BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-teori Dasar / Umum
Teori-teori dasar / umum yang digunakan antara lain mengenai
pengertian pemasaran, konsep pemasaran, manajemen pemasaran, marketing
mix, dan strategi pemasaran.
2.1.1
Pemasaran
Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Molan, B. (2007:6)
mengatakan bahwa,
“ Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu dari definisi pemasaran
terpendek adalah memenuhi kebutuhan secara menguntungkan ”.
Asosiasi pemasaran Amerika menawarkan definisi formal berikut:
“ Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada
pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Saat berhadapan
9
dengan proses pertukaran, harus ada sejumlah besar pekerjaan dan
keterampilan “.
Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan pemasaran
dalam masyarakat. Seorang pemasaran mengatakan bahwa peran
pemasaran adalah menyerahkan standar hidup yang lebih tinggi. Di sini
ada definisi sosial yang menunjang tujuan kita : pemasaran suatu proses
sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut definisi manajerial pemasaran sering digambarkan
sebagai seni menjual produk, akan tetapi orang heran ketika mereka
mendengar bahwa bagian yang paling penting dari pemasaran bukanlah
penjualan, penjualan hanya merupakan puncak gunung es pemasaran.
Menurut Drucker (2007:7) orang dapat mengasumsikan akan
selalu ada kebutuhan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan
untuk
memperluaskan
penjualan
hingga
kemana-mana.
Tujuan
pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa
sehingga produk dan jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya
menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya manghasilkan
seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan
selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu.
10
Konsep-konsep yang bersaing yang telah digunakan oleh
organisasi untuk kegiatan pemasaran mencakup : konsep produksi,
konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran,
dan konsep
pemasaran holistic.
•
Konsep produksi
Konsep produksi adalah salah satu dari konsep tertua
dalam bisnis konsep itu menegaskan bahwa konsumen akan
memilih produk yang tersedia dimana-mana dan murah. Manajer
dari bisnis yang berorientasi produksi berkonsentrasi pada
mencapai efisiensi produk yang tinggi, biaya murah, dan
distribusi massal.
•
Konsep produk
Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih
menyukai produk-produk yang menawarkan fitur-fitur yang
bermutu, berprestasi, atau inovatif. Para manajer dalam organisasi
ini
berfokus
pada membuat
produk
yang
superior dan
meningkatkannya sepanjang waktu. Akan tetapi, para manajer ini
kadang-kadang terperangkap dalam urusan cinta dengan produkproduk mereka.
Mereka mungkin komit dengan kesesatan
“perangkap tikus yang lebih baik” yang yakin bahwa sebuah
perangkap tikus yang baik itu bisa berhasil hanya kalau produk itu
berharga, didistribusikan, diiklankan, dan dijual secara memadai.
11
•
Konsep penjualan
Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen dan
bisnis, jika ditinggalkan sendiri, biasanya tidak akan membeli
cukup banyak produk-produk organisasi. Oleh karena itu,
organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang
agresif. Konsep penjualan itu dicontohkan dalam pemikiran
Sergio Zyman, mantan wakil dirut pemasaran Coca-cola. Tujuan
pemasaran adalah menjual lebih banyak barang kepada lebih
banyak orang lebih sering untuk mendapatkan lebih uang supaya
menghasilkan lebih banyak laba.
Konsep penjualan dipraktikan paling agresif pada barangbarang yang tidak dicari, barang-barang yang biasanya tidak
dipikirkan oleh pembeli, seperti asuransi, ensiklopedia, dan
tempat-tempat
mempraktikan
penguburan.
konsep
penjualan
Kebanyakan
ketika
mereka
perusahaan
memiliki
kapasitas berlebih. Tujuan mereka adalah menjual apa yang
mereka buat dan bukan membuat apa yang diinginkan pasar.
Akan tetapi, pemasarn yang berbasis pada penjualan agresif
membawa resiko yang tinggi.
•
Konsep pemasaran
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk
mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan
12
tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing
dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai
pelanggan kepada pasar sasaran terpilih.
Levitt
dari
(2007:19)
menggambarkan
perbedaan
pemikiran yang kontras antara konsep penjualan dan pemasaran :
Penjualan berfokus pada kebutuhan penjual, sementara pemasaran
berfokus pada kebutuhan pembeli. Penjualan memberi perhatian
pada kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang
tunai,
sementara
pemasaran
mempunyai
gagasan
untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan
keseluruhan kelompok barang yang dihubungkan dengan hal
menciptakan, menyerahkan dan akhirnya mengkonsumsinya.
Beberapa pakar menemukan bahwa perusahaan yang
menganut konsep pemasaran mencapai kinerja yang superior. Ini
pertama kalinya ditunjukan oleh perusahaan-perusahaan yang
mempraktikan orientasi pasar reaktif, memahami dan memenuhi
kebutuhan pelanggan yang diekspresikan. Beberapa pengeritik
mengatakan bahwa ini berarti perusahaan-perusahaan hanya
mengembangkan inovasi tingkat rendah. Narver dan rekan-rekan
berpendapat bahwa inovasi tingkat tinggi itu mungkin jika
berfokus pada kebutuhan pelanggan yang tersembunyi. Dia
menyebutkan “orientasi pemasaran proaktif”. Perusahaan yang
mempraktikan
orientasi
pemasaran
reaktif
dan
proaktif
13
mengimplementasikan satu orientasi pasar total dan kemungkinan
menjadi paling berhasil.
•
Konsep pemasaran holistic
Keseluruhan perangkat kekuatan
yang tampak dalam
dasawarsa terakhir menurut praktik pemasaran dan bisnis baru.
Perusahaan memiliki kapabilitas baru yang dapat mengubah cara
mereka
melakukan
pemasaran.
Perusahaan
membutuhkan
pemikiran segar tentang bagaimana beroprasi dan bersaing dalam
lingkungan pemasaran baru.
2.1.2
Rencana Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller yang diterjemahkan oleh Molan, B.
(2007:73),
“ Rencana pemasaran adalah dokumen tertulis yang meringkaskan apa
yang sudah dipelajari oleh pemasar tentang tempat pasar dan
menunjukkan cara perusahaan berencana mencapai tujuan pemasarannya.
