Contoh Perubahan dalam Bidang Pendidikan

advertisement
DIFUSI INOVASI PENDIDIKAN
NURHASANA KARUNIA
1215110578
Contoh Perubahan dalam Bidang Pendidikan
Perubahan Tingkah Laku Siswa Oleh Proses Belajar
Meskipun secara teoritis belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku, namun
tidak semua perubahan tingkah laku organisme dapat dianggap belajar. Perubahan yang timbul
karena proses belajar sudah tentu memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas. Dalam bab ini
karakteristik, manifestasi, dan pendekatan belajar, jenis-jenis belajar dan hal-hal yang dapat
mempengaruhi dan kegiatan belajar siswa juga akan penyusun uraikan secara singkat.
A. Ciri Khas Perilaku Belajar
Setiap perilaku belajar selalu itandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karakteristik
perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan, antara lain psikologi pendidikan oleh Surya
(1982), disebut juga sebagai prinsip-prinsip belajar. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang
menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:
1. Perubahan Internasional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang
dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini
mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau
sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan
pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan dan seterusnya.
Namun demikian, perlu pula dicatat bahwa kesengajaan belajar itu, menurut Anderson
(1990) tidak penting, yang penting cara mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu
pembelajaran terjadi. Disamping itu, dari kenyataan sehari-hari juga menunjukkan bahwa tidak
semua kecakapan yang kita peroleh merupakan hasil kesengajaan belajar yang kita sasadari.
Sebagaicontoh, kebiasaan bersopan santun dimeja makan dan bertegur sapa dengan orang lain,
guru, dan orang-orang baik disekitar kita tanpa disengaja tanpa disadari.
2. Perubahan positif dan aktif
Perubahan terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya baik,
bermanfaat serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut
senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman
dan keterampilanbaru) yang lebih baik dari pada apa yang telah ada sebelumnya.
Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya. Seperti karena proses
kematangan (misalnya, bayi yang bisa merangkak setelah bisa duduk), tetapi karena usaha siswa
itu sendiri.
3. Perubahan efektif dan fungsional
Perubahan yang timbul karena proses bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya,
perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu,
perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan
setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan.
Selain itu, perubahan yang efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan
mendorong timbulnya perubahan-perubahan positif lainnya. Sebagai contoh. Jika seorang siswa
belajar menulis, maka disamping akan mampu merangkaikan kata dan kalimat dalam bentuk
tulisan ia juga akan memperoleh kecakapan lainnya seperti membuat catatan, mengarang surat
dan bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.
B. Perwujudan Perilaku Belajar
Dalam hal memahami arti belajar dan esensi perubahan karena belajar, para ahli
sependapat sekurang-kurangnya terdapat titik temu diantara mereka mengenai hal-hal yang
principal. Dalam arti lain Hintzman berpendapat belajar adalah suatu perubahan yang terjadi
dalam diri organisme disebabkan dalam pengalaman yang bisa mempengaruhi tingkah laku
organisme itu.
Perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan
sebagai berikut:
1. Kebiasaan
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaannya akan tampak
berubah. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan
menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi
pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan /pengurangan inilah,
muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
2. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan oto-otot
(Neuro Muscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik,
olahraga dan lain-lain.
Di samping itu, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang
kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil
tertentu. Keterampilan itu sendiri bukan hanya meliputi gerak motorik melainkan juga
pengejewantahan fungsi mental yang bersifat kognitif, konotasinya pun luas sehingga sampai
pada mempengaruhi /mendayagunakan orang lain. artinya orang yang mampu mendayagunakan
orang lain secara tepat juga dianggap sebagai orang yang terampil.
3. Pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang
masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga. Dan sebaliknya pengamatan yang salah
akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula. Contoh, seorang anak yang baru
pertama kali mendengarkan radio akan mengira bahwa penyiar benar-benar berada dalam kotak
bersuara itu. Namun melalui proses belajar, lambat laun diketahuinya juga bahwa yang ada
dalam radio tersebut hanya alirannya, sedangkan penyiarnya berada di studio pemancar.
4. Berpikir Asosiatif dan Daya Ingat
Secara sederhana, berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu
dengan lainnya. Berfikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara
rangsangan dengan respons.
Di samping itu, daya ingatpun merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan pokok
dalam berpikir asosiatif. Jadi, siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai
bertambahnya
simpanan
materi
dalam
memori.
Serta
meningkatnya
kemampuan
menghubungkan materi dengan situasi atau stimulus yang sedang dihadapi.
5. Bersikap rasional dan kritis
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku beljar terutama yang
berhubungan dengan pemecahan masalah. Dalam berpikir rasional, siswa dituntut menggunakan
logika (akal sehat) untuk menentukan sebab akibat, menganalisis, menarik kesimpulan-
kesimpulan. Dalam berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang
tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau
kekurangan.
6. Sikap
Dalam arti sempit adalah pandangan/kecenderungan mental. Sikap (attitude) adalah
kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik/buruk terhadap
orang/barang tertentu.
7. Inhibisi
Secara ringkas, inhibisi adalah upaya pengurangan/pencegahan timbulnya suatu respons
tertentu karena adanya proses respons lain yang sedang berlangsung. Dalam hal belajar inhibisi
adalah kesanggupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu
memilih atau melakukan tindakan yang lain yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan
lingkungan.
8. Apresiasi
Pada dasarnya, apresiasi berarti suatu pertimbangan (Judgment) mengenai arti penting
atau nilai sesuatu. Dalam penerapannya, apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan/penilaian
terhdap benda-benda baik abstrak atau konkret yang memiliki nilai luhur. Apresiasi adlah gejala
ranah efektif yang pada umumnya ditunjukkan pada karya-karya seni budaya.
9. Tingkah Laku Afektif
Tingkah laku efektif adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan
seperti: takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. tingkah
laku seperti ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Oleh karena itu, ia juga dapat
dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar.
C. Kesimpulan
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa keberhasilan proses belajar dapat dilihat
dari perubahan tingkah laku siswa yang terjadi setelah proses belajar tersebut yang merupakan
salah satu contoh perubahan dalam bidang pendidikan.
Download