2008,p7 - Library Binus

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
2.1.1 Jaringan Komputer
Menurut Forouzan (2008,p7) Jaringan adalah seperangkat devices
(biasanya disebut sebagai nodes) yang dihubungkan melalui communication
links. Pada dasarnya tujuan daripada pembuatan jaringan adalah untuk:
• Dapat menghemat hardware seperti berbagi pemakaian printer dan CPU.
• Melakukan komunikasi, contohnya surat elektronik, instant messaging,
chatting.
• Mendapatkan akses informasi dengan cepat, contohnya web browsing.
• Melakukan sharing data.
2.1.2 Klasifikasi Jaringan Komputer
2.1.2.1 Local Area Network(LAN)
Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang menghubungkan
perangkat di dalam sebuah gedung atau bangunan yang saling berdekatan
dengan bangunan lain nya (Forouzan,2008). Sesuai dengan namanya, LAN
berhubungan dengan area network yang berukuran relatif kecil. Oleh sebab
itu, LAN dapat dikembangkan dengan mudah dan mendukung kecepatan
transfer data yang cukup tinggi.
2.1.2.2 Metropolitan Area Network(MAN)
Metropolitan Area Network menggunakan metode yang sama dengan
LAN namun daerah jangkauannya lebih luas. Daerah jangkauan MAN,
misalnya satu RW, beberapa kantor yang berada dalam komplek yang sama,
satu kota bahkan satu provinsi. MAN merupakan pengembangan dari LAN
(Sofana, 2008:4).
7
8
2.1.2.3 Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network adalah jaringan yang jangkauannya lebih luas
daripada MAN. Jangkauan WAN meliputi satu kawasan, satu negara, satu
pulau, bahkan satu benua. Metode yang digunakan WAN hampir sama
dengan metode yang digunakan pada LAN dan MAN. (Sofana, 2008:4)
2.1.3 Media Transmisi pada Jaringan
Media transmisi adalah suatu jalur antara pemancar dan penerima dalam
sistem transmisi data. Media transmisi dapat diklasifikasikan menjadi guided dan
unguided (dengan perantara dan tanpa perantara). Media transmisi akan dilewati
oleh gelombang elektromagnetik, jadi signal yang ada baik itu analog maupun
digital harus diubah ke dalam gelombang elektromagnetik. Jenis media transmisi
guided seperti copper twisted pair (sepasang kabel tembaga), copper coaxial
cable (kebel tembaga coaxial) dan fiber optic. Sedangkan media transmisi
unguided mengantarkan gelombang atau signal elektromagnetik tanpa melalui
suatu perantara yang solid, yaitu melalui udara, baik di dalam atmosfir maupun di
ruang angkasa. Bentuk transmisi ini biasa disebut juga dengan transmisi tanpa
kabel (wireless transmission) (Jonathan Lucas, 2006).
2.1.4 Peralatan Jaringan
Peralatan-peralatan yang biasa digunakan dalam routing management pada
suatu jaringan komputer antara lain sebagai berikut :
2.1.4.1 Router
Router adalah sebuah komputer, seperti komputer lainnya termasuk
PC. Router memiliki beberapa kesamaan pada komponen hardware dan
software yang ada didalam sebuah komputer, antara lain : CPU, RAM,
ROM, dan sistem operasi. Fungsi utama router yaitu menentukan jalur
terbaik untuk mengirimkan paket dan meneruskan paket ke tujuan. Router
meneruskan paket dari satu jaringan ke jaringan yang lain berdasarkan
informasi dari network layer (layer 3). router membagi collision domain dan
broadcast domain (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 19 Oktober 2013).
9
2.1.4.2 Switch
Switch berjalan di data link layer (layer 2) model OSI. Switch pada
umumnya digunakan untuk melakukan segmentasi dalam LAN yang
berukuran besar ke dalam segmentasi yang lebih kecil. Karena bekerja di
layer 2, switch melakukan switching dan filtering berdasarkan MAC Address
(hanya data link layer pada model OSI). Switch membagi collision domain
tetapi tidak membagi broadcast domain. Switch memiliki banyak port
dibandingkan dengan bridge (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 19
Oktober 2013).
2.1.4.3 Multi Layer Switch
Switch yang menyaring dan meneruskan paket berdasarkan macaddress dan network address. Jenis ini dapat berjalan di layer 2 dan layer 3.
