9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya mempunyai judul “Efektivitas Publisitas: Menilai
Reputasi Institusi” yang ditulis oleh Nunung Prajarto pada tahun 2008 dalam Jurnal
Ilmu Komunikasi bulan Januari - April 2008.
Dalam penelitian ini dibahas mengenai efektifitas dan pemonitoran dari
kegiatan publistas yang dilakukan oleh perusahaan melalui media massa. Efektifitas
publisitas dapat ditingkatkan dengan memahami dengan benar terhadapa masalah
publisitas, evaluasi, measurement, Public relations dan proses komunikasi.
Peningkatan publisitas dapat diukur dengan volume liputan, kualitas dan bobot
penekanan bertita, serta jumlah pembaca yang berhasil direngkuh.
Hubungan antara jurnal dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah
penelitian sebelumnya juga mencari tahu mengenai keberhasilan Public Relations
dalam melakukan kegiatan untuk meningkatkan publisitas. Perbedaan antara
penelitan sebelumnya dengan penelitian yang peneliti lakukan sekarang adalah pada
penelitian sebelumnya yang diteliti adalah efektifitas publisitas melalui reputasi,
sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan kali ini yang diteliti adalah
peningkatan publisitas dari kegiatan media relations melalui event Jay Park Asia
Promo Tour.
9
10
Sedangkan penelitian lainnya yang berjudul “Daya Tarik Bauran Promosi
Untuk Produk Tabungan Plus BNI 1946 (Analisis Keputusan Menabung Pada Bank
BNI Cabang Semarang” yang ditulis oleh Kusmuriyanto dan S. Martono pada
tahun 2002 dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen, membahas mengenai pengaruh
dari daya tarik iklan, promosi, personal selling dan publisitas terhadap perilaku
penabung dalam menetapkan keputusan menabung pada BNI 1946 cabang
Semarang.
Hubungan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang peneliti
lakukan sekarang adalah penelitian sebelumnya juga meneliti tentang publisitas,
sedangkan yang membedakan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang
peneliti lakukan adalah pada penelitian sebelumnya meneliti pengaruh publisistas
terhadap perilaku konsumen, sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan kali
ini yang diteliti adalah peningkatan publisitas dari kegiatan media relations melalui
event Jay Park Asia Promo Tour.
2.2 Teori Umum
Teori umum merupakan teori yang digunakan peneliti untuk mendukung
penelitian mengenai Strategi Media Relations pihak Universal Music Indonesia
pada Event Jay Park Asia Promo Tour Teori umum yang digunakan terkait dengan
Teori Komunikasi dan Teori Komunikasi Massa.
11
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi atau comunication berasal dari bahasa Latin “communis”.
Communis
atau dalam bahasa Inggrisnya “common” berarti sama. Jadi,
apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada
dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan (commonness)
dalam hal sikap dengan seseorang. Jadi, pengertian komunikasi adalah sebagai
proses menghubungi atau mengadakan perhubungan. (Rosmawati. 2010: 17)
Harold Laswell menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: whos says what? In which
channel? To whom? With what effect? Dengan demikian, dapat dijelaskan
bahwa komunikasi merupakan proses penyampain pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek (akibat) tertentu.
(Tamburaka. 2012: 7)
Berdasarkan definisi Laswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi
yang saling bergantung satu sama lain, yaitu sumber (source) adalah pihak
yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, pesan
adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima, saluran atau
media adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan
pesannya kepada penerima, penerima (receiver) adalah orang yang menerima
pesan dari sumber dan efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia
menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur,
perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya.
(Mulyana. 2009: 69)
12
Sedangkan menurut Hafied Cangara, komunikasi disebut komunikasi
apabila memiliki beberapa unsur-unsur pendukung yang membangunnya
sebagai body of knowledge, yakni:
1. Sumber
Sumber yang biasa disebut dengan komunikator merupakan pembuat atau
pengirim pesan dalam proses komunikasi. Dalam komunikasi sumber bisa
menjadi satu orang, satu lembaga atau perusahaan, beberapa kelompok.
2. Pesan
Pesan merupakan sesuatu yang dikirimkan oleh pengirim kepada penerima,
isinya dapat berupa hiburan, informasi, nasihat, ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya.
