BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kebutuhan pangan adalah sebuah kebutuhan pokok bagi setiap orang untuk
kelangsungan kehidupan mereka. Pada zaman yang terus berkembang ini,
kebutuhan pangan akan menjadi semakin dibutuhkan karena pertumbuhan
penduduk yang juga semakin berkembang.
Indonesia memiliki banyak keanekaragaman, terutama di bidang kuliner.
Dari berbagai macam wilayah di indonesia memiliki keanekaragaman kuliner
tersendiri. Kuliner di Indonesia diakui secara internasional, karena mempunyai
beragam jenis makanan dan minuman dengan cita rasa yang berbeda-beda.
Salah satu bisnis yang dilakukan dibidang kuliner adalah membuka sebuah
usaha Rumah Makan. Usaha Rumah Makan merupakan usaha yang diyakini sangat
berprospek bahkan dalam keadaan ekonomi negara yang krisis sekalipun. Perlu kita
ketahui bahwa bisnis rumah makan merupakan peluang bisnis yang sangat
menjanjikan karena seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan gaya
hidup yang ingin serba instan pada masyarakat sekarang. Sadar atau tidak, dengan
pertumbuhan penduduk yang semakin banyak maka kebutuhan pangan akan
semakin besar, dan pada bisnis usaha Rumah Makan akan menjadi semakin
dibutuhkan.
Ketua Dewan Pengarah Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia Amir
Karamoy menyatakan, potensi bisnis makanan tetap menjanjikan. Begitu juga
dengan makanan Jepang yang sekarang sudah banyak peminatnya, mulai dari kelas
bawah hingga kelas atas. Namun persaingan makanan Jepang saat ini sudah sangat
ketat. Apalagi, saat ini sudah ada beberapa brand makanan Jepang yang
mendominasi pangsa pasar. Pemain-pemain besar itu sudah memiliki pangsa
pasarnya sendiri. Nah, agar bisa bersaing, pemain baru harus mampu menyajikan
jenis makanan baru dan unik dengan strategi pemasaran yang baik pula di pasaran
(KunciBisnis.com: 2012).
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat ragam inovasi kuliner yang mampu
menarik minat pangsa pasar tak terkecuali pada kuliner dari negara lain yang juga
memiliki keanekaragaman masing-masing. Terlebih, dengan karakteristik
masyarakat Indonesia yang gemar mencoba hal-hal baru. Menjadikan usaha Rumah
Makan semakin beragam dalam jenisnya menjual makanan yang dapat menarik
konsumen.
Rumah Makan Yaki Yaki merupakan salah satu Usaha Rumah Makan di
kota Semarang yang berdiri di Semarang pada Agustus tahun 2015. Rumah Makan
Yaki Yaki menjual berbagai macam menu makanan khas Jepang dengan harga yang
mampu bersaing pada saat ini, serta memiliki suasana tempat yang sangat
mencerminkan budaya negeri Sakura tersebut sehingga orang-orang yang datang
dan menyantap hidangan di Rumah Makan Yaki Yaki dapat merasakan sensasi
budaya yang ada di negeri Jepang itu sendiri. Rumah Makan Yaki Yaki ini
merupakan rumah makan yang didirikan di Semarang dan belum membuka cabang
dimanapun.
Rumah Makan Yaki Yaki terletak di Jl. Jatimulyo No. 10 Tembalang,
Semarang. Berada di kawasan kampus dengan mahasiswa yang memadati jalanan
sekitar, merupakan keunggulan dari Rumah Makan Yaki Yaki ini. Adapun target
yang di utamakan yaitu kalangan mahasiswa. Sehingga mewajibkan Rumah Makan
Yaki Yaki memberikan suasana yang unik serta fasilitas untuk menarik para
mahasiswa yang cenderung berpikiran muda, kreatif dan inovatif.
Seperti namanya, Rumah Makan Yaki Yaki, “yaki” dalam bahasa Jepang
adalah pembakaran/pemanggangan, memrupakan kata yang selalu di gunakan
dalam berbagai menu dari makanan asal Jepang, sebagai contoh Yakiniku, Teriyaki,
Takoyaki, Okonomiyaki dan lain-lain. Kata “yaki” ini pun menjadi khas untuk
menu makanan negeri sakura, dalam hal ini Rumah makan menggunakan “yaki”
menjadi nama perusahaan Yaki Yaki untuk menampilkan ciri khas negeri Jepang
yang bertujuan untuk menarik konsumen yang memiliki minat pada kuliner khas
Jepang. Sesuai namanya, Rumah makan Yaki Yaki memiliki makanan utama serta
sebagai image branding yaitu makanan yang dimasak bakar/panggang berupa
Bento(makanan bekal berupa nasi berikut lauk-pauk dalam kemasan praktis) yang
didalamnya terdapat Beef Yakiniku atau Chiken Yakiniku.
Rumah Makan Yaki Yaki merupakan sebuah usaha kuliner yang unik
dengan menyediakan menu makanan khas Jepang yang pada saat ini banyak
digemari masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan dibukanya gerai-gerai
makanan khas Jepang saat ini kian banyak. Pada menu makanan, Rumah Makan
Yaki Yaki jelas memiliki menu andalan yaitu Chese Lava, adalah daging ayam yang
di goreng dengan remah roti yang biasa di sebut Katsu dengan keju mozarella di
dalamnya. Chese Lava seharga Rp. 20.000,00 ini menjadi favorit anak muda
khususnya mahasiswa yang menyukai makanan berbau keju. Keunggulan Chese
Lava sebagai andalan utama rumah makan Yaki Yaki adalah terletak pada susunan
komposisi pada menu itu sendiri. Rasa keju yang tidak pernah ditemui di masakan
Jepang lain adalah sebuah keunikan dimana menu Chese Lava ini sendiri adalah
menu original dan asli dari rumah makan Yaki Yaki.
