8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Investasi a. Pengertian Investasi Investasi merupakan penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke risiko, yang dirancang untuk mendapatkan perolehan modal (Downes & Goodman dalam Warsono, 2002). Reilly et al. (2003) menyatakan “Investment is the current commitment of dollars for a periode of time in order to derive future payment that will compensate that investor”. Dapat disimpulkan bahwa investasi adalah komitmen penggunaan uang untuk objek tertentu dengan tujuan bahwa nilai objek tersebut selama jangka waktu investasi akan meningkat, paling tidak bertahan dan selama jangka waktu tersebut dapat memberikan hasil pada investor. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu pertama investasi pada aset - aset finansial (financial asset) yang dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar 9 modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant, opsi, dan lain - lain. Kedua investasi pada aset - aset riil (real assets) yang berupa pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. b. Tujuan Investasi Pada dasarnya investor berinvestasi dengan tujuan untuk „menghasilkan uang‟. Tetapi pernyataan tersebut nampaknya terlalu sederhana sehingga diperlukan adanya jawaban yang tepat mengenai tujuan investasi yang lebih investasi untuk meningkatan adalah luas. Tujuan yang lebih kesejahteraan luas dari investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah pendapatan dimasa mendatang (Tandelilin, 2010). Menurut Tandelilin (2010), ada beberapa tujuan mengapa seseorang berinvestasi, antara lain adalah : Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang Mengurangi tekanan inflasi Dorongan untuk menghemat pajak Dalam berinvestasi di pasar modal khususnya, investor mempunyai dua tujuan, yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek diharapkan akan memberikan keuntungan dari adanya selisih harga jual dan beli yang dimilikinya 10 (capital gain). Sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari dividen harga jual dan beli (capital gain). c. Proses Investasi Investasi memerlukan proses - tidak bisa dicapai serta merta begitu saja oleh karena itu investor perlu menghindari jalan pintas untuk memperoleh keuntungan besar dalam jangka waktu singkat. Untuk bisa melakukan proses investasi dengan baik, investor memerlukan ilmu, kesabaran serta disiplin. Untuk itu diperlukan tahapan sebagai berikut (Halim, 2005:4): 1) Menentukan Tujuan Investasi Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat risiko (rate of risk), dan ketersedian jumlah dana yang akan diinvestasikan. 2) Melakukan Analisis Sekuritas Dalam hal ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek. Untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi ataukah terlalu rendah. 3) Membentuk Portofolio 11 Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek - efek mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing - masing efek tersebut. 4) Merevisi Kinerja Portofolio Tahap ini sebelumnya, dengan merupakan maksud pengulangan kalau perlu terhadap melakukan tiga tahap perubahan terhadap portofolio yang dimiliki. Portofolio yang tidak lagi optimal atau tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka dapat dilakukan perubahan terhadap sekuritas – sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. 5) Evaluasi Kinerja Portofolio Dalam tahap ini pemodal melakukan penilain terhadap kinerja portofolio baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh atau risiko yang ditanggung. Tidak benar kalau suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi pasti lebih baik dari portofolio lain. 2. Pasar Modal a. Definisi Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara 12 memperjualbelikan sekuritas (Tendelilin, 2010:26). Di dalam pasar modal para investor dapat berperan sebagai pembeli dan dapat pula berperan sebagai penjual. Menurut Husnan (2005 : 3), pasar modal mengandung arti : Pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah maupun public authorities ataupun swasta . Pasar modal mempunyai berbagai daya tarik bagi investor, diantaranya : 1) Pasar modal diharapkan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain perbankan. 2) Pasar modal memungkinkan para investor memiliki berbagai pilihan investasi sesuai dengan preferensi resiko mereka. Undang-undang pasar modal No. 8 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek . b. Fungsi Pasar Modal Fungsi pasar modal sebagaimana dikemukakan oleh Munir Fuady (1996 : 11) (Hendy, 2008 : 136) yaitu : 13 1) Sarana untuk untuk menghimpun dana-dana masyarakat disalurkan kedalam kegiatan-kegiatan yang produktif. 2) Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional. 3) Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja. 4) Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi 5) Memperkokoh beroperasinya mekanisme financial market dalam menata system moneter, dapat menjadi karena pasar sarana open market operation sewaktu- waktu diperlukan oleh bank sentral. 6) Menekan tingginya tingkat bunga yang menuju suatu rate yang reasonable. 7) Sebagai alternative investasi bagi para pemodal. c. Peranan Pasar Modal Menurut Rusdin (2006 : 2) peranan pasar modal adalah : 1) Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. 2) Pasar modal sebagai alternative investasi. 3) Memungkinkan para investor untuk perusahaan yang sehat dan berprospek baik. memiliki 14 4) Pelaksanaan manajemen perusahaan secara professional dan transparan. 5) Peningkatan aktivitas ekonomi nasional. 3. Saham Saham adalah salah satu efek yang paling populer yang tersedia dan dapat diperjualbelikan. Jika perusahaan ingin meningkatkan modal, salah satu pilihan adalah untuk menerbitkan saham. Saham juga menawarkan tingkat return yang menarik bagi para investor. Itu sebabnya kebanyakan investor memilih saham untuk investasi mereka. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda kepemilikan individu atau institusi dalam suatu perusahaan (Ross, 2007). Orang atau lembaga yang memiliki saham dapat mengklaim pendapatan perusahaan, aset, dan hak untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Pada dasarnya, ada dua manfaat bagi investor saham: 1) Dividen Dividen adalah penghasilan yang diberikan kepada pemegang saham dari yang dibayarkan pendapatan perusahaan. Jumlah dividen kepada pemegang saham Perusahaan memutuskan dalam Rapat Umum Tahunan. Untuk menerima dividen, pembeli saham harus memiliki saham untuk jangka waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut 15 berada dalam periode di mana dia akan diakui sebagai pemegang saham yang mempunyai hak untuk mendapatkan dividen. 2) Capital Gain Capital gain adalah selisih positif antara harga beli dan harga jual sebuah saham. Capital gain terbentuk melalui aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Sebagai contoh, seorang investor membeli saham ABC sebesar Rp 3.000 per saham dan kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham. Ini berarti investor menerima keuntungan modal sebesar Rp 500 untuk setiap menjual saham. Namun, seperti instrumen investasi lainnya, saham memiliki risiko sendiri: 1) Capital Loss Capital Loss adalah kebalikan dari capital gain. Ini adalah suatu kondisi ketika saham tersebut dijual dengan harga yang lebih rendah dari harga beli aslinya. Sebagai contoh, seorang investor membeli saham PT XYZ sebesar Rp 2.000 per saham, tetapi setelah harga saham jatuh ke level Rp 1.400 per saham. Karena takut harga sahamnya terus-menerus menurun, investor menjual 16 saham sebesar Rp 1.400 per saham. Investor telah mempertahankan kehilangan modal sebesar Rp 600 per saham. 2) Risiko Likuiditas Risiko likuiditas terjadi jika sebuah perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh publik, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau sedang diberhentikan. Dalam hal ini, klaim dari pemegang saham hak akan mendapatkan prioritas terakhir setelah perusahaan menyelesaikan semua kewajibannya (melalui penjualan perusahaan ataupun penjualan asetnya). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. Di pasar sekunder atau harian perdagangan saham, harga saham berfluktuasi. Harga saham ini dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham, sementara permintaan dan penawaran saham 17 dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti perusahaan sejenis dan industri, kinerja perusahaan tersebut, faktor-faktor makro (suku bunga, inflasi, nilai tukar mata uang), dan faktor-faktor non-ekonomi (kondisi sosial dan politik). 4. Indeks Harga Saham a. Pengertian Indeks Harga Saham Menurut Tendelilin (2010:86), informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks pasar saham (stock market indexs). Indeks pasar saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham dipasar. Menurut Supranto (2004:113), “Angka indeks adalah angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan kegiatan atau peristiwa yang sejenis dalam waktu berbeda”. Dengan adanya indeks, investor dapat mengetahui trend pergerakkan harga saham pada waktu tertentu, apakah harga saham tersebut sedang naik, stabil atau turun. 