3. Media
Media atau yang biasa disebut dengan channel atau medium adalah alat
yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
Media komunikasi ada yang berbentuk saluran antarpribadi, media massa
dan media kelompok.
4. Penerima
Penerima atau yang biasa disebut dengan komunikan atau audience adalah
pihak yang menerima sasaran pesan ayng dikirim oleh sumber. Penerima
bisa terdiri dari satu orang, organisasi atau instansi, perusahaan, negara dan
lain-lain.
13
5. Efek
Efek merupakan apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan
tersebut. Efek bisa terjadi pada pengetahuam, sikap dan tingkah laku
seseorang,
misalnya
penambahan
pengetahuan,
perubahan
sikap,
perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya.
6. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber
pesan, yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai
efektivitas pesan yang ia sampaikan sebelumnya, apakah dapat dimengerti,
diterima, menghadapi kendala dan sebagainya, sehingga sumber dapat
mengubah pesan selanjutnya agar sesuai dengan tujuannya. Tidak semua
respons penerima disebut umpan balik. Suatu pesan disebut umpan balik
apabila hal itu merupakan respons terhadap pesan pengirim dan bila
mempengaruhi perilaku selanjutnya. (Tamburaka. 2012: 8)
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke
komunikannya melalui suatu channel tertentu yang menyebabkan adanya
persamaan persepsi terhadap suatu hal antara komunikator dan komunikan
tersebut. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa unsurunsur komunikasi terdiri dari sumber, pesan, media, penerimaserta efek. Itulah
unsur-unsur yang membentuk proses komunikasi.
Keterkaitan teori komunikasi dengan event Jay Park Asia promo Tour,
yaitu pertukaran informasi dari perusahaan ke publiknya, baik publik internal
14
dari perusahaan, maupun dengan publik eksternal seperti rekan-rekan dari
media dan para penonton Jay Park Asia promo.
2.2.2 Komunikasi Massa
Menurut Josep A. Devito (Nurudin. 2007: 11), pertama komunikasi
massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak
yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh
penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton
televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada
umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau
visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefinisikan menurut bentuknya (televisi,radio, surat kabar, majalah, film,
buku, dan tapes).
Sedangkan menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi
Komunikasi, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim
melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat. (Rakhmat. 2003: 189)
Komponen dalam komunikasi massa adalah komunikator, media massa,
informasi (pesan) massa, gatekeeper, khalayak (publik), dan umpan balik.
(Tamburaka. 2012: 14)
15
Hiebert, Ungurait dan Bohn (Ardianto. 2007: 31) mengemukakan
komponen-komponen komunikasi massa meliputi : communicators, codes and
contents, gatekeepers, the media, regulators, filters, audiences dan feedback.
Audiens dalam komunikasi massa memiliki beberapa sifat, yaitu : terdiri
dari jumlah besar, audiensnya tersebar dimana-mana, terpencar dan tidak
mengelompok pada wilayah tertentu, audiens massa dan media massa dapat
berkomunikasi satu dengan yang lain, terdiri dari berbagai lapisan masyarakat
yang sangat heterogen, serta tidak teroganisasi dan bergerak sendiri.
(Tamburaka. 2012: 16)
Sedangkan menurut Hiebert, Ungurait dan Bohn (Ardianto. 2007: 43),
audiens komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut : terdiri atas
individu-individu yang memiliki pengalaman yang sama dan terpengaruh oleh
hubungan sosial dan interpersonal yang sama, audiensnya berjumlah besar,
audiens bersifat heterogen, audiens bersifat anonim, komunikator tidak
mengetahui identitas komunikannya dan pada siapa ia berkomunikasi, serta
audiens biasanya tersebar, baik dalam konteks ruang maupun waktu.
Komunikasi massa pun memiliki beberapa fungsi, seperti menurut Jay
Black dan frederick C. Whitney antara lain to inform (menginformasikan), to
entertain (memberi hiburan), to persuade (membujuk), dan transmission of
culture (transmisi budaya). Sementara itu fungsi komunikasi massa menurut
Harrold D. Laswell, yakni surveillance of the environment (fungsi
pengawasan), correlation of the part of society in responding to environment
16
(fungsi korelasi), dan transmission of social heritage from one generation to
the next (fungsi pewarisan sosial). (Nurudin. 2007: 64)
Menurut Dominick, komunikasi massa memiliki fungsi sebagai berikut:
surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan),
tranmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).
