bab 1 pendahuluan - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Keinginan seorang wanita untuk memiliki anak terkadang melebihi ketertarikannya
terhadap kecantikan dan bahkan dapat melebihi tuntutan karirnya. Ketidakhadiran
seorang anak menjadi sebuah tragedi bagi wanita yang menikah, dan keadaan ini dapat
menimbulkan kekecewaan dalam suatu pernikahan. Pentingnya kehadiran seorang
anak diilustrasikan dengan adanya fakta di Inggris dan Wales bahwa dua-pertiga dari
jumlah pasangan yang bercerai, tidak memiliki anak atau hanya memiliki seorang
anak.1
Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasangan suami – istri untuk
mencapai konsepsi / kehamilan setelah satu tahun melakukan sanggama teratur tanpa
kontrasepsi atau ketidakmampuan untuk hamil sampai melahirkan bayi yang mampu
hidup.
Umumnya, pasangan yang datang untuk mendapatkan pengobatan infertilitas, tidak
berhadapan dengan sterilitas pasangannya, tetapi kemungkinan terjadinya konsepsi
atau siklus fekunditas tiap bulannya relatif lebih rendah. Keadaan seperti ini lebih tepat
disebut sebagai subfertilitas, dimana kehamilan spontan masih dapat terjadi walaupun
kemungkinannya rendah.2
Universitas Sumatera Utara
Istilah infertilitas harus dibedakan dengan fekunditas. Fekunditas adalah kemungkinan
tejadinya kehamilan setiap bulannya.3 Fekunditas sangat tergantung kepada usia
pasangan wanita. Kemungkinan terjadinya kehamilan pada usia wanita 36-37 tahun
akan berkurang setengahnya dari wanita yang masih berusia 25-27 tahun. Siklus
fekunditas akan menurun seiring dengan penurunan jumlah oosit.4,5 Secara umum,
siklus fekunditas untuk pasangan normal adalah sekitar 20-25%, sementara pada
pasangan infertil hanya 1-3%.2
Data dari National Survey of Family Growth (1995) menunjukkan bahwa dari 7%
pasangan yang menikah, dimana pasangan wanitanya masih berada pada usia
reproduktif, tidak mendapatkan kehamilan setelah 12 bulan melakukan senggama
teratur tanpa kontrasepsi.6
Diperkirakan sekitar 10-15% pasangan suami – istri mengalami masalah infertilitas,
atau yang lebih tepat disebut sebagai subfertilitas.7 Saat ini, insidensi infertilitas telah
meningkat (bahkan kemungkinan telah meningkat 100% dalam 20 tahun terakhir),
terutama di negara berkembang.5
Menurut data WHO, sekitar 50-80 juta pasangan suami - istri dari seluruh dunia
mempunyai masalah infertilitas.2 ESHRE Capri workshop 1996, menyatakan bahwa
jumlah pasangan infertil di seluruh dunia diperkirakan sebanyak 60-80 juta pasangan.
Di Negara – Negara industri prevalensinya 10-33% (Schmidt & Muster 1995).
Sedangkan pada Negara – Negara berkembang 3-7 % dari populasi wanita pada masa
Universitas Sumatera Utara
akhir reproduksi tidak memiliki anak, (Schmidt & Muster 1995, Sundby & Schei 1996,
wulff et al 1997).(dikutip dari 8)
Infertilitas dapat terjadi akibat adanya gangguan pada kedua pasangan (40%), atau
pada pasangan wanitanya saja (25-30%), ataupun pada pasangan prianya saja (20%).
Sedangkan pada infertilitas yang tidak dapat dijelaskan 10-15% (Thonneau et al,
1991).(dikutip dari 8)
Hull et al. 1985, Thonneau et al. 1991, Schmidt et al. 1995, menyatakan bahwa
penyebab utama dari infertilitas adalah gangguan ovulasi (20-32%), gangguan Tuba
(14-26%), dan endometriosis (4-6%). Pada 26-30% pasangan tidak dijumpai adanya
alasan karena faktor wanita dan dijumpai adanya penurunan kualitas semen pada 2442% pasangan pria.(dikutip dari 8)
Terdapat 5 faktor penyebab infertilitas yang mendasar, yaitu faktor pasangan pria,
faktor servikal, disfungsi ovulasi, adanya masalah pada rahim atau organ pelvis
pasangan wanita ataupun keduanya, dan penyebab yang tidak dapat dijelaskan.6
Tabel 1.1. Penyebab dari infertilitas.6
Differential diagnosis
Male factors
Tubal/uterine/peritoneal
factors
Anovulation/ovarian
factors
Cervical factors
Unexplained infertility
Percent
Basic evaluation
30 Semen analysis
25 Hysterosalpingogram, laparoscopy, chromopertubation
25
10
10
Basal body temperature chart, midluteal progesterone
level, endometrial biopsy, luteinizing hormone testing
Postcoital test
All of the above
Universitas Sumatera Utara
Sekitar 50% wanita infertil akan mencari pertolongan medis terhadap masalah
fertilitasnya.8 Pilihan terapi paling optimal terhadap pasangan ini juga masih
membingungkan. Terapi yang berlebihan dan tidak perlu harus dihindari untuk
meminimalisasi biaya total terapi infertilitas dan kemungkinan timbulnya resiko
kesehatan yang berhubungan dengan stimulasi ovarium.8
Dewasa ini, telah banyak kemajuan yang dicapai dalam penanganan infertilitas. Metode
pembedahan yang dahulunya digunakan untuk pengobatan infertilitas telah menurun
jumlahnya. Metode pembedahan ini telah diganti dengan Assisted reproduction
technology (ART).
