I. 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Naget ikan merupakan produk siap saji yang dibuat dari daging giling dengan penambahan bumbu-bumbu dan bahan pengisi kemudian dilumuri dengan pelapis (coating dan breading) lalu dilakukan penggorengan (Aswar, 1995). Naget ikan banyak disukai oleh konsumen karena rasa yang enak dan sifat penyajiannya yang praktis. Berbagai jenis ikan digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan naget, salah satunya ikan tuna. Ikan tuna banyak dimanfaatkan dalam pengolahan naget ikan karena kemelimpahan dan kandungan gizinya. Kemelimpahan ikan tuna berdasarkan data Dirjen Perikanan Tangkap (2012) menunjukkan bahwa penangkapan ikan tuna mengalami peningkatan dari tahun 2010-2012 dengan jumlah penangkapan 39.901-54.300 ton/tahun. Berdasarkan aspek nilai gizi, ikan tuna mengandung protein lebih dari 20% (Direktorat Gizi, 2005). Ikan tuna sebagai bahan baku pembuatan naget dapat dimanfaatkan bagian daging atau serpihan dagingnya (sebagai limbah dari pengolahan tuna). Selain daging, bahan tambahan utama yang penting pada pembuatan naget ikan adalah bahan pengisi berupa tepung. Tepung yang digunakan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan naget ikan diantaranya yaitu terigu dan tapioka. Terigu memiliki keistimewaan dengan kandungan glutennya. Gluten merupakan suatu senyawa pada terigu yang bersifat kenyal, elastis, dan menyebabkan terigu memiliki kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan tepung jenis lainnya (Parker, 2003). Keistimewaan tersebut menyebabkan terigu banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan berbagai jenis makanan di Indonesia. Namun penggunaan terigu dapat mengancam ketahanan pangan nasional karena terigu tidak dapat dibudidayakan di Indonesia sehingga harus mengimpornya dari luar negeri. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan terigu pada pembuatan naget ikan yaitu mengkombinasikan penggunaannya dengan tapioka. Arsitawati et al. (2013) meneliti mengenai penggunaan tapioka dalam mensubtitusi terigu pada pembuatan takoyaki dan berhasil mensubtitusi hingga 40%. Tapioka merupakan produk pangan lokal yang mudah ditemui dan dengan harga yang lebih murah dibandingkan terigu. Kadar amilopektin yang lebih tinggi dibandingkan 1 amilosa (80:20) pada tapioka dapat menghasilkan stabilitas gel yang bagus pada naget ikan (Gardjito et al., 2013). Naget ikan dikatakan baik apabila memenuhi mutu dan kualitas yang ditetapkan SNI 7758:2013 dan disukai oleh konsumen. SNI 7758:2013 mendefinisikan naget ikan sebagai suatu produk olahan yang terdiri dari campuran lumatan daging ikan minimum 30% dengan tepung dan bahan-bahan lainnya. Rasa menjadi paramater utama konsumen (16,60%) dalam membeli naget ikan (Minan, 2009). Namun, naget ikan dengan kualitas gizi yang baik dan rasa yang disukai konsumen cenderung mahal. Sedangkan harga juga memiliki pengaruh 10% terhadap minat konsumen untuk membeli naget (Minan, 2009). Perlu suatu upaya untuk menekan biaya produksi sehingga dapat dihasilkan naget dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau oleh semua kalangan. Standar mutu yang ditetapkan SNI 7758:2013 (kadar air maksimal 60%, kadar lemak maksimal 15%, kadar abu maksimal maksimal 2,5%, dan kadar protein minimal 5%) memberikan peluang untuk dilakukannya peningkatan konsentrasi bahan pengisi dengan kandungan daging ikan minimal 30% dalam campuran adonan. Namun, peningkatan bahan pengisi dapat berpengaruh pada tekstur, rasa, dan parameter lainnya. Peningkatan konsentrasi bahan pengisi diharapkan dapat menghasilkan naget ikan yang memenuhi standar mutu, disukai konsumen dan harga terjangkau sehingga diperoleh penambahan bahan pengisi yang tepat, oleh karena itu perlu diteliti mengenai pengaruh peningkatan konsentrasi bahan pengisi (kombinasi terigu-tapioka) terhadap karakterisik naget ikan tuna. 2. Tujuan 2.1 Mengetahui pengaruh kombinasi terigu dan tapioka sebagai bahan pengisi terhadap karakteristik kimia (kadar protein, kadar air, kadar lemak, kadar abu, dan kadar karbohidrat) naget ikan tuna. 2.2 Mengetahui pengaruh kombinasi terigu dan tapioka sebagai bahan pengisi terhadap karakteristik fisik (stabilitas emulsi adonan, volume spesifik, tekstur, dan stuktur mikroskopis) naget ikan tuna. 2.3 Mengetahui pengaruh kombinasi terigu dan tapioka sebagai bahan pengisi terhadap tingkat kesukaan konsumen pada naget ikan tuna. 2