BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2010 di Laboratorium Protozoologi dan Helmintologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Bahan dan alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah hewan coba berupa mencit putih, P. berghei, infusa A. annua L., pakan mencit (pelet ikan), kertas saring, heparin, NaCl fisiologis, gliserol, metanol, pewarna Giemsa, phosphate buffer saline (PBS), xylol, minyak emersi, dan tissue. Alat yang digunakan adalah mikrohematokrit (tabung kapiler), syringe 1 ml, syringe 10 ml, gelas objek, microtube, cawan penguap, gelas ukur, mortar, sonde lambung, kandang mencit, timbangan listrik, mikroskop cahaya, dan lemari pendingin. Cara kerja a. Preparasi hewan coba Penelitian ini menggunakan 30 ekor mencit putih (Mus musculus albinus) yang terdiri dari 15 ekor mencit jantan dan 15 ekor mencit betina. Mencit memiliki berat kurang lebih 25 gram. Mencit tersebut dipelihara di dalam 10 kandang yang cukup untuk 3-5 mencit. Kandang terbuat dari plastik yang ditutup dengan ram kawat dan lantainya dialasi dengan sekam padi. Pakan dan air minum mencit diberikan secara ad libitum. Pakan yang digunakan untuk hewan coba ini yaitu berupa pelet ikan yang sudah diatur komposisinya sehingga memenuhi nilai nutrisi. b. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan lima kelompok perlakuan yaitu 1) kontrol normal (tidak diinfeksi dan tidak diberi infusa A. annua L.), 2) kontrol negatif (diinfeksi tetapi tidak diberi infusa 21 A. annua L.), 3) AR1 (diinfeksi dan diberi infusa A. annua L. dengan pengenceran 1 1 10-2), 4) AR2 (diinfeksi dan diberi infusa A. annua L. dengan pengenceran 10-4), dan 5) AR3 (diinfeksi dan diberi infusa pengenceran 1 A. annua L. dengan 10-6). Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap kelompok perlakuan. Mencit diinfeksi dengan P. berghei secara intraperitoneal dengan menyuntikkan 0.25 106/µl darah mengandung parasit. Setiap kelompok perlakuan, kecuali kontrol normal dan negatif, diberikan infusa A. annua L. secara peroral menggunakan sonde lambung. Infusa A. annua L. diberikan sebanyak satu kali sehari selama 4 hari berturut-turut. Pemberian infusa A. annua L. dimulai pada hari pertama setelah infeksi. Darah mencit diambil dan dibuat preparat ulas darah setiap hari sampai hari ke-11 setelah infeksi. Pengamatan gambaran leukosit mencit dilakukan pada preparat hari ke-0, 2, 4, 6, 8, 9, 10, dan 11 setelah infeksi. c. Penyimpanan dan Pembuatan Stok P. berghei Stok P. berghei diperoleh dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. P. berghei tersebut telah diinfeksi selama lima hari pada mencit albino. Darah mencit yang tersinfeksi diambil menggunakan mikrohematokrit atau tabung kapiler yang sudah berisi antikoagulan melalui intraorbital mata. Darah yang terdapat pada tabung kapiler kemudian dialirkan ke microtube yang sudah diberikan heparin. Darah yang terdapat di dalam microtube ditambah dengan gliserol agar darah tidak lisis dan rusak ketika disimpan dalam lemari pendingin bersuhu -70 ºC (Jekti et al. 1996). Sediaan ini digunakan untuk menginfeksi mencit-mencit disetiap perlakuan. d. Dosis Parasit pada Stok P. berghei P. berghei diinfeksikan pada mencit dengan dosis 0.25 106/µl darah mengandung parasit. Dosis parasit per µl darah diketahui dengan menghitung jumlah sel darah merah dan menghitung persentase parasit. Jumlah sel darah merah dihitung dengan terlebih dahulu mengencerkan darah menggunakan larutan Hayem. Darah yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam Improved Neubauer Counting Chamber. Sel darah merah yang dihitung adalah sel darah merah yang terdapat dalam lima kotak kecil dibagian tengah 22 kotak