18 b. Jenis Indeks Harga Saham Terdapat beberapa jenis indeks harga saham, yaitu: 1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, yang digunakan sebagai indikator untuk memantau pergerakan harga saham. Indeks ini mencakup semua saham biasa maupun saham preferen di Bursa Efek Indonesia. Jadi dapat dikatakan bahwa indeks harga saham pada bursa di suatu negara dijadikan barometer kondisi perekonomian negara tersebut. Dari Indeks Harga Saham Gabungan akan dapat diketahui secara umum keadaan pasar, sebab IHSG merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atas berbagai macam faktor yang berpengaruh terutama fenomena ekonomi yang ada. 2) Indeks Harga Saham Sektoral (IHSS) Indeks harga saham sektoral adalah indikator yang menggambarkan harga saham perusahaan-perusahaan yang diklasifikasikan ke dalam sektor tertentu. Menurut Sunariyah (2004:142), IHSS adalah indeks harga yang menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga 19 saham kelompok atau sektor pada periode tertentu. Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan kedalam sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification). Kesembilan sektor tersebut adalah : Petanian; Pertambangan; Industri dasar dan Kimia; Aneka Indutri; Industri barang konsumsi; Properti dan real estate; Transportasi dan infrastruktur; Keuangan; Perdagangan, Jasa dan Investasi. Selain tersebut, BEI manufaktur juga memperhitungkan dan sektor sembilan sektor indeks industri (industri pengolahan) yang merupakan indeks gabungan dari tiga sektor industri. (Tendelilin, 2010:88). 3) Indeks LQ 45 Seperti IHSG dan Indeks sektoral yang telah lebih dulu dibuat, Indeks LQ-45 diciptakan untuk bisa menjadi tolak ukur dalam memantau kecendrungan pasar dan perkembangan tingkat harga saham yang diperdagangkan. Untuk pemilihan saham yang akan masuk dalam perhitungan indeks LQ-45, sebuah saham harus memenuhi kriteria tertentu dan lolos dari seleksi utama, yaitu : 20 Masuk dalam Top 45 transaksi saham di pasar regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). Masuk dalam rangking yang didasarkan pada nilai kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). Telah tercatat di BEI sekurang-kurangnya 3 bulan Kondisi keuangan pertumbuhan perusahaan, prospek perusahaan, frekuensi dan jumlah transaksi tertinggi di pasar regular. BEI secara terus menerus memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ-45. Pergantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal Februari dan Agustus. Bila ada satu saham yang tidak memenuhi kriteria, saham tersebut akan dikeluarkan dari perhitungan indeks dan digantikan dengan saham yang memenuhi kriteria. 4) Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Indeks terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan Syariah Islam dan termasuk saham yang likuid. Jakarta Islamic 21 Indeks dimaksudkan sebagai tolak ukur untuk mengukur kinerja investasi pada saham dengan basis syariah dan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi secara syariah. 5) Indeks Kompas100 Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria – kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan. 6) Indeks BISNIS-27 Kerjasama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan akuntabilitas serta tata kelola perusahaan. 7) Indeks PEFINDO25 Kerjasama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang 22 diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk bagi pemodal memberikan tambahan informasi khususnya untuk saham – saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / dari 25 SME). Indeks ini terdiri saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria –kriteria seperti : total aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity/ ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik. 8) Indeks SRI-KEHATI Indeks ini dibentuk atas kerjasama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Indonesia (KEHATI). Sustainble Responsible memberikan Keanekaragaman SRI Hayati adalah kependekkan Invesment. Indeks dari ini diharapkan tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten – emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri saham Perusahaan Tercatat dari yang dipilih dengan 25 23 mempertimbangkan kriteria – kriteria seperti : total aset, price earning ratio (PER), dan free float. 9) Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan Indeks Papan Utama(MBX) dan Indeks Papan Pengembangan (DBX). Kedua indeks ini dikeluarkan BEI untuk menyediakan indikator dalam memantau perkembangan saham-saham yang masuk dalam masing-masing papan pencatatan. Hari dasar untuk perhitungan indeks papan utama dan indeks papan pengembangan adalah 28 Desember 2001 dengan nilai 100. Pada hari itu, 34 saham tercatat pada papan utama dan 287 saham tercatat pada papan pengembangan komposisi kapitalisasi pasar untuk indeks masing- dengan masing 62% dan 38 % dari total keseluruhan saham yang tercatat di BEI. 10) Indeks Individual Indeks harga saham masing – masing Perusahaan yang Tercatat. 