BAB 2 Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bisnis Menurut Umar (2005), bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industry dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. 2.1.2 Pengertian Manajemen Istilah manajemen dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman definisi. Berbagai istilah yang dipergunakan, seperti ketatalaksanaan, manajemen, dan manajemen pengurusan. Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, dalam tulisan ini kita pakai istilah aslinya, yaitu "manajemen". Kata manajemen diadopsi dari bahasa Inggris yaitu, manage yang berarti memimpin dan membuat keputusan; dan bahasa Perancis yaitu, menagement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki pengertian yang baku dan diterima secara universal. Beberapa pengertian atau definisi manajemen menurut beberapa versi adalah sebagai berikut: 9 10 2.1.2.1 Pengertian Manajemen Menurut Kamus Oxford Manajemen adalah pengendalian keputusan di perusahaan atau organisasi dan pembuatan sejenis. Dalam manajemen harus melibatkan proses kontrol dalam kegiatan suatu perusahaan atau organisasi serta menuntut keberanian dan seni mengambil keputusan. 2.1.2.2 Pengertian Manajemen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan perusahaan atau organsasi. Bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu pertama, manajemen sebagai suatu proses; kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen; dan ketiga, manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu. Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, kita kemukakan tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Science dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, Haiman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan 11 bersama. Akhirnya, Terry dalam bukunya yang berjudul “Principles Of Mangement” mendefenisikan bahwa: “Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”. Dimana menurut Terry bahwa konsep manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya. Bila kita perhatikan ketiga definisi di atas, maka akan segera tampak bahwa ada tiga pokok penting dalam definisi-definisi tersebut, yaitu pertama, adanya tujuan yang ingin dicapai; kedua, tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang lain; dan ketiga, kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi." Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam arti singular (tunggal), disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitasaktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain. Apakah yang dimaksud dengan aktivitas manajemen itu? Aktivitas manajemen yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap manajer. Pada umumnya, kegiatan-kegiatan manajer dan aktivitas manajer itu adalah planning, organizing, staffing, directing, dan controlling. Ini sering pula disebut dengan istilah proses manajemen, fungsifungsi manajemen, bahkan ada yang menyebutnya unsur-unsur manajemen. 12 Menurut pengertian yang ketiga, manajemen itu adalah seni atau suatu ilmu. Mengenai hal ini pun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen itu adalah seni, golongan lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenaran. Chester I Barnard dalam bukunya The Function of the Executive, mengakui bahwa manajemen itu adalah "seni" dan juga sebagai "ilmu". Demikian pula Henry Fayol, Alfin Brown Harold Koontz, Cyril O'Donnel, dan George R. Terry beranggapan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni. Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomenafenomena (gejala-gejala), kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan. Unsur keilmuan merupakan kumpulan pengetahuan yang tertentu, seperti yang dinyatakan oleh peraturan-peraturan atau statemen-statemen umum, dan dipertahankan oleh berbagai tingkat ujian-ujian dan penyelidikan-penyelidikan. Unsur seni ialah pemakaian pengetahuan tersebut pada satu situasi tertentu. Dengan pengalaman-pengalaman pemakaian yang demikian menjadi pembawaan, kira-kira suatu panca indera keenam, keahlian yang bersifat intuisi. Dalam kehidupan nyata sehari-hari, manajemen benar-benar melakukan kedua fungsi tersebut, yaitu selain tungsi ilmu juga sebagai seni. Memperhatikan pengertian manajemen yang pertama serta kenyataan bahwa manajemen itu adalah ilmu sekaligus seni, maka manajemen itu dapat diberi definisi sebagai "Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, 13 pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan". 2.1.3 Pengertian Strategi Menurut Chandler dalam Rangkuti (2000, p3) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Menurut Learned, Christensen, Andrews, dan Guth dalam Rangkuti (2000, p3) strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu focus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada. Menurut Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner dalam Rangkuti (2000, p4) strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Menurut Porter dalam Rangkuti (2000, p4) strategi adalah alat yang sangat baik untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut Andrews, Chaffe dalam Rangkuti (2000, p4) strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2000, p4) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa 14 yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hamper selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Tetapi kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen kompetensi inti (core memerlukan competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. 