Multi Layer Switch memiliki fungsi yang hampir sama dengan router yaitu
untuk melakukan routing paket, tetapi tidak mendukung untuk teknologi
WAN (sumber: http://cnap.binus.ac.id/ccna, 19 Oktober 2013).
2.1.5 Topologi
Topologi jaringan komputer adalah cara yang menghubungkan komputer
satu dengan yang lain untuk membentuk suatu sistem sehingga membentuk
sebuah jaringan. Topologi jaringan komputer terdiri dari beberapa macam seperti
bus, ring, star, tree dan mesh.
2.1.5.1 Topologi Fisik (Physical Topology)
Topologi ini menjelaskan hubungan perkabelan dan lokasi node atau
workstation. Berikut adalah pembagian dari topologi fisik :
2.1.5.1.1 Topologi Bus (Bus Topology)
Topologi Bus merupakan topologi yang menggunakan
sebuah kabel backbone (kabel utama) yang menghubungkan semua
peralatan jaringan (device). (Sofana, 2008:9)
Kerugian topologi bus (Lukas, 2006:147) :
10
1. Jika tingkat lalu lintas terlalu tinggi dapat terjadi
kemacetan.
2. Diperlukan repeater untuk jarak jauh.
3. Operasional jaringan LAN tergantung pada setiap
terminal.
Keuntungan topologi bus (Lukas, 2006:147) :
1.
Hemat kabel.
2.
Mudah dikembangkan.
3.
Kecepatan pengiriman tinggi.
4.
Tidak diperlukan pengendalian pusat.
Gambar 2.1 Topologi Bus
2.1.5.1.2 Topologi Ring (Ring Topology)
Topologi ring merupakan jaringan yang menggunakan
kabel backbone yang membentuk cincin. Setiap komputer terhubung
dengan kabel backbone. (Sofana, 2008:21).
Keuntungan topologi ring (Lukas, 2006:146) :
1.
Laju data tinggi.
2.
Dapat melayani lalu lintas data yang padat.
3.
Komunikasi antar terminal mudah.
Kerugian topologi ring (Lukas, 2006:146) :
1.
Penambahan atau pengurangan terminal sangat
sukar.
2.
Kerusakan
pada
media
pengirim
menghentikan kerja seluruh jaringan.
dapat
11
3.
Harus
ada
kemampuan
untuk
mendeteksi
kesalahan dan metode pengisolasian kesalahan.
Gambar 2.2 Topologi Ring
2.1.5.1.3 Topologi Star(Star Topology)
Topologi Star menghubungkan semua komputer pada
sentral atau kosentrator. Biasanya kosentrator berupa perangkat
switch. (Sofana, 2011:12-13).
Kelebihan dari star topologi :
1.
Proses instalasi mudah.
2.
Penambahan node mudah.
3.
Proses troubleshooting mudah.
4.
Jika salah satu kabel putus, maka network masih
tetap berjalan.
Kekurangan dari star topologi :
1.
Biaya instalasi murah.
2.
Jika switch rusak maka semua jaringan akan
lumpuh total.
3.
Boros dalam pemakaian kabel.
12
4.
Jaringan tergantung pada terminal pusat.
Gambar 2.3 Topologi Star
2.1.5.1.4 Topologi Tree
Topologi tree disebut juga topologi star-bus hybrid.
Topologi Tree merupakan gabungan beberapa topologi star yang
dihubungkan dengan topologi bus. Topologi ini digunakan untuk
menghubungkan beberapa LAN dengan LAN lainnya melalui
switch. Topologi ini banyak digunakan untuk WAN. (Sofana,
2008:52-53)
Gambar 2.4 Topologi Tree
2.1.5.1.5 Topologi Mesh (Mesh Topology)
13
Topologi mesh dapat dikenali melalui hubungan point-topoint
ke
setiap
komputer.
Topologi
ini
sangat
jarang
diimplementasikan karena rumit juga sangat boros dalam pemakaian
kabel. Topologi ini cocok digunakan pada jaringan yang sangat
kritis, seperti untuk keperluan militer sebagai pusat kontrol senjata
nuklir. (Sofana, 2008:54).
Keuntungan topologi mesh :
- Apabila ada salah satu jalur pada komputer putus,
komputer masih dapat berhubungan dengan jalur yang
lain.
