BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Biro Perencanaan dan Anggaran merupakan unit organisasi yang sangat penting di Kementerian Kesehatan oleh karena Biro Perencanaan dan Anggaran bertanggung jawab untuk melaksanakan koordinasi, penyusunan dan penetapan rencana strategis, kebijakan dan program serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bidang kesehatan di Indonesia. Untuk itu, Biro Perencanaan dan Anggaran perlu menempatkan pegawai yang profesional dan memiliki kemampuan untuk mendukung tanggung jawab organisasi. Reformasi di bidang kepegawaian merupakan komponen yang paling penting dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, oleh karena pelaksanaan reformasi di bidang kepegawaian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pegawai negeri sipil selain pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan karir pegawai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh pegawai yang berkualitas sejak awal maka rekrutmen dan seleksi pegawai merupakan kunci bagi peningkatan pegawai negeri yang dibutuhkan dalam melaksanakan reformasi birokrasi secara keseluruhan. Dengan adanya proses rekrutmen dan seleksi pegawai yang dilakukan secara terbuka akan dapat meminimalisir adanya korup dan nepotisme. Tanpa adanya nepotisme, maka peran pemimpin dalam menilai pegawai secara adil akan dapat dilakukan sesuai dengan kinerja yang dihasilkan oleh pegawai tanpa melihat atau keberpihakan faktor politis dibelakangnya. 65 66 B. Saran 1. Rekrutmen pegawai Organisasi, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, perlu membuat Peraturan Menteri Kesehatan dalam hal rekrutmen pegawai. Perlu dibuat peraturan yang menyatakan bahwa rekrutmen, terutama rekrutmen untuk PNS internal maupun pegawai honorer, harus dilakukan secara terbuka melalui media internal maupun media lainnya yang dapat diakses oleh banyak orang sehingga berpeluang yang sama bagi para pelamar yang berminat. Pada peraturan tersebut juga perlu dituliskan proses dan tahapan seleksi dan rekrutmen bagi siapapun yang melamar sehingga dapat meminimalisir adanya nepotisme. 2. Budaya kerja a. Bagi pimpinan (pejabat eselon) 1) Di dalam SKP pegawai eselon perlu disebutkan dalam salah satu poin kinerjanya, yaitu menilai pegawai atau anak buahnya secara adil, sesuai fakta tanpa ada rasa keberpihakan, serta memotivasi anak buah untuk berkinerja. 2) Penilaian pegawai dijadikan bahan dasar untuk rewards and punishment bagi yang berkinerja dan yang tidak berkinerja. Rewards dapat berbentuk financial seperti tunjangan kinerja yang lebih besar dibandingkan dengan pegawai yang tidak berkinerja. Rewards dalam bentuk non-financial dapat diberikan seperti adanya ucapan ‘terima kasih’ yang tulus dari pimpinan baik secara tertulis maupun secara lisan yang disampaikan di depan forum, adanya pengakuan ‘best employee of the year’ yang disosialisasikan melalui website ataupun majalah internal di Kementerian Kesehatan. 67 b. Bagi pegawai (anak buah) 1) Perlu dilakukan penilaian atas kinerja diri sendiri. Sebelum atasan menilai, tiap pegawai harus menilai diri sendiri: apa yang telah diperbuat selama ini, memberikan score kepada diri sendiri, mengetahui kelemahan dan kelebihan diri sendiri, serta hambatan yang dialami dalam melakukan tugasnya sehari-hari. 2) Tiap pegawai diberikan kesempatan setiap tahun untuk membuat narasi tentang dirinya: pekerjaan yang diinginkan dan alasannya, keinginan untuk pindah atau tetap untuk pada posisi bekerja semula, tujuan ia bekerja, goal dalam beberapa tahun ke depan, keinginannya untuk tetap menjadi staf tanpa jabatan atau naik ke jenjang yang lebih tinggi, perubahan perbaikan yang dapat dilakukan di posisi/jabatan yang mereka inginkan. Dengan demikian hal tersebut dapat memberikan gambaran sebagai acuan pimpinan untuk mengakomodir jalur dan jenjang karir pegawai yang sesuai dengan yang diinginkan.