Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 1, Desember 2016, Hal 14 – 27 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik) HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP GURU TERHADAP PEKERJAAN DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU (The Relationship of Principal Leadership and Teachers’ Attitude to their Work with the Teacher’s Professional Competence) SONEDI Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Jl. RTA Milono Km.1,5 Palangka Raya, Kalimantan Tengah 73111 e-mail : [email protected] ABSTRACT The aim of this study; 1). to know the relationship of the principal leadership to the teacher’s professional competence at Junior High School of Palangka Raya city; 2). to know the relationship of teachers’ attitudes to their work, and 3). to know the relationship of principal leadership, teachers’ attitudes to their work with the teachers’ professional competence at the private Junior High School of Palangka Raya city. These results showed that: 1) there is a significant relationship with the leadership of the principal with the economic teachers’ professional competence at the private Junior High School of Palangka Raya city. It means that the higher of the level of the principal leadership, it will be followed by the higher of the professional competence of the teachers. Conversely, the lower of the leadership of the principal, the professional competence of the teachers will be lower too; 2) there is a significant relationship of the teachers’ attitude to their work with the economic teachers’ professional competence at private Junior High Shool in Palangka Raya city. It means that the higher of positive teachers’ attitude to work, the professional competency of the teachers will be higher, and vice versa; 3) there is a significant relationship of the principal leadership and teachers’ attitudes to their work with economic teachers’ professional competence at the private Junior High School in Palangka Raya city. Keywords: leadership of the principal, teachers’ attitudes to their work and teachers’ professional competence ABSTRAK Penelitian ini bertujuan: 1). untuk mengetahui hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi professional guru di SMP Negeri Kota Palangka Raya; 2). untuk mengetahui hubungan sikap guru terhadap pekerjaan, dan 3). untuk mengetahui hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi professional guru di SMP Negeri Kota Palangka Raya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) ada hubungan yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru ekonomi di SMP Negeri Kota Palangka Raya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kepemimpinan kepala sekolah, maka akan diikuti semakin tinggi pula kompetensi professional guru. Sebaliknya semakin rendah kepemimpinan kepala sekolah, akan semakin rendah pula kompetensi profesiona guru; 2) ada hubungan yang signifikan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi professional guru ekonomi di SMP Negeri Kota Palangka Raya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi sikap positif guru terhadap pekerjaannya, akan semakin tinggi pula kompetensi professional guru, demikian juga sebaliknya; 3) ada hubungan yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi professional guru ekonomi di SMP Negeri Kota Palangka Raya. Kata kunci: kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru terhadap pekerjaan dan kompetensi professional guru 14 Sonedi, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan… PENDAHULUAN tugas yang berat dari seorang guru ini pada Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi. sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia normatif. Menyadari menurut belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan pemerintah sangat serius menangani bidang oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang menjalankan tugasnya. Menurut Aqib (2013) guru baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri di sekolah, karena guru merupakan sentral serta untuk sumber kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut bermasyarakat, hal proses tersebut, hidup akan ukuran Guru memegang peranan sentral dalam berbangsa dan bernegara. dinyatakan bahwa guru merupakan komponen Reformasi pendidikan merupakan respon yang berpengaruh dalam peningkatan mutu terhadap perkembangan tuntutan global sebagai pendidikan di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa suatu sistem kemampuan atau kompetensi profesional dari pendidikan yang mampu mengembangkan sumber seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan. daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman Berdasarkan hasil uji kompetensi guru pada upaya yang untuk sedang mengadaptasikan berkembang. reformasi tahun 2015 bidang pedagogik, rata-rata kompetensi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa guru di Indonesia hanya 56,69%. Angka ini masih depan yang Melalui jaminan bagi relatif jauh di bawah standar nilai kompetensi manusia untuk minimal yang diharapkan yaitu 75%. Berdasarkah mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya hasil penelitian yang dilakukan oleh John Hattie ada secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa beberapa depan. belajar peserta didik antara lain: karakteristik siswa perwujudan memberikan hak-hak azasi Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan (Djamarah, 2012). Dalam faktor yang mempengaruhi pristasi (49%), guru (30%) dan lain-lain (21%) (Pikiran Rakyat: 4 Mei 2016). proses pendidikan di sekolah, guru memegang Tingkat kompetensi profesional guru pada tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. dasarnya dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan itu sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak terhadap pekerjaan yang diemban. Sedangkan didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas faktor luar yang diprediksi berpengaruh terhadap membimbing dan membina anak didik agar kompetensi menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala kreatif, sekolah merupakan pemimpin guru di sekolah. dan mandiri. Djamarah (2012) sendiri yaitu bagaimana profesional guru seorang bersikap guru yaitu berpendapat bahwa mengajar maupun mendidik Sikap manusia diidentifikasi oleh para ahli merupakan tugas dan tanggung jawab guru dalam berbagai versi. Sikap guru terhadap sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, pekerjaan merupakan keyakinan seorang guru 15 Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 1, Desember 2016, Hal 14 – 27 mengenai disertai pekerjaan yang diembannya, yang adanya perasaan tertentu, ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik) proses pendidikan dan proses belajar mengajar dan dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan memberikan dasar kepada guru tersebut untuk bangsa. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai membuat respons atau berperilaku dalam cara seseorang yang diberi tugas untuk memimpin tertentu sesuai pilihannya. Sikap guru terhadap sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab atas pekerjaan mempengaruhi tindakan guru tersebut tercapainya dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Bilamana diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di seorang guru memiliki sikap positif terhadap sekolah. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan pekerjaannya, maka sudah barang tentu guru kepala sekolah adalah signifikan bagi keberhasilan akan menjalankan fungsi dan kedudukannya sekolah. tujuan sekolah. Kepala sekolah sebagai tenaga pengajar dan pendidik di sekolah Wahjosumidjo (2015: 431) mengemukakan dengan penuh rasa tanggung jawab. Demikian bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah pula sebaliknya seorang guru yang memiliki sikap prestasi atau sumbangan yang diberikan oleh negatif terhadap pekerjaannya, pastilah dia hanya kepemimpinan seorang kepala sekolah, baik menjalankan fungsi dan kedudukannya sebatas secara kualitatif maupun kuantitatif yang terukur rutinitas belaka. Untuk itu amatlah perlu kiranya dalam rangka membantu tercapainya tujuan ditanamkan sikap positif guru terhadap pekerjaan, sekolah. Penampilan kepemimpinan kepala mengingat sekolah ditentukan oleh faktor kewibawaan, sifat peran guru dalam lingkungan pendidikan dalam hal ini sekolah amatlah sentral. Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya dan keterampilan, perilaku maupun fleksibilitas pemimpin. Selanjutnya Wahjosumidjo (2015), terhimpun unsur-unsur yang masing-masing baik agar secara kelompok berhasil memberdayakan segala sumber daya melakukan hubungan keja sama untuk mencapai sekolah untuk mencapai tujuan sesuai dengan tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain situasi, diperlukan seorang kepala sekolah yang adalah sumber daya manusia yang terdiri dari memiliki kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau kepribadian, siswa, pelatihan dan pengetahuan profesional, serta perseorangan dan orang maupun tua siswa. Tanpa mengenyampingkan peran dari unsur-unsur lain fungsi kepemimpinan kemampuan keahlian kepala profesional dasar, sekolah yaitu: pengalaman, kompetensi administrasi dan pengawasan. dari organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru Kemampuan profesional kepala sekolah merupakan personil intern yang sangat berperan sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung penting jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar dalam menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah. Keberhasilan mengajar yang kondusif, sehingga guru-guru pada dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas dan peserta didik dapat belajar dengan tenang. penampilan sekolah Disamping itu kepala sekolah dituntut untuk (Wahjosumidjo, 2015). Sedangkan sekolah sebagai dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan hal ini guru. 16 suatu seorang sekolah kepala Sonedi, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan… Berdasarkan uraian di atas, menunjukkkan Kemampuan-kemampuan di sini merupakan hasil bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan sikap dari penggabungan dari kemampuan yang banyak guru terhadap pekerjaan merupakan faktor yang jenisnya, cukup