Kerugian topologi mesh :
- Penggunaan ethernet dan kabel yang banyak sehingga
dibutuhkan dana yang besar.
Gambar 2.5 Topologi Mesh
2.1.5.2 Topologi Logika (Logical Topology)
14
Topologi ini menjelaskan aliran message/data dari satu user ke user
lainnya dalam jaringan. Berikut adalah pembagian dari topologi logika.
2.1.5.2.1 Topologi Broadcast
Secara sederhana dapat digambarkan yaitu suatu host yang
mengirimkan data kepada seluruh host lain pada media jaringan
secara bersamaan. Prinsip pada topologi ini adalah first come first
serve.
2.1.5.2.2 Topologi Token Passing
Menurut Sugeng(2010, p23) Token-Ring berbasis standart
IEEE 802.5 dan beroperasi pada 4 atau 16 MBps. Dengan TokenRing, device network secara fisik terhubung dalam konfigurasi ring
dimana data dilewatkan dari device ke device secara berurutan.
Sebuah paket kontrol, yang dikenal sebagai kontrol token, juga
dilewatkan dalam ring. Device yang ingin men-transmit data akan
mengambil token, mengisinya dengan data dan dikembalikan ke ring.
Device penerima akan mengambil token tersebut, lalu mengosongkan
isinya dan dikembalikan ke ring. Protokol ini mencegah terjadinya
data collision dan menghasilkan performance yang lebih baik pada
penggunaan high-level bandwidth.
2.1.6 Model OSI Layer
Menurut Iwan Sofana (2012,p92) Model OSI menjadi semacam
refrensi atau acuan bagi siapa saja yang ingin memahami cara kerja jaringan
komputer. Walaupun OSI merupakan sebuah model yang diakui di sunia
saat ini, namun tidak ada paksaan bagi pengembang hardware/software dan
user untuk menggunakannya. Sedikit cerita terbentuknya OSI, pada tahun
1977
suatu
subcommittee
dari
International
Organization
for
Standarddization (ISO) mulai bekerja untuk membuat beberapa set standart
untuk memfasilitasi komunikasi jaringan. Pekerjaan ini selesai pada tahun
1984 dan dikenal sebagai model referensi OSI – Open System
15
Interconnection. Model OSI ini merupakan metoda yang paling luas
digunakan untuk menjelaskan komunikasi jaringan. Seksi berikut mencakup
topik-topik: Model OSI membagi tugas-tugas jaringan kedalam 7 layer.
Gambar 2.6 Model OSI Layer\
Berikut ini penjelasan dari masing-masing layer tersebut :
1. Application layer
Application Layer adalah OSI layer yang lekat
dengan end user yang berarti bahwa baik OSI
Application Layer dan user dapat berinteraksi langsung
dengan aplikasi perangkat lunak. Layer ini juga
berfungsi untuk mengatur GUI.
2. Presentation layer
Presentation layer dimana tujuan utamanya
adalah mendefinisikan format data seperti text ASCII,
text EBCDIC, binary, BCD dan juga jpeg. Enkripsi
juga didefinisikan dalam layer 6 ini. Presentation Layer
menspesifikasikan aturan berikut:
16
- Penterjemah data.
- Enkripsi dan kompresi data.
3. Session layer
Merupakan lapisan yang mempunyai peran
dalam membuka dan menutup sesi komunikasi
(mengatur session connection dialog). Lapisan ini antar
aplikasi
yang
bekerja
sama.
Session
Layer
menspesifikasikan aturan berikut:
- Pengendalian sesi komunikasi antara dua peranti.
- membuat, mengelola dan melepas koneksi.
4. Transport Layer
Transport Layer bertanggung jawab membagi
data menjadi segmen, mengatur komunikasi end-to-end
.Lapisan ini menyediakan transfer transparan data antar
sistem akhir, pengecekan kesalahan, dan bertanggung
jawab pada error recovery untuk end-to-end dan
kendali flow. Beberapa contoh protokol yang bekerja
di lapisan ini adalah protokol TCP (connection
oriented) dan UDP (connectionless).
5. Network Layer
Network Layer dari model OSI ini menentukan
rute yang dilalui oleh data. Layer ini menyediakan
logical addressing (pengalamatan logika) dan path
determination
(penetuan
rute
tujuan),
Sofana
(2012,p96). Untuk melengkapi pekerjaan ini, Network
layer mendefinisikan logical address sehingga setiap
titik
ujung
bisa
mendefinisikan
diidentifikasi.
bagaimana
Layer
routing
ini
juga
bekerja
dan
bagaimana rute dipelajari sehingga semua paket bisa
dikirim.
