bio.unsoed.ac.id

advertisement
II.
TELAAH PUSTAKA
Polen atau serbuk sari adalah alat reproduksi jantan yang terdapat pada
tumbuhan dan mempunyai fungsi yang sama dengan sperma sebagai alat reproduksi
jantan pada hewan. Polen berada dalam kepala sari (anthera) tepatnya dalam kantung
yang disebut kantung sari (theca) (Arizona,2000). Polen merupakan gametofit jantan
pada tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae, sedangkan spora biasanya
dihasilkan tumbuhan non vaskuler seperti alga, jamur, lumut serta tumbuhan
vaskuler tingkat rendah yaitu paku-pakuan (Kapp, 1969).
Menurut Darjanto & Satifah (1982), sebutir polen adalah sebuah sel yang
hidup dan mempunyai inti (nucleus) serta protoplasma, yang terbungkus oleh dinding
sel. Dinding sel terdiri atas dua lapis, yaitu lapisan dalam (intine) yang tipis serta
lunak seperti selaput dan lapisan luar (exine) yang tebal dan keras untuk melindungi
seluruh isi butir polen. Faegri & Iversen (1989) mengemukakan bahwa intine adalah
dinding pektoselulosa yang tipis mengelilingi butir polen yang masak, dan exine
merupakan lapisan diluar intine yang komponen utamanya adalah sporopolenin.
Unit polen pada tumbuhan berbeda-beda, sebagian besar tanaman memiliki
bentuk unit polen monad. Pada beberapa genus ada yang tetrad, dyad dan polyad.
Selanjutnya Kapp (1969) menambahkan bahwa, ukuran polen bervariasi antara 5 µm
sampai lebih dari 200 µm. Sebagian besar polen berukuran antara 20-50 µm. Bentuk
polen ditentukan berdasarkan perbandingan panjang aksis polar (P) dan diameter
equator (E). Bentuk polen berdasarkan perbandingan panjang aksis polar dengan
diameter equator (indeks P/E) yaitu, Perprolate (>2,0), Prolate (1,33 - 2,0),
Subspheroidal (0,75-1,33), Oblate (0,50-0,75), dan Peroblate (>0,5).
Selain ukuran dan bentuk, Aprianty & Kriswiyanti (2008) menyatakan bahwa
ciri polen adalah tipe, jumlah dan posisi apertura serta arsitektur dinding. Apertura
merupakan suatu area tipis pada exine yang secara langsung berhubungan dengan
bio.unsoed.ac.id
pertunasan dan pembuahan (Martasari et al., 2009). Menurut Moore & Webb (1978)
apertura adalah salah satu sifat penting yang dapat digunakan untuk identifikasi
tanaman. Pada apertura terdapat dua macam tipe apertura yang dapat digunakan
untuk diidentifikasi, yaitu pori (lubang) dan colpi (celah). Butiran dengan pori
disebut porate, dan colpi (celah) disebut dengan colpat, dan bila kedua colpi dan pori
bergabung pada apertura yang sama disebut colporate.
4
Permukaan exine mempunyai semacam hiasan atau ornamen. Ornamen
tersebut dapat berupa spina atau duri dan dapat pula berupa batang kecil dengan
ujung berupa bola. Ornamen pada exine dapat dijadikan sebagai ciri khas polen dari
suatu spesies tumbuhan. Seperti yang terlihat pada permukaan, exine pada beberapa
spesies memiliki duri-duri, guratan-guratan, cekungan dan tipe ornamentasi yang
lainnya. Ornamentasi exine dan bentuk butir polen merupakan sifat ciri yang dapat
digunakan dalam taksonomi (Esau, 1953; Sporne, 1972).
Berbagai variasi polen dapat digunakan untuk mengetahui arah evolusi suatu
tumbuhan. Sifat polen yang mudah melekat pada berbagai benda membantu dalam
penyelidikan kriminal, sedangkan kandungan protein, karbohidrat dan zat-zat lainnya
yang tinggi mempengaruhi kualitas madu. Dilaporkan juga pada hasil penelitian
terdahulu bahwa polen adalah penyebab utama alergi pernafasan. Oleh karena itu
data tentang polen diperlukan untuk menunjang berbagai disiplin ilmu diantaranya
taksonomi, sejarah vegetasi dan evolusi flora (Bhojwani & Bhatnagar, 1978; Moore
et al., 1991). Minarti (2010) menyatakan bahwa polen mengandung zat gizi yaitu zat
hidrat arang, protein (dalam bentuk asam amino essensial), asam lemak essensial,
vitamin, mineral, enzim dan hormon yang dibutuhkan tubuh untuk proses regenerasi
sel-sel jaringan. Polen juga merupakan satu-satunya sumber protein bagi lebah yang
tersedia secara alami dan dapat mempengaruhi tingkat perkembangbiakan serta masa
hidup lebah. Selain beberapa manfaat polen di atas, ternyata polen juga dapat
menimbulkan reaksi alergi pada manusia. Polen atau serbuk sari merupakan salah
satu allergen yang dapat memicu reaksi alergi yang menyebabkan gangguan aktifitas
fisik (Harsono, et al., 2007)
Dalam bidang Taksonomi, morfologi serbuk sari dapat digunakan untuk
mengidentifikasi takson di tingkat familia, genus, species, dan di bawah species,
penempatan taksa yang diragukan, penyusunan kembali, penggabungan dan
pemisahan, serta sebagai penguat bukti yang lain (Davis & Heywood, 1973 dalam
bio.unsoed.ac.id
Pudjoarinto & Hasanudin, 1996). Analisis polen dan spora yang terendapkan pada
suatu sedimen juga dapat mengungkapkan latar belakang perubahan vegetasi dan
bentang alam suatu daerah pada satu periode waktu tertentu (Moore & Webb 1978;
Faegri & Iversen, 1989).