menentukan tingkat kompetensi profesional keterampilan, kepemimpinan, kecerdasan, dan guru. lain-lain yang dimiliki seseorang untuk mencapai Sehinga dapat diduga bahwa masih rendahnya kompetensi profesional guru dalam dapat berupa pengetahuan, tujuan organisasi. hal ini guru Ekonomi SMP Negeri di Kota Sonedi (2011), mengemukakan kompetensi Palangka Raya. Kompetensi profesional guru itu pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa sendiri yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) yang rendah, kepemimpinan kepala sekolah yang kurang efektif dan sikap guru yang seseorang negatif terhadap pekerjaannya. kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya Berdasarkan uraian di atas, dalam suatu pekerjaan, berupa maka dapat ditampilkan atau ditunjukkan. Agar dapat permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai melakukan (be able to do) sesuatu dalam berikut: (1) apakah ada hubungan kepemimpinan pekerjaannya, kepala sekolah dengan kompetensi guru ekonomi memiliki di SMP Negeri Kota Palangka Raya?; (2) apakah pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan ada hubungan sikap guru terhadap pekerjaan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang dengan kompetensi professional guru ekonomi di pekerjaannya. tentu kemampuan saja seseorang (ability) harus dalam bentuk SMP Negeri Kota Palangka Raya? (3) apakah ada Istilah profesional guru bukan merupakan hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap istilah asing dalam dunia pendidikan. Secara guru terhasap pekerjaan dengan kompetensi guru sederhana, profesional berasal dari kata profesi ekonomi di SMP Negeri Kota Palangka Raya?. yang berarti jabatan. Orang yang profesional Penelitian adalah orang yang mampu melaksanakan tugas ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepemimpinan kepala sekolah, sikap jabatannya secara guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi konseptual maupun aplikatif. profesional guru ekonomi SMP Negeri Kota profesional adalah guru Palangka Raya. kemampuan yang mumpuni dalam melaksanakan Moqvist mumpuni, baik secara Guru yang yang memiliki (dalam Sonedi, 2011) bahwa kompetensi telah Profesi diukur berdasarkan kepentingan digambarkan dari sudut keadaan yang nyata yang dan tingkat kesulitan yang dimiliki. Dalam dunia berkenaan dengan individu dan pekerjaan . keprofesian dikenal terminologi kualifikasi profesi Menurut Littrell (1984: 310) kompetensi adalah yaitu: kekuatan mental dan fisik untuk melakukan tugas terampil, dan quasi profesi. Gilley dan Eggland atau keterampilan yang dipelajari melalui latihan (dalam Karsidi, 2005) mendefinisikan profesi dan praktik. Sedangkan menurut Kenezevich sebagai bidang usaha manusia berdasarkan (1984: 17), kompetensi adalah kemampuan- pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi. pelakunya diperlukan masyarakat. mengemukakan tugas jabatan guru (Sonedi, 2011). profesi, semi profesi, terampil, tidak 17 Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 1, Desember 2016, Hal 14 – 27 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik) Mengacu kepada uraian di atas, maka memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan kompetensi profesional guru dapat diartikan dan pekerjaan, dan setia terhadap harkat dan sebagai dalam martabat manusia, (2) kompetensi profesional melaksanakan tugas profesi keguruan dengan meliputi; mengerti dan dapat menerapkan landasan penuh tanggung jawab dan dedikasi tinggi dengan kependidikan filosofis maupun psikologis, mengerti sarana penunjang berupa bekal pengetahuan yang dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dimilikinya. Kompetensi merupakan perilaku yang dengan ingkat perkembangan perilaku peserta irasional didik, mampu menangani mata pelajaran atau kemampuan untuk seorang mencapai guru tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang bidang dipersyaratkan mengerti pula. Kompetensi sangat studi dan yang ditugaskan dapat kepadanya, menerapkan metode diperlukan untuk mengembangkan kualitas dan mengajar yang sesuai, mampu menggunakan alat aktivitas tenaga kependidikan. dan fasilitas belajar, mampu mengorganisasikan Ibrahim (2014) berpendapat bahwa inovasi dan melaksanakan program pengajaran, mampu adalah suatu gagasan, teknik-teknik atau benda melaksanakan evaluasi belajar, dan mampu yang disadari dan diterima oleh seseorang atau menumbuhkan kelompok untuk diadopsi. Inovasi sebagai sesuatu kompetensi sosial guru meliputi; kemampuan gagasan atau ide baru yang diterapkan untuk berkomunikasi dengan masyarakat, bergaul dan membuat atau mengembangkan sebuah produk, melayani masyarakat dengan baik, mendorong proses atau jasa. Sedangkan Sudjana (2010) dan menunjang kreativitas masyarakat, menjaga mengemukakan (1) emosi dan perilaku yang kurang baik, dan mempunyai pengetahuan tentang belajar dan menempatkan diri sesuai dengan tugas dan tingkah laku manusia, (2) mempunyai pengetahuan fungsinya baik di sekolah maupun di lingkungan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, (3) masyarakat. empat kompetensi guru: mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, kepribadian Berdasarkan uraian peserta di didik, atas, (3) konsep sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang kompetensi profesional guru dalam penelitian ini dibinanya, dan (4) mempunyai keterampilan teknik dapat mengajar. melaksanakan tugas keguruan yang dapat dilihat Berdasarkan Undang-undang Guru dan dari diartikan sebagai kemampuan kemampuan merencanakan dasar program Dosen bahwa tenaga kependidikan harus memiliki belajar mengajar, kemampuan melaksanakan kompetensi pribadi, profesional, sosial. Uraian dari atau mengelola proses belajar mengajar, dan ketiga kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: kemampuan menilai proses belajar mengajar. (1) kompetensi pribadi seorang guru meliputi; Kepala sekolah tersusun dari dua kata yaitu memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik “kepala” yang dapat diarti sosial maupun agama, memiliki pengetahuan pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah budaya dan tradisi, memiliki pengetahuan tentang lembaga, dan “sekolah” yaitu sebuah lembaga di inti demokrasi, memiliki apresiasi dan kesadaran mana menjadi tempat menerima dan member sosial, memiliki pengetahuan tentang estetika, pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah dapat 18 kan ketua atau Sonedi, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan… didefinisikan sebagai seseorang tenaga George R.Terry, menjelaskan bahwa untuk leadership is the activit of influencing people to dimana strive willingly for group objectives. Pendapat lain diselenggarakan proses belajar mengajar, atau dari Stoner, kepemimpinan adalah suatu proses tempat di mana terjadinya interaksi antara guru pengarahan yang memberi pelajaran dan murid yang menerima kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang pelajaran. saling berhubungan tugasnya. Sedangkan Harold fungsional guru memimpin yang diberi suatu tugas sekolah dan pemberian pengaruh pada Kepala sekolah dilukiskan sebagai orang Koontz and Cyril O’Donnell, menjelaskan bahwa yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan state that leadership is influencing people to follow para siswa. “Kepala sekolah adalah mereka yang in the achivement of a common goal. Handbook banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan of Leadership, memberikan mereka yang menentukan irama bagi sekolah definisi kepemimpinan sebagai“suatu interaksi mereka” antar (Lipham, menunjukkan sekolah 1985). Urian pentingnya dalam tersebut peranan menggerakkan kepala kehidupan sekolah guna mecapai tujuan. Kepemimpinan anggota merupakan suatu agen kelompok”. perubahan, Pemimpin orang yang perilakunya akan lebih memengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang memengaruhi adalah bagian penting mereka. Kepemimpinan timbul manjemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. anggota kelompok Kepemimpinan merupakan kemampuan yang kompetensi anggota lainnya di dalam kelompok”. mengubah ketika satu motivasi atau dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang Banyak lagi definisi tentang kepemimpinan, lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. sama seprti banyaknya orang yang membuat Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga definisi itu. Ada tiga implikasi penting yang mencakup seperti tercakup dalam kepemimpinan dari beberapa perencanaan, penorganisasian, pengawasan dan definisi di atas yaitu: Pertama, kepemimpinan evaluasi (Handoko, 2012). Lebih lanjut Handoko melibatkan orang lain, seperti bawahan atau (2012) atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil leadership dalam pengertian umum menunjukkan apabila dia berhasil memimpin karyawannya atau suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, pembantu-pembantu membimbing, pengontrol perilaku, perasaan serta dengan dia untuk memajukan perusahaan. Jadi tingkah laku terhadap orang lain yang ada di wirausaha bawah peranan melibatkan para karyawan dalam segala aktivitas dalam perusahaan. Untuk melibatkan para karyawan, fungsi-fungsi mengungkapkan pengawasannya. kepemimpinan pembentukan Handoko lainnya kepemimpinan Disinilah berpengaruh perilaku (2012) besar bawahan. kepemimpinan kemampuan seseorang untuk menurut harus kemungkinan yang pandai pemimpin mau bekerjasama merangkul harus dan menggunakan merupakan berbagai cara misalnya memberi hadiah, memberi mempengaruhi nasehat, memberi imbalan yanng cukup kepada orang lain agar mencapai tujuan dan sasaran. karyawan, kepemimpinan dan sebagainya. menyangkut Kedua, pembagian 19 Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 1, Desember 2016, Hal 14 – 27 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik) kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas sebagai untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada kepala sekolah dituntut untuk dapat memberi karyawan atau seorang karyawan yang diangkat keteladanan menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu. menyusun administrasi dan program sekolah, Dalam telah menentukan anggaran belanja sekolah, dan membagikan kekuasaannya kepada karyawan pembagian pelaksanaan tugas. Sementara itu lain untuk bertindak atas nama dia. Selanjutnya empat pola perilaku kepemimpinan yang lazim segala macam informasi sebagai hasil dari disebut gaya kepemimpinan meliputi perilaku pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan dapat instruktif, konsultatif, partisipatif, dan delegatif. hal ini seorang wirausaha dimonitor oleh pimpinan. Ketiga, kepemimpinan menyangkut penanaman pemimpin, dalam maka pelaksanaan seorang tugas, Sears, Freedman, & Peplau (1992) sikap dalam adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, rangka mengarahkan para bawahan. Seorang yang diatur melalui pengalamanyang memberikan wirausaha tidak hanya mengingatkan apa yang pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon harus dikerjakan oleh karyawan tetapi juga harus individu pada semua obyek dan situasi yang mampu berkaitan dengannya. memajukan pengaruh seorang perusahaan. Seorang wirausaha juga harus dapat memberi contoh yang David, Crutchfield, & Ballachey (1962 :137- baik, bagaimana melaksanakan pekerjaan sesuai 139) sikap merupakan masalah pokok dalam dengan yanng diperintahkan. psikologi Kepemimpinan penelitian ini kepala merupakan sekolah kemampuan sosial. Setiap kegiatan dalam kemanusiaan, siatur oleh sikap manusia itu dari sendiri. Dengan demikian sikap merupakaan seorang kepala sekolah dalam mempengaruhi kecendrungan penilaian positif dan menggerakkan bawahan sosial atau negatif, dalam suatu perasaan emosional dan kecendrungan pro dan kontra organisasi atau lembaga sekolah guna tercapainya tujuan sekolah. Terdapat empat terhadap mencerminkan objek tingkah laku sosial. sosial Sikap individu. macam pendekatan studi kepemimpinan, yaitu: (1) Dengan demikian, sikap dapat digambarkan pendekatan (2) sebagai kecenderungan subyek merespon suka pendekatan sifat, (3) pendekatan perilaku, dan (4) atau tidak suka terhadap suatu obyek. Dalam pendekatan dari bahasan ini yang berperan sebagai subyek yaitu yaitu guru dan obyek yaitu pekerjaan yang diemban pengaruh kewibawaan, situasional. kepemimpinan secara Fungsi garis besar mempengaruhi dan menggerakkan orang lain dalam suatu organisasi agar mau melakukan apa yang dikehendaki Morgan, (1986: 328) mengatakan dapat dipahami tercapainya tujuan. Sedangkan syarat seorang bahwa sikap merupakan suatu bentuk evaluasi pemimpin yaitu harus memiliki kemampuan dasar atau reaksi perasaan terhadap suatu obyek. berupa technical skills, human skil, dan conceptual Seseorang bersikap terhadap suatu obyek dapat skill, diketahui dari evaluasi perasaannya terhadap profesional. 20 pengetahuan Dengan pemimpin Memperhatikan uraian tersebut di atas, guna serta seorang para guru. dan keterampilan terpenuhinya syarat obyek tersebut. Evaluasi perasaan ini dapat Sonedi, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan… berupa perasaan senang-tidak senang, memihak (dalam Sonedi, 2011) hasil penelitiannya tidak memihak, favorit–tidak favorit, dan positif– mengungkapkan bahwa komitmen dan loyalitas negatif. guru terhadap pekerjaannya melaksanakan tugas Sikap guru terhadap pekerjaan merupakan mengajar sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan keyakinan seorang guru mengenai pekerjaan kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki peran yang diembannya, yang disertai adanya perasaan yang kuat dalam mengkoordinasi, menggerakkan, tertentu, dan memberikan dasar kepada guru dan tersebut untuk membuat respons atau berperilaku Sedangkan kepemimpinan kepala sekolah secara dalam cara tertentu sesuai pilihannya. Sikap guru signifikan berpengaruh terhadap prestasi belajar terhadap pekerjaan mempengaruhi tindakan guru peserta didik. tersebut dalam menjalankan aktivitas kerjanya. menyerasi Hipotesis kegiatan dalam pembelajaran. penelitian ini adalah Bilamana seorang guru memiliki sikap positif sebagai berikut : 1) ada hubungan kepemimpinan terhadap pekerjaannya, maka guru tersebut akan kepala sekolah dengan kompetensi profesional menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai guru di SMP Negeri Kota Palangka Raya; 2) ada tenaga pengajar dengan penuh rasa tanggung hubungan sikap guru terhadap pekerjaan dengan jawab. kompetensi profesional guru di SMP Negeri Kota Demikian pula sebaliknya seorang guru yang memiliki sikap negatif terhadap Palangka Raya; 3) ada hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaannya, pastilah dia hanya menjalankan pekerjaan dengan kompetensi profesional guru di fungsi SMP Negeri Kota Palangka Raya. dan belaka. kedudukannya Untuk itu, sebatas amatlah perlu rutinitas kiranya METODOLOGI ditanamkan sikap positif dan profesionalisme guru terhadap pekerjaan, mengingat peran guru dalam lingkungan pendidikan. penelitian ini adalah metode survei. Penelitian ini Sikap guru terhadap pekerjaan dapat dilihat dalam bentuk terhadap persepsi pekerjaan Metode penelitian yang digunakan dalam dan maupun kepuasaannya dalam bentuk bersifat korelasional karena penelitian berusaha mendeskripsikan hubungan antara beberapa variabel penelitian yaitu variabel kepemimpinan motivasi kerja yang ditampilkan. Guru yang kepala memiliki sikap positif terhadap pekerjaan, sudah