Adapula menarik konsumen dikalangan anak muda pada wilayah terdekat
lokasi perusahaan yang dimana merupakan kunci dari suksesnya rumah makan
Yaki Yaki hingga seperti sekarang ini. Namun bapak Imadudin Zaky Purwanto
selaku pemilik dari rumah makan Yaki Yaki sendiri menilai bahwa usahanya ini
masih kurang promosi yang meluas hingga mencakup ke seluruh kota Semarang,
melihat suksesnya rumah makan Yaki Yaki yang memiliki pendapatan yang sangat
stabil.
Disamping dari kualitas menu yang disajikan adapula fasilitas yang di
sediakan untuk konsumen yaitu fasilitas delivery atau pesan antar. Fasilitas pesan
antar ini tersedia untuk semua wilayah diseluruh Semarang. Dari Fasilitas pesan
antar rumah makan Yaki Yaki, didapatkan data permintaan pangsa pasar yang terus
meningkat dan merupakan konsumen yang tersebar di area seluruh kota Semarang.
Dari catatan layanan pesan antar, dapat diketahui data yang tercatat pada bulan
Februari hingga April 2016 selalu mengalami kenaikan. Data yang di peroleh pada
bulan Februari tercatat 31 pemesanan, di bulan Maret tercatat 45 kali pemesanan,
dan terakhir di bulan April tercatat terdapat 62 kali pemesanan. Pada data tersebut
dapat di simpulkan bahwa setiap bulan minat konsumen semakin tinggi dan rumah
makan Yaki Yaki memiliki pangsa pasar yang terus meningkat. Selama bulan
Februari hingga April dapat diketahui pula permintaan pangsa pasar yang selalu
meningkat. Hal tersebut membuktikan bahwa memperluas pangsa pasar terhadap
rumah makan Yaki Yaki adalah sebuah langkah yang tepat sehingga rumah makan
Yaki Yaki dapat mempertahankan kesuksesan bahkan dapat memperoleh
kesuksesan yang lebih besar.
Dari data fasilitas pesan antar Yaki Yaki pada bulan April 2016, dapat di
jabarkan informasi mengenai presentase lokasi/area pangsa pasar. Dapat diketahui
bahwa Yaki Yaki memiliki 79% konsumen yang berlokasi di Tembalang,
Semarang, dan sisanya 21% berlokasi di luar area Tembalang, Semarang. Sehingga
Yaki Yaki membutuhkan perluasan area pangsa pasar melihat masih besarnya
lokasi pangsa pasar di area lokal Tembalang, Semarang. Sehingga dalam usaha
memperluas area pangsa pasar di luar Tembalang, Semarang. Fasilitas pesan antar
inilah yang menjadi awal dari usaha rumah makan Yaki Yaki memperluas pangsa
pasarnya.
Bapak Imadudin menilai bahwa promosi dengan desain visual yang menarik
menjadi kunci untuk menarik konsumen khususnya kalangan anak muda yang
cenderung memiliki pemikiran kreatif dan inovatif. Pernyataan tersebut dapat
dinilai bahwa desain visual akan sangat berpengaruh terhadap promosi yang akan
dilakukan rumah makan Yaki Yaki. Sedangkan untuk target Yaki Yaki ini sendiri
adalah mengenalkan brand Yaki Yaki ke area pangsa pasar yang belum terjangkau
sehingga bisnis ini dapat menjadi bisnis yang luas pemasarannya di kota Semarang.
Untuk itu rumah makan Yaki Yaki membutuhkan kegiatan promosi yang dapat
memperluas area pangsa pasar rumah makan Yaki Yaki khususnya kaum muda di
kota Semarang, hingga dapat bersaing dengan rumah makan khas Jepang lainnya
yang pangsa pasarnya sudah meluas.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan penulis diatas, rumusan
masalah yang akan dibahas pada proposal perancangan media promosi rumah
makan Yaki Yaki adalah bagaimana merancang media promosi untuk memperluas
pemasaran rumah makan Yaki Yaki di kota Semarang?
1.3
Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, terdapat
batasan masalah pada proses perancangan media promosi rumah makan Yaki Yaki
dalam bentuk media lini atas (above the line) dan media lini bawah (below the line)
yang menarik dan komunikatif untuk mempromosikan rumah makan Yaki Yaki
Semarang sebagai kekuatan untuk memperluas pamasaran Yaki Yaki di area
Semarang. Lingkup wilayah publikasi dari media promosi ini adalah di kota
Semarang.
1.4
Tujuan dan Manfaat Perancangan
a. Tujuan
Tujuan Perancangan media promosi ini sendiri adalah agar penulis
mampu merancang promosi yang efektif dan komunikatif untuk
memperluas pangsa pasar rumah makan Yaki Yaki di kota Semarang.
Sehingga area pemasarannya di kota Semarang menjadi lebih luas
dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan penghasilannya.
b. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis / mahasiswa
Dengan adanya perancangan promosi ini, mahasiswa
mampu merancang media promosi yang efektif dan efisien dalam
mempromosikan sebuah bidang usaha serta menambah pengetahuan
dan wawasan tentang bagaimana cara mempromosikan bidang usaha
supaya dapat meluaskan pangsa pasarnya.
