BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan pada penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai strategi bisnis pada PT. Jaya Kreasi Indonesia, dengan objek penelitian adalah strategi bisnis pada PT. Jaya Kreasi Indonesia, serta bebarapa buku, artikel, jurnal, serta laporan penelitian yang sudah ada yang berkenaan dengan tema penelitian untuk menggali informasi sebagai panduan pelaksaan penelitian dimana time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah Cross Sectional yang berarti penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu satu kali dan mencerminkan potret dari suatu keadaan pada satu saat tertentu. Tabel 3.1 Desain penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit analisis Time Horizon T1 Kualitatif Deskriptif Perusahanan Cross Sectional T2 Kualitatif Deskriptif Perusahanan Cross Sectional Keterangan : T1 : Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan. T2 : Mengetahui dan menganalisis strategi bisnis yang tepat untuk dijalankan perusahaan guna pengembangan perusahaan. 53 54 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Operasionalisasi variabel penelitian merupakan penjelasan dari teoritis variabel, sehingga dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal – hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mengukur aspek dapat menggunakan skala pengukuran Guttman. Dalam skala pengukuran tipe ini dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk checklist dengan jawaban ”ya” atau ”tidak”. Jawaban dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Audit Eksternal Kekuatan ekonomi Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan Kekuatan politik, hukum, dan pemerintah Kekuatan Teknologi Kekuatan Kompetitf Indikator - Kondisi ekonomi Indonesia sekarang - Pembelian secara kredit - Kebijakan moneter - Kebijakan fiscal - Perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan - Trend sosial, budaya, demografi dan lingkungan - Gaya hidup masyarakat Indonesia - Kondisi keamanan Indonesia - Peraturan pemerintah - Politik, pemerintahan dan hukum - Ramalan politik yang tidak menentu - Subsidi pemerintah - penggunaan teknologi - Teknologi Informasi - Mengikuti perkembangan zaman - Persaingan antar perusahaan sejenis - Masuknya pesaing baru - Produk pengganti 55 Variabel Audit Internal Manajemen Pemasaran Keuangan Produksi/Operasi Sistem Informasi Manajemen Indikator - Konsep Manajemen strategis Sasaran dan tujuan perusahaan Perencanaan manajer Pendelegasian otoritas manajemen Struktur organisasi Deskripsi dan spesifikasi pekerjaan karyawan Tingkat keluar masuk dan ketidakhadiran karyawan Mekanisme kompensasi dan pengendalian organisasi Segmentasi pasar Posisi organisasi Pangsa pasar perusahaan Saluran distribusi Riset pemasaran Kualitas produk dan layanan pelanggan Harga Strategi promosi Pemasaran, perencanaan dan anggaran efektif Pengalaman dan pelatihan manajer pemasaran Kekuatan perusahaan secara keuangan Kebutuhan modal jangka pendek Kebutuhan modal jangka panjang Modal kerja Pengalaman dan pelatihan manajer keuangan Fasilitas, peralatan, mesin dan kantor Kebijakan dan prosedur pengendalian kualitas Fasilitas, sumber daya, dan lokasi Kemampuan teknologi Penggunaan sistem informasi dalam pengambilan keputusan - Posisi direktur sistem informasi dalam perusahaan - Up date data - Input sistem informasi dari semua manajer - Password dalam memasuki sistem informasi - Sistem informasi pesaing - Mudah tidaknya sistem informasi digunakan - Pelatihan komputer karyawan - Perbaikan terus menerus dan kemudahan sistem Informasi 56 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Berdasarkan penelitian menurut jenis data dan analisis, maka jenis data yang akan digunakan untuk penelitian ini merupakan data kualitatif, dimana data yang dianalisis berbentuk kata, kalimat, dan gambar. Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder, data primer berupa informasi yang didapat dengan penelitian secara langsung. Data ini didapat dari hasil wawancara kepada pemilik perusahaan serta observasi untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Data primer dikumpulkan dari hasil riset survey dengan instrumen pengumpulan data primer berupa kuesioner yang diberikan kepada pemilik mengenai analisis lingkungan internal ( kekuatan dan kelemahan ) dan lingkungan eksternal ( peluang dan ancaman ). Data sekunder merupakan data yang sudah baik yang berada dalam format laporan dan atau data yang didapat dari internet. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam menyusun skripsi ini teknik yang digunakan untuk melakukan penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data ( Sugiono 2005 : p129 ) yaitu : 1. Riset Kepustakaan ( Lybrary Research ) Yaitu cara pengumpulan data yang bersifat teoritis dengan cara teknik pengumpulan data mempelajari buku bacaan yang diperoleh dari : Buku wajib ( Text Book ) yang berkaitan dengan penulisan skripsi. Buku pelengkap ( Reference Book ) yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. Bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan strategi bisnis seperti majalah dan koran. 57 2. Riset Lapangan ( Field Research ) Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian secara langsung dengan mengunjungi perusahaan yang menjadi obyek penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi. Adapun pengumpulan dengan cara ini, penulis melakukan penelitian dengan cara berikut : Metode wawancara ( Interview ) Suatu teknik pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung dengan bagian – bagian terkait khususnya kepada pemilik untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan perencanaan strategi pada perusahaan PT. Jaya Kreasi Indonesia. Metode Pengamatan ( Obsesvasi ) Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung ke perusahaan PT. Jaya Kreasi Indonesia untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini data yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan strategi bisnis. Kuesioner ( Angket ) Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yaitu PT. Jaya Kreasi Indonesia untuk mereka jawab. Kuesioner tersebut membantu penulis untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan perencanaan strategi bisnis. 58 3.5 Metode Analisis Teknik analisis yang digunakan untuk penelitian ini analisis SWOT dan menggunakan data kualitatif. Analisis SWOT adalah daftar dari faktor – faktor yang penting, perbandingan dan identifikasi dari langkah – langkah yang dibutuhkan untuk memperkuat posisi kompetitif dan organisasi. Dalam keadaan yang diperlukan, analisis SWOT lebih merupakan review dari masa lalu dan sekarang dari pada untuk masa depan. Analisis SWOT mencakup: Kekuatan ( strength ), kelemahan ( weaknesses ), ancaman ( threat ), kesempatan ( opportunity ). Kesempatan adalah arah yang dilihat sebagai keberuntungan dalam lingkungan yang dapat menguntungkan organisasi. Ancaman adalah arah yang tidak menguntungkan yang dapat menuju kepada kehancuran organisasi bila diabaikan. Analisa dari kekuatan dan kelemahan hanya dapat dilakukan dalam pertandingan dengan kompetitor. Kekuatan dan kelemahan erhubungan dengan sumberdaya organoisasi. Sumberdaya mewakili kekuatan hanya jika mereka menyumbang atau dapat menyumbang untuk tujuan organisasi dengan menyesuaikan dengan strateginya. Sumberdaya yang dimiliki dapat menjadi kelemahan karena kepemilikannya mencegah perkembangan dari sumber daya lain yang relevan. Konsep sari analisa SWOT dapat membantu dalam membantu dan mengklarifikasi apa yang mungkin menjadi isu penting dan situasi yang akan terjadi, atau seharusnya dikoreksi dan dihindari. 59 Tabel 3.3 Metode Analisis Tujuan penelitian Metode Metode Analisis T1 Deskriptif Survey Matriks EFI Matriks EFE CPM T2 Deskriptif Survey Matriks TOWS, SPACE, BCG, IE, GRAND STRATEGY Keterangan : T1 : Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan. T2 : Mengetahui dan menganalisis strategi bisnis yang tepat untuk dijalankan perusahaan guna pengembangan perusahaan. 