KERAGAAN PENERAPAN PENDIDIKAN G U l Dl SEKOLAH DASAR (SD) f DAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DALAM PELAKSANAAN PMT-AS Dl PERDESAAN Dl LAMPUNG TENGAH Oleh: Hermina; ljetjep S.Hidayat; Trintrin T.Mu~iantodon Djoko Susanto ABSTRACT l%e program of supplementary feeding for Elementary School children has been implemented for severaIyecvs One of the muMple purposes of the program is to improve underdunding and knowledge of nubition for children and teachers through nuirition educntr.on and feeding p r u d e s . The sludy ~ l a carried s out to colleci informntr'ons on nutrition education within am'vities related to supplementary feeding program at government Elementary School OD) and Islamic EIementary School (Madrasah Ibtidoiyah) in the D M d of Central Lumpung. Thefm&gs shmu thai nu*n education ach'vities given by the teachers has not been done properly due to several reasons such m limitofion of time avoilabilily, and teachers do not have adequate knmvledge on food and nutrition leading to the constraint in applying nutrition education. Futher training for teochers is needed to enable them to carry out nuhition education wiihin the aftivities of Supplementary Feeding Program (PMT-AS) in appropriate wcrys.[Penel Gizi Makan 199831: 21-31]. Key word :nutrition education, schoolj2edingprogram (PMT-AS), elementary school children. PENDAHULUAN P rogram perbaikan gizi jangka panjang kedua (PJPlI) ditujukan kepada Komunikasi. lnformasi dan Edukasi (KIE) gizi mempakan upaya peningkatan strategi peningkatan kesadaran gizi yang tinggi penyebaran informasi gizi melalui pendekatan pada masyarakat, antara lain tercermin dari pola yang efisien, efektif dan rasional yang ditujukan konsumsi untuk mencapai pembahan perilaku konsumsi pangan masyarakat yang beranekaragam dan bermutu gizi seimbang. pangan Kondisi kesadaran gizi masyarakat yang tinggi berdasarkan kebiasaan makan sehat sehari-hari mempakan cita-cita jangka panjang dalam (3). Pendekatan KIE dalam i n t e ~ e n s i gizi knnteks me~ngkaikan kualitas sumberdaya adalah manusia (SDM) (1)(2). Kelompok anak usia informasi berkaitan dengan pangan, gizi dan sekolah (6-12 iahun) mempakan salah satu kesehatan segmen penting di masyarakat dalam upaya Pengantar Pembaruan (agent of change) dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran gizi ha1 ini adalah guru dan murid S D M dan sejak dini yakni sejak anak masuk sekolah dasar masyarakat sasaran, sehingga dapat dicapai (SDIMI). tilik-temu antar yang bermutu proses belajar saling gizi dimana seimbang informasi- dikomunikasikan oleh berbagai sumber kebenaran PGM 1998.2 1: 2 1-3 1 Pendidikan Gizi di SD dan MI Dalam Pelaksanan PAF1:A.Y Hermina: dkk perilaku. dan pada gilirannya masyarakat sehat dan bidup bersih sejak anak-anak yang sasaran dapat lebih berdaya di dalam mengatasi diberikan dalam masalah gizi secara mandiri (4). kwhatan anak sekolah dengan partisifasi aktif Masalah gizi pada anak usia sekolah masih cukup tinggi dan memerlukan perhatian yang lebih serius. Dari hasil survei terhadap 600 ribu anak sekolah dasar di 27 propinsi menunjukkan Sahl paket pendidikan gizi