C14_ Asset Pricing Di Pasar Modal Indonesia Asset Pricing Di Pasar Modal Indonesia 1 Rachmat Sudarsono Abstrak Fokus utama penelitian ini adalah pengujian validitas teori CAPM. Hasilnya, pengujian unconditional CAPM bersifat not-fully rejected, yaitu lebih konsisten dengan zero beta dengan slope yang lebih flat, namun hubungan return dan risiko adalah linier. Pengujian robustness CAPM mengindikasikan bahwa faktor risiko pasar masih merupakan main factor dalam menjelaskan variasi return. Pengujian conditional CAPM (dual beta), ternyata memberikan validitas CAPM secara lebih konsisten. Namun demikian, besaran premi risiko pasar pada saat down market dan up market adalah tidak simetris. Sedangkan time-varying beta mempengaruhi return secara positif dan cenderung bergerak searah dengan tingkat volatilitas pasar, dengan responsivitas terhadap syok positif dan negatif bersifat tidak simetris. 1.1 Latar Belakang Masalah asset pricing merupakan isu sentral dalam teori investasi. Asumsi teoritis bahwa asset pricing selalu didasarkan pada trade-off antara risiko dan return yang bersifat linier dan positif. Namun, berbagai hasil pengujian teori asset pricing secara empiris menghasilkan kesimpulan yang tidak sepenuhnya konsisten dengan teori, misalnya slope yang flat antara beta dengan return, koefisien beta yang negatif, bahkan beta (risiko sistematis) dianggap tidak berpengaruh terhadap return. Hal ini diduga disebabkan bukan hanya karena asumsi-asumsi teoritis yang dinilai “tidak realistis”, tetapi juga disebabkan oleh masalah metodologi dan ekonometrika, yaitu adanya mispesifikasi model atau measurement error, serta terjadinya ketidak-konsistenan antara sifat dan karakteristik data keuangan dengan asumsi-asumsi alat uji ekonometrika. Maka, fokus utama dalam penelitian ini adalah investigasi terhadap validitas teori CAPM dengan berbagai pelonggaran asumsi dasar CAPM, yaitu: pertama, pelonggaran asumsi tentang periode investasi yang bersifat multiperiode (intertemporal); kedua, pelonggaran asumsi tentang identifikasi faktor-faktor risiko selain risiko pasar (extra-market risks); ketiga, pelonggaran asumsi tentang mean-variance yang lebih bersifat heteroskedastik dan autoregresif. Untuk itu, terdapat empat isu pokok dalam penelitian ini, yaitu: (1) pengujian unconditional CAPM (beta konstan); (2) pengujian conditional CAPM (dual beta); (3) pengujian conditional CAPM dengan structural break; (4) pengujian conditional CAPM (time varying beta conditional heteroscedasticity). Terdapat fenomena menarik yang melatarbelakangi penelitian ini, yaitu fenomena ”paradoks CAPM”. Teori CAPM di satu sisi merupakan corner stone dalam teori investasi maupun teori keuangan perusahaan serta model utama yang paling banyak digunakan oleh para praktisi keuangan dalam menentukan cost of capital 2 dalam capital budgeting dan/atau dalam melakukan valuation suatu sekuritas.3 Namun pada sisi yang lain, dalam pengujian secara empiris, CAPM dianggap tidak dapat menjelaskan secara konsisten tentang fenomena hubungan risiko sistematis (beta) dan return yang terjadi di pasar modal. Berbagai hasil studi CAPM secara empiris menghasilkan kesimpulan yang beragam, baik yang mendukung maupun yang menolak CAPM. Secara umum, terdapat tiga 1 2 3 Mahasiswa Program Doktor FEB-UGM; Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung. Dalam proses capital budgeting, hasil estimasi CAPM akan menentukan tingkat cost of capital, yang menjadi tolok ukur kelayakan suatu usulan investasi, apakah akan diterima, ditolak atau ditunda. Model CAPM digunakan untuk mendapatkan benchmark dalam penentuan required rate of return dalam proses analisis sekuritas untuk mengidentifikasi sekuritas yang mengalami mispriced, yaitu penentuan suatu sekuritas atau portofolio yang tergolong undervalued atau overvalued. Investor yang rasional tentunya akan memilih atau mempertahankan sekuritas yang mengalami undervalued dan akan melepas atau mengabaikan sekuritas yang mengalami overvalued. Maka dari itu, hasil estimasi dari model CAPM tersebut akan sangat menentukan keputusan seorang investor apakah akan melakukan pembelian, penjualan atau menahan suatu sekuritas. 1