BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan pangan adalah sebuah kebutuhan pokok bagi setiap orang untuk kelangsungan kehidupan mereka. Pada zaman yang terus berkembang ini, kebutuhan pangan akan menjadi semakin dibutuhkan karena pertumbuhan penduduk yang juga semakin berkembang. Indonesia memiliki banyak keanekaragaman, terutama di bidang kuliner. Dari berbagai macam wilayah di indonesia memiliki keanekaragaman kuliner tersendiri. Kuliner di Indonesia diakui secara internasional, karena mempunyai beragam jenis makanan dan minuman dengan cita rasa yang berbeda-beda. Salah satu bisnis yang dilakukan dibidang kuliner adalah membuka sebuah usaha Rumah Makan. Usaha Rumah Makan merupakan usaha yang diyakini sangat berprospek bahkan dalam keadaan ekonomi negara yang krisis sekalipun. Perlu kita ketahui bahwa bisnis rumah makan merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan karena seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan gaya hidup yang ingin serba instan pada masyarakat sekarang. Sadar atau tidak, dengan pertumbuhan penduduk yang semakin banyak maka kebutuhan pangan akan semakin besar, dan pada bisnis usaha Rumah Makan akan menjadi semakin dibutuhkan. Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia Amir Karamoy menyatakan, potensi bisnis makanan tetap menjanjikan. Begitu juga dengan makanan Jepang yang sekarang sudah banyak peminatnya, mulai dari kelas bawah hingga kelas atas. Namun persaingan makanan Jepang saat ini sudah sangat ketat. Apalagi, saat ini sudah ada beberapa brand makanan Jepang yang mendominasi pangsa pasar. Pemain-pemain besar itu sudah memiliki pangsa pasarnya sendiri. Nah, agar bisa bersaing, pemain baru harus mampu menyajikan jenis makanan baru dan unik dengan strategi pemasaran yang baik pula di pasaran (KunciBisnis.com: 2012). Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat ragam inovasi kuliner yang mampu menarik minat pangsa pasar tak terkecuali pada kuliner dari negara lain yang juga memiliki keanekaragaman masing-masing. Terlebih, dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang gemar mencoba hal-hal baru. Menjadikan usaha Rumah Makan semakin beragam dalam jenisnya menjual makanan yang dapat menarik konsumen. Rumah Makan Yaki Yaki merupakan salah satu Usaha Rumah Makan di kota Semarang yang berdiri di Semarang pada Agustus tahun 2015. Rumah Makan Yaki Yaki menjual berbagai macam menu makanan khas Jepang dengan harga yang mampu bersaing pada saat ini, serta memiliki suasana tempat yang sangat mencerminkan budaya negeri Sakura tersebut sehingga orang-orang yang datang dan menyantap hidangan di Rumah Makan Yaki Yaki dapat merasakan sensasi budaya yang ada di negeri Jepang itu sendiri. Rumah Makan Yaki Yaki ini merupakan rumah makan yang didirikan di Semarang dan belum membuka cabang dimanapun. Rumah Makan Yaki Yaki terletak di Jl. Jatimulyo No. 10 Tembalang, Semarang. Berada di kawasan kampus dengan mahasiswa yang memadati jalanan sekitar, merupakan keunggulan dari Rumah Makan Yaki Yaki ini. Adapun target yang di utamakan yaitu kalangan mahasiswa. Sehingga mewajibkan Rumah Makan Yaki Yaki memberikan suasana yang unik serta fasilitas untuk menarik para mahasiswa yang cenderung berpikiran muda, kreatif dan inovatif. Seperti namanya, Rumah Makan Yaki Yaki, “yaki” dalam bahasa Jepang adalah pembakaran/pemanggangan, memrupakan kata yang selalu di gunakan dalam berbagai menu dari makanan asal Jepang, sebagai contoh Yakiniku, Teriyaki, Takoyaki, Okonomiyaki dan lain-lain. Kata “yaki” ini pun menjadi khas untuk menu makanan negeri sakura, dalam hal ini Rumah makan menggunakan “yaki” menjadi nama perusahaan Yaki Yaki untuk menampilkan ciri khas negeri Jepang yang bertujuan untuk menarik konsumen yang memiliki minat pada kuliner khas Jepang. Sesuai namanya, Rumah makan Yaki Yaki memiliki makanan utama serta sebagai image branding yaitu makanan yang dimasak bakar/panggang berupa Bento(makanan bekal berupa nasi berikut lauk-pauk dalam kemasan praktis) yang didalamnya terdapat Beef Yakiniku atau Chiken Yakiniku. Rumah Makan Yaki Yaki merupakan sebuah usaha kuliner yang unik dengan menyediakan menu makanan khas Jepang yang pada saat ini banyak digemari masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan dibukanya gerai-gerai makanan khas Jepang saat ini kian banyak. Pada menu makanan, Rumah Makan Yaki Yaki jelas memiliki menu andalan yaitu Chese Lava, adalah daging ayam yang di goreng dengan remah roti yang biasa di sebut Katsu dengan keju mozarella di dalamnya. Chese Lava seharga Rp. 20.000,00 ini menjadi favorit anak muda khususnya mahasiswa yang menyukai makanan berbau keju. Keunggulan Chese Lava sebagai andalan utama rumah makan Yaki Yaki adalah terletak pada susunan komposisi pada menu itu sendiri. Rasa keju yang tidak pernah ditemui di masakan Jepang lain adalah sebuah keunikan dimana