2. Manfaat Bagi rumah makan Yaki Yaki Semarang.
Membantu rumah makan Yaki Yaki Semarang. dengan
memberikan informasi kepada masyarakat tentang rumah makan
Yaki Yaki Semarang. secara komunikatif dengan desain yang kreatif
dan inovatif, guna memperluas pemasaran.
3. Manfaat Bagi Masyarakat
Membantu memudahkan masyarakat dalam mendapatkan
informasi yang jelas tentang rumah makan Yaki Yaki Semarang dan
lebih mampu menjadikan rumah makan Yaki Yaki Semarang
sebagai rumah makan khas Jepang pilihan masyarakat.
1.5
Tinjauan Teori
1.5.1 Teori-teori Dasar / Umum
1.5.1.1 Komunikasi
Desain komunikasi visual, sesuai dengan namanya, bidang ini memiliki
hubungan dengan komunikasi antara pengirim pesan dengan target audience,
komunikasi yang baik adalah komunikasi yang berjalan dan bekerja secara dua arah
atau bisa dikatakan adanya hubungan timbal balik antara pengirim pesan dan
penerima pesan berupa respon. Menurut Yongky Safanayong dalam bukunya yang
berjudul Desain Komunikasi Visual Terpadu.
Kata komunikasi berarsal dari bahasa Latin “communis” yang artinya
“common” :umum; bersama. Dan berapa pengertian komunikasi yakni komunikasi
adalah suatu kegiatan yang terjadi antara dua pihak, untuk mendapat pengertian
yang sama mengenai hal yang sama; usaha komunikasi pemasaran, tujuan
diarahkan pada pekerjaan satu atau lebih:
1 )Membangun keinginan
2) Menciptakan kesadaran
3) Meningkatkan sikap dan mempengaruhi niat
4) Mempermudah pemakaian atau pembelian
Pengertian di atas adalah pengertian komunikasi secara umum, namun
sekarang ini sebagai desainer kita ditantang untuk menyampaikan pesan dengan
kreatif baik secara verbal ataupun visual yang tentunya sesuai dengan teori
komunikasi yang baik yakni unuk mendapatkan kesepahaman agar tujuan dari
komunikasi bisa tercapai.
Komunikasi merupakan kegiatan mendorong orang lain untuk menafsirkan
suatu ide dengan cara yang diinginkan oleh pengirim pesan; komunikasi adalah
esensi dan merupakan dasar dari hal-hal persuasi, perubahan tingkah laku dan sikap
serta sosialisasi melalui transmisi informasi.” Menurut Yongky Safanayong dalam
buku Desain Komunikasi Visual Terpadu, tujuan komunikasi dibedakan menurut
maksud dan caranya menjadi: identifikasi, informasi, promosi (provokasi, persuasi,
propaganda, dan sebagainya), ambience (penggarapan lingkungan).
Komunikasi Pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran untuk tercipta suksesnya pemasaran. Memahami Komunikasi
Pemasaran dapat dengan menguraikan dua unsur pokok, yaitu komunikasi dan
pemasaran. Kata komunikasi dari bahasa Latin, communis yang berarti membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan dua orang atau lebih. Menurut Stuart
(Vardiansyah, 2004 : 3) dalam buku pengantar ilmu komunikasi kata communis
adalah communico yang berarti berbagi. Dalam hal ini, yang dibagi yaitu
pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Dalam bahasa Inggris, komunikasi
menurut Dani Vardiansyah yaitu untuk bertukar pikiran, perasaan dan informasi
juga bisa berarti untuk membuat tahu/mengerti (kata kerja). Sedangkan dalam kata
benda (noun), communication yang berarti pertukaran simbol-simbol dan
informasi.
Dalam buku periklanan promosi (Shimp, 2003 : 4) Pemasaran
adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer
nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Tentu saja, pemasaran
lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran namun kegiatan
pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika digabungkan, komunikasi
pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran
merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti
yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.
Penulis menyimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah suatu kegiatan
pengiklanan yang menyampaikan isi pesan atas suatu produk yang bertujuan agar
produk tersebut dibeli atau dikonsumsi oleh masyarakat banyak,
1.5.1.2 Promosi
Suatu perusahaan banyak aktivitas yang dilakukan tidak hanya
menghasilkan produk atau jasa, menetapkan harga, dan menjual produk atau jasa,
tetapi banyak aktivitas lainnya yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Salah
satunya adalah promosi, kegiatan promosi adalah salah satu bagian dari bauran
pemasaran perusahaan, yang isinya memberikan informasi kepada masyarakat atau
konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Tidak hanya itu,
kegiatan promosi merupakan kegiatan komunikasi antara perusahaan dengan
pelanggan atau konsumen.
Perusahaan dewasa ini menganggap bahwa promosi merupakan bagian
penting dari pemasaran, karena pihak perusahaan berharap dengan promosi yang
dilaksanakan secara efektif dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa
perusahaan sesuai dengan target penjualan yang telah ditetapkan dan dapat bersaing
dengan perusahaan lain yang menghasilkan produk atau jasa yang sejenis. Dengan
pandangan demikian perusahaan berharap dengan dilaksanakannya kegiatan
promosi secara berkesinambungan dan terarah akan mampu mencapai hasil
penjualan dan keuntungan yang maksimal.