dan gum, orang tua murid dan masyarakat dl lingkungan sekolah. Menurut Kodyat B (1996) prinsip dasar kegiatan PMT-AS ini pada hakekatnya adalah merupakan sarana bahwa anak sekolah mengalami gangguan "penyuluhan gizi" atau "pendidikan gizi" untuk pertumbuhan berkisar 13.6 persen OK1 Jakarta) murid S D M yang diwujudkan dalam bentuk sampai 43.4 persen (Kalimantan Tengah). Hal pemberian makanan tambahan pada anak ini diperberat lagi oleh banyaknya anak sekolah sekolah dengan parlisipasi aktif guru, orangtua yang menderita anemia gizi besi. Studi lain murid dan masyarakat di lingkungan sekolah menemukan bahwa anak sekolah hanya mengkonsumsi sekitar 70 persen dari kebutuhan (7). Tujuan penelitian ini adalah untuk cnergi setiap harinya. Untuk menuntaskan mengidentifikasi keragaan dari upaya penerapan masalah gizi kurang khususnya pada anak usia pendidikan gizi di Sekolah Dasar (SD) dan sekolah. diperlukan pendidikan gizi masyarakat Madrasah lbtidaiyah (MI) di pedesaan dalam yang rangka pelaksanaan PMT-AS. bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat ke arah konsumsi pangan yang sehat dan bergizi ( 5 ) Dalam rangka meningkatkan status gizi anak sekolah diselenggarakan program BARAN DAN CARA Lokasi penelition makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS). Program tersebut mulai dilaksanakan di desadesa tertinggal di luar pulau Jawa clan Bali dalam usaha pengentasan kerniskinan khususnva gangguan kurang gizi tennasuk PMT-AS telah dipilih secara sengaja di tiga desa IDT (Inpres Desa Tertinggal) di Kecamatan Rumbia. Kabupaten Lampung Tengah. Provinsi Lampung. Keempat sekolah tersebut mendapat dikembangkan di selumh desa tertinggal di 27 PMT-AS telah hampir dna tahun yakni tahun provinsi di Indonesia. Salah satu tujuan PMT- 19%/1997 dan tahun 1997/1998. Rancangan AS adalah menanamkan kebiasaan makan yang penelitian dilakukan secara cross sectional (6). ini Dasar (SD) dan dua Madrasah Ibtidaivah (MI) sudah tinggi Saat Empat sekolah terdiri dari dua Sekolah PGM 1998.2 1: 2 1-3 1 Prndidikon Gizi di .TI) don Afl Ilolnnl I'rlnknnoon I'.hflLAS Herrnina: dkk Rincian lokasi penelitian adalah sebagai berikut: Desa Sekolah Dasar (SD) Madrasah lbtidaiyah (MI) Bina Karya Putra a Negeri I Bina K a ~ Putra Al - Islam Bina Karya Jaya Negeri 1 Bim Karya Jaya Mihhul Huda Rantan laya llir Responden 1. Responden di tingkat desa adalah gum-gum 4. sanaan PMT-AS dan kendalanya. dan Kepala Sekolah S D M yang bersedia diwawancara sebanyak 18 orang terdiri dari 2. Penyarnpaian pendidikan gizi pada pelak- 5. Pengetahuan gizi dan sikap gum-guru 8 orang gum SD dan 10 orang gum MI. terhadap upaya peningkatan Responden di tingkat gizi pada murid SDMl. pusat. pmvinsi. kabupaten dan kecamatan adalah pejabat dan petugas instansi kesehatan (Departemen Kesehatan) yang mengelola PMT-AS dan bersedia pengetahuan 6 . Keberadaan materi gizi di dalarn kurikulum SDMI dan kendalanya dalam upaya penerapan pendidikan gizi. diwawancarai berjumlah sebanyak 8 orang Sedangkan pejabat dari instansi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang bersedia diwawancara di tingkat provinsi. kabupaten Semua