menteri keuangan republik indonesia

advertisement
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 1
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 24 /PMK.06/2006
TENTANG
PENGELOLAAN REKENING INDUK
DANA LINGKUNGAN BERGULIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAIIA ESA
MENTERI KEUANGAIN,
Menimbang
: a.
bahwa dalam rangka meningkatkan peran aktif Pemerintah dalam
pemeliharaan kelestarian fungsi lingkungan hidup, diperlukan tindakan
pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran lingkungan
hidup guna menghindari terjadinya kerusakan lingkungan hidup;
b. bahwa dalam rangka mendukung peran aktif Pemerintah
sebagaimanadimaksud dalam huruf a, diperlukan pengembangan
pendanaan lingkungan hidup yang dapat bersumber dari dana hibah
yang berasal dan dalam dan atau luar negeri, yang diperuntukkan bagi
pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lmgkungan
Hidup;
c.
bahwa terhadap dana hibah yang berasal dari dalam dan atau luar
negeri tersebut untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam huruf b,
telah ditempatkan pada rekening Nomor 00000206-01-000002-30-9 atas
nama Menteri Keuangan pada Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang
Khusus;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagairnana dimaksud dalam huruf
a; b, dan c, dipandang perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
tentang Pengelolaan Rekening Induk Dana Lingkungan Bergulir;
Mengingat
: 1.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3611);
2.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3699);
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 2
3.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355).
4.
Keputusan Presiden Nomor 20; P Tahun 2005;
5.
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara
Republik Indonesia;
6.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17/KMK.011/1986 tentang
Penyimpanan Uang Negara pada Bank-bank Pemerintah sebagaimana
diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 318/KMK.02/
2004;
7.
Keputusan bersama Menten Keuangan dan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Nomor 185/
Perencanaan, Pelaksanaan,
KMK.03/1995 tentang Tata Cara
Kep.031/KET/5/1995
Penatausahaan dan Pemantauan Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam
rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana diubah dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan
dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasiona/Ketua
Bappenas Nomor 459/KMK.03/1999
Kep.264 /KET/09 /1999
Memperhatikan
Menetapkan
8.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Mentei Keuangan Nomor 426/KMK.01/
2004;
: 1.
Financing Agreement tanggal 4 Desember 1997 dan Separate Agreement
tanggal 26 Februari 1998 antara Pemerintah Republik Indonesia dengan
Kreditanstalt fur Wiederaufbau;
2.
Amandemen Separate Agreement tanggal 17 Februari 2000 antara
Pemerintah Republik Indonesia dengan Kreditanstalt fur Wiederaufbau;
3.
Minutes of Meeting rapat koordinasi Departemen Keuangan, Bank
Indonesia, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, dan Kreditanstalt
fur Wiederaufbau tanggal 1 September 2000;
MEMUTUSKAN:
: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGELOLAAN
REKENING INDUK DANA LINGKUNGAN BERGULIR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengun:
1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerirtah, adalah perangkat
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden dan
para Menteri.
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 3
2.
Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
3.
Menteri Negara adalah Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia.
Rekening Induk Dana Lingkungan Bergulir, selanjutnya disebut RIDLB,
adalah rekening Nomor 00000206-01-000002-30-9 atas nama Menteri
Keuangan Republik Indonesia pada Bank Rakyat Indonesia Kantor
Cabang Khusus.
Kementerian Lingkungan Hidup, selanjutnya disebut KLH, adalah
Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Instansi Pelaksana adalah unit eselon I di lingkungan KLH yang
mengawasi pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian
dampak lingkungan yang dibiayai melalui mekanisme pinjaman.
Bank Pelaksana adalah bank yang menerima pinjaman dari Pemerintah
untuk disalurkan kepada pengusaha kecil dan menengah sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam ketentuan ini.
4.
5.
6.
7.
8.
