Pertamina Reduksi ISC Petral Bermarkas di Singapura Kompas/Riza Fathoni Seorang petugas mengisi tangki dengan bahan bakar premium untuk kebutuhan stasiun pengisian bahan bakar umum di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta. Pengadaan minyak mentah dan BBM yang sebelumnya dijalankan ISC, kini dilimpahkan ke Petral. Jumat, 20 Maret 2009 | 04:10 WIB Jakarta, Kompas - Direksi PT Pertamina memutuskan untuk mereduksi peran Integrated Supply Chain menjadi unit kajian pengadaan minyak di dalam Pertamina Energy Trading Limited atau Petral. Peran Petral dalam pengadaan dan pemasaran minyak akan diperbesar Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan, Kamis (19/3) di Jakarta, menegaskan bahwa Integrated Supply Chain (ISC) tidak dibubarkan. Ia mengatakan, mutasi dalam organisasi adalah hal yang biasa. Namun, sesuai dengan rekomendasi dewan komisaris, ISC dilebur ke Petral. ”Fungsinya, sebagai think tank,” ujar Karen. Selanjutnya, peran Petral sebagai perpanjangan tangan Pertamina dalam pemasaran akan diperluas. Sesuai surat dewan komisaris, Petral sudah harus berjalan pada awal Juni 2009. ISC dibentuk September 2008 dengan target menjadikan pengadaan minyak mentah dan BBM lebih efisien dan transparan. Selama ini, lelang pengadaan dan penetapan perusahaan yang menjadi pemasok kebutuhan minyak mentah dan BBM Pertamina dinilai tidak transparan. Sekitar 35 persen dari kebutuhan BBM nasional yang mencapai 1,4 juta barrel per hari dipenuhi lewat impor. ISC mengambil kewenangan pengadaan yang sebelumnya ada di Direktorat Pengolahan dan Direktorat Pemasaran dan Niaga. Berdasarkan catatan Kompas, pembentukan unit baru itu tidak disetujui oleh dua anggota Dewan Komisaris Pertamina. Mereka menilai, ISC tidak seharusnya bertindak sebagai perencana sekaligus pelaksana. Apalagi, ISC langsung bertanggung jawab pada dirut. Informasi yang diperoleh Kompas menyebutkan, desakan membubarkan ISC semakin kuat setelah Februari lalu, dewan komisaris memperoleh surat pengaduan tentang dugaan penyalahgunaan wewenang. Transaksi langsung Selain memerintahkan peleburan ISC, Komisaris Pertamina juga meminta Petral agar segera dikembangkan. Personel Petral yang saat ini berjumlah 24 orang, akan ditambah. Petral bahkan bisa melakukan transaksi langsung penjualan minyak Pertamina kepada pembeli yang berminat. Untuk memudahkan operasinya, Petral tetap bermarkas di Singapura. Saat memberi keterangan di depan Pansus Angket BBM DPR RI, Deputi Direktur ISC Sudirman Said mengatakan, ISC berfungsi sebagai ”pelayan” kebutuhan dua direktorat terkait. ISC memastikan, pengadaan, penyediaan penjualan minyak mentah dan produk BBM dijalankan secara profesional dan transparan, dengan mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Unit semacam ISC juga digunakan di perusahaan migas kelas dunia, seperti BP dan Shell. Salah satu upaya perbaikan sistem pengadaan adalah dengan memverifikasi mitra Pertamina dalam pengadaan minyak dan BBM. ISC sedang dalam proses memverifikasi ulang perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan impor minyak mentah maupun BBM. Seluruh perusahaan yang berminat harus bersedia diperiksa oleh auditor independen bereputasi internasional. (DOT)