datalinformasi diperoleh dengan cara dan kecamatan berjumlah sebanyak 8 wawancara orang. peneliti dengan menggunakan kuesioner dan langsung yang dilakukan oleh pedoman pengamatan. Jenis data yang dikumpulkan I. Keadaan umum sekolah di SDfMI 2. Karakteristik guru S D M mengenai umur Analisis data dilakukan secara dan tingkat pendidikan 3. deskriptif. penyuluhad Penilaian pengetahuan gizi gum dianalisis pendidikan gizi di SD dan MI yang telah secara skoring. Skor tertinggi adalah 100 dan didistribusikan oleh petugas PMT-AS. terendah adalah 0. Tingkat pengetahuan gizi Ketersediaan bahan-bahan PGM 1998.2 1: 2 1-3 1 Pendidikan Gizi di SD dun MI Dalam Pelaksanan P W - A S Hermina; dkk gum kemudian diklasifiiasikan menjadi tiga memberikan informasi tentang jumlah murid kategori yakni baik. sedang dan kurang. dan guru di SD dan MI yang diteliti. Kedua SD Kategori baik jika jumlah nilai > 80%. kategori yang diteliti m e ~ p a k a nsekolah Negeriilnpres sedang jika jumlah nilai di antara 60-80 dan dan kedua MI adalah sekolah swasta&ayasan. kategori kurang jika jumlah nilai. < 60% dari Dan Dan Tabel 1. tersebut tampak bahwa ratio nilai total (8. 9) muridgum pada Nilai maksimum didasarkan kebenaran. kelengkapan dan atau di SD rata-rata adalah 39.2 sedangkan di MI rata-rata adalah 19.3. Jadi beban gum di SD jauh lebih berat dibandingkan kepositifan jawaban gum. dengan di MI. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhilal. dkk. (1997) menunjukkan bahwa ratio muridgum di S D N I HASlL DAN BAHASAN desa IDT di tujuh propinsi di Indonesia cukup bervariasi yakni di Bengkulu Utara ratio Keadaan umum sekolah muridgum adalah 21.1. di Lombok Barat Seperti tercantum dalam Buku Pedoman adalah 48.4 dan di Maluku Tengah adalah 19.0 Umum PMT-AS pelaksanaan program makanan (10). Namun hasil penelitian Husaini dkk. jajanan di keempat sekotah yang diteliti adalah (1993) di perkotaan yakni di Kotamadya tiga kali dalam seminggu. Jadwal pembagian Bandung (Jawa Barat) mengungkapkan babwa makanan dilakukan secara serempak setiap hari ratio muridguru di SD favorit adalah 33.5. Senin. Kamis dan Sabtu di semua SDMI IDT sedangkan di SD kurang favorit adalah 16.1 di wilayah Kecamatan Rumbia. Tabel (11). 1 Tahel 1 S e b m jumlrh murid dan gum SDIMI Jumlab Sekolah SDfNegeri SDN Bina Karya h t r a SDN Bina Karya Jaya Murid GUN 397 270 9 8 106 164 6 8 837 31 MUSwasta MI Al-Islam Bina Karya h t r a MI Miftahul Huda Jumlah Hermina: dkk PGM 1998.2 1: 2 1-31 Pendidikon (iizi d1 S D clan A!I Dalnm Pelnksannn PhFlLAS Rata-rata jumlah murid per kelas di SD temp dan belum semuanva menjadi Pegawai besar Negeri Sipil (PNS) karena beberapa dari mereka dibandingkan dengan di MI (22 muridkelas). statusnya masih honorer. Sementara itu ram-ram Bahkan di SD pada setiap jenjang kelas terdiri jumlah guru di MI Swasta adalah 7 orarg dari dua kelas paralel yakni kelas pagi clan kelas termasuk Kepala Sekolah. semuanya bukan PNS siang karena kekurangan ruang kelas untuk dan hampir semuanya adalah guru tidak tetap. belajar. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan Sebagian besar masyarakat untuk menvekolahkan anak di antara 20-30 tahun. Selebihnva adalah berusia tingkat dasar terutama di SD cukup besar. 