BAB II TINJAUAN PUS TAKA 2.1 Komunikasi Organisasi Salah satu perilaku khas sifat manusia yang sekaligus membedakannya dengan mahkluk-mahkluk lain adalah penggunaan simbol-simbol untuk berkomunikasi antar sesama manusia.Di dalam suatu organisasi terdapat bentuk-bentuk komunikasi human relations, yakni komunikasi antar pribadi (manusianya) dan komunikasi antar manajemen. Artinya komunikasi merupakan basis untuk mengadakan kerja sama, interaksi dan menebarkan pengaruh dalam manajemen organisasi,misalnya dalam hal sebagai berikut:8 a. Pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diterima dengan akurat serta jelas sumber-sumbernya. b. M emegang peranan penting dalam proses kepengawasan sebab kalau informasi yang diterimanya tidak akurat maka fungsi pengawasan tidak dapat dilaksanakan secara tepat dan realistis. c. Untuk menetapkan sasaran dan tujuan , yaitu perlunya kesatuan pendapat atau konsesus pertama, baik secara individual maupun untuk pencapaian sasaran dan tujuan utama perusahaan atau organisasi. 8 Ruslan,Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada,2008, hal.15 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 19 Organisasi terdiri dari orang-orang yang menduduki suatu posisi atau peranan tertentu.Di antara orang-orang tersebut terjadi pertukaran pesan atau informasi melalui jaringan komunikasi (communication networking).Suatu jaringan komuniksi akan berbeda dalam sy stem dan struktur antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya. Pemahaman terhadap komunikasi organisasi tidak dapat dilepaskan dari kaitannya dengan berbagai aspek lainnya dari perilaku organisasi secara keseluruhan , maupun bila dilihat secara lebih luas lagi yaitu dalam kaitannya dengan pengkajian antar disiplin ilmu, khususnya ilmu komunikasi dan ilmu manajemen. Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana, dan mengapa orang – orang bertindak, berpikir, dan merasa dalam suatu organisasi.9 Redding dan San Born mengatakan bahwa“ Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang komplek, yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi horizontal, atau yang sama tingkatny a dalam organisasi dan berbicara, mendengarkan , menulis, da komunikasi evaluasi program”. 10 Komunikasi Organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatny a berorientasi kepentinganorganisasi.Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, 9 Sweeney, Paul D. & Dean B. McFarlin. Organizational Behavior: solutions for management. McGraw-Hill, International Edition. 10 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hal.65 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 20 produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam 11 organisasi. Komunikasi Organisasi menurut Pace and Feuler dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi teretentu.Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan – hubungan hirarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam satu lingkungan.12 Definisi diatas memperlihatkan bahwa adanya pertunjukan dan pertukaran merupakan penyampaian dan penerimaan informasi dalam penyampaian informasi keseluruh unit-unit organisasi adalah seluruh bagian organisasi yang merupakan salah satu tantangan besar dalam organisasi. Dengan landasan pengertian diatas komunikasi dan organisasi sebagaimana yang telah diuraikan ditas, maka terdapat batasan tentang komunikasi organisasi yaitu komunikasi atas manusia (human communication) yang terjadi dalam konteks organisasi atau dengan definisi yang diungkapan Godhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang bersifat hubungannya saling berkaitan satu sama lain ( the flow of messages within a network of independent relationship ).13 11 Umar Husein, Riset Komunikasi Organisasi, PT .Gramedia, Jakarta, 2002, hal.23 R. Wayne and Don F. Faules, Komunikasi Organisasi: Strategi meningkatkan kinerja organisasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal.31 13 Sendjaja Raharjo dan pradekso,Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas T erbuka, 2004, hal.133 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 21 2.2 Public Relations Public Relations adalah bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi,baik yang bersifat komersial maupun nonkomersil, di sektor publik (pemerintahan) maupun private (swasta).14 M enurut Scoot M . Cutlip, Allen H. Center, dan Glen. M Broom :15 “Public Relations is a distinctive management function which helps establish an maintain mutual lines of communication, understanding, acceptance and cooperation between an organization and its publics; involves the management of problems or issues; helps management to keep informed on and responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of management to serve the public interest; helps management keepabreast of and effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends; and uses research and sound and ethical communication as its principal tools.” M enurut Internasional Public Relations Associations (IPRA) 16 mendefinisikan Public Relations adalah fungsi managemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melaui organisasi dan lembaga swasta atau publik (umum) untuk memperoleh pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang terkait ataumungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public di antara mereka. Untuk mengaitkannya sedapat mungkin kebijaksanaan dan prosedur yang mereka pakai untuk melakukan hal itu direncanakan dan disebarkanlah informasi yang lebih produktif dan pemenuhan keinginan bersama yang lebih efisien. Professor dalam bidang komunikasi, John M arstondalam Firsan Nova, mengemukakan definisi public relations berdasarkan empat fungsi 17 khusus, yaitu : Research (penelitian), action (kegiatan), communication (komunikasi), dan evalutation (evaluasi) yang biasa disebut R-A-C-E. Shiela Clogh Crifasi, melengkapi formula R-A-C-E dengan menambahkan pendekatan tujuan (objective), strategi (strategy), dan implementasi (implementation).Artinya dengan tujuan yang jelas, bekerja berdasarkan strategi, dan menerapkan rencana yang telah ditentukan merupakan kunci dari praktik public relations. 14 Jefkins, Frank. Public Relations, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta, 2004 15 Scot M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Bloom, Effective Public Relations, Edisi kesembilan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006, hal.132 16 Sholeh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar PR, Jakarta , PT.Remaja Rosdakarya, 2007, hal. 14 17 Firsan Nova, Crisis Public Relations : Strategi PR menghadapi Krisis, Mengelola Isu, Membangn Citra, dan Reputasi Perusahaan, Jakarta ,PT. Rajagrafindo Persada, 2011, hal. 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 22 Seorang Public Relations harus melakukan tugasnya sebagai bagian dari strategi keseluruhan organisasi dengan melakukan survey atas lingkungan dan membantu mendefinisikan misi, sarana, dan objektif organsisasi atau perusahaan. Keterlibatan PR dalam proses menyeluruh ini akan member manfaat yang besar bagi perusahaan dan sekaligus bagi PR itu sendiri.18 Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi.Sasaran humas ialah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya. Kesimpulan dari berbagai definisi mengenai Public Relations di atas adalah bahwa Public Relations merupakan aktivitas, fungsi manajemen, proses usaha, individu atau organisasi untuk memperoleh dan atau meningkatkan kesamaan pengetian dengan publiknya, baik individu maupun organisasi (mencapai mutual understanding).19 Adanya usaha, fungsi manajemen atau proses mencapai hubungan harmonis dengan komunikasinya. Dimana komunikan atau publik dalam Public Relations terdiri dari publik dalam (internal public) dan publik luar (external public).Sehingga aktivitas dalam Public Relations ada dua 18 Kasali, Rhenald, Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta , PT Pustaka Utama Grafiti, 2005 19 Ruslan,Rosady, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Jakarta, Raja Grafindo, 2009, hal 24-25. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 23 bentuk, yakni Internal PR dan External Public Relations.Yang dimaksud publik dalam adalah pemegang saham dan karyawan. Sementara publik luar mencakup masy arakat sekitar, klien, pemerintah, dan media massa. PR dapat menambah nilai untuk sebuah organisasi ketika fungsi strategis PR dalam mengelola saling menguntungkan hubungan antara 20 sebuah organisasi dan kuncinya konsituen . Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dijelaskan bahwa Public Relations terdiri dari empat unsur dasar, yaitu: 1. Public Relations merupakan filsafat manajemen yang bersifat sosial. 2. Public Relations adalah suatu pernyataan tentang filsafat tersebut dalam keputusan kebijaksanaan. 3. Public Relations adalah tindakan akibat kebijaksanaan tersebut, dan 4. Public Relations merupakan komunikasi dua arah yang menunjang ke arah penciptaan kebijaksanaan ini kemudian menjelaskan, mengumumkan, mempertahankan, atau mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian dan itikad baik.21 2.2.1 Tugas Public Relations Kegiatan kehumasan pada dasarnya berintikan masalah proseskomunikasi. Sehingga jelas bahwa masalah khalayak (audience) tidak dapat dilepaskan, karena dalam tiap kegiaan dan proses komunikasi 20 Petersone, Baiba. ”College Communication and Media Sciences.” Journal of Communication Management Vol. 17 No. 4, 2013 pp. 308-323 21 FrazierMoor ,Humas; Membangun Citra Dengan Komunikasi , Rosda, Jakarta, 2004, hal. 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 24 khalayak merupakan komponen yang penting. Karena itu, dapat dikatakan bahwa ruang lingkup tugas humas meliputi aktivitas: 1. M embina hubungan ke dalam (publik internal). Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dariUnit atau badan atau perusahaan atau organisasi itu sendiri. 2. M embina hubungan ke luar (publik eksternal). Yang di maksud dengan publik eksternal adalah publik umum (masy arakat) di mana usaha itu berada, yang ingin diberi penerangan atau informasi untuk membina goodwill. Berikut beberapa job description PR yang disebut juga sebagai "nature ofwork": 1. Reputasi, keberuntungan, bahkan eksistensi lanjutan dari sebuahperusahaan, dapat bergantung dari keberhasilan PR menafsirkantarget publik untuk mendukung tujuan dan kebijakan dariperusahaan yang bersangkutan. Seorang PR sp esialis menyajikan hal tersebut sebagaimana halnya seorang penasihat dalam bidangbisnis, asosiasi non-profit, universitas, rumah sakit danorganisasi lain. Selain itu, mereka juga membangun dan memeliharahubungan positif dengan publik. 2. Seorang PR mengurus fungsi-fungsi organisasi, seperti menghadapi media, komunitas dan konsumen. Dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/z 25 hubungannyadenganpemerintah, mereka mengurus kampanye politik, representasi para interest-group, sebagai conflictmediation, atau mengurus hubunganantara perusahaan tempat mereka bekerja dengan para investor.Seorang PR tidak hanya berfungsi untuk "mengatakan sejarah organisasi", tapi mereka juga dituntut untuk mengerti tingkah-lakudan memperhatikan konsumen, karyawan dan kelompok lain yang juga merupakan bagian dari deskripsi kerjanya. 3. M erencanakan M isalnya, kegiatan-kegiatan pameran, lainsebagainya; menganalisis delegasi kunjungan, perusahaan. pertemuan membantubagian-bagian lain dan dengan masalah-masalah komunikasi, menulis dan menerbitkannya,memberikan keteranganbaik dengan audio visual maupun sarana pendukung lain serta bekerja sama untuk menanggulangi masalah-masalah yang telah ditentukan. 4. M emastikan arus informasi yang efektif untuk kelompokkelompokmasy arakat agar dapat menentukan dan memperkirakan situsasidan masalah, atau untuk mengulkur efektivitas program-program dari public relations yang telah dilaksanakan. 5. M emastikan seluruh organisasi dan tidak melakukansuatu tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 26 6. M engevaluasi masalah-masalah dan aktivitas public relation, sehingga dapat memberikan laporam-laporan yanmg teratur kepadapihak manajemen. 2.2.2 Aktivitas Public Relations Aktivitas Public Relations (PR) adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communications) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertiandan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksibarang atau pelayanan jasa, dan sebagainya, demi kemajuan perusahaan atau citrapositif bagi lembaga bersangkutan. Jadi, kegiatan PR tersebut sangat erathubungannya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap darimasy arakat.22 Dalam berbagai situasi dan kondisi yang penuh tantangan, pihak PublicRelations Officer (PRO) akan menghadapi beban tugas yang cukup berat. Dalam iklim kompetitif tersebut yang bersangkutan mempunyai fungsi pokok utama, yaitu bertindak sebagai komunikator, mediator, kemudian bertindak sebagai pendukung manajemen (back upmanagement), dan tujuan akhirnya adalah bagaimana memperoleh atau mempertahankan citra bagi lembaga yang diwakilinya.23 M ampukah public relations officer tersebut bertanggung jawab langsung dan diberikan kesempatan yang lebih luas (otonomisasi) untuk 22 Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro, Dasar-Dasar Public Relations, Jakarta , Remaja Rosdakarya, 2007, hal.114 23 Effendy, Onong Uchjana, Hubungan Masyarakat : Suatu Studi Komunikasi , Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006, hal.23 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 27 secara langsung mengatasinya menghadapi, dalam mempertahankan citra upaya membendung, memulihkan tersebut menanggulangi (recovery (maintanance of atau image) image) dan dengan mengembalikan kepercayaan masy arakat serta memulihkan krisis yang terjadi. PR menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yangbersifat komersial maupunyang non-komersial.Kehadirannya tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak. Sebenarnya apa yang biasa disebut sebagai PR atau humas terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Cutlip, Center dan Broom dalam Effective Public Relationsmerumuskan bagian-bagian dari fungsi Public Relations (PR) antara 24 lain : a. Hubungan Internal adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manajer dan karyawan tempat organisasi atau perusahaan atau instansi menggantungkan kesuksesannya b. Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. M etode penempatan pesan c. di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut d. Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sp onsortertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan 24 Cutlip, Scott M.Allen H,Center, Broom, Glen M, Effective Public Relations, Edisi 9, Jakarta. PT Indeks Kelompok Gramedia, 2007, hal.5 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 28 e. f. g. h. i. j. informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media. Press Agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik. Public Affairs adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan publik. Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi. M anajemen Isu adalah proses proaktif dalam mengantisipasi, mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespons isu-isu kebijakan publik yang mempengaruhi hubungan organisasi atau perusahaan atau institusi dengan publik mereka. Hubungan Investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar. Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlabayang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dananggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela. Sementara Rosady Ruslan dalam Suparmo mengemukakan secara garis besar fungsi aktivitas PR adalah sebagai berikut :25 a. Communicator Kemampuan sebagai communicator adalah segala kemampuan yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan media cetak, elektronik, tatap muka, lisan dan lainnya. Selain itu juga kemampuan untuk bertindak sebagai mediator dan persuader a. Relationship Kemampuan di bidang relationship adalah kemampuan PR membangun hubungan yang positif antara organisasi atau perusahaan atau instansi yang diwakilinya dengan publik internal dan publik eksternal. PR juga berupaya menciptakan saling 25 Ruslan,Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi,Jakarta , PT Raja Grafindo Persada , 2005, hal.5 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 29 b. c. d. e. f. pengertian, kepercayaan, dukungan kerja sama dan toleransi di antara kedua belah pihak tersebut. Back-up Managemen Kemampuan sebagai back-up management adalah kemampuan untuk melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti bagian manajemen promosi, pemasaran, operasional dan personalia. Good Image Maker Kemampuan sebagai good image maker adalah kemampuan menciptakan citra atau publikasi yang positif.Kemampuan ini merupakan prestasi,reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama manajemen kehumasan organisasi atau perusahaan atau instansi. Creator Kemampuan sebagai creator adalah kemampuan yang terkait dengan kewajiban PR menciptakan berbagai macam program organisasi atau perusahaan atau instansi sesuai dengan tujuan dan sasarannya. Conceptor Kemampuan sebagai conceptor adalah kemampuan yang terkait dengan tugas PR menyusun dan menuliskan berbagai macam naskah yang diperlukan organisasi atau perusahaan atau instansi sesuai dengan writing skill-nya. Problem Solver Kemampuan sebagai problem solver adalah kemampuan PR sebagai bagian dari tatanan dan jajaran di dalam organisasi atau perusahaan atau instansi serta turut bertanggung jawab memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 30 2.3 Corporate S ocial Responsibility Corporate Social Responsibilityatau tanggung jawab sosial perusahaan adalah bentuk pertanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitar, sederhananya bahwa setiap bentuk perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan lingkungan sekitarnya melalui program-program sosial, yang ditekankan adalah program 26 pendidikan dan lingkungan. Gagasan Corporate Social Responsibility( CSR ) ini terkait dengan perusahaan etika dan moral permasalahan terkait perilaku pengambilan keputusan.27 CSR terkait dengan kompleks isu isu seperti perlindungan lingkungan , pengelolaan sumber daya manusia , keselamatan dan kesehatan di tempat kerja , hubungan dengan masy arakat setempat , dan hubungan dengan pemasok dan konsumen. 28 CSR merupakan fungsi yang sangat penting dalam mengembangkan lingkungan sosial perusahaan sehingga perkembangan masy arakat akan seiring dengan perkembangan perusahaan. CSR sebagai sebuah konsep yang semakin popular belakangan ini, belum memiliki definisi yang tunggal, yang dapat diharapkan dalam sebuah perusahaan, namun ada beberapa definisi yang dijadikan acuan dalam pengungkapan CSRThe Word Business Council for Sustainable Development 26 Urip, Sri, Strategi CSR, Literati, Tangerang, 2010 Branco, M.C., Rodrigues, L.L. “ Corporate social responsibility and resource based perspectives”. Journal of Business Ethics Vol.6 No.69,2006 pp.11-132 27 28 Collier, J., Esteban, R., 2007. “ Corporate social responsibility and employee commitment” Jurnal of Business Ethics: A European Review Vol.6 No. 16 pp.19-33 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 31 (WBCSD) mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan, sebagai: “Continuing commitment by business to behave athically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large.” Dalam bahasa bebas kurang lebih maksudny a adalah, komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan pengingkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masy arakat secara lebih luas. Adapun Corporate Social Responsibility adalah tanggung jawab perusahaan terhadap para pemangku kepentingan (stakeholders) dan tanggung jawab perusahaan terhadap para pemegamg saham (shareholders). Sementara, menurut Edward Bernays “Social Responsibility meants29producing sounds product or reliable services that don’t threaten the environment, and its means contributing positively the social, political and economis health of society, it means restoring and protecting anything your organizational might damage or threaten during normal business operations” . 29 Artur W. Page and Edward Bernays, This Is PR : The Realities of Public Relations 8 ed, Publicher Holly J. Allen Wadsworth, 2004 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 32 Konsep akan tanggung jawab sosial perusahaan adalah fenomena baru-baru ini tetapi banyak kalangan setuju bahwa globalisasi telah menimbulkan pertumbuhannya dan menonjol. 30 Berkembangnya CSR sebagai salah satu pilar manajemen perusahaan dengan tema utama adalah keberlanjutan, berjalan seiring dengan proses transformasi komunikasi perusahaan. Komunikasi perusahaan bukan lagi proses satu arah dari perusahaan kepada publik khususnya konsumen dan pemasok. Komunikasi perusahaan pada saat ini telah menjadi arena dimana perusahaan bersama dengan pemangku kepentingan melakukan interaksi dan dialog yang setara sampai terumuskan kepentingan bersama melalui mekanisme interdependensi. Beberapa definisi mangenai Corporate Social Responsibility (CSR) telah di kembangkan oleh berbagai pihak. Tiga dari berbagai definisi tersebut adalah : Corporate Social Responsibility is a commitment to improve community well-being thrpugh discretionary business practices and contributions of corporate resources. 31 Achieving commercial success in ways that honor ethical values and repect people, communities, and the natural environment. 32 CSR is a concept where by companies integrate social and environmental concerns to their business operations and in their interaction with their stakeholderson a voluntary basic. 33 30 Assist. Prof., Department of Business Administration, City University, Bangladesh, [email protected] 31 Kotler, Philip. and Nancy Lee, Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your Company and Your Cause, John Willey and Sons, Canada, 2005, hal.3. 32 Porter, M., and Kramer, M., Strategy and Society: The Link Between Competitive Advantage and Corporate Social Responsibility. Harvand Business Review, 2006, hal.8. 33 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Fascho Publishing, 2007, hal.8. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 33 Ketiga definisi di atas mewakili dari berbagai definisi mengenai CSR yang pada dasarnya menyatakan CSR terdiri dari tiga elemen kunci, yaitu:34 1. CSR adalah komitmen, kontribusi, cara pengelolaan bisnis, dan pengambilan keputusan pada perusahaan. 2. Komitmen, kontribusi, pengelolaan bisnis, dan pengambilan keputusan perusahaan didasarkan pada akuntabilitas, 3. Perusahaan memberikan dampak nyata pada pemangku kepentingan dan secara khusus pada masy arakat sekitar. Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi tuntutan tak terelakan seiring dengan bermunculnya tuntunan komunitas terhadap korporat.Korporat sadar bahwa keberhasilannya dalam mencapai tujuan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal melainkan juga oleh komunitas yang berada di sekelilingnya.Ini artinya, telah terjadi pergeseran hubungan antara korporat dan komunitas (stakeholders).Korporat yang semula memposisikan diri sebagai pemberi donasi melalui kegiatan charity dan phylantrophy, kini memposisikan komunitas sebagai mitra yang turut andil dalam kelangsungan eksistensi korporat. Corporate Social Responsibility encompasses the economic, legal, ethical and philanthropic explectations placedon organizations by society at a given point in time”. Dalam definisi ini Carroll mempunyai konsep multilayer, yang dibedakan menjadi empat aspek yang saling terkait, y aitu ekonomi, hukum, etika dan tanggung jawab filantrop is.Konsep ini dibuat dalam lapisan berturut-turut dengan bentuk piramida, sehingga corporate 34 Ashwad Ishak, Public Relations and Corporate Social Responsibility ,ASPIKOM, Juni 2011, hal.90. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 34 social responsibilityakan bertemu dengan keempat tingkatan secara berurutan.35 M aignan dan Farrell mendefinisikan corporate social responsibility sebagai 36“ A business acts in socially responsible manner when its decision and actions account for and balance diverse stakeholder interests”.Definisi ini menekankan perlunya perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholdersyang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambli oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial bertanggung jawab. Sedangkan Petkoski dan Twoose mendefinisikan CSR sebagai komitmen bisnis untuk berperan mendukung pembangunan ekonomi, bekerjasama dengan karyawan dan keluarganya, masy arakat lokal dan masy arakat luas, untuk meningkatkan mutu hidup mereka dalam berbagai cara yang menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan. Selain rumusan tersebut diatas, para ahli lain juga tidak ketinggalan 37 memberikan definisi mengenai Corporate Social Responsibility , diantaranya penjelasan yang diberikan oleh M ichael Hopkins38. “CSR is concerned with treating the stakeholders of the firm etchically or in a responsible manner. ‘Ethically or responsible’ menas treating stakeholders in a manner deemed acceptable in civilized societies. Social includes economic responsibility, stakeholders exist both within a firm and outside. The natural environment is a stakeholder. The wider aim of social responsibility is to create higher standards of living, while preservimg the profitability of the corporation, for people both within and outside the corporation.” M eski memiliki banyak definisi , namun secara esensi CSR merupakan wujud dari giving back dari korporat kepada komunitas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan dan menghasilkan bisnis berdasar 35 Judith Hennigfeld and Manfred Pohl ,dkk, The ICCA Handbook On Corporate Social Responsibility, (England: John Wiley and Sons Ltd, 2006) 36 A. B Susanto, Reputations-Driven Corporate Social Responsibility, Jakarta, Erlangga, 2009, hal.136 37 Petkoski D, Twose N., Public Policy for Corporate Social Responsibility, Jointly sponsored by The World Bank Institute, the Private Sector Development Vice Presidency of the World Bank , and the International Finance Corporation, 2003. 38 Michael Hopkins, The Business Case for CSR: Where Are We?, International Jurnal For Business Perfomance Management, Vol. 5, No.2 , hal.125 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 35 pada niat tulus guna member kontribusi yang paling positif pada komunitas (stakeholders). Banyak faktor yang mendorong munculnya gerakan CSR:39 1. Kepedulian dan harapan baru dari masy arakat, warga, konsumen, otoritas publik dan investor dalam konteks globalisasi dan perubahan industry dalam skala besar 2. Kriteria sosial meningkat sehingga mempengaruhi keputusan investasi bagi individu dan institusi sebagai konsumen dan sebagai investor. 3. M eningkatny a keprihatinan masy arakat terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas ekonomi perusahaan. 4. Transparensi aktivitas bisnis yang di bawa oleh media massa dan teknologi informasi dan komunikasi modern.10 Setiap korporat memiliki kebebasan dalam melakukan aktivitas CSR yang hendak dilakukannya, pada dasarnya dapat dipilah empat kategori tanggung jawab sosial perusahaan yaitu : a. Tanggung Jawab Ekonomi M ungkin terdengar janggal ketika mendekatkan terminologi tanggung jawab ekonomi dengan tanggung jawab sosial perusahaan, tetapikde dua hal ini akan terasa lebih dekat apabila dikaitkan dengan mekanisme pricing yang dilakukan korporat. Pricing, sebagai aktivitas ekonomi, akan bersinergi 39 Yosal Iriantara, Community Relations, Konsep dan Aplikasinya, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004, hal.45. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 36 dengan tanggung jawab sosial jika didasari dengan itikad untuj memberikan harga yang memihak kepada konsumen. Artinya, harga yang diberikan merupakan representasi dari kualitas dan nilai sebenar nya dari barang atau jasa yang di tawarkan. Proses komunikasi melalui media iklan tidak bersifat menipu atau membohongi konsumen. Hal tersebut merupakan salah satu langkah yang dapat di tempuh guna mensinkronkan fungsi ekonomi dengan aktivitas tanggung jawab sosial. 2. Tanggung Jawab Hukum Saat korporat memutuskan untuk menjalankan operasinya di wilayah tertentu maka ia telah sepakat untuk melakukan konterak sosial dengan segala aspek norma dan hukum yang telah ada maupun yang akan muncul kemudian. Tanggung jawab hukum oleh korporat merupakan kodifikasi sejumlah nilai dan etika yang di canangkan korporat terhadap seluruh pembuat dan pemilik hukum yang terikat. Sudah seharusnya korporat menjalankan kepatuhan terhadap hukum dan norma yang berlaku. Saat terjadi pelanggaran saat itu, komunitas telah menyediakan segala proses yang berkenaan dengan saksi dari pelanggaran tersebut, termasuk di dalamnya adalah melalui kelompok penean dan media artikulasi kepentingan secara politis. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 37 3. Tanggung Jawab Etis Tanggung jawab etis berimplikasi pada kewajiban korporatuntuk menyesuaikan segala aktivitasny a sesuai dengan norma sosial dan etika yang berlaku meskp un tidak diselenggarakan secara tertulis formal. Tanggung jawab etis ini, bertujuan untuk memenuhi standar, norma dan pengharapan dari stakeholdersterhadap korporat. Termaksud dalam tanggung jawab etis adalah kepekaan korporat dalam menjunjung kearifan dan adat lokal.Pengenalan terhadap kebiasaan, tempat sakral, opinion leader, kebudayaan, bahasa daerah, kepercayaan dan tradisi menjadi sebuah kemutlakan guna menjalankan tanggung jawab etis korporat.Saat terjadi perubahan nilai local akibat keberadaan korporat, baik baik itu berupa asimilasi maupun akulturasi, di satu sisi merupakan satu berkah dari keberhasilan korporat dalam melakukan adaptasi. Tetapi disisi lain, hal tersebut dapat juga menjadi sebuah abcaman laten bagi mereka yang tidak dapat menerima masukny a budaya baru. Proses negosiasi, konsolidasi, dan kompromosi dari setiap setandar dan harapan komenitas local, merupakan tantangan bagi setiap korporat, khususny a yang bersifat multinasional. 4. Tanggung Jawab Filantropis Tanggung jawab filantrop is ini seyogyanya dimaknai secara bijak oleh korporat, tidak hanya memberikan sejumlah fasilitas dan http://digilib.mercubuana.ac.id/z 38 songkongan dana, korporat juga di sarankan untuk dapat memupuk kemandirian komenitasny a. Tanggung jawab ini didasari dari itikad korporat untuk berkonteribusi pada perbaikan komunitas secara mikro maupun makrososial.Tanggung jawab filantrop is merupakan wujud konkret berupa pembangunan fisik yang di lakukan korporat terhadap komunitas. Pengalokasian sepuluh persen dari keuntungan untuk aktivitas filantrop is tidak akan menjadi pemicu kerugian melainkan mendorong pada pencapaian keuntungan jangka panjang. Seorang PR memiliki peran yang sangat besar di perusahaan dalam menjalani hubungan dengan public internal dan eksternal, sengga terlibat aktif dalam transformasi pandangan dan sikap yang menunjukan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan dimungkinkan untuk para manajer dan karyawanpun mengambil keputusan bisnis berdasarkan pendekatan CSR. Tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak azasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masarakat, standar usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan. Terdapat tingkat kegiatan program CSR dalam usaha memperbaiki kesejahteraan masy arakat y akni: http://digilib.mercubuana.ac.id/z 39 1. kegiatan program CSR yang bersifat charity , bentuk kegiatan seperti ini ternyata dampak nya pada masarakat hanyalah “menyelesaikan masalah sesaat” hamper tidak ada dampak pada peningkatan kesejahteraan masarakat, selain lebih mahal, dampak jangka panjang tidak optimal untuk membentuk citra perusahaan,dari sisi biaya, promosi kegiatan sama hal nya dengan biaya publikasi kegiatan. Walaupun masih sangat relevan, tapi untuk kepentingan perusahaan dan masarakat dalam jangka panjang lebih di buktuhkan pendekatan CSR yang berpotensi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian masarakat. 2. kegiatan program CSR yang membantu usaha kecil secara parsal. Saat ini makin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya pendekatan CSR yang berpotensi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian masarakat. Salah bentuk kegiatan nya adalah membantu usaha kecil, tetapi bentuk kegiatan perkuatan tersebut maswh parsial, memisahkan kegiatan program yang bersifat pendidikan, ekonomi,infrastruktur dan kesehatan. Walaupun lebih baik ternyata pada tingkatan masy arakyat kegiatan ini tidak dapat diharapkan berkelanjutan, bahkan cenderung meningkatkan keberuntungan http://digilib.mercubuana.ac.id/z masy arakyat pada 40 perusahaan, sehingga efek pada pembentukan citra atau pun usaha untuk menggalang kerja sama dengan masy arakyat tidak dapat secara optimal. 3. kegiatan program CSR yang berorientasi pembangun daya saing masy arakyat, program CSR akan member dampak ganda untuk perusahaan dan masy arakyat karna dari awal di rancang untuk mengungkapkan produktifitas (sebagai ukuran data saing) guna untuk meninggaktan daya beli sehingga meningkatkan akses pada pendidikan dan kesehatan jangka panjang, untuk itu perlu diberikan penekanan pada berkelanjutan penguatan ekonomi secara mandiri (berjangka waktu yang jelas atau mempunyai exit policy yang jelas). Dalam konteks Indonesia, beragam pengertian tentang CSR dapat p ula ditemukan dari beberapa ketentuan perundang-undangan yang ada. CSR saat ini sudah ditegaskan dalam UU, terdapat 2 UU yakni yang menegaskan tentang CSR yakni UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 dan UU No.25 tahun 2007 tentang Penanaman M odal pasal 15. 40 1. Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 berisi : Ay at (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau 40 Desjardins, Hartman, Etika Bisnis: Pengambil Keputusan untuk Integritas Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial, Jakarta, Erlangga, 2012, hal.83 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 41 berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, Ay at (2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, Ay at (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenal sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Ay at (4) ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Jadi UU PT lebih menekankan CSR sebagai wujud komitmen perusahaan dalam mewujudkan konsep sustainable development. 2. Pasal 15 huruf b Undang-Undang nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman M odal (UUBM ) menegaskan setiap penanaman modal berkewajiban : menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikan kepada Badan Koordinasi Penanaman M odal, menghormati tradisi budaya masy arakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal, dan mematuhi semua ketentuan peraturan perundangudangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa , UU PM menekankan CSR sebagai upaya perusahaan untuk menciptakan harmonisasi dengan lingkungan dimana melakukan aktivitas usahanya. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 42 2.4 Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan dan memberdayakan merupakan terjemahan “empowernment” dan “empower” menurut Webster dan Oxford English Dictionary, kata empower mengandung pengertian pertama adalah to give power or authority to yang artinya sebagai member kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain, sedangkan arti yang ke dua adalah to give ability to or enable yaitu sebagai upaya memberikan kemampuan atau keberdayaan. Pemberdayaan merupakan trasnformasi hubungan kekuasaan antara laki – laki dan perempuan pada empat level yang berbeda, yakni keluarga, masy arakat, pasar dan negara. Konsep pemberdayaan dapat dipahami dalam dua konteks.41 Pertama, kekuasaan dalam proses pembuatan keputusan dengan titik tekan pada pentingnya peran perempuan. Kedua, pemberdayaan dalam term yang berkaitan dengan focus pada hubungan antara pemberdayaan perempuan dan akibatny a pada laki – laki di masyarakat y ang beragam. Pemberdayaan perempuan adalah upaya memperbaiki status dan peran perempuan dalam pembangunan bangsa, sama halnya dengan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan. Kerangka pikir pemberdayaan perempuan menuju kesadaran gender, peningkatan keterampilan, dalam kaitannya dengan kegiatan untuk menghasilkan pendapatan, dan suasana lingkungan. 