Sedangkan menurut Effendy, fungsi komunikasi massa adalah fungsi
informasi, fungsi pendidikan dan fungsi mempengaruhi. (Ardianto. 2007: 14)
Dari beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa komunikasi massa
adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan
berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak luas. Komponen komunikasi massa terdiri dari komunikator, media
massa, informasi massa, gatekeeper, khalayak, dan umpan balik. Namun,
komponen yang terpenting dari komunikasi massa adalah media masssa yang
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayaknya.
Audiens dari komunikasi massa menurut para ahli memiliki beberapa
sifat, yaitu : terdiri dari jumlah besar dan dari lapisan masyarakat yang
heteorgen, tersebar, terpencar, tidak mengelompok, memiliki pengalaman
yang sama, terpengaruh oleh hubungan sosial dan interpersonal yang sama,
serta
audiensnya
anonim,
komunikator
tidak
mengetahui
identitas
komunikannya. Dapat disimpulkan bahwa fungsi komunikasi massa adalah
untuk menginformasikan, memberi, hiburan, membujuk, transmisi budaya,
pengawasan lingkungan, penafsiran, keterkaitan dan penyebaran nilai-nilai.
17
Keterkaitan teori komunikasi massa dengan pembahasan ini adalah
media yang dijadikan perusahaan sebagai alat penyampaian pesannya adalah
media massa untuk mencapai audiens dari event Jay Park Asia promo Tour
ini, yang jumlahnya sangat banyak dan heterogen dengan mengetahui fungsi
dan unsur-unsur dari komunikasi massa yang dilakukan oleh pihak
perusahaan.
2.2.3 Public Relations
Menurut W. Emerson Reck, public relations adalah pertama lanjutan
dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan tindakan bagi
kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau
lembaga tersebut memperoleh kepercayan dan goodwill (itikad baik) dari
publik. Kedua, pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan tindakan untuk
menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang menyeluruh. (Ardianto.
2011: 9)
Sedangkan menurut John Marston dan Sheila Clough Crifasi, public
relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mempelajari kebijakan dan prosedur individual atau organisasi sesuai dengan
kepentingan
publik,
dan
menjalankan
program
untuk
mendapatkan
pemahaman dan penerimaan publik. (Nova. 2011: 43)
Public relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik
yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu
individu atau organisasi/perusahaan.
18
Dalam buku The Handbook of Public Relations (Ardianto. 2011: 13-14),
kata-kata kunci yang perlu diingat untuk mendefinisikan public relations
adalah:
1. Sengaja (deliberate). Kegiatan public relations adalah sesuatu yang
disengaja, dirancang untuk mempengaruhi, mendapatkan pengertian,
memberikan informasi dan memperoleh umpan balik (reaksi dari mereka
yang terkena dampak kegiatan ).
2. Terencana (planned). Kegiatan public relations adalah sesuatu yang
terorganisasi. Solusi masalah diketahui dan logistik dipikirkan, dengan
kegiatan yang memerlukan jangka waktu. Kegiatan ini sistematis,
membutuhkan riset dan analisis.
3. Kinerja (performance). Public relations yang efektif didasarkan pada
kebijakan dan penampilan nyata dari seseorang atau sebuah organisasi.
Tidak ada public relations yang dapat menciptakan simpati serta dukungan
jika organisasi yang bersangkutan merupakan pemilik usaha yang tidak
tanggap terhadap kepentingan masyarakat.
4. Kepentingan publik (public interest). Dasar dari kegiatan public relations
adalah melayani kepentingan publik dalam suatu masyarakat, bukan
sekedar memperoleh keuntungan bagi organisasi. Idealnya, saling
menguntungkan bagi organisasi dan masyarakat. Ini adalah benang yang
menjalin kepentingan diri organisasi dengan kepentingan dan urusan
masyarakat.
19
5. Komunikasi dua arah (two way communication). Kamus sering kali
memberikan kesan bahwa public relations terdiri hanya dari penyebaran
materi melalui informasi. Namun, penting juga bahwa definisi itu termasuk
umpan balik dari khalayak. Kemampuan mendengarkan adalah bagian dari
keahlian komunikasi yang pokok.
6. Fungsi manajemen (management function). Public relations paling efektif
apabila berfungsi menjadi bagian dari pengambilan keputusan oleh
manajemen
puncak.
Public
relations
melibatkan
konsultasi
dan
pengentasan masalah tingkat tinggi, tidak hanya mengeluarkan informasi
setelah keputusan dibuat.
Pada tahun 1800an public relations pada awalnya hanya berbentuk press
agentry. Lalu pada awal abad 20an public relations mulai bekerja dari sisi
jurnalistik, fokusnya pada penyebaran informasi satu arah. Namun, feedback
yang diberikan audiens belom dijadikan acuan.
Pada tahun 1920an, public relations mulai melakukan penelitian pada
bidang ilmu sosial, fokus public relations pada bidang psikologi dan sosiologi,
public relations harus mulai mengetahui apakah audiens memberikan value
pada produk dan public relations pun harus mengetahui feedback yang
diberikan audiens. Pada tahun 1960an, fokus public relations mulai kepada
manajemen isu, public relations harus mengetahui isu yang berkembang,
dengan mengetahui manajemen isu public relations bisa mengetahui cara
untuk mempersuasi publik. Jangan sampai kebijakan perusahaan bertentangan
dengan masyarakat.
20
Pada 1970an, public relations mulai menjalankan fungsinya sebagai
investor relations, seorang public relations harus bisa menjaga nilai saham.
Pada 1980an, public relations berfungsi strategic yang langsung berhubungan
dengan top management. Pada tahun 1990an, fungsi public relations adalah
untuk mempertahankan kredibilitas perusahaan dengan membangun relasi
dengan pihak internal maupun pihak eksternal. Pembangungan relasi inilah
yang pada akhirnya disebut dengan media relations. (Ardianto. 2011: 47)
Keterkaitan teori Public Relations dalam
penelitian ini adalah
mendukung peran public relations dari pihak Universal Music Indonesia
dalam menjalin
komunikasi dengan khalayak perusahaan, baik internal
maupun eksternal. Pada penelitian ini peneliti akan fokus pada kajian media
relations, karena media relations merupakan salah satu hal yang sangat
penting bagi perusahaan.
2.3 Teori Khusus
Teori khusus merupakan teori yang digunakan peneliti untuk mendukung
penelitian mengenai Strategi Media Relations pihak Universal Music Indonesia
pada Event Jay Park Asia Promo Tour. Teori khusus yang digunakan terkait dengan
Teori Event, Teori Special Event, Teori Media Relations, Teori Media Massa, dan
Teori Publisitas.
21
2.3.1
Special Event
Rosady Ruslan (Natoradjo. 2011: 108) mengartikan Special Event
sebagai acara yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian
media atau khalayak tertentu terhadap perusahaan atau produk perusahaan.
Special event adalah peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang
penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu
kesempatan, mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera publik,
kegitan ini biasanya mengundang media untuk meliputnya. (Ardianto, 2011:
268)
Special event merupakan salah satu program Public Relations dan
dijadikan sebuah ajang khusus acara kehumasan perusahaan yang dikaitkan
dengan kegiatan atau peristiwa tertentu.
Dalam penelitian ini, special event yang diselenggarakan oleh pihak
Universal Music Indonesia merupakan special event yang bersifat komersial,
karena merupakan salah satu rangkaian acara dari Jay Park Asia Promo Tour
yang bertujuan untuk promo peluncuran album baru Jay Park, yaitu New
Breed dan bertujuan untuk meningkat publisitas perusahaan.
2.3.2
Media Relations
Salah satu kegiatan external public relations dalam memberikan
informasi kepada publik/masyarakat untuk memperoleh dukungan dan
kepercayaan publik adalah kegiatan media relations. Media relations atau
22
dalam istilah lainnya press relations adalah membina hubungan baik dengan
kalangan pers yang mengelola media cetak (surat kabar dan majalah), media
elektronik (radio dan televisi) dan media massa online (newspaper online,
magazine online, radio digital dan televisi digital). (Ardianto. 2011: 264)
Menurut Averill, media relations merupakan salah satu bagian dari
public relations yang menjadi sarana yang sangat penting dan efisien. Penting
karena akan menopang keberhasilan program, dan efisien karena tak
memerlukan banyak daya dan dana untuk menginformasikan program yang
hendak dijalankan dengan menggunakan teknik publisitas. Sedangkan Lesly
menjelaskan media relations sebagai berhubungan dengan media komunikasi
untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap
organisasi. (Iriantara. 2005: 29)
Apa yang diuraikan Lesly ini lebih pada sisi manfaat yang diperoleh
organisasi dan kegiatan yang dilakukan organisasi dalam menjalankan media
relations. Manfaat tersebut berupa publisitas, sedangkan kegiatan yang bisa
menopang publisitas tersebut adalah merespon kepentingan media.
