VI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan tugas dan fungsi kelembagaan TKPK Kabupaten Bengkalis belum berjalan secara optimal dan efisien. Meskipun, lembaga ini kehadirannya telah didukung oleh komitmen pemimpin daerah. Keseriusan seluruh unsur, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat di Kabupaten Bengkalis mengembangkan kelembagaan TKPK Kabupaten Bengkalis belum cukup membuat kelembagaan ini berjalan optimal. Kajian menemukan, bahwa masih terdapat kelemahan dalam koordinasi dan sinergitas dengan satuan kerja lain yang menyebabkan fungsi dan tugas kelembagaan TKPK Kabupaten Bengkalis tidak wujud, karena Dinas/ Instansi lingkup Pemerintahan Kabupaten Bengkalis kurang menyadari tentang keberadaan, peran dan fungsi kelembagaan TKPK Kabupaten Bengkalis sebagai garda terdepan yang memfasilitasi semua unsur stakeholders yang perhatian terhadap penanggulangan di daerah Kabupaten Bengkalis. 2. Efektifitas program penanggulangan kemiskinan Kabupaten Bengkalis,belum terpenuhi sebagaimana yang diinginkan, disebabkan tidak berperannya kelembagaan TKPK Kabupaten Bengkalis dalam pengurangan kemiskinan sebagai akibat tidak berjalannya fungsi kelembagaan, terutama sinergitas aksi/program multi pihak, untuk itu perlu dilakukan konsolidasi program dan proyek penanggulangan kemiskinan untuk memprioritaskan pelayanan bagi masyarakat yang paling miskin (The poorest among The poor) meliputi pengembangan lembaga pendanaan masyarakat (Poverty Reduction Trust Fund) dan Pendanaan lain yang pro poor baik dari APBD kabupaten maupun dari Dunia Usaha dan BUMD. 3. Strategi pembangunan perlu dilakukan dengan melakukan penguatan kapasitas kelembagaan lintas pelaku dan peningkatan kapasitas masyarakat baik di tingkat kabupaten, di tingkat kecamatan,dan bahkan di tingkat desa. Di tingkat desa, prosesnya perlu lebih menekankan pada upaya pengurangan kemiskinan melalui pemberdayaan kelompok-kelompok masyarakat. Kelembagaan TKPK Kabupaten Bengkalis sebaiknya dijadikan pengelola satu pintu program dan aksi penanggulangan kemiskinan yang mampu memfasilitasi semua unsur stakeholders yang berusaha menanggulangi kemiskinan bersama-sama dengan menetapkan prioritas strategi utama dalam peningkatan kapasitas kelembagaan TKPK Kabupaten Bengkalis dalam penanggulangan kemiskinan yakni membentuk program dan aksi penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, menjalin hubungan dengan pihak ketiga yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah serta memperbanyak program dan jumlah alokasi program penanggulangan kemiskinan. 6.2.Implikasi Kebijakan / Perumusan Program 1. Mengaktifkan Kelembagaan TKPK Kabupaten Bengkalis, sebagai wadah koordinasi dan bersama-sama dengan pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat melakukan kegiatan penanggulangan kemiskinan, serta senantiasa mendukung komitmen Pemerintah Kabupaten Bengkalis, melalui kebijakan politik kepemimpinan daerah dalam mengentaskan kemiskinan. 2. Mengkoordinasi dan mensinkronkan penyusunan dan pelaksanaan penajaman kebijakan penanggulangan kemiskinan dengan melakukan langkah-langkah pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan sesuai karakteristik dan potensi diwilayah Kabupaten Bengkalis dengan berpegang kepada agenda penanggulangan kemiskinan yang berfokus pada pendataan, pendanaan dan kelembagaan dengan tetap berpegang pada peraturan yang mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia No 54. Tahun 2005 serta Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang pembentukan kelembagaan TKPK Kabupaten Bengkalis dan senantiasa tetap melakukan konsultasi publik mulai dari tingkat RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten sampai ketingkat Provinsi, agar terwujudnya suatu komitmen dan keseriusan seluruh unsur masyarakat didaerah dalam penanggulangan kemiskinan . 3. Membentuk Sub-kelembagaan TKPK Kabupaten Bengkalis, agar upaya penanggulangan kemiskinan tepat sasaran dan terfasilitasi hingga mencapai ke pelosok wilayah/desa. Sub kelembagan TKPK Kabupaten Bengkalis ini mencakup beberapa kecamatan dan desa yang terwakili sebagai basis pemberdayaan masyarakat miskin di wilayah tersebut, dengan melakukan pengembangan Sumberdaya Manusia dengan pendekatan hak-hak dasar dan pendekatan partisipasi aktif masyarakat di Kabupaten Bengkalis. Program monitoring dan pemantauan kemajuan aktual dari implementasi program Penanggulangan Kemiskinan dengan memanfaatkan pendamping dan para sarjana untuk mendapat pendidikan dan dilatih sebagai tenaga Sub kelembagaann TKPK Kabupaten Bengkalis untuk terjun kemasyarakat yang didanai dari program/proyek-proyek dan berfungsi sebagai Pemantau dan mengontrol program/proyek agar lebih efisien. 4. Dalam mempercepat dan berhasilnya upaya pengurangan kemiskinan,di harapkan agar lebih meningkatkan penanggulangan kemiskinan khususnya jumlah anggaran pembangunan dana anggaran bagi peningkatan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia, guna peningkatan keterampilan masyarakat miskin di Kabupaten Bengkalis, supaya rencana program yang telah ditetapkan untuk mempercepat pengurangan angka kemiskinan di daerah ini dapat di realisasi sebagaimana yang di harapkan selama ini. Lampiran 3. Hasil Analisis Korelasi antara Jumlah Rumah Tangga Miskin (Ruta) dengan Alokasi Anggaran Kemiskinan setiap Kecamatan menggunakan Program Excel Column 1 Column 1 Column 2 Column 2 1 0.698813 Berkorelasi positif yang tinggi pada taraf nyata 0,01(rs = 0,69 > 0,67, a=0,01 dan n=13) 1