41 Pemberdayaan perempuan Zakiyah, Pemberdayaan Perempuan oleh Lajnah Wanita, Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan, XVII, 01 (Januari-Juni 2010) hal.44. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 43 diindikasikan oleh situasi ketika sebagian besar mayoritas dari perempuan akan mampu menikmati “kebebasan memilih” untuk mandiri dan mengembangkan diri sehingga dapat memiliki keseteraan akses terhadap sumberdaya di ranah domestic atau publik, memperoleh kesempatan dan 42 kekuasaan. Konsep pemberdayaan perempuan padadasarnya merupakan paradigm baru pembangunan yang lebih mengasentuasikan sifat-sifat “people centered, participatory empowering sustainable”.Walaupun pengertiannya berbeda namun tetap mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk membangun daya, dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya, serta adanya upaya mengembangkan kearah yang lebih baik.Dalam proses pemberdayaan perempuan diperlukan perencanaan yang tersusun secara matang dan langkah selanjutny a adalah mobilisasi sumberdaya yang diperlukan. Ada kesepakatan tentang konsep pemberdayaan, bagi perempuan untuk mendapatkan kekuasaan lebih besar secara di lingkungan organisasi.Dengan berbagai pelatihan keterampilan sesuai dengan kesempatan untuk difokuskan pada jalan di mana para wanita didorong untuk berperilaku dengan cara yang dinilai dalam persaingan , patriarkal masy arakat , bukan nilai yang paling menantang. 42 43 Adia,Viralaya, Hubeis. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa, Bogor, PT Penerbit IPB Press, 2010, hal.126. 43 Morley, Louise., “ Women’s Studies, Difference and Internalised Oppression”, Women’s Studies International Forum, Vol.15 No.4,1 http://digilib.mercubuana.ac.id/z 44 Pada dasarnya penerapan nilai-nilai demokrasi pada program pemberdayaan perempuan sama dengan penerapan nilai-nilai demokrasi pada masy arakat umum, baik laki-laki maupun perempuan. Jadi pada intinya berupa dana (modal, sumberdaya manusia, teknologi dan organisasi atau kelembagaan). Jadi pemberdayaan perempuan adalah usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial. Posisi perempuan akan membaik hanya ketika perempuan dapat mandiri dan mampu menguasai atas keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kehidupannya. Terdapat dua ciri dari pemberdayaan perempuan. Pertama, sebagai refleksi kepentingan emansipatoris yang mendorong masy arakat berpartisipasi secara kolektif dalam pembangunan. Kedua, sebagai proses pelibatan diri individu atau masy arakat dalam proses pencerahan, penyadaran dan pengorganisasian kolektif sehingga mereka dapat berpartisi.Adapun pemberdayaan terhadap perempuan adalah salah satu cara strategis untuk meningkatkan potensi perempuan dan meningkatkan peran perempuan baik di domain publik maupun domestik. Pemberdayaan perempuan sebagai mitra sejajar pria adalah kondisi ketika pria dan perempuan memiliki kesamaan hak dan kewajiban yang terwujud dalam kesatuan, kedudukan, peranan yang dilandasi sikap dan perilaku saling membantu dan mengisi di semua bidang kehidupan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 45 Tingkat pemberdayaan perempuan dipengaruhi beragam faktor, dua diantaranya adalah peran pendamping dan karakteristik perempuan itu sendiri. Peran pendamping merupakan faktor yang tidak dapat lepas dari proses pemberdayaan masy arakat, karena menurut Suharto pendampingan sosial merupakan strategi yang menentukan keberhasilan program pemberdayaan. Prinsipnya yaitu membantu orang lain agar mampu membantu dirinya sendiri. Tingkat peran pendamping tersebut, yaitu: fasilitator, broker, mediator, pembela, dan pelindung. Selain faktor dari luar, keberdayaan juga didorong oleh karakakteristik manusianya. Karakteristik tersebut dilihat dari usia, besarnya ukuran keluarga, tingkat pendidikan, nilai sosial budaya, dan mata pencaharian. 44 Adapun pemberdayaan terhadap perempuan adalah salah satu cara strategis untuk meningkatkan potensi perempuan dan meningkatkan peran perempuan baik di domain publik maupun domestik. Salah satu upaya pemberdayaan perempuan dapan dilakukan melalui kegiatan pendidikan dan latihan bagi kaum perempuan yang bergerak dalam seluruh bidang atau sektor.Tujuannya adalah meningkatny a kualitas sumber daya manusia perempuan yang mempunyai kemampuan dan kemandirian, dengan bekal kepribadian, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan, keimanan dan ketaqwaan.Sehingga dapat terwujud kepekaan dan kepedulian perempuan dari seluruh masy arakat, 44 Edi Suharto, Pembangunan Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial, (Bandung: Mizan, 2003)hal.35. http://digilib.mercubuana.ac.id/z 46 penentu kebijakan, pengambil keputusan, perencana dan penegak hukum serta pendukung kemajuan dan kemandirian perempuan. http://digilib.mercubuana.ac.id/z