Definisi hubungan media atau media relations adalah suatu usaha untuk
mencapai pemuatan atau penyiaran yang maksimal atas suatu pesan atau
informasi (dari public relations) dalam membentuk pengetahuan dan
pemahaman khalayak organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
Hubungan media tidak hanya terkait dengan kalangan pers media cetak saja,
tetapi juga media elektronik, seperti radio dan televisi.
23
Dalam masyarakat komunikatif, mereka yang gagal atau tidak bisa
berkomunikasi akan segera dilupakan. Itu dapat menunjukkan betapa
pentingnya komunikasi yang dilakukan organisasi. Bila organisasi tidak
berkomunikasi dengan publiknya, maka mereka akan segera dilupakan. Dalam
konteks inilah akan terasa betapa pentingnya mengembangkan relasi yang
baik dengan media.
Pada umumnya, tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan media
relations selalu dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Meningkatkan kesadaran, misalnya kesadaran merk (brand awareness)
pada publik.
2. Mengubah sikap
3. Mendorong tindakan (Iriantara. 2005: 90)
Tujuan lain yang diharapkan dapat dicapai dari kegiatan media relations
adalah sebagai berikut:
1.
Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan serta langkah
organisasi yang baik untuk diketahui publik
2.
Memperoleh tempat dalam pemberitaan secara objektif, wajar dan
berimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan organisasi.
3.
Memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi.
4.
Melengkapi
data
bagi
pimpinan
organisasi
untuk
keperluan
kebijaksanaan.
5.
Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi
saling percaya dan menghormati. (Nova. 2011: 206)
24
Namun sebenarnya tujuan pokok diadakannya hubungan pers adalah
menciptakan pengetahuan dan pemahaman, bukan semata-mata untuk
menyebarkan suatu pesan sesuai dengan keinginan perusahaan induk atau
klien demi mendapatkan ‘suatu citra atau sosok yang lebih indah daripada
aslinya di mata umum’. Tidak seorangan pun yang berhak mendikte apa yang
harus diterbitkan atau disiarkan oleh media massa, setidak-tidaknya di suatu
masyarakat yang demokratis. Dengan publik yang tersebar, bukan saja secara
geografis, maka kegiatan komunikasi akan sulit dilakukan bila tidak
memanfaatkan media massa.
Menurut Ivy Ledbetter Lee (Ardianto. 2011: 265), semua jenis materi
pers harus bebas dari nilai-nilai dan kepentingan sepihak. Kejujuran dan
kenetralan harus dipegang teguh oleh kalangan public relations. Setiap pesan
atau berita yang mereka sampaikan kepada masyarakat melalui pers haruslah
sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Kepentingan masyarakat, harus
senantiasa diutamakan. Jika hal ini benar-benar diperhatikan, dengan
sendirinya sambutan khalayak akan positif sehingga perusahaan pasti akan
memperoleh suatu publisitas yang baik seperti yang diinginkannya. Pada saat
itulah kepentingan-kepentingannya sendiri akan dapat terpenuhi.
Kita sebagai seorang praktisi public relations harus mengetahui prinsipprinsip hubungan media yang baik yang harus diterapkan, yaitu pertama,
memahami dan melayani media. Seorang public relations harus mampu
menjalin kerja sama dengan pihak media. Ia juga dapat menciptakan suatu
hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Kedua, membangun
25
reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Para pejabat public relations
harus senantiasa siap menyediakan waktu atau memasok materi-materi yang
akurat dimana saja dan kapan saja dibutuhkan. Hanya dengan cara ini ia akan
dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh
pers. Ketiga, menyediakan salinan naskah yang baik. Dengan adanya
tekhnologi input langsung melalui komputer, akan sangat mudah mengoreksi
dan menyusun ulang siaran berita atau news release.
Keempat, bekerja sama dalam penyediaan materi. Sebagai contoh,
praktisi public relations dan wartawan dapat bekerja sama dalam
mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh
tertentu. Kelima, menyediakan fasilitas verifikasi. Para praktisi public
relations juga perlu memberikan kesempatan pada wartawan untuk melakukan
verifikasi (membuktikan kebenaran) setiap materi yang mereka terima.
Keenam, membangun hubungan personal yang kokoh. Suatu hubungan
personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila
dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan sikap saling
menghormati profesi masing-masing. (Ardianto. 2011: 266)
Sedangkan dalam buku Effective Public Relations, hubungan media
yang baik dapat dihasilkan apabila praktisi mengikuti beberapa aturan dasar,
yaitu sampaikan dengan jujur, memberikan pelayanan, jangan merengek atau
mengomel, jangan meminta untuk membungkam suatu berita dan jangan
membanjiri media. (Cutlip, Center, Broom. 2006: 310)
26
Untuk melaksanakan kegiatan media relations yang baik, lembaga atau
individu memerlukan pengetahuan yang memadai tentang pers. Frank Jeffkins
mengungkapkan hal-hal pokok penting berikut yang wajib diketahui oleh
siapa saja yang akan melakukan kegiatan media relations, yaitu kebijakan
redaksi, frekuensi penerbitan, tanggal terbit, proses produksi, daerah sirkulasi,
jangkauan pembaca dan metode distribusi.
Di samping hal-hal yang diuraikan di atas, ada sisi teknis yang mesti
diperhatikan oleh praktisi public relations, yaitu soal tenggat waktu
(deadline). Media bekerja berpacu dengan waktu, sehingga masalah waktu
harus diperhitungkan dalam setiap tindakan praktisi public relations saat
berhubungan dengan media massa.
Satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah media relations itu
bukan berarti hanya menjalin hubungan baik dengan wartawan melainkan
juga dengan redaksi dan media sebagai institusi. Menjalin hubungan yang
baik dengan wartawan memang penting karena akan memudahkan kita untuk
menyampaikan informasi. Namun, kita juga hendaknya mengingat bahwa
keputusan untuk menyiarkan atau menolak informasi tidak sepenuhnya berada
pada tangan wartawan, karena keputusan ada pada redaksi.
Hubungan media yang semula merupakan hubungan kerja akan menjadi
semakin
kompleks
karena
meningkatnya
jumlah
media,
semakin
terspesialisasinya media, semakin tajamnya persaingan media dan pentingnya
publisitas melalui media dalam kegiatan public relations. Kendati para pejabat
public relations semakin profesional dalam melakukan publisitas, media tetap
27
bersikap kritis terhadap perusahaan untuk membedakan pengiriman berita
yang tidak relevan atau berkualitas buruk, yang publisitasnya agak berbau
promosi. Pengelola media seperti redaktur menyadari bahwa public relations
merupakan sumber berita asli dan sumber informasi teknis yang dapat
mengembangkan kisah berita, gambar, artikel dan bahan penunjang lainnya.
Dalam upaya berhubungan dengan media,
public relations melakukan
berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan media antara lain :
1. Press Conference (konferensi pers, temu media atau jumpa media)
Syarat utama dari sebuah konferensi pers adalah berita yang disampaikan
sangat penting. Sebuah konferensi pers akan kehilangan fungsinya bila
berita yang disampaikan kurang penting, apalagi jika diliput oleh radio
dan
televisi.
Menurut
Oemi
Abdurrachman,
konferensi
pers
diselenggarakan bila ada peristiwa-peristiwa penting di suatu perusahaan
atas inisiatif sendiri atau permintaan wakil-wakil pers.
2. Press Briefing (perbincangan dengan media)
Diselenggarakan secara reguler oleh praktisi public relations. Dalam
kegiatan ini, praktisi public relations menyampaikan informasi-informasi
mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada media. Bila media belum
puas dan menginginkan keterangan lebih terperinci, diadakan tanggapan
atau pertanyaan.
28
3. Press Tour (wisata media)
Diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk mengunjungi
daerah tertentu dan merekapun (media) diajak menikmati objek wisata
yang menarik.
4. News Release (siaran pers, press release, broadcast release)
News Release sebagai publisitas, yaitu media yang banyak digunakan
dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan berita.
5. Special Events
Yaitu peristiwa khusus sebagai kegiatan public relations yang penting
dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan,
mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera publik, seperti
peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan, seminar, pameran,
lokakarya, open house. Kegiatan ini biasanya mengundang media untuk
meliputnya.
6. Press Luncheon
Yaitu public relations mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil
media massa (wartawan atau reporter) sehingga pada kesempatan ini
pihak pers bisa bertemu dengan top management perusahaan/lembaga
guna mendengarkan perkembangan perusahaan atau lembaga tersebut.
7. Press Interview (wawancara media)
Sifatnya lebih pribadi, lebih individu. Public relations atau top
management yang diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan
atau reporter yang bersangkutan. Meskipun hanya diwawancarai seusai
29
meresmikan suatu acara oleh banyak wartawan, bahkan diliput radio dan
televisi, tetap saja wawancara tersebut bersifat individu. (Ardianto. 2011:
267)
Sedangkan bentuk kegiatan media relations menurut Aceng Abdullah
adalah sebagai berikut :
1.
Penyebaran siaran pers
Penyebaran siaran pers biasanya berupa lembaran siara berita yang
dibagikan kepada para wartawan atau media massa yang dituju. Siaran
pers memiliki fungsi yang sama dengan fungsi media massa. Kegiatan
pembuatan dan penyebaran siaran pers ini merupakan kegiatan media
relations yang paling efisien.
2.
Konferensi pers atau jumpa pers
Konferensi pers biasanya dilakukan menjelang, menghadapi ataupun
setelah terjadinya peristiwa penting dan besar.
3.
Kunjungan pers
Kunjungan pers atau yang biasa disebut press tour adalah mengajak
wartawan untuk berkunjung ke suatu lokasi, baik yang berada di
lingkungannya, maupun ke tempat lokasi yang memiliki kaitan erat
dengan kiprah lembaga atau instansi terkait.
4.
Resepsi pers
Resepsi pers adalah mengundang para insan media massa dalam sebuah
resepsi atau acara khusus diselenggarakan untuk para pemburu berita.
30
Acaranya bisa berupa jamuan makan, kemudian dilanjutkan dengan
hiburan.
5.
Peliputan kegiatan
Peliputan kegiatan merupakan yang paling dikenal di antara kegiatan pers
lainnya. Peliputan kegiatan dilakukan saat sebuah instansi mengadakan
kegiatan tertentu, khususnya yang mempunyai nilai berita. Media massa
diundang untuk meliputi kegiatan tersebut.
6.
Wawancara pers
Jika lima kegiatan di atas merupakan prakarsa dari organisasi, maka
wawancara pers merupakan inisiatif dari pihak media massa. Terdapat
dua jenis wawancara, yaitu wawancara yang dipersiapkan dan wawancara
spontan. (Nova. 2011: 209)
Media tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan publik,
tetapi juga digunakan untuk mendengarkan atau mengikuti apa yang
dikomunikasikan publik-publik organisasi kepada organisasi. Media relations
bukan hanya sebagai praktik komunikasi yang dilakukan organisasi kepada
publiknya untuk menyampaikan informasi dengan menggunakan media
massa, tetapi juga mengingat watak komunikasi dalam public relations adalah
komunikasi dua arah, maka media relations juga menggunakan media massa
sebagai sarana untuk menyimak informasi yang berasal dari publik. Informasi
yang datang dari publik pada organisasi itu bukan hanya umpan balik
(feedback), tetapi juga pernyataan , aspirasi, harapan atau keinginan, bahkan
kritik.
31
Karena itu, perusahaan perlu menjaga hubungan dengan media agar
tujuan perusahaan untuk mendapatkan publisitas pun dapat tercapai. Namun,
sebenarnya tujuan kegiatan media relations yang dilakukan perusahaan tidak
hanya untuk meningkatkan publisitas. Ada beberapa tujuan lain yang ingin
dicapai perusahaan, terutama Universal Music Indonesia, melalui kegiatan
media relations, yaitu meningkatkan kesadaran publik terhadap artisnya,
memperoleh tempat di pemberitaan secara objektif, memperoleh umpan balik
mengenai kegiatan organisasi, mewujudkan hubungan yang stabil dan
berkelanjutan. Kegiatan media relations dilakukan tidak hanya untuk
mencapai tujuan jangka pendek, namun dilakukan juga untuk mencapai tujuan
jangka panjang perusahaan.
