BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan
perusahaan dan disusun secara periodik. Menurut Munawir (2003:2), laporan
keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak–pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut.
Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan keuangan antara lain :
pemilik perusahaan, kreditur, investor, manajer atau pemimpin perusahaan,
karyawan perusahaan dan pemerintah. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan
terhadap laporan keuangan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam
menjalankan perusahaan. Hal ini dapat dilihat melalui laba yang dihasilkan.
Kreditur menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan dalam hal
pemberian kredit suatu perusahaan. Manajer atau pimpinan perusahaan
menggunakan laporan keuangan untuk menyusun rencana dan strategi,
memperbaiki operasional perusahaan dan menentukan kebijaksanaan. Investor
berkepentingan dengan laporan keuangan untuk mengetahui apakah modal yang
telah diinvestasikan memberikan prospek keuntungan di masa yang akan datang.
Pemerintah melihat laporan keuangan untuk menentukan jumlah pajak yang akan
Universitas Sumatera Utara
dibebankan ke perusahaan. Karyawan perusahaan berkepentingan dengan laporan
keuangan antara lain untuk kepentingan kompensasi.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan yang tertuang di dalam PSAK No.1 adalah
Untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus
kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
3.
Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Warren, Reeve, Fees (2005; 24-25) jenis-jenis laporan keuangan
perusahaan yaitu:
a. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama
periode waktu tertentuberdasarkan konsep perbandingan atau
pengaitan (matching concept). Laporan laba rugi juga melaporkan
kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut
dengan laba bersih.
b. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik
selama langka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan
setelah laporan laba rugi karena laba bersih atau rugi bersih dalam
periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan
ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena
jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan
didalam neraca.
c. Neraca
Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemilik pada tanggal tertentu biasanya pada akhir bulan atau akhir
tahun. Pada bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan
kedalam kasatau digunakan dalam operasi.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan suatau ikhtisar penerimaan kas dan
pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas
terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi,
aktivitas pendanaan.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (IAI,2004):
a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa
dan transaksi yang penting,
b) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,
c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan alam rangka penyajian secara wajar.
4.
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penguraian pos-pos laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil sehingga dapat dipahami
dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan dalam proses pengambilan
keputusan. Analisis laporan keuangan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu
dalam laporan keuangan.
2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu
diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka
yang dicapai oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Informasi tambahan di luar laporan keuangan diperlukan untuk memberikan
analisis yang lebih tajam lagi.
Tujuan analisis laporan keuangan antara lain :
1. Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger
2. Sebagai alat forecasting menenai kondisi dan kinerja keuangan dimasa dating
3. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau
masalah lainnya
Beberapa jenis analisa yang dapat dilakukan menurut Supardi dan Mastuti
(2003; 78) yaitu:
1. Analisa Internal
Analisa internal merupakan analisa yang dilakukan oleh pihak
manajemen dalam rangka mengukur efisiensi usaha dan
menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan
perusahaan.
2. Analisa Eksternal
Analisa eksternal merupakan analisa yang dilakukan oleh pihakpihak di luar manajemen perusahaan dan menilai kinerja
perusahaan yang bersangkutan, sebelum pihak eksternal melakukan
kerjasama finansial dengan perusahaan tersebut.
3. Analisa Horizontal (Analisa Dinamis)
Analisa horizontal merupakan analisa perkembangan data
keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun unuk
melihat perkembangan maupun penurunan operasional perusahaan.
4. Analisa Vertikal (Analisa Statis)
Analisa vertikal merupakan analisa laporan keuangan yang terbatas
pada satu periode akuntansi saja, sehingga hanya membandingkan
antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan
keuangan tersebut untuk mengetahui keadaan keuangan atau hasil
usaha pada periode itu saja.
Universitas Sumatera Utara
5. Analisis Rasio Keuangan
Analisis keuangan memiliki ukuran dalam analisis yaitu “rasio”.
Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam
“arithmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
dua macam data keuangan.
Menurut Riyanto (2001;329), analisa rasio keuangan dapat dilakukan
dengan dua macam cara pembandingan yaitu:
1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio
dari waktu-waktu yang lalu (ratio historis) atau dengan rasio-rasio
yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari
perusahaan yang sama.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio
perusahaan/ company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari
perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/ rasio ratarata/ rasio standard) untuk waktu yang sama.
Pada dasarnya jumlah angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisa. Menurut Riyanto (2001:331) penggolongan rasio
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang harus
segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih. Yang termasuk dalam rasio
likuiditas yaitu:
1. Rasio lancar (current ratio) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar( kewajiban
Lancar).