30-40 tahun (27.8%). 40-50 tahun (I 1.1%) dan Namun sarana dan prasarananya termasuk < 20 tahun (16.7%). Sebagian besar (47.1%) tenaga guru belum cukup memadai. Jumlah guru SD berpendidikan lulus dari .SMEA ruang kelas di setiap sekolah berkisar antara 4 4 (Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas). ruangan. Ketersediaan sumber air dan sarana Sementara itu sebagian besar (71.6%) guru MI kebersihan berpendidikan adalah 38 muridkelas sekolah dan secara lebih umum masih (44.4%) guru SDMI berusia Madrasah Tsanawiyah atau mengkhwatirkan bahkan di satu MI tidak ada setara sumur dan kakus. Penama (SLTP) (lihat Tabel 2). Dari Tabel 2 dengan Sekolah Lanjutan Tingkat tersebut tampak bahwa karakteristik gum di SDMI cukup beragam sehingga pemahaman guru tentang gizi juga akau berbeda. Hal ini akau Rata-rata jumlah guru di SD adalah 8 orang termasuk Kepala Sekolah. Mereka adalah guru sangat penyampaian berpengaruh pesan-pesan muridnya. Tabel 2 Komposisi jumlah p r u berdasarkan latar belakang pendidikan Jenis Pendidikan terhadap gizi cara kepada PGM 1998.21: 2 1-3 1 Pendidikan Gizi di SD don MI Dalam Pelaksanan PMT-AS lnteraksi guru SDMI di desa WT dengan PMT-AS temtama Hermina: dkk tentang pelaksanaan bubu-bukdmedia cetak relatif kurang. Keadaan penyuluhan gizi. Kecuali Kepala Sekolah yang ini mungkin karena distribusi buku-buku pernah mengikuti pelatihan mengenai tata penunjang termasuk buku pegangan gum yang laksana PMT-AS di tingkat Kccamatan. Hal menunjang bidang-bidang studi clan metodik yang pengajaran untuk S D M di desa IDT tersebut sebelumnya oleh Lamid A. dkk. di Bengkulu tidak merata. Seperli untuk mata ajaran yang (1997) (12). Namun pada pengumpulan data ada muatan materi gizi yakni buku-buku dasar monitoring dan evaluasi PMT-AS di tujuh pelajaran pendidikan Jasmani dan Kesehatan propinsi di Indonesia yang dilakukan oleh (Penjaskes) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Muhilal, dkk. (1997) ditemukan bahwa kegiatan Kerajinan Tangan dan Kesenian (KTK) yang tersebut pernah dilakukan oleh gum kelas di dulu 47% S D M contoh yang diteliti, oleh Bidan lebih populer dengan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mereka tidak - sama ditemukan pada penelitian desa (48%) dan oleh gum Olahraga dan Kesehatan (30%) (10). memilikinya secara lengkap. Bentuk sarana pendidikan gizi dan kesehatan yang sudah ada di keempat sekolah yang diteliti adalah bempa poster "Gizi Penyampaian pmdidikan gi* dalam Seimbang" pelaksanaun PMT-AS dan poster "Cara mencegah cacingan dan diare". Kedua poster tersebut Di keempat SDMI yang diteliti, penyampaian pesan-pesan gizi oleh gum atau pen.ielasan tentang manfaat jajanan pada saat pembagian makanan tambahan di sekolah kepada murid belum dapat dilaksanakan sesuai petunjuk buku pedoman umum PMT-AS. Alasan yang dikemukakan oleh hampir semua gum adalah karena mereka belum tahu diterima di SDiMI pada bulan luli 1998 tanpa penjelasan bagaimana penyampaian pesan gizi dan kesehatan tersebut kepada murid. Hanya di satu MI tampak bahwa kedua poster