17
6. Data Link Layer
Menurut Iwan Sofana (2012,p98) Layer ini
menentukan pengalamatan fisik, pendeteksi error
kendali aliran dan topologi network. Ada 2 sublayer
pada data link , yaitu Logical Link Control (LLC) dan
Media
Access Control (MAC).
LLC mengatur
komunikasi, seperti error notification dan flow control.
Sedangkan MAC mengatur pengalamatan fisik yang
digunakan dalam proses komunikasi antar-adapter.
Data link Layer menspesifikasikan aturan berikut:
- Koordinasi bits kedalam kelompok-2 logical
dari suatu informasi.
- deteksi dan mengkoreksi error.
- mengendalikan aliran data.
- identifikasi peranti lunak.
7. Physical Layer
Layer ini menentukan masalah kelistrikan atau
gelombang/medan dan berbagai prosedur atau fungsi
yang berkaitan dengan link fisik, seperti besar
tegangan/arus
listrik,
panjang
maksimal
media
transmisi, pergantian fasa, jenis kabel dan konektro,
Sofana (2012,p98). Biasanya dalam menyelesaikan
semua detail dari Physical Layer ini melibatkan banyak
spesifikasi.
2.1.7 Intranet
Menurut Sugeng(2010, p32) Intranet adalah LAN yang mengadopsi
teknologi Internet, diperkenalkan pada akhir tahun 1995. Khoe Yao Tung(1997)
mengatakan : Intranet adalah LAN yang menggunakan standar komunikasi dan
18
segala fasilitas internet, diibaratkan berinternet dalam lingkungan lokal. Intranet
umumnya juga terkoneksi ke internet sehingga memungkinkan pertukaran
informasi dan data dengan jaringan Intranet lainnya (internetworking) melalui
backbone Internet.
2.1.8 Hierarchical Network
Menurut Cisco System (2007, CCNA Exploration 3), ketika membangun
sebuah jaringan LAN yang memenuhi kebutuhan sebuah bisnis kecil atau
menengah, perencanaan akan lebih mungkin lebih berhasil jika model jaringan
yang digunakan secara hierarki. Dibandungkan desain jaringan yang lain, jaringan
hierarki lebih mudah untuk dikelola dan dikembangkan dan juga dapat mengatasi
masalah lebih cepat.
Desain jaringan hierarchical melibatkan pembagian jaringan ke dalam layer
yang berlainan. Setiap layer menyediakan fungsi yang sepsifik bahwa layer
didefinisikan perannya di keseluruhan jaringan. Dengan memisahkan berbagai
fungsi yang ada dalam jaringan, desain jaringan menjadi modular, dengan
kemampuan dalam hal scalability dan performa. Tipe dari desain hierarki adalah
memecah jaringan menjadi tiga layer, yaitu :
1.
Core Layer
Core Layer dari desain hierarkial adalah sebagai tulang punggung dengan
kecepatan tinggi dalam internetwork. Core Layer sangat critical dalam
interkoneksi diantara perangkat layer distribusi, jadi penting bagi Core Layer ada
dan berlebih. Area core juga terhubung dengan sumber internet (WAN). Area core
merupakan kumpulan lalu lintas dari perangkat lapisan distribusi, jadi core harus
mampu meneruskan sejumlah data yang banyak dengan cepat.
2.
Distribution Layer
Kumpulan layer distribusi menerima data dari switch akses layer sebelum
data ditansmisikan menuju layer utama untuk routing ke tujuan akhir. Layer
distribusi mengendalikan lalu lintas jaringan deangan menggunakan kebijakan dan
menggambarkan broadcast domain.
3.
Access Layer
19
Tampilan access layer berhubungan langsung dengan end device misalnya PC,
printer dan IP. Penyedia akses menuju sisa jaringan yang ada. Tujuan utama dari
akses layer adalah menyediakan sarana untuk menghubungkan alat ke jaringan dan
mengendalikan mana saja perangkat yang diijinkan untuk berkomunikasi di
jaringan.