Nasabah adalah pengusaha kecil dan menengah yang memenuhi syarat
untuk memperoleh pinjaman untuk kegiatan pencegahan dan
pengendalian dampak lingkungan dari Bank Pelaksana.
BAB II
SUMRER DANA REKENING INDUK
DANA LINGKUNGAN BERGULIR
Pasal 2
Sumber dana RIDLB terdiri dari:
a.
pembayaran kembali pokok pinjaman yang berasal dari dana hibah
Kreditanstalt fur Wiederaufbau-Industrial Efficiency and Pollution Control
Project Nomor 94.66.186 yang diteruspinjamkan kepada Bank Pelaksana;
b. dana hibah dari dalam dan atau luar negeri yang diberikan kepada
Pemerintah untuk pembiayaan dalam bentuk pinjaman guna
kepentingan pencegahan dan pengendalian dampak lingkungan.
c.
penerimaan kembali pokok pinjaman yang berasal dari dana hibah
sebagaimana dimaksud dalam huruf b;
d. pembayaran bunga, denda dan biaya-biaya lainnya yang timbul dari
pemberian pinjaman sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b;
dan
e.
dana pinjaman yang telah dicairkan oleh Bank Pelaksana tetapi tidak
disalurkan kepada Nasabah pada batas waktu yang ditentukan dalam
perjanjian penerusan pinjaman dan atau perjanjian pinjaman.
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 4
BAB III
PENGELOLA REKENING
DANA LINGKUNGAN BERGULIR
Pasal 3
(1) Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah
pengelola RIDLB.
(2) Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
mempunyai kewajiban melakukan administrasi atas pengeluaran dan
penerimaan dana RIDLB.
(3) Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
mempertanggungjawabkan pengeluaran dan penerimaan dana RIDLB
sekali dalam setahun kepada Menteri.
BAB IV
KRITERIA KEGIATAN DAN NASABAH YANG DAPAT MEMPEROLEH
PEMBIAYAAN DAN ALOKASI DANA REKENING TNDUK DANA
LINGKUNGAN BERGULIR
Pasal 4
Dana yang terdapat pada RIDLB hanya dapat digunakan untuk
pembiayaan yang bertujuan untuk kepentingan efisiensi produksi yang
berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian dampak lingkungan.
Pasal 5
(1) Pelaksanaan penyaluran pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 diberikan kepada Nasabah melalui Bank Pelaksana yang
ditunjuk oleh Menteri.
(2) Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pelaksana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Nasabah atas dana yang terdapat di
Bank Pelaksana, yang diperoleh melalui penarikan dana pinjaman dari
Pemerintah dan atau pengembalian dana pinjaman dari Nasabah yang
belum jatuh tempo, dilakukan dalam bentuk pinjaman.
(3) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dilakukan untuk:
a. pembiavaan investasi; atau
b. pembiayaan investasi dan modal kerja yang terkait dengan
investasi.
(4) Dalam hal pinjaman yang dilukan digunakan untuk nembiayaan
investasi dan modal kerja, maka jumlah pembiayaan modal kerja dapat
diberikan maksimal sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) dari
jumlah pinjaman yang diberikan.
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 5
Pasal 6
(1) Nasabah yang dapat menerima pembiayaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 adalah pengusaha yang mempunyai usaha kecil atau
menengah.
(2) Pengusaha yang mempunyai usaha kecil sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.
usaha produktif milik Warga Negara Indonesia yang berbentuk
usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi;
b. bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun
tidak langsung, dengan usaha menengah atau usaha besar; dan
c.
memiliki kekayaan bersih di luar tanah dan bangunan
sebanyak-banyaknya Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah),
atau memiliki hasil penjualan sebanyak-banyaknya
Rn 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) par tahun.
