bab ii tinjauan pustaka - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bidan
1. Pengertian Bidan
Bidan
adalah
seorang
wanita
yang
telah
mengikuti
dan
menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian
dengan persyaratan yang berlaku dan mempunyai kualifikasi agar
mendapatkan lisensi untuk praktek kebidanan (Sofyan, 2006, hlm 125)
Menurut IBI (Ikatan Bidan Indonesia), Bidan adalah seorang wanita
yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah
diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat,
diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik.
Dari tahun ketahun permintaan masyarakat terhadap peran aktif
bidan dalam memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti
bahwa eksistensi bidan ditengah masyarakat semakin memperoleh
kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan. Berdasarkan hal inilah, bidan
dituntut untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan sekaligus
mempertahankan dan meningkatkan kemampuannya.
2.
Tanggung Jawab Bidan
Sebagai tenaga profesional, bidan memikul tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat mempertahankan
tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang
dilakukannya.
Universitas Sumatera Utara
Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan. Pengaturan tenaga
kesehatan ditetapkan di dalam undang-undang dan peraturan pemerintah.
Tugas dan kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan
kegiatan praktik bidan diatur dalam peraturan atau keputusan menteri
kesehatan. Bidan harus dapat mempertanggungjawabkan tugas dan
kegiatan yang dilakukannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan
profesionalnya. Oleh karena itu, bidan harus selalu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, pendidikan
berkelanjutan, seminar, serta pertemuan ilmiah lainnya.
Setiap bidan diharuskan mendokumentasikan kegiatannya dalam
bentuk catatan tertulis. Catatan bidan mengenai pasien yang dilayaninya
dapat dipertanggungjawabkan bila terjadi gugatan. Catatan yang dilakukan
bidan dapat digunakan sebagai bahan laporan untuk disampaikan kepada
atasannya.
Bidan memiliki kewajiban memberi asuhan kepada ibu dan anak yang
meminta pertolongan kepadanya. Ibu dan anak merupakan bagian dari
keluarga. Oleh karena itu, kegiatan bidan sangat erat kaitannya dengan
keluarga. Tanggung jawab bidan tidak hanya pada kesehatan ibu dan anak,
tetapi juga menyangkut kesehatan keluarga. Bidan harus menerima
tanggung jawab keprofesian yang dimilikinya. Oleh karena itu, ia harus
mematuhi dan berperan aktif dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan kewenangan dan standar keprofesian. Untuk mengembangkan
kemampuan keprofesiannya, bidan harus mencari informasi tentang
perkembangan kebidanan melalui media kebidanan, seminar, dan
pertemuan ilmiah lainnya.
B.
Kepatuhan
1.
Kepatuhan
Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan
nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkan penggunaan obat
sesuai petunjuk pada resep serta mencakup penggunaannya pada waktu yang
benar (Siregar, 2006)
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang artinya taat. Kepatuhan
adalah perilaku pasien dalam melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang
diasarankan dokter atau oleh orang lain (Arisman, 2004)
Tingkat kepatuhan adalah pengukuran pelaksanaan kegiatan yang sesuai
dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Perhitungan tingkat kepatuhan
dapat dikontrol bahwa pelaksanan program telah melaksanakan kegiatan sesuai
dengan standart.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kepatuhan
bidan
dalam
melaksanakan asuhan standar minimal 7T yaitu
a) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terjadi
melalui
pengindraan
manusia
yakni
indra
penglihatan,
pendengaran,
Universitas Sumatera Utara
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia dieroleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007)
b) Pendidikan
Latar belakang pendidikan bidan juga sangat berpengaruh terhadap
kepatuhan bidan di dalam melaksanakan asuhan standar minimal 7T pada
pelayanan antenatal, dan dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan
tersebut merupakan pendidikan yang aktif, seperti penggunaan buku dan lainlain (Niven, 2002)
Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan
oleh seseorang. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan
kualitas manusia. Kemampuan tersebut harus dikembangkan secara bersamasama sehingga terbentuk manusia seutuhnya secara harmonis. Menurut konsep
Amerika, pendidikan diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang
dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat. Kondisi tingkat pendidikan
dapat menentukan tingkat partisipasi bidan di dalam berperan serta
meningkatkan kesehatan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan
masyarakat semakin tinggi tingkat perhatian terhadap masalah kesehatan
(Syahlan, 2002)
c) Pengalaman Kerja
WHO mengatakan bahwa pengetahuan diturunkan atau diperoleh dari
pengalaman sendiri atau pengalaman dari orang lain. Pengalaman bekerja
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan memiliki kaitan terhadap hasil
Universitas Sumatera Utara
kerja yang dilakukan. Semakin lama seseorang melakukan bidang kerja tertentu
diharapkan bahwa hasil kerjanya semakin baik (Notoadmodjo, 2003)
Bagi sebagian dewasa muda, terutama mereka yang kurang mempunyai
pengalaman kerja dan bahkan belum pernah bekerja sering mengalami banyak
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang diembannya. Orang
dewasa muda yang mempunyai cukup pengalaman kerja dapat memperoleh
kepuasan lebih jauh sesuai dengan pekerjaan yang dipilih dibandingkan dengan
mereka yang kurang mempunyai pengalaman.
C.
1.
Asuhan Standar Minimal 7T pada pelayanan antenatal
Pengertian Asuhan Standar Minimal 7T
Pelayanan atau standar asuhan antenatal care 7T yang diberikan pada
pemeriksaan kehamilan, oleh tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai dengan standar. Kehamilan merupakan suatu proses
alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat,
yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan
seseorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinan akan
mengalami kehamilan. Selama pertumbuhan dan perkembangan dari bulan ke
bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan
perubahan–perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya (Mandriwati,
2007).
Pelayanan antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
Universitas Sumatera Utara
berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin
dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat (Kementerian Kesehatan RI,
2012).
Dalam pelayanan antenatal terpadu, bidan yakin bahwa kesehatan secara
menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan objektif,
konseling, serta memfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Asuhan
harus diberikan dengan keyakinan bahwa dengan dukungan dan perhatian,
perempuan akan bersalin dengan aman dan selamat. Oleh karena itu, asuhan
kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati, serta memberdayakan
perempuan dan keluarga. (Sunarsih, dkk, 2011)
Setiap
kehamilan
merupakan
peristiwa
alamiah,
peran
bidan
mendampingi, memberi asuhan, mendeteksi agar kehamilan yang fisiologis
tidak bergeser menjadi patologis. Kehamilan melibatkan perubahan fisik,
emosional maupun sosial. Kehamilan yang normal akan menghasilkan bayi
yang sehat, lahir cukup bulan, kesejahteraan ibu dan janin baik, sehingga
mampu melalui persalinan dan nifas yang baik, tanpa komplikasi dan ibu
sesehat-sehatnya postpartum. (Wahyuningsih, 2009)
Kebijakan program kunjungan/pemeriksaan kehamilan dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan, sesuai dengan anjuran WHO, yaitu : (Heni
puji, 2009).
b.
Satu kali pada trimester pertama.
c.
Satu kali pada trimester kedua.
d.
Dua kali pada trimester ketiga.
Universitas Sumatera Utara
2.
Tujuan Pelayanan Antenatal Care
Tujuan asuhan antenatal adalah memantau perkembangan kehamilan
dalam meningkatkan kesehatan ibu dan perkembangan janin normal. Setiap
kemungkinan mempunyai kemungkinan untuk dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi, sehingga memerlukan pemantauan selama kehamilan.
Asuhan pada ibu hamil secara keseluruhan mengupayakan kehamilan yang
sehat bagi ibu dan janin. Penting bagi bidan atau tenaga kesehatan untuk secara
kritis mengevaluasi dampak fisik, psikologis, dan sosiologis kehamilan
terhadap ibu dan keluarganya. Serta mengembangkan persiapan persalinan dan
kesiagaan menghadapi komplikasi. Adapun tujuan asuhan kehamilan tersebut
adalah :
a.
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang ibu dan tumbuh kembang bayi.
b.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan bayi.
c.
Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan,
dan pembedahan.
d.
Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e.
Mempersiapkan agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
f.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal (JNPKKR/POGI,2002:90)
Universitas Sumatera Utara
3.
Standar Pelayanan antenatal care 7T
Pelayanan atau standar asuhan antenatal care 7T yang diberikan
pada pemeriksaan kehamilan, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai dengan standar yaitu : (Kementrian Kesehatan RI,
2012)
a.
Timbang berat badan.
Timbang berat badan merupakan ukuran yang terpenting, penimbangan
berat badan pada setiap kunjungan antenatal harus dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Pertumbuhan berat badan
yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram
setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
b.
Ukur tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah
≥ 140/90
mmHg) pada kehamilan dan preeklamsi (hipertensi disertai edema wajah
atau tungkai bawah, dan protein urin).
Tekanan darah diastolik merupakan indikator untuk prognosis
penanganan hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik mengukur
tahanan perifer dan tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi pasien (seperti
pada tekanan sistolik). (Kusmiyati, 2010).
