BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrument keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham), instrument derivatif, dan instrument lainnya (Darmadji dan Fakhrudin, 2012). Keberadaan pasar modal memungkinkan perusahaan-perusahaan yang memerlukan modal tambahan bisa mendapatkannya dimasyarkat, sedangkan bagi pasar modal menjadi salah satu media investasi. Jadi dapat dikatakan bahwa pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang memerlukan dana. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang dimiliki, maka pihak yang kelebihan dana mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru pada 2014. Sejumlah sentimen baik domestik dan internal mempengaruhi laju IHSG. IHSG dibuka menembus rekor baru dengan naik 23,89 poin atau 0,46 persen menjadi 5.241,23. IHSG berada di level tertinggi 5.262,19 dan terendah 5.241,14 pada perdagangan saham Senin (8/9/2014). (http://bisnis.liputan6.com/read/2102236/ihsg-kembali-cetak-rekor-selanjutnyaapa). 1 Universitas Sumatera Utara Sumber : www.idx.co.id (data diolah) Gambar 1.1 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Periode 2010-2013 Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwasanya perkembangan IHSG tahun 2010 3.703.51, kemudian naik pada tahun 2011 3.821.99, dan pada tahun 2012 naik menjadi 4.316.69, dan meningkat lagi pada tahun 2014 ke level 4.274.18. Harga saham berubah (berfluktuasi) sesuai dengan kekuatan permintaan (demand) dan penawaran (supply). Salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian saham (permintaan) didasarkan pada pertimbangan fundamental yaitu kinerja keuangan perusahaan. Dengan kinerja keuangan yang baik, maka perusahaan tersebut mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi dan sekaligus dapat menyisihkan bagian keuntungan itu sebagai deviden yang tinggi pula, 2 Universitas Sumatera Utara sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan akan saham (Wijayanti,2010). Penelitian dengan judul Pengaruh Dividen Perlembar Saham terhadap perusahaan LQ 45 periode 2011-2014 merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurmala (2006) melakukan penelitian pengaruh dividen terhadap harga saham perusahaan-perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang telah go publik di Bursa Efek Jakarta. Hal ini dapat dilihat dari hasil regresi selama periode penelitian, pengaruh kebijakan dividen tersebut sangat kecil sekali. Pembayaran atas dividen tidak perlu dilakukan, karena tidak akan berpengaruh terhadap kemakmuran para pemegang saham dan juga tidak akan menaikkan harga saham suatu perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus mempunyai rencana investasi yang menguntungkan untuk dilaksanakan sepanjang tahun. Pahlevi (2008) melakukan penelitian pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan 14 sampel perusahaan yang membayar dividen meningkat dan menurun. Hasil penelitian tersebut adalah pengumuman dividen dapat mempengaruhi harga saham di sekitar ex-dividend date perusahaan sektor keuangan di BEI pada tahun 2008 Deitiana (2011) melakukan penelitian pengaruh dividen terhadap harga saham, dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwasanya artinya tidak ada pengaruh variabel dividen terhadap variabel harga saham. 3 Universitas Sumatera Utara Istanti (2013) melakukan penelitian pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwasanya terdapat pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Terdapat perbedaan hasil penelitan (Research Gap) mengenai pengaruh dividen terhadap harga saham mendorong penulis untuk meneliti kembali variabel dari penelitian terdahulu. Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin menguji dan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Dividen perlembar saham terhadap Harga Saham pada perusahaan LQ 45 periode 2011-2014”. 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini “Apakah dividen perlembar saham berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 periode 2011-2014?”. 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dividen perlembar saham berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 periode 2011-2014. 4 Universitas Sumatera Utara 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila ditanya pendapatnya mengenai pengaruh dividen perlembar saham terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 periode 2011-2014. 2. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sejenis dengan menggunakan atau menambah variable agar hasil penelitian menjadi lebih lengkap dan baik. 3. Bagi praktisi dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan mengenai pengaruh dividen perlembar saham terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 periode 2011-2014. 5 Universitas Sumatera Utara