Rencana pemasaran mengandung pedoman taktis untuk program
pemasaran dan alokasi keuangan selama periode perencanaan. Itu
merupakan salah satu dari keluaran terpenting dari proses pemasaran “.
Rencana
pemasaran
menjadi
lebih
berorientasi-pelanggan,
berorientasi-pesaing, dan dipikirkan lebih baik dan lebih realistik
14
dibandingkan masa lalu. Rencana-rencana itu menggambarkan lebih
banyak input dari semua fungsi dan dikembangkan dalam tim. Eksekutif
pemasaran semakin melihat diri mereka sendiri, yaitu pertama sebagai
manajer profesional, dan kedua spesialis. Perencanaan menjadi satu
proses berkelanjutan untuk menanggapi kondisi pasar yang cepat
berubah. Pada saat yang sama, prosedur dan muatan perencanaan
pemasaran sangat bervariasi di kalangan perusahaan. Rencana ini secara
bervariasi disebut rencana bisnis, rencana pemasaran, dan kadang-kadang
rencana pertempuran. Kebanyakan rencana pemasaran meliputi satu
tahun. Panjangnya rencana-rencana itu bervariasi mulai dari lima sampai
lima puluh halaman. Beberapa perusahaan menerima rencana mereka
secara sangat serius, sementara yang lain melihatnya hanya sebagai
panduan kasar untuk bertindak. Rencana pemasaran terdiri dari :
•
Ikhtisar eksekutif dan daftar isi
Rencana pemasaran harus dibuka dengan ikhtisar singkat
mengenai sasaran dan rekomendasi utama rencana bersangkutan.
Ikhtisar eksekutif memungkinkan manajemen senior mencapai
tujuan utama rencana. Sebuah daftar isi hendaknya menyertai
ikhtisar eksekutif.
•
Analisa situasi
Bagian ini menyajikan data latar belakang yang relevan
tentang penjualan, biaya, pasar dan berbagai kekuatan dalam
lingkungan makro.
15
•
Strategi pemasaran
Di sini manajer produk menetapkan sasaran misi dan
pemasaran serta sasaran keuangan. Manajer juga mendefinisiskan
kelompok-kelompok dan kebutuhan yang mau dipuaskan oleh
tawaran pemasaran. Selanjutnya manajer menetapkan penetuan
posisi
yang
bersaing
pada
lini
produk,
yang
akan
menginformasikan rencana ‘’permainan’’guna mencapai tujuan
rencana. Semua ini dilakukan dengan masukan dari bidang
organisasi
lain,
seperti
pembelian,
pembuatan,
penjualan,
keungan, sumber daya manusia, untuk memastikan bahwa
perusahaan dapat memberikan dukungan yang tepat bagi
implementasi yang efektif. Strategi pemasaran harus spesifik
tentang strategi penentuan merek dan strategi pelanggan yang
akan ditempuh
•
Proyeksi finansial
Proyeksi finansial mencakup ramalan penjualan, ramalan
biaya, dan analisa titik impas. Pada sisi penerima, proyeksi itu
menunjukkan volume penjualan per bulan dan per kategori
produk. Pada sisi pengeluaran, proyeksi menunjukkan biaya
pemasaran yang diharapkan, diuraikan menjadi kategori yang
lebih kecil. Analisatitik impas menunjukkan berapa banyak unit
16
yang harus dijual setiap bulan untuk menutup biaya tetap per
bulan dan rata-rata biaya variabel per unit.
•
Pengendalian implementasi
Bagian
terakhir
dari
rencana
pemasaran
adalah
pengendalian untuk memantau dan mencocokkan implementasi
rencana. Biasanya sasaran dan anggaran dipecahkan menjadi
bulan atau kuartal sehingga manajemen dapat meninjau hasil
setiap periode dan mengambil tindakan perbaikan sesuai
kebutuhan. Sejumlah langkah internal dan eksternal yang berbeda
harus diambil. Beberapa organisasi memasukkan rencana-rencana
kontingensi yang membagankan langkah-langkah yang akan
diambil manajemen dalam menanggapi perkembangan lingkungan
khusus, seperti perang harga atau pemogokan.
2.1.3
Perbandingan Antara B2B dengan B2C
Turban, Lee, King dan Chung (2000:11) mengatakan :
“Business-to-business (B2B). Most of e-commerce today is of this type. It
includes the IOS transactions described earlier and electronic market
transactions between organizations”.
17
Yang bisa diartikan sebagai berikut :
“Sebagian besar e-commerce termasuk ke dalam jenis business-tobusiness (B2B) yang terdiri dari transaksi IOS dan transaksi pasar
elektronik antara organisasi”.
Menurut Turban, King, Lee, dan Viehland (2004:7) business-to-consumer
(B2C) adalah :
“E-commerce model in which businesses sell to individual shoppers”.
Yang bisa diartikan sebagai berikut :
“Model e-commerce dimana perusahaan menjual produk atau jasa mereka
kepada pembeli individu”.
Istilah B2B "business-to-business" pada awalnya diciptakan untuk
menggambarkan komunikasi elektronik antara bisnis atau perusahaan
dalam rangka untuk membedakannya dari komunikasi antara perusahaan
dan konsumen (B2C). Hal ini secara luas digunakan untuk menjelaskan
seluruh produk dan layanan yang digunakan oleh perusahaan. Banyak
lembaga-lembaga profesional dan publikasi perdagangan lebih berfokus
pada B2C daripada B2B, meskipun kebanyakan penjualan dan pemasaran
personil di sektor B2B.
Volume transaksi B2B jauh lebih tinggi dibandingkan volume
transaksi B2C. Alasan utama untuk ini adalah bahwa pada umumnya
rantai suplai akan ada banyak transaksi yang melibatkan B2B
subkomponen atau bahan baku, dan hanya satu transaksi B2C, khususnya
18
penjualan produk jadi ke konsumen akhir. Sebagai contoh, sebuah
produsen mobil membuat beberapa transaksi B2B seperti membeli ban,
kaca untuk kaca jendela, dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi
terakhir, kendaraan yang sudah selesai dijual ke konsumen, adalah satu
(B2C) transaksi.