3.5.1 Tahap Input 1. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ( Matriks EFE ) Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahap : 1. Membuat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit eksternal. Termasuk peluang dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. 2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 ( tidak penting ) hingga 1,0 ( paling penting ). Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1,0. 3. Memberikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing – masing faktor eksternal dan internal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut, dimana 4 = respons perusahaan superior, 3 = respons perusahaan diatas rata-rata, 2 = 60 respons perusahaan rata-rata, 1 = respons perusahaan jelek. Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Sedangkan bobot dalam tahap 2 didasarkan pada industri (industry based). 4. Mengalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai tertimbang. 5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total nilai tertimbang bagi perusahaan. 2. Matriks Evaluasi Faktor Internal ( Matriks IFE ) Matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima tahap : 1. Membuat faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit internal. Mencakup kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi perusahaan. 2. Memberikan bobot yang berkisar dari 0,0 ( tidak penting ) hingga 1,0 ( sangat penting ). Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. 3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk mengidikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama ( peringkat =1 ), atau kelemahan minor ( peringkat = 2 ), kekuatan minor ( peringkat = 3 ), atau kekuatan utama ( peringkat = 4 ). Peringakat adalah berdasarkan perusahaan, dimana bobot dilangkah 2 adalah berdasarkan industri. 4. Mengalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai tertimbang. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total nilai tertimbang bagi perusahaan. 61 3. Matriks Profil Persaingan ( CPM ) Matriks Profil Persaingan mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahan mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis dari perusahaan. Dalam matriks ini bobot dan nilai tertimbang untuk CPM dan EFE memiliki arti yang sama. Tetapi faktor penentu keberhasilan ( Critical Success Factor – CSF ) dalam CPM mencakup isu eksternal dan internal. Peringkat mengacu pada kekuatan dan kelemahan, dimana 4 = Kekuatan Utama, 3 = Kekuatan Minor, 2 = Kelemahan Minor, dan 1 = Kelemahan Utama. Didalam Matriks ini ada beberapa perbedaan yang signifikan antara EFE dan CPM, antara lain faktor penentu keberhasilan dalam CPM lebih luas, tidak memasukkan data yang spesifik dan faktual, bahkan berfokus pada isu internal. Faktor penentu keberhasilan dalam CPM juga tidak dikelompokan dalam peluang dan ancaman seperti dalam EFE. Dalam CPM, peringkat dan total nilai tertimbang untuk perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan perusahaan. 3.5.2 Tahap Pencocokan 1. Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman ( Matrix SWOT ) Ada delapan langkah yang terlibat dalam membuat Matriks SWOT : 1. Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan 2. Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan 3. Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan 4. Menuliskan kelemahan kunci perusahaan 5. Mencocokan kekuatan interal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO dalam sel yang ditentukan. 62 6. mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan. 7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan. 8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan. IFE KEKUATAN (STRENGTH-S) KELEMAHAN (WEAKNESSES-W) 1. 1. 2. Daftar kekuatan 3. 2. Daftar Kelemahan 3. EFE PELUANG (OPPORTUNITIES-0) 1. 2. Daftar Peluang 3. ANCAMAN (THREATS-T) 1. 2. Daftar Ancaman 3. STRATEGI SO STRTEGI WO 1. 2. Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang 3. 1. 2. Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang 3. STRATEGI ST 1. 2. Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman 3. STRATEGI WT 1. 2. Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman 3. Gambar 3.1 Diagram Matrik SWOT Sumber : Fred R. David ( 2004 : p287 ) 63 2. Matriks Penilaian Posisi dan Tindakan strategis ( SPACE ) Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembangkan Matriks SPACE adalah sebagai berikut : 1. Memilih kumpulan variabel untuk menetapkan kekuatan keuangan ( FS ) , keunggulan kompetitif ( CA ), stabilitas lingkungan ( ES ), dan kekuatan industri ( IS ). 2. Memberi nilai mulai dari +1 ( terburuk ) sampai +6 ( terbaik ) dari masingmasing variabel yang menyusun dimensi FS dan IS. Beri nilai mulai dari -1 ( terbaik ) sampai -6 ( terpuruk ) dari masing-masing variabel yangmenyusun dimensi ES dan CA. Pada sumbu FS dan CA, buatlah perbandingan dengan industri lainnya. 3. Menghitung nilai rata-rata FS,CA,IS dan ES dengan menjumlahkan nilai-nilai yang diberikan pada variabel yang disertakan dalam setiap dimensi. 4. Menggambarkan titik nilai rata-rata FS, IS, ES dan CA pada sumbu yang tepat dalam matriks SPACE. 5. Menambahkan dua nilai rata-rata pada sumbu x dan gambarkan titik resultannya pada sumbu X. Tambahkan dua nilai rata-rata pada sumbu Y dan gambarkan titik resultannya pada sumbu Y. Gambarkanlah perpotongan absis dan ordinatnya sebagai titik XY yang baru. 6. Menggambarkan vektor arah dari Matriks SPACE, dengan membuat garis antara titik O ( perpotongan sumbu X dan Y ) ke titik perpotongan yang baru, Vektor ini mengungkapkan tipe strategi yang direkomendasikan untuk organisasi: agresif, kompetitif, defensif, atau konsevatif. 64 FS +6 Konservatif Agresif +5 +4 +3 +2 +1 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4 +5 +6 CA IS -1 -2 -3 -4 -5 Defensif -6 Kompetitif ES Gambar 3.2 Matriks SPACE Sumber : Fred R David ( 2004 : p295 ) 3. Matriks Group Konsultan Boston ( BCG ) Tanda Tanya Divisi dalam kuadran I mempunyai posisi pasar relatif rendah tetapi bersaing dalam industri dengan pertumbuhan tinggi. Umumnya, kebutuhan keuangan perusahaan ini tinggi tetapi hasil tunainya rendah. Bisnis ini disebut tanda tanya karena organisasi harus memutuskan apakah harus memperkuat divisi ini dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau menjualnya. 65 Bintang Divisi dalam kuadran II mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan profitabilitas. Divisi dengan pangsa pasar relatif tinggi dan tingkat pertumbuhan industri harus menerima investasi cukup besar untuk mempertahankan atau memperkuat posisi dominannya. Integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan usaha patungan merupakan strategi yang tepat untuk dipertimbangkan. Sapi Perah Divisi dalam kuadran III mempunyai pangsa pasar relatif tinggi tetapi bersaing dalam industri dengan pertumbuhan lambat. Disebut sapih perah karena menghasilkan uang tunai melebihi yang diperlukan dan yang sering dipakai untuk subsidi. Banyak divisi yang sekarang sapi perah adalah bintang di masa lalu. Pengembangan produk atau diversifikasi konsentrik mungkin strategi yang menarik untuk sapi perah yang kuat. Tetapi, kalau divisi sapi perah menjadi lemah, rasionalisasi atau divestasi mungkin lebih cepat. Anjing Divisi dalam kuadran IV ini mempunyai posisi pangsa pasar yang relatif rendah dan bersaing dalam industri dengan pertumbuhan rendah atau tanpa pertumbuhan; posisi ini disebut anjing dalam portofolio perusahaan. Karena posisinya yang lemah baik internal maupun eksternal, bisnis ini sering dilikuidasi, didivestasi atau dipangkas melalui rasionalisasi. Jika suatu divisi mulai menjadi anjing, rasionalisasi merupakan strategi terbaik untuk dijalankan, karena banyak anjing membalik menjadi baik, setelah usaha pengurangan aset dan biaya yang berat, dan kembali menjadi divisi yang dapat hidup dan mendapatkan laba. 66 Posisi Pangsa Pasar Relatif Dalam Industri Tinggi 1,0 Sedang 0,5 Rendah 0,0 ANGKA PERTUMBUHAN PENJUALAN INDUSTRI (Persentase) Tinggi +20 Bintang II