Tekanan darah biasa normal kecuali bila ada kelainan. Bila tekanan
darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih, mintalah ibu berbaring miring ke
kiri kemudian ukurlah tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan ibu menderita preeklampsia yang harus dirujuk ke dokter. Bila
ibu menderita preeklampsia maka pemeriksaan tekanan darah dilakukan
setiap minggu dan dianjurkan merencanakan kelahiran di Rumah Sakit.
(Mufdlilah, 2009)
c.
Ukur tinggi fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
umur kehamilan. Jika fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran tinggi
fundus uteri menggunakan pita pengukur (pita centimeter) setelah kehamilan
24 minggu.
d.
Pemberian imunisasi TT lengkap.
Imunisasi TT adalah imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil untuk
mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kunjungan antenatal pertama, pemberian imunisasi
TT pada ibu hamil sesuai dengan status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil
minimal memiliki status imunisasi T2 agar mendapat perlindungan terhadap
infeksi tetatus. Ibu hamil dengan status T5 (TT Long Life) tidak perlu
diberikan imunisasi TT lagi. Jadwal pemberian imunisasi, yaitu :
(Wahyuningsih, dkk, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Jadwal Pemberian Imunisasi :
INTERVAL
ANTIGEN
Lama Perlindungan
( Selang Waktu Minimal )
Kunjungan pertama
TT 1
0 tahun
Trimester pertama
TT 2
4 minggu setelah TT 1
3 tahun
TT 3
6 bulan setelah TT 2
5 tahun
TT 4
1 tahun setelah TT 3
10 tahun
25 tahun atau seumur
TT 5
1 tahun setelah TT 4
hidup
Sumber : Rukiyah, dkk (2009)
e.
Pemberian tablet besi
Pemberian tablet besi adalah sebesar 60 mg dan asam folat 500mg
adalah kebijakan program pelayanan antenatal dalam upaya untuk
mencegah anemi dan untuk pertumbuhan otak bayi, sehingga mencegah
kerusakan otak pada bayi. Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah
darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan
yang diberikan sejak pemeriksaan pertama. Tablet sebaiknya tidak diminum
bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Jika
ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain itu
untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk
mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu
pada saat kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu.
Universitas Sumatera Utara
f.
Tes PMS (Penyakit Menular Seksual)
Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular Seksual lain
pada kecurigaan adanya resiko IMS
g.
Temu wicara (konseling)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
yang meliputi :
1)
Kesehatan Ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ketenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat
yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9 -10 jam per hari) dan tidak
bekerja keras.
2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan
selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi dua
kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan
dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
3) Peran Suami/Keluarga Dalam Kehamilan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga
terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga, atau masyarakat
perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi
rujukan, dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi
komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke
fasilitas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
4) Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda – tanda bahaya
baik selama kehamilan, persalinan, maupun nifas misalnya perdarahan
pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan
lahir saat nifas. Mengenal tanda – tanda bahaya ini penting agar ibu
hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan.
5) Asupan Gizi Seimbang
Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan
yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting
untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu.
Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin
untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilannya.
6) Gejala Penyakit Menular dan Tidak Menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala – gejala penyakit
menular dan penyakit tidak menular karena dapat mempengaruhi pada
kesehatan ibu dan janinnya.
7) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Pemberian ASI Eksklusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada
bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan
tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan
sampai bayi berusia 6 bulan.
Universitas Sumatera Utara
8) KB (Keluarga Berencana) Paska Persalinan
Ibu hamil diberikan pengarah tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan agar ibu punya waktu merawat
kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
.4. Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan.
a. Kunjungan trimester 1
Trimester pertama berlangsung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)
sampai usia kehamilan 12 minggu. Umumnya ibu hamil baru memeriksakan
kehamilannya ketika berusia 6 minggu, karena pada saat itulah kebanyakan
ibu hamil baru menyadari akan kehamilannya. Ada juga yang sudah
menyadari sejak 4 minggu atau malah setelah 8 minggu. Adapun pelayanan
yang diberikan oleh tenaga keshatan pada trimester iniadalah anamnesa.
Anamnesa adalah wawancara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan ibu hamil
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
mengidentifikasi dan merencanakan tindakan perawatan. Selain itu identitas
calon ibu dan pasangannya, juga akan dikumpulkan informasi yang
berkaitan dengan kehamilan, seperti : lama terlambat haid, HPHT,
perubahan yang dirasakan calon ibu, riwayat kehamilan sebelumnya (jika
bukan kehamilan yang pertama), pernah atau tidak keguguran, operasi
saesar, hamil diluar kandungan, penyakit keluarga maupun penyakit yang
sedang diderita seperti jantung, kencing manis, hipertensi, asma, kebiasaan
Universitas Sumatera Utara
hidup tidak sehat seperti minum alkohol, merokok, drug abuse (obat-obatan
terlarang), dan lain-lain. Semua informasi tersebut akan dicacat dalam buku
rekam medis, seperti : perubahan pada ibu, mual muntah, pusing dan hasil
pemeriksaan fisik.
b. Kunjungan Trimester Kedua
Kunjungan pada trimester kedua usia kehamilan ibu lebih dari 12
minggu yang akan berlangsung hingga usia kehamilan 28 minggu. Boleh
dikatakan trimester kedua merupakan tahapan yang paling nyaman. Hampir
semua keluhan menghilang dan selera makan ibu kembali normal.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pemeriksaan fisik
pada trimester pertama, ibu akan ditimbang berat badannya, diukur tekanan
darahnya, denyut nadinya. Untuk berat badan pada 3 bulan pertama,
kenaikannya berkisar 1-2,5 kg. Mulai trimester kedua ini, peningkatan berat
badan lebih dari 500 gram/minggu (2.000 gram/minggu) harus diwaspadai
karena merupakan indikasi preeklamsi. Sedangkan berat badan menetap atau
menurun biasa menyebabkan adanya gangguan pertumbuhan pada janin.
Oleh sebab itu pemeriksaan berat badan sangat penting dilakukan seperti
halnya pengukuran tekanan darah. Disebut hipertensi apabila tekananan
darah 140/90 mmHg atau lebih, hipertensi ini berbahaya karena pembuluh
darah menyempit sehingga asupan makanan ke bayi akan terhambat dan
pertumbuhan janin juga akan terhambat (Solahuddin, 2009).
Perubahan fisik pada trimester kedua yaitu kehamilan ibu semakin
kelihatan seiring dengan perkembangan janin perut ibu semakin besar. Agar
Universitas Sumatera Utara
lebih nyaman, gunakan busana untuk ibu hamil. Perubahan pada garis
tengah kulit perut yang terlihat lebih gelap karena mengalami herpigmentasi
warna hitam kecokelatan, membentuk garis vertikal yang disebut linea nigra
dan akan menghilang setelah melahirkan. Selain itu juga terlihat striae
gravidarum terlihat pada bagian perut, payudara dan bokong dan akan
menghilang setelah bayi lahir (Solahuddin, 2009).
c.
Kunjungan Trimester Ketiga
Kunjungan pada trimester ketiga ini usia kehamilan ibu lebih dari 28
minggu sampai usia 40 minggu. Mulai trimester ketiga ini sampai usia
kehamilan 36 minggu ibu hamil harus kontrol rutin dua minggu sekali untuk
mengontrol perkembangan janin lebih intensif.
Pemeriksaan fisik pada trimester ini sama dengan pemeriksaan
sebelumnya. Tenaga kesehatan akan mengevaluasi kenaikan berat badan ibu,
pada trimester ketiga ini sekitar 500 gram per minggu atau tidak boleh lebih
dari 2 kg selama sebulan. Tenaga kesehatan juga akan mengukur tekanan
darah, nadi dan pernapasan ibu.
Rasa yang tidak nyaman semakin meningkat pada perut ibu seiring
dengan berkembangnya kehamilan. Gerakan janin pun semakin bertambah
dan terasa kuat dengan intensitas makin sering. Ibu masih merasakan
sakit/nyeri pada bagian punggung, sulit bernapas, mudah lelah, dalam hal ini
biasanya tenaga kesehatan menganjurkan kepada ibu agar menggunakan
bantal sedikit lebih tinggi agar ibu tidak sesak pada saat tidur.
Universitas Sumatera Utara
Biasanya masuk trimester ketiga, ibu hamil kembali stres karena
khawatir menghadapi kehamilan yang semakin membesar dan memikirkan
persalinan nanti, juga mengkhawatirkan bagaimana kondisi bayinya kelak
bisakah lahir sempurna atau ada kecacatan atau kelainan yang tidak
terprediksi. Padahal kondisi stres merangsang pengeluaran hormon adrenalin
secara berlebihan hingga ibu mudah terusik dan mudah melampiaskan
kemarahan kepada orang lain (Solahuddin, 2009).
Pada trimester ketiga ini setelah usia kehamilan 36 minggu,
sebaiknya ibu hamil yang bekerja mulai mengambil cuti untuk persiapan
menghadapi persalinannya. Tenaga kesehatan memberitahukan kepada ibu
apa-apa saja tanda-tanda mulainya persalinan.
Universitas Sumatera Utara
Download