1 Bab I Pendahuluan Enzim memegang peranan penting dalam dunia industri karena aplikasinya sangat luas. Sebanyak 30% dari produksi enzim dunia adalah enzim pemroses pati. αAmilase merupakan salah satu enzim yang paling penting dalam proses hidrolisis pati. Selain penggunaannya dalam hidrolisis pati, enzim ini juga digunakan dalam berbagai sektor industri, seperti industri makanan, sabun, farmasi, dan tekstil. Penjualan α-amilase pada pasar dunia diperkirakan 11 juta dolar pertahun (Sivaramakrishnan et al., 2006). Dengan meningkatnya penggunaan amilase dalam beberapa industri, khususnya α-amilase maka diperlukan produksi enzim ini dalam jumlah yang lebih banyak dan sifat yang lebih baik. α-Amilase (1,4-α-D-glukan-glukanohidrolase, E.C. 3.2.1.1) adalah endoenzim yang mengkatalisis hidrolisis ikatan α-1,4-glikosidik pada amilosa atau amilopektin menghasilkan α-limit dekstrin, oligosakarida linier, dan sedikit kecil maltosa serta glukosa. α-Amilase secara umum dihasilkan oleh hewan, tanaman, dan mikroba. Meskipun demikian, enzim-enzim yang berasal dari jamur dan bakteri mendominasi aplikasi dalam sektor industri (Pandey et al., 2000 dalam Reddy et al., 2003). Keuntungan utama menggunakan mikroorganisme untuk menghasilkan amilase adalah kapasitas produksinya yang besar dengan biaya murah dan mikroba mudah dimanipulasi untuk memperoleh enzim dengan karakteristik yang diinginkan (Gupta et al., 2003). Selain itu, enzim yang berasal dari mikroba lebih stabil daripada enzim yang diperoleh dari tanaman atau hewan. Sebagian besar enzim yang sekarang ini digunakan dalam industri berasal dari mikroba dan dihasilkan dari sekitar 25 spesies, termasuk 12 fungi (Chandrasekaran, 1997). Hidrolisis pati dapat dilakukan secara enzimatik dengan melibatkan enzim karbohidrase, terutama α-amilase dan glukoamilase. Tahap pertama pada proses 2 hidrolisis pati berlangsung pada suhu tinggi, yaitu tahap gelatinisasi (100-110°C) dan liquifaksi (80-90°C) sehingga diperlukan α-amilase termostabil (Reddy et al., 2003). Keseluruhan proses memerlukan masukan energi yang tinggi sehingga meningkatkan biaya produksi pada industri berbasis pati. Dengan melihat besarnya energi, efektifitas penggunaan sumber alam dan masalah viskositas, hidrolisis pati secara langsung dibawah suhu gelatinisasi sangat diperlukan (Sivaramakrishnan et al., 2006). Sekarang ini, sakarifikasi enzimatik pada pati mentah tanpa pemanasan menjadi hal yang paling penting, terutama jika dilihat dari sudut pandang penghematan energi dan efektivitas penggunaan biomasa yang dapat mengurangi biaya pengolahan pati. Hal ini memunculkan ketertarikan untuk dilakukannya penelitian dalam menemukan amilase yang bisa mendegradasi pati mentah sehingga tidak diperlukan lagi tahap gelatinisasi dan hidrolisis pati mentah bisa dilakukan secara langsung (Goyal et al., 2005). Proses α-amilase dalam menghidrolisis granula pati mentah lebih sulit daripada menghidrolisis pati yang digelatinisasi. Sakarifikasi pati mentah oleh enzim amilolitik berhubungan dengan besarnya adsorpsi enzim pada granula pati. Mikroorganisme penghasil amilase yang dapat mendegradasi pati mentah, pada umumnya berasal dari jamur, seperti Aspergillus sp., Rhizopus sp., dan Corticium rolfsi (Goyal et al., 2005). Walaupun demikian, beberapa bakteri telah dilaporkan menghasilkan α-amilase yang dapat mendegradasi pati mentah, diantaranya Bacillus sp. 1-3 (Goyal et al., 2005), Cytophaga sp. (Jeang et al., 2002), dan Streptomyces sp. (Kaneko et al., 2005). Bakteri laut galur lokal Vibrio sp. SFNB3 menghasilkan α-amilase yang dapat mendegradasi pati mentah. Sampai saat ini, belum banyak dilakukan penelitian terhadap α-amilase yang berasal dari bakteri laut dengan genus Vibrio. α-Amilase yang telah dimurnikan dan dikarakterisasi adalah ekstraselular α-amilase dari bakteri laut Vibrio sp. yang berasal dari India, dengan massa molekular 52,480 kDa dan mempunyai aktivitas maksimum pada 55-60°C dan pH 6,5 (Najafi, 2005). 3 Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan gen pengkode α-amilase pada bakteri laut galur lokal Vibrio sp. SFNB3. Sasaran jangka panjangnya adalah memperoleh urutan nukleotida gen pengkode α-amilase dari bakteri laut galur lokal Vibrio sp. SFNB3 agar dapat dipelajari sifat-sifat dan karakteristiknya sehingga diharapkan penggunaannya dapat menjadi salah satu alternatif dalam proses industri berbasis pati. Fragmen DNA kromosom EcoRI dari bakteri laut galur lokal Vibrio sp. SFNB3 dengan ukuran 4,5-6 kb diligasi dengan vektor pUC19 yang dipotong dengan enzim restriksi EcoRI. Penapisan sel transforman yang membawa gen pengkode α-amilase dengan penambahan iodin dilakukan pada media agar yang mengandung pati dan diidentifikasi berdasarkan pada pembentukan daerah bening (halo zone). Selain itu, dilakukan pula analisis in-silico berdasarkan hasil sekuensing fragmen DNA sisipan pada plasmid rekombinan Vsp.7 terhadap genom V. parahaemolyticus RIMD.