24 5. Teori Portofolio a. Pengertian Portofolio Portofolio adalah suatu kumpulan aktiva keuangan dalam suatu unit yang dipegang atau dibuat oleh seorang investor, perusahaan investasi, atau institusi keuangan (Jogiyanto, 2014:6) Dari pengertian di atas, maka dapat diuraikan bahwa portofolio merupakan beberapa kumpulan alternatif kesempatan dalam berinvestasi dengan melakukan kombinasi yang dapat memberikan pilihan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Tujuan kombinasi memperoleh utama pembentukan portofolio optimum dari berbagai adalah instrumen investasi mencari untuk tingkat keuntungan yang maksimum dan risiko yang minimum. b. Konsep Diversifikasi Diversifikasi merupakan strategi yang dapat dinyatakan dengan peribahasa "Don't put all your eggs in one basket" (Jangan taruh semua telurmu dalam satu keranjang). Diversifikasi adalah tindakan penyebaran risiko, yaitu dengan menginvestasikan dana ke dalam berbagai instrument investasi dengan harapan bahwa jika salah satu instrument mengalami kerugian, maka keuntungan yang diperoleh di instrument lainnya dapat menutupi kerugian tersebut. 25 Portofolio sebaiknya terdiversifikasi dalam dua tingkat: (1) antara berbagai kategori aset dan (2) dalam setiap kategori aset. Jadi selain alokasi ke saham, obligasi, kas / setara kas atau kategori aset lainnya, investor juga perlu menyebarkan investasinya ke berbagai instrument dalam setiap kategori aset. Salah satu cara untuk mendiversifikasikan investasi dalam suatu kategori aset adalah dengan berinvestasi di berbagai emiten dan sektor industri. Porsi saham dalam portofolio yang terdiversifikasi dengan baik dapat dilakukan di 2 atau 3 saham. c. Risiko Portofolio Risiko portofolio merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam pembentukan portofolio. Menurut Jones (2000:10) mendefinisikan risiko sebagai berikut : “ Risk is defind as the change that actual return on an investment will be different from the expected return”. Menurut Zubir (2011:23) mendifinisikan risiko sebagai perbedaan antara expected return dan realized return. Dalam konteks manajemen portofolio, risiko portofolio akan semakin berkurang seiring dengan semakin banyaknya saham yang dimasukkan dalam portofolio. Meskipun demikian, manfaat pengurangan risiko portofolio akan mencapai titik puncaknya pada saat portofolio terdiri dari sekian jenis saham dan setelah itu manfaat pengurangan risiko portofolio tidak terasa lagi. 26 Cara lain untuk mengurangi risiko portofolio adalah menyertakan obligasi dan uang tunai karena umumnya uang tunai dapat digunakan sebagai cadangan jangka pendek. Uang tunai dapat digunakan dalam kasus darurat dan sekuritas pasar uang jangka pendek dapat segera dicairkan dalam kasus munculnya kesempatan investasi, atau pada saat muncul kebutuhan uang tunai yang mendesak dan harus melakukan sejumlah pembayaran. d. Return Portofolio Return dapat diartikan sebagai hasil return investasi yang pada umumnya dinyatakan dalam persentase dari investasi. Pengukuran return sangat penting bagi investor untuk menilai seberapa baik manajer investasi ataupun investor melakukan investasi. Bodie, Kane dan Marcus (2008) menyebutkan bahwa return saham dibedakan menjadi dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis, yaitu data perubahan harga saham pada waktu yang sudah lampau. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai dasar penentuan return dan risiko 27 e. Portofolio Optimal Portofolio optimal adalah portofolio yang memberikan hasil kombinasi return tertinggi dengan resiko tertentu (Jogiyanto, 2014:6). Portofolio optimal dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada dalam kumpulan/portofolio set efisien. Suatu portofolio dapat ditentukan dengan memilih tingkat keuntungan yang diharapkan dan kemudian meminimumkan risikonya atau memaksimumkan tingkat keuntungan. Jadi suatu portofolio dikatakan efisien apabila: Dengan risiko yang sama mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama tetapi dengan risiko yang lebih rendah. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang menawarkan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan risiko yang sama atau portofolio yang keuntungan menawarkan risiko yang kecil dengan tingkat yang sama (Husnan, 2005:80). Di sisi lain portofolio yang efisien yang ada akan terbentuk lebih dari satu portofolio efisien, sehingga memberikan pilihan bagi investor dalam memilih portofolio yang terbaik dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk masalah tersebut, investor akan melakukan analisis guna mencari dan 28 menentukan portofolio yang paling efisien dari berbagai portofolio yang ada dan membentuk portofolio yang optimal. 