Pengertian promosi menurut Djaslim Saladin dan Yevis Marty Oesman
(2002 : 123) : “Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli
yang bertujuan untuk merubah sikap dan tinakah laku pembeli, yang sebelumnya
tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat
produk tersebut”.
Sedangkan pengertian promosi menurut Buchari Alma (2006 : 179) adalah
“Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan
calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh
perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen”.
Promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang
dilakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan
informasi mengenai produk, harga dan tempat. Informasi itu bersifat
memberitahukan, membujuk, mengingatkan kembali kepada konsumen, para
perantara atau kombinasi keduanya. Dalam promosi juga, terdapat beberapa unsur
yang mendukung jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa disebut bauran
promosi.
Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran
perusahaan adalah marketing mix strategy yang didefinisikan oleh Kotler dan
Armstrong (1997) yang menyatakan bahwa marketing mix sebagai set variabel
pemasaran terkontrol yang berusaha untuk menghasilkan respon yang diinginkan
dalam pasar sasaran”.
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bauran pemasaran merupakan
variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan
yang diharapkan dari sasaran pangsa pasar. Dan untuk usaha jasa terdapat 7 unsur
marketing mix (Marketing Mix-7p) yaitu: Produk, Price, Promotion, Place,
Partisipant, Proses, Dan Physical Evidence.
Gambar 1.1 Marketing Mix-7p
a. Product (Produk/Servis)
Produk jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi
kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya pelanggan
tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu yang
ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah manfaat yang
didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun kombinasinya.
b. Price (Harga)
Penetapan harga merupakan suatu hal penting . Perusahaan akan melakukan
hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan dapat
mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama penentu
posisi dan harus diputuskan sesuai dengan sasaran pangsa pasar, bauran ragam
produk, dan pelayanan, serta persaingan.
c. Place (Tempat)
Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi
perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga
menjadikan biaya rental atau investasi tempat menjadi semakin mahal. Tingginya
biaya lokasi tersebut dapat terkompensasi dengan reducing biaya marketing,
sebaliknya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih
mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan desain sering
menjadi daya tarik tersendiri bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga
menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan.
d. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya
menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat
mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang
ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak
yang dapat mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antara lain :
•Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru
•Mengkomunikasikan produk baru
•Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang dikenal secara luas
•Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk
•Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk
•Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk.
e. People (Orang)
People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi orang yang
merupakan karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen terhadap
karyawan berkinerja tinggi akan menyebabkan konsumen puas dan loyal.
Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar
dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnnya
dalam people adalah attitude dan motivation dari karyawan dalam industri jasa.
Moment of truth akan terjadi pada saat terjadi kontak antara karyawan dan
konsumen. Attitude sangat penting, dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk,
seperti penampilan karyawan, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah,
dan tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan untuk mewujudkan
penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan.
f. Process (Proses)
Process, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian
jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah
karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu layanan (quality assurance),
seluruh operasional perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur
yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal
terhadap perusahaan tempatnya bekerja.
g. Physical Evidence (Bukti Fisik)
Bangunan merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi
persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalam perusahaan jasa yang
memiliki karakter. Perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk
lighting system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat
mempengaruhi mood pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana
dengan memperhatikan ambience sehingga memberikan pengalaman kepada
pengunjung dan dapat membrikan nilai tambah bagi pengunjung, khususnya
menjadi syarat utama perusahaan jasa dengan kelas market khusus.
1.5.1.3 Periklanan
Periklanan merupakan bagian dari bauran promosi dan salah satu dari alat
yang paling umum yang digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan
komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat, oleh karena itu
periklanan harus dirancang dengan tepat agar produk yang ditawarkan benar-benar
dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Iklan lebih diarahkan untuk membujuk
orang supaya membeli, hal inilah yang membedakan iklan dengan pengumuman
biasa.
Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditunjukan pada masyarakat lewat media. Media yang digunakan dapat
berupa media cetak atau media elektronik. Seperti iklan luar rumah, surat kabar,
radio, majalah dan televisi. Salah satu media cetak yang sering digunakan adalah
media surat kabar,
karena surat kabar adalah suatu media yang statis dan
mengutamakan pesan-pesan visual yang fungsi utamanya adalah memberi
informasi dan menghibur.
Menurut Philip Kotler (2005 : 247) pengertian periklanan “Periklanan
adalah setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi gagasan,
barang atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan”
Berdasarkan pendapat para ahli tentang definisi iklan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa iklan merupakan suatu bentuk komunikasi nonpersonal
mengenai suatu barang atau jasa maupun ide sponsor tertentu yang dikeluarkan
hanya untuk kegiatan tersebut.
1.5.2 Teori Khusus
1.5.2.1 Pesan Periklanan
Pesan menurut Kotler (2000 : 581) adalah sekumpulan simbol yang
dikirimkan dari pengirim ke penerima hal yang sangat penting sekali karena pesan
inilah yang akhirnya akan sampai kepada konsumen untuk itu diperlukan usahausaha kreatif dalam menetapkan keputusan mengenai pesan ini. Philip Kotler (2000
: 581) mengemukakan bahwa ada tiga tahap mengembangkan strategi kreatif yaitu:
1.
Pembentukan pesan (Massage generation)
a. Metode induktif, dengan cara ini dilakukan pembicaraan dengan
konsumen, penyalur, para ahli dan pesaing. Konsumen merupakan
sumber pokok utama untuk ide yang baik.
b. Metode deduktif, bahwa para pembeli mengharapkan salah satu dari
empat tipe penghargaan sebuah produk yang rasional, keindraan
pengalaman dalam menggunakan produk dan penggunaan
pengalaman penggunaan insidentil.
2.
Evluasi dan pemilihan pesan (Massage evaluation and selection)
Memasang iklan harus mengevaluasi pesan alternatif pesan
pertama-tama harus menyatakan sesuatu yang dibutuhkan dan
pentingnya yang ada dalam produk itu. Pesan juga harus
menginformasikan sesuatu yang berbeda yang tidak ada pada produk
lain pada kategori produk itu. Pesan juga harus dapat dipercaya dan
dibuktikan.
3.
Pelaksanaan pesan (Massage exececution)
Dampak pesan adalah bagaimana hal itu dikatakan. Iklan
tertentu lebih menekankan penempatan produk secara rasional dan
iklan lainnya lebih bertujuan penempatan emosional individu yang
kreatif harus mencari gaya, bunyi kata-kata dan format untuk sebuah
pesan.
1.5.2.2 Jenis Media Periklanan
Menurut Drs. Djaslim saladin (2007 : 187) langkah-langkah dalam
menentukan media yaitu :
1.
Mengukur jangkauan, frekwensi & dampak iklan kesadaran
masyarakat dan semakin tinggi jika jangkauan frekwensi dan dampak
pembeberan semakin tinggi. Oleh karena itu, para perencanaan media
penting mengetahui pertukaran antara jangkauan frekwensi dan
dampak iklan.
2.
Pemilihan media
Setiap media mempunyai kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu
perencanaan media harus memperhatikan faktor-faktor berikut :
a. Kebiasaan media
b. Produk
c. Pesan Perusahaan atau institusi menggunakan media periklanan
untuk mempromosikan produknya.
Secara umum menurut para praktisi media periklanan dapat dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu media Above The Line (ATL) dan media Below The
Line (BTL). Menurut Didih Suryadi dalam bukunya yang berjudul Promosi Efektif
Media Above the Line (Media Lini Atas) adalah media yang bersifat massal, yaitu
dalam waktu yang bersamaa iklan dapat diterima oleh banyak orang. Media Above
The Line antara lain televisi, radio, koran , majalah, film, dan lain-lain (Suryadi,
2011 : 64). “Jenis kedua ialah Below the Line (Media Lini Bawah). Karakteristik
media lini bawah ini jangkauannya terbatas secara jumlah dan waktu, juga tidak
serempak. Sekalipun demikian, media ini mampu menjangkaun yang tidak dapat
dijangkau Above the Line. Termasuk dalam media ini antara lain, poster, leaflet,
billboard, spanduk, direct mail, bus panel, point of purchase, dan lain-lain”
(Suryadi, 2011 : 64-65). Kesimpulannya media Above the Line dilakukan oleh
perusahaan melalui beberapa bantuan media seperti media cetak, televisi, dan juga
radio. Sedangkan Below the Line iklan yang dilakukan secara mandiri oleh
perusahaan yang bersangkutan tanpa bantuan biro iklan.
1.5.2.3 Efektifitas Media Periklanan
Pengukuran efektivitas sebuah media sebenarnya dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara dan perhitungan, Semua jenis media, baik cetak maupun
media elektronik, pada dasarnya dapat saling diperbandingkan berdasarkan faktorfaktor tertentu. Morrisan (Morrisan, 2009: 57) mengemukakan bahwa keberhasilan
suatu media sangat ditentukan oleh seberapa besar media bersangkutan bisa
memperoleh pembacanya, pendengar, dan penonton. Walaupun disadari bahwa
audien merupakan faktor paling penting bagi media ,namun sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa pengelola media sering kali menjadikan audien bukan sebagai
faktor terpenting yang mempengaruhi pekerjaan mereka, namun mereka tetap
mengikuti laporann peringkat acara (rating) dan angka penjualan iklan sebagai
indikator jumlah audien mereka. Berdasarkan pernyataan di atas penulis
menyimpulkan bahwa tingkat keefektivitasan sebuah media adalah dari seberapa
banyak sebuah media berhasil membawa audien untuk membeli sebuah produk dan
jasa.
1.5.2.4 Public Relation
Menurut Bruce J. Walker dalam Danang Sunyoto (Sunyoto, 2012: 157)
“Public Relation atau Publisitas adalah semacam periklanan yang dilakukan dengan
sejumlah komunikasi untuk merangsang permintaan". Publisitas tidak dibayar oleh
sponsor. Namun menurut Hamdani dalam Sunyoto (Sunyoto, 2012: 159)
“pengertian Public Relation atau hubungan masyarakat adalah merupaka kiat
pemasaran penting lainnya di mana perusahaan tidak hanya harus berhubungan
dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan
kumpulan kepentingan publik yang lebih besar.
Program hubungan masyarakat antara lain publikasi, acara-acara penting,
hubungan dengan investor, pameran dan mensponsori beberapa acara”. Dalam
Promosi Efektif oleh Didih Suryadi “Promosi tidak selalu fokus pada nilai-nilai
benefit dan fitur produk. Lebih lanjut, promosi semestinya diorientasikan pula pada
nilai-nilai korporasi secara keseluruhan.