tersebut di tempel di dinding kelas, walaupun tidak semua kelas ada. Di ketiga S D M lainnya kedua poster tersebut masih tersimpan di dalam lemari sekolah. bagaimana cara penyampaian pesan gizi yang diinginkan oleh pengelola program. Selain itu Pengelahuan gizi dun sikap guru terhadap keterbatasan waktu gum di S D M yang diteliti upaya pminghtun Pengdahuan gizi pa& menvebabkan murid S D M sulitnya mereka melakukan pendidikan gizi pada saat pembagian makanan dan pada saat istirahat. Keadaan tersebut Pengetahuan gizi guru-guru S D M meliputi mereka pengetahuan tentang hubungan keadaan gizi umumnya belum pernah terlibat dalam pelatihan dengan penumbuhan dan daya tahan tubuh diperkuat oleh kenyataan bahwa PGM 1998.21: 21-3 1 Pendidikan Gizi di SD dun MI Dalam Pelaksanan PMT-AS Hermina. dkk seimbang, (22.2%) adalah sedang. Tidak seorangpun dari pengertian dan maksud dari konsumsi makanan responden yang tergolong berpengelahuan gizi garam baik. Hal ini diduga karena masih kurangnya anak, pengertian yang istilah beranekaragam, gizi kegunaan beryodium dan jenis-jenis makanan menumt informasi mengenai gizi sampai ke tingkae sumber zat gizi (zat tenaga, zat pembangun dan sekolah di desa IDT, baik melalui buku zat pengahlr) (Lihat Tabel 3). Sebagian besar penunjang kurikulum SD/MI maupun melalui gum SDIMI (77.8%) memiliki pengetahuan gid program gizi dan kesehatan. yang masih relatif kurang. dan sebagian kecil Tahel 3 Tingkat Pengetahuan Gizi GUN SDI MI Jumlah responden Klasifikasi tingkat SD (a+) n Y' Pengetahuan Pengetahuan &i : Sedang Kurang Sikap gum terhadap 8 upaya MI (n=10) n % 0 4 100.0 6 penerapan 40.0 60.0 SD+MI (11x18) n Oh 4 14 22.2 77.8 kurikulum sekolah kemungkinan akan lebih pendidikan gizi kepada murid adalah sikap berkesi-nambungan. Namun hampir semua gum positif terhadap manfaat pendidikan gizi pada merasa kesulitan &lam menyampaikan materi murid. Selanjutnya sikap positif ini akan gizi di kelas karena kurangnya bahan bacaan mempengamhi niat untuk ikut serta dalam tentang gizi. Mereka menyatakan perlu adanya kegiatan penyuluhan atau pendidian gizi, baik pelatihan singkat mengenai gizi dan kesehatan melalui kurikulum S D M maupun dalam untuk gum. pelaksanaan Hal PMT-AS. tersebut dinngkapkan oleh hampir semua guru dan mereka setuju bila ikut serta dalam kegiatan Keberadaan materi tersebut. kurikulum .SD/n.fI Alasan yang dikemukakan adalah karena hal itu sudah gum sebagai menjadi kewajiban pendidik . Selain itu proses belajar-belajar-mengajar di kelas pendidikan gizi dalam melalui Pada dasamya pelaksanaan belajar-mengajar di SD dan MI adalah sama. yakni mengikuti PGM 1998.2 1: 2 1-3 1 Pendidikan Gizi di SD don MI Dolam PeCaksnnan PMT-AS Hermina: dkk Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP) yang pada masa lalu lebih dikenal kurikulum Sekolah Dasar tahun 1994. Bedanya pelajaran proporsi pendidikan agama Islam di MI lebih keluarga) yakni sebesar 20.0% (14) (Tabel 4). PKK (pendidikan dengan kesjahteraan besar dibandingkan dengan di SD. Bila Dari Tabel 4 tampak secara umum bahw mengkaji GBPP kurikulum SD tahun 1994 penyampaian materi pendidikan gizi sudah ada tampak