2. Rasio cepat (qiuck ratio) digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya yang likuid,
yaitu aktiva lancar diluar persediaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Rasio modal kerja terhadap total aktiva (working capital to
total assets ratio) menunjukkan potensi cadangan kas yang ada
akibat selisih yang terjadi antara aktiva lancar dengan hutang
lancar (kewajiban lancar).
b. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki, atau dengan
kata lain sejauh mana efektifitas penggunaan asset dengan melihat
tingkat aktivitas asset. Yang termasuk dalam rasio aktivitas
diantaranya:
1. Rasio periode pengumpulan piutang digunakan untuk mengetahui
berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang
menjadi uang tunai.
2. Rasio tingkat perputaran piutang digunakan untuk mengukur
berapa kali tingkat perputaran piutang dalam satu tahunnya.
3. Rasio tingkat perputaran persediaan menunjukkan tingkat
efektifitas manajemen persediaan, yaitu menunjukkan lamanya
dana tertanam dalam persediaan.
4. Rasio tingkat perputaran aktiva tetap menunjukkan sejauh
mana efektifitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.
Semakin tinggi rasio berarti semakin efektif penggunaan aktiva
tetapnya.
c.
Rasio Laverage atau Solvabilitas
Rasio laverage atau solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kawajiban-kewajiban
jangka panjangnya. Yang termasuk dalam rasio laverage atau
solvabilitas diantaranya:
1. Rasio Hutang (debt ratio) mengukur sejauhmana kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
2. Rasio kewajiban terhadap modal (debt to equity ratio)
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
total kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri.
3. Time interest earned ratio mengukur kemampuan perusahaan
membayar bunga hutang dengan laba sebelum bunga dan pajak
atau dengan kata lain seberapa besar laba sebelum bunga dan
pajak yang tersedia untuk menutup beban bunga.
4. Rasio kewajiban lancar terhadap total aktiva mengukur berapa
besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan kewajiban
lancar.
5. Rasio kewajiban tidak lancar terhadap total aktiva mengukur
berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan
kewajiban bukan lancar.
Universitas Sumatera Utara
d. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Yang
termasuk dalam rasio rentabilitas atau profitabilitas diantaranya:
1. Marjin laba kotor mencerminkan mark-up terhadap harga
pokok penjualan selain mencerminkan kemampuan
manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan
dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan
perusahaan.
2. Marjin laba usaha mencerminkan kemampuan manajemen
untuk menghasilkan laba setelah beban operasi atau usaha dan
harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan
yang dilakukan.
3. Marjin laba bersih mencerminkan kemampuan manajemen
untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban
operasi atau usaha, beban lain-lainnya dan pajak dalam
hubungannya dengan penjualan.
4. Return On Investment (ROI) mencerminkan kemampuan
manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal
mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan.
e. Rasio Pasar
Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap
nilai buku perusahaan.
6. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Meskipun analisis rasio keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada beberapa
keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Rasio keuangan disusun dari data laporan keuangan, dipengaruhi oleh cara
penafsiran yang berbeda dan tidak menggambarkan keadaan perusahaan
sesungguhnya serta merupakan hasil manipulasi.
2. Metode analisis rasio keuangan bersifat suatu penyimpangan, yaitu setiap rasio
diuji secara terpisah sehingga tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
7. Analisis Potensi Kebangkrutan
Bangkrut adalah keadaan atau situasi dimana perusahaan mengalami
kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjukan
usahanya. Kebangkrutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Sistem perekonomian
Di dalam sistem perekonomian dimana roda perekonomian lebih banyak
dikendalikan oleh persaingan bebas, sehingga untuk perusahaan yang tidak
mempunyai kemampuan menghadapi persaingan akan lebih cepat menghadapi
kebangkrutan.
2. Faktor-faktor ekstern perusahaan
Kecelakaan dan bencana alam yang sewaktu-waktu menimpa perusahaan
misalnya, merupakan contoh yang barangkali pernah atau bahkan sering
memaksa perusahaan untuk menutup atau menghentikan usahanya secara
permanen.
3. Faktor-faktor intern perusahaan.
Faktor intern biasanya merupakan hasil dari keputusan dan kebijaksanaan yang
tidak tepat di masa yang lalu dan kegagalan manajemen untuk berbuat sesuatu
pada saat yang diperlukan.
Tahap permulaan perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan ditandai
oleh adanya satu atau lebih keadaan operasi dan finansial perusahaan yang tidak
menggembirakan, misalnya:
1. Penurunan volume penjualan.
2. Kenaikan biaya-biaya komersial dan financial
Universitas Sumatera Utara
3. Ketidakefisienan produksi
4. Tingkat persaingan yang semakin ketat
5. Kegagalan dalam melaksanakan ekspansi
Keadaan-keadaan di atas diikuti dengan kesulitan likuiditas, dan kesulitan
likuiditas tidak segera diatasi, maka hal tersebut akan mengancam solvabilitas
yang berdampak pada kebangkrutan perusahaan.
8. Prediksi Kebangkrutan dengan Metode Altman
Edward.L.Altman merumuskan formula Z-score yang secara umum dapat
untuk mengukur kesehatan keuangan suatu perusahaan pada tahun 1968.
Pengukuran rasio Altman yaitu untuk mengetahui potensi kebangkrutan
menggunakan perhitungan Z-score. Nilai Z-score akan menjelaskan kondisi
keuangan perusahaan manufaktur yang dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu :
1. Untuk nilai Z-score lebih kecil atau sama dengan 1,88 (Z-score ≤1,88), berarti
perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan resiko tinggi.
2. Apabila diperoleh nilai Z-score antara 1,88 sampai 2,99 (1,88 < Z-score≤ 2,99),
perusahaan dianggap berada pada daerah abu-abu (grey area). Pada kondisi ini
perusahaan mengalami masalah keuangan yang harus ditangani dengan
penanganan manajemen yang tepat.
3. Untuk nilai Z-score lebih besar dari 2,99 (Z-score > 2,99) memberikan
penilaian bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat.
Prediksi kebangkrutan yang diformulasikan Altman dalam bentuk persamaan Zscore. Adapun rumus Z-score yang pertama sekali ditemukan Altman adalah :
Universitas Sumatera Utara
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5
Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu akuntansi dan dunia
usaha, rumus Z-score Altman pun terus mengalami revisi dan rumus yang terbaru
dari Z-score Altman adalah :
Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5
Rasio-rasio yang ada dalam formula tersebut, terdiri dari :
1. Working Capital / Total Assets (X1)
Merupakan rasio yang mendeteksi likuiditas dari total aktiva dan posisi modal
kerja. Indikator untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas
perusahaan. adalah indikator-indikator internal, seperti kekurangan kas,
besarnya utang dagang, utilisasi modal (harta kekayaan), tingginya hutang
yang tidak terkendali dan beberapa indikator lainnya.
2. Retairned Earnings / Total Assets (X2)
Merupakan rasio untuk mengukur besarnya kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan, ditinjau dari kemampuan perusahaan yang
bersangkutan dalam memperoleh laba.
3. Earning Before Interest and Taxes / Total Assets (X3)
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua
investor. Indikator masalah kemampuan profitabilitas perusahaan adalah
tingginya piutang dagang, tingkat penjualan yang rendah, besarnya persediaan,
rendahnya perputaran piutang, kecilnya kredibilitas perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Market Value of Equity / Book Value of Total Liabilities (X4)
Merupakan rasio aktivitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
memberikan jaminan kepada setiap utangnya melalui modal sendiri.
5. Sales / Total Assets (X5)
Merupakan rasio aktivitas juga yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan
yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu.
B.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti, tahun
Variabel Penelitian
dan judul penelitian
dan Tahun penelitian
1. Raden Roro Deviasri Current
Ratio,
(2008) “Analisis Rasio Leverage Ratio, Gross
Keuangan
untuk Profit
Margin,
Memprediksi
Kondisi Inventory
Turnover,
Financial
Distress Return On Equity, dan
Perusahaan Manufaktur Financial Distress.
yang terdaftar di BEI”
2.
Luciana dan Kristiadji
(2003) “Analisis Rasio
Keuangan untuk
Memprediksi Kondisi
Financial Distress
Perusahaan Manufaktur
yang
Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta”.
Variabel independen:
profit margin,
likuiditas, efisiensi
operasi, profitabilitas,
financial leverage,
posisi kas dan
pertumbuhan (19981999)
Variabel dependen:
Financial Distress
Hasil Penelitian
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
rasiorasio keuangan
dapat digunakan
untuk
memprediksikan
financial distress
suatu
perusahaan.
profit margin,
likuiditas,
financial
leverage
merupakan rasio
keuangan yang
paling
dominan dalam
menentukan
financial distress
suatu perusahaan
Universitas Sumatera Utara
C.
Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara
teoritis antara varibel-variabel penelitian yaitu varibel bebas dengan variabel
terikat. Pengukuran rasio Altman yaitu untuk mengetahui potensi kebangkrutan
menggunakan perhitungan Z-score. Metode Altman Z Score memiliki rasio yang
terdiri dari: working capital / total assets, retairned earnings / total assets,
earning before interest and taxes / total assets, market value of equity / book value
of total liabilities, sales / total assets.
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah
diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada
skema gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
2. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas
suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis.
Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu
yang telah dikemukakan di awal maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H1: Rasio keuangan (working capital / total assets, retairned earnings / total
assets, earning before interest and taxes / total assets, market value of equity
/ book value of total liabilities, sales / total assets) mampu untuk
Universitas Sumatera Utara
memprediksi kebangkrutan ( financial distress) pada perusahaan makanan
dan minuman dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Universitas Sumatera Utara
Download