Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Nathasa Fresh JUICE ! managed by : Vol. 34/2012 Salam Fresh Juice… Bulan September dikenal sebagai bulan Kitab Suci bagi Gereja Katolik. Kita diingatkan kembali bahwa Firman Tuhan adalah pedoman hidup kita. Seperti dalam lagu berikut ini: FirmanMu Pelita bagi kakiku Dan terang bagi jalanku Saat kulemah dan hilang jalanku Tetaplah Kau disisiku Dan takkan kutakut sbab Engkau bersamaku Besertaku selamanya… Lagu ini singkat, liriknya pun pendek, tapi benar-benar mendalam artinya. Firman Tuhan bukan hanya menjadi pedoman kita di bulan ini saja, tapi biarlah selalu menjadi pegangan hidup kita disepanjang hidup kita. Karena semua janji Tuhan ada didalam Kitab Suci. Janji yang menyatakan kasihNya dalam hidup kita. Semoga kita semakin diingatkan untuk mencintai Kitab Suci, merenungkan firmanNya dan melaksanakan dalam hidup kita sehari-hari Semoga… www.DOJCC.com www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 1 Jadwal September 2012 Minggu 2 Sept Tugas Tatib 9.30 am di Gereja FX Minggu 9 Sept Gathering DOJ “Iman yang Menyembuhkan” Rabu 12 Sept Latihan Koor Misa Jumat-Sabtu 14-15 Sept Seminar Pengenalan DOJ “New Way of Life” pk.18.30 - 21.30 wita Minggu 16 Sept Tugas koor di Gereja FX pk 18.00 Gathering DOJ “I WILL FOLLOW HIM” Rabu 19 Sept Doa Taize Jumat 21 Sept Misa Syukur Ulang Tahun Komunitas DOJ di Pasturan Lantai 4 Sabtu Minggu 22-23 Tugas Parkir di Gereja FX Minggu 23 Sept Gathering Libur Rabu 26 Sept Latihan Koor Misa English + Sharing Group Sabtu 29 Sept Celebration Meal Minggu 30 Sept Tugas Koor pk. 18.00 - Gathering Libur 2 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 1 September 2012 : Setia sampai akhir Maria Margareta Redi 1Kor 1:26-31, Mzm 33:12-13,18-19,20-21, Mat 25:14-30 Mat 25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Membaca perikop ini, saya menjadi teringat akan sebuah film yang menceritakan kisah seekor anjing. Anjing itu bernama Hachiko. Dalam kisah nyatanya diceritakan Hachiko begitu setianya kepada tuannya yang bernama Profesor Hidesamuro Ueno. Profesor itu setiap hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan kereta api. Hachiko pun setiap hari setia menemani Profesor sampai stasiun. Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor kembali. Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun. Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan. Sampai suatu ketika, sang profesor terkena sakit jantung saat ia berada di kampus tempat ia mengajar. Sayang, profesor pun tak tertolong dan meninggal dunia. Hachiko, anjing sang profesor tak tahu bahwa tuannya telah meninggal. Ia dengan setia tetap menunggu di stasiun, menanti dengan harap sang profesor akan pulang. Berhari-hari Hachiko menunggu, tuannya tak kunjung pulang. Beberapa orang di stasiun yang mengetahui tuannya sudah meninggal berusaha membujuk Hachiko namun tak berhasil. Ia tetap menunggu dengan setia di stasiun. Sampai tubuhnya kering karena jarang makan. Selama 9 tahun setiap jam 3 sore ia tetap menunggu tuannya pulang. Sampai suatu ketika seorang pegawai menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai mati. Anjing ini, Hachiko, tahu arti sebuh kesetiaan. Bagaimana dengan kita sendiri? Mungkin kita merasa tak punya talenta. Mungkin kita merasa tak bisa berbuat apa- apa bagi komunitas atau bagi gereja. Tapi setidaknya kita bisa setia seperti Hachiko. Tuhan sudah menaruh talenta bagi setiap diri kita. Mungkin talenta kita tidak banyak. Mungkin kita hanya bisa memberikan perhatian bagi orang - orang di komunitas. Namun itu sudah lebih dari cukup. Saat kita setia kepada Tuhan, saat kita setia melayani dalam komunitas dengan apa yang kita miliki sampai akhir hayat hidup kita, itu sudah lebih dari cukup. Kini saya tahu dan saya sungguh bersyukur mengapa orang tua saya memberi saya nama Setiawan di nama belakang saya. Agar saya menjadi orang yang setia. Setia kepada istri, setia kepada keluarga, setia kepada komunitas, setia kepada gereja, setia dalam pelayanan, setia mencintai dan mengasihi Tuhan apapun yang terjadi. Salam Setia(wan) !! Yovie Setiawan Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 3 2 September 2012 : Persembahan Sebuah Hati Hari Minggu Biasa XXII Minggu Kitab Suci Nasional Ul 4:1-2,6-8, Mzm 15:2-3a,3cd-4ab,5, Yak 1:17-18,21b-22,27, Mrk 7:1-8,14-15, 21-23 Mrk. 7:6-8 “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” Di dalam pesan Injil hari ini, Yesus dengan tegas memperingatkan orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat. Karena mereka memperhatikan suatu praktek yang tidak boleh dilakukan oleh seorang Yahudi. Mereka melihat bahwa murid-murid Yesus tidak mencuci tangan mereka sebelum makan. Dengan itu mereka bertanya kepada Yesus. Namun demikian, “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” Yesus dengan tegas mengatakan dengan suatu kutipan dari Perjanjian Lama. Ia mengutip Yesaya dan mengatakan, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” Yesus mengingatkan mereka akan sesuatu hal yang sangat penting di dalam hidup, terlebih di dalam hidup keagamaan mereka. Yesus telah menyaksikan kelakuan mereka setiap hari. Mereka adalah orang yang hanya mengartikan agama sebagai hal atau ajaran yang beazaskan hukun dan ketentuan-ketentuan saja. Karena itu mereka selalu mengeritik setiap praktek yang tidak sesuai dengan hukum dan ketentuan. Di dalam perikop ini, Yesus ingin mengingatkan mereka bahwa yang yang terpenting di dalam hidup adalah persembahan diri seutuhnya kepada Allah. Persembahan itu bukannya lewat kata-kata tetapi persembahan sebuah hati yang polos dan yang berkenan kepada Allah. Dia mengatakan bahwa bangsa ini memuliakah Allah mereka hanya lewat bibir saja. Namun hati mereka jauh dari Allah. Setelah aku merenungkan bacaan ini, aku teringat bahwa, aku juga seringkali berlaku seperti itu. Aku berusaha untuk memelihara ajaran-ajaran dan ketentuan agama dengan baik. Namun hanya dengan kata-kata saja dan tanpa perbuatan. Aku yakin, kita semua pernah mengalami sepeti orang-orang Farisi itu. Kita lebih gampang memperhatikan dan menilai kelakuan orang yang lain yang tidak mengamalkan hukum dan ketentuan agama. Namun kita sendiri tidak mengamalkannya di dalam hidup kita setiap hari. Marilah kita berbenah dan memohon rahmat Tuhan agar kiga tibantu dan diarahkan seturut cara dan jalan Tuhan. Rm Joseph Neonbasu, MGL 4 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 3 September 2012 : Buku Pintar Kehidupan Gregorius Agung 1Kor 2:1-5, Mzm 119: 97,98,99,100,101,102, Luk 4:16-30 Mzm 119 : 98” PerintahMu membuat aku lebih bijaksana daripada musuh-musuhku sebab selama-lamanya itu ada padaku” Banyak orang kehilangan kesempatan-kesempatan penting dalam kehidupan mereka karena mereka terbiasa dengan status quo. Mereka tidak berani mengharapkan yang lebih baik. Mereka menolak untuk memberi ruang untuk cara berpikir untuk hal-hal baru yang Tuhan ingin lakukan dalam kehidupan mereka. Saat sebuah kesempatan besar datang, daripada mengambilnya dan meningkat dalam iman, mempercayai yang terbaik, sebaliknya mereka malah berkata,” Yah, itu tidak pernah terjadi padaku. Itu terlalu bagus untuk menjadi nyata.” atau mungkin berkata,”Orang tua saya miskin, Tak seorangpun dalam keluarga saya pernah mencapai sesuatu yang berarti, jadi saya kira saya juga tidak akan.” Ada sebuah kisah yang menggambarkan bagaimana kita sering kali menetapkan pandangan kita terlalu rendah. Seekor katak dilahirkan di dasar sebuah sumur yang kecil. Ia dan keluarganya tinggal disana, dan ia cukup puas. Ia berpikir, kehidupan tidak akan lebih baik lagi dari ini. Suatu hari dia menengadah dan memperhatikan sinar dipuncak sumur itu. Katak itu merasa ingin tahu, dengan bertanya-tanya apa yang ada dia atas sana. Ia memanjat dinding sumur itu dan dengan hati-hati mengintip dari pinggir sumur itu. Yang pertama kali dilihatnya adalah sebuah kolam. Kolam itu ribuan kali lebih besar jika dibandingkan dengan sumur itu. Ia berjalan lebih jauh dan menemukan sebuah danau besar. Akhirnya katak sampai juga ke laut. Sekarang dia menyadari betapa terbatasnya cara berpikirnya selama ini. Sumur itu hanyalah setetes air dalam sebuah ember dibanding dengan apa yang Tuhan ingin kita nikmati. Seperti halnya katak kecil itu. Kita sering terkukung dalam sumur kecil kita sendiri. Itu adalah semua yang pernah kita ketahui, suatu tingkat kehidupan tertentu, suatu cara pikir tertentu. Sementara Tuhan memiliki jauh lebih banyak lagi yang disimpan-Nya bagi kita. Impian Tuhan agar hidup kita jauh lebih besar dan lebih baik daripada yang dapat kita bayangkan. Semua yang terbaik yang dapat Tuhan berikan bagi kita. Dibulan kitab suci ini, kita diingatkan kembali, akan begitu kayanya firman Tuhan yang telah diberikanNya bagi kita. Seperti yang disampaikan oleh Sang Pemazmur: “PerintahMu membuat aku lebih bijaksana daripada musuh-musuhku sebab selama-lamanya itu ada padaku.” Dengan merenungkan firman Tuhan setiap hari, menjadikan kita mengenal Tuhan dalam setiap perkenananNya, rencanaNya, janji-janjiNya dalam kehidupan kita. Marilah kita berhenti membatasi Tuhan. Tuhan ingin kita berjalan lebih jauh dibanding yang pernah kita jalani sebelumnya. Beranilah bermimpi lebih besar lagi, seperti halnya si katak itu, Tuhan memiliki lautan yang Ia ingin kita nikmati. No matter how long it’s been, no matter how impossible it looks, if you’ll stay in faith, your time is coming. Lulu Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 5 4 September 2012 : Kita Memiliki Pikiran Kristus Rosa dr Viterbo 1Kor 2:10b-16, Mzm 145:8-9,10-11,12-13ab,13cd-14, Luk 4:31-37 1 kor 2:12 Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Tiap hari kita dibanjiri dengan pelbagai berita entah melalui surat kabar, telivisi atau juga ketika kita mengakses