknya, tidak menjadi masalah. Yang kami tahu, tradisi ini
memberi kita kesempatan makan enak seharian !
Pada satu kesempatan, mama saya menanyakan hal ini kepada Pastor, dan mendapatkan jawaban yang melegakan. Pastor bertanya kembali, Siapakah yang sedang kita
doakan dalam sembahyang ini. Dan mama saya menjawab dengan jelas, orang tua
dan leluhur. Lalu Pastor berkata,”Sejauh tidak menduakan Tuhan, berdoa untuk orang
tua adalah kebaikan. Sehingga kita tidak lupa, kita berasal dari mana”. Jawaban ini
membuatnya lega. Mama saya melanjutkan tradisi ini sampai beberapa tahun ke depan, sampai akhirnya ia memutuskan untuk tidak melanjutkannya lagi. Bukan karena,
iman Katoliknya semakin kuat (tapi mungkin juga karena itu), tapi karena anak anaknya
sudah tidak tinggal di rumah lagi, dan banyak makanan yang ngak dimakan !
Jeff (Jakarta)
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
9 September 2012 : Dari Mulut ke Telinga
Hari Minggu Biasa XXIII
Yes 35:4-7a,Mzm. 146:7-10Mrk. 7:31-37
Mrk 7:34-3 Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata
kepadanya: “Efata!”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.
Telinga dan mulut adalah dua alat indra yang saling berhubungan. Biasanya kalau seseorang tuli, akan sulit untuk berbicara karena tidak mempunyai pengalaman mendengarkan kata-kata atau suatu ucapan dari orang lain yang bisa ditiru untuk diucapkan
oleh mulut.
Bisu-tuli terjadi karena telinga dan mulut yang terkunci. Dan sabda Yesus pada bacaan
hari ini “EFATA” yang artinya terbukalah, adalah kuasa Tuhan Yesus yang di atas segalagalanya dan melampaui segala logika. Hanya dengan satu kata saja, Yesus membuat
suatu mukjizat. Sungguh luar biasa!
Yang menarik adalah yang terjadi sesudah mulut dan telinga terbuka. Mulut dan telinga
yang sudah bisa digunakan untuk berbicara dan mendengarkan lagi. Dikatakan di
dalam Injil bahwa orang yang telah disembuhkan itu berkata-kata DENGAN BAIK.
Orang tersebut berkata-kata dengan baik setelah mendengarkan hal-hal yang baik
dari Yesus. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah hal-hal yang baik
yang didengar dan juga yang dikata-katakan? Banyak, bisa jadi ucapan syukur, memuji Tuhan, berterimakasih, memaafkan, meminta tolong dengan sopan, memberikan petunjuk yang benar, dan lain sebagainya.
Menjadi bahan renungan buat kita semua terutama orang tua yang mempunyai anakanak yang suka meniru apa yang dikatakan oleh orang lain. Perkataan-perkataan yang
baik yang diucapkan oleh orang tua akan secara tidak langsung terekam di otak sang
anak.
Jadi, ikutilah sabda Yesus pada hari ini “EFATA” dan biarlah hanya perkataan-perkataan
yang baik saja yang keluar dari mulut kita sehingga orang lain bisa mendengarkannya
dengan senang hari, menirunya dan memuliakan Allah Bapa kita di surga. Jauhkanlah
segala perkataan-perkataan yang jorok, kotor apalagi yang berbau gossip yang hanya
akan menyesatkan saja.
Rm. Vincent, MGL
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
10 September 2012 : Melayani dengan Kasih dan Sabar
1Kor 5:1-8, Mzm 5:5-6,7,12, Luk 6:6-11
Luk 6:9 “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan di hari Sabat,
berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya…….”
Setiap tugas jaga parkir, saya selalu memperhatikan setiap orang yang datang ke gereja. Ada saja tingkah laku yang saya perhatikan, ada yang terlambat untuk misa tapi
maksa untuk bisa parkir mobilnya di dalam agar lebih dekat, karena kalau harus parkir
di lapangan kosong sebelah katanya harus berjalan jauh. Apalagi saat membawa kotak parkir, banyak mobil yang pingin keluar cepat kalau tidak dapat keluar cepat petugas parkir di marah-marah trus memberi uang recehan dengan melempar.
Seperti yang saya alami beberapa hari lalu saat DOJCC bertugas parkir, seperti biasa
saya selalu bertugas membawa kotak parkir untuk di mobil depan gereja. Pada saat
misa usai, saya melihat pintu gerbang masuk masih terbuka, saya kuatir mobil-mobil
bisa mundur dan keluar lewat situ sehingga bisa membuat jalan depan gereja macet
karena ada 2 pintu mobil keluar. Saya meminta salah seorang di depan pos satpam
untuk segera menutup pintu tersebut, namun pada saat saya meminta menutup ada
mobil Jeep Mercedez Benz yang mau mundur. Karena pintu ditutup bapak yang mengendarai mobil tersebut marah-marah dan memaki-maki saya. Saya tidak mempedulikan karena saya juga masih sibuk menerima umat lain membayar parkir, hingga sampai giliran mobil si bapak tadi di hadapan saya, kembali dia memandang saya dengan
emosi dan memaki sambil melempar uang koin 200 empat biji di hadapan saya.
Saya sebenarnya marah tapi berusaha untuk menyabarkan diri, karena saat itu dalam
pelayanan. Saya sedih mengapa orang yang baru saja beberapa menit keluar dari
Misa dan masih dalam lingkungan gereja bisa menyakiti sesama seperti itu. Dan lupa
dengan firman dan ekaristi yang baru di santapnya.
Seperti firman hari ini Yesus bertanya kepada kita semua, agar setiap hari minggu kita
selalu mendapatkan santapan rohani dan kita bisa membagikan itu untuk setiap orang
yang kita jumpai. Untuk apa kalau setiap misa kita datang hanya digunakan sebagai
rutinitas sebagai orang katolik setiap minggu ke gereja, tetapi setelah keluar gereja kita
tidak membagikan damai sukacita Kristus ke sesama kita.
Marilah kita mulai belajar untuk boleh semakin bertumbuh dalam iman, sehingga kita
bisa berbuat baik setiap saat.
(Rina)
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
11 September 2012 : Perlukah Mencari Keadilan
Yohanes Gabriel Perboyre
1Kor 6:1-11,Mzm 149:1-2,3-4,5-6a,9b, Luk 6:12-19
1 Kor 6:9 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang - orang yang tidak adil tidak akan
mendapat bagian dalam kerajaan Allah”
Disaat membaca di bacaan yang pertama dari Korintus, saya bingung sekali apa yang
akan saya tulis untuk bisa dibagikan di renungan fresh juice hari ini. Saya jadi teringat beberapa bulan yang lalu mempunyai sedikit perselisihan masalah dengan teman saya. Dimana saya merasakan suatu tuduhan yang tidak benar terhadap saya,
sungguh itu sangat menyakitkan dan sulit untuk saya lupakan. Hari berganti hari tanpa
terasa kejadian itu menjadi suatu kenangan InDaH yang tak akan terlupakan dalam
hidup saya. Saat membaca dari surat Korintus hari ini, rasanya suatu teguran bagi saya.
Karena pada saat adanya perselisihan kemarin, saya berusaha mencari keadilan. Di
dalam perikop hari ini dituliskan “Apakah ada seorang diantara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang - orang yang tidak
benar, dan bukan pada orang - orang kudus?” Pada saat itu saya berusaha mencari
keadilan pada teman - teman saya yang lain, seharusnya tidak diperbolehkan begitu.
Suatu teguran hari ini pada saya bahwa disaat kita memiliki perselisihan sebaiknya kita
harus mencari kebenaran itu pada Allah langsung dan bukan mencari keadilan pada
orang - orang lain. Setelah merenungkan dari bacaan hari ini jadi teringat pada waktu
itu saya telah melakukan ketidakadilan dan itu mendatangkan kerugian, baik pada diri
saya maupun buat teman saya. Di dalam ayat 9 ditegaskan “Atau tidak tahukan kamu,
bahwa orang - orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan
Allah?