2.1.4
Marketing Mix
Marketing mix terdiri dari segala sesuatu hal yang dapat
perusahaan lakukan untuk mempengaruhi permintaan produknya.
Kemungkinan-kemungkinan yang banyak itu dapat dikelompokkan ke
dalam empat kelompok variabel yang dikenal “4P” : product (produk).
price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).
Albert dan Sanders (2000:18) mengatakan bahwa :
“The four Ps marketing mix that focused on the company’s selling
perspective remains an important part of marketing science and
practice”.
Yang bisa diartikan sebagai berikut :
“Bauran pemasaran empat P yang berfokus pada perspektif penjualan
perusahaan tetap merupakan bagian penting dari ilmu pemasaran dan
praktek”.
19
Tabel 2.1 Komponen Marketing Mix
Sumber : Albert dan Sanders (2000:17)
Elemen
Product
Definisi
Variasi, kualitas, desain, fitur, merek, kemasan, ukuran,
pelayanan, jaminan, dan pengembalian
Price
Daftar harga, diskon, tunjangan, periode pembayaran, dan
kredit berjangka
Promotion
Iklan, penjualan, promosi penjualan, hubungan dengan
masyarakat, pemasaran langsung
Place
Saluran, cakupan, lokasi, persediaan, transportasi, dan
pengiriman
•
Product : Fokus pada pengembangan sesuatu yang baik, pelayanan dan
ide-ide yang berbasis pelanggan atau perusahaan yang ingin membeli.
•
Price : Fokus pada hubungan antara suatu nilai dengan pengeluaran.
•
Promotion : Fokus pada berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengkonsumsikan manfaat dari produknya dan untuk
meyakinkan konsumen sasaran (target consumers) agar membelinya.
•
Place : Fokus pada berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
untuk menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi target
konsumen.
2.2
Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
Teori-teori khusus yang berhubungan dengan topic yang akan dibahas
antara lain e-marketing, perbandingan antara traditional marketing dengan emarketing, strategi e-marketing, dan tujuh tahap rencana e-marketing.
20
2.2.1
E-marketing
Pengertian tentang e-marketing menurut Strauss dan Frost
(2001:8) adalah sebagai berikut :
“ E-marketing affects traditional marketing in two ways. First, it
increases efficiency in traditional marketing functions. Second, the
technology of e-marketing transforms many marketing strategies. The
transformation results in new business models that add customer value
and/or increase company profitability. These models will be highlighted
shortly. “
Yang bisa diartikan sebagai berikut:
“ Ada dua dampak e-marketing terhadap pemasaran tradisional. Pertama,
meningkatkan efisiensi dalam fungsi pemasaran tradisional. Kedua,
teknologi dari e-marketing banyak merubah strategi pemasaran. Hasil
dari transformasi di dalam model bisnis baru ini dapat menambah nilai
dari pelanggan dan/atau dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. ”
Saat
ini
pemasaran
telah
berkembang
seiring
dengan
perkembangan teknologi. Aktivitas pemasaran menjadi lebih luas dengan
adanya internet. Penggunaan internet dan fasilitas yang ada di dalam
internet untuk melakukan aktivitas pemasaran dikenal sebagai emarketing.
Keuntungan yang dapat diberikan dengan adanya penggunaan emarketing ini bagi perusahaan yaitu:
1. Mampu menjangkau berbagai konsumen dalam suatu lingkungan
yang belum dipenuhi oleh pesaing.
21
2. Target adalah konsumen yang telah terbagi ke dalam kelompok dan
mengembangkan dialog berkelanjutan.
3. Transaksi binis secara elektronik dan dengan biaya yang rendah.
E-mail dan data files dapat dipindahkan kepada konsumen yang
terpilih atau semua konsumen dalam hitungan detik.
4. Jalur proses penjualan langsung dari produsen ke pengguna tanpa
harus melewati jalur distribusi klasik.
5. Dapat menambahkan produk untuk dipasarkan secara cepat dan
melakukan perubahan dalam rencana penjualan dengan sangat cepat.
6. Dapat melacak kegiatan penjualan yang sudah terjadi, langkahlangkahnya dan hasil yang didapat.
7. Dapat mengawasi pesaing.
8. Menciptakan dialog antara perusahaan dengan konsumen.
9. Dapat mendistribusikan program dan informasi tentang produk
melalui e-mail atau file transfer.
2.2.2
Perbandingan Antara Traditional Marketing dengan E-Marketing
Prinsip dari konsep pemasaran tradisional mencakup produk,
tingkah laku konsumen dan tingkah laku pesaing di pasar. Mereka
menggunakan konsep tersebut untuk mengembangkan produk baru,
merencanakan lini produk dan merek. membangun komunikasi dan
merespon segala kegiatan dari para pesaing.
Secara keseluruhan terdapat empat karakteristik yaitu sebagai berikut :
22
1. Focus on funcional feature and benefit (fokus kepada fitur dan
manfaat).
Secara garis besar, fokus utama dari pemasaran tradisional
mengasumsikan konsumen ( konsumen bisnis atau konsumen akhir)
di dalam suatu pasar beragam ( industri, konsumsi, teknologi, jasa)
mementingkan fungsi dasar yang tinggi, ketersediaan dari produk
features dan memilih produk dengan seluruh kegunaan yang tinggi.
Features merupakan karakteristik yang menambah fungsi
dasar suatu produk karena features ini menjadi alasan konsumen
untuk memilih suatu produk, maka bagi pemasar tradisional features
adalah alat kunci untuk mendefinisikan produk mereka dengan
produk pesaing.
Benefit muncul dari feature. Benefit adalah karakteristik
perfomence yang diperoleh konsumen dari produk yang dibelinya .
Hubungan antara feature dan benefit bukan hubungan “satu lawan
satu” atau satu feature untuk menawarkan suatu benefit tapi beberapa
feature ditawarkan untuk satu benefit tertentu. Banyaknya pemasar
mulai dari benefit mengajukan untuk mulai dari benefit membangun
satu sistem menempatkan suara konsumen kedalam proses produksi.
2. Product category and competition are narrowly defined (kategori
produk dan persaingan didefinisikan secara sempit).
Dalam pemasaran tradisional, persaingan terjadi pada produk
mereka.
Para
pesaing
memproduksi
produk
sejenis
dan
23
memasarkannya dengan cara yang sama. Contoh dari persaingan
tersebut adalah pada bisnis restoran cepat saji memproduksi produk
sejenis, hal ini menjadikan ciri khas dan keunikan produk tertentu
sebagai modal penting dalam mendefinisikan produk mereka.
Bagi pemasar tradisional, persaingan mula – mula terjadi
antara kategori produk yang didefinisikan secara khusus, pertarungan
antara produk dan manajer merek.
3. Costumer are viewed as rational decision makers (pelanggan
dipandang sebagai pengambil keputusan rasional).
Proses pengambilan
keputusan oleh pelanggan biasannya
melalui tahap – tahap sebagai berikut:
a. Pengakuan terhadap kebutuhannya.
b. Pencarian informasi.
c. Evaluasi alternatif.
d. Pembelian dan mengkonsumsi barang atau jasa.
4. Methods and tools are analytical, quantitative, and verbal (metode
dan peralatan yang terdiri dari analisis, kuantitatif, dan verbal).
Alat dan metode yang digunakan dalam pemsaran tradisional
adalah terdiri dari analisis, perhitungan kuantitatif dan verbal
digunakan bebetapa metode :
a. Regression models
b. Positioning maps
c. Conjoint analysis
24
Sedangkan internet menciptakan jagat yang tidak reguler sehingga
merombak total konsep marketing tradisional. Pertama-tama, internet
memangkas habis biaya tinggi dalam marketing.
Internet bisa
menjangkau ribuan konsumen baru dengan modal yang lebih kecil. Yang
lebih penting, internet memungkinkan untuk mengontak kembali dan
berinteraksi kembali dengan para konsumen baru itu kapan saja dan
dimana saja.
Tabel 2.2 Perbandingan Traditional Marketing dengan E-marketing
TRADITIONAL MARKETING
Pos surat (mahal dan lebih lambat)
E-MARKETING
Email (cepat, murah dan efisien)
Ongkos surat menyurat lebih tinggi
Waktu pengiriman lama
Waktu pengiriman instant
Bisnis hanya pada jam dan hari Bisnis 24 jam/hari
kerja
Arean geografis terbatas / lokal
Bisa mencapai seluruh dunia
Basis konsumen terbatas dan bisa Basis konsumen berkembang dan
saja menyusut
tak terbatas
Overhead tinggi
Real time, real contact
Store and forward time (tak harus
bersamaan)
Waktu respon lama
Waktu respon instant
Marketing massal
Marketing lebih intim (orang per
orang)
Gratifikasi ; perlu menunggu
Gratifikasi ; instant
25
2.2.3
Strategi E-marketing
Strategi
pemasaran
adalah
pernyataan
pokok
tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada
target pasar yang ditentukan.
•
Segmentation
Dengan
melaksanakan
segmentasi
pasar,
kegiatan
pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang
dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan
efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.
Selain itu perusahaan dapat melakukan program-program
pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas
masing-masing segmen.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
a. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis seperti :
usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras,
pendidikan, pekerjaan, geografis.
b. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam
kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial,
26
gaya hidup, kepribadian, dan lain-lain. Informasi demografis
sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi
yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam segmensegmen,
sehingga
diperlukan
segmen
berdasarkan
psychografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
c. Perilaku
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke
dalam segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku,
perasaan, dan cara konsumen menggunakan barang/situasi
pemakaian, dan loyalitas merek. Cara untuk membuat segmen
ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam pengguna dan nonpengguna produk.
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus
memenuhi beberapa karakteristik:
a. Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat
diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
b. Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani
secara efektif.
c. Substantial : Segmen pasar harus cukup
besar dan
menguntungkan untuk dilayani.
d. Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara
konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap
elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
27
e. Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik
dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan.
Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
a. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan,
seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi
pemakaian.
b. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan
menggunakan
variabel-variabel
yang
dapat
membantu
perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen
tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
•
Targeting
Setelah pasar dibagi-bagi dalam segmen-segmen, maka
perusahaan harus memutuskan suatu strategi target market.
Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan
pasar:
a. Undifferentiated
Targeting
Strategy,
strategi
ini
menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan
kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran
pemasaran yang digunakan untuk melayani semua pasar.
Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan
28
massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar
konsumen.
b. Differentiated Targeting Strategy, perusahaan menghasilkan
beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda.
Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga
perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam
produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut.
c. Concentrated
Targeting
Ttrategy,
perusahaan
lebih
memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu
segmen yang dianggap paling potensial.
d. Custom Targeting Strategy, lebih mengarah kepada
pendekatan terhadap konsumen secara individual.
Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu:
a. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan
menggunakan variable-variabel yang dapat mengkuantifikasi
kemungkinan permintaan dari setiap segmen, biaya melayani
setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti
perusahaan dan peluang pasar sasaran.
b. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani
berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya
dengan strategi korporat perusahaan.
29
•
Positioning
Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu
produk dapat dibedakan dari para pesaingnya.
Ada beberapa positioning yang dapat dilakukan:
a. Positioning berdasarkan perbedaan produk. Pendekatan ini
dapat dilakukan jika produk suatu perusahaan mempunyai
kekuatan yang lebih dibandingkan dengan pesaing dan
konsumen harus merasakan benar adanya perbedaan dan
manfaatnya.
b. Positioning berdasarkan atribut produk atau keuntungan dari
produk tersebut. Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan
atribut apa yang dimiliki suatu produk dan manfaat yang
dirasakan oleh kosumen atas produk tersebut.
c. Positioning berdasarkan pengguna produk. Pendekatan ini
hampir sama dengan targeting dimana lebih menekankan pada
siapa pengguna produk.
d. Positioning berdasarkan pemakaian produk. Pendekatan ini
digunakan dengan membedakan pada saat apa produk tersebut
dikonsumsi.
e. Positioning berdasarkan pesaing. Pendekatan ini digunakan
dengan
membandingkan
keunggulan-keunggulan
yang
30
dimiliki oleh pesaing sehingga konsumen dapat memilih
produk mana yang lebih baik.
f. Positioning berdasarkan kategori produk. Pendekatan ini
digunakan untuk bersaing secara langsung dalam kategori
produk, terutama ditujukan untuk pemecahan masalah yang
sering dihadapi oleh pelanggan.
g. Positioning
berdasarkan
asosiasi.