2.2 Teori Khusus yang berhubungan dengan topik
Tugas AVG(Active Virtual Gateway) adalah bertanggung jawab menjawab
semua ARP Request dari host yang tergabung dalam grup GLBP. Oleh sebab itu
berikut dijelaskan apa yang dimaksud dengan ARP.
2.2.1 Address Resolution Protokol (ARP)
Untuk keperluan mapping IP address ke Alamat Ethernet maka di buat
protokol ARP (Address Resolution Protocol). Proses mapping ini dilakukan
hanya untuk datagram yang dikirim host karena pada saat inilah host
menambahkan header Ethernet pada datagram. Penerjemahan dari IP address ke
alamat Ethernet dilakukan dengan melihat sebuah tabel yang disebut sebagai
cache ARP, lihat tabel 1. Entri cache ARP berisi IP address host beserta alamat
Ethernet untuk host tersebut. Tabel ini diperlukan karena tidak ada hubungan
sama sekali antara IP address dengan alamat Ethernet. IP address suatu host
bergantung pada IP address jaringan tempat host tersebut berada, sementara
alamat Ethernet sebuah card bergantung pada alamat yang diberikan oleh
pembuatnya.
Tabel 2.1 Cache ARP
20
Mekanisme penterjemahan oleh ARP dapat dijelaskan sebagai berikut.
Misal suatu host A dengan IP address 132.96.11.1 baru dinyalakan, lihat Gambar
2.7. Pada saat awal, host ini hanya mengetahui informasi mengenai interface-nya
sendiri, yaitu IP address, alamat network, alamat broadcast dan alamat ethernet.
Dari informasi awal ini, host A tidak mengetahui alamat ethernet host lain yang
terletak satu network dengannya (cache ARP hanya berisi satu entri, yaitu host
A). Jika host memiliki rute default, maka entri yang pertama kali dicari oleh
ARP adalah router default tersebut.
Misalkan terdapat datagram IP dari host A yang ditujukan kepada host B
yang memiliki IP 132.96.11.2 (host B ini terletak satu subnet dengan host A).
Saat ini yang diketahui oleh host A adalah IP address host B tetapi alamat
ethernet B belum diketahui.
Gambar 2.7 Cache ARP Awal
Agar dapat mengirimkan datagram ke host B, host A perlu mengisi cache
ARP dengan entri host B. Karena cache ARP tidak dapat digunakan untuk
menerjemahkan IP address host B menjadi alamat Ethernet, maka host A harus
melakukan dua hal. Mengirimkan paket ARP request pada seluruh host di
network menggunakan alamat broadcast Ethernet (FF:FF:FF:FF:FF:FF) untuk
meminta jawaban ARP dari host B.
Paket ARP request yang dikirim host A kira-kira berbunyi “Jika IP
addressmu adalah 132.96.11.2, mohon beritahu alamat Ethernet-mu”. Karena
paket ARP request dikirim ke alamat broadcast Ethernet, setiap interface
Ethernet komputer yang ada dalam satu subnet (jaringan) dapat mendengarnya.
Setiap host dalam jaringan tersebut kemudian memeriksa apakah IP addressnya
sama dengan IP address yang diminta oleh host A.
21
Host B yang mengetahui bahwa yang diminta oleh host A adalah IP address
yang dimilikinya langsung memberikan jawaban dengan mengirimkan paket
ARP response langsung ke alamat ethernet pengirim (host A).
Paket ARP request tersebut kira-kira berbunyi “IP address 132.96.11.2 adalah
milik saya, sekarang saya berikan alamat ethernet saya”. Paket ARP request dari
host B tersebut diterima oleh host A dan host A kemudian
menambahkan entri IP address host B beserta alamat Ethernet-nya ke dalam
cache ARP, lihat gambar 2.8.
Gambar 2.8 Gambar Cache ARP setelah penambahan entri host B
Saat ini host A telah memiliki entri untuk host B di tabel cache ARP,
dengan demikian datagram IP yang semula dimasukkan ke dalam antrian dapat
diberi header Ethernet dan dikirim ke host B
(sumber: cnap.binus.ac.id, 19 Oktober 2013).
2.2.2 Gateway Load Balancing Protocol (GLBP)
Gateway Load Balancing Protocol (GLBP) menjaga traffic data dari
kegagalan router atau circuit. Seperti Hot Standby Router Protocol (HSRP)
dan Virtual Router Redudancy Protocol (VRRP), GLBP akan meneruskan
pembagian beban paket diantara satu grup redudant router.
2.2.2.1 Persyaratan GLBP
Sebelum
melakukan
konfigurasi
GLBP,
pastikan
router
mendukung multiple MAC address pada interface fisik. Setiap GLBP
22
forwarder menggunakan MAC address tambahan untuk konfigurasinya.
MAC Address tambahan tersebut disebut virtual MAC Address.
2.2.2.2 Gambaran Umum GLBP
Secara default, router lain yang tersambung secara langsung pada
LAN mengkombinasikan IP virtual router saat melakukan pembagian
beban paket. Router lainnya berperan sebagai router GLBP redudant yang
akan aktif bila router yang bekerja sebagai forwarding gagal. GLBP
memiliki fungsi yang mirip seperti HSRP dan VRRP. HSRP dan VRRP
mengijinkan multiple router untuk berperan dalam virtual Router group
yang di-setting dengan virtual IP address. Salah satu router dipilih sebagai
router aktif untuk meneruskan pengiriman paket melalui alamat IP
virtual. Sedangkan router lain dalam grup tersebut berperan sebagai
redudant router hingga router aktif mengalami kegagalan dalam mengirim
paket. Standby Router tersebut memiliki bandwidth yang tidak terpakai.
Walaupun sekelompok multiple virtual router dapat dikonfigurasi untuk
set router yang sama, namun hostnya harus dikonfigurasi untuk default
gateway yang berbeda, yang menghasilkan administrasi beban yang lebih.
Keuntungan GLBP adalah menyediakan pembagian beban melalui multiple
router (gateway) menggunakan satu virtual IP address dan banyak virtual
MAC address. Pengiriman beban dibagi diantara semua router yang ada
dalam kelompok GLBP router, berbeda dengan HSRP dan VRRP yang
menggunakan satu router aktif saja dalam pengiriman paket dan router
lainnya hanya standby. Setiap router dalam satu kelompok GLBP
melakukan komunikasi satu sama lain melalui hello message yang
dikirimkan setiap 3 detik ke alamat 224.0.0.102 secara multicast
menggunakan User Datagram Protocol (UDP) dengan port 3222
(pengirim dan penerima).
2.2.2.3 GLBP Active Virtual Gateway
Anggota dari kelompok router GLBP memilih satu buah gateway
(router) Sebagai Active Virtual Gateway (AVG) untuk kelompok tersebut.
Sedangkan router lainnya berperan sebagai back up router ketika router
AVG yang sekarang tidak dapat melakukan fungsi atau tugasnya. Fungsi
dari AVG adalah menentukan virtual MAC address untuk masing-masing
23
router pada kelompok GLBP. Masing-masing gateway bertanggung jawab
untuk meneruskan paket yang dikirim ke virtual MAC address yang telah
ditetapkan oleh AVG. Gateway tersebut dikenal sebagai Active virtual
Forwarders (AVFs). AVG juga bertanggung jawab menjawab Address
Resolution Protocol (ARP) request alamat IP virtual. Pembagian beban
dapat dicapai karena AVG membalas ARP request dengan MAC address
virtual yang berbeda.
Gambar 2.9 Gambar GLBP
Pada gambar 2.9, router A merupakan AVG dari sebuah
kelompok GLBP dan bertanggung jawab atas alamat IP virtual
10.21.8.10. Router A juga menjadi AVF untuk MAC address virtual
0007.b400.0101. Router B adalah anggota dari kelompok GLBP yang
sama dan dirancang sebagai AVF untuk MAC address virtual
0007.b400.0101. Client 1 memiliki alamat IP gateway default 10.21.8.10
dan gateway MAC address 0007.b400.0101. Client 2 membagi alamat IP
gateway default yang sama tapi menerima MAC address gateway yang
berbeda yaitu 0007.b400.0102 karena router B membagi lalu lintas
beban dengan router A. Jika router A tidak dapat berfungsi dengan
semestinya, client 1 tidak akan kehilangan akses ke WAN karena router
B akan mengambil alih tanggung jawab untuk meneruskan paket yang
dikirim ke MAC address virtual router A dan untuk merespon
pengiriman paket ke alamat MAC address virtualnya. Router B juga
24
berperan sebagai AVG untuk keseluruhan router dalam kelompok GLBP
tersebut. Komunikasi untuk anggota GLBP terus dilanjutkan meskipun
terjadi failure dari salah satu router dalam kelompok GLBP tersebut.
2.2.2.4 Tugas GLBP Virtual MAC Address
Suatu kelompok GLBP hanya akan mengijinkan hingga 4 virtual
MAC address di tiap kelompok. AVG bertanggungjawab untuk
menetapkan MAC address virtual untuk setiap anggota kelompok. Anggota
kelompok lainnya meminta sebuah MAC address virtual setelah
menemukan AVG melalui hello message yang dikirimkan. Gateway
ditugaskan melalui MAC address selanjutnya secara berurutan. Sebuah
virtual forwarder yang ditugaskan oleh AVG dikenal dengan primary
virtual forwarder. Anggota
kelompok
lainnya
mempelajari
MAC
address virtual dari hello message. Sebuah virtual forwarder yang telah
mempelajari MAC address virtual bisa disebut juga sebagai secondary
virtual forwarder.
2.2.2.5 GLBP Gateway Virtual MAC Address
GLBP menjalankan virtual gateway redudancy dengan cara yang
sama
seperti
HSRP.
Salah
satu
gateway
dipilih menjadi AVG,
gateway lainnya dipilih menjadi standby virtual gateway, dan gateway
yang tersisa di tempatkan pada listen state. Jika terjadi kegagalan pada
AVG, maka standby virtual gateway akan bertanggung jawab atas IP
address virtualnya. Standby
virtual
gateway
yang
baru
kemudian
dipilih dari gateway yang ada pada listen state.
2.2.2.6 Active Virtual Forwarder Redudancy
Virtual forwarder redudancy mirip dengan virtual gateway
redudancy dengan sebuah AVF. Jika AVF mengalami kegagalan, satu dari
secondary virtual forwarder pada listen state bertanggung jawab untuk
MAC addressnya. AVF yang baru juga
merupakan primary virtual
forwarder untuk nomor forwarder yang berbeda. GLBP memindahkan host
dari nomor forwarder yang lama menggunakan dua timer yang mulai
bersamaan dengan perubahan gateway ke state virtual forwarder aktif.
25
GLBP menggunakan hello message untuk mengkomunikasikan keadaan
saat itu. Redirect time adalah rentang waktu antara AVG yang baru
untuk mengalihkan host ke MAC address virtual forwarder yang lama.
Ketika waktu pengalihan telah habis, AVG berhenti menggunakan MAC
address virtual forwarder yang lama dalam membalas ARP message,
walaupun virtual forwarder akan melanjutkan untuk meneruskan paket
yang dikirim ke MAC address virtual yang lama. Secondary holdtime
adalah rentang waktu antara virtual forwarder yang valid. Ketika
secondary holdtime habis, virtual forwarder dihapus dari semua gateway
pada kelompok GLBP. Nomor virtual forwarder yang sudah tidak valid
menjadi dapat ditugaskan kembali oleh AVG.
2.2.2.7 Manfaat GLBP
Beberapa manfaat dari GLBP adalah :
• Pembagian beban
GLBP dapat diatur sedemikian rupa sehingga traffic
dari client pada LAN dapat dibagi dengan banyak
router, dengan pembagian traffic yang adil diantara
router yang tersedia.
• Multiple virtual router
GLBP mampu mendukung hingga 1024 virtual
router (kelompok GLBP) dalam setiap interface fisik
dari
router
dan
hingga
4
virtual
forwarder
perkelompok.
• Skema pembagian beban yang baik
Skema
redudancy
dari GLBP memungkinkan
untuk membagi beban dengan baik pada active
virtual gateway berdasarkan prioritas backup virtual
gateway. Forwarder membagi tugas dengan baik
dengan cara yang sama, kecuali pembagian tugas
forwarder tersebut menggunakan ukuran pada
26
prioritas dan dijadikan default.
• Otentikasi
Dapat menggunakan standard industri algoritma
message digest 5 (MD5) untuk meningkatkan
reliabilitas, keamanan, dan perlindungan dari GLBP
spoofing software. Sebagai alternatif bisa juga
digunakan skema otentikasi password text sederhana
diantara anggota kelompok GLBP untuk mendeteksi
konfigurasi yang salah atau rusak.
Sumber : (Cisco System, Inc, (2005).
Download