MENTAL DISORDER IN CHILDREN IVANA SAJOGO Pasuruan, 12 Nopember 2015 ; [email protected] Curriculum vitae • • • Ivana Sajogo, dr., SpKJ – HP 0812 3038 500 ; [email protected] Pendidikan: – S1-FK Univ. Wijaya Kusuma Surabaya – Program Pendidikan Spesialis Psikiatri FK Unair – Mengikuti berbagai workshop dan pelatihan di bidang psikiatri Pengalaman Pekerjaan – Psikiater pada RSJ Menur Surabaya – Psikiater konsultan di Yayasan Pendidikan Petra Surabaya – Psikiater konsultan di Yayasan Insan Indonesia Mengabdi-Child Care I’M NOT STUPID PERKEMBANGAN JIWA ANAK Dari bayi sampai dewasa melalui beberapa tahap Terjadi menurut pola tertentu dan terdiri dari fase-fase Beralih dari satu fase ke fase berikutnya secara berurutan dan teratur Urutan fase tersebut tetap dan berlaku universal Keberhasilan setiap fase dipengaruhi oleh perkembangan fase sebelumnya Setiap fase berlangsung selama satu batasan umur tertentu yang tak sama pada setiap individu Setiap individu unik dan tidak dapat dibandingkan satu dengan lainnya PERKEMBANGAN ANAK FAKTOR BAWAAN ANAK DEWASA PENGARUH LINGKUNGAN SIFAT DASAR/KONSTITUSI ANAK Temperamen anak : Stella Chess 1. Mudah adaptasi : Easy child 2. Lambat adaptasi : Slow to warm up 3. Sukar adaptasi : Difficult child 4. Hiperaktif : Highly active child 5. Keras kepala seenaknya: Very persistent child Skema SIMMONS : akibat sikap orang tua Terlalu mengatur anak penurut (overprotection domination) remaja) Terlalu melindungi anak dicaci maki (child abuse/kenakalan Menolak anak manja / spoiled child (overprotection sumissive) Terlalu sabar (penurut) anak diabaikan Gangguan Neurodevelopmental • Autistic Spectrum Disorder (ASD) • Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)/ADHD • Skizofrenia Masa Kanak • Gangguan Bipolar Masa Kanak (Pediatric Bipolar Disorder-PBD) Gangguan Neurodevelopmental a.l: • Autistic Spectrum Disorder (ASD) • Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)/ADHD • Skizofrenia Masa Kanak • Gangguan Bipolar Masa Kanak (Pediatric Bipolar Disorder-PBD) Gangguan autisme suatu gangguan perkembangan PERVASIF yang ditandai oleh adanya abnormalitas dan hendaya yang muncul sebelum usia 3 tahun dengan ciri fungsi yang abnormal dalam : •Interaksi sosial •Komunikasi •Perilaku yang terbatas dan berulang •Timbul sebelum usia 3 tahun Gambaran Utama I. Gangguan dalam bidang interaksi sosial / kegagalan membina hubungan intrapersonal II. Gangguan dalam bidang komunikasi verbal dan non verbal III. Gangguan dalam bidang perilaku dan bermain IV. Gangguan dalam bidang perasaan dan emosi V. Gangguan dalam persepsi sensoris / penginderaa n I. Gangguan dalam bidang interaksi sosial / kegagalan membina hubungan intrapersonal Anak < 1 tahun dapat sangat tenang ditempat tidurnya, sangat sedikit melakukan komunikasi dua arah dan tidak menjulurkan tangan untuk minta digendong Menolak atau menghindar untuk bertatap mata Tidak menoleh bila dipanggil sering diduga bahwa anak mengalami tuli Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang Tidak menunjuk kearah suatu benda yang diinginkan atau menarik perhatiannya Menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu untuknya Tidak berbagi kesenangan atau menunjukkan benda yang dipegangnya kepada orang lain Tidak bermain bersama anak-anak lain dalam permainan kelompok Sulit diminta meniru atau melakukan suatu perintah II. Gangguan dalam bidang komunikasi verbal dan non verbal Terlambat bicara atau tidak dapat bicara Mengeluarkan suara menggumam atau suara tertentu Mengeluarkan kata-kata yang tak dapat dimengerti orang lain yang sering disebut sebagai “bahasa planet” Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai Bicara tidak digunakan untuk komunikasi Meniru atau membeo (echolali), beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian nada maupun kata-katanya tanpa mengerti artinya Kadang-kadang bicaranya monoton seperti robot Mimik datar III. Gangguan dalam bidang perilaku dan bermain Anak seperti tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton, stereotipik atau cara bermainnya itu-itu saja, cara bermainnya aneh Paling sering adalah keterpakuan pada roda atau sesuatu yang berputar Kadang-kadang senang pada benda tertentu, misal: seutas tali, kertas, gambar, gelang karet Menggunakan tangan ke atas dan ke bawah seperti burung mengepakkan sayap (flapping), tubuh bergoyang-goyang (rocking) Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar Senang mengumpulkan benda tertentu (kotak, kaleng) Perilaku ritualistik (bepergian dalam rute yang sama) Hiperaktif Kadang berlaku diam “bengong” IV. Gangguan dalam bidang perasaan / emosi Tidak ada atau kurang rasa empati, misal: melihat anak menangis, ia tidak merasa kasihan melainkan merasa terganggu Tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah-marah tanpa sebab Sering mengamuk / temper tantrum terutama bila tidak mendapatkan apa yang diinginkan, bisa menjadi agresif dan destruktif V. Gangguan dalam persepsi sensoris / penginderaan Mencium-cium, menggigit, menjilat mainan atau benda apa saja Mendengar suara keras menutup telinga Tidak senang diraba / dipeluk Jalannya jinjit Tidak nyaman memakai pakaian tertentu Respon yang berlebihan terhadap stimulus sensorik : cahaya, nyeri, suara TERAPI TUJUAN Mengurangi masalah perilaku Meningkatkan kemampuan belajar terutama kemampuan bahasa Tim kerja terpadu sangat diperlukan untuk mendeteksi secara dini & memberi penanganan yang sesuai dan tepat waktu MACAM TERAPI Terapi Medikamentosa Ditemukan gangguan neurobiologis dalam otak: Sistem limbik dan pusat emosi Terapi tingkah laku Terapi okupasional Terapi wicara Edukasi khusus terapi one by one Attention Deficit / Hyperactivity Disorder (ADHD) = Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas - GPPH Gangguan psikologis ADHD = Gangguan neurobiologi s Ganggua n sosioedukatif • Suatu kondisi neurodevelopmental • Tidak bisa KONSENTRASI, tidak bisa diam, mudah teralih perhatiannya dan impulsif • Biasanya mulai terdeteksi saat usia sekolah • Rata-rata dalam 1 kelas dengan 30 anak, ada 1 anak ADHD Prevalensi ADHD bervariasi dari 1 - 29.2%, saat ini diperkirakan jumlah anak sekolah dasar di Indonesia yang mengalami gangguan ini adalah 3.01 juta Penyebab ADHD ada yang mengatakan adanya faktor genetik, gangguan sistem neurotransmiter yang kompleks, keracunan. Masalah yang ditimbulkan adalah kesulitan belajar, prestasi akademik tidak optimal, perilaku yang mengganggu dan sulit diterima lingkungan Inatensi: • • • • • • Tidak bisa memusatkan perhatian Gagal menyelesaikan tugas Perhatian mudah teralih Terkesan lambat kerjanya Sering kehilangan barang Pelupa Hiperaktivitas: • • • • • • • Tidak dapat duduk tenang Selalu bergerak Kaki tangan tidak bisa diam Lari-larian, lompat-lompatan Terkesan gelisah Sering ngobrol di kelas Tidak bisa bermain dengan tertib/tenang Impulsivitas: • • • • • • Tingkah laku yang tidak terkontrol Tidak sabaran, kemauannya harus segera dituruti Tidak bisa menunggu giliran waktu bermain/ mengantri Sering menyela/memotong pembicaraan orang lain Suka jail/mengganggu anak lain Terkesan sebagai ‘anak nakal’, ‘badung’, bossy Kriteria Diagnosis Untuk ADHD berdasarkan DSM-IV • Sudah berlangsung sejak 6 bulan terakhir • Beberapa gejala sudah terlihat sebelum usia 7 tahun • Gejala-gejala yang ada harus terlihat pada dua lingkungan yang berbeda (mis. sekolah dan rumah) • Dampak yang jelas dalam fungsi sosial, akademik atau pekerjaan • Tidak menderita gangguan mental lainnya, misalnya Gangguan Perkembangan Pervasif, Gangguan Psikotik, dan Gangguan Mood Berbagai macam terapi ADHD: Psikofarmaka ADHD adalah gangguan neurodevelopmental yang sifatnya neurobiologis aktivitas otak di korteks prefrontal yang mengontrol level atensi dan aktivitas kurang Non-psikofarmaka: Terapi perilaku Kombinasi medikasi + terapi perilaku Edukasi orangtua/pasien /guru tentang ADHD Psikoterapi dan Intervensi psikososial lain Terapi remedial Diet & Nutrisi 