Beberapa teknik konsepsi dibantu (associated conception) dapat digunakan untuk
meningkatkan kemungkinan hamil jika cara-cara konvensional tidak berhasil setelah
dicoba dalam kurun waktu tertentu.
2,9
Ada 3 cara dari teknik konsepsi dibantu yaitu
inseminasi intra uteri, fertilisasi in-vitro, injeksi sperma intra sitoplasma.10
Inseminasi intra uterus / IIU merupakan salah satu prosedur yang banyak dipakai di
klinik fertilitas dan biasanya merupakan pilihan pengobatan pertama pada pasienpasien dengan gangguan ovulasi, infertilitas yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya,
infertilitas karena faktor serviks dan faktor pria. Walaupun kemungkinan hamil dengan
cara inseminasi intra uterus lebih rendah dibandingkan dengan fertilisasi in-vitro, tetapi
bagaimanapun cara ini merupakan pengobatan yang sederhana, murah, dan cukup
efektif.2
Universitas Sumatera Utara
Angka keberhasilan IIU berkisar antara 8-12% per siklus.11 Abdelrahman M, 2009
melaporkan bahwa angka kehamilan pada IIU per pasien adalah 10-20%, dimana
angka terendah adalah 5%.12
Keberhasilan kehamilan dengan inseminasi intra uterus bervariasi tergantung kepada
faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilannya, yaitu: indikasi inseminasi, usia
pasien, jenis stimulasi ovarium, faktor sperma, frekuensi inseminasi, lamanya infertil
dan beberapa faktor lain.2
Berdasarkan etiologi dari infertilitas, keberhasilan tertinggi yang dilaporkan ketika IIU
digunakan pada pasien dengan anovulasi yang dilakukan induksi ovulasi. kemudian
pada infertilitas karena faktor pria dan infertilitas yang tidak dapat dijelaskan,
sedangkan angka kehamilan terendah pada pasien endometriosis.12
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa angka keberhasilan IIU sangat rendah. Untuk
meningkatkan keberhasilan IIU perlu diketahui faktor – faktor yang berpengaruh
terhadap keberhasilan IIU. Di bagian obstetri ginekologi fakultas kedokteran Universitas
Sumatera Utara RSUP H Adam malik, RS jejaring belum pernah dilakukannya
penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan IIU.
Oleh karena itu, diperlukan adanya penelitian terhadap faktor – faktor yang
mempengaruhi keberhasilan IIU terutama di bagian Obstetri dan ginekologi fakultas
kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H Adam malik, Medan dan RS jejaring.
Universitas Sumatera Utara
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa belum diketahuinya faktor yang paling
mempengaruhi keberhasilan IIU di bagian Obstetri dan ginekologi fakultas kedokteran
Universitas Sumatera Utara RSUP H Adam malik dan RS jejaring.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk menganalisa faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan IIU.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk menganalisa hubungan usia dengan keberhasilan IIU.
2. Untuk menganalisa hubungan lamanya infertil dengan keberhasilan IIU.
3. Untuk menganalisa hubungan ketebalan endometrium dengan keberhasilan IIU.
4. Untuk menganalisa hubungan jumlah folikel dengan keberhasilan IIU.
5. Untuk menganalisa hubungan analisa sperma dengan keberhasilan IIU.
6. Untuk menganalisa hubungan Penyebab infertil dengan keberhasilan IIU.
7. Untuk menganalisa faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan IIU.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh dokter
spesialis obstetri dan ginekologi dan pusat – pusat pelayanan infertilitas dalam
memilih pasien – pasien yang akan menjalani IIU, sehingga didapati angka
keberhasilan yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
2. Data yang diperoleh diharapkan dapat menjadi data dasar dalam program
pendidikan dokter spesialis obstetri dan ginekologi FK USU.
Universitas Sumatera Utara
Download