Apakah benar kita tidak akan mendapatkan tempat dalam kerajaan Allah disaat kita
melakukan ketidakadilan? Teman - teman semua jangan kuwatir, disaat kita mau bertobat, meminta ampun dan meyerahkan sepenuhnya kekalahan kita pada Tuhan, Dia
akan bekerja secara luar biasa menyembuhkan kita. Saya merasakan itu semua, tepat
dihari ulang tahun 3 Juli kemarin saya mendapatkan sakramen tobat dan sampai sekarang saat menulis renungan ini saya masih mengalami suatu pemulihan dan kelegaan
yang luar biasa. Karena Allah itu maha baik dan maha pengampun pada ayat berikutnya Dia mengatakan “Dan beberapa orang di antara kamu demikian dahulu. Tetapi
kamu telah disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama
Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.”
Dalam bacaan Injil hari ini juga sangat memberkati, Tuhan Yesus memanggil kedua
belas muridNya dan orang - orang banyak untuk disembuhkan dari penyakit mereka.
Kitapun semua diundang olehNya untuk memperoleh kesembuhan. Mari kita semua
berusaha datang dan menjamah jubahNya agar setiap berkat dan Roh Kudus melindungi, menyertai setiap kehidupan kita.
Yudi
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
12 September 2012 : Mari Kita Bermiskin Hati, Mari Kita Memberi
Yohanes Krisostomus
1Kor 7:25-31, Mzm 45:11-12,14-15,16-17,Luk 6:20-26
Luk 6:20 “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah”
Kemiskinan adalah suatu kondisi yang dimata dunia dinilai sangat rendah. Banyak kesulitan dan penderitaan yang datang silih berganti kalau kita miskin. Siapa sih sebenarnya
yang mau jadi miskin? Sangat masuk akal kalau kita, pemerintah, dan semua orang
mau memberantas kemiskinan. Lalu mengapa Yesus berkata, berbahagialah hai kamu
yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah? Apakah Dia hanya ingin
menghibur orang miskin? Benarkah pernyataan Yesus ini?
Di perikop ini Yesus menunjukkan bahwa kerajaan dunia (yang selalu disimbolkan
dengan segala yang mewah) itu sangat bertolak belakang dengan Kerajaan Allah.
Ia menunjukkan kepada kita bahwa kebahagiaan yang sebenarnya, kebahagiaan
surgawi itu sungguh bisa kita miliki sekarang, tanpa kita harus memaksakan diri terus
terusan mencari kebahagiaan yang semu dari kekayaan. Kita, baik yang kaya maupun
yang miskin bisa menikmati Kerajaan Surga sekarang juga dengan memilih untuk menjadi lebih miskin, yaitu dengan memberi.
Ini bukan berarti kita bermalas malasan, tetapi kita tetap perlu bekerja mencari makan
dan kebutuhan lain secukupnya. Ini juga bukan berarti kita semua dipanggil untuk
secara gegabah memberikan semua yang kita miliki. (Walaupun mungkin juga ada
beberapa yang sungguh dipanggil seperti si anak muda yang kaya raya). Tetapi kita
semua dipanggil untuk mempunyai sikap hati yang benar, sikap hati seorang yang
miskin, sikap hati yang sadar bahwa apa yang kita miliki adalah semua milik Tuhan.
Kalau sikap hati kita benar maka kita semakin bisa menggunakan apa yang kita miliki
secara seimbang, baik itu untuk kebutuhan diri kita sendiri atau untuk sesama yang lain,
tanpa ada rasa beban memberi. Disini kita bisa periksa diri: apakah ada kelekatan di
hati kita dengan materi duniawi yang menjauhkan hati kita dari Kerajaan Allah. Kalau
hati kita bersih, biasanya kita malah merasa bersyukur dan bahagia. Pastilah pernah
kita semua merasakan betapa bahagianya sewaktu kita memberikan sedekah, apalagi
yang benar benar berarti misalnya jumlah uang yang sangat besar artinya untuk kita
sendiri.
Ya Yesus, Engkaulah Tuhan kami, Engkaulah yang empunya Kerajaan Allah, yang lahir
miskin diantara kami. Kirimlah Roh Kudusmu agar kamipun mau menjadi lebih lagi seperti Engkau, sedikit lebih miskin lagi dengan mau lebih memberi. Bebaskanlah kami dari
kelekatan hati kepada barang barang duniawi, sehingga kami bisa memberi dengan
hati yang ikhlas dan bisa lebih lagi menikmati Kerajaan SurgaMu - menemukan Engkau
disetiap orang yang kami kasihi, yang kami sedekahi. Ya Yesus, kami percaya bahwa
dari apa yang kami memberi, kami menerima lebih lagi karena kami menerima kebahagiaan dari KerajaanMu.
Fr. David, MGL
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
13 September 2012 Belas Kasihan
Yohanes Krisostomus
1 Kor 8,1b-7, 11-13Mzm 139,1-3, 13-14ab, 23-24Luk 6,27-38
Luk 6:27 “ … Kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada orang yang membenci
kamu”
Pengajaran tentang mengasihi sesama dalam kemurahan hati disampaikan Yesus kepada orang banyak setelah serangkaian ucapan bahagia dan peringatan. Yesus melimpahi umat yang mendengarkan-Nya dengan ajakan sekaligus perintah untuk mengampuni, mengasihi dan membalas dengan kebaikan terutama kepada orang yang
memusuhi mereka.
“Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga
demikian kepada mereka” (Luk 6:31). Apa yang diajarkan Yesus tampaknya seperti etika moral yang ditemui dalam hidup bermasyarakat pada umumnya, tetapi penekanan
pada “kasihilah musuhmu” (Luk 6:34) hanya dapat kita temui dalam Injil Lukas. Sebagai
pengikut Kristus kita diajak untuk memenuhi hati kita dengan kehendak baik terhadap
sesama, juga terhadap musuh.
Kunci dari sikap hati ini disampaikan Yesus pada akhir perikop “Hendaklah kamu murah
hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:36). Kepada kita diberi acuan
yang ‘sempurna’ (tidak terbatas), yakni Kasih Allah. Kita menjadi anak-anak Allah yang
sejati dengan meniru apa yang Ia telah lakukan bagi kita, meniru perbuatan kasih-Nya.
Bagi Yesus tidak ada lagi musuh yang perlu dibenci atau dilawan. Bagi Dia dan juga
bagi setiap murid-Nya hanya ada saudara dan saudari yang harus dikasihi, dikoreksi
(bila perlu) dan dihantar pada keselamatan.
Allah bertindak selalu dengan belas kasihan dan kebaikan kepada semua manusia,
terutama pada mereka yang menjauhkan diri daripada-Nya. Dengan rahmat-Nya Ia
menuntun kita kembali kepada-Nya, Kasih yang tanpa batas.
Karena itu S. Paulus dalam surat kepada umat di Korintus menegaskan bahwa “… tidak
ada allah lain selain Allah yang Esa” (1Kor 8:4). Kebenaran ini adalah penuntun bagi
kita dalam berperilaku di tengah dunia yang tidak mengenal-Nya. Kasih adalah ukuran
dari kebebasan kita, bukan pengetahuan. Kebebasan seorang pengikut Kristus dihidupi
dengan benar bila selalu hidup dalam kasih Allah: mengusahakan kebaikan bagi sesama untuk menghantar pada keselamatan dan menghindari menjadi batu sandungan
karena bersikeras pada pengetahuan kita yang tidak sempurna.
Sr. M. Ildegarde, OSB
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
14 September 2012 Kisah Orang Kudus : St. Yohanes Krisostomus
St. Yohanes Krisostomus dilahirkan di Antiokhia sekitar tahun 344. Ayahnya meninggal ketika ia masih bayi. Ibunya
memilih untuk tidak menikah lagi. Ia mencurahkan seluruh
perhatiannya untuk membesarkan putra dan putrinya. Ibunya banyak berkorban agar Yohanes kelak dapat menjadi
salah seorang guru yang terbaik. Yohanes seorang anak
yang amat cerdas dan kelak pasti dapat menjadi seorang
yang hebat. Jika Yohanes bercerita, semua orang senang
mendengarkannya. Sesungguhnya, namanya, Krisostomus
berarti “Bermulut emas.” Namun demikian, Yohanes ingin
memberikan dirinya seutuhnya kepada Tuhan. Ia menjadi
seorang imam dan di kemudian hari diangkat menjadi uskup kota besar Konstantinopel.
St. Yohanes adalah seorang uskup yang mengagumkan.
Meskipun ia selalu sakit, ia melakukan begitu banyak karya
yang mengagumkan. Ia berkhotbah satu atau dua kali sehari, memberi makan fakir miskin serta memberikan perhatian kepada yatim piatu. Ia memperbaiki kebiasaan umat
berbuat dosa serta menghentikan pertunjukan-pertunjukkan yang tidak layak dipertontonkan. Ia mengasihi semua
orang, namun demikian ia tidak takut untuk menegur mereka, bahkan ratu sekalipun, apabila mereka berbuat salah.
Karena memerangi dosa, St. Yohanes mempunyai banyak
musuh - bahkan ratu sendiri. Ratu mengusirnya dari Konstantinopel. Dalam perjalanan,
St Yohanes menderita demam yang hebat, kekurangan makan serta kurang istirahat.
Meskipun begitu, ia berbahagia dapat menderita bagi Yesus. Sesaat sebelum kematiannya, ia berseru, “Kemuliaan kepada Allah!”
St. Yohanes wafat di Turki pada tanggal 14 September 407. Hujan es dan angin ribut
yang dahsyat menyerang Konstantinopel pada saat ia meninggal. Empat hari kemudian, ratu yang jahat itu pun meninggal juga. Puteranya menghormati jenasah St. Yohanes dan menunjukkan betapa ia menyesal atas apa yang telah diperbuat ibunya.
“Jika Kristus besertaku, kepada siapakah aku harus takut?” ~ St. Yohanes Krisostomus
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
15 September 2012 : Devosi Kepada Bunda
Perayaan Bunda Maria Berduka Cita
1 Kor 10 : 14-22 atau Ibr 5 : 7 – 9; Mzm 31 : 2-3 A, 3 B-4, 5-6, 15-16, Yoh 19 : 25-27 atau
Luk 2 : 33 - 35
Yoh 19:27 “ Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak
saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya “
Hari ini adalah hari Raya : Santa Perawan Maria Berduka Cita. Dalam kalender liturgy Gereja Katholik, hari ini merupakan hari perayaan yang setingkat peringatan atau
memoria. Ada beberapa perayaan dalam kalender gereja Katholik, yang merayakan
tentang Bunda Maria, dan hari ini, kita merayakan salah satu perayaan Bunda Maria.
Seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 19 : 25 – 27, sebelum Yesus wafat di kayu salib,
Dia telah memberikan Maria sebagai Bunda kita.
Kehidupan Bunda Maria, merupakan kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan puteraNya, Yesus. Seperti hari ini, kita memperingati hari raya Bunda Maria
berduka cita, yang salah satu sebab duka citanya adalah karena penyaliban Puteranya. Hari ini, kita mencoba untuk mengenangkan dukacita Bunda Maria. Ada banyak kejadian dalam kehidupan Bunda Maria Yang menggambarkan duka citanya :
nubuat simeon tentang suatu pedang yang akan menembus jiwanya, pengungsian ke
mesir, Yesus yang hilang di bait Allah pada umur 12 tahun, Yesus yang ditangkap dan
diadili, Yesus disalibkan dan wafat, Yesus diturunkan dari salib, dan Yesus dimakamkan.
Tidak aka nada yang bisa menandingi sakitnya hati Bunda Maria menghadapi kedukaan dalam hidupnya, tetapi, dengan imannya, Bunda Maria mampu menghadapi
semua itu. Hati yang terkoyak dan hancur, melihat Putera yang dilahirkan disiksa dan
dianiaya oleh manusia bukan karena kesalahanNya. Tetapi Bunda Maria tetap tabah
dan mendampingi Puteranya. Bagaimana hancur dan terkoyak hatinya saat menerima
Putera yang disayanginya di pangkuannya saat diturunkan dari salib dalam keadaan
meninggal.
Cinta kasih seorang bunda memang tidak terbatas. Seorang bunda bisa tersenyum menyembunyikan perih di dalam hatinya. Banyak dari kita yang pada saat mengalami titik
terendah dalam hidupnya lari kepada bunda kita. Karena kita merasa, di dalam bunda
ada sumber pengharapan, cinta dan kasih. Coba kita sekarang membayangkan ibu
kita masing-masing, yang dengan setianya selalu mendampingi kita dalam kehidupan
kita. Apakah ada kata yang bisa menggambarkan betapa “hebat”nya seorang ibu itu?
Di hari raya Bunda Maria berduka cita ini, marilah , kita masing-masing mencoba, untuk
lebih berdevosi kepada Bunda Maria, bisa melalui Rosario setiap hari, untuk menggambarkan rasa syukur kita, kepada Bunda Maria, atau “hanya” melalui sapaan dalam hati
kita masing-masing, setiap hari untuk Bunda kita yang “hebat”, Bunda Maria. Mencoba
untuk selalu menyapa Bunda kita, tidak hanya saat kita menangis sedih, tetapi juga
pada saat kita menangis bahagia.
Alin
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
16 September 2012 : Aku Boleh Tetapi Kamu Jangan
Yes 50:5-9a, Mzm 115:1-2,3-4,5-6,8-9, Yak 2:14-18,
Mrk 8:27-35
Mrk. 8:34 “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya dan mengikut Aku.”
Suatu hari aku diundang oleh sebuah keluarga untuk makan malam di tempat mereka.
Aku sadar bahwa di samping kita berceritera, di sana juga mungkin ada beberapa
diskusi penting seputar kehidupan beragama. Karena itu aku harus mempersiapkan
batin dan membiarkan dia untuk berceritera. Aku tahu karena beberapa hari sebelumnya sang suami berceritera bahwa dia sudah lama tidak ke Gereja. Saat itu aku ingin
bertanya mengapa demikian. Namun aku berpikir bahwa alangkah baiknya kalau aku
mencari dan menyediakan waktu dan tempat yang tepat.
Sementara kami menikmati makan malam kami, sang suami angkat bicara. Dia mengatakan, “Romo, maaf, tapi aku tidak lagi ke Gereja sejak 20 tahun yang lalu. Aku tidak
pergi karena pernah Romo itu dulu berkotbah bahwa kamu tidak boleh melakukan hal
ini. Tapi ternyata Romo itu melakukannya. Perkataan itu membuat aku kecewa dengan
Romo itu. Aku berpikir, seorang romo harus menjadi pemimpin yang memberi contoh
yang baik. Pemimpin yang dapat mengarahkan umatnya ke jalan yang baik dan benar.
Mendengar pembicaraan itu aku hanya diam saja. Aku tidak bisa berkata apa-apa.
Namun kemudian aku berkata, “Memang betul, Romo itu harus membimbing dan memimpin umatnya dengan cara dan jalan yang benar dan baik.”
Kejadian ini menuntun aku untuk merefleksikan pesan Injil hari ini. Di dalam Injil hari
ini, Yesus mengatakan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal
dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.”
Yesus di sini dengan terus terang mengatakan sesuatu kenyataan yang akan terjadi
dengan diriNya sendiri di dalam dunia ini. Sebagai pemimpin. Dia tidak memberikan
mereka janji yang muluk-muluk dan palsu. Yesus berkata dari apa yang Dia alami dan
hidupi. Dia ingin mengatakan dan menggambarkan situasi yang riil kepada para rasul.
Perkataan Yesus bukannya untuk membuat mereka takut. Namun dengan perkataan
itu, Yesus ignin membuat mereka orang yang kuat dan teguh di dalam iman. Dia mengatakan hal itu karena Dia sendiri mengalaminya. Dia merelakan diriNya memikul salib
dan akan mati di kayu salib itu demi keselamat kita umatNya. Karena itu kita juga harus
berbuat demikian.
Aku bermenung sebentar saat aku mendengarkan perkataan sang suami. Ternyata
aku sering berbuat seperti itu. Aku mengatakan apa yang sebenarnya aku sendiri tidak
melakukannya. Aku harus menjadi contoh dan teladan bagi orang lain. Hari ini, Yesus
mengajak kita untuk selalu berbenah diri dan merefleksikan pribadi dan kelakuan kita
setiap hari. Kelakuan kita harus mencerminkan apa yang kita katakan.
Rm. Joseph Neonbasu, MGL
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
17 September 2012 : Penyerahan atau Pemaksaan
Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Martinus dr Finojosa, Hildegardis
1Kor 11:17-26, Mzm 40:7-8a,8b-9,10,17, Luk 7:1-10 Luk 7 : 7” sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepadaMu. Tetapi katakan saja sepatah kata
maka hambaku itu akan sembuh.”
Dalam bukunya yang berjudul “When God Doesn’t Make Sense” James Dobson mengisahkan pengalaman hamba Tuhan yang bernama Jim Conway. Conway punya
seorang putri berusia 15 tahun yang mengidap tumor ganas dan dokter berkesimpulan
bahwa kaki putrinya harus diamputasi. Conway punya iman yang luar biasa sehingga
ia berdoa dan sangat yakin bahwa Tuhan akan melakukan mujizat sehingga kaki purtinya tidak perlu diamputasi. Pada hari yang sudah dijadwalkan untuk melakukan amputasi tersebut, Conway meminta dokter untuk memeriksa kaki putrinya yang diyakini
kanker sudah ganas tersebut sudah hilang sehingga tidak perlu diamputasi. Hasilnya,
kanker tersebut tetap ada. Amputasi dilakukan. Iman Conway ambruk saat itu juga. Ia
marah dan kecewa pada Tuhan. Butuh waktu yang lama bagi Conway untuk bangkit
kembali dan menerima kenyataan pahit itu. Conway akhirnya mengenali bahwa Tuhan
punya tujuan mulia, jauh lebih besar dari apa yang dipikirkannya.
Demikian juga dengan Injil pada hari ini. Dimana Tuhan Yesus menyembuhkan hamba
dari perwira di Kapernaum. Karena iman dari sang perwira ini maka hati Tuhan tergerak
untuk menyembuhkan hamba dari sang perwira ini. Ini adalah suatu bentuk iman yang
konkret, dia percaya hanya sepatah kata dari Tuhan Yesus, maka hambanya akan sembuh. Dan hal tersebut terjadi. Namun sering kali kejadian seperti yang dialami oleh putri
Jim Conway, sering kita jumpai dalam dunia modern saat ini. Tetapi langkah iman yang
dialami Sang Perwira, dimana hambanya disembuhkan bertolak belakang dengan hasil langkah iman yang dialami oleh Jim Conway yang kaki putrinya tetap diamputasi.
Iman berarti percaya kepada Tuhan. Iman mengandung unsur penyerahan, bukan
paksaan. Di titik inilah banyak dari kita salah mengartikan iman. Iman seringkali dipahami sebagai keyakinan bahwa Tuhan akan melakukan seperti yang diminta dan diyakini.
Jika iman dipahami seperti itu, bukankah kita sedang menjadi “tuhan” untuk mengatur
Tuhan? Iman artinya yakin dan percaya, yaitu percaya bahwa Tuhan akan melakukan
kehendakNya yang terbaik untuk kita,.
Apakah Ayub tidak berdoa agar anak-anaknya dilindungi Tuhan dan dijagai Tuhan?
Apakah Ayub tidak berdoa agar bisnisnya lancar? Apakah Ayub tidak berdoa untuk
kesehatannya. Pastilah Ayub berdoa untuk semuanya itu. Tapi nyatanya ia mengalami
peristiwa yang bertolak belakang dengan apa yang dia harapkan. Lalu bagaimana
respons Ayub? Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil terpujilah nama Tuhan.
Sharing Iman dari Jim Conway, Iman dari Perwira Kapernaum dan Iman dari Ayub semakin meneguhkan iman kita. Sehingga disaat doa kita dijawab Tuhan dengan jawaban
diluar harapan kita, kita hanya bisa berkata, “Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku
menurut perkataanMu”. Itulah Iman sejati.
Lulu
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
18 September 2012 : Misi dan Visi yang Sama
Yosef dr Copertino, Yohanes Makias
1Kor 12:12-14,27-31a, Mzm 100:2,3,4,5, Luk 7:11-17
IKor 12:13 “Semua kita, baik Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibabtis dalam Roh yang satu itu untuk membentuk satu tubuh dan semua kita
telah diberi minum dari Roh yang satu itu juga”
Kedua teks kitab suci hari ini, tampaknya mau mengingatkan kita akan pentingnya
memiliki satu visi dan misi yang sama yakni, membangun tubuh mistik Kristus di tengah dunia. Sadar atau tidak Gereja saat ini sedang dalam proses menuju ke-satu-an,
yakni berusaha untuk mewujudkan doa Yesus sebelum Ia mengahkiri misi-Nya di dunia.
“Semoga mereka semua menjadi satu seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku
di dalam Engkau. Semoga mereka menjadi satu dalam kita, supaya dunia percaya
bahwa Engkau mengutus Aku” (Yoh. 17:21).
St. Paulus dalam bacaan pertama, menunjukkan apa dan siapa itu tubuh mistik Kristus
itu? “Semua kita baik Yahudi maupun Yunani…. Dibabtis dalam Roh untuk membentuk
satu tubuh dan diberi minum dari Roh yang satu itu juga” (IKor 12:13). Saya dan anda,
biarawan-biarawati, Imam-awam, muda-mudi, kakek-nenek adalah tubuh mistik Kristus.
Gereja kini ibarat kisah yang disampaikan St. Lukas dalam injil hari ini mengenai Yesus
membangkitkan anak muda di Naim (Luk. 7:11-17). Ia berada dalam situasi sulit. Misalnya, belum lama ini kita digoncangkan dengan pemberitaan dari salah satu surat
kabar lokal di Australia tentang kelompok yang memisahkan diri dari “umat katholik
inklusif,” yang dipimpin oleh seorang imam pemberontak yang diduga memberikan
komuni kepada anjing. Peristiwa yang melanda Gereja saat ini, seakan menunjukkan
hilangnya daya pesona Gereja untuk dunia.
Ketika melihatnya, Tuhan jatuh kasihan kepadanya dan berkata, “Janganlah menangis”
(Luk. 7:13). Hari ini Tuhan Yesus telah menunjukan kuasanya atas maut. Tak seorang
pun pernah memperlihatkan kekuasaannya atas maut atau pribadi tertentu. Hanya Yesus yang mengalahkan maut dan Ia melakukannya dengan begitu mudah. “Hai anak
muda (Gereja), Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” (Luk. 7:14). Apakah saya dan
anda mau mendengarkan sabda Tuhan Yesus dan percaya bahwa Tuhan Yesus akan
mengembalikan pesona Gereja, sehingga ia menjadi terang dan garam bagi dunia
saat ini?
Marilah kita berdoa kepada Bapa di Surga, semoga dengan aneka peristiwa yang sedang melanda Gereja saat ini, membangkitkan iman, harapan dan kasih kami semua,
yang saat ini mungkin telah matisuri. Anugerahkanlah pertobatan yang sejati dalam diri
kami anak-anak-Mu, agar kami mampu mewujudkan doa Putra-Mu di tengah hidup
dan karya kami setiap hari. Biarlah Roh-Mulah yang menjadi penghibur dan penguat
iman, harapan dan kasih dalam Gereja Putra-Mu saat ini. Semua doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Kristus Tuhan kami.
Amin.
Fr. Anis. MGL
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
19 September 2012 Pancarkan Kasih Yesus kepada Sesama
Yanuarius, Alfons ; dr Orozco, Fransiskus Maria dr Camporosso
1Kor 12:31-13:13, Mzm 33:2-3,4-5,12,22, Luk 7:31-35
1Kor 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan
yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Bagi teman-teman yang sering menghadiri pemberkatan nikah di Gereja, tentunya sudah tidak asing lagi dengan lagu yang satu ini :
Kasih itu sabar, Kasih itu murah hati, Kasih tidak memegahkan diri
Kasih tidak pemarah, kasih tidak berkesudahan, Dan Kasih itulah yang terbesar
Kasih – memang kata yang gampang banget kita ucapin, tapi terkadang susah banget
malahan untuk di praktek-kan. Coba dalam hidup kita sehari-hari, apakah sudah sering
kita bilang “Aku mengasihimu, aku menyayangimu, dsb”? Kata – kata yang sering kita
ucapkan malahan, “duh, kasihan ya tuch orang – rela panas-panasan jualan boneka
keliling ! Apa kaga capek ya dia ?”
Perbuatan kasih adalah yang paling terpenting dan utama Yesus ajarkan kepada kita
murid-murid-Nya. Kasih dapat bagian terbesar loch dari teman – temannya yang lain
seperti iman dan pengharapan. So, kasih mesti menjadi landasan selalu bagi kita,
dalam melakukan segala sesuatu. Di mana sich dan kapan kita bisa berbagi kasih kepada sekitar kita ? Anytime bro and sis, tidak terbatas ruang dan waktu dah pokoknya.
Kita ambil contoh aja yuk dalam 1 hari misalnya :
• Bangun Pagi : lipat selimut, beresin tempat tidur – ini sudah cukup membantu ortu
supaya gak beresin tempat tidur bro and sis lagi !!
• Mau ke sekolah atau berangkat kerja : pamitan dulu ama teman/pacar/adik/ortu, jadi
mereka gak khawatir cariin bro and sis !! Klo ortu bilang atau “kuliahin: sebentar – terima
dengan senyum dan jawab dengan sopan, karena mereka peduli dan mendoakan kita
supaya di hari ini, semua pekerjaan dan studi kita lancer.
• Di sekolah atau di tempat kerja : kalau ada teman mau pinjam pulpen atau pensil, dll
– bro and sis bisa kasih pinjam ke mereka. Itu akan membantu mereka dalam mengerjakan tugas mereka. Tapi, kalau pinjam duit – itu urusan lain y ?? Itu kebijakan masingmasing. Hehehe ^_^
• Waktu istirahat / makan siang : waktu ketemu teman, saling bertegur sapalah – jangan pasang muka cemberut !! Walaupun udah laper, muka harus tetap menebarkan
senyum kebahagiaan. Waktu makan, jangan ngobrol atau membicarakan orang lain.
Itu biasana hobi kita ya, kalau sudah ngumpul bareng. Mari kita coba untuk kendalikan
perkataan dan perbuatan kita, sehingga kasih itu bisa semakin dirasakan sahabat-sahabat di sekitar kita
• Waktu pulang kerja/sekolah : anak-anak menuruti nasehat orang tua untuk ganti baju
segera, dan istirahat siang. Bagi suami, kalau dah bawaan bête dari kantor – mohon
jangan dibawa sampai di rumah. Istri dah nyiapin teh hangat, karena lagi bad mood –
suami bawaannya sewot melulu.^_^
Simple sich menerapkan kasih dalam kehidupan kita sehari-hari. Simple to say, but
sometimes difficult to do it !! Mari kita mulai dari hal-hal kecil di sekitar kita dahulu, berbagi kasih kepada orang tua, adik, kakak, teman, sahabat, pacar, teman komunitas,
dsb. Pancarkan selalu kasih Yesus dalam diri anda masing-masing !
KRIS
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
20 September 2012 Kisah Orang Kudus : St. Andreas Kim Taegon &St. Paulus Chong
1Kor 15:1-11; Mzm 118:1-2,16ab-17,28; Luk 7:36-50 (Mazmur 118: 28; Lukas 7:50b) “Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau; Imanmu telah menyelamatkan engkau.’
St. Andreas Kim Taegon adalah seorang imam dan St.
Paulus Chong Hasang adalah seorang awam. Kedua
martir ini mewakili 113 umat Katolik yang wafat sebagai
martir karena iman mereka di Korea. Mereka dinyatakan
kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada saat paus mengunjungi Korea pada tahun 1984.
Ajaran Kristen menyebar ke Korea pada abad ketujuhbelas melalui pewartaan kaum awam. Umat yang percaya
memilihara iman mereka dengan Sabda Tuhan. Mereka
bertumbuh serta berkembang secara diam-diam. Kemudian imam-imam misionaris datang dari Perancis. Umat
Korea diperkenalkan kepada Sakramen Gereja. Mereka mengalami penganiayaan dari pemerintah yang
pasang surut sepanjang abad kesembilanbelas. Seratus tiga umat Korea wafat sebagai martir antara tahun
1839 hingga tahun 1867. Sepuluh orang anggota Serikat
Misi Asing dari Paris juga wafat sebagai martir, yaitu tiga
orang uskup beserta tujuh orang imam. Sehingga jumlah
mereka seluruhnya yang wafat sebagai martir adalah
113 orang.
St. Andreas Kim Taegon dan St. Paulus Chong Hasang
mewakili kemuliaan serta keberanian umat Katolik Korea
yang telah membayar mahal cinta mereka kepada Kristus. St. Andreas Kim Taegon adalah imam pertama Korea. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 16 September
1846, hanya satu tahun setelah ditahbiskan. Ayah St. Andreas Kim telah mendahuluinya
menjadi martir pada tahun 1821. St. Paulus Chong Hasang adalah seorang katekis
awam yang pemberani. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 22 September 1846.
Sekarang Gereja berkembang pesat di Korea. Karunia iman diterima karena kurban
persembahan para martir telah menjadi pembuka jalan.
“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima
kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika kita
hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam kenyataan?”
St. Andreas Kim
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”/narita)
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
21 September 2012 : Panggilan Allah
Pesta St. Matius Rasul
Ef 4:1-7, 11-13, Mzm 11: 2-3, 4-5, Mat 9: 9-13
Injil hari ini menceritakan bahwa Matius yang dianggap orang berdosa oleh
kaum Farisi telah di panggil oleh Yesus.
Mat 9:9: ... lalu Ia berkata kepadanya:” Ikutlah Aku.”Matiuspun segera menanggapi panggilan Tuhan tampa ragu sedikitpun , karena itu dia tidak mempertanyakan apa yang akan dikerjakannya dan apa yang akan diperolehnya,
dia juga tidak membatasi diri dengan segala kelemahan dan kekurangannya,
sementara kita sering merasa ragu dan mempertimbangkan banyak hal ketika
akan mengerjakan sesuatu demi Kemuliaan nama Tuhan.
Mat 9:9 : ...Maka berdirilah Matius lalu mengikuti Dia. Waktu dipanggil oleh
Tuhan, Matius adalah seorang pemungut cukai, namun dia segera meninggalkan kehidupannya yang lama, maka ketika kita mengikuti Yesus kita juga
diharapkan akan meninggalkan kebiasaan lama yang tidak berkenan pada
Tuhan.
Mat 9:11: ...Mengapah gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa ?”Walaupun Matius sudah meninggalkan segala sesuatu demi Yesus , dia tetap mendapat kritikan dari orang Farisi, kita juga ada
kalanya mengalami hal yang sama walau sudah melakukan segalanya untuk
melayani pekerjaan Tuhan kita tetap mendapatkan kritikan, entah dari teman
sendiri, kelompok lain, atau juga dari mereka yang kita layani, tapi selama kita
yakin telah dengan segenap hati melaksanakan kehendakNya, maka kitapun
tidak perlu merasa risau. Selamat Melayani.
Doa:
Bapak yang Mahabaik, kami memerlukan banyak rachmat dari pada Mu untuk dapat menanggapi panggilanMu dalam hidup kami, agar kami tidak ragu
dan banyak pertimbangan dalam melayaniMu serta berani untuk meninggalkan kebiasaan kami yang mendukakan hatiMu. Amin.
Betty
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
22 September 2012 : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
Ignatius dr Santhi, Yohanes Maria dr Salib, Yusuf Calasanz
Marqus, Henrikus Saiz
1Kor 15:35-37,42-49, Mzm 56:10,11-12,13-14, Luk 8:4-15
Lukas 8 : 12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang
telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka
jangan percaya dan diselamatkan.
Saya baru saja membaca buku “Si Cacing dan Kotoran
Kesayangannya”, ditulis oleh Ajahn Bram, seorang biksu
Budha yang berasal dari Inggris. Tulisannya ringan dan
segar tanpa membawa dogma dogma agama.
Penerbit buku di Indonesia sangat cerdik mengambil judul
diatas sebagai nama bukunya. Buku aslinya berjudul,
“Pembuka Pintu Hati”. Mungkin kalau judul itu yang dipakai, saya tidak akan membeli buku ini dan tidak juga menjadi best seller bertahun tahun di Indonesia.
Buku ini terdiri dari 108 cerita, yang sebagian besar berupa perumpamaan. Saat saya
membaca buku ini, saya seperti diingatkan dengan bacaan bacaan Injil. Yesus juga
banyak mengunakan perumpamaan dalam ajarannya. Tujuannya agar pesan lebih
mudah dicerna oleh semua orang. Saya tidak pernah menghitung berapa banyak perumpamaan yang ada dalam Alkitab. Tapi dalam buku Ajahn Bram, ada 108 kisah kisah
yang menarik.
Apakah setelah saya membaca 108 kisah tersebut, saya menjadi lebih baik? Saya memang mengerti arti ceritanya, tapi tidak lebih sebatas bacaan yang menarik. Saya juga
sudah banyak mendengar kisah kisah perumpamaan di Alkitab, saya juga mengerti arti
ceritanya, tapi sama, saya tidak menjadi orang yang lebih baik.
Kisah ke 108 dalam buku ini mengisahkan cacing yang berusaha diselamatkan oleh
seorang Dewa. Dewa itu adalah temannya dalam kehidupan yang lampau. Melihat temannya menjadi cacing di kehidupan kini, dan tinggal di dalam kotoran yang
bau, Dewa berusaha menolong. Tapi setiap kali Dewa mengangkat cacing, cacing
itu terlepas lagi dan masuk lagi ke dalam kotoran kesayanangannya tersebut. Dewa
mencoba sampai 108 kali !
Ya, cacing itu adalah diri kita sendiri, yang sudah membaca 108 kisah di buku itu,
tapi tetap saja masih senang kembali ke kotoran kesayangan, kembali dalam dosa.
Tidak kapok kapok, bebal dan tidak pernah belajar meresapi kata kata dalam perumpamaan 108 cerita tadi.
Cacing itu adalah kita, yang sudah ribuan kali mendengar dan membaca kutipan injil, tapi tetap jatuh dalam dosa. Kisah perumpaan dalam bacaan Injil Lukas hari ini
menjelaskan mengapa ini terjadi.
Jeff (Jakarta)
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
23 September 2012 : Menjadi Pelayan
Hari Minggu Biasa XXV
Keb 2:12, 17-20Mzm. 54:3-8Mrk 9:30-37
Mrk 9:35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. kataNya kepada
mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi terakhir
dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”
Banyak orang yang salah kaprah dengan sabda Yesus ini. Contoh nyata adalah kalau datang misa di gereja, duduknya paliiiiiing belakang, dengan alasan bahwa yang
duduk dibelakang, ntar bisa menjadi yang terdepan. Atau kalau dalam soal pelayanan, selalu menunggu orang lain yang mengambil inisiatif karena takut menjadi “terdahulu” yang akan mengakibatkan akan menjadi yang terbelakang.
Yang menjadi bahan utama pembicaraan Yesus pada injil hari ini adalah soal pelayan.
Menjadi seorang pelayan adalah menjadi yang terendah dalam arti mau melakukan
apa saja untuk kebaikan bersama entah itu dari hal-hal yang kecil seperti memungut
sampah, membersihkan lantai, memindahkan kursi dan lain sebagainya. Kelihatannya
sangat sepele tetapi kalau dilakukan dengan semangat pelayanan akan menjadi sesuatu yang luar biasa.
Pada umumnya seorang bos berasal dari seorang pelayan. Seorang bos biasanya melayani dan tahu kebutuhan bawahannya karena dia pernah menjadi seorang pelayan.
Seorang bos yang tidak pernah mengalami keadaan “di bawah” biasanya bertindak
otoriter, suka memerintah atau bertindak sewenang-wenang.
Yesus adalah pelayan sejati yang tentu saja tidak jauh dari ibuNya, Maria yang mengatakan, “Aku ini HAMBA Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.” Yesus sendiri
mengatakan bahwa Aku datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.
Yesus dan Maria adalah Pelayan Sabda Tuhan. Apa yang diperintahkan oleh Allah
Bapa, mereka lakukan dengan sepenuh hati karena Allah Bapa tahu apa rencananya
yakni untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa-dosa. Menjadi pelayan Sabda
Tuhan membutuhkan kerendahan hati yang luar biasa, yang mau mengosongkan diri,
yang mau dibentuk seperti tanah liat menjadi sebuah bejana, yang rela melakukan
kehendak Bapa walaupun sangat sulit dan mustahil dilakukan.
Saudaraku, seperti yang dikatakan oleh Suster Teresa dari Kalkuta, kita dipanggil oleh
Tuhan bukan untuk menjadi sukses, tetapi untuk menjadi SETIA dalam melayani Tuhan
dan sesama.
Kalau Anda terpanggil untuk menjadi pelayan, tunggu apa lagi? Tuhan Yesus membutuhkan tangan-kaki-mulut dan seluruh diri Anda dalam mewartakan Kabar Gembira
Tuhan khususnya bagi mereka yang belum pernah mendengarkan dan mengalami kasihNya. Amin
Rm. Vincent, MGL
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
24 September 2012 : Mempersulit
Vinsensius Maria Strambi
Ams 3:27-34, Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5, Luk 8:16-18
Ams 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.
Pernah dengar ungkapan “Hidup itu sudah sulit, jangan tambah dipersulit lagi”? Kalau
Anda mengiyakan, berarti Anda sendiri merasakan hidup itu memang berat ya. Jadi
pasti tidak akan membuat hidup orang lain jadi tambah berat. Terkadang hal – hal
yang orang minta pada kita terasa sangat merepotkan, padahal kalau kita mau memberikan sedikit dari apa yang memang kita punya, nggak semerepotkan itu kok. Kalau
kita memang punya ya, lain halnya kalau memang kita benar – benar tidak memiliki
apa yang orang lain minta.
Hal kecil yang sering terjadi dalam hidup kita sehari – hari. Kehidupan berlalu lintas.
Kalau memang Anda sedang tidak terburu – buru, mengalahlah pada pengguna jalan
lain ketika sedang terjadi kemacetan. Anda bisa memberikan sedikit dari waktu Anda
menunggu bukan? Mungkin tidak sampai 5 menit Anda mengalah memberikan jalan,
tapi Anda sudah mempermudah kehidupan orang lain. Contoh lain, ketika berbelanja
di toko yang ramai, yang jumlah pegawainya tidak sebanding dengan pelanggan
yang datang. Apa yang Anda kira – kira bisa berikan kali ini untuk mempermudah hidup
orang lain. Bersabar. Anda memberikan sedikit dari kesabaran yang Anda miliki. Tanpa
Anda sadari Anda mempermudah hidup para karyawan yang sudah kewalahan menghadapi begitu banyaknya pelanggan.
Tidak harus dalam bentuk materiil kita bisa mempermudah hidup orang lain. Memang
jika orang lain membutuhkan bantuan kita dalam bentuk barang ataupun uang, dan
memang kita mempunyai apa yang mereka butuhkan, akan sangat berdosanya kita
jika menolak memberi bantuan kepada mereka. Tapi, esensi yang lebih mendalam
adalah bukan hanya dari sebesar apa bentuk kebaikan yang bisa kita berikan kepada
orang lain, tetapi niat baik yang harus muncul terlebih dahulu untuk tidak mempersulit
kehidupan mereka. Kalau kita bisa mempermudah kehidupan orang lain, mengangkat
sedikit beban mereka, lantas kenapa harus susah – susah mencari cara untuk mempersulitnya? Bukankah itu sia – sia, hanya membuang waktu saja?
Maia
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
25 September 2012 Tidak Cukup Hanya Mendengar
Ams 21:1-6,10-13, Mzm 119:1,27,30,34,35,44, Luk 8:19-21
Lukas 8:21b “IbuKu dan saudara - saudaraKu ialah mereka, yang mendengarkan firman
Allah dan melakukannya.”
Mungkin teman - teman pernah membaca cerita ini: Suatu hari Seorang Penunggang
Kuda berjumpa dengan sepasukan prajurit yang sedang berusaha menggeser sebatang pohon yang besar.. Si Penunggang Kuda memperhatikan bahwa Seorang Kopral berpakaian rapih sedang memberikan aba - aba.. Tetapi pohon tersebut terlalu
berat untuk digeser oleh mereka...
“Mengapa anda tidak membantu mereka?” Tanya Si Penunggang Kuda... “Saya?”
Jawab Sang Kopral dengan nada terkejut “Saya kan Kopralnya Pak!”.... Lalu Si Penunggang Kuda turun dari kudanya untuk membantu para prajurit itu.. Sambil tersenyum, ia
berkata memberikan Semangat, “Ayo kawan - kawan kita geser bersama!!” Lalu dirinya
pun ikut mengerahkan tenaga dan mendorong pohon itu bersama para prajurit itu..
Akhirnya pohon itu dapat digeser dengan mudah berkat tambahan satu orang..
Setelah pohon itu berhasil dipindahkan, kini Si Penunggang Kuda diam - dian kembali
menaiki kudanya dan hendak pergi.. Sambil bersiap - siap meneruskan perjalanannya,
ia berkata kepada Sang Kopral, “Lain kali, kalau ada pohon yang harus digeser oleh
anak buah anda, suruh saja Komandan anda”...
Ketika itulah sang kopral serta orang - orangnya baru sadar bahwa Sang Penunggang
Kuda yang mau membantu itu bukan lain adalah Sang Jendral yang juga merupakan
Pimpinan Tertinggi mereka...
Seringkali Keangkuhan membuat kita Enggan ataupun Malas, untuk melakukan hal hal yg kelihatannya kecil dan sepele, padahal pertolongan kita sangatlah dibutuhkan.. Seringkali bila kita sudah berada di posisi yang lumayan tinggi, kita merasa tidak
seharusnya membantu tugas dari para anak buah atau orang - orang yang berada
dibawah kita, karena pekerjaan itu tampaknya sepele bagi kita.. Padahal tidak ada
orang yang terlalu tinggi jabatannya untuk membantu / menolong orang lain.. Jadi
dimanapun posisi kita saat ini, jagan biarkan kedudukan ataupun jabatan kita menghalangi kita untuk menolong orang lain... “ORANG YG MURAH HATI BERBUAT BAIK KPD
DIRINYA SENDIRI, DAN MENOLONG ORANG LAIN BUKTI KASIH KITA KPD TUHAN”.. Amsal 11:17
Bacaan hari ini juga berpesan pada kita semua supaya bukan hanya mendengarkan
firman Allah tetapi juga melakukannya. Setiap kali kita melakukan firman Allah akan
menjadi berkat bagi orang lain.
Yudi
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
26 September 2012 : Yesus, Utuslah Kami !
Kosmas & Damianus, Gaspar Strangassinger
Ams 30:5-9, Mzm 119:29,72,89,101,104,163, Luk 9:1-6
Lk 9:2 “Ia mengutus mereka untuk memberitakan kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.”
Pernahkan anda membayangkan untuk menjadi salah satu dari kedua belas Rasul
yang saat itu akan diutus oleh Tuhan Yesus? Mungkin hati kita bertanya-tanya saat Yesus
memanggil kita satu persatu dan “memberikan tenaga dan kuasanya” (Lk 9:1) kepada
kita. Mungkin Ia menumpangkan tangannya dikepala kita sambil mendoakan kita.
Mungkin kita terus menunggu dengan antusiasnya, apakah yang akan Yesus katakan
setelah Ia memberikan tenaga dan kuasanya pada kita untuk menyembuhkan pelbagai penyakit. Mungkin terbayang bagaimana senangnya kita bisa menjadi saluran
tangan yang menyembuhkan orang lain, karena kita sendiripun, sebagai para Rasul,
sudah menyaksikan sendiri bagaimana orang orang dizaman itu disembuhkan oleh
Yesus. Mungkin hati kitapun berdebar-debar dan tidak sabar lagi mau berangkat, tetapi
saat kita mendengar perkataan Yesus bahwa kita tidak perlu membawa uang, tongkat,
pakaian extra, ataupun bekal roti, kita merasa was was dan khawatir, atau juga tertantang. Mungkin kita akhirnya pergi juga kerena kita suka berpetualang dan pergi bermisi. Atau mungkin kita tadinya tidak percaya diri tapi akhirnya mau pergi saat melihat
wajah Yesus yang melihat kita dengan penuh keyakinan akan kita, wajah Yesus yang
dengan senangnya memancarkan harapan bahwa kita akan menikmati perjalanan
misi ini.
Tapi mungkin sekarang kita kecewa karena kita merasa bahwa kita tidak hidup dijaman para Rasul, kita hidup dijaman ini. Kita merasa tidak mungkin Yesus akan datang
mengutus kita. Kita tidak bisa menikmati petualangan yang para Rasul alami saat mewartakan kabar baik dan menyembuhkan banyak orang sakit. Kita mungkin merasa
kurang berguna karena memang realitasnya hanya sedikit yang dipanggil menjadi
iman, bruder, suster atau misionaris Gereja.
Terlepas dari apa panggilan hidup kita, baik awam atau religius, kita semua sebagai
murid Yesus dipanggil dan diutus untuk mengabarkan Kerajaan Allah dan menyembuhkan banyak orang. Menurut Konstitusi Dogmatis tentang Gereja (Lumen Gentium)
dari konsili Vatikan II, saat kita dibabtis kita semua telah ditebus oleh darah Kristus untuk
menjadi Umat Allah dengan martabat yang sama, yaitu sebagai imam, pewarta, dan
anak raja. Artinya kita semua dikaruniai berkat Ilahi untuk menenuhi panggilan kita sesuai dengan martabat kita yang sangat luar biasa ini. Martabat kita sebagai pengikut
Kristus tidak kurang sedikitpun dibandingkan dengan para Rasul. Artinya kitapun memiliki tanggung jawab yang sama: mengabarkan Kerajaan Allah dan menyembuhkan
orang yang sakit.
Mungkin kita tidak dipanggil untuk membawa mukjizat kesembuhan jasmani, tapi yang
banyak sakit rohani, banyak yang luka batin. Kita semua dipanggil dimanapun kita berada, di tempat kerja, disekolah ataupun dirumah, apapun pekerjaan kita, dan kepada
siapapun yang kita temui. Yesus telah mengutus kita.
Fr. David, MGL
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
27 September 2012 : Yang Abadi
Vinsensius a Paulo
Pkh 1:2-11,Mzm 90:3-6.12-14.17,Luk 9:7-9
Pkh 1:3 “Apa gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?”
Kitab Pengkotbah ditulis oleh Salomo, anak dari raja Daud, figur seorang pemimpin
jemaat di Yerusalem yang terkenal kebijaksanaannya pada masa Perjanjian Lama.
Dengan hikmat yang diterimanya dari Allah ia hendak mengajak kita merefleksikan
perjalanan hidup kita. Saatnya bagi kita berdiam sejenak untuk melihat sejauh mana
kita memaknai hidup yang tengah kita jalani atau yang telah kita lalui.
“Apa gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” (Pkh 1:3)
Pertanyaan ini mengantar kita merenungkan hikmat yang tersedia pada ayat sebelumnya “Segala sesuatu adalah sia-sia”(Pkh 1:2). Hidup di dunia, segala yang kita miliki dan setiap aktivitas yang kita lakukan hanya untuk sementara. Pada waktu yang
ditetapkan Tuhan semuanya akan berlalu dan dilupakan. Tampaknya kita digiring untuk
menjadi pesimis, namun sebaliknya realistis dan bijaksana. Dalam cahaya iman kristiani
kita dapat memandang apa yang tersembunyi di balik kesia-siaan yang tidak dapat
dihindari, titik terang kemana kita seharusnya mengarahkan tujuan hidup kita. Ada keabadian yang menanti kita setelah kesia-siaan di dunia ini.
Apa yang tidak akan pernah berlalu adalah kasih (bdk. 1Kor 13:8), rahmat ilahi yang
kita terima cuma-cuma dari Allah, dasar dari esistensi kita sebagai ciptaan-Nya. Orang
yang memelihara kasih Ilahi dalam hatinya akan dituntun dalam menjalani hidup dan
karyanya setiap hari, tanpa lelah dan tidak berkurang semangatnya dalam mengikuti
Kristus. Setiap perjuangan, jerih payah dalam kesulitan dan kesusahan yang ditemui
tidak membuatnya putus asa tetapi dipandang sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan sejati: nikmat dalam hati yang hanya dirasakan bila bersama Allah (bdk. Pkh
2:25-26). Kenikmatan hati yang adalah rahmat dari Allah akan mendorong kita untuk
mengasihi orang lain dan membuat kita mampu melakukannya dalam kemurahan tanpa membeda-bedakan sesama kita. Bila kita bertekun di dalamnya hati kita akan dijadikan kuat dalam menanggung kelemahan pribadi dan orang lain dan tidak membalas perbuatan jahat yang dilakukan sesama. Sikap hati demikian yang akan mengantar
kita sampai pada kebahagiaan abadi bersama Allah bila kita setia sampai akhir.
Kerinduan untuk merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam lubuk hati akan terus
‘mendesak’ manusia hingga ia menemukan-Nya di dalam Allah. Demikian juga yang
dirasakan oleh raja Herodes yang oleh penginjil Lukas dikisahkan selalu gelisah ketika mendengarkan pewartaan Yohanes Pembaptis tentang Allah dan berusaha untuk
dapat bertemu dengan Yesus. Tetapi bila kita membiarkan hati kita terikat pada kekuasaan dan harta seperti Herodes, bagaimana kita dapat tiba pada Yang Abadi?
Sr. M. Grazia, OSB
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
28 September 2012 Kisah Orang Kudus : S. Lorenzo Ruiz, dkk
Pesta hari ini menghormati seorang awam
dari Filipina, St Lorenzo Ruiz, dan kelimabelas kawannya. Keenambelas martir ini
dibunuh karena iman pada tahun 1637
di Nagasaki, Jepang. St Lorenzo dilahirkan di Manila; seorang ayah dari sebuah
keluarga. Ia menggabungkan diri sebagai sukarelawan bersama para imam,
broeder dan kaum awam yang pergi ke
Jepang untuk mewartakan Injil.
Kelompok ini terdiri dari sembilan imam
Dominikan, dua broeder, dua perempuan
awam selibat dan tiga awam lainnya.
Semuanya berhubungan dengan Ordo
Dominikan dan semuanya lebih memilih
mati daripada mengingkari iman kepada Yesus. Mereka semua adalah para
misionaris yang berasal dari lima negara: Perancis, Italia, Jepang, Filipina dan
Spanyol.
Betapa mereka secara mengagumkan mengingatkan kita bahwa Gereja
menjangkau seluruh dunia! Para martir ini banyak menderita sebelum akhirnya
wafat dimartir, namun mereka tak hendak menyangkal iman Katolik. St Lorenzo
mengatakan kepada para hakim yang mengadilinya bahwa andai ia memiliki
seribu nyawa, ia akan menyerahkan semuanya untuk Kristus. Kelompok pahlawan yang gagah berani ini dimaklumkan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II
pada tanggal 18 Oktober 1987.
Marilah pada hari ini kita mengucap syukur kepada Tuhan atas penyelenggaraan ilahi-Nya bagi Gereja. Dan baiklah ucapan syukur ini kita wujudkan
dalam tetap setia kepada-Nya, kendati pencobaan dan aniaya.
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
29 September 2012 : Kita Pasti Bisa
Pesta St Mikael, St Gabriel , St Rafael
Dan 7 : 9-10, 13-14 atau Why 12:7-12a, Mzm 138 : 1-2a,2bc-3, 4-5, Yoh 1 : 47-51
Yoh 1:51 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka
dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Gereja memperingati Pesta tiga Malaikat besar yaitu Mikael, Gabriel dan Rafael pada
hari ini. Mikael pembela kebenaran yang membela kaum beriman dari kuasa jahat,
Gabriel pembawa kabar gembira dari Allah kepada manusia, dan Rafael sang penyembuh yang menyembuhkan manusia dari penyakit dan menguatkan jiwa. Betapa
mulianya Tuhan, sehingga Tuhan memberikan kita tiga malaikat besar ini untuk menjadi
perantara bagi kita. Para malaikat ini yang akan turun naik, kepada Yesus dan mempunyai peran yang besar dalam hidup iman kita. Karena itulah kita wajib bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, seperti tertulis dalam Mazmur 138 : 1. Malaikat adalah
ciptaan Tuhan untuk selalu menyertai kita di dalam kehidupan kita. Tiga malaikat besar
yang kita kenang di hari ini, merupakan penolong kita, untuk selalu menjaga kita agar
kita selalu berada dalam kebaikan. Tetapi kebaikan, juga merupakan pilihan kita. Kalau
kita memilih untuk bersikap tidak baik, itu berarti kita tidak “memanggil” malaikatNya
untuk selalu melindungi kita.
Seperti yang tertulis dalam Wahyu 12 : 7-8 “Timbullah peperangan di sorga. Mikhael
dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh
malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat
tempat lagi di sorga” , bahwa dalam kehidupan sehari-haripun kita selalu berperang
melawan hal-hal yang buruk. Naga bisa diartikan sebagai hal yang licik, hal yang
tidak baik. Dalam keluarga, dalam dunia kerja, di manapun lingkungan kita, sering kali
kita temui banyak orang-orang yang licik, jahat, mengambil keuntungan sendiri. Hal itu
bergantung pada kita, apakah kita bisa bertahan dalam kebaikan atau kita ikut terseret
menjadi naga dan ular.
Seringkali sulit bertahan menjadi orang yang tetap lembut hati , di tengah banyak orang
yang culas hati, sulit bertahan menjadi orang yang baik, di tengah banyak orang yang
jahat, tapi, itulah penghayatan iman kita, bagaimana kita tetap bisa bersikap lembut
hati, rendah hati, tulus di tengah badai kehidupan tentunya dengan bantuan malaikatmalaikat Tuhan. Untuk selalu tetap setia dalam tugas perutusan dan pelayanan kita
di tengah berbagai tantangan masalah dan hambatan. Dengan iman, dengan keinginan, dengan kasih, dengan berjalan bersama Roh Kudus, Para Malaikat, kita pasti
bisa…
Alin
Vol. 34/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
30 September 2012 : Jangan Cegah
Bil 11:25-29, Mzm 19:8,10,12-13,14, Yak 5:1-6, Mrk 9:38-43,45,47-48
Mrk 9:39Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun
yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku
Pada bacaan hari ini menceritakan para murid Yesus yang ingin mencegah
orang-orang yang bukan pengikut Yesus untuk melakukan mujizat di dalam
nama-Nya. Tetapi Yesus dengan tegas menjawab jangan cegah dia. Di sini
tampak bahwa Roh Allah dapat bekerja pada siapapun, dimanapun dan kapanpun. Tidak memandang apakah orang itu adalah orang katolik atau tidak.
Seperti halnya yang terjadi pada orang tua-tua pada bacaan pertama. Hal ini
yang saya sendiri rasakan pada saat saya sedang dalam proses pembuatan
skripsi. Pada saat itu saya belum dibaptis dan belum terlalu mengenal Tuhan
Yesus. Saat itu seperti tidak ada harapan buat saya untuk menyelesaikan skripsi
tepat waktu. Pada saat saya mendaftarkan tuk mengikuti sidang periode terakhir di semester yang bersangkutan. Skripsi yang saya buat jauh dari kata selesai. 3 hari terakhir menjelang sidang, semuanya terjadi seperti mujizat. Sungguh luar biasa, tidak menduga bahwa skripsi tersebut dapat selesai juga.
Pada bacaan ini juga kita ingin diingatkan bahwa kekayaan yang paling berharga dalam hidup kita adalah Tuhan Yesus itu sendiri. Tidak ada sesuatu apa
pun yang ada pada diri kita yang pantas lebih kita sayangkan daripada Kristus.
Sebab Kristuslah yang menebus dosa kita dengan mencurahkan darah-Nya
sebagai tebusan. Berkat Kristuslah kita manusia mempunyai harapan lagi untuk
mencapai hidup abadi. “Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung
daripada dengan utuh kedua tanganmu, dibuang ke dalam neraka, di dalam
api yang tak terpadamkan” (Mrk 9:43). Janganlah kita terperangkap dengan
menjadikan harta duniawi yang kita miliki di atas segala-galanya.
God Bless,
Santo
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 34/2012
Download