Pendekatan
ini
mengasosiasikan produk yang dihasilkan dengan asosiasi yang
dimiliki oleh produk lain. Harapannya adalah sebagian
asosiasi tersebut dapat memberikan kesan positif terhadap
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
h. Positioning berdasarkan masalah. Pendekatan ini digunakan
untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk yang
ditawarkan memiliki positioning untuk dapat memecahkan
masalah.
Langkah dalam mengembangkan strategi positioning yaitu:
a. Mengidentifikasi keunggulan kompetitif. Jika perusahaan
dapat menentukan posisinya sendiri sebagai yang memberikan
nilai superior kepada sasaran terpilih, maka ia memperoleh
keunggulan komparatif.
b. Dalam menawarkan produk dengan suatu competitive
advantage, perusahaan harus meyediakan suatu alasan
mengapa pelanggan akan merasa bahwa produk dari
31
perusahaan yang bersangkutan lebih baik daripada para
pesaingnya.
c. Perusahaan harus mengevaluasi respon dari target market
sehingga dapat memodifikasi strategi bila dibutuhkan
2.2.4
Tujuh Tahap Rencana E-marketing
Di dalam pembangunan e-marketing terdapat tujuh tahapan yang
harus dilakukan, ketujuh tahapan tersebut yang biasa dikenal dengan
sebutan the seven stages of internet marketing terlihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 2.1 The Seven-Stage Cycle of Internet Marketing
sumber : Mohammed (2003:9)
32
Ketujuh tahapan tersebut meliputi:
1. Framing the market opportunity.
2. Formulating the marketing strategy.
3. Designing the customer experience.
4. Crafting the customer interface.
5. Designing the marketing program.
6. Leveraging customer information through technology.
7. Evaluating the marketing program.
2.2.4.1 Stage 1 : Framing the Market Opportunity (Membentuk Peluang
Pasar)
Tahap ini berhubungan dengan analisa terhadap peluang-peluang
dalam pasar dan konsep-konsep bisnis, yaitu mengumpulkan data online
dan offline secukup mungkin untuk meningkatkan penafsiran terhadap
peluang-peluang yang ada. Ada 6 tahap yang digunakan untuk membantu
dalam mengevaluasi peluang yang baik, yaitu :
33
Seed Opportunity in Existing New Value System
Identify Unmet and Underserved Need(s)
Identify Target
Declare Company’s Resources-based Opportunity for Advantage
Assess Competitive, Technological, and Financial Opportunity
Attractiveness
Make “Go/No Go” Assessment
Gambar 2.2 Framework for Market Opportunity
sumber : Mohammed (2003:10)
Dari gambar 2.2 dapat dijelaskan enam tahap tersebut mencakup :
1. Menyelidiki peluang pada system nilai yang ada atau yang baru.
Langkah pertama dalam membentuk peluang bisnis adalah
mengidentifikasi secara luas arena yang belum tereksploitasi dimana
perusahaan baru akan berpartisipasi. Tujuannya adalah untuk
mendeklarasikan apa yang ada di dalam dan di luar kumpulan
pertimbangan model bisnis. Arena bisnis umumnya didefinisikan di
dalam atau di luar rantai nilai industri, atau sistem nilai. Sistem nilai
adalah hubungan dari proses-proses dan aktivitas di dalam dan di
34
antara perusahaan-perusahaan yang memberikan manfaat bagi
perantara dan pemakai akhir.
Perusahaan harus melihat dengan teliti pada sistem nilai yang
menghasilkan ide-ide mengenai kemungkinan bisnis baru. Secara
khusus, perusahaan mencari salah satu dari ketiga hal berikut dimana
trapped value bisa dilepaskan, new-to-the-world value bisa diciptakan
atau gabungan dari keduanya.
o Trapped Value
Dalam networked economy, perusahaan akan membuka trapped
value
dengan menciptakan pasar yang lebih efisien ataupun
sistem nilai yang lebih efisien.
o New-to-the-World Value
Untuk menciptakan new-to-the-world value perusahaan dapat
menggunakan tiga cara, yaitu:
Meragamkan (Customize) penawaran.
Pelanggan merupakan elemen paling penting dalam proses
bisnis sebuah perusahaan. Dengan fleksibilitas dan
keuntungan
ekonomi
dari
internet,
perusahaan
memperbolehkan pelanggan untuk meragamkan produk
dan jasa sesuai keinginan mereka. Perusahaan juga
membuat produk mereka lebih menarik dengan membuang
nilai yang tidak diinginkan pelanggan.
35
Membangun komunitas
Internet memungkinkan pembangunan komunitas secara
efisien. Menciptakan komunitas untuk para pelanggan
sebuah perusahaan, seperti adanya chat rooms, ataupun
forum komunikasi yang lain yang diharapkan dapat
meningkatkan
tingkat
loyalitas
pelanggan
terhadap
perusahaan.
Memperkenalkan fungsionalitas new-to-the-world
atau
pengalaman pelanggan.
Perpaduan komunikasi, komputer dan hiburan seperti
halnya bentuk yang terus berubah dan kegunaan sebuah
alat membuat pengalaman / pengetahuan baru sangat
mungkin terjadi. Adanya inovasi dari produk-produk lama
yang telah beredar di pasaran. Produk inovasi tersebut
akan menjadi sebuah diferensiasi yang unik, sehingga
akan menimbulkan pengalaman baru bagi pelanggan.
o Hybrid Value
Hybrid value merupakan gabungan dari trapped value dan newto-the-world
value.
Perusahaan
dapat
menggunakan
tiga
mekanisme berbeda untuk menciptakan hybrid value, yaitu:
Merubah penentuan harga yang sudah ada
Adanya variasi harga untuk satu jenis produk, sehingga
pemakai akan memilih pemasok yang menawarkan harga
36
terendah atau sesuai dengan informasi performance
tentang pemasok tertentu.
Memungkinkan kemudahan akses
Kemudahan dalam mengakses ketersediaan informasi
yang dibutuhkan pelanggan.
Memperluas jangkauan secara radikal
Merupakan penggabungan antar dua hal yang saling
terkait dalam situs perusahaan. Dengan adanya hybrid
value, perusahaan dapat menembus batasan pasar yang
ada saat ini atau membuat pasar baru dengan biaya
pengembangan yang minim.
2. Mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi atau belum
terlayani
Penciptaan nilai baru didasarkan pada memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan lebih baik. Pelanggan akan berganti dari pemasok
lamanya hanya jika perusahaan baru memenuhi kebutuhan dengan
lebih baik dan secara efektif mengkomunikasikan proporsi nilainya.
Langkah ini menggambarkan penyingkapan “nukleus peluang”,
sekumpulan kebutuhan yang belum dipenuhi atau dilayani. Proses
pemetaan pengambilan keputusan pelanggan adalah sebuah kerangka
kerja yang terorganisir untuk membantu manajer secara sistematis
mencari kebutuhan yang belum dipenuhi atau belum terlayani.
37
Proses ini memetakan aktifitas dan pilihan pelanggan dalam
pengalaman yang spesifik dalam sistem nilai, lalu meletakannya
dalam langkah–langkah dari kesadaran untuk pembelian, penggunaan
dan seterusnya. Memetakan proses pengambilan keputusan pelanggan
dapat membantu menemukan ide baru dan mengidentifikasi tentang
kebutuhan yang belum dipenuhi atau belum terlayani.
3. Menentukan target segmen pelanggan
Perusahaan harus mengetahui kelompok pelanggan yang
paling atraktif, kelompok yang seharusnya dikejar perusahaan,
kelompok yang seharusnya tidak ditekankan oleh perusahaan, dan
penawaran yang diberikan kepada target segmen. Segmentasi
pelanggan,
atau
pengelompokan
pelanggan
berdasarkan
kesamaannya, yang bertujuan untuk melayani kebutuhan mereka
dengan lebih baik, harus actionable (dapat menjelaskan bagaimana
perusahaan dapat masuk ke dalam pasar, dan harus dapat diukur atau
di deskripsikan) dan meaningful (dapat menjelaskan perilaku
pelanggan).
38
Tabel 2.3 Pendekatan-pendekatan Segmentasi
sumber : Mohammed (2003:48)
Jenis
Deskripsi
Contoh variable
Segmentasi
Geographics
Membagi pasar ke dalam unit- Negara,
unit geografis
Demographics
Membagi
wilayah,
kota
pasar
berdasarkan Umur, jenis kelamin,
nilai-nilai demografis
pendapatan,
pendidikan
Firmographics
Membagi
Behavioral
pasar
berdasarkan Jumlah karyawan,
variabel-variabel perusahaan
ukuran perusahaan.
Membagi pasar berdasarkan
Kesetiaan pada situs
bagaimana pelanggan membeli Web,pembelian
dan menggunakan produk
Occasion
Membagi
(Situational)
situasi
pasar
yang
kebutuhan
berdasarkan peristiwa
rutin,
menimbulkan peristiwa
khusus,
akan
produk, bagian dari sehari-
pembelian atau pemakaian
Psychographics
Membagi
gaya
pasar
hidup
Membagi
manfaat
hari
berdasarkan Kepribadian
(laid-
dan/atau back, tipe A), gaya
kepribadian
Benefits
sebelumnya
hidup
pasar
atau
berdasarkan Kenyamanan,
kualitas
yang ekonomis, kualitas
dicari dari produk
4. Menilai kebutuhan sumber daya untuk memberikan penawaran
Sebuah perusahaan harus memiliki sekumpulan sumber daya
untuk menang dalam pasar. Pada langkah ini, perusahaan menyusun
pengalaman dan manfaat apa yang akan diberikan oleh penawaran
39
dan kemampuan teknologi apa yang akan dibutuhkan untuk
memberikan manfaat dari penawaran tersebut. Sistem sumber daya
merupakan sebuah kumpulan dari kegiatan dan aset-aset yang
terpisah yang dimiliki oleh perusahaan ataupun individu, yang ketika
digabungkan akan menciptakan keunggulan perusahaan.
5. Menilai faktor persaingan, teknologi, dan keuangan dari peluang
Terdapat empat area yang digunakan untuk menentukan
karakter dan tingkat dari sebuah peluang, yaitu:
o Competitive Intensity
Untuk mengukur intensitas kompetitif, perusahaan perlu secara
jelas mengidentifikasi pesaing-pesaing yang dihadapi. Pesaing
langsung (direct competitors) adalah saingan dalam industri yang
sama. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah penyedia produk
atau jasa yang “ mensubstitusi secara dekat” satu sama lain.
Pesaing langsung
menjangkau dan bersaing untuk pelanggan
yang sama. Pesaing tidak langsung (indirect competitors) terdiri
dari dua kategori perusahaan: substitute producer (perusahaan
yang, walaupun berada dalam industri yang berbeda, tetapi
memproduksi produk dan jasa yang memiliki fungsi sama) dan
adjacent competitor (pesaing yang tidak belum menawarkan
produk dan jasa yang merupakan substitusi langsung, tetapi
40
memiliki potensi untuk segera melakukannya). Alat yang berguna
untuk mengidentifikasi pesaing langsung dan tidak langsung
adalah pendekatan profiling, yang terdiri dari tiga lingkaran
konsentris. Lingkaran paling dalam terdiri dari sekumpulan
aktivitas pelanggan yang sentral bagi perusahaan. Lingkaran di
tengah terdiri dari pesaing langsung. Terakhir, lingkaran paling
luar terdiri dari pesaing tidak langsung.
o Customer Dynamics
Elemen-elemen yang menyusun keseluruhan dinamika pelanggan
dalam pasar adalah:
a. Tingkat kebutuhan yang tidak terpenuhi, atau besarnya
peluang yang tidak terbatas.
b. Tingkat interaksi antara segmen pelanggan utama.
c. Kemungkinan tingkat pertumbuhan.
o Technology Vulnerability
Kemampuan teknologi mencakup:
a. Dampak dari penetrasi teknologi.
b. Dampak dari teknologi baru terhadap nilai.
o Microeconomics
Mikroekonomi dari peluang mencakup:
a. Ukuran/volum dari pasar.
41
b. Tingkat keuntungan yang sudah diperhitungkan.
Gambar 2.3 Competitor Profiling
sumber : Mohammed (2003:62)
6. Melakukan penelitian go/no-go
Tim manajemen harus memutuskan apakah akan mendefinisikan
proporsi nilai dan merancang model bisnis. Ini menjadi awal dari
beberapa gerbang pengambilan keputusan go/no-go. Tim harus
mendefinisikan kriteria yang akan dipenuhi dalam melanjutkan ke tahap
berikutnya dari proses pengembangan bisnis. Tim sebaiknya tidak
melangkah terlalu jauh jika tidak dapat mencapai kesepakatan pada awal
gerbang penilaian go/no-go dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang
belum terpenuhi atau belum terlayani dengan baik.
42
Gambar 2.4 Penilaian Peluang
sumber : Mohammed (2003:68)
2.2.4.2 Stage 2 : Formulating the Marketing Strategy (Merumuskan Strategi
Pemasaran)
Strategi e-marketing didasari oleh visi dan misi perusahaan,
tujuan strategis perusahaan dan strategis pemasaran dari perusahaan yang
mencakup:
o Segmentation
Pada bagian ini, terdiri atas 4 stategi yaitu:
Market Expansion
Setelah menggunakan internet, tidak terjadi perubahan
pada segmen pasar melainkan hanya ukuran dari segmen
pasar tersebut saja yang berubah.
43
Reclassified Expansion
Setelah menggunakan internet, terjadi perubahan baik
pada segmen pasar maupun ukuran dari segmen pasar
tersebut
No Change
Setelah menggunakan internet, tidak terjadi perubahan
baik pada segmen pasar maupun ukuran dari segmen pasar
tersebut.
Market Reclassification
Setelah menggunakan internet, terjadi perubahan pada
segmen pasar sedangkan ukuran dari segmen pasar
tersebut tidak berubah.
o Targeting
Pada bagian ini, terdiri atas 4 strategi yaitu:
Blanket Targeting
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah sama
untuk semua segmen yang ada dan perlakuan yang
ditujukan untuk konsumen online dan offline adalah sama.
New-Opportunity Targeting
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah sama
untuk semua segmen yang ada tetapi perlakuan yang
ditujukan untuk konsumen online dan offline adalah
berbeda.
44
Beachhead Targeting
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan hanya untuk
suatu bagian segmen tertentu dan perlakuan yang
ditujukan untuk konsumen online dan offline adalah sama.
Bleed-Over Targeting
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan hanya untuk
suatu bagian segmen tertentu dan perlakuan yang
ditujukan untuk konsumen online dan offline adalah
berbeda.
o Positioning
Pada bagian ini, terdiri atas 4 strategi yaitu:
Blanket Positioning
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah sama
untuk konsumen online dan offline.
New-Opportunity Positioning
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah berbeda
untuk konsumen online dan offline.
Beachhead Positioning
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah mirip
untuk konsumen online dan offline, tetapi hanya
difokuskan pada konsumen online.
45
Bleed-Over Positioning
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan adalah mirip
untuk konsumen online dan offline.
2.2.4.3 Stage
3
:
Designing
the
Customer
Experience
(Merancang
Pengalaman Tentang Pelanggan)
Perusahaan harus mengerti tipe dari pengalaman konsumen yang
perlu disesuaikan dengan peluang pasar. Pengalaman itu harus
dihubungkan dengan posisi perusahaan dan strategi pemasaran. Pada
tahap ini, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:
o Functionality
Web dapat berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing tanpa
adanya kesalahan-kesalahan. Pada bagian ini, terdapat beberapa
hal yang harus diperhatikan agar web dapat berjalan dengan baik,
antara lain kemudahan mobilitas di dalam web (navigasi),
kecepatan loading web, reliabilitas dan keamanan web.
o Intimacy
Web menyediakan fasilitas yang diinginkan oleh konsumen yang
mencakup
hal-hal
(modifikasi/personalisasi),
kepercayaan.
seperti
komunikasi,
customization
kekonsistenan
dan
46
o Evangelism
Pada bagian ini mencakup hal-hal seperti taking the word to
market (memperkenalkan kepada orang lain) dan active
community membership (komunitas untuk member seperti forum).
2.2.4.4 Stage 4 : Crafting the Customer Interface (Membangun Hubungan
Antarmuka dengan Pelanggan)
Terdapat 7 Framework untuk membuat sebuah customer interface yaitu:
o Context
Tampilan customer interface pada layar, misalkan kombinasi
warna dan letak tombol (navigasi). Elemen contest terbagi
menjadi dua dimensi, yaitu:
Function
Bagian ini berhubungan dengan cara penempatan link
dalam sebuah website, pembagian sebuah halaman website
menjadi sub komponen dan alat-alat yang dapat digunakan
oleh user untuk perpindahan antar halaman didalam
website.
Aesthetics
Bagian
ini
berhubungan
dengan
visualisasi
yang
ditampilkan pada halaman web seperti warna, gambar,
tulisan dan objek visual lainnya.
47
o Content
Elemen content terbagi menjadi empat dimensi, yaitu:
Offering Mix
Pada bagian ini, isi dari website berhubungan dengan
produk, informasi dan layanan yang ditawarkan.
Appeal Mix
Pada bagian ini, isi dari website berhubungan dengan daya
tarik
yang
diberikan
melalui
promosi
dan
pesan
komunikasi dari perusahaan.
Multimedia Mix
Pada bagian ini, isi dari website berhubungan dengan
media-media yang bervariasi seperti teks, gambar, video,
animasi, dan grafik.
Content Type
Pada bagian ini, isi dari website terdiri dari dua jenis
informasi
yaitu
Highly
Time-Sensitive,
merupakan
informasi yang perlu di-update sesering mungkin dan Less
Time-Sensitive, merupakan informasi yang tidak harus
selalu di-update.
o Community
Sebuah jalinan hubungan yang dibangun berdasarkan kepentingan
yang sama. Kumpulan orang-orang dapat membentuk suatu
hubungan yang kuat yang dapat berkembang menjadi sebuah
48
komunitas. Komunitas
ini dapat membuat konsumen tertarik
kembali ke website ini.
o Customization
Elemen ini dibagi menjadi 2 dimensi yaitu Personalization,
merupakan perubahan terhadap website yang dilakukan oleh user
dan Tathring, merupakan perubahan terhadap website yang
dilakukan oleh perusahaan.
o Communication
Elemen ini dibagi menjadi 2 dimensi, yaitu Broadcast, merupakan
pertukaran informasi satu arah yang dilakukan oleh perusahaan
kepada user dan Interactive, merupakan pertukaran informasi dua
arah yang dilakukan antara perusahaan dan user.
o Connection
Merupakan link yang disediakan di dalam sebuah website untuk
berhubungan dengan website yang lain. Link ini dapat berupa
kata, gambar, dan grafik.
o Commerce
Suatu kapasitas transaksi yang terdapat pada suatu website yang
terdiri dari beberapa dimensi, antara lain:
Registration, hanya user yang terdaftar yang bisa
melakukan transaksi.
Shopping Cart, member dapat meletakkan lebih dari satu
produk yang dibeli ke dalam virtual shopping cart
49
Security, website memberikan layanan sekuritas dalam
melakukan transaksi melalui teknologi authentication.
Order Tracking, user dapat mengetahui status pengiriman
barangnya.
Delivery
Option,
user
dapat
memilih
parameter
pengiriman seperti harga dan waktu pengiriman.
2.2.4.5 Stage 5 : Designing the Marketing Program (Merancang Program
Pemasaran)
Pada tahap ini, program pemasaran dibagi menjadi 3 bagian besar
yaitu sebagai berikut:
o Customer Relationship
Yang berfokus pada:
Awareness
Pada tahap ini terdapat beberapa strategi yang dapat
digunakan untuk menciptakan pengenalan dan kesadaran
terhadap produk kepada masyarakat, antara lain melalui
brand (merek) yang mudah diingat, brand yang konsisten
antara brand perusahaan dan brand website, serta promosi
melalui media online dan offline.
Exploration Expansion
Pada
tahap
ini,
konsumen
mempertimbangkan
kemungkinan untuk melakukan transaksi. Tahap ini
berfokus pada beberapa hal yaitu:
50
•
Attraction
konsumen tertarik untuk menjalin hubungan
dengan perusahaan karena perusahaan memberikan
tawaran yang lebih baik dibandingkan dengan
perusahaan lainnya, misalnya dari sisi harga,
fungsi dan merek.
•
Relationship Norms
Norma-norma yang harus dipatuhi oleh pihak
perusahaan dan pihak konsumen.
•
Trust
Kepercayaan bahwa kata-kata atau janji suatu
pihak dapat diandalkan dan pihak tersebut akan
memenuhi kewajibannya.
•
Satisfaction
Menurut Richard L. Oliver, kepuasan adalah
penilaian
terhadap
konsumsi.
Untuk
pemenuhan
mencapai
kebutuhan
kepuasan
dan
menghindari ketidakpuasan, maka perusahaan
harus memenuhi kebutuhan konsumen.
o Commitment
Pada tahap ini, pihak-pihal yang berhubungan memiliki kewajiban
dan tanggung jawab terhadap sesamanya.
51
o Dissolution
Terjadi jika salah satu atau kedua belah pihak memutuskan
hubungan.
2.2.4.6 Stage 6 : Leveraging Customer Information through Technology
(Meningkatkan Informasi Pelanggan Melalui Teknologi)
Database marketing terdiri dari mendapatkan informasi pelanggan
di level individu yang berguna, menganalisis informasi tersebut untuk
memperkirakan reaksi penggunaan produk terhadap berbagai macam
penawaran dan membuat keputusan pemasaran berdasarkan reaksi
pengguna tersebut.
Dalam lingkungan yang berpusat pada pelanggan, perusahaan
harus membuat dan melakukan tiga keputusan utama. Tiga keputusan
utama tersebut adalah:
1. Secara strategis memilih pasar yang dikejar (marketing research).
2. Mempelajari lebih banyak tentang pelanggan dan merencanakan
strategi untuk mendapatkan target pelanggan (database marketing).
3. Menilai
keuntungan
mempertahankan
management).
jangka
pelanggan
panjang
utama
dari
pelanggan
(customer
dan
relationship
52
2.2.4.7 Stage 7 : Evaluating the Marketing Program (Mengevaluasi Program
Pemasaran)
Ukuran evaluasi digunakan mewakili performa sasaran dari
perusahaan. Ukuran evaluasi tersebut juga memberikan umpan balik yang
penting terhadap perusahaan yang memungkinkan perusahaan untuk
melakukan konfirmasi yang cepat akan berhasil dan identifikasi segera
terhadap tindakan yang harus dilakukan seperti mengganti proses,
strategi, dan penawaran produk.
Tahap terakhir ini melibatkan evaluasi dari keseluruhan program
pemasaran internet dan
mencakup fokus yang seimbang terhadap
pelanggan dan metrik keuangan. Dalam tahap ini, digunakan marketing
metrics framework yang terdiri dari financial metrics, customer-based
metrics, dan implementation metrics.
o Financial metrics mengukur hasil dari bottom-line dan berada
pada level yang paling
menyeluruh. Metrik ini meliputi
pengukuran sales, revenue, gross margins, profits, marketing
spend.
o Customer-based metrics melihat kinerja pemasaran dalam
membangun
aset yang berbasis pelanggan yang memberikan
hasil finansial. Metrik ini berhubungan dengan tahap hubungan
dengan pelanggan, yaitu awareness, exploration, commitment,
dan dissolution.
Download