internet/facebook. Aneka berita yang diperoleh sadar atau tidak membentuk watak dan perilaku kita dalam melihat dan menilai hidup. Hal itu juga mempengaruhi pola hidup dan bahkan iman kita. Ada pengalaman pribadi yang ingin saya sharingkan untuk fresh juice kali ini. Suatu hari (di Canberra), saya membuka facebook, dan mendapat pesan singkat melalui facebook dari temanku. Isi pesan tersebut berupa perasaan tidak puas atau kesal terhadap saya. Ketika membaca isi pesan itu, hatiku sedih dan serentak merasa marah. Hal yang membuatku marah bukan hanya pesannya, tapi lebih dari itu karena dia menggunakan sarana komunikasi umum untuk menyalurkan pendapat pribadi yang kurang pantas terhadap orang lain. Kedua bacaan Kitab Suci hari ini menantang kita untuk melihat dan menilai cara hidup kita baik sebagai pribadi maupun komunitas. Apakah anda dan saya mau dibentuk oleh ‘dunia’ ini? Tentu saja tidak. St. Paulus dalam suratnya mengatakan bahwa, “Kita tidak menerima roh dunia ini, tetapi Roh yang berasal dari Allah, agar oleh Roh itu kita dapat memahami karunia yang telah diberikan kepada kita oleh Allah dalam kebaikan-Nya” (Ikor 2:12). Tuhan Yesus adalah gambaran kebaikan Bapa bagi anak-anak-Nya. Hal itu bukan hanya dialami oleh orang-orang yang hidup pada zaman Tuhan Yesus saja, tapi juga kita yang sekarang hidup di zaman modern ini melalui kesaksian para rasul-Nya. Dalam diri Tuhan Yesus hadir otoritas atau kuasa Allah terhadap segala sesuatu yang mengungkungi hidup dan pola pikir manusia, terutama saya dan anda sekalian. Kita tampaknya ingin menyerah saja ketika berhadapan dengan situasi hidup yang melampui kemampuan kita. Terutama ketika saya dan anda menghadapi cobaan atau tantangan dalam hidup iman. Kepada saya dan anda, Tuhan Yesus menunjukan bahwa dalam Dia tak ada yang mampu melawan-Nya. Sebagaimana kita dengar dalam injil hari ini, Tuhan Yesus menghardik setan dan berkata, “Diam dan keluarlah dari orang ini!” (Mat. 4:35). Tuhan Yesus kami berdoa dengan rendah hati datang dan hardiklah segala sesuatu yang merintangi serta membutakan hati dan iman kami saat ini. Melalui otoritas para rasul-Mu dalam Gereja, anugerahkan kami Roh Kebijaksanaan dalam hati dan budi kami agar kami mampu berkajang dan mengarungi bahtera hidup kami menuju pelabuhan hidup abadi dalam kerajaan Bapa, Putra dan Roh Kudus di mana Engkau meraja kini dan selamanya Amin. Fr. Anis, MGL 6 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 5 September 2012 : J-Klinik is not lose also compared with T-Fang Klinik 1Kor 3:1-9,Mzm 33:12-13,14-15,20-21,Luk 4:38-44 Luk 4:40 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Sebelum membuat tulisan ini, saya berpikir topik apa ya yang akan saya angkat ! Nach yang lagi hangat-hangatnya beberapa hari sebelum Idul Fitri 2012 ini adalah berita mengenai Klinik Tong Fang. Yup, teman-teman tentu sudah pernah mendengar atau bahkan melihat iklannya di televisi khan ? Seminggu sebelum Idul Fitri, berita mengenai Klinik ini jadi trending topic di berbagai media sosial seperti FB, BB, Twitter, dsb. Berikut beberapa cuplikan berita di beberapa surat kabar elektronik : “Kami sudah memanggil dan memeriksa yang bersangkutan. Keberadaaan dan izin kliniknya sudah ada. Jadi, yang bermasalah hanya periklanannya saja,” ujar Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Utara, Bambang Suheri. Menurutnya, dari segi bahan baku obat serta pendirian klinik, Tong Fang memang telah mengantongi izin. Namun, iklan Klinik Tong Fang yang selama ini beredar, sambungnya, telah menyalahi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1787/Menkes/Per/XII/2010 tentang Iklan dan Publikasi Pelayanan Kesehatan, serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 386/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Tradisional. (http://www.metrotvnews.com)Sudah bisa ditebak khan, kenapa klinik ini bisa menjadi Trending Topic beberapa jejaring sosial ? Saya aja yang lihat iklannya di TV, seakan pengen lihat terus. Mantap banget dah pokoknya kesaksian dari salah satu bapak di dalam iklan itu. Menjadi persoalan, ketika mereka mempublikasikan iklan itu secara berlebihan. Testimoni yang disampaikan juga perlu dibuktikan kembali kebenarannya, dan dari Dinas Kesehatan Jakarta Utara sendiri, hal tersebut juga sudah disampaikan sebagai peringatan bagi pengelola Klinik Tong Fang untuk merubah isi iklan yang ditayangkan di televisi. Sebagai manusia biasa, kita terkadang sering juga terpengaruh dengan iklan-iklan atau pengobatan yang menjanjikan kesembuhan secara instan dan dengan biaya yang terjangkau. Mana biaya rumah sakit mahal, obat-obatan juga banyak yang harus dibeli, dan masih banyak factor lain yang menjadi pertimbangan kita. Gak ada salahnya sich, kita mencoba pengobatan alternatif yang ada di sekitar kita – hanya kita mesti hati-hati dan waspada apakah tempat yang akan kita kunjungi memang benar bagus kualitasnya dan terbukti mampu menyembuhkan beberapa penyakit. Terlepas dari semua itu, kita tetap berdoa dan mempercayakan kesehatan dan kesembuhan kita kepada sang Penyembuh Sejati yaitu Tuhan Yesus sendiri. Dengan kuasa dan penumpangan tanganNya, ia mampu menyembuhkan setiap mereka yang sakit. Mukjizat kesembuhan pun banyak terjadi, dan semakin tersebar ke seluruh penjuru bumi. Yesus merupakan contoh “Klinik Tempoe Doeloe” yang gak pernah kegerus dengan perkembangan zaman. Munculnya klinik atau sarana-sarana kesehatan merupakan faktor yang membantu kita untuk terlepas dari penyakit kita dan mengalami kesembuhan seperti sedia kala. Yesus pun tidak pernah gembar-gembor ketika Ia akan datang menyembuhkan orang, melainkan orang banyak saling bercerita satu sama lain dari tempat satu ke tempat yang lain, sehingga nama Yesus sebagai the Real Healer benar – benar dikenal dan semua orang datang kepada-Nya. Gak perlu biaya mahal lagi, resep obat yang ditebus di Apotek, dan segala embel-embelnya. It’s all free, and kita bisa sembuh ketika kita percaya dan pasrah untuk setiap hal yang Ia lakukan dalam hidup kita. KRIS Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 7 6 September 2012 : Jangan Takut 1Kor 3:18-23, Mzm 24:1-2, 3-4ab,5-6; Luk 5:1-11. Luk 5;10d, “Kata Yesus kepada Simon, JANGAN TAKUT mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia.” Rupanya kata, “JANGAN TAKUT” mengandung kekuatan yang luar biasa. Seorang anak kecil yang gemetar melihat sesuatu yang tidak biasa, akan menjadi tenang mendengar kata-kata ini dari ibunya, ayahnya, kakaknya, atau pengasuhnya. Begitu pula kita, siapa pun, yang ragu untuk melakukan sesuatu, akan menjadi teguh dengan kata-kata ini bila diucapkan seseorang di dekatnya. Apalagi, bila diucapkan sambil menepuk pundak, memandang matanya atau memeluk, pasti lebih tenang dan lebih pasti membuat sirna segala aura negatif yang menyelubungi seseorang atau bahkan suatu bangsa<<Jadi ingat ketika Beato Yohanes Paulus II mengucapkan kata ini, “Jangan takut” dalam Misa Perdananya sebagai Paus di Polandia. Itu menjadi kekuatan bagi bangsa Polandia dan Negara Eropa Timur lainnya berani berjuang bebas dari komunisme yang telah menindas mereka ratusan tahun. Luar biasa!!. Sebelum mengucapkan kata ‘Jangan takut’ kepada Simon, Yesus telah lebih dahulu memilih perahu Simon sebagai tempat Ia berkotbah kepada banyak orang yang mengelilingi Dia di sekitar danau Genesaret. Setelah berkotbah, mungkin sebagai ucapan terima kasih, Yesus menyuruh Simon, membawa perahunya lebih dalam lagi dengan perintah yang jelas, ‘bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.’ Simon yang kemudian menjadi Rasul Petrus yang selalu berani mengemukakan pendapat ini, walau protes saat itu tetap tunduk dan melakukan perintah Yesus dan ia serta teman-temannya takjub dengan apa yang mereka lihat dan alami. Kata ‘Jangan takut’ yang diucapkan Yesus kepada Simon, mampu membuat Simon dan teman-temannya kemudian meninggalkan perahu mereka dan mengikuti Yesus. Menjadi rasul-rasulNya. Menjala manusia. Kata “Jangan takut” yang diucapkan Yesus kepada Simon, mampu mengubah Simon menjadi rasul Petrus, Pemimpin para Rasul, Paus Pertama dari sebuah Gereja yang menjadi satu-satunya agama yang memiliki , “Tahta Suci.” Marilah kita mendengarkan suara Yesus untuk kita yang berkata, ‘Jangan takut’ untuk panggilan pribadi-Nya bagi kita masing-masing. Dan marilah kita mengucapkan katakata ini, “Jangan takut’ sebagai perpanjangan kata-kata Yesus kepada orang-orang di sekeliling kita yang membutuhkan peneguhan untuk panggilan hidupnya. NaRitA 8 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 7 September 2012 : Puasa Regina 1 Kor 4: 1-5, Mzm 37: 3-4, 5-6, 27-28, 39-40, Luk 5: 33-39 Luk 5:33-35 : Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus:” Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid Mu makan dan minum. Jawab Yesus kepada mereka:” Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka ? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka pada waktu itulah mereka akan berpuasa”. Puasa yang di maksudkan oleh orang Farisi pada ayat di atas adalah puasa yang merupakan kewajiban dalam agama Yahudi, sedangkan puasa yang dilaksanakan oleh para murid Yesus adalah puasa yang terkait erat dengan kehadiranNya yang menyelamatkan . Dalam berpuasa para murid mempersatukan diri dengan misteri Yesus dalam karya penyelamatanNya. Bagi kita puasa pertama-tama karena kita ingin mencari hadirat Allah, merendahkan diri dihadapanNya, dan mohon ampun atas segala kesalahan yang selama ini kita lakukan. Karena itu puasa merupakan tanda pertobatan dan penyangkalan diri dimana kita belajar untuk menata dorongan batin yang tidak teratur yang berlawanan dengan perintah Tuhan. Puasa juga membantu kita untuk mengosongkan kehendak pribadi serta membuka diri bagi kehendak Tuhan bagi kita, sehingga kehendakNya menjadi kehendak kita juga. Karena kehendak Tuhan yang terutama adalah keselamatan dunia, maka melalui puasa dan pantang, kita diundang Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia, dengan cara yang paling sederhana, yaitu berdoa dan menyatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib. Dengan menerima undangan Tuhan untuk ikut serta dalam karya keselamatan dunia , kita dapat mulai mendoakan keselamatan bagi semua orang, dimulai dengan orang yang terdekat dengan kita:orang tua, suami/ istri, anak, saudara, teman sekolah/kuliah, rekan kerja, tetangga , dan pada akhirnya juga mereka semua yang pernah kita kenal, kita lihat atau berpapasan dengan kita di jalan atau dimana saja. Doa: Bapa yang Maha baik kami sangat membutuhkan rahmat pertolonganMu agar kami dapat memenuhi undanganMu untuk senantiasa berdoa bagi semua orang sehingga kami dapat turut serta mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia. Amin. Betty Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 9 8 September 2012 : Sembahyang Meja Pesta Kelahiran SP Maria Mi 5:1-4a atau Rm 8:28-30,Mzm 13:6ab,6cd, Mat 1:1-16,18-23 Mat 1 : 17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus. Ketika saya menulis renungan ini, saya mendapat undangan dari sepupu saya. Hari ini adalah perayaan Chiat Kwe, seperti hari arwah bagi masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia. Saya sudah lama tidak mengikuti tradisi ini, karena keluarga saya tidak lagi meneruskan tradisi Tionghoa. Keluarga sepupu masih merayakannya dan dilakukan di rumah besar (rumah tempat nenek tinggal dulu). Satu hal yang saya ingat dari perayaan ini adalah : Makanan yang berlimpah limpah ! Pagi pagi, orang tua saya akan menyiapkan banyak makanan dan buah buahan, jumlahnya harus ganjil, dan jumlah makanan itu hanya boleh dihitung saat sembahyang sudah mau dimulai. Meja diatur dengan rapih, dengan kursi di kiri kanan meja, sedang kan di ujung meja, kursi akan dikosongkan untuk menaruh dupa. Makanan disusun diatasnya. Konon setelah acara sembahyang usai, makanan akan terasa hambar. Dulu saya percaya, arwah sudah menyedot rasa masakan hingga rasa makanan menjadi hambar. Dupa akan dibakar dan dua koin akan dilempar, koin ini akan menandakan apakah arwah sudah datang atau belum, dan setelah beberapa jam, koin akan dilempar lagi, untuk memastikan apakah arwah sudah pulang. Pernah papa saya kewalahan karena arwah tidak mau pulang pulang, koin yang diharapkan tidak keluar keluar. Padahal sudah dilempat 3x !. Wah kami sekeluarga harus puasa kalau arwah tidak pulang-pulang. Sebagai seorang Katolik, mama saya mulai ragu untuk meneruskan tradisi ini, apakah ini tidak bertentangan dengan Iman Katolik yang kita percayai ? Apakah Tuhan akan marah ? Bagi kami anak anaknya, tidak menjadi masalah. Yang kami tahu, tradisi ini memberi kita kesempatan makan enak seharian ! Pada satu kesempatan, mama saya menanyakan hal ini kepada Pastor, dan mendapatkan jawaban yang melegakan. Pastor bertanya kembali, Siapakah yang sedang kita doakan dalam sembahyang ini. Dan mama saya menjawab dengan jelas, orang tua dan leluhur. Lalu Pastor berkata,”Sejauh tidak menduakan Tuhan, berdoa untuk orang tua adalah kebaikan. Sehingga kita tidak lupa, kita berasal dari mana”. Jawaban ini membuatnya lega. Mama saya melanjutkan tradisi ini sampai beberapa tahun ke depan, sampai akhirnya ia memutuskan untuk tidak melanjutkannya lagi. Bukan karena, iman Katoliknya semakin kuat (tapi mungkin juga karena itu), tapi karena anak anaknya sudah tidak tinggal di rumah lagi, dan banyak makanan yang ngak dimakan ! Jeff (Jakarta) 10 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 9 September 2012 : Dari Mulut ke Telinga Hari Minggu Biasa XXIII Yes 35:4-7a,Mzm. 146:7-10Mrk. 7:31-37 Mrk 7:34-3 Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Telinga dan mulut adalah dua alat indra yang saling berhubungan. Biasanya kalau seseorang tuli, akan sulit untuk berbicara karena tidak mempunyai pengalaman mendengarkan kata-kata atau suatu ucapan dari orang lain yang bisa ditiru untuk diucapkan oleh mulut. Bisu-tuli terjadi karena telinga dan mulut yang terkunci. Dan sabda Yesus pada bacaan hari ini “EFATA” yang artinya terbukalah, adalah kuasa Tuhan Yesus yang di atas segalagalanya dan melampaui segala logika. Hanya dengan satu kata saja, Yesus membuat suatu mukjizat. Sungguh luar biasa! Yang menarik adalah yang terjadi sesudah mulut dan telinga terbuka. Mulut dan telinga yang sudah bisa digunakan untuk berbicara dan mendengarkan lagi. Dikatakan di dalam Injil bahwa orang yang telah disembuhkan itu berkata-kata DENGAN BAIK. Orang tersebut berkata-kata dengan baik setelah mendengarkan hal-hal yang baik dari Yesus. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah hal-hal yang baik yang didengar dan juga yang dikata-katakan? Banyak, bisa jadi ucapan syukur, memuji Tuhan, berterimakasih, memaafkan, meminta tolong dengan sopan, memberikan petunjuk yang benar, dan lain sebagainya. Menjadi bahan renungan buat kita semua terutama orang tua yang mempunyai anakanak yang suka meniru apa yang dikatakan oleh orang lain. Perkataan-perkataan yang baik yang diucapkan oleh orang tua akan secara tidak langsung terekam di otak sang anak. Jadi, ikutilah sabda Yesus pada hari ini “EFATA” dan biarlah hanya perkataan-perkataan yang baik saja yang keluar dari mulut kita sehingga orang lain bisa mendengarkannya dengan senang hari, menirunya dan memuliakan Allah Bapa kita di surga. Jauhkanlah segala perkataan-perkataan yang jorok, kotor apalagi yang berbau gossip yang hanya akan menyesatkan saja. Rm. Vincent, MGL Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 11 10 September 2012 : Melayani dengan Kasih dan Sabar 1Kor 5:1-8, Mzm 5:5-6,7,12, Luk 6:6-11 Luk 6:9 “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan di hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya…….” Setiap tugas jaga parkir, saya selalu memperhatikan setiap orang yang datang ke gereja. Ada saja tingkah laku yang saya perhatikan, ada yang terlambat untuk misa tapi maksa untuk bisa parkir mobilnya di dalam agar lebih dekat, karena kalau harus parkir di lapangan kosong sebelah katanya harus berjalan jauh. Apalagi saat membawa kotak parkir, banyak mobil yang pingin keluar cepat kalau tidak dapat keluar cepat petugas parkir di marah-marah trus memberi uang recehan dengan melempar. Seperti yang saya alami beberapa hari lalu saat DOJCC bertugas parkir, seperti biasa saya selalu bertugas membawa kotak parkir untuk di mobil depan gereja. Pada saat misa usai, saya melihat pintu gerbang masuk masih terbuka, saya kuatir mobil-mobil bisa mundur dan keluar lewat situ sehingga bisa membuat jalan depan gereja macet karena ada 2 pintu mobil keluar. Saya meminta salah seorang di depan pos satpam untuk segera menutup pintu tersebut, namun pada saat saya meminta menutup ada mobil Jeep Mercedez Benz yang mau mundur. Karena pintu ditutup bapak yang mengendarai mobil tersebut marah-marah dan memaki-maki saya. Saya tidak mempedulikan karena saya juga masih sibuk menerima umat lain membayar parkir, hingga sampai giliran mobil si bapak tadi di hadapan saya, kembali dia memandang saya dengan emosi dan memaki sambil melempar uang koin 200 empat biji di hadapan saya. Saya sebenarnya marah tapi berusaha untuk menyabarkan diri, karena saat itu dalam pelayanan. Saya sedih mengapa orang yang baru saja beberapa menit keluar dari Misa dan masih dalam lingkungan gereja bisa menyakiti sesama seperti itu. Dan lupa dengan firman dan ekaristi yang baru di santapnya. Seperti firman hari ini Yesus bertanya kepada kita semua, agar setiap hari minggu kita selalu mendapatkan santapan rohani dan kita bisa membagikan itu untuk setiap orang yang kita jumpai. Untuk apa kalau setiap misa kita datang hanya digunakan sebagai rutinitas sebagai orang katolik setiap minggu ke gereja, tetapi setelah keluar gereja kita tidak membagikan damai sukacita Kristus ke sesama kita. Marilah kita mulai belajar untuk boleh semakin bertumbuh dalam iman, sehingga kita bisa berbuat baik setiap saat. (Rina) 12 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 11 September 2012 : Perlukah Mencari Keadilan Yohanes Gabriel Perboyre 1Kor 6:1-11,Mzm 149:1-2,3-4,5-6a,9b, Luk 6:12-19 1 Kor 6:9 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang - orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah” Disaat membaca di bacaan yang pertama dari Korintus, saya bingung sekali apa yang akan saya tulis untuk bisa dibagikan di renungan fresh juice hari ini. Saya jadi teringat beberapa bulan yang lalu mempunyai sedikit perselisihan masalah dengan teman saya. Dimana saya merasakan suatu tuduhan yang tidak benar terhadap saya, sungguh itu sangat menyakitkan dan sulit untuk saya lupakan. Hari berganti hari tanpa terasa kejadian itu menjadi suatu kenangan InDaH yang tak akan terlupakan dalam hidup saya. Saat membaca dari surat Korintus hari ini, rasanya suatu teguran bagi saya. Karena pada saat adanya perselisihan kemarin, saya berusaha mencari keadilan. Di dalam perikop hari ini dituliskan “Apakah ada seorang diantara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang - orang yang tidak benar, dan bukan pada orang - orang kudus?” Pada saat itu saya berusaha mencari keadilan pada teman - teman saya yang lain, seharusnya tidak diperbolehkan begitu. Suatu teguran hari ini pada saya bahwa disaat kita memiliki perselisihan sebaiknya kita harus mencari kebenaran itu pada Allah langsung dan bukan mencari keadilan pada orang - orang lain. Setelah merenungkan dari bacaan hari ini jadi teringat pada waktu itu saya telah melakukan ketidakadilan dan itu mendatangkan kerugian, baik pada diri saya maupun buat teman saya. Di dalam ayat 9 ditegaskan “Atau tidak tahukan kamu, bahwa orang - orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah? Apakah benar kita tidak akan mendapatkan tempat dalam kerajaan Allah disaat kita melakukan ketidakadilan? Teman - teman semua jangan kuwatir, disaat kita mau bertobat, meminta ampun dan meyerahkan sepenuhnya kekalahan kita pada Tuhan, Dia akan bekerja secara luar biasa menyembuhkan kita. Saya merasakan itu semua, tepat dihari ulang tahun 3 Juli kemarin saya mendapatkan sakramen tobat dan sampai sekarang saat menulis renungan ini saya masih mengalami suatu pemulihan dan kelegaan yang luar biasa. Karena Allah itu maha baik dan maha pengampun pada ayat berikutnya Dia mengatakan “Dan beberapa orang di antara kamu demikian dahulu. Tetapi kamu telah disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.” Dalam bacaan Injil hari ini juga sangat memberkati, Tuhan Yesus memanggil kedua belas muridNya dan orang - orang banyak untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Kitapun semua diundang olehNya untuk memperoleh kesembuhan. Mari kita semua berusaha datang dan menjamah jubahNya agar setiap berkat dan Roh Kudus melindungi, menyertai setiap kehidupan kita. Yudi Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 13 12 September 2012 : Mari Kita Bermiskin Hati, Mari Kita Memberi Yohanes Krisostomus 1Kor 7:25-31, Mzm 45:11-12,14-15,16-17,Luk 6:20-26 Luk 6:20 “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah” Kemiskinan adalah suatu kondisi yang dimata dunia dinilai sangat rendah. Banyak kesulitan dan penderitaan yang datang silih berganti kalau kita miskin. Siapa sih sebenarnya yang mau jadi miskin? Sangat masuk akal kalau kita, pemerintah, dan semua orang mau memberantas kemiskinan. Lalu mengapa Yesus berkata, berbahagialah hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah? Apakah Dia hanya ingin menghibur orang miskin? Benarkah pernyataan Yesus ini? Di perikop ini Yesus menunjukkan bahwa kerajaan dunia (yang selalu disimbolkan dengan segala yang mewah) itu sangat bertolak belakang dengan Kerajaan Allah. Ia menunjukkan kepada kita bahwa kebahagiaan yang sebenarnya, kebahagiaan surgawi itu sungguh bisa kita miliki sekarang, tanpa kita harus memaksakan diri terus terusan mencari kebahagiaan yang semu dari kekayaan. Kita, baik yang kaya maupun yang miskin bisa menikmati Kerajaan Surga sekarang juga dengan memilih untuk menjadi lebih miskin, yaitu dengan memberi. Ini bukan berarti kita bermalas malasan, tetapi kita tetap perlu bekerja mencari makan dan kebutuhan lain secukupnya. Ini juga bukan berarti kita semua dipanggil untuk secara gegabah memberikan semua yang kita miliki. (Walaupun mungkin juga ada beberapa yang sungguh dipanggil seperti si anak muda yang kaya raya). Tetapi kita semua dipanggil untuk mempunyai sikap hati yang benar, sikap hati seorang yang miskin, sikap hati yang sadar bahwa apa yang kita miliki adalah semua milik Tuhan. Kalau sikap hati kita benar maka kita semakin bisa menggunakan apa yang kita miliki secara seimbang, baik itu untuk kebutuhan diri kita sendiri atau untuk sesama yang lain, tanpa ada rasa beban memberi. Disini kita bisa periksa diri: apakah ada kelekatan di hati kita dengan materi duniawi yang menjauhkan hati kita dari Kerajaan Allah. Kalau hati kita bersih, biasanya kita malah merasa bersyukur dan bahagia. Pastilah pernah kita semua merasakan betapa bahagianya sewaktu kita memberikan sedekah, apalagi yang benar benar berarti misalnya jumlah uang yang sangat besar artinya untuk kita sendiri. Ya Yesus, Engkaulah Tuhan kami, Engkaulah yang empunya Kerajaan Allah, yang lahir miskin diantara kami. Kirimlah Roh Kudusmu agar kamipun mau menjadi lebih lagi seperti Engkau, sedikit lebih miskin lagi dengan mau lebih memberi. Bebaskanlah kami dari kelekatan hati kepada barang barang duniawi, sehingga kami bisa memberi dengan hati yang ikhlas dan bisa lebih lagi menikmati Kerajaan SurgaMu - menemukan Engkau disetiap orang yang kami kasihi, yang kami sedekahi. Ya Yesus, kami percaya bahwa dari apa yang kami memberi, kami menerima lebih lagi karena kami menerima kebahagiaan dari KerajaanMu. Fr. David, MGL 14 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 13 September 2012 Belas Kasihan Yohanes Krisostomus 1 Kor 8,1b-7, 11-13Mzm 139,1-3, 13-14ab, 23-24Luk 6,27-38 Luk 6:27 “ … Kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu” Pengajaran tentang mengasihi sesama dalam kemurahan hati disampaikan Yesus kepada orang banyak setelah serangkaian ucapan bahagia dan peringatan. Yesus melimpahi umat yang mendengarkan-Nya dengan ajakan sekaligus perintah untuk mengampuni, mengasihi dan membalas dengan kebaikan terutama kepada orang yang memusuhi mereka. “Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Luk 6:31). Apa yang diajarkan Yesus tampaknya seperti etika moral yang ditemui dalam hidup bermasyarakat pada umumnya, tetapi penekanan pada “kasihilah musuhmu” (Luk 6:34) hanya dapat kita temui dalam Injil Lukas. Sebagai pengikut Kristus kita diajak untuk memenuhi hati kita dengan kehendak baik terhadap sesama, juga terhadap musuh. Kunci dari sikap hati ini disampaikan Yesus pada akhir perikop “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:36). Kepada kita diberi acuan yang ‘sempurna’ (tidak terbatas), yakni Kasih Allah. Kita menjadi anak-anak Allah yang sejati dengan meniru apa yang Ia telah lakukan bagi kita, meniru perbuatan kasih-Nya. Bagi Yesus tidak ada lagi musuh yang perlu dibenci atau dilawan. Bagi Dia dan juga bagi setiap murid-Nya hanya ada saudara dan saudari yang harus dikasihi, dikoreksi (bila perlu) dan dihantar pada keselamatan. Allah bertindak selalu dengan belas kasihan dan kebaikan kepada semua manusia, terutama pada mereka yang menjauhkan diri daripada-Nya. Dengan rahmat-Nya Ia menuntun kita kembali kepada-Nya, Kasih yang tanpa batas. Karena itu S. Paulus dalam surat kepada umat di Korintus menegaskan bahwa “… tidak ada allah lain selain Allah yang Esa” (1Kor 8:4). Kebenaran ini adalah penuntun bagi kita dalam berperilaku di tengah dunia yang tidak mengenal-Nya. Kasih adalah ukuran dari kebebasan kita, bukan pengetahuan. Kebebasan seorang pengikut Kristus dihidupi dengan benar bila selalu hidup dalam kasih Allah: mengusahakan kebaikan bagi sesama untuk menghantar pada keselamatan dan menghindari menjadi batu sandungan karena bersikeras pada pengetahuan kita yang tidak sempurna. Sr. M. Ildegarde, OSB Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 15 14 September 2012 Kisah Orang Kudus : St. Yohanes Krisostomus St. Yohanes Krisostomus dilahirkan di Antiokhia sekitar tahun 344. Ayahnya meninggal ketika ia masih bayi. Ibunya memilih untuk tidak menikah lagi. Ia mencurahkan seluruh perhatiannya untuk membesarkan putra dan putrinya. Ibunya banyak berkorban agar Yohanes kelak dapat menjadi salah seorang guru yang terbaik. Yohanes seorang anak yang amat cerdas dan kelak pasti dapat menjadi seorang yang hebat. Jika Yohanes bercerita, semua orang senang mendengarkannya. Sesungguhnya, namanya, Krisostomus berarti “Bermulut emas.” Namun demikian, Yohanes ingin memberikan dirinya seutuhnya kepada Tuhan. Ia menjadi seorang imam dan di kemudian hari diangkat menjadi uskup kota besar Konstantinopel. St. Yohanes adalah seorang uskup yang mengagumkan. Meskipun ia selalu sakit, ia melakukan begitu banyak karya yang mengagumkan. Ia berkhotbah satu atau dua kali sehari, memberi makan fakir miskin serta memberikan perhatian kepada yatim piatu. Ia memperbaiki kebiasaan umat berbuat dosa serta menghentikan pertunjukan-pertunjukkan yang tidak layak dipertontonkan. Ia mengasihi semua orang, namun demikian ia tidak takut untuk menegur mereka, bahkan ratu sekalipun, apabila mereka berbuat salah. Karena memerangi dosa, St. Yohanes mempunyai banyak musuh - bahkan ratu sendiri. Ratu mengusirnya dari Konstantinopel. Dalam perjalanan, St Yohanes menderita demam yang hebat, kekurangan makan serta kurang istirahat. Meskipun begitu, ia berbahagia dapat menderita bagi Yesus. Sesaat sebelum kematiannya, ia berseru, “Kemuliaan kepada Allah!” St. Yohanes wafat di Turki pada tanggal 14 September 407. Hujan es dan angin ribut yang dahsyat menyerang Konstantinopel pada saat ia meninggal. Empat hari kemudian, ratu yang jahat itu pun meninggal juga. Puteranya menghormati jenasah St. Yohanes dan menunjukkan betapa ia menyesal atas apa yang telah diperbuat ibunya. “Jika Kristus besertaku, kepada siapakah aku harus takut?” ~ St. Yohanes Krisostomus “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” 16 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 15 September 2012 : Devosi Kepada Bunda Perayaan Bunda Maria Berduka Cita 1 Kor 10 : 14-22 atau Ibr 5 : 7 – 9; Mzm 31 : 2-3 A, 3 B-4, 5-6, 15-16, Yoh 19 : 25-27 atau Luk 2 : 33 - 35 Yoh 19:27 “ Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya “ Hari ini adalah hari Raya : Santa Perawan Maria Berduka Cita. Dalam kalender liturgy Gereja Katholik, hari ini merupakan hari perayaan yang setingkat peringatan atau memoria. Ada beberapa perayaan dalam kalender gereja Katholik, yang merayakan tentang Bunda Maria, dan hari ini, kita merayakan salah satu perayaan Bunda Maria. Seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 19 : 25 – 27, sebelum Yesus wafat di kayu salib, Dia telah memberikan Maria sebagai Bunda kita. Kehidupan Bunda Maria, merupakan kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan puteraNya, Yesus. Seperti hari ini, kita memperingati hari raya Bunda Maria berduka cita, yang salah satu sebab duka citanya adalah karena penyaliban Puteranya. Hari ini, kita mencoba untuk mengenangkan dukacita Bunda Maria. Ada banyak kejadian dalam kehidupan Bunda Maria Yang menggambarkan duka citanya : nubuat simeon tentang suatu pedang yang akan menembus jiwanya, pengungsian ke mesir, Yesus yang hilang di bait Allah pada umur 12 tahun, Yesus yang ditangkap