2.1.4 Pengertian Manajemen Strategis Pengertian manajemen strategis menurut Nawawi adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organsasi. Pengertian manajemen strategis menurut Hunger dan Wheelen adalah “Strategic Management is that a set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation”, dan jika diterjemahkan secara bebas maka Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Pengertian manajemen strategi menurut Dees dan Miller adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas yaitu analisis strategi, perumusan strategi dan implentasi strategi (Djaslim Saladin, 2003). 15 Pengertian manajemen strategis menurut Pearch dan Robinson (1997) dikatakan bahwa manajemen stratejik adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaransasaran organisasi. Pengertian manajemen strategi menurut David Manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk memformulasi, menginplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuan. Pengertian manajemen strategis menurut Umar (1999, p86): Manajemen strategis sebagai suatu seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan startegis antara fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya di masa datang. Pengertian manajemen strategi menurut Hitt, Ireland, Hoslisson (1997, p14). Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata. Pengertian manajemen strategi menurut Michael Porter Manajemen strategi adalah sesuatu yang membuat perusahaan secara keseluruhan berjumlah lebih dari bagian-bagian dengan demikian ada unsure sinergi di dalamnya. 16 Pengertian manajemen strategi menurut H. Igor Ansoff Manajemen strategi adalah analisis yang logis tentang bagaimana perusahaan dapat beradaptasi terhadap lingkungan baik yang berupa ancaman maupun kesempatan dalam berbagai aktivitasnya. Pengertian manajemen strategis menurut Lawrence R. Jauch dan Wiliam F. Gluech (Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, 1998): Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. 2.1.5 Manfaat Manajemen Strategis Pearce dan Robinson (2007, p13) menyatakan manfaat Manajemen Strategik adalah sebagai berikut : 1. Aktivitas formulasi strategi memperkuat kemampuan perusahaan untuk mencegah timbulnya masalah. 2. Keputusan strategis berbasis kelompok kemungkinan besar akan diambil dari alternatif terbaik yang tersedia. 3. Keterlibatan karyawan dalam formulasi strategi meningkatkan pemahaman mereka mengenai hubungan antara produktivitas dengan imbalan pada setiap rencana strategis, sehingga hal ini akan meningkatkan motivasi mereka. 4. Kesenjangan dan tumpang tindih aktivitas antar individu dan kelompok akan berkurang karena partisipasi dalam formulasi strategi mengklarifikasi perbedaan peran. Najib (2008, p20) menyatakan manfaat Manajemen Strategik adalah sebagai berikut : 17 1. Secara finansial manajemen strategik akan mendorong peningkatan dalam produksi, penjualan dan laba karena perusahaan didorong memiliki kinerja yang tinggi. 2. Manajemen Strategik juga memberikan manfaat non- keuangan seperti meningkatkan kesadaran akan ancamanancaman yang berasal dari luar lingkungan perusahaan, memungkinkan perusahaan memahami strategi pesaing, meminimalisir munculnya resistensi terhadap perubahan yang terjadi dalam organisasi, memungkinkan hubungan yang jelas antara penghargaan dan kinerja, serta membuat perusahaan mampu melihat perubahan sebagai peluang. Menurut Greenley dalam Fred R. David (2002, p19), manajemen strategis menawarkan manfaat berikut ini: 1. Memungkinkan mengenali, menetapkan prioritas, dan memanfaatkan berbagai peluang. 2. Meneyediakan pandangan obyektiv mengenai masalah manajeman. 3. Menjadi kerangka kerja untuk memperbaiki koordinasi dan pengendalian aktifitas. 4. Meminimalkan pengaruh kondisi dan perubahan yang merugikan. 5. Memungkinkan keputusan utama yang lebih baik mendukung sasaran yang telah ditetapkan. 6. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk mengenali peluang. 18 7. Memungkinkan sumber daya yang lebih kecil dan waktu lebih sedikit dicurahkan untuk mengoreksi kesalahan atau keputusan ad hoc. 8. Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staff. 9. Membantu memadukan tingkah laku individual menjadi usaha total. 10. Menyediakan dasar untuk penjelasan tanggung jawab individu. 11. Memberikan dorongan untuk pemikiran kedepan. 12. Menyediakan pendekatan kerja sama, terpadu, dan antusias dalam menangani berbagai masalah dan peluang. 13. Mendorong sikap yang menerima perubahan. 14. Memberikan tingkat disiplin dan formalitas yang yepat pada manajemen dari suatu bisnis. 19 2.1.6 Model Manajemen Strategis Model Manajemen Strategi Secara umum dijelaskan dalam Umar (2005, p23), model manajemen strategi dari Fred R. David dipaparkan seperti berikut ini: Melakukan Audit Internal Mengemban gkan Pernyataan Visi dan Misi Menetapkan Tujuan Jangka Panjang Menciptakan, Mengevaluasi dan Memilih Strategi Menerapkan Strategi Isu Manajemen Menerapkan Strategi Pemasaran, Keuangan, dan Litbang Mengukur dan Mengevalua si Kinerja Melakukan Audit Eksternal Perumusan Strategi Implementasi Strategi Pengevaluasia n Strategi Sumber Fred R. David (2011, p21) Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif 1. Visi dan Misi Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa dating yang diinginkan untuk terwujud tentang keadaan di masa dating yang diinginkan 20 untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Berikutnya adalah Misi. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan. 2. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal Realisasi misi perusahaan akan menjadi sulit dilakukan jika perusahaan tidak berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan eksternalnya menjadi sangat penting karena pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam juga perlu dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang dibuat perlu bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya. Berdasarkan pemahaman lingkungan internal ini, hendaknya kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki perusahaan dapat diketahui. Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan, perusahaan perlu mencermati peluang yang ada dan memanfaatkannya agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Perlu diingat bahwa bila peluang disiasiakan, dapat saja peluang berbalik menjadi ancaman bagi perusahaan. Logikanya karena peluang yang disia-siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing. 3. Analisis Pilihan Strategi Pada dasarnya setiap perusahaan, dalam menjalankan usahanya, mempunyai strategi. Namun, para pimpinan perusahaan kadang-kadang tidak tahu atau tidak menyadarinya. Bentuk strategi berbeda-beda antar-industri, antarperusahaan, dan bahkan 21 antar-situasi. Namun adasejumlah strategi yang sudah umum diketahui, dimana strategi-strategi ini dapat diterapkan pada berbagai bentuk industri dan ukuran perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan sebagai strategi generic. Dari bermacammacam strategi dalam kelompok strategi generic ini akan dipilih salah satu atau kombinasi beberapa strategi induk (grand strategy) dengan menggunakan cara-cara tertentu. 4. Sasaran Jangka Panjang Upaya pencapaian tujuan perusahaan merupakan suatu proses berkesinambungan yang memerlukan pentahapan. Untuk menentukan apakah suatu tahapan sudah dicapai atu belum diperlukan suatu tolak ukur, misalnya kurun waktu dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan secara jelas, yaitu dengan angka-angka kuantitatif. Pembuatan sasaran jangka panjang ini mengacu kepada strategi induk yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Strategi Fungsional Langkah penting implementasi strategi induk dilakukan dengan membagi-baginya ke dalam berbagai sasaran jangka pendek, misalnya dalam jangka waktu tahunan, secara berkesinambungan dengan memperhatikan skala prioritas serta dapat diukur. Sasaran jangka pendek ini hendaknya mengacu pada strategi fungisonal yang sifatnya operasional. Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah berbagai bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas agar konsisten bukan hanya dengan strategi utamanyan saja, melainkan juga dengan strategi bidang fungsional lainnya. Di dalam organisasi perusahaan yang 22 konvesional, bidang-bidang fungsional utamanya adalah bidang keuangan, sumber daya manusia, produksi dan operasi, serta bidang pemasaran. 6. Program, Pelaksanaan, Pengendalian dan Evaluasi Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action). Pelaksanaan tidak efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan. Perncanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program kerja, jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi. Jika hasil evaluasi pekerjaan diketahui bahwa ada faktor X yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan kerja dari rencana yang ada, dan memang disebabkan salah asumsi atau oleh hal-hal lain yang sifatnya uncontrollable, maka rencana perlu direvisi ulang. 2.1.7 Jenis-jenis Strategi Strategi alternatif menurut David (2010, p251): 23 - Integrasi ke Depan: Integrasi ke hilir melibatkan upaya untuk memperoleh kepemilikan (saham perusahaan) lebih besar atau meningkatkan kontrol terhadap para distributor dan peritel. - Integrasi ke Belakang: Integrasi ke hulu merupakan suatu strategi yang mengupayakan kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. - Integrasi Horizontal: Strategi integrasi ke samping merupakan strategi yang dilakukan dalam bentuk membeli atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pesaing. - Penetrasi Pasar: Strategi penetrasi pasar berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau layanan yang ada saat ini di dalam pasar yang ada saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. - Pengembangan Pasar: Pengembangan pasar melibatkan upayaupaya untuk mengenalkan produk atau layanan yang ada saat ini kepada berbagai wilayah geografis baru. - Pengembangan Produk: Pengembangan produk yang berusaha meningkatkan penjualan melalui perbaikan atau modifikasi produk atau layanan yang ada saat ini. - Diversifikasai Terkait: menghasilkan produk Merupakan atau suatu strategi yang layanan baru tetapi berhubungan/terkait dengan yang telah ada. - Diversifikasi Tak Terkait: Merupakan suatu strategi yang menghasilkan produk atau layanan baru namun tidak berhubungan/terkait dengan yang telah ada. - Penciutan: Strategi penciutan dilakukan ketika organisasi mengelompok kembali melalui reduksi biaya dan aset dalam 24 upaya membalikkan proses penurunan penjualan dan laba perusahaan. - Divestasi: Menjual sebuah divisi usaha atau bagian dari organisasi perusahaan disebut sebagai strategi divestasi. - Likuidasi: Strategi likuidasi dapat diidentifikasi ketika perusahaan melakukan penjualan seluruh asetnya secara bagian per bagian untuk menghasilkan dana tunai. 2.1.8 Formulasi Strategi 2.1.8.1 Lima Kekuatan Porter Menurut David (2001, pp99-102), Model Lima Kekuatan Porter dari analisis kompetitif adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di dalam banyak industri. Intensitas kompetisi di antara perusahaanperusahaan bervariasi secara luas di antara industri-industri. Intensitas kompetisi paling tinggi pada industri-industri berpengembalian rendah. Menurut Porter, alamiah kompetisi pada sebuah industri dapat dipandang sebagai sebuah gabungan dari lima kekuatan: Gambar 2.2 Model Lima Kekauatan Porter 25 1. Persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang bersaing Persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang bersaing biasanya merupakan yang terkuat di antara lima kekuatan kompetitif. Strategi-strategi yang diterapkan oleh satu perusahaan dapat sukses hanya sebatas meyediakan keunggulan kompetitif terhadap strategi-strategi dari perusahaan pesaing. Perubahan strategi satu perusahaan mungkin ditanggapi dengan tindakan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambahkan fitur-fitur, menyediakan layanan-layanan, memperpanjang garansi, dan meningkatkan periklanan. Di dalam dunia Internet, terjadi suatu kompetisi yang ketat. Penjualan melalui Internet dapat mematikan penjualan konvensional. Harga-harga produk yang dijual Internet bisa saja lebih rendah daripada yang ditawarkan toko konvensional. Alasan utamanya adalah karena biaya untuk membangun sebuah situs e-commerce tidak berarti jika dibandingkan dengan biaya membeli lahan untuk membangun toko konvensional, atau bahkan mencetak dan mengirimkan katalog. Informasi yang mengalir secara bebas di Internet menyebabkan penurunan harga dan inflasi di seluruh dunia. Internet memungkinkan konsumen dengan mudah melakukan pembandingan harga di antara negara yang satu dengan yang lain. Dengan demikian konsumen memiliki pengetahuan yang tinggi baik dalam transaksi business-to-consumer maupun business-to-business. 26 Intensitas persaingan di antara perusahaan- perusahaan yang bersaing cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pesaing, pesaing menjadi lebih setara dalam ukuran dan kemampuan, permintaan akan produk industri menurun, dan seiring dengan menjamurnya pemotongan harga. Persaingan juga meningkat jika konsumen dapat berpindah merek dengan mudah; jika rintangan untuk keluar dari pasar tinggi; jika biaya-biaya tetap tinggi; jika produk tidak laris; jika perusahaan pesaing berbeda dalam strategi, asal, dan kebudayaan; dan jika merger dan akuisisi menjadi umum di dalam industri. Seiring dengan meningkatnya persaingan di antara perusahaan, keuntungan industri menurun, dalam beberapa kasus bahkan mencapai titik di mana sebuah industri menjadi tidak menarik. 2. Potensi masuknya pesaing-pesaing baru Jika perusahaan-perusahaan baru dapat dengan mudah memasuki industri, intensitas kompetisi di antara perusahaan meningkat. Rintangan masuk dapat mencakup kebutuhan untuk mendapatkan skala ekonomi dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi dan teknik-teknik terspesialisasi, kurangnya pengalaman, loyalitas konsumen yang tinggi, preferensi merek yang kuat, kebutuhan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi, kebijakan regulasi pemerintah, tarif-tarif, kurangnya akses terhadap bahan baku, kepemilikan paten, lokasi-lokasi yang tidak diinginkan, tindakan balasan dari perusahaan-perusahaan lain, dan penyerapan potensial dari pasar. 27 Terlepas dari rintangan-rintangan masuk, perusahaan-perusahaan baru kadang-kadang memasuki industri dengan produk-produk berkualitas lebih tinggi, dengan harga lebih rendah, dan sumber-sumber daya pemasaran yang mendasar. Oleh karena itu, seorang penyusun strategi harus mengidentifikasi perusahaanperusahaan baru potensial yang memasuki pasar, memantau strategi perusahaan-perusahaan pesaing baru, untuk melakukan balasan jika dibutuhkan, dan untuk memperkuat kekuatan dan kesempatan yang ada. 3. Pengembangan potensial dari produk-produk substitusi Dalam banyak industri, perusahaan-perusahaan terlibat dalam kompetisi ketat dengan pemroduksi produkproduk substitusi yang berada pada industri lain. Contohnya adalah pemroduksi kemasan plastik bersaing dengan pemroduksi kemasan kaca dan alumunium. Kehadiran produk-produk substitusi meletakkan batas atas harga yang dapat dipasang sebelum konsumen berganti ke produk substitusi. Tekanan kompetitif yang muncul dari produkproduk substitusi meningkat seiring dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan seiring dengan menurunnya biaya perpindahan dari konsumen. Kekuatan kompetitif dari produk-produk substitusi paling baik diukur dengan serangan pesaing atau rintangan dalam menuju pangsa pasar yang dicapai suatu produk, sebagaimana rencana perusahaan tersebut peningkatan kapasitas dan penetrasi pasar. untuk 28 4. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok Kekuatan tawar-menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas kompetisi di dalam sebuah industri, khususnya jika terdapat banyak pemasok, jika hanya terdapat sedikit bahan baku pengganti yang baik, atau jika biaya untuk berpindah bahan baku tinggi. Sering kali pemasok dan pemroduksi berusaha mencapai kesepakatan untuk mendukung satu sama lain dengan harga yang masuk akal, kualitas yang ditingkatkan, pengembangan layanan- yanan baru, pengiriman just-intime, dan penurunan biaya-biaya persediaan, serta meningkatkan keuntungan jangka panjang masing-masing pihak. Perusahaan dapat melakukan strategi integrasi ke belakang untuk mendapat kendali atau kepemilikan atas pemasok. Strategi ini khususnya efektif ketika pemasok tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. Perusahaan- perusahaan umumnya dapat menegosiasikan syarat-syarat yang lebih disukai dengan pemasok jika strategi integrasi ke belakang umum digunakan oleh pesaing-pesaing di dalam sebuah industri. 