(3) Pengusaha yang mempunyai usaha menengail sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.
usaha produktii milik Warga Negara Indonesia berbentuk usaha
orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi;
b. bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi; baik langsung maupun
tidak langsung, dengan usaha besar; dan
c. memiliki kekayaan bersih di luar tanah dan bangunan lebih dari
Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 1
0.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
BAB V
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
INSTANSI PELAKSANA
Pasal 7
(1) Instansi Pelaksana bertugas dan bertanggung jawab dalam menjamin
ketepatan penyaluran dan penggunaan pinjaman oleh Nasabah dari
Bank Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
(2) Tugas-tugas Instansi Pelaksana meliputi sebagai berikut:
a.
memberikan rekomendasi teknis atas proyek-proyek yang layak
dibiayai;
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 6
b. memberikan rekomendasi atas proposal kebutuhan dana yang
diperlukan untuk pembiayaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4
yang dibuat oleh Bank Pelaksana;
c. menyusun petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan yang dapat
dibiayai melalui pemberian pinjaman;
d. memantau aspek teknis dari penggunaan dana pinjaman oleh
Nasabah melalui Bank Pelaksana;
e. mengkoordinasikan penyusunan Rencana Alokasi Pembiayaan
untuk kebutuhan anggaran tahunan masing-masing Bank
Pelaksana; dan
f. mengkoordinasikan pengawasan dan monitoring pinjaman yang
dilakukan oleh instansi terkait sesuai dengan tugas dan
kewenangan masing-masing instansi.
(3) Instansi Pelaksana melaporkan pelaksanaan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) secara tertulis kepada Menteri dan Menteri
Negara.
(4) Intansi Pelaksana bertanggung jawab atas pelaksanaan program yang
mendapatkan pembiayaan dari dana yang bersumber dari RIDLB.
BAB VI
KRITERIA BANK PELAKSANA
Pasal 8
(1) Bank Pelaksana yang dapat memperoleh pembiayaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) adalah Bank Umum milik Pemerintah
dan Bank Umum milik Pemerintah Daerah.
(2) Bank Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
sekurang-kurangnya wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
laporan keuangan dalam 2 (dua) tahun terakhir dinyatakan wajar
tanpa syarat oleh auditor eksternal;
b. kondisi keuangan bank 6 (enam) bulan terakhir dalam keadaan
sehat atau cukup sehat, yang dinyatakan oleh lembaga pengawas
perbankan;
c. tidak memiliki permasalahan dengan pinjaman yang diberikan oleh
Pemerintah;
d. memperoleh laba dalam 2(dua) tahun terakhir; dan
e. manajemen bank mempunyai kredibilitas dan integritas yang baik
dalam kaitannya dengan penggunaan dan pengembalian pinjaman,
yang dibuktikan dengan tidak pernah terlibat dalam tindak pidana
perbankan atau kriminal dan tidak termasuk dalam Daftar Orang
Tercela.
BAB VII
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BANK PELAKSANA
Pasal 9
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 7
(1) Bank Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) wajib
menyalurkan kembali kepada Nasabah dalam bentuk pinjaman,, atas
dana pinjaiman yang berasal dari dana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 dan dana yang diterima sebagai pengembalian pokok pinjaman
dari Nasabah sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 angka 7.
(2) Bank Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
bertindak sebagai executing bank yang akan menanggung seluruh resiko
kredit yang timbul dari pemberian pinjaman kepada Nasabah.
(3) Bank Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) wajib
memberikan laporan pelaksanaan pemberian pinjaman setiap 3(tiga)
bulan sekali kepada Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dan Kementerian Lingkungan Hidup.
(4) Ketentuan lebih lanjut atas hal sebagaimana dimaksud dalam avat (1),
(2) dan (3}, diatur dalam perjanjian pinjaman antara Pemerintah c.q.
Departemen Keuangan dan Bank Pelaksana.
