ABSTRAKSI Reni Ringgita Laia *) Bismar Nasution **) Mahmul

advertisement
ABSTRAKSI
Reni Ringgita Laia *)
Bismar Nasution **)
Mahmul Siregar ***)
Komposisi pemegang saham di perusahaan terbuka tidak selamanya tetap.
Selalu ada peluang untuk terjadi perubahan susunan pemegang saham. Transaksi
material yang menyebabkan terjadinya perubahan pemegang saham pengendali
sering disebut dengan istilah take over atau dalam Undang-undang Nomor 40
tahun 2007 dikenal sebagai pengambilalihan. Dalam pengambilalihan perusahaan
kerap terjadi pengambilalihan secara paksa dimana para investor publik dipaksa
untuk
menyetujui
kebijakan-kebijakan
para
pengurus
perusahaan.
Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan
manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional
perusahaan. Jika take over itu dilakukan secara wajar dan transparan maka ia
tidak akan merugikan pemegang saham publik atau minoritas. Namun, jika hostile
take over dilakukan dengan pihak yang terafiliasi dan kurang transparan maka
bukan tidak mungkin menimbulkan kerugian pada investor publik.
Berdasarkan hal itu maka yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah
bagaimana perlindungan hukum terhadap invertor publik dalam penawaran tender
(tender offer). Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, adapun metode yang
digunakan oleh penulis ialah dengan metode penelitian hukum normatif dengan
meneliti UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, UU No. 21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan, UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, Peraturan BAPEPAN-LK (yang sekarang OJK) No. Kep-246/BL/2011
tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka dan peraturan perundang-undangan
yang dianggap menunjang dalam penulisan skripsi ini. Sifat penelitian penulis
adalah penelitian deskriptif yang mana penelitian ini diuaikan dengan cara
mendeskripsikan hasil penelitian secara sistematis dalam bab-bab.
Adapun hasil dari penelitian yang didapat penulis adalah bahwa
perlindungan terhadap investor publik dalam penawaran tender (tender offer)
antara lain keterbukaan informasi fakta material dalam pelaksanaan penawaran
tender (tender offer). Keterbukaan informasi tersebut merupakan upaya untuk
meminimalisir adanya penipuan terhadap investor publik dalam menentukan
kebijakan terhadap saham-sahamnya. Perizinan yang mapan oleh pelaksana
penawaran tender (tender offer). Perizinan yang dimaksud adalah sebagai bentuk
pengawasan dari OJK terhadap pelaksanaan penawaran tender (tender offer).
Kemudian daripada itu, adanya kesempatan menggugat oleh investor publik yang
tidak sejutu terhadap pelaksanaan penawaran tender (tender offer). Hak untuk
menggugat pelaksanaan penawaran tender (tender offer) tersebut merupakan
wujud dari perlindungan konsumen oleh OJK terhadap investor publik di
Indonesia. Adanya sanksi terhadap pelanggaran keterbukaan informasi fakta
material berupa pencabutan izin akuisisi.
Kata Kunci: Penawaran Tender, Tender Offer, Akuisisi Perusahaan, Keterbukaan
Informasi Pasar Modal.
i
Universitas Sumatera Utara
Download