Tumbuhan yang termasuk dalam familia Solanaceae memiliki ciri-ciri berupa
herba atau perdu, jarang pohon. Daun tersebar atau berpasangan (tetapi tidak
berhadapan), tunggal atau menyirip. Bunga beraturan, kadang-kadang zygomorph,
5
berkelamin 2, kadang-kadang berkelamin 1, kebanyakan berbilangan 5, dengan
kelopak dan mahkota yang berdaun lekat; mahkota berbentuk corong, bentuk
terompet, bentuk piring atau bentuk roda; benang sari 5, jarang 4; tangkai putik 1,
bentuk benang. Buah berupa buah buni atau buah kotak (Steenis, 1978).
Tomat (S. lycopersicum L.) merupakan tumbuhan herba semusim yang
tumbuh tegak dengan tinggi berkisar 0,5-2,5 m dan bercabang. Bunganya bersifat
uniseksual, yaitu ditemukan putik dan stamen dalam satu bunga. Mahkota bunga
berwarna kuning, berjumlah 6 petal, kelopak berjumlah 5 sepal (Tjitrosoepomo,
1989). King (1996) menyatakan bahwa, bunga tanaman tomat sedikit menghasilkan
nektar. Di alam, penyerbukan silang tanaman tomat terjadi sangat rendah (0,07-12%)
dan umumnya terjadi pada varietas dengan tangkai putik yang panjang dan kepala
putik yang terbuka.
Kentang (S. tuberosum L.) termasuk tumbuhan berjenis kelamin dua atau
berbunga sempurna. Bunga tanaman kentang tumbuh pada ujung batang, tersusun
dalam suatu karangan bunga yang terdiri atas 1-30 bunga. Diameter bunga ada yang
lebih dari 3 cm dan ada yang kurang dari 3 cm. Bunga kentang memiliki warna yang
bervariasi: putih, ungu, atau merah keunguan. Bunga memiliki daun kelopak, daun
mahkota, dan benang sari yang masing-masing berjumlah lima buah, satu buah putik,
dan sebuah bakal buah yang berongga dua. Daun mahkota berbentuk terompet
dengan ujung berbentuk bintang; benang sari terletak melingkari putik; dan kepala
sari membentuk cone (kerucut) berwarna kuning (Pitojo, 2004).
Tembakau (Nicotiana tabacum L.) memiliki bunga majemuk yang berbentuk
malai, masing-masing bunga berbentuk terompet, kelopaknya berlekuk mempunyai
5 pancung, mahkota bunganya berbentuk terompet berlekuk-lekuk 5 dan berwarna
merah jambu atau merah tua pada bagian atasnya, sedang pangkalnya berwarna
putih. Jumlah benang sarinya 5, yang satu lebih pendek daripada yang lainnya;
benang sari ini melekat pada mahkota bunga (Abdulah & Soedarmanto, 1984).
bio.unsoed.ac.id
Solandra longiflora Tussac merupakan tumbuhan yang memiliki bunga yang
sangat besar dengan dedaunan mengkilap. Tumbuhan ini memiliki bunga yang
panjang, dengan taju pada mahkota bunga bergelombang dan bergerigi. Bunga ini
mempunyai sifat khas yaitu terdapat bagian yang menyempit pada munculnya
kelopak sehingga berbentuk menyerupai cangkir. Kelopak bunga mencakup ¾ dari
bagian yang menyempit meyerupai cangkir. Mahkota bunga yang baru mekar
6
berwarna putih dan yang telah dewasa berwarna kuning. Di dalam mahkota bunga
terdapat garis-garis berwarna ungu kecoklatan berjumlah 10 garis (Dickey, 1956).
Brugmansia suaveolens (Humb. & Bonpl. ex Willd.) Bercht. & J.Presl
merupakan tumbuhan semak atau pohon kecil berasal dari Brasil Tenggara. Bentuk
daun bulat telur sampai elips dengan tepi halus. Mahkota umumnya berwarna putih
berbentuk corong dan mengerut pada titik munculnya kelopak sehingga
meninggalkan ruang antara kelopak dan mahkota. Ujung daun mahkota bertaju
sangat pendek berukuran kurang dari 1 inci dan melebar, tanpa tepi bengkok. Posisi
bunga menggantung horizontal dan sangat harum. Anthera menyatu satu sama
lainnya. B. suaveolens dapat berbunga terus menerus dengan periode berbunga 2-4
minggu. Buah memanjang dan sedikit datar dalam bentuk seperti cabai dan ukuran
kurang lebih 10 cm (Preissel & Preissel, 2002).
Brugmansia candida Pers. merupakan tumbuhan perdu kuat, tegak, atau
pohon kecil dengan tinggi 2-5 m. Ranting-ranting pada ujung berambut pendek yang
sangat rapat. Helaian daun bulat telur memanjang bentuk lanset, dengan pangkal
yang tumpul, sering bersisi tidak sama dan ujung berujung runcing. Bunga berdiri
sendiri. Kelopak berwarna hijau. Mahkota berbentuk terompet rangkap, panjang 2532 cm, dengan tabung yang bulat silindris, berusuk lemah dan taju-taju panjang yang
meruncing. Buah buni berbentuk memanjang lanset, berambut halus rapat dengan
panjang 12-14 cm. Biji dengan kulit biji tebal, serupa gabus (Steenis, 2005).
Berdasarkan ciri morfologi bunga dan buah, marga Datura dan Nicotiana
merupakan dua marga yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat. Kemudian
marga Brugmansia dan Physalis berkerabat dekat dengan marga Datura dan
Nicotiana, dibanding dengan marga Capsicum dan Solanum (Ngasinah, 2008).
bio.unsoed.ac.id
7
Download