menu Chese Lava ini sendiri adalah menu original dan asli dari rumah makan Yaki Yaki. Adapula menarik konsumen dikalangan anak muda pada wilayah terdekat lokasi perusahaan yang dimana merupakan kunci dari suksesnya rumah makan Yaki Yaki hingga seperti sekarang ini. Namun bapak Imadudin Zaky Purwanto selaku pemilik dari rumah makan Yaki Yaki sendiri menilai bahwa usahanya ini masih kurang promosi yang meluas hingga mencakup ke seluruh kota Semarang, melihat suksesnya rumah makan Yaki Yaki yang memiliki pendapatan yang sangat stabil. Disamping dari kualitas menu yang disajikan adapula fasilitas yang di sediakan untuk konsumen yaitu fasilitas delivery atau pesan antar. Fasilitas pesan antar ini tersedia untuk semua wilayah diseluruh Semarang. Dari Fasilitas pesan antar rumah makan Yaki Yaki, didapatkan data permintaan pangsa pasar yang terus meningkat dan merupakan konsumen yang tersebar di area seluruh kota Semarang. Dari catatan layanan pesan antar, dapat diketahui data yang tercatat pada bulan Februari hingga April 2016 selalu mengalami kenaikan. Data yang di peroleh pada bulan Februari tercatat 31 pemesanan, di bulan Maret tercatat 45 kali pemesanan, dan terakhir di bulan April tercatat terdapat 62 kali pemesanan. Pada data tersebut dapat di simpulkan bahwa setiap bulan minat konsumen semakin tinggi dan rumah makan Yaki Yaki memiliki pangsa pasar yang terus meningkat. Selama bulan Februari hingga April dapat diketahui pula permintaan pangsa pasar yang selalu meningkat. Hal tersebut membuktikan bahwa memperluas pangsa pasar terhadap rumah makan Yaki Yaki adalah sebuah langkah yang tepat sehingga rumah makan Yaki Yaki dapat mempertahankan kesuksesan bahkan dapat memperoleh kesuksesan yang lebih besar. Dari data fasilitas pesan antar Yaki Yaki pada bulan April 2016, dapat di jabarkan informasi mengenai presentase lokasi/area pangsa pasar. Dapat diketahui bahwa Yaki Yaki memiliki 79% konsumen yang berlokasi di Tembalang, Semarang, dan sisanya 21% berlokasi di luar area Tembalang, Semarang. Sehingga Yaki Yaki membutuhkan perluasan area pangsa pasar melihat masih besarnya lokasi pangsa pasar di area lokal Tembalang, Semarang. Sehingga dalam usaha memperluas area pangsa pasar di luar Tembalang, Semarang. Fasilitas pesan antar inilah yang menjadi awal dari usaha rumah makan Yaki Yaki memperluas pangsa pasarnya. Bapak Imadudin menilai bahwa promosi dengan desain visual yang menarik menjadi kunci untuk menarik konsumen khususnya kalangan anak muda yang cenderung memiliki pemikiran kreatif dan inovatif. Pernyataan tersebut dapat dinilai bahwa desain visual akan sangat berpengaruh terhadap promosi yang akan dilakukan rumah makan Yaki Yaki. Sedangkan untuk target Yaki Yaki ini sendiri adalah mengenalkan brand Yaki Yaki ke area pangsa pasar yang belum terjangkau sehingga bisnis ini dapat menjadi bisnis yang luas pemasarannya di kota Semarang. Untuk itu rumah makan Yaki Yaki membutuhkan kegiatan promosi yang dapat memperluas area pangsa pasar rumah makan Yaki Yaki khususnya kaum muda di kota Semarang, hingga dapat bersaing dengan rumah makan khas Jepang lainnya yang pangsa pasarnya sudah meluas. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan penulis diatas, rumusan masalah yang akan dibahas pada proposal perancangan media promosi rumah makan Yaki Yaki adalah bagaimana merancang media promosi untuk memperluas pemasaran rumah makan Yaki Yaki di kota Semarang? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, terdapat batasan masalah pada proses perancangan media promosi rumah makan Yaki Yaki dalam bentuk media lini atas (above the line) dan media lini bawah (below the line) yang menarik dan komunikatif untuk mempromosikan rumah makan Yaki Yaki Semarang sebagai kekuatan untuk memperluas pamasaran Yaki Yaki di area Semarang. Lingkup wilayah publikasi dari media promosi ini adalah di kota Semarang. 1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan a. Tujuan Tujuan Perancangan media promosi ini sendiri adalah agar penulis mampu merancang promosi yang efektif dan komunikatif untuk memperluas pangsa pasar rumah makan Yaki Yaki di kota Semarang. Sehingga area pemasarannya di kota Semarang menjadi lebih luas dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan penghasilannya. b. Manfaat 1. Manfaat bagi penulis / mahasiswa Dengan adanya perancangan promosi ini, mahasiswa mampu merancang media promosi yang efektif dan efisien dalam mempromosikan sebuah bidang usaha serta menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana cara mempromosikan bidang usaha supaya dapat meluaskan pangsa pasarnya. 2. Manfaat Bagi rumah makan Yaki Yaki Semarang. Membantu rumah makan Yaki Yaki Semarang. dengan memberikan informasi kepada masyarakat tentang rumah makan Yaki Yaki Semarang. secara komunikatif dengan desain yang kreatif dan inovatif, guna memperluas pemasaran. 