dan diadili, Yesus disalibkan dan wafat, Yesus diturunkan dari salib, dan Yesus dimakamkan. Tidak aka nada yang bisa menandingi sakitnya hati Bunda Maria menghadapi kedukaan dalam hidupnya, tetapi, dengan imannya, Bunda Maria mampu menghadapi semua itu. Hati yang terkoyak dan hancur, melihat Putera yang dilahirkan disiksa dan dianiaya oleh manusia bukan karena kesalahanNya. Tetapi Bunda Maria tetap tabah dan mendampingi Puteranya. Bagaimana hancur dan terkoyak hatinya saat menerima Putera yang disayanginya di pangkuannya saat diturunkan dari salib dalam keadaan meninggal. Cinta kasih seorang bunda memang tidak terbatas. Seorang bunda bisa tersenyum menyembunyikan perih di dalam hatinya. Banyak dari kita yang pada saat mengalami titik terendah dalam hidupnya lari kepada bunda kita. Karena kita merasa, di dalam bunda ada sumber pengharapan, cinta dan kasih. Coba kita sekarang membayangkan ibu kita masing-masing, yang dengan setianya selalu mendampingi kita dalam kehidupan kita. Apakah ada kata yang bisa menggambarkan betapa “hebat”nya seorang ibu itu? Di hari raya Bunda Maria berduka cita ini, marilah , kita masing-masing mencoba, untuk lebih berdevosi kepada Bunda Maria, bisa melalui Rosario setiap hari, untuk menggambarkan rasa syukur kita, kepada Bunda Maria, atau “hanya” melalui sapaan dalam hati kita masing-masing, setiap hari untuk Bunda kita yang “hebat”, Bunda Maria. Mencoba untuk selalu menyapa Bunda kita, tidak hanya saat kita menangis sedih, tetapi juga pada saat kita menangis bahagia. Alin Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 17 16 September 2012 : Aku Boleh Tetapi Kamu Jangan Yes 50:5-9a, Mzm 115:1-2,3-4,5-6,8-9, Yak 2:14-18, Mrk 8:27-35 Mrk. 8:34 “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Suatu hari aku diundang oleh sebuah keluarga untuk makan malam di tempat mereka. Aku sadar bahwa di samping kita berceritera, di sana juga mungkin ada beberapa diskusi penting seputar kehidupan beragama. Karena itu aku harus mempersiapkan batin dan membiarkan dia untuk berceritera. Aku tahu karena beberapa hari sebelumnya sang suami berceritera bahwa dia sudah lama tidak ke Gereja. Saat itu aku ingin bertanya mengapa demikian. Namun aku berpikir bahwa alangkah baiknya kalau aku mencari dan menyediakan waktu dan tempat yang tepat. Sementara kami menikmati makan malam kami, sang suami angkat bicara. Dia mengatakan, “Romo, maaf, tapi aku tidak lagi ke Gereja sejak 20 tahun yang lalu. Aku tidak pergi karena pernah Romo itu dulu berkotbah bahwa kamu tidak boleh melakukan hal ini. Tapi ternyata Romo itu melakukannya. Perkataan itu membuat aku kecewa dengan Romo itu. Aku berpikir, seorang romo harus menjadi pemimpin yang memberi contoh yang baik. Pemimpin yang dapat mengarahkan umatnya ke jalan yang baik dan benar. Mendengar pembicaraan itu aku hanya diam saja. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Namun kemudian aku berkata, “Memang betul, Romo itu harus membimbing dan memimpin umatnya dengan cara dan jalan yang benar dan baik.” Kejadian ini menuntun aku untuk merefleksikan pesan Injil hari ini. Di dalam Injil hari ini, Yesus mengatakan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.” Yesus di sini dengan terus terang mengatakan sesuatu kenyataan yang akan terjadi dengan diriNya sendiri di dalam dunia ini. Sebagai pemimpin. Dia tidak memberikan mereka janji yang muluk-muluk dan palsu. Yesus berkata dari apa yang Dia alami dan hidupi. Dia ingin mengatakan dan menggambarkan situasi yang riil kepada para rasul. Perkataan Yesus bukannya untuk membuat mereka takut. Namun dengan perkataan itu, Yesus ignin membuat mereka orang yang kuat dan teguh di dalam iman. Dia mengatakan hal itu karena Dia sendiri mengalaminya. Dia merelakan diriNya memikul salib dan akan mati di kayu salib itu demi keselamat kita umatNya. Karena itu kita juga harus berbuat demikian. Aku bermenung sebentar saat aku mendengarkan perkataan sang suami. Ternyata aku sering berbuat seperti itu. Aku mengatakan apa yang sebenarnya aku sendiri tidak melakukannya. Aku harus menjadi contoh dan teladan bagi orang lain. Hari ini, Yesus mengajak kita untuk selalu berbenah diri dan merefleksikan pribadi dan kelakuan kita setiap hari. Kelakuan kita harus mencerminkan apa yang kita katakan. Rm. Joseph Neonbasu, MGL 18 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 17 September 2012 : Penyerahan atau Pemaksaan Robertus Bellarminus, Albertus dr Yerusalem, Martinus dr Finojosa, Hildegardis 1Kor 11:17-26, Mzm 40:7-8a,8b-9,10,17, Luk 7:1-10 Luk 7 : 7” sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepadaMu. Tetapi katakan saja sepatah kata maka hambaku itu akan sembuh.” Dalam bukunya yang berjudul “When God Doesn’t Make Sense” James Dobson mengisahkan pengalaman hamba Tuhan yang bernama Jim Conway. Conway punya seorang putri berusia 15 tahun yang mengidap tumor ganas dan dokter berkesimpulan bahwa kaki putrinya harus diamputasi. Conway punya iman yang luar biasa sehingga ia berdoa dan sangat yakin bahwa Tuhan akan melakukan mujizat sehingga kaki purtinya tidak perlu diamputasi. Pada hari yang sudah dijadwalkan untuk melakukan amputasi tersebut, Conway meminta dokter untuk memeriksa kaki putrinya yang diyakini kanker sudah ganas tersebut sudah hilang sehingga tidak perlu diamputasi. Hasilnya, kanker tersebut tetap ada. Amputasi dilakukan. Iman Conway ambruk saat itu juga. Ia marah dan kecewa pada Tuhan. Butuh waktu yang lama bagi Conway untuk bangkit kembali dan menerima kenyataan pahit itu. Conway akhirnya mengenali bahwa Tuhan punya tujuan mulia, jauh lebih besar dari apa yang dipikirkannya. Demikian juga dengan Injil pada hari ini. Dimana Tuhan Yesus menyembuhkan hamba dari perwira di Kapernaum. Karena iman dari sang perwira ini maka hati Tuhan tergerak untuk menyembuhkan hamba dari sang perwira ini. Ini adalah suatu bentuk iman yang konkret, dia percaya hanya sepatah kata dari Tuhan Yesus, maka hambanya akan sembuh. Dan hal tersebut terjadi. Namun sering kali kejadian seperti yang dialami oleh putri Jim Conway, sering kita jumpai dalam dunia modern saat ini. Tetapi langkah iman yang dialami Sang Perwira, dimana hambanya disembuhkan bertolak belakang dengan hasil langkah iman yang dialami oleh Jim Conway yang kaki putrinya tetap diamputasi. Iman berarti percaya kepada Tuhan. Iman mengandung unsur penyerahan, bukan paksaan. Di titik inilah banyak dari kita salah mengartikan iman. Iman seringkali dipahami sebagai keyakinan bahwa Tuhan akan melakukan seperti yang diminta dan diyakini. Jika iman dipahami seperti itu, bukankah kita sedang menjadi “tuhan” untuk mengatur Tuhan? Iman artinya yakin dan percaya, yaitu percaya bahwa Tuhan akan melakukan kehendakNya yang terbaik untuk kita,. Apakah Ayub tidak berdoa agar anak-anaknya dilindungi Tuhan dan dijagai Tuhan? Apakah Ayub tidak berdoa agar bisnisnya lancar? Apakah Ayub tidak berdoa untuk kesehatannya. Pastilah Ayub berdoa untuk semuanya itu. Tapi nyatanya ia mengalami peristiwa yang bertolak belakang dengan apa yang dia harapkan. Lalu bagaimana respons Ayub? Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil terpujilah nama Tuhan. Sharing Iman dari Jim Conway, Iman dari Perwira Kapernaum dan Iman dari Ayub semakin meneguhkan iman kita. Sehingga disaat doa kita dijawab Tuhan dengan jawaban diluar harapan kita, kita hanya bisa berkata, “Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataanMu”. Itulah Iman sejati. Lulu Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 19 18 September 2012 : Misi dan Visi yang Sama Yosef dr Copertino, Yohanes Makias 1Kor 12:12-14,27-31a, Mzm 100:2,3,4,5, Luk 7:11-17 IKor 12:13 “Semua kita, baik Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibabtis dalam Roh yang satu itu untuk membentuk satu tubuh dan semua kita telah diberi minum dari Roh yang satu itu juga” Kedua teks kitab suci hari ini, tampaknya mau mengingatkan kita akan pentingnya memiliki satu visi dan misi yang sama yakni, membangun tubuh mistik Kristus di tengah dunia. Sadar atau tidak Gereja saat ini sedang dalam proses menuju ke-satu-an, yakni berusaha untuk mewujudkan doa Yesus sebelum Ia mengahkiri misi-Nya di dunia. “Semoga mereka semua menjadi satu seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau. Semoga mereka menjadi satu dalam kita, supaya dunia percaya bahwa Engkau mengutus Aku” (Yoh. 17:21). St. Paulus dalam bacaan pertama, menunjukkan apa dan siapa itu tubuh mistik Kristus itu? “Semua kita baik Yahudi maupun Yunani…. Dibabtis dalam Roh untuk membentuk satu tubuh dan diberi minum dari Roh yang satu itu juga” (IKor 12:13). Saya dan anda, biarawan-biarawati, Imam-awam, muda-mudi, kakek-nenek adalah tubuh mistik Kristus. Gereja kini ibarat kisah yang disampaikan St. Lukas dalam injil hari ini mengenai Yesus membangkitkan anak muda di Naim (Luk. 7:11-17). Ia berada dalam situasi sulit. Misalnya, belum lama ini kita digoncangkan dengan pemberitaan dari salah satu surat kabar lokal di Australia tentang kelompok yang memisahkan diri dari “umat katholik inklusif,” yang dipimpin oleh seorang imam pemberontak yang diduga memberikan komuni kepada anjing. Peristiwa yang melanda Gereja saat ini, seakan menunjukkan hilangnya daya pesona Gereja untuk dunia. Ketika melihatnya, Tuhan jatuh kasihan kepadanya dan berkata, “Janganlah menangis” (Luk. 7:13). Hari ini Tuhan Yesus telah menunjukan kuasanya atas maut. Tak seorang pun pernah memperlihatkan kekuasaannya atas maut atau pribadi tertentu. Hanya Yesus yang mengalahkan maut dan Ia melakukannya dengan begitu mudah. “Hai anak muda (Gereja), Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” (Luk. 7:14). Apakah saya dan anda mau mendengarkan sabda Tuhan Yesus dan percaya bahwa Tuhan Yesus akan mengembalikan pesona Gereja, sehingga ia menjadi terang dan garam bagi dunia saat