70% anak dengan ADHD bereaksi satu atau lebih terhadap “food artificial additive”, gula, milk, corn, chocolate, peanut, oranges Peran aktif orang tua : • Jadwal di rumah harus terorganisir, misalnya : bangun, main, mengerjakan PR, melihat TV, main video game • Bentuk aturan di rumah aturan tingkah laku, peraturan diterangkan secara jelas, diterangkan pula akibat bila mematuhi atau tidak mematuhi peraturan • Bersikap positif, katakan pada anak apa yang diinginkan, berikan reward bila melakukan yang baik • Pengarahan diberikan dengan jelas dan anak diminta mengulangi apa yang disuruh • Orang tua harus bersikap konsisten. Jangan mengulang-ulang perintah. • Pastikan seseorang mengawasi anak selamanya. Anak dengan ADHD memerlukan supervisi orang tua • Perhatikan anak bila dekat dengan temannya. Jangan diperbolehkan memukul, mendorong atau berteriak • Menolong aktifitas sekolah • Persiapkan secara rutin : membuat PR, siapkan tempat yang kurang “distracted” DAMPAK ADHD TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK •Prestasi Akademik Buruk •Masalah Sosialisasi Gangguan perilaku •Rendah Diri •Gagal dlm Kerja •Merokok •Rendah Diri •Kecelakaan •Sulit Bergaul •Masalah Kenakalan Remaja •Kecelakaan Sebelum Sekolah Remaja Usia Sekolah Dewasa Masa Kuliah •Gangguan perilaku •Prestasi Akademik Buruk •Prestasi Akademik Buruk •Sulit Mendapatkan Kerja •Kesulitan Bergaul •Rendah Diri •Rendah Diri •NAPZA - Kecelakaan Gangguan Bipolar masa kanak dan remaja (Pediatric Bipolar Disorder, PBD) • Dalam satu dekade terakhir – bidang yang menarik perhatian klinikus dan para peneliti • Diagnosis masih ‘kontroversial’ • Prevalensi: 0,1% - 2% • 50-60% penderita Gg Bipolar dewasa awitan depresi/mania pada usia remaja • Perjalanan penyakit > berat dibandingkan dengan yang mempunyai awitan pada usia dewasa Gejala awal Gangguan Bipolar (NDMDA Survey, N=500) • Gejala % Mood depresif/hopelessness Mania/hiperaktivitas 32 Tidur << 24 Mood swings 13 Marah-marah/iritabilitas 9 Waham/paranoia 9 LishJD, et al. J Affect Discord. 1994;31(4): 281-194 33 Karakteristik klinis: • • • • • • • • • • Mood yang iritabel Euforia atau mood yang elasi Grandiositas Peningkatan enerji Perhatian cepat teralih Bicara cepat (pressure speech) Arus pikir cepat (racing thought) Kebutuhan tidur hanya sedikit Tilikan buruk Hiperseksualitas Gejala yang paling sering terdapat pada PBD: • Mood yang sangat labil dan meledak-ledak • Iritabel • Tingkah laku tidak terkendali (reckless behavior) • Agresi Penatalaksanaan PBD: Terapi psikososial: Jenisnya: • Terapi kognitif perilaku (CBT) • Multifamily psychoeducational therapy Terapi medikasi Perbedaan ADHD dengan Bipolar Bipolar ADHD Onset Jarang sebelum usia 12 thn Sebelum usia 4 thn Frekwensi Episodik Terus-menerus (continuous) Riwayat keluarga Gangguan mood Gangguan disruptive Gambaran klinis; -Grandiositas Ada -Tidur -Seksualitas Menurunnya kebutuhan tidur Meningkatnya dorongan seks Bragging (membual), bukan grandiositas Insomnia inisial Inappropriate sexuality Respons thp stimulan Tidak ada Positive Respons thp penstabil mood Positive Bervariasi atau tidak ada (Yatham dan Malhi, 2011) Episode depresi : • Gejala : S leep disturbance (insomnia / hipersomnia) I nertia (tidak berenergi) G uilty feeling E motion disturbance C onsentration decreased (pseudo-dementia) A ppetite loss / peningkatan BB P sychomotor retarded / agitation S uicide (pikiran – tindakan bunuh diri) Skizofrenia Masa Kanak • Biasanya muncul sebelum usia 12 tahun (namun tidak < dari usia 5 tahun) • Bersifat kronik detereoratif • Kemungkinan relaps yang tinggi • + hanya 12% yang mengalami remisi sempurna (Maudsley) • Gejala psikotik > 6 bulan remisi sempurna + 15%, bila gejala psikotik < 3 bulan remisi sempurna > banyak • Awitan < 10th : 0,1-1%, < 15th : 4%, puncak awitan 15-30th Symptom overlap Symptom overlap Penatalaksanaan Psikofarmaka Non-psikofarmaka: Edukasi keluarga Intervensi ketrampilan sosial Sarana edukasi yang sesuai