Nilai-nilai korporasi dimaksud berkenaan dengan pembentukan persepsi
publik atas perusahaan atau sering disebut dengan pencitraan perusahaan (Didih
Suryadi, 2011: 79)”. Pelanggan seringkali mengasosiasikan produk dengan citra
perusahaannya. Tidak sedikit seseorang memutuskan menggunakan produk/jasa
karena dipengaruhi oleh persepsi umum publik mengenai perusahaan. Oleh karena
itu, kegiatan pencitraan perusahaan memang bagian dari strategi promosi yang tidak
boleh dilupakan. Perusahaan harusnya memiliki referensi yang cukup mengenai
karakteristik pelanggannya, apa yang dicari dan apa yang dibutuhkan oleh
pelanggannya, kemudian mengasosiasikan diri dengan karakter tersebut. Tentu saja
peng-asosiasi-an ini tidak akan efektif jika tidak dilakukan secara konsisten dan
dalam kegiatan-kegiatan yang tidak memiliki nilai publisitas tinggi atau tidak
memiliki nilai berita.
1.5.2.5 Personal Selling
Menurut Indriyo Gitosudarmoo dalam buku Dasar-dasar Manajemen
Perusahaan oleh Danang Sunyoto (Sunyoto, 2012: 160) “personal selling
merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para
calon konsumennya. Dengan kontak langsung diharapkan terjadi hubungan yang
positif antara pengusaha dengan calon konsumennya. Termasuk dalam katagori
personal selling adalah door to door selling, mail order, r-telephone selling, direct
selling”.
Menurut Hamdani dalam buku Dasar-dasar Manajemen Pemasaran oleh
Sunyoto (Sunyoto, 2012: 158) “sifat penjualan perseorangan dapat dikatakan lebih
fleksibel karena tenaga penjualan dapat secara lagsung menyesuaikan penawaran
penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Penjualan
perseorangan mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran produk, karena
interaksi secara personal antara penyedia produk dan konsumen sangat penting,
produk tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin, dan orang merupakan
bagian dari produk”.
Dapat ditarik kesimpulan dari pengertian di atas bahwa pendekatan personal
selling sangat menentukan hasil dari keputusan konsumen apakah ia akan
terpengaruh untuk membeli atau tidak. Jika pendekatan personal selling oleh
produsen sangatlah menarik, tidak menutup kemungkinan bahwa konsumen akan
turut membelinya. Menawarkan suatu produk atau jasa, menurut Stephan
Schiffman dalam buku Promosi Efektif oleh Didih Suryadi (Suryadi, 2011: 85),
sama artinya dengan mencoba mengubah kebiasaan orang lain.
Lebih ekstrim lagi, melawan budaya orang lain. Pernyataan shiffman ini
tentu tidak berlebihan mengingat pada umumnya pelanggan sudah terbiasa dengan
produk atau jasa yang ia pakai selama ini, dan seorang sales dalam personal sellingnya bersikeras mengganti produk lama itu dengan produk yang dibawanya. Maka
kemudian personal selling bukan aktifitas mudah.Seperti kita ketahui bersama hal
yang paling sulit ialah mengubah kebiasaan. Oleh karena itu personal selling harus
terstrategi, terencana dan terfokus pada satu sasaran, ialah meyakinkan pelanggan
bahwa produk kita lebih baik.
Aktifitas personal selling merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keseluruhan strategi promosi di samping iklan, promosi penjualan, dan publisitas
alias pencitraan. Oleh karena itu tim yang melakukan personal selling harus benarbenar memahami produk atau jasa seakurat mungkin, tidak keluar dari lingkar
strategi promosi lainnya dalam pendekatan promotion mix.
1.5.3 Teori Desain Komunikasi Visual
1.5.3.1 Warna
Warna pertama kali timbul dari peristiwa sensorik. Pengalaman warna diawali
dari respon fisiologis terhadap rangsangan cahaya. Warna sebagai bagian penting yang
tidak dapat dipasahkan dalam desain brosur. Dalam buku Anne Dameria (2007:10)
Warna memberikan banyak pengaruh emosional kepada suatu karya. Pemilihan
warna harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena warna merupakan salah satu
faktor penting dalam image suatu perusahaan. Beberapa Identitas yang kuat bahkan
menggunakan warna untuk mempertahankan ke-konsistensiannya dan sebagai
identitasnya. Suatu bukti secara ilmiah bahwa warna dapat meningkatkan awareness
dari sebuah identitas visual suatu desain adalah: Warna dapat berkomunikasi dari
kecepatan cahaya. Otak kita akan merespon warna dengan cara yang sama dengan
ketika kita merespon ketika kita mengalami kesakitan yaitu secara langsung dan tibatiba atau di luar kesadaran otak. (Budelmann et al. 2010, 14-17)
Warna memiliki peran besar dalam pengambilan keputusan saat memilih
barang atau produk. Bahkan 90% diyakini orang memilih barang didasarkan karena
warna. Oleh karena itu pemilihan warna diperlukan riset mendalam dari sisi psikologi
warna, budaya, karakteristik produk dan komunikasi. Tanpa cahaya tidak akan pernah
ada warna. Warna bersifat merangsang, menenangkan, ekspresif, menggugah,
menggelitik, takjub, budaya, dan simbol. (Linda Holtzschue, 2006:2).
Tabel 1.1 Respon Psikologis Warna
Warna
Merah
Respon Psikologis yang ditimbulkan
Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta,
bahaya, agresifitas.
Biru
Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi,
kebersihan, perintah.
Hijau
Alami, kesehatan, padangan yang enak,
kecemburuan,pembaruan.