ini? Marilah kita berdoa kepada Bapa di Surga, semoga dengan aneka peristiwa yang sedang melanda Gereja saat ini, membangkitkan iman, harapan dan kasih kami semua, yang saat ini mungkin telah matisuri. Anugerahkanlah pertobatan yang sejati dalam diri kami anak-anak-Mu, agar kami mampu mewujudkan doa Putra-Mu di tengah hidup dan karya kami setiap hari. Biarlah Roh-Mulah yang menjadi penghibur dan penguat iman, harapan dan kasih dalam Gereja Putra-Mu saat ini. Semua doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin. Fr. Anis. MGL 20 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 19 September 2012 Pancarkan Kasih Yesus kepada Sesama Yanuarius, Alfons ; dr Orozco, Fransiskus Maria dr Camporosso 1Kor 12:31-13:13, Mzm 33:2-3,4-5,12,22, Luk 7:31-35 1Kor 13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Bagi teman-teman yang sering menghadiri pemberkatan nikah di Gereja, tentunya sudah tidak asing lagi dengan lagu yang satu ini : Kasih itu sabar, Kasih itu murah hati, Kasih tidak memegahkan diri Kasih tidak pemarah, kasih tidak berkesudahan, Dan Kasih itulah yang terbesar Kasih – memang kata yang gampang banget kita ucapin, tapi terkadang susah banget malahan untuk di praktek-kan. Coba dalam hidup kita sehari-hari, apakah sudah sering kita bilang “Aku mengasihimu, aku menyayangimu, dsb”? Kata – kata yang sering kita ucapkan malahan, “duh, kasihan ya tuch orang – rela panas-panasan jualan boneka keliling ! Apa kaga capek ya dia ?” Perbuatan kasih adalah yang paling terpenting dan utama Yesus ajarkan kepada kita murid-murid-Nya. Kasih dapat bagian terbesar loch dari teman – temannya yang lain seperti iman dan pengharapan. So, kasih mesti menjadi landasan selalu bagi kita, dalam melakukan segala sesuatu. Di mana sich dan kapan kita bisa berbagi kasih kepada sekitar kita ? Anytime bro and sis, tidak terbatas ruang dan waktu dah pokoknya. Kita ambil contoh aja yuk dalam 1 hari misalnya : • Bangun Pagi : lipat selimut, beresin tempat tidur – ini sudah cukup membantu ortu supaya gak beresin tempat tidur bro and sis lagi !! • Mau ke sekolah atau berangkat kerja : pamitan dulu ama teman/pacar/adik/ortu, jadi mereka gak khawatir cariin bro and sis !! Klo ortu bilang atau “kuliahin: sebentar – terima dengan senyum dan jawab dengan sopan, karena mereka peduli dan mendoakan kita supaya di hari ini, semua pekerjaan dan studi kita lancer. • Di sekolah atau di tempat kerja : kalau ada teman mau pinjam pulpen atau pensil, dll – bro and sis bisa kasih pinjam ke mereka. Itu akan membantu mereka dalam mengerjakan tugas mereka. Tapi, kalau pinjam duit – itu urusan lain y ?? Itu kebijakan masingmasing. Hehehe ^_^ • Waktu istirahat / makan siang : waktu ketemu teman, saling bertegur sapalah – jangan pasang muka cemberut !! Walaupun udah laper, muka harus tetap menebarkan senyum kebahagiaan. Waktu makan, jangan ngobrol atau membicarakan orang lain. Itu biasana hobi kita ya, kalau sudah ngumpul bareng. Mari kita coba untuk kendalikan perkataan dan perbuatan kita, sehingga kasih itu bisa semakin dirasakan sahabat-sahabat di sekitar kita • Waktu pulang kerja/sekolah : anak-anak menuruti nasehat orang tua untuk ganti baju segera, dan istirahat siang. Bagi suami, kalau dah bawaan bête dari kantor – mohon jangan dibawa sampai di rumah. Istri dah nyiapin teh hangat, karena lagi bad mood – suami bawaannya sewot melulu.^_^ Simple sich menerapkan kasih dalam kehidupan kita sehari-hari. Simple to say, but sometimes difficult to do it !! Mari kita mulai dari hal-hal kecil di sekitar kita dahulu, berbagi kasih kepada orang tua, adik, kakak, teman, sahabat, pacar, teman komunitas, dsb. Pancarkan selalu kasih Yesus dalam diri anda masing-masing ! KRIS Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 21 20 September 2012 Kisah Orang Kudus : St. Andreas Kim Taegon &St. Paulus Chong 1Kor 15:1-11; Mzm 118:1-2,16ab-17,28; Luk 7:36-50 (Mazmur 118: 28; Lukas 7:50b) “Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau; Imanmu telah menyelamatkan engkau.’ St. Andreas Kim Taegon adalah seorang imam dan St. Paulus Chong Hasang adalah seorang awam. Kedua martir ini mewakili 113 umat Katolik yang wafat sebagai martir karena iman mereka di Korea. Mereka dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada saat paus mengunjungi Korea pada tahun 1984. Ajaran Kristen menyebar ke Korea pada abad ketujuhbelas melalui pewartaan kaum awam. Umat yang percaya memilihara iman mereka dengan Sabda Tuhan. Mereka bertumbuh serta berkembang secara diam-diam. Kemudian imam-imam misionaris datang dari Perancis. Umat Korea diperkenalkan kepada Sakramen Gereja. Mereka mengalami penganiayaan dari pemerintah yang pasang surut sepanjang abad kesembilanbelas. Seratus tiga umat Korea wafat sebagai martir antara tahun 1839 hingga tahun 1867. Sepuluh orang anggota Serikat Misi Asing dari Paris juga wafat sebagai martir, yaitu tiga orang uskup beserta tujuh orang imam. Sehingga jumlah mereka seluruhnya yang wafat sebagai martir adalah 113 orang. St. Andreas Kim Taegon dan St. Paulus Chong Hasang mewakili kemuliaan serta keberanian umat Katolik Korea yang telah membayar mahal cinta mereka kepada Kristus. St. Andreas Kim Taegon adalah imam pertama Korea. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 16 September 1846, hanya satu tahun setelah ditahbiskan. Ayah St. Andreas Kim telah mendahuluinya menjadi martir pada tahun 1821. St. Paulus Chong Hasang adalah seorang katekis awam yang pemberani. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 22 September 1846. Sekarang Gereja berkembang pesat di Korea. Karunia iman diterima karena kurban persembahan para martir telah menjadi pembuka jalan. “Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam kenyataan?” St. Andreas Kim “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”/narita) 22 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 21 September 2012 : Panggilan Allah Pesta St. Matius Rasul Ef 4:1-7, 11-13, Mzm 11: 2-3, 4-5, Mat 9: 9-13 Injil hari ini menceritakan bahwa Matius yang dianggap orang berdosa oleh kaum Farisi telah di panggil oleh Yesus. Mat 9:9: ... lalu Ia berkata kepadanya:” Ikutlah Aku.”Matiuspun segera menanggapi panggilan Tuhan tampa ragu sedikitpun , karena itu dia tidak mempertanyakan apa yang akan dikerjakannya dan apa yang akan diperolehnya, dia juga tidak membatasi diri dengan segala kelemahan dan kekurangannya, sementara kita sering merasa ragu dan mempertimbangkan banyak hal ketika akan mengerjakan sesuatu demi Kemuliaan nama Tuhan. Mat 9:9 : ...Maka berdirilah Matius lalu mengikuti Dia. Waktu dipanggil oleh Tuhan, Matius adalah seorang pemungut cukai, namun dia segera meninggalkan kehidupannya yang lama, maka ketika kita mengikuti Yesus kita juga diharapkan akan meninggalkan kebiasaan lama yang tidak berkenan pada Tuhan. Mat 9:11: ...Mengapah gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa ?”Walaupun Matius sudah meninggalkan segala sesuatu demi Yesus , dia tetap mendapat kritikan dari orang Farisi, kita juga ada kalanya mengalami hal yang sama walau sudah melakukan segalanya untuk melayani pekerjaan Tuhan kita tetap mendapatkan kritikan, entah dari teman sendiri, kelompok lain, atau juga dari mereka yang kita layani, tapi selama kita yakin telah dengan segenap hati melaksanakan kehendakNya, maka kitapun tidak perlu merasa risau. Selamat Melayani. Doa: Bapak yang Mahabaik, kami memerlukan banyak rachmat dari pada Mu untuk dapat menanggapi panggilanMu dalam hidup kami, agar kami tidak ragu dan banyak pertimbangan dalam melayaniMu serta berani untuk meninggalkan kebiasaan kami yang mendukakan hatiMu. Amin. Betty Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 23 22 September 2012 : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya Ignatius dr Santhi, Yohanes Maria dr Salib, Yusuf Calasanz Marqus, Henrikus Saiz 1Kor 15:35-37,42-49, Mzm 56:10,11-12,13-14, Luk 8:4-15 Lukas 8 : 12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Saya baru saja membaca buku “Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya”, ditulis oleh Ajahn Bram, seorang biksu Budha yang berasal dari Inggris. Tulisannya ringan dan segar tanpa membawa dogma dogma agama. Penerbit buku di Indonesia sangat cerdik mengambil judul diatas sebagai nama bukunya. Buku aslinya berjudul, “Pembuka Pintu Hati”. Mungkin kalau judul itu yang dipakai, saya tidak akan membeli buku ini dan tidak juga menjadi best seller bertahun tahun di Indonesia. Buku ini terdiri dari 108 cerita, yang sebagian besar berupa perumpamaan. Saat saya membaca buku ini, saya seperti diingatkan dengan bacaan bacaan Injil. Yesus juga banyak mengunakan perumpamaan dalam ajarannya. Tujuannya agar pesan lebih mudah dicerna oleh semua orang. Saya tidak pernah menghitung berapa banyak perumpamaan yang ada dalam Alkitab. Tapi dalam buku Ajahn Bram, ada 108 kisah kisah yang menarik. Apakah setelah saya membaca 108 kisah tersebut, saya menjadi lebih baik? Saya memang mengerti arti ceritanya, tapi tidak lebih sebatas bacaan yang menarik. Saya juga sudah banyak mendengar kisah kisah perumpamaan di Alkitab, saya juga mengerti arti ceritanya, tapi sama, saya tidak menjadi orang yang lebih baik. Kisah ke 108 dalam buku ini mengisahkan cacing yang berusaha diselamatkan oleh seorang Dewa. Dewa itu adalah temannya dalam kehidupan yang lampau. Melihat temannya menjadi cacing di kehidupan kini, dan tinggal di dalam kotoran yang bau, Dewa berusaha menolong. Tapi setiap kali Dewa mengangkat cacing, cacing itu terlepas lagi dan masuk lagi ke dalam kotoran kesayanangannya tersebut. Dewa mencoba sampai 108 kali ! Ya, cacing itu adalah diri kita sendiri, yang sudah membaca 108 kisah di buku itu, tapi tetap saja masih senang kembali ke kotoran kesayangan, kembali dalam dosa. Tidak kapok kapok, bebal dan tidak pernah belajar