BAB VIII
TATA CARA PERMINTAAN PEMBIAYAAN DARI
REKENING INDUK DANA LINGKUNGAN BERGULIR
Pasal 10
(1) Untuk mendapatkan dana yang akan digunakan sebagai pembiayaan
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, calon Bank Pelaksana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Menteri dengan disertai lampiran sebagai berikut:
a.
surat permohonan untuk ditunjuk sebagai Bank Pelaksana dalam
penyaluran pinjarnan;
b. laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh
auditor eksternal;
c. surat penilaian tingkat kesehatan bank dari lembaga pengawas
perbankan; dan
d. proposal kebutuhan dana yang diperlukan untuk pembiayaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
(2) Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat
meminta dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dianggap
kurang lengkap atau tidak memadai.
(3) Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan akan
memberikan jawaban mengenai kekurangan atau terpenuhinya
lampiran permintaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
BAB IX
PENATAS PERMINTAAN PEMBIAYAAN DARIPENILA
REKENING INDUK DANA LINGKUNGAN BERGULIR
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 8
Pasal 11
(1) Department Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
melakukan penilaian atas pemenuhan kriteria Bank Pelaksana
sebagaimana dalam Pasal 8 oleh calon Bank Pelaksana dan proposal
pembiayaan yang diajukan oleh calon Bank Pelaksana sebagaimana
dimaksud dalarn Pasal 10 ayat (1) huruf d.
(2) Penilaian atas proposal pembiayaan yang diajukan oleh calon Bank
Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah penilaian atas
kemampuan calon Bank Pelaksana untuk mengembalikan dana yang
akan digunakan sebagai pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 kepada Pemerintah, yang dibuktikan melalui perhitungan
proyeksi arus kas calon Bank Pelaksana setelah menerima pembiayaan.
(3) Calon Bank Pelaksana wajib menyediakan data dan informasi untuk
memungkinkan Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal
Perbendaharaan melakukan penilaian sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1).
(4) Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat
menyertakan Lembaga lain dalam melakukan penilaian proposal
pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
(5) Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan akan
menetapkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
BAB X
PERSETUJUAN PEMBIAYAAN DARI
REKENING INDUK DANA LINGKUNGAN BERGULIR
Pasal 12
(1) Dalam hal calon Bank Pelaksana telah memenuhi kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 serta berdasarkan penilaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) proposal pembiayaan dinyatakan
layak unuk dibiayai maka Menteri akan mengeluarkan Surat
Penunjukan Bank Pelaksana sekaligus menetapkan persetujuan
pembiayaan dalam bentuk pinjaman, berikut persyaratan pinjaman
pada pembiayaan dimaksud.
(2) Dalam hal calon Bank Pelaksana tidak memenuhi kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8, maka Menteri akan memberitahukan
penolakan pembiayaan disertai alasan penolakanya.
(3) Dalam hal calon Bank Pelaksara telah memenuhi kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 namun berdasarkan penilaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) proposal pembiayaan dinyatakan
tidak layak untuk dibiayai, maka Menteri akan memberitahukan
penolakan pembiayaan disertai alasan penolakannya.
BAB XI
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 9
PERJANJIAN PINJAMAN
Pasal 13
(1) Berdasarkan penunjukan Bank Pelaksana dan persetujuan pembiayaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), ditandatangani suatu
perjanjian pinjaman antara Pemerintah dengan Bank Pelaksana.
(2) Berdasarkan Surat Kuasa Menteri, Direktur Jenderal Perbendaharaan
ditunjuk mewakili Pemerintah dalam penandatanganan perjanjian
pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Untuk penandatangan perjanjian pinjaman sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Bank Pelaksana diwakili oleh Direktur Utama atau
anggota direksi yang lain sesuai dengan ketentuan mengenai hal
termaksud dalam anggaran dasar Bank Pelaksana yang bersangkutan.
(4) Perjanjian pinjaman antara Pemerintah dan Bank Pelaksana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya harus
memuat ketentuan mengenai:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
tujuan pemberian pinjaman;
persyaratan pinjaman;
tata cara pencairan pinjaman;
tata cara pelaporan penggunaan dana pinjaman;
tata cara pemeriksaan langsung;
pelaporan dan pemeriksaan;
hak dan kewajiban dari Pemerintah dan Bank Pelaksana; dan
sanksi untuk pihak yang gagal melaksanakan kewajibannya.