3. Manfaat Bagi Masyarakat Membantu memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang jelas tentang rumah makan Yaki Yaki Semarang dan lebih mampu menjadikan rumah makan Yaki Yaki Semarang sebagai rumah makan khas Jepang pilihan masyarakat. 1.5 Tinjauan Teori 1.5.1 Teori-teori Dasar / Umum 1.5.1.1 Komunikasi Desain komunikasi visual, sesuai dengan namanya, bidang ini memiliki hubungan dengan komunikasi antara pengirim pesan dengan target audience, komunikasi yang baik adalah komunikasi yang berjalan dan bekerja secara dua arah atau bisa dikatakan adanya hubungan timbal balik antara pengirim pesan dan penerima pesan berupa respon. Menurut Yongky Safanayong dalam bukunya yang berjudul Desain Komunikasi Visual Terpadu. Kata komunikasi berarsal dari bahasa Latin “communis” yang artinya “common” :umum; bersama. Dan berapa pengertian komunikasi yakni komunikasi adalah suatu kegiatan yang terjadi antara dua pihak, untuk mendapat pengertian yang sama mengenai hal yang sama; usaha komunikasi pemasaran, tujuan diarahkan pada pekerjaan satu atau lebih: 1 )Membangun keinginan 2) Menciptakan kesadaran 3) Meningkatkan sikap dan mempengaruhi niat 4) Mempermudah pemakaian atau pembelian Pengertian di atas adalah pengertian komunikasi secara umum, namun sekarang ini sebagai desainer kita ditantang untuk menyampaikan pesan dengan kreatif baik secara verbal ataupun visual yang tentunya sesuai dengan teori komunikasi yang baik yakni unuk mendapatkan kesepahaman agar tujuan dari komunikasi bisa tercapai. Komunikasi merupakan kegiatan mendorong orang lain untuk menafsirkan suatu ide dengan cara yang diinginkan oleh pengirim pesan; komunikasi adalah esensi dan merupakan dasar dari hal-hal persuasi, perubahan tingkah laku dan sikap serta sosialisasi melalui transmisi informasi.” Menurut Yongky Safanayong dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu, tujuan komunikasi dibedakan menurut maksud dan caranya menjadi: identifikasi, informasi, promosi (provokasi, persuasi, propaganda, dan sebagainya), ambience (penggarapan lingkungan). Komunikasi Pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran untuk tercipta suksesnya pemasaran. Memahami Komunikasi Pemasaran dapat dengan menguraikan dua unsur pokok, yaitu komunikasi dan pemasaran. Kata komunikasi dari bahasa Latin, communis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan dua orang atau lebih. Menurut Stuart (Vardiansyah, 2004 : 3) dalam buku pengantar ilmu komunikasi kata communis adalah communico yang berarti berbagi. Dalam hal ini, yang dibagi yaitu pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Dalam bahasa Inggris, komunikasi menurut Dani Vardiansyah yaitu untuk bertukar pikiran, perasaan dan informasi juga bisa berarti untuk membuat tahu/mengerti (kata kerja). Sedangkan dalam kata benda (noun), communication yang berarti pertukaran simbol-simbol dan informasi. Dalam buku periklanan promosi (Shimp, 2003 : 4) Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Tentu saja, pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. Penulis menyimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah suatu kegiatan pengiklanan yang menyampaikan isi pesan atas suatu produk yang bertujuan agar produk tersebut dibeli atau dikonsumsi oleh masyarakat banyak, 1.5.1.2 Promosi Suatu perusahaan banyak aktivitas yang dilakukan tidak hanya menghasilkan produk atau jasa, menetapkan harga, dan menjual produk atau jasa, tetapi banyak aktivitas lainnya yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Salah satunya adalah promosi, kegiatan promosi adalah salah satu bagian dari bauran pemasaran perusahaan, yang isinya memberikan informasi kepada masyarakat atau konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Tidak hanya itu, kegiatan promosi merupakan kegiatan komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan atau konsumen. Perusahaan dewasa ini menganggap bahwa promosi merupakan bagian penting dari pemasaran, karena pihak perusahaan berharap dengan promosi yang dilaksanakan secara efektif dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa perusahaan sesuai dengan target penjualan yang telah ditetapkan dan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang menghasilkan produk atau jasa yang sejenis. Dengan pandangan demikian perusahaan berharap dengan dilaksanakannya kegiatan promosi secara berkesinambungan dan terarah akan mampu mencapai hasil penjualan dan keuntungan yang maksimal. Pengertian promosi menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman (2002 : 123) : “Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tinakah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut”. Sedangkan pengertian promosi menurut Buchari Alma (2006 : 179) adalah “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen”. Promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang dilakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan informasi mengenai produk, harga dan tempat. Informasi itu bersifat memberitahukan, membujuk, mengingatkan kembali kepada konsumen, para perantara atau kombinasi keduanya. Dalam promosi juga, terdapat beberapa unsur yang mendukung jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa disebut bauran promosi. Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran perusahaan adalah marketing mix strategy yang didefinisikan oleh Kotler dan Armstrong (1997) yang menyatakan bahwa marketing mix sebagai set variabel pemasaran terkontrol yang berusaha untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bauran pemasaran merupakan variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari sasaran pangsa pasar. Dan untuk usaha jasa terdapat 7 unsur marketing mix (Marketing Mix-7p) yaitu: Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Proses, Dan Physical Evidence. Gambar 1.1 Marketing Mix-7p a. Product (Produk/Servis) Produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya. b. Price (Harga) Penetapan harga merupakan suatu hal penting . Perusahaan akan melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan dapat mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan sasaran pangsa pasar, bauran ragam produk, dan pelayanan, serta persaingan. c. Place (Tempat) Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga menjadikan biaya rental atau investasi tempat menjadi semakin mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompensasi dengan reducing biaya marketing, sebaliknya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan desain sering menjadi daya tarik tersendiri bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan. d. Promotion (Promosi) Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antara lain : •Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru •Mengkomunikasikan produk baru •Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang dikenal secara luas •Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk •Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk •Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk. e. People (Orang) People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi orang yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen terhadap karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal. Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnnya dalam people adalah attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa. Moment of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara karyawan dan konsumen. Attitude sangat penting, dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan. f. Process (Proses) Process, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja. g. Physical Evidence (Bukti Fisik) Bangunan merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalam perusahaan jasa yang memiliki karakter. Perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lighting system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan ambience sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat membrikan nilai tambah bagi pengunjung, khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa dengan kelas market khusus. 1.5.1.3 Periklanan Periklanan merupakan bagian dari bauran promosi dan salah satu dari alat yang paling umum yang digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat, oleh karena itu periklanan harus dirancang dengan tepat agar produk yang ditawarkan benar-benar dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli, hal inilah yang membedakan iklan dengan pengumuman biasa. Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukan pada masyarakat lewat media. Media yang digunakan dapat berupa media cetak atau media elektronik. Seperti iklan luar rumah, surat kabar, radio, majalah dan televisi. Salah satu media cetak yang sering digunakan adalah media surat kabar, karena surat kabar adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yang fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur. Menurut Philip Kotler (2005 : 247) pengertian periklanan “Periklanan adalah setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan” Berdasarkan pendapat para ahli tentang definisi iklan diatas maka dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu barang atau jasa maupun ide sponsor tertentu yang dikeluarkan hanya untuk kegiatan tersebut. 1.5.2 Teori Khusus 1.5.2.1 Pesan Periklanan Pesan menurut Kotler (2000 : 581) adalah sekumpulan simbol yang dikirimkan dari pengirim ke penerima hal yang sangat penting sekali karena pesan inilah yang akhirnya akan sampai kepada konsumen untuk itu diperlukan usahausaha kreatif dalam menetapkan keputusan mengenai pesan ini. Philip Kotler (2000 : 581) mengemukakan bahwa ada tiga tahap mengembangkan strategi kreatif yaitu: 1. Pembentukan pesan (Massage generation) a. Metode induktif, dengan cara ini dilakukan pembicaraan dengan konsumen, penyalur, para ahli dan pesaing. Konsumen merupakan sumber pokok utama untuk ide yang baik. b. Metode deduktif, bahwa para pembeli mengharapkan salah satu dari empat tipe penghargaan sebuah produk yang rasional, keindraan pengalaman dalam menggunakan produk dan penggunaan pengalaman penggunaan insidentil. 