6. Metode Rasio Sortino Metode rasio sortino merupakan metode yang dikembangkan oleh Dr. Frank A. Sortino pada tahun 1980. Rasio ini merupakan modifikasi dari Rasio Sharpe dimana metode ini mendiferensiasikan volatilitas yang merugikan dan volatilitas yang menguntungkan dengan mengganti standar deviasi menjadi semivarian (downside deviasi). Pengukuran risiko mengunakan standar deviasi menganggap semua ketidakpastian dianggap berisiko sedangkan pada risiko sisi-turun (Downside risk) hanya mempertimbangkan return dibawah return yang diinginkan (ekspektasi) saja yang dianggap sebagai risiko. Fokus pada risiko downside membuat Rasio Sortino lebih relevan bagi investor karena memperhitungkan potensi kerugian sebagai bagian untuk memitigasi risiko. Risiko pada rasio sortino diukur dengan mengunakan downside deviation atau semivarian (semivariance) yang dinyatakan sebagai berikut : 2 n [R E ( R ) ] it Di = i t 1 n 29 Keterangan : Di = Downside deviation atau semivarian (semivariance) Rit = return saham i pada periode ke-t E(Ri) = return ekspektasian n = jumlah data observasi 7. Solver SOLVER merupakan seperangkat perintah yang kadang-kadang disebut alat bantu what-if analysis (what-if analysis : Suatu proses perubahan nilai dalam suatu cell untuk melihat bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi hasil dari suatu formula/rumus pada worksheet Ms. Excel). Dengan menggunakan SOLVER, user dapat menemukan nilai optimal untuk suatu rumus yang ada di dalam suatu cell –yang disebut dengan target cell- dalam suatu worksheet Ms. Excel. SOLVER bekerja dengan sekelompok cell yang terkait (baik secara langsung maupun tidak langsung) dengan rumus dalam target cell. SOLVER menyesuaikan nilai-nilai dalam cell yang akan diubahubah nilainya yang telah ditentukan –disebut dengan adjustable celluntuk menghasilkan hasil yang ditentukan pada rumus di target cell. User dapat menerapkan batasan-batasan (constraints) untuk membatasi nilai-nilai yang dapat digunakan oleh SOLVER dalam model, dan constraint tersebut dapat mengacu kepada cell lain yang mempengaruhi rumus yang ada di dalam target cell. 30 8. Penelitian Terdahulu Penelitian empiris terdahulu terkait topik, antara lain : 1. Chaudry & Jhonson (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “The Efficacy of the Sortino Ratio and Other bencmarked Performance Measures Under Skewed Return Distributions”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Rasio Sortino telah terbukti menjadi ukuran kinerja yang lebih baik karena kemampuannya untuk memilih dana yang optimal. 2. Dewi ( 2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisa Kinerja Saham-Saham Dan Portofolio BUMN Menggunakan Metode Sharpe, Treynor, Dan Jensen (Periode Tahun 2007-2009)”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kinerja saham-saham BUMN dan portofolio BUMN secara umum dapat dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa saham BUMN yang memiliki kinerja positif baik dilihat dari rasio Sharpe, rasio Treynor, maupun rasio Jensen. Begitu juga dengan kinerja portofolio BUMN. 3. Ariyanto (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembentukan Portofolio Optimal Pada Saham Yang Tercatat Dalam Indeks LQ 45 Dengan Metode Markowitz”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa untuk memperoleh portofolio optimal dengan model analisa Markowitz, terlebih dahulu dibentuk portofolio efisien yang terdapat pada kurva efficient frontier. Setelah membentuk portofolio tersebut 31 yang merupakan portofolio optimal dengan melakukan Variability ratio (pengembangan model Markowitz). Slope garis Variability ratio maksimum bersinggungan dengan satu titik pada kurva Efficient Frontier. Titik singgung tersebut merupakan porttofolio optimal. B. Rerangka Pemikiran Berdasarkan pada kajian teori, maka peneliti dapat menguraikan rerangka pemikiran dalam pembentukan portofolio optimal metode rasio sortino dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung nilai return realisasian menggunakan data harga saham. 2) Hasil dari nilai return realisasian tersebut nantinya digunakkan untuk menghitung nilai return ekspektasian, Varian-kovarian dan korelasi. Nilai Varian-Kovarain merupakan pengukur yang menunjukkan arah pergerakan suatu variabel, Sedangkan Nilai Korelasi menunjukan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relatif terhadap masing-masing deviasinya. 3) Nilai Downside deviasi / Risiko sisi turun diperoleh dengan menghitung nilai-nilai return dibawah nilai return ekspektasiannya. 4) Nilai Return dan risiko portofolio diperoleh dengan menghitung dari nilai varian-kovarian, return ekspektasian dan Vektor Identitas 5) Nilai di set efisien diperoleh dari perghitungan return dan risiko portofolio, downside deviasi, proporsi dan return ekspektasian. 32 6) Langkah terakhir adalah dengan mengetahui nilai portofolio yang optimal yang dihitung dengan cara return bebas risiko, nilai variankovarian dan set efisien. Berikut diagram rerangka pemikiran penelitian ini: Gambar 2.1 Rerangka pemikiran Sumber : Diolah dari kajian teori