(5) Konsep perjanjian pinjaman sehagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun berdasarkan persetujuan pembiayaan sebagaimaina dalam
Pasal 12 ayat (1) oleh Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal
Perbendaharaan bersama dengan Bank Pelaksana.
(6) Dalam penyusunan konsep perjanjian pinjaman sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) Departemen Keuangan dapat berkansultasi dengan KLH
mengenai aspek teknis lingkungannya.
BAB XII
PENCAIRAN DANA DARI REKENING INDUK
DANA LINGKUNGAN BERGULIR
Pasal 14
(1) Untuk mencairkan dana pinjaman berdasarkan perjanjian pinjaman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) yang telah
ditandatangani oleh kedua belah pihak yang bersangkutan Bank
Pelaksana harus mengajukan permintaan pencairan dana secara tertulis
kepada Menteri.
(2) Dalam hal pencairan dana pinjaman dilakukan satu tahap atau untuk
pencairan tahap pertanna, permintaan pencairan dana pinjaman
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilampiri dengan:
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 10
a.
rencana penggunaan dana yang ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang untuk mengajukan permintaan pencairan dana
pinjaman;
b. surat rekomendasi teknis dari KLH sebagaimana dimaksud dulam
Pasal 7 ayat (2) huruf a;
c. surat penunjukan pejabat yang berwenang untuk mengajukan
permintaan pencairan dana pinjaman;
d. surat pembukaan rekening yang menampung dana pinjaman.
(3) Dalam hai pencairan dana pinjaman dilakukan lebih dari satu tahap,
permintaan pencairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
tahap kedua dan selanjutnya wajib dilampiri dengan:
a.
laporan penggunaan dana pinjaman dari pencairan dana pinjaman
tahap sebelumnya yang ditandatangani oleh pjabat yang berwenang
untuk mengajukan permintaan pencairan dana pinjaman;
b. surat rekomendasi teknis dari KLH sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2) huruf d;
c. dokumen pendukung lainnya yang dipersyaratkan dalam
perjanjian pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(1);
d. rekening koran dari rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c; dan
e. Rencana penggunaan dana untuk tahap yang bersangkutan yang
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang untuk mengajukan
permintaan pencairan dana pinjaman.
(4) Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
memberikan jawaban mengenai kekurangan atau terpenuhinya
lampiran permintaan pencairan dana sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) atau ayat (3).
(5) Departemen Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan
melakukan penelitian dan penilaian atas permintaan pencairan
pinjaman dengan mendasarkan pada :
a.
pagu piniaman dan jadual pencairan pinjaman berdasarkan
persetujuan Menteri atas pembiayaan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 12 ayat (1);
b. saldo pada rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d;
c. perkembangan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai;
d. tunggakan pembayaran kewajiban yang berasal dari Bank
Pelaksana dimaksud kepada Pemerintah; dan
e. informasi atau data yang menyatakan bahwa sebagian atau seluruh
pembiayaan sudah tidak diperlukan lagi.
(6) Dalam hal berdasarkan penelitian dan penilaian sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), permintaan pencairan dana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disetujui, maka Menteri c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan
akan menerbitkan surat perintah kepada
Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Khusus untuk memindahkan
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Page 11
dana dari RIDLB ke rekening Bank Pelaksana dimaksud.
(7) Dalam hal berdasarkan penelitian dan penilaian sebagaimana pada ayat
(5), permintaan pencairan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditolak, maka Menteri c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan akan
menerbitkan surat penolakan kepada Bank Pelaksana dimaksud disertai
dengan alasan penolakannya.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengentahuinya, memerintahkan pengumuman
Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Maret 2006
MENTERI KEUANGAN,
SRI MULYANI INDRAWATI
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2006/24~PMK.06~2006Per.HTM
29/05/2008 13:12:20
Download