BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Perusahaan menjalankan standar kerja yang membutuhkan suatu komunikasi yang baik dan tepat sasaran agar tujuan dari program perusahaan tersebut dapat tercapai dengan baik 2.1.1. Pengertian komunikasi Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi. Dalam pengertian komunikasi menurut Shanon dan Weaver dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. Definisi Brent D.Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut : komunikasi manusia adalah suatu proses melalui makna individu dalam hubungannya, dalam kelompok, 10 11 dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasikan lingkungannya dan orang lain.3 Dalam definsi ini Ruben menggunakan istilah informasi untuk maksud itu, yang diartikannya sebagai kumpulan data, pesan (message), susunan isyarat dalam cara tertentu yang mempunyai arti atau berguna bagi system tertentu. Istilah menciptakan informasi yang dimaksudkan Ruben disini adalah tindakan menyandikan (encoding ) pesan yang berarti, kumpulan data atau suatu set isyarat. Sedangkan istilah mengirimkan informasi maksudnya adalah proses dengan makna pesan dipindahkan dari si pengirim kepada orang lain atau dari satu tempat ke tempat lain. Pesan dikirim melalui bahasa baik verbal maupun non verbal. Istilah pemakaian informasi menunjuk kepada peranan informasi dalam mempengaruhi tingkah laku manusia baik secara individual, kelompok, maupun masyarakat. Jadi jelas bahwa tujuan komunikasi menurut Ruben ini adalah untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain. 2.1.2 Komunikasi yang efektif Komunikasi efektif tejadi apabila suatu pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Karena itu, dalam berkomunikasi, khususnya komunikasi verbal dalam forum formal, diperlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi. 3 Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, 2009, hal 3 12 2. Mengenali komunikan (audience). 3. Berorientasi pada tema komunikasi. 4. Menyampaikan pesan dengan jelas. 5. Menggunakan alat bantu yang sesuai. 6. Menjadi pendengar yang baik. 7. Memusatkan perhatian. 8. Menghindari terjadinya gangguan. 9. Membuat suasana menyenangkan. 10. Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar. Jadi terlihat bahwa syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat. 2.2. Komunikasi Organisasi 2.2.1. Pengertian Komunikasi Organisasi Manusia sebagai makhluk sosial saling membutuhkan satu sama lainnya sehingga tercipta komunikasi dengan orang-orang dilingkungannya. Maka untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, manusia pada umumnya terlibat didalam suatu organisasi. Dalam setiap komunitas banyak terbentuk organisasi-organisasi. Manusia senang mengambil bagian dari suatu organisasi. Kegiatan organisasi ini diperlukan komunikasi diantara sesama anggotanya, agar setiap anggota dapat memahami dan menyetujui tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi itu. Max Weber mendefinisikan organisasi sebagai, “ A system of purposeful, interpersonal activity designed to coordinate individual task” ( suatu sistem kegiatan interpersonal bertujuan yang dirancang untuk mengkordinasikan tugas 13 individu)4. Bila kita lihat dari teori ini maka ada perbedaan jelas antara organisasi dengan kelompok. Suatu kelompok belum tentu organisasi bilamana tidak mempunyai aturan-aturan dan tujuan yang jelas. Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian kerja dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.5 Suatu pendekatan subjektif memandang organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang. Organisasi terdiri dari tindakan-tindakan , interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang dilakukan orang-orang antar satu dengan yang lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut.6 Dari ketiga pengertian diatas, keduanya memiliki kesamaan yaitu samasama mempunyai kegiatan, adanya koordinasi dalam melakukan kegiatankegiatan tersebut dan mempunyai tujuan. Ada dua organisasi yaitu organisasi sosial dan organisasi formal. 4 Morissan, Teori Komunikasi Organisasi, Ghalia Indonesia, 2009, hal. 28 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, 2009, hal 23 6 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi, eds. Deddy Mulyana, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hal 11 5 14 Organisasi sosial lebih merujuk kepada pola-pola interaksi sosial (frekuensi dan lamanya kontak antara orang-orang : kecenderungan mengawali kontak : antara orang-orang : arah pengaruh antara orang-orang : derajat kerja sama : perasaan tertarik, hormat dan permusuhan : dan perbedaan status). Dan regularitas yang teramati pada perilaku sosial orang-orang yang disebabkan oleh situasi sosial mereka alih-alih oleh karakteristik atau psikologis mereka sebagai individu.7 Sedangkan organisasi formal dirancang secara khusus untuk menghasilkan efisiensi dan kemudahan prediksi dalam situasi kerja. 8 Organisasi yang dijadikan tempat penelitian dalam hal ini merupakan bentuk dari organisasi formal. Mempunyai struktur dan system yang jelas sehingga keberadaan anggota organisasi secara pasti untuk membantu agar tujuan organisasi berhasil dengan baik dan pihak management yang bertugas mengkoodinasi kegiatan-kegiatan yang ada dapat memonitor proses kerja dengan baik sehingga bisa memprediksi suatu situasi kerja yang tidak menguntungkan bagi organisasi dengan cepat dan dapat mengatasinya secara tepat. Komunikasi organisasi, dibanding dari suatu perspektif interpretif (subjectif) adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Proses interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi; ia adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah “perilaku pengorganisasian” yang 7 8 Ibid, hal. 41 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, ibid, hal. 53 15 terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.9 Perspektif interpretif (subjektif) menekankan peranan “orang-orang” dan “proses” dalam menciptakan makna. Makna tersebut tidak hanya pada orang, namun juga dalam “transaksi” itu sendiri.10 Goldhaber (1986) memberikan definisi “organizational communications is the process of komunikasi organisasi, creating and exchanging messages within a network of interdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.11 Lingkungan disekitar organisasi bersifat dinamis dan selalu berubah-ubah. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan factor social yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suaut system. Lingkungan bisa dibedakan atas lingkungan internal dan eksternal. 12 Dapat dipastikan setiap organisasi mempunyai tantangan agar dapat terus berlangsung keberadannya. Salah satu cara untuk mengatasi adalah setiap bagian dalam organisasi terus menerus melakukan komunikasi sehingga proses dari system tersebut berlangsung. Dalam industry konstruksi sebagai jenis perusahaan jasa yang 9 R. Wayne Pace and Don F. Faules, komunikasi Organisasi, Strategi meningkatkan Kinerja perusahaan, ed. Deddy Mulyana, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 2006, hal 53 10 Ibid, hal 34 11 Arni Muhammad, op.cit, hal 67 12 Arni Muhammad op.cit hal 73 16 dijadikan tempat penelitian, perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal sangat berpengaruh besar. Komunikasi sangat diperlukan dari berbagai lapisan yang ada didalam struktur organisasi. Isi pesan yang disampaikan bermacam-macam bisa berupa aturan, kebijakan, perintah, opini, maupun ide-ide. Standar Kerja merupakan sebagai patokan untuk menuju visi dan misi yang sudah ditetapkan. Ada berbagai cara strukturisasi yang dilakukan oleh organisasi untuk dmendapatkan kendali. Dengan adanya kendali dalam organisasi sangat berguna terhadap komunikasi organisasi. Philip Tompkins, Geroge Cheney dan rekanrekan tertarik dalam cara-cara komunikasi biasa membentuk kendali atas pegawai. Sebenarnya, kendali dinyatakan dalam organisasi dengan empat cara13 : a. Kendali Sederhana (simple control), atau penggunaan kekuasaan yang langsung terbuka. b. Kendali teknis (technical control), atau penggunaan alat-alat dan teknologi c. Kendali birokrasi (beraucracy control), yang merupakan penggunaan prosedur organisasi dan aturan-aturan formal. d. Kendali konsertif (concertive control), penggunaan hubungan interpersonal dan kerjasama tim 13 Stephen W. Littlejohn dan Karen A.Foss, Theories of Human Communication, Salemba Humanika, 2009, hal.379 17 2.2.2. Komunikasi Internal Proses komunikasi di dalam suatu organisasi terbagi menjadi dua yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal didefinisikan oleh Lawrence D. Brenna sebagai berikut : “Interchange of ideas among the administrators and its particular structure (organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm which gets work done (operation and management), “ (pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan tersebut lengkap dengan struktur yang khas (organisasi dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen). 14 Komunikasi internal organisasi dapat dikatakan sebagai proses penyampaian pesan antara anggota-anggota yang terjadi demi kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahan, atau sebaliknya maupun komunikasi. Komunikasi internal dapat dibagi menjadi dua dimensi : 1. Komunikasi vertical, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertical, pimpinan memberikan instruksiinstruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedang bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduanpengaduan, dsb. Kepada pimpinan. 14 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya 2009, hal 122 18 2. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja. 2.2.3 Komunikasi Verbal dan Non Verbal Berbagai macam tipe pesan yang dikirim dan diterima dalam suatu organisasi, dan setiap pesan yang dikirim mempunyai alasan tertentu dan ditujukan kepada seluruh anggota organisasinya. Pada akhirnya pesan yang dikirim untuk membantu kegiatan-kegiatan organisasi yang pada akhirnya untuk membantu visi dan misi organisasi. Persepsi Thayer mengatakan bahwa fungsi pesan dalam organisasi adalah untuk memberikan informasi, membujuk, memerintah, memberi instruksi dan mengintegrasi organisasi. Greenbaum mengemukakan pendapatnya, dia mengatakan fungsi pesan adalah untuk mengatur melakukan pembaruan, integrasi, memberikan informasi dan instruksi. 15 Kedua persepsi ini walaupun kelihatan agak sedikit berbeda tetapi mempunyai kesamaan, empat fungsi pesan tersebut yaitu berhubungan dengan : 15 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, 2009, hal.99 19 1. Pesan Tugas, yang mencakup pemberian informasi kepada karyawan untuk melakukan pekerjaan mereka secara efisien, pemberian latihan kepada karyawan, termasuk memberikan orientasi bagi karyawan baru dengan kata lain pesan ini berhubungan dengan output yang diinginkan organisasi. 2. Pesan Pemeliharaan, pesan-pesan yang berkenaan dengan kebijaksanaan dan pengaturan organisasi sehingga organisasi dapat terus menerus dan kekal. Contoh dari pesan ini mencakup perintah, ketentuan, prosedur, aturan dan kontrol untuk mempermudah gerakan organisasi untuk mencapai output system. 3. Pesan Kemanusiaan, langsung diarahkan kepada orang-orang dalam organisasi dengan mempertimbangkan sikap mereka, kepuasan dan pemenuhan kebutuhan mereka. Pesan ini berupa pemberian penghargaan kepada karyawan, penyelesaian konflik, aktivitas informal dan bimbingan. 4. Pesan pembaharuan, dengan maksud menjadikan organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Pesan-pesan ini bisa disampaikan secara verbal maupun non verbal. Komunikasi verbal adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam organisasi. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara lisan.16 16 Ibid. Hal. 95 20 Komunikasi verbal dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi kalimat yang mengandun arti.17 Dalam suatu organisasi komunikasi verbal memainkan peran yang sangat besar. Dalam konteks ini penyampaian suatu komunikasi banyak sekali menggunakan komunikasi verbal. Perincian mengenai standar kerja ISO 14001 dijabarkan melalui komunikasi verbal baik secara langsung atau yang biasa disebut lisan ataupun melalui berbagai macam media internal yang ada di perusahaan atau bisa kita sebut melalui tulisan. Sedangkan yang dimaksud dengan komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan.18 Mark Knapp (1978) menyebut bahwa penggunaan kode non verbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk : 1. Menyakinkan apa yang diucapkannya. 2. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan katakata. 3. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya. 4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna. 17 18 H.Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada, 2009, hal. 99 Arni Muhammad, op.cit. hal 130 21 Bila dilihat dari definisi komunikasi verbal dan non verbal, dapat disimpulkan bahwa komunikasi non verbal bisa dipergunakan untuk memperkuat penyampaian pesan melalui komunikasi verbal yang disampaikan secara langsung oleh komunikator kepada komunikannya. Begitu juga sebaliknya komunikator dapat melihat tanggapan dari komunikan mengenai isi pesan yang disampaikan melalui bahasa tubuh atau sikap komunikan tersebut, apakah komunikan menanggapinya secara positif maupun negatif. 2.2.4. Media Internal Bahkan dengan adanya teknologi komunikasi baru, publikasi cetak masih menjadi media utama untuk komunikasi internal di kebanyakan organisasi. Tujuan publikasi ini umumnya 19 : 1. Menjaga karyawan tetap mendapatkan informasi strategi dan tujuan organisasi. 2. Memberikan informasi yang dibutuhkan karyawan untuk bisa menjalankan tugas mereka dengan baik. 3. Mendorong karyawan untuk memelihara dan memperkuat standar organisasi dan komitmen pada peningkatan kualitas, meningkatkan efisiensi, meningkatkan pelayanan, dan tanggung jawab social yang lebih besar. 4. Mengaku prestasi dan kesuksesan karyawan. 5. Menciptakan peluang komunikasi dua arah dengan meminta umpan balik, pertanyaan dan perhatian karyawan. 19 Cutlip, Effective PR edisi kesembilan, hal. 271 22 Dalam kaitannya dengan penelitian ini, dimana komunikan Publik Relation berkaitan erat dengan public internalnya. Media perusahaan yang biasa dipergunakan sebagai saluran atau sarana komunikasi yang sering dipergunakan oleh praktisi Public Relations untuk menyampaikan pesan kepada publiknya, dan sekaligus mampu meningkatkan citra melalui berbagai jenis media publikasi. Jenis-Jenis media publikasi antara lain sebagai berikut :20 1. House Journal Media internal atau house organ (In House Journal) dipergunakan oleh Humas untuk keperluan publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang ditujukan pada kalangan terbatas; seperti karyawan, relasi bisnis, nasabah atau konsumen. Biasanya bebentuk; News Letter, Magazine, Tabloid, Bulletin, Company Profile, Annual Report, Prospektus dan lain sebagainya. 2. Printed Material Barang cetakan untuk tujuan publikasi Public Relations dalam upaya penyampaian pesan-pesannya yang berbentuk, seperti : Brochure, Leaflet, Booklet, Kop Surat, Kartu Nama, Kartu Ucapan Selamat (Supplement), Kalender dan lain sebagainya. 3. Media Pertemuan (event) Media pertemuan secara langsung dengan para audiensnya melalui tatap muka langsung, misalnya dengan presentasi, seminar, pameran dan lain sebagainya. 20 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Perkasa, 2007, hal 218 23 4. Broadcasting Media dan Internet. Publikasi Public Relations yang disiarkan melalui Stasiun TV/RRI milik pemerintah dan Stasiun TV Komersial atau Siaran Radio Komersial termasuk media elektronik dan computer serta internet (email) yang dimanfaatkan sebagai media publikasi dan komunikasi PR. 5. Media Sarana Humas/Public Relations Media Humas yang berkaitan dengan penampilan identitas perusahaan (corporate identity) yang merupakan symbol atau nama perusahaan, logo, warna standar perusahaan dan kemasan produk (corporate and product colour image), penampilan dan citra lobby kantor (front office lobby image), pakaian seragam (uniform) dan hingga model huruf atau logo perusahaan (style of identity mark) yang sekaligus merupakan citra perusahaan yang khas sebagai pembeda dengan competitor lainnya. 6. Media Personal Media personal ini merupakan media PR yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengadakan pertemuan secara langsung (face to face contact) untuk maksud mengatakan pendekatan personal (personal approach) atau melobi dan kemudian meningkat untuk bernegosiasi sehingga kedua pihak yang terlibat dalam perundingan akan mencapai kata sepakat. Artinya kemampuan dalam presentasi, melobbi, bernegosiasi dan lain sebagainya harus dikuasai oleh para professional Public Relations dalam perannya mewakili perusahaan yang berhadapan dengan public sebagai sasarannya. 24 2.3. Public Relations 2.3.1 Pengertian Public Relations Public Relations biasa disebut Hubungan Masyarakat (Humas). Public Relations merupakan elemen penting dalam suatu instansi, organisasi maupun perusahaan. Public Relations mempunyai banyak definisi namun tetap mempunyai esensi yang sama. Definisi Institiute of Public Relations (IPR) tentang Public Relations sampai pertengahan tahun 1980-an adalah ‘usaha terencana dan terus menerus untuk mencapai tujuan serta mempertahankan niat baik dan saling pengertian organisasi dan publiknya”21 Menurut Rosady Ruslan, Public Relations adalah suatu bidang yang memerlukan segi perencanaan yang matang, sama dengan bidang periklanan yang melakukan “komunikasi” yaitu gabungan antara komunikasi dan sekaligus membujuk. Kemudian disimpulkan lebih spesifik lagi, yaitu seni dan gabungan dari disiplin ilmu manajemen, komunikasi psikologi, sosial dan marketing, untuk membentuk agar perusahaan atau lembaga, gagasan atau ide yang ditawarkan, nama dan produknya menjadi disukai dan dapat dipercaya oleh publiknya. 22 Kehadiran Publik Relations dalam perusahaan sangat dibutuhkan terlebih lagi pada perusahaan multinasional, dimana keberadaannya untuk menunjang aktifitas manajemen dalam membangun dan menjaga hubungan dengan pihak internal maupun eksternalnya. 21 22 Sandra Oliver, Strategi Public Relations, PT. Gelora Aksara Pratama, 2006, Hal. 4 Rosady Ruslan, Kiat & Strategi Kampanye Public Relations, PT. RajaGrafindo Persana, Cetakan ke tiga, 2002, hal.6 25 2.3.2 Fungsi, Tugas, dan Peran Public Relations Fungsi Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara organisasi/lembaga dengan publiknya, intern dan ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi public dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini public) yang menguntungkan lembaga/organisasi. F. Rachmadi menjabarkan tugas Public Relations adalah sebagai berikutz: a. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi/pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar (visual) kepada public, sehingga public mempunyai pengertian yang benar tentang hal perusahaan atau lembaga, segenap tujuan serta kegiatan yang akan segera dilakukan. b. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum/masyarakat. c. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi public terhadap kebijakan perusahaan/lembaga, maupun segala macam pendapat. d. Menyelenggarakan hubungan baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan sikap.23 Dalam mengidentifikasi peran Public Relations dari waktu ke waktu, praktisi Public Relations menyesuaikan pola perilakunya untuk menangani situasi yang senantiasa terjadi di dalam pekerjaanmereka dan mengakomodasi harapan orang lain tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam pekerjaan mereka. 23 F. Rachmadi, Publik Relations dalam teori dan praktek, PT. Gramedia, 1996, Chapter 2. 26 Peran Public Relations dalam suatu organisasi dibagi menjadi empat kategori, yakni : a. Teknik komunikasi, yakni Public Relations yagn melakukan peranannya sebagai ahli komunikasi dan memiliki keterampilan jurnalistik. b. Communication Manager. Dalam peran ini Public Relations berperan untuk merancang dan mengatur program Public Relations secara sistematik dan member nasihat serta membuat kebijakan komunikasi. c. Media Relations. Dalam peran ini Public Relations berpran untuk memainkan peran komunikasi dua arah dengan media. d. Liaison Komunikasi adalah Public Relations yang melayani Public Relations manajer kelas atas dengan mengatasnamakan organisasi pada setiap acara dan meeting. 2.3.3. Strategi Publik Relations Menurut Drs. Anwar Arifin strategi adalah “keseluruhan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan jadi dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.” 24 Ahmad S. Adnanputra , Ma, Ms, pakar humas dalam naskahnya berjudul PR Strategi, yang mengatakan bahwa strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari 24 Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi, Armico, Jakarta, hal:59 27 proses manajemen. Mengacu kepada pola strategi Publik relations tersebut,maka menurut Ahmad S. Adnanputra memberikan batasan pengertian tentang strategi Public Relations, antara lain “ alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations (Public Relations plan)”. (Ruslan ,1999:101) Menurut Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom, proses perencanaan strategis dalam Public Relations adalah dengan proses empat langkah yakni : 1. Mendefinisikan masalah Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan, dan dipengaruhi oleh, tindakan dan kebijakan perusahaan. Pada dasarnya ini adalah fungsi inteligen organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan problem dengan menentukan “Apa yang sedang terjadi saat ini?” Dalam point ini Perusahaan Kaliraya Sari, sebelumnya mendefinisikan problem atau masalah yang terjadi saat ini melalui riset dan analisis. Yaitu masih kurangnya kesadaran dan minat atau keinginan karyawan untuk peduli terhadap lingkungan, terutama lingkungan disekitar area tempat kerja. Misalnya dengan dibuatnya kebijakan baru mengenai pemakaian kertas dan peduli lingkungan dalam pemilahan sampah organik dan non organik. Adanya masalah yaitu pada karyawan yang tidak peduli terhadap kebijakan baru ini, sehingga hanya melakukan kebijakan ini secara formalitas (hanya dikerjakan pada saat audit internal dan eksternal). 28 Melihat permasalahan ini, maka Management Representatif dibantu oleh kepala bagian HRD dan juga Manager K3L yang berkaitan dengan lingkungan untuk mengadakan sosialisasi kembali tentang kebijakan lingkungan di perusahaan dan seminar-seminar mengenai lingkungan yang berkaitan dengan kebijakan baru yang telah ditetapkan oleh perusahaan agar karyawan dapat memahami, dan mengimplementasikannya di perusahaan terutama di ruang lingkup pekerjaannya. 2. Perencanaan dan pemprograman Informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik dan sasaran. Langkah kedua ini akan menjawab pertanyaan “Berdasarkan apa kita tahu tentang situasi, dan apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus kita ubah, dan apa yang harus kita katakan?” Setelah mendefinisikan permasalahannya, maka Management Representatif bersama dengan Manager K3L membuat program “Sosialisasi Standar Kerja Iso 14001 di Perusahaan Kaliraya Sari baik di pusat maupun di cabang.” 3. Bertindak dan berkomunikasi, strategi tindakan dan komunikasi yang dilakukan serta rencana implementasi program Mengimplementasikan program aksi dan komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah “Siapa yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan kapan, di mana, dan bagaimana caranya?” 29 Dalam hal ini sebagai penyampai pesan “Sosialisasi standar kerja ISO 14001”. Dimana pesannya adalah bersifat persuasif, mengharapkan, dan menginginkan para karyawan untuk berperan dalam peduli lingkungan di perusahaan. 4. Mengevaluasi program.25 Dalam langkah terakhir ini melakukan penilaian atas persiapan, implementasi, dan hasil dari program. Penyesuaian akan dilakukan sembari program diimplementasikan, dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau tidak. Program akan dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab pertanyaan “Bagaimana keadaan kita sekarang atau seberapa baik langkah yang telah kita lakukan?”26 Setelah melakukan kegiatan atau program “Sosialisasi standar kerja ISO 14001”, PR atau yang bertugas di perusahaan adalah Management Representatif dibantu kepala bagian HRD dan juga Manajer K3L melakukan evaluasi untuk mengetahui segala kekurangan dan kelebihan program yang telah dilaksanakan. Dalam Public Relations, strategi biasanya mengacu kepada konsep, pendekatan atau rencana umum untuk program yang didesain guna mencapai tujuan27. Menurut Cutlip Center Broom, Perencanaan Strategi bidang humas meliputi kegiatan : 1. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program 2. Melakukan identifikasi khalayak penentu (Key publics) 25 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effektive Public Relations, edisi kedelapan, 2005, hal. 302 26 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. Hal. 320 27 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M.Broom, Effective Public Relations, Edisi kesembilan, Kencana Pernada media, 2009, hal. 389 30 3. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan dipilih. 4. Memutuskan strategi yang akan digunakan. Dalam pelaksanaan strategi komunikasi berkaitan dengan perencanaan Public Relations. Model Perencanaan Public Relations ada enam langkah yang sudah diterima secara luas oleh para praktisi Public Relations professional adalah sebagai berikut : 28 a. pengenalan situasi b. penetapan tujuan c. definisi khalayak d. Pemilihan media dan teknik-teknik Public Relations/Humas e. Perencanaan Anggaran f. Pengukuran hasil. Tanpa ke enam langkah yang telah disebutkan sebelumnya, maka program yang akan dilakukan oleh Public Relations akan berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas selain itu akan sulit untuk mengukur keberhasilannya. Dari kesimpulan ini bisa dipahami bersama bahwa strategi komunikasi Public Relations sangatlah penting. Semua dilakukan sesuai dengan proses yang baik dan benar agar menjadikan komunikasi yang efektif. Setelah menetapkan strategi komunikasi maka tahap selanjutnya adalah pemilihan media. Praktisi Public Relations harus memiliki pengetahuan yang baik 28 Daniel Yadin,, Public Relations, PT. Gelora Aksara Partama, 2008, hal 57 31 mengenai media, karena pemilihan media yang tepat akan menentukan keberhasilan penyebaran pesan kepada khalayak sasaran. Pilihan media Public Relations beserta berbagai tujuan dan jenis khalayak yang hendak dituju sebagai landasan pemilihan media. 2.4 Karyawan Karyawan merupakan salah satu asset yang penting didalam sebuah organisasi atau perusahaan, sehingga komunikasi dengan mereka merupakan hal terpenting di dalam pelaksanaan 5 (lima) proses manajemen serta pelaksanaan tugas di dalam organisasi atau perusahaan. Karyawan juga merupakan salah satu elemen di dalam pembentukan citra dari sebuah organisasi.29 Pengertian karyawan menurut Rhenald Kasali, karyawan adalah orangorang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan structural, dan dibawahh komando supervisor atau kepala seksi/kepala subseksi.30 Kata dasar dari karyawan adalah karya yang berarti kerja, sehingga pengertian karyawan adalah orang yang berkerja pada sebuah organisasi atau perusahaan, dimana mereka diberikan upah sebagai balas jasa untuk tenaga dan pikiran yang mereka telah berikan kepada perusahaan. 31 29 Paul A. Agenti. The Power of Corporate Communication ; Crafting the voice & image of your business. Jakarta : Salemba Humanika. 2002 : 45 30 Rhenald Kasali, Manjemen Public Relations : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2006 : 72 31 Dan Lattimorre, Otis BAstin. Public Relations : Profesi dan Praktik. Jakarta : Salemba Humanika. 2009 : 72