Kuning
Optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran /
kecurangan, pengecut, penghianatan.
Ungu
Spiritual, misteri, keagungan, perubahan, bentuk,
galak, arogan.
Oranye
Energi, keseimbangan, kehangatan
Coklat
Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan
Abu-abu
Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak
Putih
Kemurnian/suci, bersih, kehematan, innocent
(tanpa dosa), steril, kematian.
Hitam
Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian,
Dalam hal ini, Warna merupakan aspek penting dalam desain yang
mempertimbangkan psikologi, persepsi hingga ke pembelajaran alam. Ketika
membangun sebuah identitas visual, salah satu hal yang paling penting adalah
mengetahui bagaimana warna mempengaruhi audience dari hasil desain kita.
1.5.3.2 Tipografi
Setiap tulisan memiliki kepribadian-nya masing-masing. Memilih tipografi
yang cocok berarti memilih tipografi yang merepresentasikan image. Pemilihannya
dapat dimulai dengan pemilihan serif atau sans serif. Serif seringkali digunakan
untuk menggambarkan sesuatu yang berhubungan dengan tradisi, sedangkan sans
serif sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang berhubungan dengan
modern. Sans serif sudah diadopsi di seluruh sistem signage di seluruh dunia.
Tipografi memiliki peran penting dalam brand identity, pembaca dapat
mengasumsi apa brand tersebut dari tipografi yang digunakan. Seperti dengan
imagery, tipografi biasanya memberikan pikiran terhadap arti lain atau konteks
budaya dari suatu identitas. Image tidak selalu dapat berdiri sendiri namun dengan
adanya bantuan tipografi, suatu image dapat lebih dimengerti dan diingat oleh
konsumen.
Kepribadian dari sebuah tipografi adalah salah satu pertimbangan penting
untuk memilih typeface, namun bukan hanya itu legibility, flexibility, dan
consistency juga penting untuk program suatu identitas visual. Legibility adalah
tingkat kemudahannya untuk dibaca. Tingkat keterbacaan-nya ini tergantung pada
tampilan bentuk fisik huruf itu sendiri, ukuran, serta penataannya dalam sebuah
naskah. (Budelmann et al. 2010, 46)
Tipografi memiliki peran penting dalam brand identity, Seperti dengan
imagery, tipografi biasanya memberikan pikiran terhadap arti lain. Image tidak
selalu dapat berdiri sendiri namun dengan adanya bantuan tipografi, suatu image
dapat lebih dimengerti dan diingat oleh konsumen. Kepribadian dari sebuah
tipografi adalah salah satu pertimbangan penting untuk memilih typeface.
Keterbacaan-nya tergantung pada tampilan bentuk fisik huruf itu sendiri, ukuran,
serta penataannya dalam sebuah naskah.
1.5.3.3 Gambar
Gambar merupakan unsur penting dalam proses desain. Gambar dapat
mengungkapkan sesuatu hal dengan lebih cepat dan seringkali lebih baik daripada
teks. Gambar digunakan saat seseorang ingin mengiklankan dan menjual sesuatu
barang/jasa seperti dalam katalog atau advertensi dalam majalah atau koran.
Gambar juga dapat digunakan di dalam brosur sebagai ilustrasi, sebagai
penjelasan teks, maupun sekedar sebagai keindahan layout.
Gambar dalam proses desain dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.
Image atau Foto
2.
Gambar Garis / Vektor
A. Image/Fotografi
Fotografi adalah teknik untuk membuat gambar yang tetap dengan
menggunakan cahaya (Pusat Grafika Indonesia, 1982:11). Dalam arti yang lebih
luas fotografi dapat diartikan semua cara yang memakai cahaya sebagai alat untuk
membuat gambar tetap (Pusat Grafika Indonesia, 1982:11). Menurut Sugianto
(Sarjono, 2005:1) fotografi adalah seni atau proses untuk mendapatkan representasi
yang akurat dari objek, dengan menguunakan reaksi kimia antara cahaya / sinar,
sertasebagai macam energy yang memancarkan dengan permukaan yang sudah
dipersiapkan secara kimiawi.
Dapat disimpulkan bahwa, fotografi adalah proses menangkap gambar
sebuah objek dengan menggunkan reaksi kimia, hasil dari fotografi sangat
bergantung pada kapasitas cahaya yang ada. Prinsip fotografi adalah memfokuskan
cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap
cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat
akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium
pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang
tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter.
Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa
mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO
Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO,
Diafragma & Kecepatan disebut sebagai pajanan (exposure). Berikut adalah Basic
Techniques Of Photography.
1. Long Depth Of Field
2. Short Depth of Field
3. Freeze
4. Slow Motion
5. Panning
Depth Of Field adalah istilah teknis yang digunakan untuk menggambarkan
'zona ketajaman' antara terdekat dan terjauh dari subjek di fokus. Freeze adalah
istilah teknis yang digunakan untuk pengambilan gambar secara cepat dengan
menggunakan kecepatan rana yang tinggi, sehingga hasil dapat terlihat seolah-olah
berhenti bergerak/terlihat beku.
Slow Motion adalah istilah teknis yang digunakan untuk pengambilan
gambar dengan kecepatan rana lambat (lebih lambat dari kecepatan objek) Dengan
kecepatan rana lambat, kita dapat menangkap gerakan objek. Gerakan ini dapat
melihat dengan efek kabur atau tidak fokus.