hitung. Jumlah sel darah merah dibagi dengan volume bilik hitung (0.02) dan dikali dengan faktor pengenceran (200) untuk mendapatkan jumlah sel darah merah per µl. Persentase parasit diketahui dari ulasan darah yang sudah diwarnai dengan Giemsa. Pada preparat ulas, jumlah parasit per jumlah sel darah merah dihitung untuk mengetahui persentase parasit. Jumlah parasit per µl darah diketahui dengan mengalikan persentase parasit dan jumlah sel darah merah. e. Pembuatan Infusa A. annua L. A. annua L. yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, Pusat Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pertanian. Infusa diperoleh dengan merebus batang dan daun A. annua L. yang telah dikeringkan sebelumnya pada suhu 90°C selama 10-15 menit (Wintarsih et al 2009). Perbandingan A. annua L. dan larutan yang akan direbus adalah 25:100. Hasil rebusan disaring untuk memisahkan ampas dan filtrat. Filtrat akan digunakan sebagai infusa. Kadar infusa diketahui dengan menguapkan 1 ml infusa di dalam rotarievaporator. Berat filtrat setelah diuapkan ditimbang dan didapat kadar infusa tersebut adalah 0.96 g/ml. Penelitian ini menggunakan tiga pengenceran yaitu 1 1 10-6. Pengenceran 1 10-2, 1 10-4, dan 10-2 didapat dengan menambahkan 1 ml fitrat ke dalam 99 ml aquades, kemudian dilakukan pengocokan manual sebanyak 170 kali pengocokan per menit. Pengenceran 1 infusa dengan pengenceran 1 10-4 didapat dengan menambahkan 1 ml 10-2 ke dalam 99 ml aquades. Pengenceran 1 10-6 didapat dengan 1 10-4 ke dalam 99 ml aquades. Kadar infusa yang diberikan untuk tiap menambahkan 1 ml infusa dengan pengenceran pengenceran adalah 4.8 mg/0.5 ml (infusa dengan pengenceran 1 0.048 mg/0.5 ml (infusa dengan pengenceran 1 (infusa dengan pengenceran 1 10-2), 10-2), dan 0.00048 mg/0.5 ml 10-2). f. Infeksi P. berghei P. berghei diinfeksikan pada mencit jantan dan mencit betina secara intraperitoneal. Darah mencit mengandung parasit yang telah dihitung dosis parasitnya disuntikkan pada semua kelompok mencit, kecuali kelompok normal. 22 23 Dosis P. berghei yang diinfeksikan pada mencit adalah 0.25 106/µl darah mengandung parasit. g. Pembuatan Preparat Ulas Darah Pembuatan preparat ulas darah dilakukan dengan cara mengambil darah dari ekor mencit dan kemudian diteteskan pada objek gelas. Darah diulas pada objek gelas, kemudian dilakukan fiksasi dengan metanol selama 3-5 menit. Pewarnaan Giemsa dilakukan selama 30 menit pada ulas darah yang telah difiksasi dengan metanol. Perbandingan pewarna Giemsa yang digunakan adalah 1 bagian Giemsa dan 1 bagian phosphate buffer saline (PBS). Preparat yang telah diwarnai dicuci menggunakan air mengalir dan dikering udarakan. h. Perhitungan Leukosit Perhitungan leukosit dari preparat ulas darah dilakukan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 1000x. Preparat ulas tersebut ditetesi dengan minyak emersi untuk memperjelas pengamatan. Jumlah leukosit yang dihitung adalah sebanyak 100 leukosit untuk setiap preparat. Keseratus leukosit tersebut dikelompokkan berdasarkan perbedaan ukuran, warna, jumlah dan granulasi sitoplasma, bentuk kromatin dan inti ke dalam lima kelompok yaitu: neutrofil, monosit, limfosit, eosinofil dan basofil. Nilai relatif setiap jenis leukosit dinyatakan dalam satuan persen. Nilai relatif tersebut didapat dengan membagi jumlah sel leukosit dalam satu jenis leukosit dengan 100, kemudian dikali dengan 100% (Sastradipradja 1989). i. Analisis Data Data hasil pengamatan diolah dengan menggunakan uji ANOVA (Analysis of Varian) – SPS System 17.0 lalu dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test dengan taraf 5% untuk mengetahui perbedaan perlakuan yang diberikan (Mattjik & Sumertajaya 2002). 23