Tanda Tanya I Sapi Perah III Anjing IV Sedang 0 Rendah -20 Gambar 3.3 Matriks BCG Sumber : Fred R. David ( 2004 : p301 ) 4. Matriks Internal – Eksternal (IE) Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci : Total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu y. Dari total nilai yang diberi bobot dari setiap divisi dapat disusun matriks IE pada tingkat korporasi. Pada sumbu x matriks IE, total nilai IFE yang dibobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal yang lemah; nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian pula pada sumbu y, total nilay EFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 dianggan rendah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, sedangkan nilai 67 3,0 sampai 4,0 dianggap tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yang memiliki dampak strategis berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel 1,2, atau 4 dapat disebut kukuh dan membangun strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk). Kedua, divisi yang masuk dalam sel 3,5,7 paling baik dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara. Ketiga, divisi yang masuk dalam sel 6,8, atau 9 paling baik dikelola dengan strategi panen atau divestasi. Organisasi – organisasi yang sukses adalah yang berhasil mencapai portofolio bisnis di atau sekitar sel 1 dalam matriks IE. TOTAL NILAI IFE YANG DIBERI BOBOT Kuat 3,0-4,0 4,0 Tinggi 3,0-4,0 Rata-rata 2,0-2,99 3,0 Lemah 1,0-1,99 2,0 1,0 I II III IV V VI VII VIII IX 3,0 TOTAL NILAI EFE YANG DIBOBOT Sedang 2,0-2,99 2,0 Rendah 1,0-199 1,0 Gambar 3.4 Matriks IE ( Internal-Eksternal ) Sumber : Fred R.David ( 2004 : p305 ) 68 5. Matriks Strategi Besar ( Grand Strategy Matrix ) Semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran strategi dari matriks strategi besar. Perusahaan yang berada di kuadran I matriks strategi besar berada dalam posisi strategis yang baik sekali. Untuk semua perusahaan ini, konsentrasi terus menerus pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan juga produk (pengembanga produk) merupakan strategi yang tepat. Perusahaan di kuadran II perlu menilai pendekatan pasar yang digunakan saat ini dengan serius. Meskipun industri mereka tumbuh, mereka tidak bisa bersaing dengan efektif, dan mereka perlu menentukan mengapa pendekatan yang digunakan perusahaan ini tidak efektif dan bagaimana harus diubah untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Perusahaan di kuadran III, bersaing dalam industri yang tumbuh lambat dan mempunyai posisi bersaing yang lemah. Perusahaan tersebut harus mebuat perubahan drastis dengan cepat untuk menghindari kemerosotan lebih lanjut dan kemungkinan likuidasi. Penghematan biaya dan aset yang ekstensif (rasionalisasi) harus dilakukan terlebih dahulu. Strategi alternatif adalah mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang bidang yang berbeda (diversifikasi). Perusahaan di kuadran IV mempunyai posisi bersaing yang kuat namun berada dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan – perusahaan tersebut mempunyai kekuatan untuk meluncurkan program – program diversifikasi ke bidang – bidang pertumbuhan yang lebih menjanjikan. Perusahaan di kuadran ini mempunyai ciri – ciri tingkat arus tunai yang tinggi dan kebutuhan – kebutuhan internal yang terbatas dan sering menjalankan diversifikasi konglomerat, diversifikasi konsentrik, atau diversifikasi horizontal yang berhasil. Perusahaan di kuadran ini dapat melakukan usaha patungan. 69 Pertumbuhan Pasar Cepat Kuadran 1. 2. 3. 4. 5. 6. Posisi Persaingan Lemah II Perkembangan pasar Penetrasi pasar Pengembangan pasar Integrasi horisontal Divestiture Likuidasi Kuadran 1. 2. 3. 4. III Rasionalisasi Diversifikasi konsentris Diversifikasi horisontal Diversifikasi konglomerat 5. Divestiture 6. Likuidasi Kuadran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. I Kuadran 1. 2. 3. 