Panning adalah istilah teknis yang digunakan untuk pengambilan gambar
dengan Teknik berayun kamera mengikuti subjek yang bergerak, digunakan untuk
menyampaikan kesan kecepatan.
Kecepatan rana lambat digunakan, sehingga gambar yang tajam dari objek
bergerak dicatat dengan latar belakang kabur.
Basic Composition Techniques:
1. The Symmetrical Composition
2. The Rule Of Thirds
3. The Golden Rule
The Symmetrical Composition Ini adalah salah satu aturan yang
biasanyatertanam dalam pikiran orang. The Rule Of Thirds (norma pola pikir kita)
Aturan ini jauh lebih kompleks karena membutuhkan kita untuk membayangkan
dan menggunakan grid sebagai alat ukur. Bayangkan frame Anda dibagi menjadi 3
sumbu horizontal dan 3 sumbu vertikal (Anda harus mendapatkan bingkai dengan
9 kotak) Sumbu vertikal harus menjadi poros di mana Anda meletakkan keluar
obyek / subyek. Sumbu horizontal adalah tempat di mana Anda menempatkan garis
cakrawala Anda.
The Golden Rule adalah pendekatan yang lebih sederhana dalam komposisi
seperti peraturan ini akan menerapkan komposisi yang lebih mendasar dari aturan
simetris dan bergerak sedikit untuk menciptakan rasa tidak seimbang. Dalam teori
ini akan dibagi bingkai foto sama-sama dalam 2 seperti yang dilakukan dengan
komposisi simetris. Membagi bagian lain dari frame menjadi 3 bagian. Subjek
terlambat akan ditempatkan di pertama dari 3 baris yang terdekat dengan pusat
gambar.
Penggunaan foto untuk mempercantik layout dapat dilakukan dengan
bermacam-macam cara, contohnya dapat menempatkannya dalam bentuk bujur
sangkar atau persegi empat yang berdiri (portrait) atau berbaring (landscape), baik
untuk majalah, surat kabar, buku-buku dimana seringkali ukurannya disesuaikan
dengan ukuran kolom (satu kolom atau lebih). Juga dapat ditampilkan dengan
bentuk bulat, segitiga, lingkaran, oval maupun bentuk tak beraturan sesuai
keinginan desain.
Penggunaan Image dalam desain biasanya dipakai untuk :
•
Latar belakang / background
•
Penjelasan terhadap suatu obyek/produk yang ditawarkan
•
Penjelasan situasi, contohnya foto kejadian penting yang
ditampilkan di surat kabar atau majalah
•
Foto wajah
B. Gambar Garis / Vektor
Gambar-gambar garis merupakan gambar dengan warna hitam (yang berupa
garis-garis tebal-tipis) dan putih (sebagai warna dasar kertas). Biasanya
menggunakan warna-warna solid atau gradasi. Sebagian besar digunakan untuk
ilustrasi dalam sebuah desain brosur. Gambar vektor atau garasi merupakan gambar
yang menerangkan teks atau hal-hal yang abstrak, yang sering tidak mungkin
dilukiskan dalam sebuah foto/image.
Tipe yang lain dari gambar garis / vektor yang sering ditemui adalah
gambar kartun atau karikatur, buku komik dan ilustrasi iklan. Kadang bisa juga
berbentuk icon, logo, atau maskot.
1.5.3.4 Teori Tata Letak / Layout
Dalam buku “Layout, Dasar & Penerapannya”, karya Surianto Rustan
menjelaskan bahwa layout adalah sebuah buku yang banyak membantu terutama
pengetahuan praktis layout. Dalam buku tersebut layout diartikan sebagai tataletak
elemen – elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk
mendukung konsep / pesan yang dibawanya (Suriyanto. 2008, 36).
Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur
dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan me-layout
itu sama dengan mendisain. Beberapa prinsip layout antara lain urutan, penekanan,
keseimbangan, kesatuan, dan konsistensi. Urutan menunjuk pada aliran membaca.
Penekanan menunjuk pada objek – objek penting dalam urutan pembacaan.
Keseimbangan menunjuk pada pembagian berat ruang, termasuk ruang isi dan
kosong (ruang sela).
Kesatuan menunjuk pada usaha menciptakan kesatuan objek, termasuk
ruang secara keseluruhan. Konsistensi menunjuk pada kontrol estetik tampilan
keseluruhan. Konsistensi kian terasa pada penerbitan berkala. Konsistensi selain
sebagai control estetik terutama berguna bagi koordinasi keseluruhan material yang
dilayout. Disamping lima prinsip di atas, terdapat dua prinsip lagi yang penting
terutama untuk layout penerbitan berkala. Dua prinsip tersebut yaitu konstanta dan
variabel. “Konstanta adalah elemen – elemen yang konstan, elemen yang selalu
dipertahankan, sedangkan variabel adalah elemen – elemen yang berubah”.
1.5.3.5 Teori Nirmana
Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto dalam bukunya Dasar-Dasar Tata Rupa dan
Desain, Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen elemen visual
seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis.
(Sadjiman. 2005, 46), Elemen-elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi 4
bagian berdasarkan bentuknya.
Gambar 1.4 Empat Bagian Nirmana
Sumber : Bagus Surya
a. Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang
paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah.
b. Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna.
c. Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi
pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.
d. Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan
kedalaman
Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga
komposisi dari bentuk bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan
yang perlu digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun
penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang
tercipta harus layak disebut karya yang baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip
ini bersifat subyektif terhadap penciptanya.
Download