2. Evluasi dan pemilihan pesan (Massage evaluation and selection) Memasang iklan harus mengevaluasi pesan alternatif pesan pertama-tama harus menyatakan sesuatu yang dibutuhkan dan pentingnya yang ada dalam produk itu. Pesan juga harus menginformasikan sesuatu yang berbeda yang tidak ada pada produk lain pada kategori produk itu. Pesan juga harus dapat dipercaya dan dibuktikan. 3. Pelaksanaan pesan (Massage exececution) Dampak pesan adalah bagaimana hal itu dikatakan. Iklan tertentu lebih menekankan penempatan produk secara rasional dan iklan lainnya lebih bertujuan penempatan emosional individu yang kreatif harus mencari gaya, bunyi kata-kata dan format untuk sebuah pesan. 1.5.2.2 Jenis Media Periklanan Menurut Drs. Djaslim saladin (2007 : 187) langkah-langkah dalam menentukan media yaitu : 1. Mengukur jangkauan, frekwensi & dampak iklan kesadaran masyarakat dan semakin tinggi jika jangkauan frekwensi dan dampak pembeberan semakin tinggi. Oleh karena itu, para perencanaan media penting mengetahui pertukaran antara jangkauan frekwensi dan dampak iklan. 2. Pemilihan media Setiap media mempunyai kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu perencanaan media harus memperhatikan faktor-faktor berikut : a. Kebiasaan media b. Produk c. Pesan Perusahaan atau institusi menggunakan media periklanan untuk mempromosikan produknya. Secara umum menurut para praktisi media periklanan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu media Above The Line (ATL) dan media Below The Line (BTL). Menurut Didih Suryadi dalam bukunya yang berjudul Promosi Efektif Media Above the Line (Media Lini Atas) adalah media yang bersifat massal, yaitu dalam waktu yang bersamaa iklan dapat diterima oleh banyak orang. Media Above The Line antara lain televisi, radio, koran , majalah, film, dan lain-lain (Suryadi, 2011 : 64). “Jenis kedua ialah Below the Line (Media Lini Bawah). Karakteristik media lini bawah ini jangkauannya terbatas secara jumlah dan waktu, juga tidak serempak. Sekalipun demikian, media ini mampu menjangkaun yang tidak dapat dijangkau Above the Line. Termasuk dalam media ini antara lain, poster, leaflet, billboard, spanduk, direct mail, bus panel, point of purchase, dan lain-lain” (Suryadi, 2011 : 64-65). Kesimpulannya media Above the Line dilakukan oleh perusahaan melalui beberapa bantuan media seperti media cetak, televisi, dan juga radio. Sedangkan Below the Line iklan yang dilakukan secara mandiri oleh perusahaan yang bersangkutan tanpa bantuan biro iklan. 1.5.2.3 Efektifitas Media Periklanan Pengukuran efektivitas sebuah media sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan perhitungan, Semua jenis media, baik cetak maupun media elektronik, pada dasarnya dapat saling diperbandingkan berdasarkan faktorfaktor tertentu. Morrisan (Morrisan, 2009: 57) mengemukakan bahwa keberhasilan suatu media sangat ditentukan oleh seberapa besar media bersangkutan bisa memperoleh pembacanya, pendengar, dan penonton. Walaupun disadari bahwa audien merupakan faktor paling penting bagi media ,namun sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pengelola media sering kali menjadikan audien bukan sebagai faktor terpenting yang mempengaruhi pekerjaan mereka, namun mereka tetap mengikuti laporann peringkat acara (rating) dan angka penjualan iklan sebagai indikator jumlah audien mereka. Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa tingkat keefektivitasan sebuah media adalah dari seberapa banyak sebuah media berhasil membawa audien untuk membeli sebuah produk dan jasa. 1.5.2.4 Public Relation Menurut Bruce J. Walker dalam Danang Sunyoto (Sunyoto, 2012: 157) “Public Relation atau Publisitas adalah semacam periklanan yang dilakukan dengan sejumlah komunikasi untuk merangsang permintaan". Publisitas tidak dibayar oleh sponsor. Namun menurut Hamdani dalam Sunyoto (Sunyoto, 2012: 159) “pengertian Public Relation atau hubungan masyarakat adalah merupaka kiat pemasaran penting lainnya di mana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Program hubungan masyarakat antara lain publikasi, acara-acara penting, hubungan dengan investor, pameran dan mensponsori beberapa acara”. Dalam Promosi Efektif oleh Didih Suryadi “Promosi tidak selalu fokus pada nilai-nilai benefit dan fitur produk. Lebih lanjut, promosi semestinya diorientasikan pula pada nilai-nilai korporasi secara keseluruhan. Nilai-nilai korporasi dimaksud berkenaan dengan pembentukan persepsi publik atas perusahaan atau sering disebut