bahwa materi gizi dan makanan sudah di dalam kuriMum S D M yakni di k&ga mata ada. dan penerapannya disisipkan di dalam ajaran beberapa mata ajaran yakni Penjaskes. P A dan penerapan pendidikan gizi di sekolah akan lebih KTK. Materi pendidikan gizi dan pmporsinya berkesinambungan dan ha1 dalam GBPP berdasarkan kelas dan mata ajaran penyampaian maferi gizi bukan mempakan selengkapnya pada Tabel 4. beban baru bagi guru karena sudah tejadwal Penyampaian materi pendidikan gizi di dalam met& atas. Keunlungannya adalah terpenting y a h i pengajaran dan GBPP di S D M . disisipkan di dalam kurikulum S D M pada Sementara itu kelemahannya adalah penerapan setiap tahunnya pada cam wulan (cawu) pendidikan gizi di sekolah melalui guru masih tertentu. Materi gizi mulai diperkenaIkan di diragukan keberhasilannya jika tidak dimjang dalam mata ajaran Penjaskes di kelas satu oleh peningkatan pengetahuan guru tentang gizi walaupun proporsinya relatif kecil (8,3%) . Hal d q sarana pendidikan giu yang cukup, ini tejadi karena lebih banyak praktek olah term& raga di lapangan. Dari hasil pengamatan guru untuk ketiga pelajaran di atas. Seperti pada ternyata bahwa keempat S D M yang diteliti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tidak memiliki guru khusus b i g studi Suhardjo, dkk. (1988) di beberapa SD di kota Penjaskes sehingga biasanya dilakukan oleh Bogor (labar) dan kota guru kelas. Proporsi materi gizi terbanyak ditemukan bahwa guru-guru SD mengalami terdapat pada mata ajaran P A di kelas tiga pada kesulitan &lam me- c a w dua yakni sebanyak 385% (14/36), artinya kelas, akibat ketiadaan buku pegangan dan alat dalam 36 jam pelajaran IPA di kelas tiga peraga. Peneli!ian tersebut juga mencmuksn tersebut sebanyak 14 jam p e l & a n (7 kali bahwa ada beberapa bukn pcgangan (dari pertemuan) guru membahas gizi. p e n d i t buku) yang ada di sekolah yang diteliti Sementara itu praktek memasak disisipkan pada temyata memuat materi yang tidak ssuai pelajaran KTK (kerajinan tangan dan kesenian) dengan kebenaran ilmu gizi (IS). materi kelengkapan buku penunjang bagi ~b(Sumbar) materi gizi di PGM 1998.21: 21-3 1 Pendidikan Fir; di SD don A f l Dalanr Pelaksanan Ph'hflLflilS Hermina; dkk Tabel 4 Materi Pendidikan G b i dm Proponinya Dalam GBPP (Garis Besar Program Pengajaran) 1994 Berdasarkan Kelas dan Mata Ajaran - Kelas I 2 3 Mata Pelajamn 1. Penjaskes -Caw 2 2/24 8.3 Penjaskes -Caw2 2/24 8.3 a. Penjaskes Caau 2 2/24 8.3 b. P A Caw 2 14/36 38.9 a. Penjaskes -Caw 2 2/24 8.3 b. P A Caw 3 3/60 5.0 a.IF'A Cawu 2 20/72 27.8 b.KTK -Caw2 - Cawu 3 4/24 4/20 16.7 20.0 a.Penjaskes -Caw 1 1/24 4.2 - Cawu 3 4/20 20.0 b. IF'A -Caw2 6/72 8.3 - - 4 - 5 6 . F'roporsi Materi Pendidikan Gizi % Jam - Uraian Materi Mengenal makanan dan minuman yang bersih dan sehat. dan manfaatnya bagi tubuh. Mengenal jenis dan bahan makanan sehat. manfaatnya dan mengetahui waktu makan yang tepat dan yang benar. Mengenal bahan makanan yang termasuk makanan pokok. lauk-pauk. sayur-mayur dan buah-buahan manfaat unsur-unsur empat sehat lima sempurna. Mengenal sumber makanan: a.Yang berasal dari tumbuhan dan dari hewan. Mengenal mutu