meresapi kata kata dalam perumpamaan 108 cerita tadi. Cacing itu adalah kita, yang sudah ribuan kali mendengar dan membaca kutipan injil, tapi tetap jatuh dalam dosa. Kisah perumpaan dalam bacaan Injil Lukas hari ini menjelaskan mengapa ini terjadi. Jeff (Jakarta) 24 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 23 September 2012 : Menjadi Pelayan Hari Minggu Biasa XXV Keb 2:12, 17-20Mzm. 54:3-8Mrk 9:30-37 Mrk 9:35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. kataNya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” Banyak orang yang salah kaprah dengan sabda Yesus ini. Contoh nyata adalah kalau datang misa di gereja, duduknya paliiiiiing belakang, dengan alasan bahwa yang duduk dibelakang, ntar bisa menjadi yang terdepan. Atau kalau dalam soal pelayanan, selalu menunggu orang lain yang mengambil inisiatif karena takut menjadi “terdahulu” yang akan mengakibatkan akan menjadi yang terbelakang. Yang menjadi bahan utama pembicaraan Yesus pada injil hari ini adalah soal pelayan. Menjadi seorang pelayan adalah menjadi yang terendah dalam arti mau melakukan apa saja untuk kebaikan bersama entah itu dari hal-hal yang kecil seperti memungut sampah, membersihkan lantai, memindahkan kursi dan lain sebagainya. Kelihatannya sangat sepele tetapi kalau dilakukan dengan semangat pelayanan akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Pada umumnya seorang bos berasal dari seorang pelayan. Seorang bos biasanya melayani dan tahu kebutuhan bawahannya karena dia pernah menjadi seorang pelayan. Seorang bos yang tidak pernah mengalami keadaan “di bawah” biasanya bertindak otoriter, suka memerintah atau bertindak sewenang-wenang. Yesus adalah pelayan sejati yang tentu saja tidak jauh dari ibuNya, Maria yang mengatakan, “Aku ini HAMBA Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu.” Yesus sendiri mengatakan bahwa Aku datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Yesus dan Maria adalah Pelayan Sabda Tuhan. Apa yang diperintahkan oleh Allah Bapa, mereka lakukan dengan sepenuh hati karena Allah Bapa tahu apa rencananya yakni untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa-dosa. Menjadi pelayan Sabda Tuhan membutuhkan kerendahan hati yang luar biasa, yang mau mengosongkan diri, yang mau dibentuk seperti tanah liat menjadi sebuah bejana, yang rela melakukan kehendak Bapa walaupun sangat sulit dan mustahil dilakukan. Saudaraku, seperti yang dikatakan oleh Suster Teresa dari Kalkuta, kita dipanggil oleh Tuhan bukan untuk menjadi sukses, tetapi untuk menjadi SETIA dalam melayani Tuhan dan sesama. Kalau Anda terpanggil untuk menjadi pelayan, tunggu apa lagi? Tuhan Yesus membutuhkan tangan-kaki-mulut dan seluruh diri Anda dalam mewartakan Kabar Gembira Tuhan khususnya bagi mereka yang belum pernah mendengarkan dan mengalami kasihNya. Amin Rm. Vincent, MGL Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 25 24 September 2012 : Mempersulit Vinsensius Maria Strambi Ams 3:27-34, Mzm 15:2-3ab,3cd-4ab,5, Luk 8:16-18 Ams 3:27 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Pernah dengar ungkapan “Hidup itu sudah sulit, jangan tambah dipersulit lagi”? Kalau Anda mengiyakan, berarti Anda sendiri merasakan hidup itu memang berat ya. Jadi pasti tidak akan membuat hidup orang lain jadi tambah berat. Terkadang hal – hal yang orang minta pada kita terasa sangat merepotkan, padahal kalau kita mau memberikan sedikit dari apa yang memang kita punya, nggak semerepotkan itu kok. Kalau kita memang punya ya, lain halnya kalau memang kita benar – benar tidak memiliki apa yang orang lain minta. Hal kecil yang sering terjadi dalam hidup kita sehari – hari. Kehidupan berlalu lintas. Kalau memang Anda sedang tidak terburu – buru, mengalahlah pada pengguna jalan lain ketika sedang terjadi kemacetan. Anda bisa memberikan sedikit dari waktu Anda menunggu bukan? Mungkin tidak sampai 5 menit Anda mengalah memberikan jalan, tapi Anda sudah mempermudah kehidupan orang lain. Contoh lain, ketika berbelanja di toko yang ramai, yang jumlah pegawainya tidak sebanding dengan pelanggan yang datang. Apa yang Anda kira – kira bisa berikan kali ini untuk mempermudah hidup orang lain. Bersabar. Anda memberikan sedikit dari kesabaran yang Anda miliki. Tanpa Anda sadari Anda mempermudah hidup para karyawan yang sudah kewalahan menghadapi begitu banyaknya pelanggan. Tidak harus dalam bentuk materiil kita bisa mempermudah hidup orang lain. Memang jika orang lain membutuhkan bantuan kita dalam bentuk barang ataupun uang, dan memang kita mempunyai apa yang mereka butuhkan, akan sangat berdosanya kita jika menolak memberi bantuan kepada mereka. Tapi, esensi yang lebih mendalam adalah bukan hanya dari sebesar apa bentuk kebaikan yang bisa kita berikan kepada orang lain, tetapi niat baik yang harus muncul terlebih dahulu untuk tidak mempersulit kehidupan mereka. Kalau kita bisa mempermudah kehidupan orang lain, mengangkat sedikit beban mereka, lantas kenapa harus susah – susah mencari cara untuk mempersulitnya? Bukankah itu sia – sia, hanya membuang waktu saja? Maia 26 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 25 September 2012 Tidak Cukup Hanya Mendengar Ams 21:1-6,10-13, Mzm 119:1,27,30,34,35,44, Luk 8:19-21 Lukas 8:21b “IbuKu dan saudara - saudaraKu ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Mungkin teman - teman pernah membaca cerita ini: Suatu hari Seorang Penunggang Kuda berjumpa dengan sepasukan prajurit yang sedang berusaha menggeser sebatang pohon yang besar.. Si Penunggang Kuda memperhatikan bahwa Seorang Kopral berpakaian rapih sedang memberikan aba - aba.. Tetapi pohon tersebut terlalu berat untuk digeser oleh mereka... “Mengapa anda tidak membantu mereka?” Tanya Si Penunggang Kuda... “Saya?” Jawab Sang Kopral dengan nada terkejut “Saya kan Kopralnya Pak!”.... Lalu Si Penunggang Kuda turun dari kudanya untuk membantu para prajurit itu.. Sambil tersenyum, ia berkata memberikan Semangat, “Ayo kawan - kawan kita geser bersama!!” Lalu dirinya pun ikut mengerahkan tenaga dan mendorong pohon itu bersama para prajurit itu.. Akhirnya pohon itu dapat digeser dengan mudah berkat tambahan satu orang.. Setelah pohon itu berhasil dipindahkan, kini Si Penunggang Kuda diam - dian kembali menaiki kudanya dan hendak pergi.. Sambil bersiap - siap meneruskan perjalanannya, ia berkata kepada Sang Kopral, “Lain kali, kalau ada pohon yang harus digeser oleh anak buah anda, suruh saja Komandan anda”... Ketika itulah sang kopral serta orang - orangnya baru sadar bahwa Sang Penunggang Kuda yang mau membantu itu bukan lain adalah Sang Jendral yang juga merupakan Pimpinan Tertinggi mereka... Seringkali Keangkuhan membuat kita Enggan ataupun Malas, untuk melakukan hal hal yg kelihatannya kecil dan sepele, padahal pertolongan kita sangatlah dibutuhkan.. Seringkali bila kita sudah berada di posisi yang lumayan tinggi, kita merasa tidak seharusnya membantu tugas dari para anak buah atau orang - orang yang berada dibawah kita, karena pekerjaan itu tampaknya sepele bagi kita.. Padahal tidak ada orang yang terlalu tinggi jabatannya untuk membantu / menolong orang lain.. Jadi dimanapun posisi kita saat ini, jagan biarkan kedudukan ataupun jabatan kita menghalangi kita untuk menolong orang lain... “ORANG YG MURAH HATI BERBUAT BAIK KPD DIRINYA SENDIRI, DAN MENOLONG ORANG LAIN BUKTI KASIH KITA KPD TUHAN”.. Amsal 11:17 Bacaan hari ini juga berpesan pada kita semua supaya bukan hanya mendengarkan firman Allah tetapi juga melakukannya. Setiap kali kita melakukan firman Allah akan menjadi berkat bagi orang lain. Yudi Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 27 26 September 2012 : Yesus, Utuslah Kami ! Kosmas & Damianus, Gaspar Strangassinger Ams 30:5-9, Mzm 119:29,72,89,101,104,163, Luk 9:1-6 Lk 9:2 “Ia mengutus mereka untuk memberitakan kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.” Pernahkan anda membayangkan untuk menjadi salah satu dari kedua belas Rasul yang saat itu akan diutus oleh Tuhan Yesus? Mungkin hati kita bertanya-tanya saat Yesus memanggil kita satu persatu dan “memberikan tenaga dan kuasanya” (Lk 9:1) kepada kita. Mungkin Ia menumpangkan tangannya dikepala kita sambil mendoakan kita. Mungkin kita terus menunggu dengan antusiasnya, apakah yang akan Yesus katakan setelah Ia memberikan tenaga dan kuasanya pada kita untuk menyembuhkan pelbagai penyakit. Mungkin terbayang bagaimana senangnya kita bisa menjadi saluran tangan yang menyembuhkan orang lain, karena kita sendiripun, sebagai para Rasul, sudah menyaksikan sendiri bagaimana orang orang dizaman itu disembuhkan oleh Yesus. Mungkin hati kitapun berdebar-debar dan tidak sabar lagi mau berangkat, tetapi saat kita mendengar perkataan Yesus bahwa kita tidak perlu membawa uang, tongkat, pakaian extra, ataupun bekal roti, kita merasa was was dan khawatir, atau juga tertantang. Mungkin kita akhirnya pergi juga kerena kita suka berpetualang dan pergi bermisi. Atau mungkin kita tadinya tidak percaya diri tapi akhirnya mau pergi saat melihat wajah Yesus yang melihat kita dengan penuh keyakinan akan kita, wajah Yesus yang dengan senangnya memancarkan harapan bahwa kita akan menikmati perjalanan misi ini. Tapi mungkin sekarang kita kecewa karena kita merasa bahwa kita tidak hidup dijaman para Rasul, kita hidup dijaman ini. Kita merasa tidak mungkin Yesus akan datang mengutus kita. Kita tidak bisa menikmati petualangan yang para Rasul alami saat mewartakan kabar baik dan menyembuhkan banyak orang sakit. Kita mungkin merasa kurang berguna karena memang realitasnya hanya sedikit yang dipanggil menjadi iman, bruder, suster atau misionaris Gereja. Terlepas dari apa panggilan hidup kita, baik awam atau religius, kita semua sebagai murid Yesus dipanggil dan diutus untuk mengabarkan Kerajaan Allah dan menyembuhkan banyak orang. Menurut