dengan pencitraan perusahaan (Didih Suryadi, 2011: 79)”. Pelanggan seringkali mengasosiasikan produk dengan citra perusahaannya. Tidak sedikit seseorang memutuskan menggunakan produk/jasa karena dipengaruhi oleh persepsi umum publik mengenai perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan pencitraan perusahaan memang bagian dari strategi promosi yang tidak boleh dilupakan. Perusahaan harusnya memiliki referensi yang cukup mengenai karakteristik pelanggannya, apa yang dicari dan apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya, kemudian mengasosiasikan diri dengan karakter tersebut. Tentu saja peng-asosiasi-an ini tidak akan efektif jika tidak dilakukan secara konsisten dan dalam kegiatan-kegiatan yang tidak memiliki nilai publisitas tinggi atau tidak memiliki nilai berita. 1.5.2.5 Personal Selling Menurut Indriyo Gitosudarmoo dalam buku Dasar-dasar Manajemen Perusahaan oleh Danang Sunyoto (Sunyoto, 2012: 160) “personal selling merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon konsumennya. Dengan kontak langsung diharapkan terjadi hubungan yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya. Termasuk dalam katagori personal selling adalah door to door selling, mail order, r-telephone selling, direct selling”. Menurut Hamdani dalam buku Dasar-dasar Manajemen Pemasaran oleh Sunyoto (Sunyoto, 2012: 158) “sifat penjualan perseorangan dapat dikatakan lebih fleksibel karena tenaga penjualan dapat secara lagsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Penjualan perseorangan mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran produk, karena interaksi secara personal antara penyedia produk dan konsumen sangat penting, produk tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin, dan orang merupakan bagian dari produk”. Dapat ditarik kesimpulan dari pengertian di atas bahwa pendekatan personal selling sangat menentukan hasil dari keputusan konsumen apakah ia akan terpengaruh untuk membeli atau tidak. Jika pendekatan personal selling oleh produsen sangatlah menarik, tidak menutup kemungkinan bahwa konsumen akan turut membelinya. Menawarkan suatu produk atau jasa, menurut Stephan Schiffman dalam buku Promosi Efektif oleh Didih Suryadi (Suryadi, 2011: 85), sama artinya dengan mencoba mengubah kebiasaan orang lain. Lebih ekstrim lagi, melawan budaya orang lain. Pernyataan shiffman ini tentu tidak berlebihan mengingat pada umumnya pelanggan sudah terbiasa dengan produk atau jasa yang ia pakai selama ini, dan seorang sales dalam personal sellingnya bersikeras mengganti produk lama itu dengan produk yang dibawanya. Maka kemudian personal selling bukan aktifitas mudah.Seperti kita ketahui bersama hal yang paling sulit ialah mengubah kebiasaan. Oleh karena itu personal selling harus terstrategi, terencana dan terfokus pada satu sasaran, ialah meyakinkan pelanggan bahwa produk kita lebih baik. Aktifitas personal selling merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan strategi promosi di samping iklan, promosi penjualan, dan publisitas alias pencitraan. Oleh karena itu tim yang melakukan personal selling harus benarbenar memahami produk atau jasa seakurat mungkin, tidak keluar dari lingkar strategi promosi lainnya dalam pendekatan promotion mix. 1.5.3 Teori Desain Komunikasi Visual 1.5.3.1 Warna Warna pertama kali timbul dari peristiwa sensorik. Pengalaman warna diawali dari respon fisiologis terhadap rangsangan cahaya. Warna sebagai bagian penting yang tidak dapat dipasahkan dalam desain brosur. Dalam buku Anne Dameria (2007:10) Warna memberikan banyak pengaruh emosional kepada suatu karya. Pemilihan warna harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena warna merupakan salah satu faktor penting dalam image suatu perusahaan. Beberapa Identitas yang kuat bahkan menggunakan warna untuk mempertahankan ke-konsistensiannya dan sebagai identitasnya. Suatu bukti secara ilmiah bahwa warna dapat meningkatkan awareness dari sebuah identitas visual suatu desain adalah: Warna dapat berkomunikasi dari kecepatan cahaya. Otak kita akan merespon warna dengan cara yang sama dengan ketika kita merespon ketika kita mengalami kesakitan yaitu secara langsung dan tibatiba atau di luar kesadaran otak. (Budelmann et al. 2010, 14-17) Warna memiliki peran besar dalam pengambilan keputusan saat memilih barang atau produk. Bahkan 90% diyakini orang memilih barang didasarkan karena warna. Oleh karena itu pemilihan warna diperlukan riset mendalam dari sisi psikologi warna, budaya, karakteristik produk dan komunikasi. Tanpa cahaya tidak akan pernah ada warna. Warna bersifat merangsang, menenangkan, ekspresif, menggugah, menggelitik, takjub, budaya, dan simbol. (Linda Holtzschue, 2006:2). Tabel 1.1 Respon Psikologis Warna Warna Merah Respon Psikologis yang ditimbulkan Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, bahaya, agresifitas. Biru Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, perintah. Hijau Alami, kesehatan, padangan yang enak, kecemburuan,pembaruan. Kuning Optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran / kecurangan, pengecut, penghianatan. Ungu Spiritual, misteri, keagungan, perubahan, bentuk, galak, arogan. Oranye Energi, keseimbangan, kehangatan Coklat Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan Abu-abu Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak Putih Kemurnian/suci, bersih, kehematan, innocent (tanpa dosa), steril, kematian. Hitam Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, Dalam hal ini, Warna merupakan aspek penting dalam desain yang mempertimbangkan psikologi, persepsi hingga ke pembelajaran alam. Ketika membangun sebuah identitas visual, salah satu hal yang paling penting adalah mengetahui bagaimana warna mempengaruhi audience dari hasil desain kita. 1.5.3.2 Tipografi Setiap tulisan memiliki kepribadian-nya masing-masing. Memilih tipografi yang cocok berarti memilih tipografi yang merepresentasikan image. Pemilihannya dapat dimulai dengan pemilihan serif atau sans serif. Serif seringkali digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang berhubungan dengan tradisi, sedangkan sans serif sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang berhubungan dengan modern. Sans serif sudah diadopsi di seluruh sistem signage di seluruh dunia. Tipografi memiliki peran penting dalam brand identity, pembaca dapat mengasumsi apa brand tersebut dari tipografi yang digunakan. Seperti dengan imagery, tipografi biasanya memberikan pikiran terhadap arti lain atau konteks budaya dari suatu identitas. Image tidak selalu dapat berdiri sendiri namun dengan adanya bantuan tipografi, suatu image dapat lebih dimengerti dan diingat oleh konsumen. Kepribadian dari sebuah tipografi adalah salah satu pertimbangan penting untuk memilih typeface, namun bukan hanya itu legibility, flexibility, dan consistency juga penting untuk program suatu identitas visual. Legibility adalah tingkat kemudahannya untuk dibaca. Tingkat keterbacaan-nya ini tergantung pada tampilan bentuk fisik huruf itu sendiri, ukuran, serta penataannya dalam sebuah naskah. (Budelmann et al. 2010, 46) Tipografi memiliki peran penting dalam brand identity, Seperti dengan imagery, tipografi biasanya memberikan pikiran terhadap arti lain. Image tidak selalu dapat berdiri sendiri namun dengan adanya bantuan tipografi, suatu image dapat lebih dimengerti dan diingat oleh konsumen. Kepribadian dari sebuah tipografi adalah salah satu pertimbangan penting untuk memilih typeface. Keterbacaan-nya tergantung pada tampilan bentuk fisik huruf itu sendiri, ukuran, serta penataannya dalam sebuah naskah. 1.5.3.3 Gambar Gambar merupakan unsur penting dalam proses desain. Gambar dapat mengungkapkan sesuatu hal dengan lebih cepat dan seringkali lebih baik daripada teks. Gambar digunakan saat seseorang ingin mengiklankan dan menjual sesuatu barang/jasa seperti dalam katalog atau advertensi dalam majalah atau koran. Gambar juga dapat digunakan di dalam brosur sebagai ilustrasi, sebagai penjelasan teks, maupun sekedar sebagai keindahan layout. Gambar dalam proses desain dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 1. Image atau Foto 2. Gambar Garis / Vektor A. Image/Fotografi Fotografi adalah teknik untuk membuat gambar yang tetap dengan menggunakan cahaya (Pusat Grafika Indonesia, 1982:11). Dalam arti yang lebih luas fotografi dapat diartikan semua cara yang memakai cahaya sebagai alat untuk membuat gambar tetap (Pusat Grafika Indonesia, 1982:11). Menurut Sugianto (Sarjono, 2005:1) fotografi adalah seni atau proses untuk mendapatkan representasi yang akurat dari objek, dengan menguunakan reaksi kimia antara cahaya / sinar, sertasebagai macam energy yang memancarkan dengan permukaan yang sudah dipersiapkan secara kimiawi. Dapat disimpulkan bahwa, fotografi adalah proses menangkap gambar sebuah objek dengan menggunkan reaksi kimia, hasil dari fotografi sangat bergantung pada kapasitas cahaya yang ada. Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Kecepatan disebut sebagai pajanan (exposure). Berikut adalah Basic Techniques Of Photography. 