4. IV Diversifikasi konsentris Diversifikasi horisontal Diversifikasi konglomerat Usaha patungan Perkembangan pasar Penetrasi pasar Pengembangan pasar Integrasi ke depan Integrasi ke belakang Integrasi horisontal Diversifikasi Konsentris Posisi Persaingan Kuat Pertumbuhan Pasar Lambat Gambar 3.5 Matriks Strategi Besar Sumber : Fred R. David ( 2004 : p307 ) Setelah melakukan tahap pencocokan langkah selanjutnya adalah tahap keputusan atau implementasi strategi. Tahap ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk diimplementasikan kedalam perusahaan. 3.5.3 Tahap Keputusan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Enam langkah untuk mengembangkan QSPM : 1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal kunci dan kekuatan – kelemahan dan internal kunci dari perusahaan di kolom kiri QSPM. Informasi tersebut harus diambil langsung dari matriks IFE. Paling tidak sepuluh faktor 70 keberhasilan eksternal dan sepuluh faktor keberhasilan internal harus dicakup dalam QSPM. 2. Memberi bobot pada setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot tersebut sama dengan yang ada di Matriks EFE dan Matriks IFE. Bobot tersebut disajikan pada kolom sebelah kanan kolom faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal. 3. Memeriksa matriks-matriks pencocokan ditahap 2, dan kenalilah strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkan. Tulislah strategi-strategi tersebut pada baris atas QSPM. Kelompokkanlah strategistrategi tersebut dalam rangkaian yang saling ekslusif jika mungkin. 4. Menentukan nilai daya tarik ( AS ) yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai daya tarik ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal atau internal, satu per satu, sambil mengajukan pertanyaan, ” apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” Jika jawaban tersebut adalah ya maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Khususnya nilai daya tarik harus diberikan pada masingmasing strategi untuk menunjukan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan Nilai Daya Tarik adalah: 1= tidak menarik; 2 = agak menarik; 3 = wajar menarik; dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Oleh karena itu, jangan beri Nilai Daya Tarik pada strategi-strategi dalam rangkaian tersebut. 71 5. Menghitung TAS = Total Nilai Daya Tarik. Total nilai Daya Tarik didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot dengan Nilai Daya Tarik di masing-masing baris. Total Nilai Daya Tarik relatif dari masing-masing strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan kritis eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik, semakin menarik strategi alternatif tersebut ( dengan mempertimbangkan hanya faktor keberhasilan kritis yang dekat ). 6. Menghitung Jumlah Total Nilai Daya Tarik. Jumlahkan Total Nilai daya Tarik dimasing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah Total Nilai Daya Tarik ( STAS ) mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor kritis eksternal dan internal yang berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan strategis. Besarnya perbedaan diantara Jumlah Total Nilai Daya Tarik dalam suatu rangkaian strategi-strategi alternatif menunjukkan tingkat relatif dikehendaki suatu strategi daripada yang lain. 72 Tabel 3.4 Matriks QSPM ALTERNATIF STRATEGI Faktor Kunci Faktor Eksternal Kunci : Ekonomi Politik/Budaya/Demografi/Lingk ungan Teknologi Kompetitif Faktor Internal Kunci : Manajemen Pemasaran Keuangan/Akuntansi Produksi/Operasi Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sumber : Fred R. David ( 2006 : p309 ) Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 73 3.6 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Setelah melakukan tahap input, tahap pencocokan dan tahap keputusan selanjutnya adalah merancang implikasi hasil dari ketiga tahapan diatas secara jelas dan terperinci mengenai pelaksanaan strategi – strategi yang keluar pada tahap keputusan. Dalam rancangan implikasi ini sebaiknya memberikan masukan kepada perusahaan mengenai strategi yang dapat digunakan perusahaan sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini.