Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Peranan
Pengertian peranan (role) menurut Richard L.Draft dan Dorothy Marcic
(2007;14) adalah sebagai berikut:
A role is a set of expectations for a manager s behavior .
Peranan ini mencakup tiga hal, yaitu :
1. Peranan meliputi norma-norma yang dibutuhkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat diartikan secara keseluruhan bahwa
peranan adalah hak, kewajiban dan perilaku yang dilaksanakan oleh sesorang
sesuai dengan kedudukan dalam lingkungan dan struktur sosial masyarakat atau
organisasi.
Sejak peralihan ke abad 20 setidak tidaknya terdapat tiga faktor yang
mempunyai pengaruh yang sangat penting pada status pimpinan keuangan pada
perusahaan-perusahaan, diantaranya :
1. Semakin bertambah besar dan rumitnya organisasi industri
2. Hubungan dengan pemerintah yang semakin bertambah sehubungan
dengan kegiatan perusahaan
3. Semakin banyaknya sumber modal.
Dalam periode ini telah lahir dan terjadi pengembangan fungsi
controllership yang terpisah, memang benar bahwa controller harus melakukan
kegiatan akuntansi, tetapi contoller tidak harus membatasi peranannya hanya
dalam fungsi pencatatan, lebih layak lagi agar controller memperluas fungsi
akuntansi kepada aplikasi manajemennya. Hal yang penting untuk pemenuhan
fungsi controllership secara wajar ialah adanya suatu sikap pemikiran yang
memberi semangat dan menghidupkan data finansial dengan menerapkannya
terhadap kegiatan perusahaan dimasa mendatang termasuk peranan controller
dalam sistem pengendalian manajemen sehingga dapat menuntun pemikiran
pemimpin pada kombinasi operasi-operasi yang paling menguntungkan.
2.2 Sistem Pengendalian Manajemen
2.2.1 Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Anthony dan Govindarajan (2007;5) adalah :
A system ia a prescribed and usually repetitious way of carrying out an
activity or a set of activities .
Sedangkan pengertian sistem menurut Abdul Halim dkk (2003;3) :
sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan
biasanya dilakukan berulang-ulang .
Sistem merupakan penentuan cara melaksanakan aktivitas atau
seperangkat aktivitas yang biasanya berulang-ulang. Ciri suatu sistem biasanya
teratur (ritmik), berulang-ulang, merupakan koordinasi serangkaian langkahlangkah yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Namun, tidak semua
tindakan manajemen sistematis. Tindakan yang tidak sistematis biasanya tidak
diatur oleh suatu sistem, dan para manajer biasanya menggunakan pertimbangan
pribadi untuk melaksanakan tindakan tersebut sehingga keberhasilannya
ditentukan oleh keahlian manajer.
2.2.2 Pengertian Pengendalian
Fungsi manajemen dengan pengendalian saling berkaitan erat dimana
fungsi manajemen dimulai dari proses perencanaan yaitu penetapan dan tujuan
perusahaan secara umum. Lalu selanjutnya adalah menentukan kebijaka apa yang
akan akan dilakukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan yang biasa disebut
strategi perusahaan. Setelah strategi diterapkan, manajemen perusahaan
membutuhkan keyakinan bahwa kegiatan operasi perusahaan telah terarah sesuai
dengan tujuan perusahaan dan strategi yang telah diterapkan sebelumnya. Dan
agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan efektif dan efisien, maka proses
selanjutnya yang diperlukan oleh manajemen adalah proses pengendalian.
Sebagaimana telah diuraikan pertama kali tentang pengendalian (control)
oleh
Samuel
Jonshon
(pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/252/AT_SPM_.pdf) adalah :
copy of a roll (of account), a parallel of the same quality and content
with the original
Pada dasarnya pengendalian bertujuan untuk mengarahkan seperangkat
alat untuk variable untuk mencapai tujuan. Hal ini sesuai dengan definisi
pengendalian yang dikemukakan oleh supriyono (2009:19) dimana secara luas :
Pengendalian diartikan sebagai suatu proses untuk mengarahkan
seperangkat variable (misalnya mesin-mesin, manusia) kearah tercapainya
sasaran atau tujuan.
Proses pengendalian meliputi tiga langkah yaitu:
1. menentukan standar
2. mengevaluasi pelaksanaan kerja
3. melakukan tindakan koreksi.
Jadi dengan demikian pengendalian merupakan aktivitas yang menyangkut
tindakan dan evaluasi, yang berarti implementasi dari perencanaan dan
penggunaan umpan balik agar supaya sasaran dicapai secara total. Pengendalian
dilakukan untuk mengarahkan aktivitas perusahaan agar sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan dan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Dengan itu pula dapat dinyatakan bahwa pengendalian merupakan fungsi
manajemen yang melakukan pengukuran dan koreksi terhadap aktivitas
perusahaan untuk menjamin bahwa operasi perusahaan telah berjalan sesuai
dengan rencana dan beroperasi dengan efektif dan efisien.
2.2.2.1 Elemen-Elemen Proses Pengendalian
Setiap sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen. Anthony
dan Govindarajan (2005;3) mengemukakan empat elemen tersebut sebagai
berikut:
1. Pelacak (detector) atau sensor
2. Penilai (assessor)
3. Effector
4. Jaringan Komunikasi
Elemen-elemen system pengendalian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pelacak (detector) atau sensor adalah suatu perangkat yang mengukur apa
yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
2. Penilai (assessor) adalah suatu perangkat yang menentukan signifikansi
dari peristiwa actual dengan cara membandingkannya dengan beberapa
standar atau ekspetasi dari apa yang seharusnya terjadi.
3. Effector adalah suatu perangkat (yang sering disebut dengan umpan
balik ) yang mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan
untuk melakukan hal tersebut.
4. Jaringan komunikasi adalah perangkat yang meneruskan informasi antara
detector dan assessor dan antara assessor dengan effector.
Gambar 2.2.2.1
Elemen-elemen sistem pengendalian
Perangkat
Kendali
1.Detector
Informasi mengenai
apa yang sedang
terjadi
2.2.3 Pengertian Manajemen
2.Assessor
Perbandingan dengan
ukuran standar
3.effector
Perubahan perilaku
jika diperlukan
Perusahaan
yang sedang
dikendalikan
Pengertian manajemen menurut Heinz Wehrich dan Harold Koontz
(2005;4) :
management is the process of designing and maintaining an
environment in which individuals, working together in groups,
efficiently accoumplish selected aims.
Sedangkan pengertian manajemen menurut Richard L. Daft dan Dorothy
Marcic (2007;7)adalah :
management is the effective and efficient attainment of organizational
goals through planning, organizing, leading, dan controlling
organizational resource
Robbins dan Coulter yang dialihbahasakan oleh Harry Slamet (2007;9)
juga menjelaskan fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut:
1. Fungsi perencanaan
Fungsi manajemen yang mencangkup proses menentukan tugas
apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana
cara mengelompokkan tugas-tugas itu, siapa harus melapor ke
siapa dan dimana keputusan harus dibuat.
2. Fungsi pengorganisasian
Fungsi manajemen yang mencangkup proses memotivasi bawahan,
mempengaruhi individu atau tim sewaktu mereka bekerja,
memiliki saluran komunikasi yang paling efektif dan memecahkan
dengan berbagai cara masalah perilaku karyawan
3. Fungsi kepemimpinan
Fungsi manajemen yang mencangkup proses memantau kinerja
actual, membandingkan actual dengan standar dan membuat
koreksinya jika perlu.
4. Fungsi pengendalian
Fungsi manajemen yang mencakup proses mendefinisikan sasaran,
menetapkan strategi untuk mencapai sasaran itu dan menyusun
rencana dan untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
sejumlah kegiatan.
Robbins dan Coulter (2007;35) mengungkapkan 14 prinsip manajemen menurut
Fayol:
1. Pembagian keja.
Spesialisasi meningkatkan output dengan membuat para karyawan menjadi
lebih efisien.
2. Wewenang
Para manajer harus mampu member perintah, wewenang memberi mereka
hak tersebut namun bersamaan dengan wewenang ikut pula tanggung
jawab.
3. Disiplin
Para karyawan harus menaati dan mnghormati peraturan-peraturan yang
mengatur organisasi itu.
4. Kesatuan komando
Setiap karyawan harus menerima perintah dari satu orang atasan saja
5. Kesatuan arah
Organisasi
harus
mempunyai
rencana
tindakan
tunggal
untuk
membimbing manajer dan pekerja.
6. Mengesampingkan
kepentingan
individu
dan
mengedepankan
kepentingan umum
Kepentingan satu karyawan atau sekelompok karyawan tidak boleh
didahulukan daripada kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7. Balas jasa
Para pekerja harus mendapatkan upah yang wajar bagi jasa-jasa mereka.
8. Sentralisasi
Istilah ini mengacu pada hingga derajat mana anak buah terlibat dalam
pengambilan keputusan.
9. Rantai scalar
Garis wewenang dari pucuk pimpinan hingga jajaran yang paling rendah
merupakan rantai scalar.
10. Tatanan
Manusia dan barang-barang harus berada di tempat yang tepat pada waktu
yang tepat.
11. Kesamaan
Para manajer harus bersikap baik hati dan adil terhadap semua bawahan
mereka.
12. Stabilitas personalia sehingga tidak ada kekosongan jabatan
Pemimpin harus mengadakan perencanaan personalia secara berjenjang
dan menjamin agar tersedia pengganti untuk mengisi lowongan.
13. Inisiatif
Karyawan yang diizinkan untuk memprakarsai dan menjalankan rencana
akan menunjukkan tingkat usaha yang tinggi.
14. Semangat korps
Meningkatkan semangat tim akan membina keselarasan dan kesatuan di
dalam organisasi itu.
Pengertian proses manajemen menurut Robins dan Coulter (2007;8)
adalah :
Proses manajemen adalah serangkaian keputusan dan kegiatan
kerja yang sedang terjadi yang dialami oleh para manajer sewaktu
mereka
merencanakan,
mengorganisasi,
memimpin
dan
mengendalikan.
2.2.4 Pengertian Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen merupakan suatu proses untuk mendeteksi dan
mengkoreksi kesalahan-kesalahan untuk kerja yang tidak disengaja dan
ketidakberesan yang disengaja. Pengendalian manajemen juga merupakan proses
untuk memotivasi dan memberi semangat anggota organisasi dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Pada perusahaan yang relatif kecil, pimpinan perusahaan dapat
melaksanakan pengelolaan kegiatan perusahaan secara langsung. Tetapi dalam
perusahaan yang cukup besar pimpinan perusahaan memerlukan bantuan staf lain
untuk melaksanakan sebagian fungsinya dengan cara delegasi wewenang kepada
staf tersebut. Untuk memastikan bahwa operasi perusahaan telah berjalan sesuai
dengan rencana maka di perlukan pengendalian manajemen.
Pengertian
pengendalian
manajemen
menurut
Anthony
dan
Govindarajan yang (2007;6) adalah sebagai berikut:
Manajement control is the process by which managers influence other
members of the organization to implement the organization s strategies.
Pengendalian manajemen terdiri dari beberapa kegiatan, meliputi:
o Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan organisasi.
o Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi
o Mengkomunikasikan informasi
o Mengevaluasi informasi
o Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika ada
o Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
Proses dari pengendalian manajemen adalah:
d. Penyusunan program (Perencanaan Strategi)
Penyusunan program adalah proses pembuatan keputusan mengenai
program-program utama yang akan dilaksanakan oleh organisasi
untuk mengimplementasikan strategi-strategi dan penaksiran jumlah
sumber-sumber yang akan digunakan untuk setiap program.
e. Penyusunan anggaran
Penyusunan anggaran adalah proses pembuatan keputusan mengenai
peran para manajer pusat pertanggung jawaban dalam melaksanakan
program. Sedangkan anggaran adalah rencana terinci yang dinyatakan
secara formal dalam ukuran-ukuran kuantitatif biasanya dalam satuan
moneter. Mengenai perolehan dan penggunaan sumber-sumber
organisasi beserta pusat pertanggung jawabannya untuk jangka waktu
tertentu biasanya satu tahun.
f. Pelaksanaan dan pengukuran
Pada tahap pelaksanaan dan pengukuran ini diperlukan adanya
pengendalian manajemen operasi yang meliputi metode, prosedur dan
cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi
aktivitas-aktivitas atau tindakan-tindakan para anggota organisasinya
agar dilaksanakan secara efisien dan efektif.
g. Pelaporan dan analisis (Evaluasi Kinerja)
Pelaporan dan analisis adalah suatu proses untuk menyusun dan
menyajikan laporan untuk pihak-pihak yang berkepentingan, laporan
tersebut disusun untuk setiap pusat pertanggung jawaban yang akan
menunjukkan informasi yang sesungguhnya dibandingkan dengan
anggarannya dalam ukuran-ukuran kinerja keuangan maupun non
keuangan serta informasi eksternal maupun internal. Sedangkan
analisis adalah proses untuk mengetahui penyebab perbedaan antara
informasi yang sesungguhnya dengan anggaran jika terdapat perbedaan
antara anggaran dengan informasi yang sesungguhnya
Dalam melaksanakan pengendaliannya, manajemen menggunakan metode dan
prosedur termasuk didalamnya sistem pengendalian manajemen yang terdiri atas
struktur
organisasi,
wewenang,
tanggung
jawab,
dan
informasi
untuk
melaksanakan pengendalian yang memastikan bahwa organisasi telah berfungsi
untuk mencapai tujuan.
Tujuan pengendalian manajemen adalah menjamin bahwa strategi yang
dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi yang akan dituju. Jadi apabila seorang
manajer menemukan cara yang lebih baik dalam operasi sehari-harinya,
pengendalian manajemen seharusnya tidak melarang manajer tersebut melakukan
dengan cara yang menurut dia benar.
Pengendalian
manajemen
merupakan
alat
bagi
manajemen
dalam
mengimplementasikan rencana dan strategi dengan cara mempengaruhi anggota
organisasi
untuk
mencapai
tujuan
organisasi.
Untuk
mengembangkan
pengendalian manajemen yang efektif, organisasi harus memiliki tujuan, strategi,
program dan kebijakan yang jelas dan realistis. Pengendalian manajemen yang
efektif pada dasarnya memerlukan prosedur-prosedur yang tepat sehingga
memungkinkan bagi manajer untuk melakukan pengawasan dan pengevaluasian
atas masukan dan keluaran secara optimum.
2.2.5 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen
2.2.5.1 Definisi Sistem Pengendalian Manajemen
Suatu sistem diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
strategik adalah proses untuk merumuskan kegiatan jangka panjang untuk
mencakup baik penetapan tujuan maupun kebijakan pengarah dan strategik untuk
mencapai tujuan tersebut. Perencanaan strategik mencakup rencana akuisisi dan
disposisi fasilitas, divisi dan kegiatan riset, struktur organisasi dan sebagainya.
Sekali keputusan dan perencanaan strategik ditetapkan, pengendalian manajemen
bertugas memastikan agar kebijakan dan strategik ini dilaksanakan, maka dari itu
menejemen memerlukan suatu sistem untuk mengalokasikan penggunaan berbagai
sumber ekonomi perusahaan secara efektif dan efisien. Suatu sistem pengendalian
meliputi struktur dan proses, struktur adalah pengaturan organisasi dan konsepsi
informasi yang memungkinkan proses berjalan sedangkan proses adalah
seperangkat tindakan yang dilaksanakan oleh manajer atas dasar informasi yang
mereka terima.
Definisi sistem pengendalian manajemen menurut R.A Supriyono
(2000;27):
Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan oleh
manajemen untuk mempengaruhi anggota organisasinya agar melaksanakan
strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka
mencapai tujuan organisasi, system pengendalian manajemen terdiri atas
struktur dan proses.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian manajemen
merupakan suatu sistem yang digunakan oleh para manajer untuk mengarahkan
anggota organisasi agar melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien sesuai
strategik pokok yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Aktifitas
pengendalian
manajemen
meliputi
aktivitas
untuk
merencanakan
sarta
mengendalikan dan mengarahkan operasi organisasi sesuai rencana dan tujuan
perusahaan. Jadi sistem pengendalian manajemen adalah merupakan suatu sistem
yang dirancang untuk menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan
strategiknya secara efektif dan efisien melalui manajernya.
Dua unsur yang penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah
lingkungan pengendalian dan proses manajemen.
2.2.5.2 Struktur Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, dua
aspek penting dari lingkungan tersebut adalah faktor internal yaitu struktur
organisasi, struktur program, struktur rekening, faktor administratif, faktor
perilaku dan faktor budaya. Aspek penting kedua adalah faktor eksternal.
Sistem pengendalian manajemen dipusatkan pada berbagai jenis pusat
pertanggung jawaban. Definisi pusat pertanggung jawaban menurut Anthony dan
Govindarajan (2007;128):
A responsibility center is an organization unit that is headed by a
manager who is responsible for its activity.
Sedangkan menurut Abdul Halim dkk (2003;74):
Pusat pertanggung jawaban adalah suatu unit organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer pusat pertanggung jawaban.
Jenis-jenis pusat pertanggung jawaban dibedakan menjadi 4 macam berdasarkan
karakteristik masukan dan keluarannya menurut Anthony dan Govindarajan
(2007;131):
1. Pusat pendapatan ( Revenue center )
Merupakan pusat pertanggung jawaban yang manajernya diukur
prestasinya berdasarkan pendapatannya. Manajer pusat pendapatan tidak
dimintai pertanggung jawaban mengenai masukannya, karena dia tidak
mempengaruhi
pemakaian
masukan
tersebut.
Pusat
pendapatan
bertanggung jawab terhadap pencapaian yang ditargetkan tanpa harus
dibebani tanggung jawab pencapaian pendapatan mengenai biaya yang
terjadi di departemennya. Karena biaya sering kali tidak mempunyai
hubungan dengan pendapatan yang diperoleh oleh departemen tersebut.
Pada umumnya, biaya-biaya yang terjadi dalam pusat pendapatan
merupakan biaya kebijakan, maka pusat pendapatan pada umumnya juga
merupakan pusat biaya kebijakan.
2. Pusat biaya ( Expense Centers )
Merupakan pusat pertanggung jawaban yang manajernya diukur
prestasinya atas dasar biayanya (nilai masukannya). Setiap pusat
pertanggung
jawaban
mengkonsumsi
masukan
dan
menghasilkan
keluarannya tidak dapat atau tidak perlu diukur dalam bentuk pendapatan.
Hal ini disebabkan karena kemungkinan keluaran pusat biaya tersebut
tidak bertanggung jawab atas keluaran pusat biaya tersebut. Berdasarkan
hubungan antara keluaran dan masukannya. Pusat biaya di bagi lagi
menjadi:
o Pusat biaya teknik
Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggung jawaban yang
sebagian besar masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan
erat dan keluarannya. Manajer pusat biaya teknik diukur
prestasinya atas dasar seberapa jauh dia dapat mempertahankan
efisiensinya.
o Pusat biaya kebijakan
Pusat biaya kebijakan adalah pusat pertanggungjawaban yang
sebagian besar masukannya tidak mempunyai hubungan dengan
keluarannya. Pusat biaya kebijakan tidak dapat diukur prestasinya
dari susut efisiensinya. Pengendalian pusat biaya kebijakan
dilakukan dengan menggunakan anggaran sebagai pedoman bagi
manajer.
3. Pusat laba ( Profit Centers )
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur dari selisih
antara pendapatan dengan biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Dalam pusat laba, masukan dan keluarannya diukur dalam satuan uang
untuk menghitung laba yang merupakan dasar pengukuran prestasi
manajer. Dalam akuntansi keuangan, pendapatan diakui dan dicatat pada
saat terjadi transaksi penjualan. Suatu pusat pertanggungjawaban
merupakan pusat laba jika manajemen menghendaki untuk mengukur
keluaran pusat pertanggungjawaban tersebut dalam satuan uang dan
manajer pusat pertanggungjawaban tersebut diukur prestasinya atas dasar
selisih antara pendapatan dengan harganya.
4. Pusat investasi ( Investment centers )
Adalah
pusat
laba
yang
prestasi
manajernya
diukur
dengan
menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggung jawaban tersebut
dengan investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer pusat
investasi dapat berupa rasio antara laba dengan investasi yang digunakan
untuk memperoleh laba (ROI =Return On Investment). Prestasi dapat juga
diukur dengan menggunakan residual income (laba dikurangi beban
modal/ capital charge)
2.2.5.3 Proses Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen terdiri dari struktur dan proses.
Struktur merupakan hubungan antara komponen yang dinyatakan dalam
bentuk unit organisasi dan sifat informasi yang mengalir diantara unit-unit
tersebut. Sedangkan proses merupakan seperangkat tindakan yang
dilakukan untuk memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai
tujuannya, melibatkan banyak komunikasi. Komunikasi ini bersifat formal
dan informal. Komunikasi informal dapat berupa percakapan, memo,
pertemuan,dan lain-lain. Komunikasi Formal meliputi tahap- tahap
terstruktur yang saling terkait. Menurut Abdul Halim dkk (2003;15)
menyatakan bahwa proses sistem pengendalian manajemen formal
meliputi tahap-tahap sebagai berikut ini:
1. Perencanaan strategi (pemrograman)
Adalah proses memutuskan program-program utama yang akan dilakukan
suatu organisasi dalam rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah
sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka
panjang beberapa tahun yang akan datang. Keluaran dari proses
perencanaan strategi berbentuk dokumen yang dinamakan strategic plan
(atau sering juga disebut pemrograman). Informasi tentang program
meliputi beberapa tahun yang akan datang, biasanya meliputi tiga atau
lima tahun. Dalam perusahaan yang berorientasi laba, setiap produk utama
atau lini produk disebut sebagai program. Sedangkan dalam organisasi
nirlaba, bentuk utama jasa organisasi yang ditawarkan merupakan suatu
program.
2. Penyusunan anggaran
Proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk pengkuantifikasikan,
biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu tertentu. Hasil dari
penyusunan anggaran adalah anggaran. Anggaran merupakan rencana
yang diungkapkan secara kuantitatif, biasanya dalam unit moneter,
meliputi periode waktu, biasanya satu tahun. Program atau strategic plan
yang telah disetujui pada tahap sebelumnya, merupakan titik awal dalam
mempersiapkan anggaran. Anggaran menunjukkan jabaran dari program
denggan menggunakan informasi terkini. Dalam anggaran program
dihubungkan terhadap pusat pertanggungjawaban, bukannya program
secara
individual.
Anggaran
menggambarkan
biaya-biaya
yang
dikeluarkan oleh setiap manajer yang bertanggungjawab terhadap sebuah
program atau bagian dari program. Proses penyusunan anggaran pada
dasarnya merupakan suatu proses negosiasi antara manajer pusat
pertanggungjawaban dan atasannya. Hasil akhir proses negosiasi adalah
persetujuan tentang perkiraan biaya yang akan terjadi selama satu tahun
(untuk pusat biaya) atau anggaran laba atau ROI yang disyaratkan (untuk
pusat laba atau pusat investasi).
3. Pelaksanaan
Selama satu tahun anggaran manajer melakukan program atau bagian dari
program yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan yang dibuat
hendaknya menunjukkan dan menyediakan informasi tentang program dan
pusat pertanggungjawaban. Laporan pusat pertanggungjawaban juga harus
menunjukkan informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun non
keuangan, informasi internal maupun informasi eksternal.
4. Evaluasi kinerja
Kegiatan terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah menilai
kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Prestasi kerja pada intinya bisa
dilihat dari efisiensi dan efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban
menjalankan tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Evaluasi dilakukan
dengan cara membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
2.3 Controller
Pada perusahaan kecil, seluruh kegiatan perusahaan dapat secara langsung
diikuti dan diawasi oleh pimpinan, namun bagi perusahaan besar dimana orang
yang terlibat dalam perusahaan semakin banyak, maka pimpinan perusahaan akan
sulit untuk dapat secara langsung mengawasi perusahaan. Oleh karena itu
pimpinan memerlukan bantuan controller dalam perencanaan, pengendalian, serta
pelaporan bagi kegiatan perusahaan.
Tugas controller tidak selalu dilaksanakan oleh pejabat dengan sebutan
controller, tetapi juga dilaksanakan oleh Manajer Kantor atau di banyak
organisasi di sebut chief financial officer (CFO) dan ada juga di beberapa
perusahaan disebut sebagai head of control intregrated management system.
2.3.1 Pengertian Controller
Sebutan controller berasal dari kata Comptroller dari bahasa Perancis
Compte yang berarti menghitung (account), jadi pada awalnya tugas controller
hanya berhubungan dengan akuntasi. Dengan bertambah bersar dan kompleksnya
organisasi perusahaan, maka tugas controller juga bertambah luas, jadi tidak
hanya terbatas pada fungsi perhitungan saja, demikian pula definisi controller
yang dikemukakan oleh Anthony dan Govindarajan (2007;110) pengertian
controller adalah:
We shall refer to the person who is responsible for designing and
operating the management control system as the controller .
Sedangkan pengertian controller menurut Charles T.Horngren,George
Foster Dkk (2009;39) :
The controller is the financial executive primarily responsible for
management accounting dan financial accounting.
Menurut pengertian diatas bahwa Controller memiliki peran ganda yaitu
penanggungjawab utama dari akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan suatu
perusahaan, kemudian ia juga bertanggungjawab untuk mengamati metode
perencanaan dan pengendalian yang digunakan seluruh bagian perusahaan dan
mengusulkan perbaikan-perbaikan dalam perencanaan dan pengendalian. Hal ini
didukung oleh Hansen and Mowen (2006:13) yang menyatakan :
The controller, the chief accounting officer,supervises all accounting
departements. Because of the critical role that management accounting plays in
the operations of an organization, the controller is often viewed as a member of
the top management team and encouraged to participate in planning,
controlling and dacision-making activities .
2.3.2 Fungsi Controller
Menurut Anthony dan Govindarajan (2007;110) controller biasanya
menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta system
pengendalian.
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk
pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak
eksternal lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan
laporan-laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan
proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara
keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan
pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan
serta menjalankan audit operasional.
Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan
berpartisipasi dalam pendidikan personel manajemen dalam
kaitannya dengan fungsi pengendali.
Sedangkan fungsi-fungsi dasar controller menurut Janice M.Roehl dan
Anderson (2004;11-13) tanggungjawab dan kegiatan fungsional controller
pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning function)
Menetapkan dan memelihara suatu rencana operasi yang terintegrasi
sejalan dengan sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek
maupun
jangka
panjang,
mengkomunikasikan
menganalisa,
kepada
semua
merevisi
tingkat
(bila
perlu),
manajemen
serta
menggunakan system-sistem dan prosedur-prosedur yang cocok.
2. Pengendalian (control function)
Mengembangkan dan merevisi norma-norma yang memuaskan sebagai
ukuran pelaksanaan dan menyediakan pedoman serta bantuan kepada
para anggota manajemen yang lain dalam menjamin adanya
penyesuaian hasil pelaksanaan yang sebenarnya terhadap norma
standar.Controller tidak memaksakan pengendalian kecuali dalam
depatemennya sendiri, tetapi controller akan menyediakan informasi
yang akan digunakan oleh pimpinan fungsional untuk mencapai
pelaksanaan yang sebenarnya.
3. Pelaporan (reporting function)
Menyusun, menganalisa dan menginterpretasikan hasil-hasil keuangan
untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan
keputusan, mengevaluasi data dalam hubungannya dengan tujuan
perusahaan dan tujuan satuan organisasinya. Menyiapkan dan
menyampaikan berkas-berkas laporan ekstern yang diperlukan untuk
memenuhi permintaan instansi pemerintah, para pemegang saham,
institusi keuangan, para pelanggan dan masyarakat umum.
4. Akuntansi (accounting function)
Mendesain, menetapkan dan memelihara system akuntansi keuangan
dan biaya pada semua jenjang perusahaan, termasuk untuk perusahaan
secara menyeluruh, per divisi, per pabrik dan per satuan untuk dapat
mencatat secara wajar semua transaksi keuangan dalam pembukuan
agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang sehat disertai
dengan pengendalian internal yang memadai.
5. Tanggungjawab utama lainnya (Additional function controller)
Mengelola dan mengawasi fungsi-fungsi misalnya fungsi perpajakan,
termasuk saling berhadapan dengan inspeksi pajak; memelihara
hubungan yang sesuai dengan auditor intern dan ekstern, menata dan
mengadakan
memelihara
program-program
system
dan
asuransi,
prosedur,
mengembangkan
mengembangkan
dan
program
penyimpanan catatan, mengawasi fungsi kebendaharaan yang telah
dilimpahkan membentuk program mengenai hubungan dengan para
investor dan dengan masyarakat umum, serta mengarahkan fungsifungsi lain yang telah dilimpahkan.
Tugas controller bukanlah suatu fungsi yang mudah dilaksanakan,
terdapat beberapa karakteristik dan persyaratan tertentu yang harus diketahui oleh
controller pada setiap saat. Yang terpenting dari itu adalah sebagai berikut:
1. Controller terutama merupakan seorang eksekutif staf, yang fungsi
utamanya adalah mengembangkan suatu organisasi dan system
perkiraan, kebijaksanaan,
catatatan,
dan prosedur
yang akan
menyediakan data yang dapat dianalisa dan diintrepretasikan oleh para
pimpinan fungsional lain dalam pengambilan keputusan untuk
mencapai sasaran dan tujuan perusahaan.
2. Meskipun tanggung jawab untuk mengarahkan operasi dilimpahkan
pada para pimpinan fungsional yang lain, tetapi controller harus
sanggup memahami dan menjalin hubungan dan masalah-masalah
mereka, agar dia efektif dan dapat membantu untuk memecahkan
masalahnya.
3. Agar
dapat
berguna,
fakta-fakta,
informasi
dan
data
harus
dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti oleh
mereka yang membutuhkannya.
4. Controller harus memiliki kesanggupan untuk menerjemahkan fakta
dan data statistik ke dalam bentuk trends (arah) dan hubungan-
hubungannya. Dalam lingkungan perusahaan masa sekarang, adalah
merupakan hal yang sangat perlu agar trends dan hubunganhubungannya dapat dilihat sedini mungkin dan dipertimbangkan
tindakan yang akan diambil.
5. Controller juga harus cermat dalam temuan (findings) dan
pelaporannya, akan tetapi dia juga harus memiliki kesanggupan untuk
melihat kedepan dan sanggup memberi penilaian terhadap masa yang
akan datang.
6. Pada
umumnya
perusahaan
mempunyai
kemampuan
untuk
mengisolasi masalah pokoknya akan tetapi perusahaan yang sukses
selalu mengambil tindakan positif tepat pada waktunya.oleh karena itu
controller harus dapat mengembangkan dan menyediakan informasi
secepatnya.
7. Controller harus mengadakan tindak lanjut (follow-up) terhadap
penelitian dan interpretasinya.
8. Controller harus dapat diandalkan oleh para pimpinan dengan
menyediakan informasi yang cermat, dan segera disertai suatu sikap
ingin membantu. Jika dia bersikap diktator atau tercela maka dia
segera kehilangan nilainya dalam proses pengambilan keputusan.
9. Controller harus jujur dan tidak memihak. Dia perlu melaporkan
semua fakta yang relevan. Fungsi controller mempunyai tugas
mengukur semua pelaksanaan dari semua satuan perusahaan dan harus
melaporkannya dengan cermat. Perlu dipelihara integritas dari fungsi
itu agar ada gunanya.
10. Controller harus sanggup memasarkan atau menjual ide kemampuan
analitis dan fungsi totalnya. Oleh karena itu adalah penting bahwa
semua output disediakan dalam suatu bentuk yang dapat dipergunakan
dengan mudah.
11. Meskipun menyadari tujuan penuh dari tugasnya, controller harus juga
menyadari keterbatasannya. Informasi statistik yang telah dikumpuk,
dianalisa, dan diinterpretasikan dengan bagaimana cermatnya bukan
merupakan suatu pengganti bagi kemampuan pimpinan.
Meskipun seorang controller biasanya bertanggung jawab untuk
merancang maupun mengoperasikan system yang mengumpulkan dan melaporkan
informasi, tetapi pemanfaatan informasi ini adalah tanggung jawab jajaran
manajemen. Dan controller tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen
untuk mengambil keputusan.
2.3.3 Kualifikasi Controller
Seorang Controller mungkin memiliki kemampuan teknis dan dapat
merencanakan tugas yang telah dilimpahkan padanya serta dapat mengawasi dan
mengarahakan pada stafnya, tetapi dia juga harus memiliki integritas dan
kemampuan untuk berkomunikasi jika dia ingin berhasil didalam melaksanakan
tugasnya. Dia harus jujur, wajar dan tulus dalam menghadapi siapa saja yang
berhubungan dengan nya, agar pentingnya fungsi controllership dapat ditanggapi.
Sebagaimana dengan jabatan pimpinan yang lain, controller harus mampu bekerja
sama dengan orang-orang pada tingkatan menghargai ide-ide dan pendapat orang
lain, dan memiliki kemampuan mencari jalan keluar untuk menghadapi semua
tantangan yang ada.
Kualifikasi dari seorang controller yang efektif menurut Wilson dan
Campbell (2002:19:20) adalah sebagai berikut:
1. Dasar teknis yang sangat baik dalam akuntansi dan akuntansi biaya,
disertai suatu pengertian dan pengetahuan yang menyeluruh
mengenai prinsip-prinsip akuntansi.
2. Pemahaman
terhadap
prinsip-prinsip
perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian.
3. Pemahaman umum mengenai jenis industri mana perusahaan
tergolong, dan pemahaman terhadap kekuatan sosial, ekonomi, dan
politik yang terlibat.
4. Pemahaman yang mendalam mengenai perusahaan, termasuk
teknologi, produk, kebijakan, tujuan, sejarah, organisasi, dan
lingkungannya.
5. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan semua tingkat manajemen
dan suatu pemahaman dasar terhadap masalah fungsional lainnya
yang berhubungan dengan teknik, produksi, pembelian, hubungan
masyarakat dan pemasaran.
6. Kemampuan untuk menyatakan ide dengan jelas, secara tertulis
ataupun dalam penyajian yang informatif.
7. Kemampuan menggerakan orang lain untuk mencapai tindakan dan
hasil yang positif.
Dunia usaha yang dinamis pada masa sekarang ini membuat seseorang ini
membuat seorang controller perlu mengikuti perkembangan mutakhir pada
semua aspek perusahaan. Dan tentunya hal ini hanya dapat dicapai melalui
pendidikan pada berbagai perguruan tinggi atau universitas serta turut dalam
keanggotaan perkumpulan profesional. Kebanyakan organisasi menyediakan
literatur, yang menganalisa pokok pokok persoalan dan masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan pada masa ini. Selain itu, bagi masalah yang memerlukan
lebih mendalam, kelompok profesional menyelenggarakan seminat-seminar
untuk mencapai suatu pengertian yang lebih luas. Walaupun bagaimana juga
controller harus selalu terlibat dalam masalah ini dan bekerjasama dengan
para anggota lain dalam profesi, sehingga wawasan controller menjadi luas
dan dapat mengikuti perkembangan dunia bisnis terbaru yang dapat diterapkan
pada semua aspek perusahaan.
Walaupun controller tidak memiliki kewenangan untuk mengambil
keputusan, tetapi setidaknya dia memiliki andil untuk pengambilan keputusan,
atau bisa juga controller diberi kewenangan khusus untuk mengambil
keputusan, oleh karena itu sangat penting bagi seorang controller untuk
menjadi controller yang kuat (strong controller) yang dapat memenuhi semua
aspek dari karakteristik kualifikasi controller.
2.4 Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dicapai oleh suatu
organisasi atas kegiatan yang dijalankan. Efektivitas menunjukan keberhasilan
dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan, jika hasil kegiatan makin
mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Efektivitas juga selalu
berhubungan dengan tujuan organisasi.
Syahril (2003;326) mendefinisikan efektivitas sebagai berikut:
efektivitas adalah tingkat dimana kinerja yang sesungguhnya
(actual) sebanding dengan kinerja yang ditargetkan.
Sedangkan Reider (2002;23) menjelaskan mengenai efektivitas sebagai berikut:
Efektivitas berkaitan dengan hasil operasi. Apakah suatu
perusahaan telah mencapai hasil yang diharapkan, sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.5 Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Definisi Efektivitas menurut Anthony dan Govindarajan (2007;131):
Effectiveness is determined by relationship between a responsibility
center s output and its objective.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas berarti
hubungan antara output yang dihasilkan dan tujuan yang hendak dicapai oleh
perusahaan. Pada dasarnya, efektivitas merupakan derajat keberhasilan bagi suatu
perusahaan, sampai berapa jauh suatu perusahaan dinyatakan berhasil dalam
usahanya mencapai tujuan perusahaan tersebut. Semakin besar kontribusi output
terhadap tujuan, maka semakin efektif unit tersebut.
Tercapainya efektivitas sistem pengendalian manajemen dapat dilihat dari
beberapa faktor berikut ini:
1. Para manajer unit-unit bekerja untuk mencapai tujuan organisasi secara
keseluruhan bukan untuk tujuan mereka sendiri-sendiri.
2. Tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan oleh manajemen
sebelumnya.
3. Mendorong efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam perusahaan.
4. Dipatuhinya seluruh peraturan dan kebijakan perusahaan yang
telah
ditetapkan.
2.6 Peranan Controller dalam menunjang efektivitas sistem Pengendalian
Manajemen
Dalam perusahaan atau organisasi yang kecil, manajer atau pemilik dapat
mengamati dan mengendalikan sendiri semua operasi perusahaannya. Akan tetapi
dengan berkembangnya perusahaan, pemilik perusahaan tidak bisa lagi
mengendalikan semua aktivitas perusahaanya. Dengan demikian diperlukan cara
pengendalian untuk dapat mengelola secara efektif, yaitu melalui bantuan seorang
controller.
Salah satu faktor yang dapat menentukan tercapainya tujuan dalam suatu
kegiatan manajemen adalah pemeliharaan hubungan yang baik antara manajemen
dan para pekerja. Controller dan para staffnya dapat mendorong dan mewujudkan
hubungan menjadi seperti itu.
Para controller juga memainkan peranan penting dalam mempersiapkan
perencanaan strategis dan anggaran. Maka controller sering diminta untuk
melakukan penelitian secara cermat atas laporan kinerja untuk menjamin akurasi
dan untuk menarik perhatian jajaran para manajer terhadap pos-pos yang
membutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Dalam kapasitas ini para controller
bertindak seperti layaknya manajer. Perbedaannya adalah bahwa keputusan
mereka dapat dibatalkan oleh jajaran manajer.
Adapun kontribusi atau peranan controller terhadap sistem pengendalian
manajemen menurut Anthony dan Govindarajan (2007;122-123):
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
2. Menyiapkan
dan
menganalisis
laporan
kinerja
manajemen
dan
menginterpretasikan laporan-laporan ini untuk para manajer.
3. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi.
4. Menetapkan pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan
kecurangan serta menjalankan audit operasional.
5. The preparation, as budget director, in conjunction with staff officers and
head of divisons and subsidiaries, and of an annual budget covering all
operations for submission to the president prior to the beginning of the
fical year.
6. The initiation, preparation, and inssuence of standard practice regulations
and coordination of system, including clerical and office methods relating
to all operating accounting procedures.
Meskipun seorang controller biasanya bertanggung jawab untuk merancang
maupun mengoperasikan sistem yang mengumpulkan informasi, pemanfaatan
informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen. Seorang pengendali
barangkali bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menganalisis tolak
ukur yang digunakan untuk melakukan pengendalian serta merekomendasikan
tindakan-tindakan yang diperlukan ke pihak manajemen. Kemungkinankemungkinan
lainnya
mencakup
memonitor
ketaatan
pada
batas-batas
pengeluaran yang sudah ditetapkan oleh kepala eksekutif, mengendalikan
integritas system pencatatan serta menjaga aktiva perusahaan dari pencurian dan
penipuan.
Controller mempunyai andil yang cukup besar dalam pelaksanaan sistem
pengendalian manajemen walaupun sebagaimana yang sudah dinyatakan diatas
controller tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk mengambil
keputusan. Tanggung jawab untuk menjalankan pengendalian sesungguhnya
berasal dari CEO lalu turun ke bawah melalui jalur organisasi.
Karena itu agar efektivitas dalam sistem pengendalian manajemen dapat
tercapai, dibutuhkan peranan controller dalam pengendalian aktivitas manajemen.
Controller yang menerapkan sistem pengendalian manajemen dengan baik dan
melaksanakan fungsinya dengan baik akan menunjang efektivitas sistem
pengendalian manajemen yang baik pula.
Download