pekerjaan sebagai variabel bebas dan kompetensi barang tentu akan menampilkan persepsi dan professional guru sebagai variabel terikat. kepuasan yang baik sekolah dan sikap guru terhadap terhadap pekerjaannya Populasi target dalam penelitian ini, seluruh maupun motivasi kerja yang tinggi, yang pada SMP Negeri yang ada di Kota Palangka Raya. akhirnya akan mencerminkan seorang guru yang Populasi sasaran hanya 10 SMP Negeri, dengan mampu bekerja secara profesional dan memiliki jumlah guru 50 orang. Semua populasi diambil kompetensi profesionalisme yang tinggi. sebagai sampel penelitian, karena jumlah jumlah Kecenderungan tersebut berpengaruh terhadap situasi guru di sekolah. Jamaluddin populasi tidak mencapai 100 orang atau disebut juga dengan penelitian populasi. 21 Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 1, Desember 2016, Hal 14 – 27 Teknik pengumpulan data tentang ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik) Berdasarkan hasil perhitungan tersebut kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 terhadap maka hipotesis penelitian diterima. Artinya ada pekerjaan menggunakan metode kuesioner dengan Skala Likert. Sedangkan pada hubungan kompetensi menggunakan kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi metode tes berupa tes kompetensi. Selanjutnya professional guru ekonomi. Hubungan ini ditunjukan kuesioner dan soal tes diujikan kepada para guru dengan nilai korelasi 0,498 termasuk dalam yang menjadi sampel penelitian yang berjumlah kategori sedang. Hasil perhitungan SPSS bisa 50 orang. dilihat dalam tabel 1. profesional guru positif yang signifikan antara Teknik analisis data dilakukan melalui tiga Hipotesis kedua menyatakah bahwa: ada tahapan, yaitu tahap deskripsi data, tahap uji hubungan positif sikap guru terhadap pekerjaan persyaratan pengujian dengan kompetensi profesional guru ekonomi di hipotesis. Analisis data berdasarkan tiga tahapan SMP Negeri Kota Palangka Raya. Berdasarkan tersebut dibantu dengan program SPSS for hasil Windows. perhitungan analisis, dan tahap analisis data SPSS dengan 20.0 for menggunakan windows, yaitu diperoleh nilai koefisinsi korelasi sebesar 0,571 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 0,000 pada tingkat dilakukan guna kepercayaan 0,05. mengetahui apakah hipotesis yang diungkapkan Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 Berdasarkan ternyata maka hipotesis penelitian diterima. Artinya ada dilakukan sebab hubungan positif yang signifikan antara sikap guru ditentukan untuk terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional dan guru ekonomi. Hubungan ini ditunjukan dengan nilai homogenitas dari data yang diperoleh telah dapat korelasi 0,571 termasuk kategori sedang. Hasil dipenuhi. perhitungan SPSS nya bisa dilihat dalam tabel 2. hasil uji persyaratan pengujian hipotesis dapat sejumlah persyaratan yang pengujian hipotesis, seperti normalitas Hipotesis pertama menyatakah bahwa: ada Hipotesis ketiga menyatakah bahwa: ada hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah hubungan positif kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru ekonomi di dan SMP Raya.Untuk kompetensi profesional guru ekonomi di SMP mengetahui hubungan kedua variabel tersebut, Negeri Kota Palangka Raya. Berdasarkan hasil maka teknik analisisnya menggunakan analisis analisis data dengan menggunakan perhitungan korelasi hasil SPSS 20.0 for windows, yaitu diperoleh nilai analisis data dengan menggunakan perhitungan koefisinsi korelasi sebesar 0,487 dengan taraf SPSS 20.0 for windows, yaitu diperoleh nilai signifikansi 0,000 pada tingkat kepercayaan 0,05. Negeri product Kota Palangka moment. Berdasarkan koefisinsi korelasi sebesar 0,498 dengan taraf signifikansi 0,000 pada tingkat kepercayaan 0,05. 22 sikap guru terhadap pekerjaan dengan Sonedi, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan… Tabel 1. Uji hipotesis korelasi Kepemiminan_Kepala_ Sekolah Pearson Correlation Kepemimpinan Kepala Sekolah 1 Kompetensi Profesional Guru ** .498 Sig. (2-tailed) .000 N Kompetensi_Profesional _Guru Pearson Correlation 50 50 ** 1 .498 Sig. (2-tailed) .000 N 50 50 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) Tabel 2. Uji hipotesis korelasi Sikap Guru Terhadap Pekerjaan Pearson Correlation Kepemimpinan Kepala Sekolah 1 Kompetensi Profesional Guru ** .571 Sig. (2-tailed) .000 N Kompetensi_Profesional _Guru Pearson Correlation 50 50 ** 1 .571 Sig. (2-tailed) .000 N 50 50 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) Berdasarkan tersebut kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 umumnya sama, hanya yang menjadi perhatian maka hipotesis penelitian diterima. Artinya ada guru hubungan Kecenderungan tersebut berpengaruh terhadap positif hasil yang perhitungan signifikan antara adalah kegiatan kepala sekolah. kepemipinan kepala sekolah dan sikap guru situasi guru di sekolah. Pendapat Rosilawati terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional (2001) dalam penelitiannya menyatakan bahwa guru. Hubungan ini ditunjukan dengan nilai korelasi dalam upaya mewujudkan sekolah efektif, di 0,487 termasuk dalam kategori sedang. samping kreativitas pendidikan dari guru, murid, Berdasarkan hasil penelitian di atas yang dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi pendidikan, ternyata berbagai keterampilan yang Product dimiliki kepala sekolah mempunyai peranan yang Moment, menunjukan bahwa ada hubungan kepemimpinan kepala sekolah, sikap sangat guru sumber daya yang ada maupun mencari sumber terhadap pekerjaan dengan kompetensi professional guru. Artinya bahwasemua hipotesis penting, baik dalam memberdayakan yang belum tersedia. penelitian diterima. Hal tersebut sejalan dengan Shum dan Cheng (1997) meneliti mengenai pendapat R.M. Imam I. Tunggara (2001), dalam pengaruh kepemimpinan kepala sekolah wanita penelitiannya terhadap sikap kerja para guru di 77 sekolah yang bahwa perhatian guru dalam 23 Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 1, Desember 2016, Hal 14 – 27 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik) dipimpin oleh kepala sekolah wanita dengan 321 kepemimpinan (type of leadership) dan pemimpin para guru sebagai responden. Hasil penelitiannya (leader), dari 33 faktor lain yang berpengaruh. mengungkapkan bahwa kepemimpinan kepala Lebih lanjut dikemukakan enam faktor yang sekolah terhadap turut menentukan tingkat produktivitas,yaitu: tanggungjawab para guru, rasa kebersamaan pendidikan, teknologi, tata nilai, iklim kerja, derajat dalam kesehatan, dan tingkat upah minimal. Keenam berpengaruh komunitas, signifikan dan perhatian pada profesionalisme guru, dinyatakan bahwa persepsi faktor positif dari dimensi kepemimpinan kepala sekolah. tenaga kerja. Kesimpulannya adalah: bahwa gaya Selain itu menempatkan kinerja sebagai landasan utama, membangun jaringan dari berbagai tipe manusia yang berlainan, mendorong pengembangan peningkatan profesionalisme pembelajaran melalui mengedepankan terhadap kinerja pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerja dalam mencapai tujuan. dimensi dkk, (1996) membuktikan bahwa perilaku dan prestasi siswa dipengaruhi oleh pendidik/guru. terpeliharanya (professional berpengaruh produktivitas Penelitian Hinde seperti yang dikutip Elliot, Organisasi sekolah yang efektif akan selalu profesional kepemimpinan mengandung serta pengetahuan dan informasi. memprioritaskan tersebut komunitas community) nilai-nilai Guru yang bersikap positif cendrung memiliki siswa yang berprestasi tinggi dan memiliki yang keterampilan positif dalam mengerjakan tugas. kebersamaan, Adanya hubungan tersebut didukung oleh Joni demokrasi dan hubungan dialogis. Kruse, Louis, (1991) dan Bryk, (1995) dan Louis, dan Marks (1996) persyaratan penting bagi terwujudnya pendidikan menilai masyarakat profesional sebagai cikal yang bermutu adalah apabila pelaksanaannya bakal terwujudnya pembelajaran yang efektif di dilakukan oleh guru-guru yang profesional. sekolah. Ciri utama masyarakat ini adalah mengemukakan Meter (2003) bahwa dalam salah hasil satu penelitian tanggungjawab kolektif terhadap aktifitas belajar mengungkapkan bahwa ada hubungan antara semua siswa untuk mencapai mutu dan tujuan perilaku kepemimpinan dalam hal ini kelapa pendidikan. Lebih lanjut, Marks dan Louis (1997) sekolah dengan profesionalisme guru. Ini berarti, dalam penelitiannya mengidentifikasi masyarakat semakin baik perilaku kepala sekolah akan tersebut ke dalam lima ciri utama yaitu norma dan semakin nilai bersama, fokus terhadap belajar siswa, Selanjutnya Pidarta (2014) menemukan bahwa aktivitas kolektif, de-privatisasi praktik, dan dialog kepala sekolah yang memiliki kompetensi dan reflektif. perilaku baik yang menberikan kesempatan untuk E. kesimpulan Mulyana (2000), pengaruh tingkat prifesionalime guru. mengadakan diskusi-diskusi kelompok bidang gaya studi akan bisa meningkatkan profesionalisme kepemimpinan yang kutip dari hasil penelitian guru. Lebih lanjut Duke (1991) mengungkapkan Sutermeister (1980), bahwa ada beberapa faktor bahwa kepala sekolah yang memberikan peran- determinan terhadap produktivitas kerja antara peran lain: iklim kepemimpinan (leadership climate), tipe meningkatkan profesionalisme guru. 24 mengenai memberikan tinggi tertentu kepada guru akan dapat Sonedi, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan… Berdasarkan pendapat di atas, Saran hasil penelitian ini sangat mendukung dan teruji bahwa Berdasarkan kesimpulan maka dapat kepemimpinan kepala sekolah secara signifikan disarankan beberapa hal sebagai berikut: memiliki a. bagi kepala sekolah, agar dapat meningkatkan hubungan dengan kompetensi professional guru. Begitu juga dengan sikap guru kualitas terhadap kompetensi kapasitas yang memadai sehingga mampu professional guru, memperkuat teori dan hasil mempengaruhi dan menggerakkan para guru penelitian terdahulu walaupun berdasarkan hasil guna meningkatkan sikap penelitian hubungan antar variabel ada pada pekerjaan kategori sedang. professional guru mencapai mutu pendidikan pekerjaan dengan kepemimpinan untuk sehingga positif meningkatkan memiliki terhadap kompetensi yang lebih baik; KESIMPULAN DAN SARAN b. bagi guru hasil penelitian ini diharapkan pengetahuan dan dapat mengurangi sikap Simpulan Berdasarkan hasil negatif terhadap pekerjaan. Hal ini dapat penelitian dapat dilakukan dengan menjalankan fungsi dan disimpulkan: kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan a. ada hubungan yang signifikan kepemimpinan pendidik di sekolah dengan penuh rasa kepala sekolah dengan kompetensi profesional tanggung jawab, memiliki kemandirian dalam guru ekonomi di SMP Negeri Kota Palangka peningkatan Raya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi meningkatkan pemahaman tentang prosedur tingkat kepemimpinan kepala sekolah, maka kelas dalam melaksanakan pembelajaran di akan diikuti semakin tinggi pula kompetensi kelas. profesionalisme dan perlu professional guru. Sebaliknya semakin rendah kepemimpinan kepala sekolah, akan semakin rendah pula kompetensi profesiona guru; b. ada hubungan yang signifikan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi professional guru ekonomi di SMP Negeri Kota Palangka Raya. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi sikap positif guru terhadap pekerjaan, akan semakin tinggi pula komptensi professional guru, demikian juga sebaliknya; c. ada hubungan yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi professional guru ekonomi di SMP Negeri Kota Palangka DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2013. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia. David, K.,Crutchfield, R.S., & Ballachey, E.L. 1962. Individual and Society. Tokyo: McGraw Hill, Kagakusha Ltd. Djamarah, Syaiful B. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Duke, D.L., & Corno, L. 1991. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pengajaran. Surabaya: Laboratorium Administrasi Pendidikan FIP IKIP Surabaya. Raya. 25 Anterior Jurnal, Volume 16 Nomor 1, Desember 2016, Hal 14 – 27 ISSN 1412-1395 (cetak) 2355-3529 (elektronik) Elliot, S.N., Kretochwill, T.R., Liitlefield, J., & Travers, J.F. 1996. Educational Psychology: Effective Teacher and Effective Learning. Dusuque: Brown & Benchmark. Morgan, Clifford T. et. al. 1986 Introduction to Psychology. New York: McGraw-Hill. Ibrahim, R. 2012. Kurikulum Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIB UPI Pidarta, M. 2014. Peran Kepala Sekolah pada Pendidikan Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Joni, T.R. 1991. Pokok-pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru, Mencari Strategi Pembangunan Nasional Menjelang Abad XXI. Jakarta: PT. Grasindo. R.M. Imam, I. Tunggara. 2001. Peranan Kepala Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus pada SLTP Swasta Kota Bandung), Tesis, Bandung: Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, h. 141. Karsidi, R. 2005. Profesionalisme Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Dewan Pendidikan Kabupaten Wonogiri, 23 Juli 2005. Kenezevich, S.J. 1984. Administration of Public Education. New York: Harper Collins Publisher. Kruse, S.D., Louis, K.S., & Bryk, A.S. 1995. An Emerging Framework for Analyzing SchoolBased Professionalism and Community. Thousands Oaks, CA: Corwin. Lipham, J.M., Rankin, R.E., & Hoeh, J.A., Jr. 1985. The Principalship: Concepts, Competencies, and Cases. New York: Logman, Inc. Litrell, J.J. 1984. From School to Work. A Cooperative Education Book. South Holland, Illinois: The Goodheart Willcox Campany, Inc. Louis, K.S., & Marks, H.M. 1996. Does Professional Community Efect the Classroom? Teachers’ Work and Studens Experiences in Restructuring School. Madison, WI: Center on Organization and Restructuring of School, University of Wisconsin. Meter, I.G. 2003. Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan, Iklim Sekolah, dan Profesionalisme Guru dengan Motivasi Kerja Guru pada Sekolah Menengah Umum Negeri di Propinsi Bali. Disertasi tidak 26 diterbitkan. Malang: PPs Universitas Negeri Malang. Rosilawati. 2001. Pemberdayaan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah dalam Mengelola Pendidikan untuk Mewujudkan Sekolah Efektif (Studi Evaluatif pada SDN di Lingkungan Cabang Dinas P & K Kecamatan Sukasari Kota Bandung), Tesis, Bandung: Program Studi Administrasi Pendidikan (S2), Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Sears, D.O., Freedman, J.L., & Peplau, L.A. 1992. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Shun, L.C., & Cheng, Y.C. 1997. Perception Among Women Principals’ Leadership and Teachers’ Work Attitudes. Journal of Educational Administration. 35 (2): 165 – 184. Sonedi. 2011. Hubungan Komptensi Kepala Sekolah, Sikap Guru Terhadap Pekerjaan, Profesionalisme Guru, dan Kinerja Guru dengan Mutu Lulusan pada SMP Negeri di Kabupaten kotawaringin Timur. Disertasi, Malang: PPs Program Studi Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Tidak dipublikasikan Stoner, Jamer A.F. and Sindoro A. Manajemen. Jakarta: Prenhallindo. 1996. Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sonedi, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan… Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas Wahjosumidjo. 2012. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yukl, Gary A.. 1981. Leadership In Organization. New York: Prentice-Hall Inc 27