5. Kekuatan tawar-menawar dari konsumen Jika konsumen terkonsentrasi atau besar, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi sebuah kekuatan yang besar yang mempengaruhi intensitas kompetisi di dalam sebuah industri. Perusahaan-perusahaan pesaing dapat menawarkan garansi-garansi yang diperpanjang atau 29 layanan-layanan khusus loyalitas konsumen jika untuk mendapatkan kekuatan tawar-menawar konsumen besar. Kekuatan tawar- menawar konsumen juga akan lebih tinggi jika produk-produk yang dibeli standar atau tidak terdiferensiasi. Jika demikian, konsumen sering kali dapat menegosiasikan harga jual, cakupan garansi, dan kemasan aksesoris dalam tingkat yang lebih tinggi. 2.1.8.2 Audit Eksternal Menurut David (2011, p120) tujuan audit eksternal (external audit) adalah untuk membangun sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman yang harus dihindarinya. Sebagaimana diisyaratkan dengan istilah terbatas, audit eksternal tidak bertujuan mengembangkan sebuah daftar lengkap dan menyeluruh dari setiap faktor yang dapat memngaruhi bisnis; melainkan bertujuan mengidentifikasi variabel-variabel penting yang menawarkan respons berupa tindakan. Perusahaan harus mampu merespons entah secara ofensif maupun defensive terhadap berbagai faktor tersebut dengan memutuskan strategi yang bisa mengambil keuntungan dari peluang eksternal atau yang meminimalkan dampak dari ancaman potensial. Kekuatan-kekuatan eksternal (external forces) dapat dibagi menjadi lima kategori luas: 1. Kekuatan Ekonomi Menurut Pearce dan Robinson (2008, pp112-113) Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah 30 perekonomian di mana suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kemakmuran relatif dari berbagai segmen pasar, maka setiap perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi pada segmen yang mempengaruhi industrinya. 2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Menurut Purwanto, Irwan. (2006, pp86-87) Penduduk di Negara berkembang memiliki komposisi penduduk yang cenderung masih muda dan banyak, hal ini menguntungkan karena pangsa pasar yang besar dan pekerja yang murah. Faktor sosial ekonomi terpusat pada nilai dan sikap orang, pelanggan dan karyawan yang dapat mempengaruhi strategi. Nilai-nilai ini terwujud kedalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa. 3. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum Menurut Husein Umar (2000, p76) Arah kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah dan hukum menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negative bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang adalah Stabilitas pemerintah, system perpajakan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, undang-unang tentang lingkungan dan perburuhan. 4. Kekuatan Teknologi 31 Menurut Pearce dan Robinson (2008, p118) kekuatan Teknologi untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi, suatu perusahaan harus menyadari perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat menciptakan kemungkinan akan produk baru atau akan perbaikan pada produk yang sudah ada atau pada teknik manufaktur dan pemasaran. 5. Kekuatan Kompetitif Menurut Pearce dan Robinson (2008, p123-124) kekuatan-kekuatan yang paling kuat menentukan profitabilitas dari suatu industry sehingga menjadi hal terpenting dalam formulasi strategi. Persaingan dalam suatu industri berakar dari perekonomian yang mendasarinya, dan tedapat kekuatan kompetitif yang melampaui para pihak yang bersaing dalam suatu industri. 2.1.8.3 Audit Internal Menurut David (2011, p176) semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada bisnis yang sama kuatnya atau sama lemahnya di semua area. Kekuatan/kelemahan internal, ditambah dengan peluang/ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas, memberi landasan untuk menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan tujuan untuk mendayagunakan kekuatan serta mengatasi kelemahan internal. 32 Beberapa peneliti menekankan pentingnya audit internal sebagai bagian dari proses manajemen strategis yaitu membandingkannya dengan audit eksternal. Robert Grant menyimpulkan bahwa audit internal itu lebih penting dengan mengatakan: Dalam dunia dimana preferensi konsumen sangat dinamis, identitas konsumen berubah, dan teknologi yang dimaksudkan untuk melayani kebutuhan konsumen terusmenerus berkembang; orientasi yang terfokus secara eksternal tidak akan memberi sebuah landasan yang aman bagi perumusan strategi jangka panjang. Ketika lingkungan eksternal terus-menerus berubah, sumber daya dan kapabilitas perusahaan sendiri kiranya merupakan landasan yang lebih stabil untuk mendefinisikan identitasnya. Oleh karenanya, definisi bisnis dalam artian ‘apa yang sanggup dilakukannya” menawarkan landasan yang lebih tahan lama bagi strategi daripada definisi yang didasarkan pada “kebutuhan apa yang coba dipenuhi oleh bisnis”. Kekuatan-kekuatan internal utama, adalah: 1. Kekuatan manajemen. 2. Kekuatan pemasaran. 3. Kekuatan keuangan/akuntansi. 4. Kekuatan produksi/operasi. 5. Kekuatan penelitian dan pengembangan. 6. Kekuatan sistrem informasi manajemen. 33 2.1.8.4 Analisis SWOT Analisis SWOT (Strength, Weakness, Oportunity dan Threat) adalah salah satu bagian dari manajemen strategi yang seringkali diterapkan oleh perusahaan. Hal ini dirasa penting karena, perusahaan dapat lebih dulu mengetahui keunggulan kompetitif yang dimiliki, kelemahan yang dimiliki, peluang yang ada untuk progress perusahaan maupun ancaman yang akan dating dari dalam maupun dari luar perusahaan. Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topic atau permasalahan dari empat sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisa SWOT akan membantu perusahaan untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat oleh perusahaan itu sendiri. Menurut Tunggal (2001, p74-75) SWOT adalah: Akronim untuk kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) internal suatu perusahaan dan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) lingkungan yang dihadapi perusahaan. Analisa SWOT merupakan identifikasi yang sistematis dari faktor-faktor ini dan strategi yang menggambarkan pedoman yang terkait antara mereka. Analisa SWOT dapat definisikan sebagai berikut: 1. Peluang (opportunities). Suatu peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. 34 Kecenderungan-kecenderungan utama adalah salah satu dari peluang. Identifikasi dari segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan-perubahan dan keadaan bersaing, peraturan-peraturan dalam perubahan teknologi, serta hubungan pembeli dan pemasok yang dapat diperbaiki dapat menunjukkan peluang bagi perusahaan. 2. Ancaman (threats). Suatu ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Ancaman adalah suatu rintangan-rintangan utama bagi posisi perusahaan sekarang atau yang diinginkan dari perusahaan. Masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, daya tawar pembeli dan pemasok utama yang meningkat, perubahan teknologi dan peraturan yang direfisi atau peraturan baru dapat merupakan ancaman bagi perusahaan. 3. Kekuatan (strenghts) Adalah sumberdaya, keterampilan dan keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kekuatan dari pasar suatu perusahaan untuk melayani. 4. Kelemahan (weaknesses) Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, ketrampilan dan kemauan yang secara serius menghalangi kinerja suatu perusahaan. 35 Selanjutnya, Daft (2003, p314) menjelaskan bahwa Analisis SWOT merupakan analisis terhadap empat elemen yang terdiri dari: 1. Kekuatan (Strenght). Merupakan karakteristik positif internal yang dapat dieksploitasi organisasi unruk meraih sasaran kinerja strategi. 2. Kelemahan (Weakness). Merupakan karakteristik internal yang dapat menghalagi atau melemahkan kinerja organisasi. 3. Peluang (Opportunity). Merupakan karakteristik dari lingkungan eksternal yang memiliki potensi untuk membantu organisasi meraih atau melampaui sasaran strategi nya. 4. Ancaman (Treath) Merupakan karakteristik dari lingkungan eksternal yang dapat mencegah organisasi meraih sasaran strategi yang telahditetapkan. Selanjutnya Tripomo dan Udan (2005, p118) mendefinisikan analisis SWOT adalah “Penilaian/assessment terhadap indentifikasi situasi untuk menemukan apakah suatu kondisi dikatakan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang, atau ancaman yang dapat di uraikan sebagai berikut: 1. Kekuatan (Strength). 36 Adalah situasi internal organisasi yang berupa kompentesi/kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan untuk menangani peluang dan ancaman. 2. Kelemahan (Weakness). Adalah situasi internal organisasi yang berupa kompentesi/kapabilitas/sumberdaya yang organisasi untuk yang dapat digunakan dimiliki menagani kesempatan dan ancaman. 3. Peluang (Opportunity). Adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan. Organisasi-organisasi yang berada dalam suatu industry yang sama secara umum akan merasa diuntungkan bila dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut. 4. Ancaman (Thraet) Adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menimbulkan kesulitan. Organisasi-organisasi yang berada dalam satu industry yang sama secara umum akan merasa dirugikan/dipersulit/terancam bila di hadapkan pada kondisi eksternal tersebut. 2.1.9 Tahapan Formulasi Strategis Aplikasi untuk menentukan strategi utama berdasarkan konsep Fred R. David dilakukan melalui pemakaian beberapa matriks dengan 37 tiga tahap pelaksanaan. Berikut ini disajikan ulang macam-macam matriks dan ketiga tahapan dimaksud: 2.1.9.1 Tahap I: The Input Stage Pada tahap input, semua informasi dasar mengenai faktorfaktor internal dan eksternal perusahaan yang dibutuhkan dalam merumuskan strategi dirangkum oleh pembuat strategi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua teknik formulasi strategi, yaitu: 1. Matriks External Factor Evaluation (EFE) Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisa hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri di mana perusahaan berada. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Langkah-langkah tahapan kerja EFE Matriks sebagai berikut: a. Buat daftar critical success factors (CSF) untuk aspek eksternal yang mencakup opportunities (Peluang) dan threats (ancaman) bagi perusahaan. b. Tentukan bobot (weight) dari CSF tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1.0. c. Tentukan rating setiap CSF antara 1 sampai 4, dimana; 38 1 = Kelemahan utama; 2 = Kelemahan kecil; 3 = Kekuatan kecil; 4 = Kekuatan utama. Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. d. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan skor semua CSF. e. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4.0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluangpeluang yang ada dan menghindari ancamanancaman di pasar industrinya. Sementara, skor total sebesar 1.0 menunjukkan perusahaan tidak bahwa memanfaatkan peluang yang ada atau tidak peluang- menghindari ancaman-ancaman eksternal. 2. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktorfaktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran. Pada prinsipnya tahapan kerja IFE matriks sama dengan EFE matriks. 39 Langkah-langkah tahapan kerja IFE Matriks sebagai berikut: a. Buat daftar critical success factors (CSF) untuk aspek internal yang mencakup Strength (Kekuatan) dan weakness (Kelemahan) bagi perusahaan. b.Tentukan bobot (weight) dari CSF tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1.0. c. Tentukan rating setiap CSF antara 1 sampai 4, dimana; 1 = Kelemahan utama; 2 = Kelemahan kecil; 3 = Kekuatan kecil; 4 = Kekuatan utama. Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. d.Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan skor semua CSF. e. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4.0 2.1.9.2 Tahap II: The Matching Stage Pada tahap pencocokan, pembuat strategi melakukan identifikasi sejumlah alternatif strategi dengan mencocokkan informasi input berupa faktor eksternal dan internal yang diperoleh pada tahap input. Pada tahap pencocokan ini, penulis 40 melakukan identifikasi hanya dengan menggunakan matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threat). Langkah-langkah tahapan kerja TOWS/SWOT adalah sebagai berikut: 1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Buar daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 4. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan. 5. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluangpeluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi SO. 6. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluangpeluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WO. 7. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancamanancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST. 8. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancamanancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT. Matriks Threats – Opportunities – Weaknesses - Strengths (TOWS) merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat strategi yang dimaksud adalah: a. Strengths – Opportunities (SO), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada. 41 b. Weaknesses – Opportunities (WO), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada. c. Strengths – Threats mengembangkan memanfaatkan suatu kekuatan (ST), yaitu dengan strategi dalam untuk menghindari ancaman (T). d. Weaknesses – Threats (WT), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T). 2.1.9.3 Tahap III: Decision Stage Setelah tahap I dan tahap II, berikutnya adalah masuk ke dalam tahap ketiga yaitu Decision Stage. Dalam tahap ini, metode yang dipakai adalah menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM merupakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan strategi alternatif yang diprioritaskan. Metode ini adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor kunci kesuksesan internal-eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Secara konseptual, tujuan metode ini adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi mana yang paling baik untuk di implementasikan. Komponen- komponen utama dari suatu QSPM terdiri dari: Key Factors, Strategic Alternatives, Weights, Attractiveness Score (AS), Total Attractveness Score (TAS), dan Sum Attrectivesess Score. 42 Langkah-langkah pengembangan QSPM adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan organisasi yang di ambil dari metode EFE dan metode IFE. 2. Memberi pembobotan pada masing-masing eksternal dan internal faktor kunci kesuksesan dengan jumlah keseluruhan bobot harus sebesar 1 seperti yang ada pada metode EFE dan IFE. 3. Meneliti metode yang ada pada tahap analisis di perencanaan strategik dan mengidentifikasi strategi alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan sebelumnya oleh perusahaan. 4. Menghitung Attractiveness Score (AS), yaitu nilai yang menunjukkan kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih. Dengan cara meneliti masing-masing eksternal dan internal faktor kunci nilai Attractiveness keberhasilan. Score adalah Batasan 1 = tidak menarik; 2 = agak menarik; 3 = menarik; 4 = sangat menarik. 5. Menghitung Total Attractiveness Score (TAS), di dapat dari perkalian bobot dengan Attractiveness Score (AS) pada masing-masing baris. Menghitung Sum Total Attractiveness Score. Jumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom QSPM. Nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi adalah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itulah yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir. 43 2.2 State Of Art Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka Metode Nama Judul Jurnal Hasil Penelitian Penelitian Pengarang Strategi Rina Astini, STRATEGI BISNIS PT Wirapati Garuda Paksi Bisnis Rizcky PADA PT (WGP) adalah perusahaan Adhiprasetyo WIRAPATI swasta yang berbentuk . GARUDA PAKSI perseroan Vol. 11 No. 1, bergerak di Bidang Usaha Maret 2010: 66-80 Jasa terbatas Pengamanan Penyelamatan dan dan (BUJPP) dalam penjagaan (guarding). tantangan Banyak timbul dari lingkungan eksternal seperti kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil, persaingan sesama perusahaan dan masuknya perusahaan asing. Untuk menghadapi fenomena di atas, strategi bisnis yang tepat dan efektif menjadi alat yang tepat untuk menghindari tantangan yang ada. Perencanaan strategi bisnis merupakan syarat mutlak bagi perusahaan yang ingin tetap bertahan di masa 44 mendatang. Metode penelitian adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara dengan pihak- pihak yang terkait di dalam perusahaan. Data-data yang diperoleh telah tersebut, dianalisis melalui tiga tahap, yakni tahap masukan, pencocokan, dan keputusan. Hasil akhir penelitian ini disimpulkan bahwa usulan strategi bisnis yang efektif untuk PT Wirapati Garuda Paksi berdasarkan Matriks QSPM adalah Strategi Penetrasi Pasar, di mana strategi ini dinilai dapat mengurangi risiko bisnis perusahaan yang timbul akibat adanya yang signifikan lingkungan perubahan pada eksternal perusahaan. Strategi Hendra ANALISIS Berdasarkan pilihan strategi Bisnis Alianto PROSES BISNIS yang direkomendasikan dari DAN PENERAPAN IE matrix, SPACE matrix, MANAJEMEN dan Grand Strategy matrix 45 STRATEGIS yang mempunyai kesamaan PADA PT OPTIK pilihan strategi dari ketiga XYZ alat Vol.2 No. 2 berdasarkan diskusi intensif Desember 2011: dengan 896-911 fungsional yang mempunyai Vol.2 No. 2 wewenang dan Desember 2011: jawab 896-911 pengambilan analisis diatas para dan manager tanggung strategis dalam keputusan maka dipilih tiga strategi utama yang tepat dan sesuai dengan kondisi dan posisi perusahaan yaitu: (1) pengembangan pasar; (2) penetrasi pasar; (3) pengembangan produk. Competiti Abbas SUSTAINABILITY Di desa ve Nadim, AS A SMALL keberlanjutan telah menjadi Strategy Robert N. BUSINESS topik penting bagi semua Lussier COMPETITIVE negara, dan usaha kecil STRATEGY dapat menciptakan Vol.21 No.2 (2011): keunggulan Pages 79-95 global, kompetitif melalui pengembangan strategi keberlanjutan. Artikel konseptual ini meluas literatur saat ini dengan menghadirkan kasus untuk usaha kecil untuk menjadi terintegrasi dalam masyarakat sekitarnya dan 46 membuat keberlanjutan jangka panjang keunggulan kompetitif strategis dan coproduser penting keberhasilan panjang. jangka Implikasi dan kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut dibahas. SWOT Marilyn M. Entrepreneurial Tujuan dari makalah ini Analysis Helms, potential in adalah Martin A Argentina: a SWOT kekuatan Rodriguez, analysis lingkungan Lisandro de Vol. 21 No.3 bersama los Rı ´os, (2011): Pages 269- khusus William 287 Argentina karena mereka untuk menguji makro – eksternal dengan negara atribut internal (Bill) mempengaruhi Hargrave kewirausahaan. Pengalaman krisis keuangan Argentina dari 2001-2002 menyoroti telah kekhawatiran apakah kemakmuran masa lalu pernah dapat kembali. Kemampuan kewirausahaan telah menerima perhatian dalam banyak diskusi publik sebagai sarana untuk merevitalisasi ekonomi tertinggal. Salah satu tool manajemen strategis dari kekuatan, kelemahan, 47 peluang, ancaman ( SWOT ) analisis digunakan untuk kelompok sejumlah isu saat ini dan muncul bagi negara. Dampaknya terhadap kewirausahaan kemudian dievaluasi. Argentina memiliki daya banyak alam yang dikembangkan bisnis baru. pertumbuhan sumber dapat menjadi Lambatnya penciptaan usaha baru di Argentina dapat dikaitkan kesulitan dengan dalam memperoleh pembiayaan modal serta start- up izin usaha baru dan prosedur. Selanjutnya membatasi kewirausahaan korupsi, adalah kurangnya perlindungan hak cipta, dan kesulitan karyawan. mempekerjakan Namun, pemerintah Argentina telah menerapkan perubahan moneter untuk menyediakan dana dan layanan lainnya untuk mendukung perusahaan-perusahaan baru 48 start- up dan kekuatan kunci dari Argentina untuk kewirausahaan adalah sumber daya negara dan produk. Peluang besar ada di bidang pariwisata dan investasi dalam industri produksi anggur tumbuh. Ancaman utama untuk usaha baru, penciptaan bagaimanapun, adalah resesi di seluruh dunia saat ini. Implikasi penelitian untuk menerapkan analisis SWOT ke negara yang dibahas. Sementara alat ini sebagian besar difokuskan pada perusahaan masalah-masalah dan mereka untuk pengembangan strategi, makalah ini membahas cara-cara untuk menggunakan metodologi untuk memasukkan variabel peringkat atau bobot pentingnya mereka untuk berwirausaha. Sebuah sampel yang lebih besar dari para ahli disarankan untuk penelitian masa depan 49 bersama dengan survei dari para pemimpin industri untuk memperbaiki urutan variabel. Implikasi bagi para praktisi dan pembuat kebijakan dalam negeri dan daerah untuk penelitian masa depan dibahas. Makalah ini memberikan nilai tambah untuk penelitian yang ada tentang penciptaan usaha baru dan start-up di Argentina. Selain itu, penggunaan SWOT sebagai metodologi negara analisis juga diperpanjang. Strategi Engkos ANALISIS PT Samudera Bisnis Achmad PERUMUSAN Logistindo (PT SNL) adalah Kuncoro STRATEGI perusahaan yang bergerak BISNIS PADA PT dalam SAMUDERA transportasi NUSANTARA internasional (international LOGISTINDO freight forwarder). Tujuan Vol.1 No.1 Mei dari penelitian ini adalah 2010: 169-184 untuk menganalisis kondisi internal Nusantara bidang jasa barang dan eksternal perusahaan dan menyusun formulasi guna strategi bisnis memperoleh keunggulan bersaing bagi 50 perusahaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, survey dan kuesioner yang dilakukan terhadap pihak-pihak terkait di dalam perusahaan. Datadata yang telah diperoleh tersebut dianalisis menggunakan Matriks IFE, EFE, CPM, TOWS, IE, SPACE, Grand Strategy dan QSPM. Hasil dari Matriks IFE sebesar 2,885 dan Matriks EFE sebesar 2,623. Hasil analisis Matriks TOWS, SPACE, IE, Grand Strategy menunjukkan alternatif yang diterapkan adalah dapat perusahaan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil penelitian ini menyimpulkan rekomendasi akhir bahwa atau usulan 51 strategi bisnis yang tepat bagi perusahaan didapat berdasarkan pengolahan Matriks hasil data melalui QSPM adalah strategi pengembangan pasar (market development) yang lalu diikuti pengembangan oleh produk (product development). 52 2.3 Kerangka Pemikiran Grand Tropic Suites’ Hotel TAHAP I: TAHAP INPUT MATRIKS EFE MATRIKS CPM MATRIKS IFE TAHAP II: TAHAP PENCOCOKAN MATRIKS SWOT Matriks IE Matriks Grand Strategy TAHAP III: TAHAP KEPUTUSAN Matriks QSPM Rekomendasi strategi bisnis yang efektif. Sumber: Penulis (2014). Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran