1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). DM adalah salah satu penyakit kronis yang paling sering mempengaruhi anak-anak dan remaja. Jumlah anak-anak yang didiagnosis dengan diabetes terlepas dengan jenis diabetes - meningkat di seluruh dunia. Hal ini telah menjadi masalah kesehatan utama di kedua negara maju dan berkembang. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan variasi yang menonjol di seluruh dunia dalam kejadian Diabetes Mellitus Tipe 1 ( DMT1) dari 0,6 per 100.000 di Korea dan Mexico untuk 35,3 per 100.000 di Finland. Di Asia, kejadian DM tipe 1 adalah sangat rendah, dari 0,1, 0,6, dan 2,4 per 100000 orang per tahun di Cina, Korea dan Jepang. Selain tipe 1 DM, kejadian diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja juga meningkat di seluruh dunia. Hal ini dapat menjadi hasil dari meningkatnya obesitas pada populasi ini sebagai bukti terbaru menunjukkan hubungan yang kuat antara obesitas dan perkembangan resistensi insulin pada awal masa dewasa.(WHO,1999) Perkiraan terbaru menunjukkan ada 171 juta orang di dunia menderita diabetes pada tahun 2000 dan ini diproyeksikan meningkat menjadi 366 juta pada tahun 2030. Diabetes adalah suatu kondisi yang ditentukan oleh tingkat hiperglikemia yang akan menimbulkan risiko kerusakan mikrovaskuler (retinopati, nefropati, dan neuropati). Hal ini terkait dengan harapan hidup berkurang, morbiditas yang signifikan akibat diabetes terkait komplikasi Universitas Sumatera Utara 2 mikrovaskuler tertentu, peningkatan risiko komplikasi makrovaskuler (penyakit jantung iskemik, stroke dan penyakit pembuluh darah perifer), dan berkurang kualitas hidup. The American Diabetes Association (ADA) memperkirakan biaya nasional diabetes di Amerika Serikat tahun 2002 menjadi $ US132 miliar, meningkat menjadi $ US192 miliar pada tahun 2020.( ADA,2000) Secara global, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2004 terdapat 1,1 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 1,9 % dan pada tahun 2007 dilaporkan bahwa terdapat 246 juta penderita diabetes, enam juta kasus baru DM dan 3,5 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes. Sepuluh dari seluruh kematian akibat DM di dunia, 70 % kematian terjadi di negara-negara berkembang.Pada tahun 2003, International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa terdapat 194 juta penduduk yang menderita DM. Angka ini diperkirakan akan meningkat mencapai 333 juta pada tahun 2025. Pada tahun 2006, IDF juga menyatakan bahwa terdapat lebih dari 250 juta penduduk menderita diabetes di seluruh dunia. Menurut Laporan Utah Diabetes Center bahwa jumlah penderita diabetes di dunia pada tahun 2007 terdapat 246 juta orang dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 sebesar 380 juta orang. Pada tahun 2007 prevalensi diabetes terdapat di Nauru (30,7%), Uni Emirat Arab (19,5%), Saudi Arabia (16,7%), Bahrain (15,2%.), dan Kuwait (14,4%). (IDF,2004). Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Berdasarkan Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, DM adalah penyebab kematian nomor 6 di Indonesia dengan proporsi kematian sebanyak 5,7% setelah Stroke, TB Paru, Hipertensi, Cedera, dan Perinatal. Pada tahun 2007, prevalensi DM tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Maluku Utara (masing-masing 11,1%), diikuti Provinsi Riau (10,4%), dan Provinsi Aceh (8,5%) sedangkan prevalensi DM Universitas Sumatera Utara 3 terendah terdapat di Provinsi Papua (1,7%) dan Provinsi NTT (1,8%). (Riskedas,2007) Melihat bahwa DM akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, maka sangat diperlukan program pengendalian Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2). DMT2 bisa dicegah, ditunda kedatangannya atau dihilangkan dengan mengendalikan faktor risiko (Kemenkes, 2010). Faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk DM Tipe 2, dibahagikan menjadi dua. Yang pertama adalah faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin, umur, dan faktor genetik. Yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah misalnya kebiasaan merokok (Bustan, 2000). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa demografi, faktor perilaku dan gaya hidup, serta keadaan klinis atau mental juga berpengaruh terhadap kejadian DMT2 (Irawan, 2010). Berdasarkan analisis data Riskesdas tahun 2007 yang dilakukan oleh Irawan, didapati bahwa prevalensi DM tertinggi terjadi pada kelompok umur di atas 45 tahun sebesar 12,41%. Analisis ini juga menunjukan bahwa terdapat hubungan kejadian DM dengan faktor risiko yaitu jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh, lingkar pinggang, dan umur. Sebesar 22,6 % kasus DMT2 di populasi dapat dicegah jika obesitas sentral diintervensi (Irawan,2010). Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui faktor risiko terjadinya DMT2 di Puskesmas Padang Bulan, Medan. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah melihat gambaran risiko penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan Medan. Universitas Sumatera Utara 4 1.3. Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran risiko tentang Diabetes Mellitus pada masyarakat di Puskesmas Padang Bulan Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan. 2. Untuk mengetahui gambaran penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan Medan berdasarkan Indeks Massa Tubuh. 3. Untuk mengetahui gambaran penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan Medan berdasarkan riwayat merokok. 4. Untuk mengetahui gambaran penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan Medan berdasarkan klasifikasi. 5. Untuk mengetahui gambaran penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan Medan berdasarkan riwayat keluarga. 6. Untuk mengetahui gambaran penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan Medan berdasarkan aktivitas fisik. 7. Untuk mengetahui gambaran berdasarkan perilaku diet serat penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan Medan. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Sebagai bahan informasi kepada pihak Puskesmas Padang Bulan, Medan untuk peningkatan pelayanan kesehatan dalam penyediaan fasilitas perawatan dan pengobatan bagi penderita Diabetes Mellitus. 2. Dijadikan referensi terhadap penelitian yang akan datang mengenai Diabetes Mellitus. Universitas Sumatera Utara 5 3. Sebagai sarana penambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang Diabetes Mellitus serta bahan masukan peneliti lain yang akan membutuhkan data penelitian ini. 4. Sebagai pengalaman yang sangat berharga sekaligus tambahan pengetahuan bagi penulis. 5. Bagi masyarakat ilmiah, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mengenai penyakit Diabetes Mellitus beserta profil risiko penderita sehingga bisa menjadi sumber penelitian-penelitian seterusnya. 6. Dijadikan referensi terhadap penelitian yang akan datang mengenai Diabetes Mellitus untuk mahasiswa. Universitas Sumatera Utara