BAB III KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1 Kajian Pustaka Penyusunan strategi yang baik sangat dibutuhkan dalam menghadapi suatu persaingan ataupun dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah. Kebutuhan dan keinginan konsumen dapat terpenuhi melalui penawaran pasar. Menurut Kotler (2006:7) Penawaran pasar adalah sutau kombinasi produk, jasa, informasi, atau pengalaman yang ditawarkan ke pasar untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Tujuan dari perusahaan adalah mencari keuntungan. Untuk mencapai tujuan itu bidang pemasaran harus lebih spesifik merancang strategi yang tepat. hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran (marketing mix). Strategi bauran pemasaran yang tepat dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Pemasaran lebih dari fungsi bisnis lainnya, pemasaran biasanya berhubungan dengan pelanggan. Menurut Kotler (2006:6) pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Dua sasaran pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan keunggulan niai serta menjaga dan menumbuhkan pelanggan yang ada dengan memberikan kepuasan. 3.1.1 Bank Definisi bank menurut Undang-undang nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Definisi bank menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan undangundang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan yaitu bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Hasibuan (2005:2) pengertian bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan serta bermotif profit juga social, bukan hanya mencari keuntungan saja. Sedangkan menurut Kasmir (2008:2) bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bank adalah tempat seseorang untuk menyimpan dana dan kemudian dana dari simpanan tersebut disalurkan kepada orang lain dalam bentuk kredit yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi bank dan membantu orang lain yang membutuhkan dana tersebut. 3.1.2 Pengertian Pemasaran Menurut Stanton (2007) dalam Lovelock, Wirtz dan Mussry (2010:18) pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Menurut Kotler (2008), pemasaran adalah proses social dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Menurut Swastha(2005), pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi, sedangkan menjual ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Berdarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan pemasaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan orang lain melalui proses pertukaran dan dilakukan dengan cara mempromosikan barang atau jasa tersebut. 3.1.2.1 Konsep Pemasaran Menurut Lovelock, Wirtz dan Mussry (2010:21) pertukaran merupakan inti dari pemasaran. Pertukaran adalah salah satu dari tiga cara untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan seseorang, yaitu: - Memproduksi sendiri - Dengan paksaan - Jual beli atau pertukaran Jual beli adalah tindakan untuk memperoleh sebuah produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya. Syarat-syarat jual beli atau pertukaran, yaitu: 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ - Terdapat dua atau lebih individu atau perusahaan. - Setiap pihak harus bersedia menerima atau berkeinginan untuk mendapat kepuasan. - Setiap pihak mempunyai nilai dalam pertukaran itu dan setiap pihak percaya bahwa transaksi yang mereka lakukan itu menguntungkan. - Setiap pihak mampu berkomunikasi dengan masing-masing pihak. 3.1.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Kotler (2005:19), Marketing mix merupakan kombinasi dari empat variable penting dari konsep pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Empat variable tersebut meliputi produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion), dan biasa disingkat dengan 4P. Namun karena pemasaran bukan ilmu pasti, kini bauran pemasaran telah berkembang sesuai dengan kondisi pasar menjadi 7P (Lupiyoadi dan Hamdani:2006) dimana 3P selanjutnya yaitu proses (process), orang (people), dan bukti fisik (physical evidence). Namun pada permasalahan ini, penulis hanya mengambil berapa variabel saja yang menurut penulis cukup berpengaruh dan membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yaitu diantaranya kualitas produk, promosi dan kualitas layanan. Sedangkan Sumarmi dan Soeprihanto (2010:274) menjelaskan bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa berdasarkan beberapa variabel. 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.1.4 Produk Menurut Saladin (2007:71) definisi produk ialah sekolompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise perusahaan dan pelayanan yang diberikan produsen yang dapat diterima oleh konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan-kebutuhan konsumen. Menurut Laksana (2008:67) produk adalah segala suatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Sedangkan menurut Kotler yang dikutip oleh Hurriyati (2010:50) menyatakan bahwa definisi produk jasa ialah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi dan ide. Jadi produk dapat berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan. Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan produk adalah segala sesuatu yang dapat dijual atau ditawarkan kepada orang lain dalam bentuk barang atau jasa yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan orang lain. Dari segi tingkatan, produk memiliki 3 tingkatan seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2001:348) : a. Produk-Inti (Core Product) Merupakan tingkatan paling dasar dari produk, yang ditunjukan untuk menjawab pertanyaan apa yang sebenarnya dibeli oleh pembeli. 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa. Dalam merancang produk, pemasar mula-mula harus mendefinisikan manfaat inti yang akan disediakan produk ke konsumen. b. Product Aktual (Actual Product) Merupakan tingkatan kedua setelah produk inti. Perencanaan produk harus menciptakan produk actual di sekitar produk inti. Produk actual mempunyai lima karakteristik: tingkat kualitas, fitur, rancangan, nama merek, dan kemasan. c. Produk tambahan (Augmented Product) Merupakan tingkatan selanjutnya setelah produk actual. Produk tambahan menawarkan jasa dan manfaat tambahan bagi konsumen dengan tujuan untuk menciptakan serangkaian manfaat yang akan paling baik memuaskan konsumen. 3.1.4.1 Klaisifikasi Produk Menurut Lovelock, Wirtz dan Mussry (2010:153) dari produk yang biasa di beli oleh konsumen dapat dilakukan penggolongan atau klasifikasi mengenai produk. Produk menurut daya tahannya diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Barang yang tahan lama Barang yang tahan lama (durable goods) adalah merupakan barang nyata yang biasanya melayani banyak kegunaan, misalnya pakaian, perlatan otomotif, computer, peralatan bengkel, lemari es, dan sebagainya. 2. Barang yang tidak tahan lama 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah merupakan barang nyata yang biasanya dikonsumsi untuk satu atau beberapa kegunaan, misalnya pasta gigi, kuliner, minuman energy, obat generic dan lainnya. 3. Jasa Jasa merupakan kegiatan, manfaat, atau kegunaan yang ditawarkan untuk dijual, misalnya bengkel sepeda motor, reparasi computer dan televise, laundry, jasa angkutan barang, jasa olah data, rental mobil dan sepeda motor, kursus bahasa inggris, kursus program computer, dan lainnya. 3.1.4.2 Kualitas Produk Menurut Kotler dan Armstrong (2003:243), kualitas produk adalah salah satu faktor yang paling diandalkan oleh seorang pemasar dalam memasarkan suatu produk. Sedangkan menurut Gasper (2004:4) kualitas mempunyai definisi yang berbeda dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari produk seperti performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy to use), dan estetika (easthetic). Maka dari uraian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang saling berhubungan meskipun dapat memiliki definisi yang berbeda tetapi produk pada intinya memiliki suatu spesifikasi terhadap suatu barang dan / jasa yang dapat menimbulkan kepuasan yang memenuhi atau melebihi harapan bagi konsumen yang menggunakannya. 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.1.4.3 Dimensi Kualitas Produk Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2002:25) mengemukakan, bahwa kualitas produk memiliki beberapa dimensi antara lain: 1. Kinerja (Performance) merupakan karakteristik operasi dan produk inti (core product) yang dibeli. 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. 3. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan. 4. Keandalan (Reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai. 5. Daya tahan (Durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis. 6. Estetika (Easthetica) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 7. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaanm maupun negara pembuatnya. 8. Dimensi kemudahan perbaikan (Serviceability) meliputi kecepatan, kemudahan, 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga purna jual yang mencakup pelayanan dan ketersediaan produk yang dibutuhkan. Jadi kesimpulan kualitas produk adalah totalitas dari karakteristik produk yang meliputi kinerja produk, fungsi produk, keandalan produk, dan sebagainya untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen yang diharapkan 3.1.5 Promosi Menurut Hamdani dalam Sunyoto (2012:154), promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Menurut Stanton dalam Sunyoto (2012:154), promosi adalah unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang di dayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Promosi menurut Shoel (1943:424) dalam Alma (2013:179) menyatakan promosi adalah usaha yang dilakukan marketer untuk berkomunikasi dengan calon audien. Komunikasi adalah sebuah proses membagi ide, informasi, atau perasaan audiens. Menurut Alma (2013:179) promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidikan, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Sedangakan menurut Gitosudarmo dalam Sunyoto (2012:155), promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut. Adapun alat-alat yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk dapat dipilih beberapa cara, yaitu iklan, promosi penjualan, publisitas, personel selling yang disebut bauran promosi. Promosi juga dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa elemen promosi yang dikenal dengan bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi yang disebut bauran komunikasi atau bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix), yakni paduan spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasive dan membangun hubungan pelanggan (Kotler dan Armstrong:116:2008). Definisi lima sarana promosi utama menurut Kotler dan Armstrong (117:2008) adalah sebagai berikut: 1. Advertising (periklanan) Adalah semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi barang, jasa, dan gagasan yang dibayar oleh sponsor tertentu. Iklan menempati urutan pertama dan berperan prima di antara semua alat-alat promotion mix bagi peritel besar. Iklan dijalankan melalui media cetak seperti Koran, majalah, media elektronik seperti televise, radio, bioskop dan internet. 2. Sales Promotion (promosi penjualan) adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. Adapun jenis-jenis sales promotion adalah sebagai berikut : a. Point of purchase, display di counter, lantai atau jendela display yang memungkinkan para peritel mengingatkan para konsumen dan menstimulasi belanja impulsif. 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ b. Kontes, para konsumen berkompetisi untuk memperebutkan hadiah yang disediakan dengan memenangkan permainan. c. Kupon, peritel mengiklankan diskon khusus bagi para pembeli yang memanfaatkan kupon yang diiklankan (biasanya dalam Koran, tapi juga bisa dari tempat yang disediakan dalam kontes belanja). Para pembeli di gerai yang bersangkutan dan mendapatkan diskon. d. Frequent shopper program (program konsumen setia), para konsumen diberi poin atau diskon berdasarkan banyaknya belanja mereka, yang nantinya poin tersebut dapat ditukarkan dengan barang. e. Hadiah langsung, hadiah diberikan langsung tanpa menunggu jumlah poin, hal ini juga berdasarkan pada jumlah belanja. f. Sample adalah contoh produk yang diberikan secara cuma-Cuma yang tujuannya adalah memberikan gambaran baik dalam manfaat, rupa ataupun bau dari produk yang dirpomosikan. g. Demonstrasi, tujuan dari demonstrasi adalah memberikan gambaran atau conto dari produk atau jasa yang dijual. h. Referal Gifts (hadiah untuk rujukan), hadiah yang diberikan kepada konsumen jika ia membawa calon konsumen baru. i. Souvenir, barang-barang souvenir dapat menjadi alat promosi penjualan. j. Special Events (acara-acara khusus), adalah alat promosi penjualan seperti fashion show penandatanganan buku oleh pengarang. 3. Hubungan Masyarakat (public relation) adalah komunikasi untuk membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita dan kejadian tidak menyenangkan. 4. Personal Selliing (penjualan personal) merupakan presentasi pribadi oleh waraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan. Peran custome-contact personnel (pramuniaga dan lainnya), yaitu : a. Selling (penjualan), yaitu untuk produk yang perlu didorong tingkat penjualannya karena selama beberapa waktu terakhir yang penjualannya masih sedikit. b. Cross Selling (Penjualan yang di pindahkan) yaitu menawarkan produk yang berbeda, yang mendukung produk yang dibutuhkan oleh pembeli. c. Advertising, yaitu berperan sebagai penasihat bagi konsumennya. 5. Direct Marketing (pemasaran langsung) adalah hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respon segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng, dengan menggunakan surat langsung, telepon, respon lagsung dan sarana komunikasi lain secara langsung dengan konsumen tertentu.. Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan promosi adalah kegiatan pemasaran yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menarik konsumen membeli dan menggunakan produk atau jasa perusahaan tersebut. Selain itu, promosi juga digunakan untuk memperkenalkan perusahaan kepada konsumen dengan cara membagi ide atau informasi kepada orang lain. 3.1.6 Kualitas Layanan Menurut Simamora (2001:180) kualitas layanan dapat didefinisikan sebagai keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pelanggan. Menurtu Tjiptono dan Chandra (2011:180), kualitas jasa atau layanan sebagai ukutan seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Menurut Lovelock, Wirtz dan Mussry (2010:153) terdapat berbagai perspektif mengenai kualitas layanan, perspektif umum terhadap kualitas layanan meliputi : 1. Pandangan transenden mengenai kualitas bersinonim dengan keunggulan bawaan: tanda-tanda standard dan prestasi yang tinggi. Sudut pandang ini sering diterapkan pada seni pertunjukan dan visual. Pandangan ini berpendapat bahwa orang belajar untuk mengenali kualitas hanya melalui pengalaman yang diperoleh dari paparan berulang. Namu, dari sudut pandang praktis, manager atau pelanggan menilai kualitas dari sesuatu yang menurut mereka tidak perlu membantu. 2. Pandangan berbasis manufaktur didasarkan pada persediaan dan terutama sangat memerhatikan praktik-praktik teknik dan manufaktur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang sering kali dipicu oleh tujuan produktivitas dan pengamanan biaya. 3. Definisi berbasis nilai mendefinisikan kualitas dalam hal nilai dan harga. Dengan mempertimbangkan pertukaran antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan sebagai “keunggulan yang terjangkau”. Zeithmal, Leonard dan Parasuraman dalam Lovelock, Wirtz dan Mussry (2010:154) mengidentifikasikan 10 dimensi yang digunakan konsumen dalam mengevaluasi jasa: Tabel 3.1 Dimensi Generik yang Digunakan Pelanggan untuk Mengevaluasi Kualitas Pelayanan. Ukuran Berwujud (Tangibles) Karakteristik Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan materi komunikasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Kehandalan (Reliability) Kemampuan untuk melakukan pelayanan yang dijanjikan, dapat diandalkan, dan akurat. Responsiveness Kesediaan untuk membantu pelanggan dan menyediakan prompt pelayanan Assurance Kepercayaan,kejujuran penyedia pelayanan. -Kredibilitas -Keamanan Kebebasan dari bahaya, resiko, atau keraguan -Kompetensi Memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan -Sopan-santun Kesopanan, rasa hormat, keramahan, dan pertimbangan melaksanakan pelayanan Empati Mudah didekati dan mudah untuk dikontak -Akses Sumber -Komunikasi Mendengarkan pelanggan dan menjaga agar mereka terinformasikan dalam bahasa yang bisa dimengerti -Memahami Pelanggan Membuat upaya untuk mengenali pelanggan dan kebutuhan mereka : Lovelock, Wirtz dan Mussry (2010:153) 4. Definisi berbasis pengguna dimulai dengan premis bahwa kualitas terletak di mata orang yang melihatnya. Perspektif yang subyektif dan berorientasi pada kebutuhan ini mengakui bahwa pelanggan yang berbeda memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda pula. 3.1.6.1 Ukuran Kualitas Layanan Menurut Lovelock, Wirtz dan Mussry (2010:153) standard ukuran kualitas layanan yang berbasis pelanggan, dapat dikelompokkan kedalam dua kategori: 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1. Ukuran Lunak, tidak dapat dengan mudah diamati dan harus dikumpulkan dengan berbicara kepada pelanggan, karyawan atau lainnya. 2. Ukuran Keras dan standar adalah karakteristik dan aktivitas yang dapat dihitung, diberi waktu, atau diukur melalui audit. Langkah-langkah tersebut mungkin termasuk jumlah panggilan telepon yang putus ketika pelanggan menunggu, berapa banyak pesanan yang dijalankan dengan benar, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tertentu, berapa menit pelanggan harus menunggu sesuai tahap tertentu dalam penyajian pelayanan, jumlah kereta yang dating terlambat, dan jumlah tas yang hilang. Standar sering ditetapkan dengan mengacu pada presentase kesempatan dimana ukuran tertentu dicapai. Tantangan bagi pemasar layanan adalah untuk memastikan bahwa langkah-langkah opearasi kualitas layanan mencerminkan input pelanggan. Dari definisi-definisi tentang kualitas layanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang berguna untuk memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini dapat diartikan sebagai jasa yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. 3.1.7 Keputusan Pembelian Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen berhubungan erat dengan perilaku konsumen.Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu budaya (budaya, subkultur,dan 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ kelas sosial), sosial (kelompok referensi, keluarga, dan peran sosial dan status), dan pribadi (umur, tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri). Terdapat empat proses psikologis utama yang mempengaruhi konsumen berprilaku, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori (Kotler dan Keller,2012:177). Menurut pemahaman yang paling umum, sebuah keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternative atau lebih. Menurut Umar (2008), proses pembelian diawali ketika seseorang mendapatkan stimulus (pikiran,tindakan, atau motivasi) yang mendorong dirinya untuk mempertimbangkan pembelian barang atau jasa tertentu. Stimulus tersebut dapat berupa : 1). Isarat Komersial (Commercial Cues), yaitu kejadian atau motivasi yang memberikan stimulus bagi konsumen untuk melakukan pembelian sebagai hasil usaha promosi perusahaan. 2). Isarat sosial (Social Cues), yaitu stimulus yang didapatkan dari kelompok referensi yang dijadikan panutan atau acuan oleh seseorang, dimana bisa diklasifikasikan berdasarkan beberpa kategori, diantaranya frekuensi kontak, sifat keanggotaan, formalitas, dan kemampuan atau kebebasan anggota kelompok untuk memilih. 3). Isarat Fisik (Physical Cues), yaitu stimulus yang ditimbulkan karena rasa haus, lapar, lelah, dan isarat biologis (biological cues) lainnya. Menurut Kotler (2012:166) tahapan proses keputusan pembelian dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut : Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Gambar 3.1 Tahapan Proses Keputusan Pembelian Sumber: Kotler (2012:166) 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Perilaku Paska Pembelian Berdasarkan gambar 3.1, hubungan antara tahapan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Proses pengenalan kebutuhan, yaitu tahapan ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Kebutuhan itu akan digerakkan oleh rangsangan dari dalam maupun dari luar dirinya. 2) Proses pencarian informasi, yaitu tahapan yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak mengenai suatu produk. 3) Evaluasi berbagai alternative merek, yaitu tahapan ini konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternative dalam menentukan produk untuk dipilih. 4) Pilihan atas merek produk untuk dibeli, yaitu tahapan dimana terjadi pembelian produk atas merek yang disukai berdasarkan peringkat dari tahapan, tetapi faktor situasi dan pendapat orang lain juga menentukan dalam tahapan ini. 5) Perilaku paska pembelian, yaitu tahapan dimana kepuasan konsumen harus dipantau dari mulai paska pembelian, tindakan paska pembelian dan pemakaian produk paska pembelian. Menurut Kotler dan Keller (2012:171), terdapat dua faktor umum yang mengintervensi antara minat beli dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Pengaruh sikap seseorang tergantung pada dua hal, yaitu : 1. Intensitas negative orang lain terhadap alternative pilihan kita, dan 2. Motivasi yang sesuai dengan harapan orang lain. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh satu atau lebih jenis resiko yang dirasakan : 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 1. Resiko fungsional : tampilan produk tidak sesuai dengan harapan 2. Resiko Fisik : produk menimbulkan ancaman bagi kesejahteraan fisik atau kesehatan penggunaan atau orang lain. 3. Resiko keuangan : produk tidak sesuai dengan harga yang harus dibayar 4. Resiko Sosial : hasil produk membuat malu didepan orang lain 5. Resiko Psikologikal : produk mempengaruhi kesejahteraan mental pengguna. 3.2 Penelitian Terdahulu Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Ada pengaruh yang signifikan dari elemen promosi: periklanan, Personal Menjual, dan promosi penjualan yang dilakukan di Yordania terhadap keputusan pembelian. 1 Mahmud I. Mohammad Almahirah, Mohammed Said, Freihat (2014) 2 Owusu Alfred (2013) 3 Mohd Rizaimy Kualitas produk berhubungan positif dengan Shaharudin et al (2011) keputusan pembelian 4 Munger (2001) 5 6 Nour, Slamh Sultan Sultan Hasil Harga dan kualitas memiliki pengaruh pada keputusan pembelian konsumen dan konsumen mempertimbangkan harga dan kualitas dalam situasi pembelian mereka. Produk, harga dan promosi berhubungan positif dengan keputusan pembelian Aurangzeb Mughal, Asif Alat promosi secara signifikan mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Mehmood, AmmarMohi-ud-deen, Bilal Ahmad (2014) Ghulam Shabbir Khan Promosi, lingkungan, emosional berhubungan Niazi and Javaria positif dengan keputusan pembelian Siddiqui and Burhan Ali Shah and Ahmed Imran http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hunjra (2011). 7 Doni Hariadi dan -Variabel yang berpengaruh dominan terhadap Soebari Martoatmodjo keputusan konsumen membeli proyektor (2012) Microvision adalah variabel produk -Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda 8 Kholifatul Wathoon Abadan, Patriciana Dhiana, Leonardo Budi Hasiholan (2015) - Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas produk, dan kualitas layanan secara bersama-sama memiliki perngaruh yang signifikan tehadap keputusan pembelian produk lampu LED Philips. 9 Denny Daud (2013) - Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi dan kualitas layanan secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian - kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan pembiayaan untuk memasarkan produk, kualitas layanan juga berperan penting dalam keputusan pembelian konsumen untuk menggunakan jasa pembiayaan yang ditawarkan perusahaan 10 Vivi Alvionita (2014) Moly -Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara citra merek dan Kualitas produk terhadap keputusan pembelian - Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek dengan keputusan pembelian -Kualitas produk dengan keputusan pembelian memiliki pengaruh yang positif dan signifikan 11 Sarifa Marwa, Ujang Sumarwan, Rita Nurmalina (2014) - Hasil penelitian menunjukkan bahwa setidaknya ada lima bauran pemasaran memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian asuransi jiwa -Bauran produk merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian asuransi jiwa 12 13 Nabila H Zhafira et.al Hasil penelitian membuktikan bahwa sebagian besar pelanggan datang ketoko karena harga yang (2013) ditawarkan, jenis promosi, dan juga kualitas layanan yang disediakan. Studi ini menunjukkan pengaruh yang signifikan Darko, Eric (2012) dari promosi penjualan pada keputusan pembelian konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Vanguard (2012) Inovasi promosi, produk, layanan pelanggan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen. 15 Larson dan Ronald B Produk, harga, promosi berhubungan positif (2004) dengan keputusan pembelian 3.3 Rerangka Pemikiran Selain kajian teori dan pendapat-pendapat para ahli, untuk mendukung penelitian ini penulis juga melakukan kajian terhadap penelitian terdahulu yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian , seperti yang dirangkum dalam gambar berikut ini : H1 Kualitas Produk (X1) Promosi (X2) Keputusan Nasabah untuk Membuka Rekening (Y) H2 H3 Kualitas Layanan (X3) Gambar 3.2 Rerangka Pemikiran Sumber: penelitian terdahulu. 3.4 Hipotesis Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang penulis dapatkan berdasarkan data di atas adalah : 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ H1 : Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah membuka rekening H2 : Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah membuka rekening H3 : Kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah membuka rekening 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/