BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di dalam pembahasan, maka Penulis berkesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan referral antara Bank dengan Perusahaan Sekuritas yang didasarkan pada Perjanjian Layanan Retail Brokerage adalah sah sebagaimana diatur dalam pasal 1338 KUH Perdata. Namun demikian, perlu pula ditinjau kesesuaian perjanjian layanan retail brokerage tersebut sejalan dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perbankan. Dalam hal materi yang diperjanjikan dalam perjanjian tersebut bertentangan dengan undang-undang (pasal 1337 KUH perdata), maka berdasarkan ketentuan pasal 1335 KUH Perdata dikategorikan batal demi hukum atau dianggap tidak pernah ada. Kegiatan referral antara Bank Mandiri dan PT Mandiri Sekuritas maupun antara Bank Danamon dan PT Danareksa Sekuritas yang didasarkan pada Perjanjian layanan Retail Brokerage, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa unsur-unsur yang diperjanjikan bertentangan dengan peraturan Perbankan dan Pasar Modal, sehingga perjanjian tersebut dapat dikategorikan batal demi hukum. 2. Kegiatan referral antara Bank dengan Perusahaan Sekuritas terkait Layanan Retail Brokerage belum dapat dilaksanakan karena terkendala 109 dengan belum adanya pengaturan yang tegas terkait hal tersebut. Meskipun dalam peraturan di bidang pasar modal sudah ada ketentuan mengenai diperbolehkannya Perantara Pedagang Efek untuk menerima referensi calon pemodal dari Pihak lain untuk menjadi nasabahnya dengan kemudian memperjanjikan komisi atau fee kepada pihak yang memberikan referensi, namun dalam hal pemberi referensi tersebut adalah bank belum ada peraturan perbankan yang mengatur secara khusus sehingga kegiatan tersebut belum dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya ketidak harmonisan dengan Peraturan yang berlaku di perbankan, dalam salah satu peraturan Bank Indonesia terdapat aturan yang menyebutkan bahwa Bank dilarang memasarkan produk atau melaksanakan aktivitas yang bukan merupakan produk atau aktivitas Bank dengan menggunakan sarana atau fasilitas Bank. B. Saran. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat Penulis sampaikan adalah bahwa Otoritas Jasa Keuangan diharapkan dapat memprioritaskan penerbitan peraturan baru yang mengakomodasi kegiatan referral antara Bank dan Perusahaan Sekuritas. Hal ini terkait dengan fungsi pengawasan Bank dan Lembaga Keuangan khususnya Pasar Modal yang saat ini menyatu dalam fungsi Otoritas Jasa Keuangan. Dengan adanya fungsi pengawasan yang menyatu, kekhawatiran akan adanya kendala dalam pengawasan kegiatan referral yang berkaitan dengan manajemen 110 resiko sudah terselesaikan. Adanya pengaturan yang jelas untuk kegiatan referral juga diharapkan dapat menjadi langkah penambahan investor pasar modal.