makanan. komposisi makanan. kebersihan dan kesegaran makanan; Mengenal kebisaan makan teratur. - Mengenal cara mengisi KMS AS dan menentukan keadaan gizi; Megenal berbagai penyakit akibat kurang gizi. Mengenal bahwa pertumbuhan yang sehat teijadi karena makan yang cukup dan teratur. a. Membahas jenis makanan yang mudah dicema dan yang tidak dapat dicema ; b. Makanan bergizi menjadikan tubuh sehat; c. Makanan dengan zat pengawet dan pewama, d.Pencemaan .makanan dan hasilnya diangkut keselumh tubuh dengan darah dan sisanya dikeluarkan dari tubuh. Siswa dapat memasak bahan makanan pokok daerah setempat, memasak bahan makanan pokok lain Siswa dapat memasak sayur-mayur ; - memilih menu dan memasak sayuran. Penganekaragaman makanan: arti dan tujuan penganekaragaman makanan secara sederhana dan manfaatnya. a.Mengena1 bahan makanan yang mengandung zat gizi yang sesuai di daerah masing-masing; b. Mengenal makanan jadi di daerah masing-masing yang di buat dari bahan yang berbeda tetapi mengandung zat gizi yang sama. Membahas fungsi darah: a. mengedarkan sari-sari makanan dan mengedarkan oksigen: b. kelainan darah. Hermina: dkk PGM 1998.2 1: 2 1-3 1 l'c~~rdidikan Gizi di ,Sl> don hfl L)alom t'elaksanan P.&fl:.4.4S rnengernbangkan materi pendidikan gizi dan cara penyampaiannya kepada murid. Sehingga Pada saat dilakukan penelitian Program intenrensi tenebut dapat melengkapi Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) penyelenggaraan pendidikan gizi di SDMI saat telah be rjalan hampir dna tahun di SD dan MI ini dan dapat menunjang PMT-AS. di Lampung Tengah. Salah satu tujuan dari PMT-AS adalah menanamkan kebiasaan makan yang sehat dan hidup benih sejak anak-anak UCAPAN TERlMAKASIH yang diberikan dalam satu paket pendidikan g z i dan kesehatan anak sekolah dengan partisipasi Penulis menyampaikan terima kasih kepada aktif guru, orang tua murid dan masyarakat di Sdr. Nursaid. SKM.. Sdri. Bertalina. SKM. dan linglungan sekolah seperti PKK dan LSM. Sdri. Rina Hirdawati. B.Sc. dari Kanwil dan Keragaan di lapangan menunjukkan bahwa upaya penerapan pendidikan gi7i di SDIMI kurang dapat berkesinambungan di dalam pelaksanaan PMT-AS. Keadaan ini kana gum-gum dalam merasa kesulitan menyampaikan materi gizi kepada murid akibat Dinas Kesehatan di Lampung dan Lampung Tengah. Sdr. dr. Adhi M. Duarsa. Sdr. Herly Siany (TPG) dari Puskesmas Kecamatan Rnmbia. Semua gum dan Kepala Sekolah di SD Bina Karya Putra, SD Bina Karya Jaya, MI Al- ketidaktahuan. Sebagian besar gum SDlMl Islam dan MI Miftahul Hnda di Kecamatan yang diteliti mempunyai pengetahuan gizi yang Rumbia. relatif kurang. Di lain pihak sebenarnya guru Kelompok Program Penelitian KIE G i i dituntut materi Puslitbang Gizi, dan semua pihak yang tak pendidikan gizi seperti terlihat di dalam garis- dapat disebutkan namanya clan semuanya telah garis bekerjasama dengan baik dan membantu dalam untuk besar kurikulum menyampaikan program SD pengajaran tahun (GBPP) 1994 yang sudah Sdr. Hartono dan Sulaeman dari di kelancaran pelaksanaan penelitiah di lapangan. disempumakan. Proporsi materi gizi terdapat pada pelajaran Penjaskes (8.3-20.0%). IPA (27.8-38.9%) dan K W K K (16.7-20.0%). RUJUKAN 1. Indonesia. RI?PEI,IT,l Keenam 1994/1995-- SARAN 1998/1999. Bab 11. Pangan dun perbaikan Diperlukan intervensi pendidikan dengan menyiapkan buku panduan pelatihan gum untuk gizi. Jakarta: Setneg. 1995. gizi gizi dan meningkatkan 2. Rifai, Mien A. dkk (eds). 1994. Laporan umum, kesimpulan dun saran Wi+akava pengetahuan, sikap dan perilaku gizi guru-gum Pangan dun Gizi V Dalam: Risalah Widya mereka lebih Karya Pangan dan Gizi V. LIPI: Jakarta, SD/MI di p e r d m agar memahami tujnan P m - A S , memahami dan 20-22 April 1993. Hermina; dkk PGM 1998.21: 21-3 1 Pendidikan Gizi di SD dan MI Dalam Pelaksanan PMT-AS 3. BKKBN. Materi kampanve KIE gerakan 4. Metode Penelilian Sumei. Jakarta: LP3ES. 1991. 1982. Susanto. Djoko. Intervensi gizi dengan edukaci kontunikasi gizi di informasi don Makalah perdesaan. disajikan pada: Pelatihan Singkat lntegrasi Pangan, Gizi dan Kesehatan dalam Pembangunan Perdesaan. lPB & Dikti Depdiibud Bogor, 24-29 Agustus 1998. Jalat, Fasli. Gizi dan halitas hidup: agenda perumusan program gin REPELITA C71 untuk mendukung pengemhangan sumberdava manusia yang 6. herkualilas. 10. Muhilal; dkk. Pengunrpulan darn dasar monitoring dan evaluasi program makanan tambahan anak sekolah /P,Lff-AS). Laporan Penelitian. Bogor: Puslitbang Gizi Depkes, GMSK lPB_ FKM UI. Puslitbang Sosek Pertanian Deptan dan Dit. Bina Gizi Masyarakat Depkes. 1997. 11. Husaini dkk. Kehiasaan makan, konsumsi jajanan dan aspek-aspek kesehalan anak sekolah dasar Laporan Penclitian. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi. 1993. Makalah disajikan dalam: Widyakarya 12. Lamid, A,, dkk. Pcnelifian dan dafnpak Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) VI. pelaksanaan PMT.4.5 di empat SD IDT Serpong, 17-20 Febmari 1998: 37 hlm. Rengkulu. Soekirman. Peranan program makanan Puslitbang Gizi. Depkes. 1997. Laporan Penelitian. Bogor: tambahan pada anak sekolah (PAR-AS) 13. Hermina, Tjetjep S. Hidayat, Trintrin unhik meningkotknn mutu sumberdaya T.Mudjianto. Penerapan pendidikan gizi manusia. Makalah disajikan pada: Semiloka don Kesehatan dalam pelaksanaan PMT-AS Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung di SD dan MI IDT. Laporan Program Makanan Tambahan pada Anak Bogor: Puslitbang Gizi, Depkes 1998. Sekolah (PMT-AS). IPB & Ditjen Dikti 7. Singarimbun, Masri clan Sofiian Effendi. sadar pangan dan gizi. Jakarta : BKKBN, pendekalan 5. 9. Penelitian. 14. Depdikbud. Kurikulum pendidikan dmar. Depdikbud, Bogor, 3-4 luni 1996. Garis-garis hesar program pengajaran Kodyal Benny A. Pengalaman pelaksonaan (GRPP) sekolah dasar (SI)). Jakarta: Dit. PMT-AS bagi siswa SD don MI di desa Pendidikan Dasar. Ditjen Dikdasmen, 1994. pada: Seminar Sehari "Peran PMT-AS dalam 15. Suhardjo; dkk. Model pendidiknn gizi unhrk sekolah dasar. Laporan Penelitian. Bogor: fertinggal. Makalah Menyiapkan Indonesia disajikan Sumberdaya yang Berkualitas", Manusia Pusat Antar Univenitas Pangan dan Gizi, Persagi, lPB. 1989. Jakarta, 25 April 1995. 8. Anwk. Djamaludin. Teknik penyusunan skala penphr. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan, UGM, 1985.