I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia (Ajithkrisnan dkk., 2010). Karies gigi dan penyakit jaringan periodontal merupakan masalah kesehatan gigi utama yang terdapat di sebagian besar negara. Hasil studi morbiditas SKRT SURKESNAS 2001 menunjukkan bahwa dari sepuluh kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat Indonesia, penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama yaitu hingga 60% penduduk (Departemen Kesehatan RI., 2005). Kondisi gigi dan mulut serta gingiva yang baik amatlah penting. Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang baik sangat mempengaruhi kualitas hidup, kepercayaan diri dan kehidupan sosial seseorang. Hal ini juga memungkinkan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan efektif dan menikmati berbagai jenis makanan (Ajithkrisnan dkk., 2010). Kondisi gingiva yang sehat mampu menjalankan fungsinya secara maksimal dalam melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut (Eley dan Manson, 2004). Derajat kesehatan gigi dan mulut tercermin dari status kebersihan mulut dan kesehatan gingiva (Newman dkk., 2006). Kebersihan gigi dan mulut seseorang dapat dinilai dari banyaknya debris, stain, plak, dan kalkulus pada permukaan gigi (Mc. Donald dkk., 2000). Derajat kesehatan gingiva dapat dinilai dengan mengetahui tingkat keparahan gingivitis yang ditentukan berdasarkan perubahan warna, konsistensi dan perdarahan yang terjadi (Gehrig dan Donald, 1 2 2011). Kebersihan mulut yang buruk dapat meningkatkan akumulasi plak yang merupakan penyebab utama karies gigi dan penyakit periodontal (Newman dkk., 2006). Bakteri dalam plak dapat memproduksi asam yang dapat menyebabkan kerusakan enamel sehingga menyebabkan gigi berlubang (Emmanuel dan Chang’Endo, 2010). Produk toksin dan enzim yang dihasilkan bakteri plak dapat mengiritasi gingiva sehingga dapat menyebabkan gingivitis yang jika berlanjut dapat menjadi periodontitis dan kehilangan gigi (Wilson dan Kenneth, 2003). Kalkulus adalah plak yang termineralisasi (Newman dkk., 2006). Kalkulus merupakan salah satu faktor penentu derajat kebersihan gigi dan mulut (Mc. Donald dkk., 2000). Kalkulus dapat meningkatkan retensi plak di permukaan gigi, dan meningkatkan efek plak dalam menyebabkan penyakit periodontal (Wilson dan Kenneth, 2003). Pembentukan kalkulus dapat meningkat jika terjadi peningkatan jumlah kalsium dan mineral lain dalam saliva dan plak gigi sehingga mampu menyebabkan plak gigi termineralisasi menjadi kalkulus (Eley dan Manson, 2004). Peningkatan jumlah kalsium dan mineral lain dalam saliva dan plak gigi ini salah satunya disebabkan oleh karena konsumsi air dengan kandungan kalsium yang tinggi (Artawa dan Swastini, 2010). Air dengan kandungan kalsium tinggi adalah air dengan tingkat kesadahan yang tinggi (Said dan Ruliasih, 2008). Air dinyatakan memiliki kesadahan tinggi jika nilai kesadahannya melebihi 300 mg CaC03/ L (Chandra, 2009). Anak usia Sekolah Dasar (SD) adalah anak pada rentang usia 6-12 tahun (Kozier dkk., 2010). Karies gigi dan penyakit jaringan periodontal sering dijumpai pada anak usia ini (Muscary, 2005). Karies dan penyakit jaringan periodontal 3 tersebut disebabkan oleh adanya akumulasi plak. Akumulasi plak tersebut mencerminkan kebersihan mulut yang buruk (Koch dan Poulsen, 2001). Oleh karena itu pemeliharaan kebersihan mulut sejak usia dini amatlah penting. Menurut Potter dan Perry (2010), usia sekolah merupakan periode kritis perkembangan gigi dan psikologis, oleh karena itu penanaman perilaku dan praktik kesehatan pada masa ini akan tercermin di masa dewasa nanti. Sekolah Dasar N Kepuh dan Sekolah Dasar N 2 Kanoman merupakan Sekolah Dasar yang terletak di Kecamatan Panjatan. Sekolah Dasar N Kepuh terletak di desa Krembangan tepatnya di Dusun IV Krembangan. Sekolah Dasar N 2 Kanoman terletak di Desa Kanoman, tepatnya Dusun Kanoman 3. Mayoritas penduduk desa Kanoman menggunakan air PDAM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, minum, masak, dan mencuci (Anonim, 2011). Tingkat kesadahan air PDAM tersebut adalah 3,80 mg CaCO3/L (Dinas Kesehatan Kab. Kulonprogo, 2012). Tingkat kesadahan tersebut sesuai dengan standar kesadahan air minum yaitu tidak melebihi 500 mg CaCO3/L (Departemen Kesehatan RI., 2003). Berbeda dengan penduduk desa Kanoman, mayoritas penduduk Krembangan mendapatkan air bersih dari sumur (Anonim, 2010) yang memiliki kesadahan sangat tinggi yaitu 588 mg CaCO3/L (Dinas Kesehatan Provinsi DIY., 2012). Nilai kesadahan ini sudah melebihi persyaratan baku mutu air. 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: Apakah terdapat perbedaan status kebersihan mulut dan kesehatan gingiva antara anak di daerah dengan kesadahan air tinggi dan kesadahan air rendah? C. Keaslian Penelitian Penelitian Perbedaan Status Kebersihan Mulut dan Kesehatan Gingiva pada Anak di Daerah dengan Kesadahan Air Tinggi dan Kesadahan Air Rendah belum pernah dilakukan. Berikut terdapat beberapa penelitian yang digunakan sebagai rujukan: Indriasari (2000) melakukan penelitian yang berjudul Status Kebersihan Mulut dan Kesehatan Gingiva pada Pekerja Tobong Gamping. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan status kebersihan mulut yang bermakana antara pekerja tobong gamping dan bukan pekerja tobong gamping. Artawa dan Swastini (2010) melakukan penelitian yang berjudul Perbedaan Kondisi Karang Gigi pada Masyarakat yang Mengkonsumsi Air Sumur dengan yang Bukan Air Sumur. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai karang gigi pada pengkonsumsi air sumur rata-rata berada pada kriteria buruk, dan pada masyarakat bukan pengkonsumsi air sumur rata-rata karang gigi berada pada kriteria baik. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan status kebersihan mulut dan kesehatan gingiva antara anak di daerah dengan kesadahan air tinggi dan kesadahan air rendah. 5 E. Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain: 1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan a. Memberikan informasi mengenai status kebersihan mulut dan kesehatan gingiva pada anak di daerah dengan kesadahan air tinggi dan kesadahan air rendah b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat untuk Masyarakat a. Memotivasi siswa SDN Kepuh dan SDN 2 Kanoman untuk rajin menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. b. Menjadi sumber informasi ilmiah bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dalam menyusun program pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut melalui upaya promotif, preventif, dan kuratif. c. Menjadi pedoman bagi pemerintah dan masyarakat dalam menyediakan air yang memenuhi standar baku mutu air minum. 3. Manfaat untuk Peneliti Memberikan pengalaman dan wawasan dalam bidang penelitian dan penulisan skripsi.