Konstitusi Dogmatis tentang Gereja (Lumen Gentium) dari konsili Vatikan II, saat kita dibabtis kita semua telah ditebus oleh darah Kristus untuk menjadi Umat Allah dengan martabat yang sama, yaitu sebagai imam, pewarta, dan anak raja. Artinya kita semua dikaruniai berkat Ilahi untuk menenuhi panggilan kita sesuai dengan martabat kita yang sangat luar biasa ini. Martabat kita sebagai pengikut Kristus tidak kurang sedikitpun dibandingkan dengan para Rasul. Artinya kitapun memiliki tanggung jawab yang sama: mengabarkan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang yang sakit. Mungkin kita tidak dipanggil untuk membawa mukjizat kesembuhan jasmani, tapi yang banyak sakit rohani, banyak yang luka batin. Kita semua dipanggil dimanapun kita berada, di tempat kerja, disekolah ataupun dirumah, apapun pekerjaan kita, dan kepada siapapun yang kita temui. Yesus telah mengutus kita. Fr. David, MGL 28 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 27 September 2012 : Yang Abadi Vinsensius a Paulo Pkh 1:2-11,Mzm 90:3-6.12-14.17,Luk 9:7-9 Pkh 1:3 “Apa gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” Kitab Pengkotbah ditulis oleh Salomo, anak dari raja Daud, figur seorang pemimpin jemaat di Yerusalem yang terkenal kebijaksanaannya pada masa Perjanjian Lama. Dengan hikmat yang diterimanya dari Allah ia hendak mengajak kita merefleksikan perjalanan hidup kita. Saatnya bagi kita berdiam sejenak untuk melihat sejauh mana kita memaknai hidup yang tengah kita jalani atau yang telah kita lalui. “Apa gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari?” (Pkh 1:3) Pertanyaan ini mengantar kita merenungkan hikmat yang tersedia pada ayat sebelumnya “Segala sesuatu adalah sia-sia”(Pkh 1:2). Hidup di dunia, segala yang kita miliki dan setiap aktivitas yang kita lakukan hanya untuk sementara. Pada waktu yang ditetapkan Tuhan semuanya akan berlalu dan dilupakan. Tampaknya kita digiring untuk menjadi pesimis, namun sebaliknya realistis dan bijaksana. Dalam cahaya iman kristiani kita dapat memandang apa yang tersembunyi di balik kesia-siaan yang tidak dapat dihindari, titik terang kemana kita seharusnya mengarahkan tujuan hidup kita. Ada keabadian yang menanti kita setelah kesia-siaan di dunia ini. Apa yang tidak akan pernah berlalu adalah kasih (bdk. 1Kor 13:8), rahmat ilahi yang kita terima cuma-cuma dari Allah, dasar dari esistensi kita sebagai ciptaan-Nya. Orang yang memelihara kasih Ilahi dalam hatinya akan dituntun dalam menjalani hidup dan karyanya setiap hari, tanpa lelah dan tidak berkurang semangatnya dalam mengikuti Kristus. Setiap perjuangan, jerih payah dalam kesulitan dan kesusahan yang ditemui tidak membuatnya putus asa tetapi dipandang sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan sejati: nikmat dalam hati yang hanya dirasakan bila bersama Allah (bdk. Pkh 2:25-26). Kenikmatan hati yang adalah rahmat dari Allah akan mendorong kita untuk mengasihi orang lain dan membuat kita mampu melakukannya dalam kemurahan tanpa membeda-bedakan sesama kita. Bila kita bertekun di dalamnya hati kita akan dijadikan kuat dalam menanggung kelemahan pribadi dan orang lain dan tidak membalas perbuatan jahat yang dilakukan sesama. Sikap hati demikian yang akan mengantar kita sampai pada kebahagiaan abadi bersama Allah bila kita setia sampai akhir. Kerinduan untuk merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam lubuk hati akan terus ‘mendesak’ manusia hingga ia menemukan-Nya di dalam Allah. Demikian juga yang dirasakan oleh raja Herodes yang oleh penginjil Lukas dikisahkan selalu gelisah ketika mendengarkan pewartaan Yohanes Pembaptis tentang Allah dan berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus. Tetapi bila kita membiarkan hati kita terikat pada kekuasaan dan harta seperti Herodes, bagaimana kita dapat tiba pada Yang Abadi? Sr. M. Grazia, OSB Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 29 28 September 2012 Kisah Orang Kudus : S. Lorenzo Ruiz, dkk Pesta hari ini menghormati seorang awam dari Filipina, St Lorenzo Ruiz, dan kelimabelas kawannya. Keenambelas martir ini dibunuh karena iman pada tahun 1637 di Nagasaki, Jepang. St Lorenzo dilahirkan di Manila; seorang ayah dari sebuah keluarga. Ia menggabungkan diri sebagai sukarelawan bersama para imam, broeder dan kaum awam yang pergi ke Jepang untuk mewartakan Injil. Kelompok ini terdiri dari sembilan imam Dominikan, dua broeder, dua perempuan awam selibat dan tiga awam lainnya. Semuanya berhubungan dengan Ordo Dominikan dan semuanya lebih memilih mati daripada mengingkari iman kepada Yesus. Mereka semua adalah para misionaris yang berasal dari lima negara: Perancis, Italia, Jepang, Filipina dan Spanyol. Betapa mereka secara mengagumkan mengingatkan kita bahwa Gereja menjangkau seluruh dunia! Para martir ini banyak menderita sebelum akhirnya wafat dimartir, namun mereka tak hendak menyangkal iman Katolik. St Lorenzo mengatakan kepada para hakim yang mengadilinya bahwa andai ia memiliki seribu nyawa, ia akan menyerahkan semuanya untuk Kristus. Kelompok pahlawan yang gagah berani ini dimaklumkan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 18 Oktober 1987. Marilah pada hari ini kita mengucap syukur kepada Tuhan atas penyelenggaraan ilahi-Nya bagi Gereja. Dan baiklah ucapan syukur ini kita wujudkan dalam tetap setia kepada-Nya, kendati pencobaan dan aniaya. “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” 30 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012 29 September 2012 : Kita Pasti Bisa Pesta St Mikael, St Gabriel , St Rafael Dan 7 : 9-10, 13-14 atau Why 12:7-12a, Mzm 138 : 1-2a,2bc-3, 4-5, Yoh 1 : 47-51 Yoh 1:51 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” Gereja memperingati Pesta tiga Malaikat besar yaitu Mikael, Gabriel dan Rafael pada hari ini. Mikael pembela kebenaran yang membela kaum beriman dari kuasa jahat, Gabriel pembawa kabar gembira dari Allah kepada manusia, dan Rafael sang penyembuh yang menyembuhkan manusia dari penyakit dan menguatkan jiwa. Betapa mulianya Tuhan, sehingga Tuhan memberikan kita tiga malaikat besar ini untuk menjadi perantara bagi kita. Para malaikat ini yang akan turun naik, kepada Yesus dan mempunyai peran yang besar dalam hidup iman kita. Karena itulah kita wajib bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, seperti tertulis dalam Mazmur 138 : 1. Malaikat adalah ciptaan Tuhan untuk selalu menyertai kita di dalam kehidupan kita. Tiga malaikat besar yang kita kenang di hari ini, merupakan penolong kita, untuk selalu menjaga kita agar kita selalu berada dalam kebaikan. Tetapi kebaikan, juga merupakan pilihan kita. Kalau kita memilih untuk bersikap tidak baik, itu berarti kita tidak “memanggil” malaikatNya untuk selalu melindungi kita. Seperti yang tertulis dalam Wahyu 12 : 7-8 “Timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga” , bahwa dalam kehidupan sehari-haripun kita selalu berperang melawan hal-hal yang buruk. Naga bisa diartikan sebagai hal yang licik, hal yang tidak baik. Dalam keluarga, dalam dunia kerja, di manapun lingkungan kita, sering kali kita temui banyak orang-orang yang licik, jahat, mengambil keuntungan sendiri. Hal itu bergantung pada kita, apakah kita bisa bertahan dalam kebaikan atau kita ikut terseret menjadi naga dan ular. Seringkali sulit bertahan menjadi orang yang tetap lembut hati , di tengah banyak orang yang culas hati, sulit bertahan menjadi orang yang baik, di tengah banyak orang yang jahat, tapi, itulah penghayatan iman kita, bagaimana kita tetap bisa bersikap lembut hati, rendah hati, tulus di tengah badai kehidupan tentunya dengan bantuan malaikatmalaikat Tuhan. Untuk selalu tetap setia dalam tugas perutusan dan pelayanan kita di tengah berbagai tantangan masalah dan hambatan. Dengan iman, dengan keinginan, dengan kasih, dengan berjalan bersama Roh Kudus, Para Malaikat, kita pasti bisa… Alin Vol. 34/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 31 30 September 2012 : Jangan Cegah Bil 11:25-29, Mzm 19:8,10,12-13,14, Yak 5:1-6, Mrk 9:38-43,45,47-48 Mrk 9:39Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku Pada bacaan hari ini menceritakan para murid Yesus yang ingin mencegah orang-orang yang bukan pengikut Yesus untuk melakukan mujizat di dalam nama-Nya. Tetapi Yesus dengan tegas menjawab jangan cegah dia. Di sini tampak bahwa Roh Allah dapat bekerja pada siapapun, dimanapun dan kapanpun. Tidak memandang apakah orang itu adalah orang katolik atau tidak. Seperti halnya yang terjadi pada orang tua-tua pada bacaan pertama. Hal ini yang saya sendiri rasakan pada saat saya sedang dalam proses pembuatan skripsi. Pada saat itu saya belum dibaptis dan belum terlalu mengenal Tuhan Yesus. Saat itu seperti tidak ada harapan buat saya untuk menyelesaikan skripsi tepat waktu. Pada saat saya mendaftarkan tuk mengikuti sidang periode terakhir di semester yang bersangkutan. Skripsi yang saya buat jauh dari kata selesai. 3 hari terakhir menjelang sidang, semuanya terjadi seperti mujizat. Sungguh luar biasa, tidak menduga bahwa skripsi tersebut dapat selesai juga. Pada bacaan ini juga kita ingin diingatkan bahwa kekayaan yang paling berharga dalam hidup kita adalah Tuhan Yesus itu sendiri. Tidak ada sesuatu apa pun yang ada pada diri kita yang pantas lebih kita sayangkan daripada Kristus. Sebab Kristuslah yang menebus dosa kita dengan mencurahkan darah-Nya sebagai tebusan. Berkat Kristuslah kita manusia mempunyai harapan lagi untuk mencapai hidup abadi. “Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung daripada dengan utuh kedua tanganmu, dibuang ke dalam neraka, di dalam api yang tak terpadamkan” (Mrk 9:43). Janganlah kita terperangkap dengan menjadikan harta duniawi yang kita miliki di atas segala-galanya. God Bless, Santo 32 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 34/2012