1. Long Depth Of Field 2. Short Depth of Field 3. Freeze 4. Slow Motion 5. Panning Depth Of Field adalah istilah teknis yang digunakan untuk menggambarkan 'zona ketajaman' antara terdekat dan terjauh dari subjek di fokus. Freeze adalah istilah teknis yang digunakan untuk pengambilan gambar secara cepat dengan menggunakan kecepatan rana yang tinggi, sehingga hasil dapat terlihat seolah-olah berhenti bergerak/terlihat beku. Slow Motion adalah istilah teknis yang digunakan untuk pengambilan gambar dengan kecepatan rana lambat (lebih lambat dari kecepatan objek) Dengan kecepatan rana lambat, kita dapat menangkap gerakan objek. Gerakan ini dapat melihat dengan efek kabur atau tidak fokus. Panning adalah istilah teknis yang digunakan untuk pengambilan gambar dengan Teknik berayun kamera mengikuti subjek yang bergerak, digunakan untuk menyampaikan kesan kecepatan. Kecepatan rana lambat digunakan, sehingga gambar yang tajam dari objek bergerak dicatat dengan latar belakang kabur. Basic Composition Techniques: 1. The Symmetrical Composition 2. The Rule Of Thirds 3. The Golden Rule The Symmetrical Composition Ini adalah salah satu aturan yang biasanyatertanam dalam pikiran orang. The Rule Of Thirds (norma pola pikir kita) Aturan ini jauh lebih kompleks karena membutuhkan kita untuk membayangkan dan menggunakan grid sebagai alat ukur. Bayangkan frame Anda dibagi menjadi 3 sumbu horizontal dan 3 sumbu vertikal (Anda harus mendapatkan bingkai dengan 9 kotak) Sumbu vertikal harus menjadi poros di mana Anda meletakkan keluar obyek / subyek. Sumbu horizontal adalah tempat di mana Anda menempatkan garis cakrawala Anda. The Golden Rule adalah pendekatan yang lebih sederhana dalam komposisi seperti peraturan ini akan menerapkan komposisi yang lebih mendasar dari aturan simetris dan bergerak sedikit untuk menciptakan rasa tidak seimbang. Dalam teori ini akan dibagi bingkai foto sama-sama dalam 2 seperti yang dilakukan dengan komposisi simetris. Membagi bagian lain dari frame menjadi 3 bagian. Subjek terlambat akan ditempatkan di pertama dari 3 baris yang terdekat dengan pusat gambar. Penggunaan foto untuk mempercantik layout dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, contohnya dapat menempatkannya dalam bentuk bujur sangkar atau persegi empat yang berdiri (portrait) atau berbaring (landscape), baik untuk majalah, surat kabar, buku-buku dimana seringkali ukurannya disesuaikan dengan ukuran kolom (satu kolom atau lebih). Juga dapat ditampilkan dengan bentuk bulat, segitiga, lingkaran, oval maupun bentuk tak beraturan sesuai keinginan desain. Penggunaan Image dalam desain biasanya dipakai untuk : • Latar belakang / background • Penjelasan terhadap suatu obyek/produk yang ditawarkan • Penjelasan situasi, contohnya foto kejadian penting yang ditampilkan di surat kabar atau majalah • Foto wajah B. Gambar Garis / Vektor Gambar-gambar garis merupakan gambar dengan warna hitam (yang berupa garis-garis tebal-tipis) dan putih (sebagai warna dasar kertas). Biasanya menggunakan warna-warna solid atau gradasi. Sebagian besar digunakan untuk ilustrasi dalam sebuah desain brosur. Gambar vektor atau garasi merupakan gambar yang menerangkan teks atau hal-hal yang abstrak, yang sering tidak mungkin dilukiskan dalam sebuah foto/image. Tipe yang lain dari gambar garis / vektor yang sering ditemui adalah gambar kartun atau karikatur, buku komik dan ilustrasi iklan. Kadang bisa juga berbentuk icon, logo, atau maskot. 1.5.3.4 Teori Tata Letak / Layout Dalam buku “Layout, Dasar & Penerapannya”, karya Surianto Rustan menjelaskan bahwa layout adalah sebuah buku yang banyak membantu terutama pengetahuan praktis layout. Dalam buku tersebut layout diartikan sebagai tataletak elemen – elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep / pesan yang dibawanya (Suriyanto. 2008, 36). Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan me-layout itu sama dengan mendisain. Beberapa prinsip layout antara lain urutan, penekanan, keseimbangan, kesatuan, dan konsistensi. Urutan menunjuk pada aliran membaca. Penekanan menunjuk pada objek – objek penting dalam urutan pembacaan. Keseimbangan menunjuk pada pembagian berat ruang, termasuk ruang isi dan kosong (ruang sela). Kesatuan menunjuk pada usaha menciptakan kesatuan objek, termasuk ruang secara keseluruhan. Konsistensi menunjuk pada kontrol estetik tampilan keseluruhan. Konsistensi kian terasa pada penerbitan berkala. Konsistensi selain sebagai control estetik terutama berguna bagi koordinasi keseluruhan material yang dilayout. Disamping lima prinsip di atas, terdapat dua prinsip lagi yang penting terutama untuk layout penerbitan berkala. Dua prinsip tersebut yaitu konstanta dan variabel. “Konstanta adalah elemen – elemen yang konstan, elemen yang selalu dipertahankan, sedangkan variabel adalah elemen – elemen yang berubah”. 1.5.3.5 Teori Nirmana Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto dalam bukunya Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. (Sadjiman. 2005, 46), Elemen-elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya. Gambar 1.4 Empat Bagian Nirmana Sumber : Bagus Surya a. Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah. b. Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna. c. Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. d. Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga komposisi dari bentuk bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan yang perlu digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap penciptanya.