Keterkaitan teori Media Relations dengan penelitian ini adalah peneliti
fokus pada Strategi Media Relations yang menjadi salah satu bentuk
mengelola relasi dengan media yang dilakukan oleh pihak Universal Music
Indonesia. Kegiatan media relations tersebut bertujuan untuk meningkatkan
publisitas dengan cara melakukan beberapa kegiatan dengan media melalui
event Jay Park Asia Promo Tour.
2.3.3
Publisitas
Salah satu manfaat yang bisa didapat dari kegiatan media relations adalah
publisitas, yaitu penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk
mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari
32
organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media. (Iriantara,
2005: 190)
Publisitas adalah informasi yang dirancanga untuk memperlihatkan,
memperkenalkan, mempertahankan nama dan kehormatan seseorang,
perkumpulan orang, atau organisasi ke hadapan publik dalam suatu konteks
tertentu melalui media dalam rangka menciptakan daya tarik publik. (Liliweri,
2011: 458)
Dapat disimpulkan bahwa publisitas adalah kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan menyediakan suatu
informasi melalui media yang tepat mengenai sesuatu atau seseorang yang
dapat menarik perhatian banyak orang.
Tujuan dari publisitas adalah memperoleh perhatian publik melalui
penyebaran melalui media cetak dan elektronik, mencakup surat kabar,
majalah, televisi, radio, talk show, dan acara lainnya, publisitas online,
kelompok-kelompok, dan website. (Ardianto, 2011: 263)
Salah satu kata kunci untuk publisitas adalah nilai berita (news value).
Nilai berita tersebut menjadi acuan dalam merancang kegiatan atau
menunjukkan dimensi-dimensi kegaitan yang dilakukan perusahaan agar
mendapatkan perhatian media massa.
Cara umum yang digunakan untuk melakukan publisitas adalah
melibatkan orang terkenal atau kaum pesohor (selebriti) dalam kegiatan.
Dengan cara inilah pihak Universal Music Indonesia ingin mendapatkan
33
publisitas, yaitu dengan mengadakan kegiatan media relations melalui event
Jay Park Asia Promo Tour, agar mendapatkan perhatian publiknya.
Keterkaitan teori Publisitas dengan penelitian ini adalah publisitas
merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan melalui event Jay Park
Asia Promo Tour yang diadakan oleh perusahaan dengan melakukan
kerjasama dengan media dan membina hubungan dengan media.
34
2.4 Kerangka Teori
Teori Umum
Komunikasi
Komunikasi Massa
Public Relations
Unsur-unsur
Definisi
a.
Fungsi ( Menginformasikan,
memberi hiburan, transmisi
budaya, membujuk,
pengawasan lingkungan,
penafsiran, keterkaitan dan
penyebaran nilai-nilai)
b.
Komponen
c.
Sifat Audiens (terdiri dari
jumlah besar, heterogen,
anonim, pengalaman sama)
Definisi
Definisi
Teori Khusus
Special Event
Media Relations
Publisitas
Definisi
a.
Tujuan
b.
Prinsip-prinsip (memahanmi
dan
melayani
media,
membangun
reputasi,
menyendiakan
salinan
naskah,
bekerja
sama,
memyediakan
fasilitas
verifikasi,
membangun
hubungan personal yang
kokoh)
c.
Aktifitas
Definisi
Definisi
Tujuan
35
Penelitian ini secara umum akan membahas teori komunikasi, komunikasi
massa, dan Public Relations, serta Special Event, Media Relations, dan Publisitas
pada khususnya. Strategi media relations yang akan dibahas adalah mengenai
menjalin relasi yang baik dengan media massa, yang lebih dikhususkan kepada
media cetak untuk mendapatkan publisitas bagi perusahaan.
36
2.5 Kerangka Pemikiran
Strategi Media Relations Pihak
Universal Music Indonesia
Media Cetak
Event Jay Park Asia promo Tour
Publisitas bagi Universal Music
Indonesia
Penelitian ini akan membahas mengenai strategi media relations yang
dilakukan oleh pihak Universal Music Indonesia media cetak, melalui event Jay
Park Asia Promo Tour untuk publistas bagi perusahaan.
Download