LAPORAN OBSERVASI Kelompok 10 - Blog UB

advertisement
LAPORAN OBSERVASI
MATA KULIAH EKOLOGI – KELAS O
LOKASI OBSERVASI :
DisusunOleh:
Kelompok 10
Anggota:
1.
2.
3.
4.
5.
DZIKRINA FARAH ADIBA
LILIS SURYANINGSIH
ARRUM ELVANDARI
MUHAMMAD REZA FAHMI
HENDAR KHARIS SUHUD
(115100900111042)
(115100900111021)
(115100901111008)
(115100900111020)
(115100907111003)
Dosen Mata Kuliah :AnggaDethaShirajjudinAji, S.Si, M.Si
TEKNIK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Kata Pengantar
Pujisyukur kami panjatkanpada Allah SWT atasberkahdanridhoNyasehingga kami
dapatmenyelesaikanLaporanhasilObservasisebagaitugasmatakuliahEkologi
yang
kami
tempuh.Ucapanterimakasih
pula
kami
sampaikanpadaDosenMatakuliahEkologi,
BapakAnggaDethaShirajjudinAji, S.Si, M.Siatasbimbingannya.
LaporanObservasiinidisusundalambentuk
paper
sederhanauntukmemenuhitugasObservasidanPengamatanLingkungandalamMatakuliahEkologi.
Adapunlokasi yang telah kami observasiyaituArea Green Zone Ijen Boulevard.Sebagaisalahsatu
“Area Hijau” di Kota Malang, kawasanIjentersebutmemilikiperanan yang sangatpenting,
baikdarisegibiologis,
psikis,
ekonomihinggasosial.
Olehsebabitupenting
pula
untukdilakukanobservasidanpengamatan agar dapatlebihterjagadanteramati.
Dengantersusunnyalaporanobservasiini,
diharapkanmenjadisalahsatumaterireferensibagiparapembacauntukmengetahuilebihdalammen
genaiObservasidanPengamatan di JalanIjen.Demikiandanterimakasih.
Malang, 19 Maret 2013
Tim Observasi
ANGGOTA KELOMPOK 10
PASUKAN OBSERVER ―GREEN ZONE‖ AREA IJEN BOULEVARD
KELAS O – TSAL
Farah
Hendar
Reza
Lilis
Arrum
1. PENGERTIAN EKOLOGI
Ekologi pertama kali diperkenalkan oleh seorang biologi bernama Jerman Ernest
Haeckel, 1869. Kata Ekologi berasal dari bahasa Yunani ―Oikos‖ (rumah tangga) dan ―logos‖
(ilmu), yang secara harfiah berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Yang
merupakan makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya. Beberapa pengertian ekologi menurut
para ahli yaitu:

Menurut Ernest Haeckle ekologi adalah ―ilmu yang mempelajari seluk beluk ekonomi
alam, suatu kajian hubungan anorganik serta lingkungan organik di sekitarnya‖.

Menurut C. Elton (1927) ekologi adalah ilmu yang mengkaji sejarah alam atau
perkehidupan alam (natural history) secara ilmiah,

Menurut Andrewartha (1961) ekologi adalah ilmu yang membahas penyebaran
(distribusi) dan kemelimpahan oraganisme.

Sedangkan Eugene P. Odum (1963) menyatakan bahwa ekologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur dan fungsi alam. Charles J.

Krebs (1978) menyatakan ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji interaksiinteraksi yang menentukan penyebaran dan kemelimpahan organisme.

Miller dalam Darsono (1995:16) ‖Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik
antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya‖

Odum dalam Darsono (1995: 16) ―Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam,
tentang struktur dan interaksi antara sesame organism dengan lingkungannya dan
ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora,
fauna,
mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama saling tergantung satu sama lain‖

Resosoedarmo dkk, (1985:1)―ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya‖.

Subagja dkk, (2001:1.3). ―Ekologi merupakan bagian ilmu dasar‖
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekologi adalah ilmu dasar yang mempelajari tentang
hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan lingkungannya.
2. LOKASI OBSERVASI
Observasi dilakukan oleh seluruh anggota kelompok pada tanggal 5 Maret 2013 sekitar
pukul 10 pagi. Adapun lokasi observasi dilakukan di Jalan Besar Ijen Kota Malang sebagai salah
satu Area Hijau atau Green Zone di Kota Malang. Berikut rincian mengenai lokasi observasi.
a. Informasi Geografi Jalan Besar Ijen
Jalan Ijen terletak pada koordinat 7°58'19"SOUTH 112°37'19"EAST. Di sebelah Utara
Jalan Ijen berbatasan dengan Jalan Pahlawan,RS Husada Bunda,simpang balapan dan jalan Ijen.
Di sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Retawu, Jalan wilis , Museum Brawijaya , Holland
Bakery,dan Tugu Bunga Mawar. Di sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Semeru. Sedangkan
di sebelah Selatan berbatasan dengan jalan kawi,jalan terusan Ijen,dan RS Melati Husada. Luas
wilayah di sepanjang Jalan Ijen berkisar 9000 meter persegi.
Jalan Ijen merupakan salah satu jalan utarna di Kota Malang. Ruasan jalan Ijen yang
cukup lebar masih memungkinkan terjadi perubahan pada penataan jalur hijau jalan. Aktivitas
yang terdapat disepanjang jalan meliputi aktivitas pendidikan, perdagangan, dan pelayanan. Pada
hari-hari libur, trotoar jalan sering pula digunakan sebagai sarana untuk aktivitas olahraga.
Penataan jalur hijau sepanjang jalan Ijen didasarkan pada tujuan yang akan dicapai dan
disesuaikan dengan karakter lingkungan setempat sehingga terbentuk lanskap jalan raya dengan
ciri khas tertentu.
(a)
(b)
Gambar (a) Kawasan Jalan Ijen; dan (b) Peta Geografis Jalan Ijen
Jalan harus memenuhi aspek efisiensi, keamanan, kenyamanan serta penampilan yang
menyenangkan untuk memperlancar sirkulasi dan mengantisipasi efek-efek yang ditimbulkannya
seperti polusi, kebisingan, panas, dan ketidaknyamanan. Salah satu faktor yang dapat
mewujudkan hal tersebut adalah ketepatan dalam penataan lanskap jalan raya, khususnya dalam
penataan jalur hijau jalan. Selain permasalahan tersebut dampak lain dari statusnya sebagai ruang
terbuka kota (Public space) yang pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Kota dengan dana
dan waktu yang umumnya terbatas, rnenuntut pemilihan tanarnan dan pola penataan yang tepat,
fungsional dan estetis.
b. Sejarah DidirikannyaJalanBesarIjen
Jalan Besar Ijen (Ijen Boulevard) dibangun pada masa pemerintahan walikota
H.I.Bessemaker (1919 – 1929) dan dirancang oleh Ir. Herman Thomas Karsten pada tahun 1920,
dengan arsitektur eropa khususnya belanda dengan jajaran pohon Palem Raja (Roystenea Regia –
Latin) di area pedestrian.
Seperti umumnya kota di Jawa, pada tahun 1914 pola permukiman di Kota Malang dibagi
menjadi permukiman Eropa, Timur Asing dan pribumi. Perkembangan penduduk Eropa yang
cepat di Kota Malang menyebabkan permukiman orang Eropa kian menjauhi pusat kota. Hal ini
menyebabkan Kota Malang berbentuk seperti pita memanjang (ribbon shaped cities).
Daerah permukiman orang Eropa terletak disebelah Barat daya dari alun-alun, Taloon,
Tongan, Sawahan dan sekitarnya, selain itu juga terdapat disekitar Kayutangan,Oro-oro Dowo,
Celaket, Klojenlor dan Rampal. Daerah permukiman orang Cina terdapat sebelah Tenggara dari
alun-alun (sekitar Pasar Besar). Daerah orang Arab disekitar belakang Masjid. Daerah orang
Pribumi kebanyakan menempati daerah kampung sebelah Selatan alun-alun, yaitu daerah
kampung: Kabalen, Penanggungan, Jodipan, Talon dan Klojenlor. Daerah Militer terletak
disebelah Timur daerah Rampal.
Rencana kota Malang pada tahun 1920, yang dibuat oleh Ir. Thomas Kartsen merupakan
sebuah fenomena baru bagi perencanaan kota - kota di Indonesia, kaidah-kaidah perencanaan
modern telah memberikan warna baru bagi bentuk tata ruang kota, seperti penggunaan pola
boulevard, bentuk-bentuk simetri yang menonjol dan sangat disukai pada periode Renaisance.
Tatanan ruang kota Malang semula berpola radial, dengan alun-alun sebagai pusatnya (alun-alun
sebagai sentral). Namun seiring datangnya pengaruh arsitektur kolonial, pola radial berangsurangsur menjadi pola grid, karena pola grid dinilai lebih baik dari segi kepentingan kolonialnya.
Grid memiliki pola yang tertata rapi sehingga dalam masa kolonial hal ini benar-benar lebih
menguntungkan. Menguntungkan dalam artian, Pola grid tersebut lebih tertata, rapi, lebih
ekonomis dan efisien, serta dalam pembangunan pola grid lebih cepat terealisasinya sedangkan
dari segi sirkulasinya lebih mudah untuk keluar masuk sarana transportasi saat itu, sehingga tidak
menyebabkan kemacetan. namun pola grid memiliki kelemahan dimana pola grid tersebut hanya
bisa dibangun pada lahan yang datar, sehingga pola grid tidak bisa dibangunin pada lahan
bergelombang. Alun-alun sebagai sentral atau pusat kota masih dipertahankan sesuai dengan
konsep umum yang berlaku bagi kota-kota kabupaten di Jawa pada masa kolonial waktu itu.
Di bagian barat kota Malang terhampar sebuah kawasan elite yang dahulunya adalah
tempat tinggal orang-orang kaya Belanda. Rumah-rumah peninggalan belanda yang sampai
sekarang masih tetap dipertahankan gayanya berdiri megah lengkap dengan nama dan tahun di
depannya seperti; Anno 1320, Eleanor, Elizabeth dan sebagainya. Rumah-rumah itu berdiri
dalam blok-blok rapi yang dibelah oleh jalan-jalan dengan pohon - pohon palem raksasa di
pinggirnya. Tatanan rumah-rumah elite pada kompleks ini langsung berhadapan dengan jalan
besar Ijen. Hal ini dikarenakan bangunan-bangunan ini bersifat monumental. Di kawasan inilah
terdapat sebuah boulevard yang dulunya adalah arena pacuan kuda yang pernah digunakan untuk
Jambore Pandu (pramuka) sedunia pada tahun 30-an. Ijen Boulevard yang terletak di Jalan Ijen
Kota Malang, begitu indah dan sejuk dipandang mata karena wilayah ini merupakan kompleks
elit orang Belanda dan dari sisi desain lansekapnya sangat indah, menawan dan sangat
diperhitungkan sekali seperti komplek bangunan, pedestrian,
jalan,
maupun median
jalannya. Tata bangunan di daerah Ijen Boulevard ini jika dilihat sekilas mungkin terlihat berpola
grid, seperti gaya tatanan kota – kota Jawa di jaman kolonial Belanda. Namun menurut Respati
Wikantiyoso (Ulasan Disain Urban ―Kawasan Idjen Boulevard‖). Pola grid sama sekali tidak
ditemukan pada pengembangan Ijen Boulevard, malah pola di kawasan Ijen Boulevard lebih
kepada pola linear dan simetri, karena pola grid menghasilkan pola yang seragam, sehingga lebih
mudah dan lebih ekonomis. Penggunaan pola – pola grid biasanya digunakan pada daerah yang
didominasi orang – orang pribumi. Unsur – unsur lokalitas yang berkembang pada seni arsitektur
tradisional Indonesia tidak lagi digunakan pada pengembangan daerah Ijen Boulevard ini.
Dahulu, komplek bangunan di Jalan Ijen ini sangat kental dengan bangunan Belanda pada
umumnya. Namun sayangnya keadaan bangunan banyak yang mulai berubah seiring
perkembangan jaman dan apa daya untuk mengembalikan seperti semula juga tidak
memungkinkan, hanya berharap kondisi asli yang masih bertahan tetap dijaga oleh pemiliknya.
Di sana juga terdapat Museum Brawijaya Malang yang menghalangi pemandangan Gunung jika
kita datang dari arah Jalan Semeru.
Jika kita berjalan di area pedestrian di sepanjang jalan ini, sangat terasa nyaman, sejuk,
dan area pedestrian yang luas sehingga terhindar dari kendaraan dari samping kanan. Pohon
Palem menghiasi sepanjang pedestrian di Jalan Ijen. Selain itu berbagai vegetasi banyak ditanam
di areal pedestrian baik dikelola oleh pemilik bangunan maupun oleh Pemerintah Kota Malang.
Jika kita melewati jalan ini, kita akan disuguhi oleh jajaran pohon palem raja dan median
jalan yang penuh bunga dan perdu. Dengan jalan yang cukup lebar kita bisa lebih luas menikmati
pemandangan dari kendaraan sewaktu melewatinya. Ijen Boulevard menjadi magnet tersendiri
bagi pengunjung yang melewatinya. Konon Ijen Boulevard juga menjadi panduan bagi boulevard
- boulevard yang terkenal di dunia, karena banyak orang luar yang meneliti desain boulevard ini.
Seiring dengan perkembangan jaman dan perubahan arus global, kawasan – kawasan Ijen
mulai semakin dipadati, sehingga keindahan yang dulu didapat dan dengan mudah dilihat, tidak
dapat lagi dinikmati dengan mudah, karena memang ramai dan bangunan – bangunan pribumi
mulai masuk dan merusak keindahan kawasan bangunan – bangunan peninggalan Kolonial
Belanda.
Jalan Ijen Tempo Dulu
Di tengah-tengah ada taman yang cukup luas untuk memisahkan dua jalur kendaraan dari
arah berlawan. Benar-benar sebuah Boulevard yang sangat ideal. Melintasi jalan Ijen seperti
sedang mengulang sebuah sejarah dari zaman Belanda. Rumah-rumah kuno peninggalan zaman
Belanda di kiri kanan jalan semakin memperkuat kesan tersebut meskipun sekarang bentuk asli
rumah-rumah tersebut sudah banyak berubah mengikuti perkembangan zaman. Di jalan Ijen ini
pula berdiri dengan megahnya sebuah katedral yang dibangun sekitar tahun 1936 dengan nama
Gereja Santa Maria Bunda Karmel atau masyarakat lebih sering menyebutnya dengan Gereja
Ijen. Gedung bangunan Gereja ini masih utuh dan masih mempertahankan bentuk aslinya. Di
jalan Ijen ini pula tiap tahunnya digelar acara ―Malang Tempoe Doeloe‖ dimana dalam acara ini,
semua hal yang disajikan harus bernuansa Tempoe Doloe, seperti makanan-makanan zaman dulu,
barang-barang seperti radio kuno, gramaphone, mesin ketik, dll. Suasananya juga didesain ala
tempo dulu, stan-stan terbuat dari bambu dan gedek, tempat makan beralaskan daun pisang, dan
tak ketinggalan juga para penjaga stan juga berpakaian ala tempo dulu seperti kebaya dan sarung.
Jika anda berkunjung ke Malang mintalah pemandu wisata anda untuk melintasi Jalan Ijen yang
penuh dengan kenangan sejarah atau lebih tepatnya bisa dikatakan cikal bakal kota Malang ini.
3. KOMPONEN LOKASI OBSERVASI
Suatu sistem ekologi tentunya memiliki komponen – komponen yang mengisi sistem
ekologi tersebut. Ekosistem dalam hal ini berperan menampung semua komponen – komponen
tersebut dalam lingkup luas dan kawasan tertentu. Adapun komponen – komponen tersebut
memiliki karakteristik dan berbeda beda dan memiliki perannya masing-masing dalam lingkup
system ekologi. Jenis komponen – komponen ekosistem tersebut secara garis besar dibagi
menjadi dua, yaitu komponen Biotik dan Komponen Abiotik.
a. Komponen Biotik
Pengertian
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup
(organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem
selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Komponen biotik yang ada dalam ekosistem
di kawasan jalan Ijen secara umum terbagi atas kingdom Animalia dan Kingdom Plantae.
Kingdom Plantae
Tanaman berperan sebagai unsur pelembut dan dapat mengharmoniskan ruangruang dalam lanskap jalan. Fungsi tanaman dalam desain penanaman untuk mengurangi
cahaya yang menyilaukan baik darimatahari maupun dari cahaya kendaraan dengan
menempatkan tanaman pada ketinggian dan kepadatan yang tepat, untuk privasi, sebagai
pengarah, sebagai pembentuk ruang, sebagai pembatas fisik yang mengendalikan
pergerakan manusia, hewan dan kendaraan, mengkontrol iklim mikro (suhu, radiasi
matahari, angin, presipitasi, kelembaban, mengurangi kecepatan angin dan memberi
naungan), prepitasi, kontrol kebisingan, penyaringan dan pengkayaan udara, pengendalian
erosi dan sebagai habitat satwa liar.
Menurut Chaniago (1980), pemilihan jenis pohon untuk jalan raya harus
memperhatikan karakteristiknya, seperti (a). Naungan, yang sangat berhubungan dengan
penetrasi radiasi matahari sehingga suhu udara disekitar tanaman menjadi menurun, (b).
Akar harus cukup kuat untuk menahan vibrasi yang disebabkan oleh kendaraan yang
lewat, dan jenis yang dipakai sebaiknya tidak mempunyai akar yang dapat menembus
permukaan aspal atau beton sehingga kerusakan utilitas dapat dihindari, (c). Batang dan
cabang cukup elastis dan kuat untuk menjaga rusaknya pohon bila angin bertiup kencang.
Pendapat ini didukung oleh Nurisjah (1991) yang memberikan persyaratan agar tinggi dan
besar pohon tidak mengganggu sarana dan prasarana kota yang ada disepanjang jalan
serta prefereni satu jenis tanaman pada satu bagian jalur tertentu untuk memberikan kesan
rapi dan orientasi.
Evaluasi tanaman pada tepi jalan diperlukan untuk mengoptimalkan efektivitas
tanaman pada jalur jalan dalam mewujudkan konsep jalan dalam kota yang memberi
kelancaran, keselamatan dan peningkatan kualitas lingkungan serta visual jalan. Demikian
pentingnya peranan tanaman dalam lanskap jalan, khususnya untuk pemenuhan fungsi
arsitektural, fungsional, lingkungan dan estetika.
Sepanjang jalan Ijen terbagi atas 5 Taman (pulau) sebagai tempat
menanam tanaman – tanaman hias.Berikut dijelaskan beberapa spesies tanaman yang ada
di lingkungan ekologi Jalan Ijen.
1. Pohon palem
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo
: Arecales
Famili
: Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus
: Roystonea
Spesies
: Roystonea regia Salah satu jenis pohon
Taman tepi jalan Ijen didominasi oleh tanaman palem raja, dimana tata letak
tanaman palem raja dapat menjadi suatu identitas taman yang ada di kota Malang. Barisan
batang tanaman palem raja seolah sebagai pagar atau tembok yang berdiri kokoh
disepanjang jalan ijen. Tanaman ditanam di pinggir jalan atau median jalan karena
bentuknya yang tinggi menjulang dan ditanam secara berjajar. Palem Raja yang berjajar
dapat menambah keasrian dari sisi jalan ijen. Palem ini dapat tumbuh lebih dari lebih dari
15 meter dan mempunyai batang yang besar serta dapat ditanam di daerah tropis dan
subtropis. Sebagai informasi, tumbuhan ini berasal dari daerah Karibia dan Amerika dan
nama Roystonea diambil dari nama seorang insinyur yang bekerja di kemiliteran AS, Roy
Stone.
Pohon palem digunakan sebagai obat, juga punya kapasitas penyaring CO2 dan
menjadi O2 (oksigen) yang sangat dibutuhkan pernafasan. Pohon ini meneduhkan sedikit,
menyejukkan 2%.
Tepi Jalan Ijen didominasi oleh Palem Raja
2.
Rumput Jepang
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus
: Zoysia
Spesies
: Zoysia matrella (L.) Merr.
Daunnya yang kurus tumbuh rapat. Kalau tidak dipangkas sebulan sekali, bagian
bawahnya akan berwarna kekuningan. Daun yang kuning ini disebabkan karena sinar
matahari tidak dapat menembus sampai ke bagian bawah.
3.
Bunga Kana
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Cannaceae
Genus
: Canna
Spesies
: Canna indica L.
Tanaman hias sebagai pengindah taman yaitu Tanaman Kana atau lebih terkenal
dengan Bunga Kana karena sebagai andalannya memang pada kelopak bunganya yang
cantik.
Bunga kana yang dikenal setidaknya terdapat tiga jenis warna yaitu bunga warna
merah, kuning dan putih. Semua jenis bunga kana tersebut mempunyai keindahan yang
sama sehingga pada aplikasinya bunga kana tersebut ditanam secara bersamaan.Bunga
kana cukup mudah untuk ditanam. Media yang digunakan juga cukup tanah biasanya saja.
Tidak mudah terserang penyakit ataupun ulat.
Bunga kana yang sudah tua akan menghasilkan biji yang dapat ditanam.
Penanaman cukup disebarkan pada tanah yang lembab, dan beberapa hari kemudian akan
mulai tumbuh. Dari semua kelebihan tersebut, cocoklah jika bunga kana digunakan
sebagai tanaman hias alternatif yang murah namun tetap cantik.
4. Bunga bougenville
Kerajaan
:Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Nyctaginaceae
Genus
: Bougainvillea
Bougenville atau Kembang Kertas, di sebut bunga kertas karena bunga tersebut
tipis tampak seperti kertas. Keindahan tanaman ini berasal dari bunganya yang
berwarna cerah dan menarik perhatian, karena tumbuh dengan rimbunnya. Tanaman ini
sering ditanam di taman dan kawasan perumahan. Pada waktu tanaman ini berbunga,
tanaman ini mempunyai kebiasaan merontokkan beberapa daunnya. Bougenville
memerlukan pemangkasan teratur untuk mempertahankan bentuk yang cantik.
Bougenville dapat muncul dalam warna merah, pink, orange, putih, biru, ungu dan
kuning. Perbanyakan tumbuhan bougenville dapat dilakukan dengan setek batang,
cangkok, okulasi, atau biji. Bougenville dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga
kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik. Untuk tempat tumbuhnya,
dibutuhkan tanah gembur berpasir, terbuka, dan selalu terkena sinar matahari.
5. Kelapa
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Arecales
Famila
: Arecaceae
Genus
: Cocus
Spesies
: Cocus nucifera L.
Nama latin : Cocos nucifera L.
Identifikasi tanaman tegak yang telah dilakukan di Ijen kota malang tanaman yang
diperoleh di antaranya yaitu, pohon kelapa (Cocos nucifera L.) pada identifikasi pohon
kelapa yang diperoleh panjangnya sekitar 2 m.
Kelapa adalah tanaman daerah tropis yang lembab. Cukup mudah beradaptasi
dengan perbedaan suhu dan persediaan air dan masih umum ditemui di daerah dekat
batasan zona ekologinya. Kebutuhan sinar matahari tahunan di atas 2000 jam, minimal
120 jam per bulan. Suhu rata-rata optimal pada 27°C dengan rata-rata variasi diurnal 5—
7°C. Untuk hasil yang baik, suhu rata-rata minimum 20°C. Suhu di bawah 7°C dapat
merusak palem muda, tetapi tiap-tiap kultivar tertentu mempunyai toleransi berbeda
terhadap suhu rendah. Pada umumnya kelapa ditanam di daerah pada ketinggian di bawah
500 m, tapi dapat tumbuh subur pada ketinggian sampai 1000 m, walaupun suhu rendah
akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil. Biasanya palem tumbuh di daerah dengan
sebaran curah hujan tahunan merata antara 1000—2000 mm dan kelembaban relatif
tinggi, tetapi masih dapat bertahan pada daerah lebih kering tetapi dengan kelembaban
tanah yang memadai. Daun yang semi-serofitik memungkinkan untuk meminimalkan
kehilangan air dan tahan kering untuk beberapa bulan. Kelapa tumbuh subur pada
berbagai tanah, bila drainase dan aerasinya cukup. Kelapa merupakan halofitik dan
toleran pada garam dengan baik. Dapat tumbuh pada berbagai pH tapi tumbuh paling baik
pada pH 5.5—7.
6. Kelapa Sawit
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Palmales
Familia
: Palmaceae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis
Berdasarkan hasil pengamatan tumbuhan tegak yang telah dilakukan di sekitar
taman kota, tepatnya di Jalan Ijen kota Malang diperoleh hasil bahwasanya terdapat
beberapa tumbuhan tegak yang berada di sekitar tempat tersebut. Dapat diketahui bahwa
tanaman kelapa sawit yang ditanam di sekitar daerah tersebut merupakan pohon dengan
ketinggian yang mencapai kurang lebih 20 meter. Daun kelapa sawit berwarna hijau tua,
tersusun secara majemuk menyirip, berbentuk pita (ligulatus), dengan ujung dan pangkal
daun meruncing, tepi daun rata, serta daging daun seperti perkamen.
Pada umumnya secara keseluruhan, daun kelapa sawit mirip dengan daun kelapa
(Cocus nucifera). Batang daun kelapa sawit
berkayu,
berwarna coklat
tua,
memperlihatkan bekas-bekas daun, dan tata letak daunnya spirostik. Sedangkan akarnya
tidak kelihatan, karena pohon telah tertanam di dalam tanah dan pohon cukup besar.
Sehingga, tidak memungkinkan pohon tersebut untuk dicabut demi mengetahui sistem
perakarannya.
Selain itu, bagian bunga dan buah kelapa sawit juga kurang begitu terlihat dengan
jelas, karena pohon kelapa sawit cukup tinggi.
7. Palem Raja (Roystenea Regia):
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Arecales
Famili:
Arecaceae
Genus:
Roystonea
8. Palem Kuning
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Arecales
Famili:
Arecaceae
Genus:
Chrysalidocarpus
Spesies:
C. lutescens
Nama binomialChrysalidocarpus lutescens
9. Puring
Puring di taman
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Malpighiales
Famili:
Euphorbiaceae
Genus:
Codiaeum
Spesies:
C. variegatum
Nama binomialCodiaeum variegatum
(L.) A.Juss.
10. Kembang merak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Fabales
Famili:
Fabaceae
Upafamili:
Caesalpinioideae
Genus:
Caesalpinia
Spesies:
C. pulcherrima
Nama binomialCaesalpinia pulcherrima
(L.) Sw.
Kingdom Animalia
Selain tanaman, salah satu komponen hidup lainnya yang menyusun ekosistem
wilayah Jalan Ijen ada beberapa spesies dari kingdom animalia. Namun pada saat
observasi, kami hanya mendapatkan beberapa gambar dari hanya beberapa jenis hewan.
Hal tersebut berkaitan dengan tingkatan takson dan kemampuan adaptasi hewan – hewan
tersebut dalam persaingan dengan makhluk di lingkungan hidupnya.
Berikut gambar yang dapat diambil dari pengamatan beberapa hewan sebagai
komponen biotik.
1. Capung
Seekor capung bertengger di dahan
2. Cacing
Salah satu manfaat cacing ialah menggemburkan tanah
3. Ikan
Beberapa jenis ikan mungkin tinggal di perairan kolam yang ada di Jalan Ijen. Hal tersebut
ditandai oleh adanya gelombang air pada saat air tenang.
Selain ketiga hewan tersebut, ada juga beberapa hewan lainnya yang hidup dalam
ekosistem wilayah Jalan Ijen, seperti katak, burung, belalang, tikus, cicak, semut, dan
lainnya dengan jumlah terbanyak berasal dari kelas reptile dan atau hewan melata.
b. Komponen Abiotik
Pengertian
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang
merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan
tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan
waktunya.Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan
faktor yang memengaruhi distribusi organism.
Macam-macam komponen abiotik di Ijen Boulevard
1. Tiang Lampu : penyangga lampu sebagai penerang dan memperindah pada saat
malam hari serta dapat menampah nilai eksentrik pada sebuah taman.
2. Tempat Sampah : digunakan sebagai tempat pembuangan sampah, yang
dibedakan menjadi dua tempat yaitu sampah kering seperti daun daun, botol,
kertas dll;serta sampah basah, seperti nasidan sisa-sisa makanan.
Pembagian 2 Jenis Sampah di Kotak Sampah
3. Pagar Besi : digunakan untuk mengelilingi taman sebagai batas antara taman
dengan pedestarian jalan
4. Kolam Air Mancur : terletak di tengah tengah taman sebagai penyejuk dan
memperindah taman.
5. Tugu Bunga Teratai : sebagai penarik perhatian dan simbol dari adanya taman
di jalan Ijen.
6. Tanah : sebagai lahan untuk media menanam bermacam macam pertumbuhan
dan tempat hidup organisme
Tanah subur di kawasan Ijen akibat penggemburan oleh cacing
7. Air : Ketersediaan air mepengaruhi distribusi organisme. Air merupakan
komponen penting dalam suatu ekosistem. Di kawasan Ijen, perairan terbesar
dan dapat dihuni oleh organisme ikan dan sejenisnya ialah sebuah kolam
buatan di tengah pulau taman di Jalan Besar Ijen
Sebuah kolam yang dibangun di Kawasan Jalan Ijen, dan merupakan lingkup perairan terbesar di
kawasan itu.
8. Batu : Bebatuan di kawasan Ijen berperan dalam pelengkap lingkungan tanah
9. Udara : Udara yang dapat bergerak akan menimbulkan angin, terjadi karena
perbedaan tekanan udara. Udara mengalir dari tekanan yang lebih tinggi ke
tekanan yang lebih rendah. Udara mengandung gas-gas yang penting seperti
oksigen, karbondioksida, hidrogen, dan nitrogen.
Udara sekitar Kawasan Ijen Boulevard
Selain dari yang telah dijelaskan, ada banyak komponen abiotic lainnya yang
menyusun ekosistem di kawasan Jalan Besar Ijen. Komponen lainnya sebagian besar
merupakan komponen kimiawi yang berada di tanah dan berperan sebagai nutrisi bagi tanah
dan tanaman.
4. KEUNTUNGAN “GREEN ZONE” AREA IJEN
BOULEVARD
4.1.Lingkungan
4.1.1. Menumbuhkan Budaya “Malu” Buang Sampah Sembarangan
Secara tidak langsung, budaya ―malu‖ buang sampah sembarangan tercipta di
kawasan ini. Hal ini dapat kita lihat bersih dan terawatnya kawasan ini tanpa
sampah. Pemkot Malang telah memberikan peran dan fungsi nyatanya dalam
membangun budaya bersih bagi warga yang tinggal Kota Malang.
4.1.2. Sebagai Media Edukasi tentang Pengelolaan Sampah Sederhana
Dengan disediakannya tong sampah ―anorganik‖ yang berwarna kuning
bersanding dengan tong sampah ―organik‖ yang berwarna biru atau hijau di
sepanjang kawasan ini memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang cara
pengelolaan sampah yang sederhana yakni di mana setiap orang berkesempatan
untuk membantu memisahkan jenis sampah dalam rangka memudahkan
penyelenggaraan pengelolaan sampah yang ―reuse‖ dan ―recycle‖ .
4.1.3. Produsen O2
Taman kota, sedikit banyak telah memberi sumbangsih pasokan oksigen pada
siang hingga sore hari sebelum gelap (malam/ tak ada cahaya matahari). Sehingga
udara di kawasan taman kota terasa segar.
4.1.4. Ekosistem Berbagai Macam Biota
Biota baik abiotik yang sebagai penghias dan biotik yang mampu beradaptasi
berhabitat di taman kota ini menambah kesan nuansa semarak kehidupan yang
harmoni, tumbuhan, serangga, maupun ikan dan kodok di kolam merupakan
sesama makhluk hidup yang juga membutuhkan kesempatan memiliki ruang untuk
tinggal dan berkembang.
4.2.Sosial
4.2.1. Wahana Strategis Berkumpulnya Komunitas-Komunitas
Setiap hari Minggu pagi dari pukul 05.00 – 10.00 WIB kawasan ini ramai sebagai
tempat nongkrongasyik bagi berbagai macam komunitas mulai dari free style bike,
dancer, sepatu roda, sepeda onthel, dan lain-lain. Selain bebas polusi, komunitaskomunitas itu pun mendapat kesempatan mempromosikan bakat dan kemampuan
mereka sehingga secara tidak langsungpun mengajak warga yang tinggal di Kota
Malang supaya makin aktif kreatif berkembang di berbagai minat bidang seni
maupun olahraga yang nantinya membentuk masyarakat yang madani.
4.2.3. “Car Free Day” Area
Setiap hari Minggu pagi dari pukul 05.00 – 10.00 WIB kawasan ini merupakan
kawasan bebas kendaraan berasap, atau dikenal dengan sebutan Car Free. Dengan
adanya Car Free Day Area ini memberi kesempatan kepada warga yang tinggal di
Kota Malang untuk menikmati betapa nikmatnya adanya ruang terbuka hijau
bebas polusi. Dengan begitu secara tidak langsung harapanya bisa mengedukasi
masyarakat untuk mengupayakan adanya ―ruang terbuka hijau bebas polusi‖ di
tempat-tempat lainnya.
Para pejalan kaki danpesepeda yang menikmatiudarasejukJalanIjen
4.2.4. Pereduksi Stress Manusia
Manusia mana yang tidak merasa tentram melihat pemandangan hijau dengan
keelokan tatanannya dan keindahan warna-warni bunga-bunganya?
Walaupun taman kota hanyalah replika kecil nuansa alam yang asri, hal ini
minimal mampu membangkitkan senyum di sanubari akan keyakinan bahwa
masih ada sisi kebaikan di kehidupan ini yang patut terus diperjuangkan untuk
menang : menjaga lingkungan alam yang asri hingga anak cucu kita nanti.
4.3. Ekonomi
4.3.1. Pasar Minggu
Kawasan Car Free Day Area dimanfaatkan Pemkot Malang sebagai kawasan strategis
untuk meningkatkan income ekonomi warga dengan menyelenggarakan Pasar yang
menjual berbagai macam barang mulai dari makanan, mainan, aksesoris, oleh-oleh
khas Malang, dan lain-lain.Keramaiantersebutjugadidukungoleh kenyamanan ruang
terbuka hijau di hari libur tiap akhir pekan.
―PasarMinggu‖ yang hanyaadaPadaMingguPagi di JalanBesarIjen
4.3.4. Citra “Sejuk” Malang sebagai Obyek Wisata
Dengan mudah setiap hari Minggu dapat kita temui turis asing juga tak mau kalah
menikmati kawasan Car Free Day Area di Ijen Boulevard ini. Dengan begitu, tentu
saja menambah income dari visa turis asing.
5. PENUTUP
Kawasan jalan besar Ijen merupakan salah satu Jalan Besar yang ada di Kota Malang.
Adanya 5 pulau taman yang dibangun ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang
melewati kawasan ini. Di lingkungan ekosistem Jalan Ijen, ada banyak spesies tanaman yang
ditanam, terutama pada 5 pulau taman di tengah Jalan Besar Ijen, yang berperan sebagai
unsur biotik. Selain tanaman, hewan yang ada di kawasan Ijen merupakan unsur biotik
pembentuk ekosistem. Selain unsur biotik, ada juga unsur abiotic seperti tanah, udara, batu,
air, dan lainnya yang komponennya bukan merupakan makhluk hidup. Perairan terbesar di
kawasan Ijen ini terdapat pada kolam buatan di tengah Jalan Besar.
Adanya peraturan ―green zone area‖ pada Hari Minggu di Kawasan Ijen memberikan
keuntungan tersendiri baik dari segi ekonomi maupun social. Namun, ada beberapa
kekurangan yang dapat diakibat kan dari terbukanya pasar Minggu di Jalan Ijen, yaitu
rusaknya estetika lingkungan akibat pembuangan sampah sembarangan oleh orang-orang
yang berlalulalang di kawasan tersebut dalam keramaian.
6. DOKUMENTASI
AnggotakelompokobservasikawasanIjen (darikirikekanan)
(M. Reza Fahmi, ArrumElvandari, LilisSulistyaningsih, Dzikrina Farah Adiba, danHendarKhalis)
Udarasejuk di KawasanIjen
SEKIAN DAN TERIMA KASIH 
Download