Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Konservasi Gigi Tahun 2010 Rianda Efek antifungal dan pH kombinasi minyak atsiri kayu manis dengan kalsium hidroksida terhadap Candida albicans. xiii+64 halaman Candida albicans merupakan spesies yang paling sering diisolasi dari saluran akar gigi yang telah dirawat endodonti yang disertai lesi periapikal. Candida albicans juga merupakan salah satu mikroorganisme yang resisten terhadap kalsium hidroksida. Minyak atsiri kayu manis merupakan bahan alami yang telah diketahui sangat aktif melawan Candida albicans. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektifitas kombinasi minyak atsiri kayu manis dengan kalsium hidroksida terhadap Candida albicans, dan untuk mengukur perubahan pH pada minyak atsiri kayu manis, kalsum hidroksida, serta kombinasinya. Penelitian dilakukan uji efek antifungal dengan metode difusi agar. Masingmasing petri yang telah berisi Candida albicans dibuat hole yang telah ditetesi bahan coba, yaitu: minyak atsri 4%, 2%, 1%, 0,5%, 0,25%, kalsium hidroksida, dan kombinasinya. Efek yang timbul diamati setelah 24 jam pembiakkan di inkubator. Selanjutnya perubahan pH pada masing-masing kelompok diukur dengan menggunakan kertas lakmus indikator. Perubahan warna pada kertas disesuaikan dengan warna indikator. Universitas Sumatera Utara Hasil uji analisa varians satu arah menunjukkan bahwa semua bahan percobaan mempunyai efek antifungal. Adapun urutan efek antifungal dari terkuat sampai yang terlemah adalah: minyak atsiri sendiri, kalsium hidroksida sendiri, lalu kombinasi minyak atsiri dan kalsium hidroksida. Sedangkan hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa minyak atsiri kayu manis sendiri memiliki pH yang bersifat asam dan netral, kalsium hidroksida memiliki pH 12 yang bersifat basa, dan apabila keduanya digabungkan dapat mempertahankan pH 12 maupun di atas 12 kecuali pada kombinasi 0,25% minyak atsiri kayu manis dengan kalsium hidroksida dengan nilai pH 11. Hasil uji Least Significant Difference (LSD) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara minyak atsiri 4% dengan minyak atsiri 0,5%, minyak atsiri 4% dengan minyak atsiri 0,25% (p<0,05), minyak atsiri 2% dengan minyak atsiri 0,25%, dan minyak atsiri 1% dengan minyak atsiri 0,25% (p<0,05), namun tidak terdapat perbedaan yang siginfikan antara kelompok kombinasi minyak atsiri pada semua konsentrasi dengan kalsium hidroksida (p<0,05). Daftar Pustaka: 35 (1991-2010) Universitas Sumatera Utara