MODUL PERKULIAHAN 13 Labor and Industrial Relations POKOK BAHASAN : Latar Belakang,Tujuan, Permasalahan Hubungan Industrial, Labor Relations di USA,Perjanjian Kerja Bersama di USA, Labor Relations di Indonesia,Kebebasan Berserikat, Perjanjian Kerja Bersama, Sarana Hubungan Industrial Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka 13 Abstract 1 Disusun Oleh Dr. Kasmir, SE.MM Kompetensi Menjelaskan latar belakang, tujuan, permasalahan hubungan tenaga kerja, di Indonesia dan USA dalam hal kebebasan berserikat, perjanjian kerja bersama dan sarana hubungan industrial 2013 Kode MK 31059 Mahasiswa mengerti dan memahami latar belakang, tujuan, permasalahan hubungan tenaga kerja, di Indonesia dan USA dalam hal kebebasan berserikat, perjanjian kerja bersama dan sarana hubungan industrial Strategic Human Resource Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id A. LATAR BELAKANG Dalam praktiknya serigkali terjadi ketidak seimbangan antara karyawan dengan dengan pihak perusahaan yang diwakili pihak manajemen. Ketidakseimbangan ini maksudnya ada hak-hak karyawan yang tidak dibayar secara penuh, sehingga menimbulkan koflik antar perusahaan dengan karyawan. Akibatnya jika terjadi konflik yang rugi bukan hanya karyawan tetapai juga pihak perusahaan. Untuk menghindari terjadinya konflik yang tidak diinginkan, maka perlu dibentuk wadah agar terjadi hormonisasi hubungan baik antara karyawan dengan pihak perusahaan. Karyawan diberikan wadah untuk membela hak-haknya sehingga dapat diperoleh sebagaimana mestinya. Demikian pula perusahaan akan dapat mengontrol karyawannya sehingga kejadian yang tidak diinginkan tidak terjadi. Wadah inlah yang dituangkan dalam bentuk hubungan industrial. Pemerintah dalam hal ini juga telah menerbitkan undang-undang tenaga kerja guna melindungi karyawan dan sekaligus pengusaha. Inti dari isi undang-undang tersebut adalah : Bahwa di dalam pembangunan nasional Indonesia, tenaga kerja mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting baik sebagai pelaku maupun tujuan pembangunan; Bahwa sesuai dengan kedudukan dan peranan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas dan peranan tenaga kerja serta peningkatan perlindungan dan kesejahteraan keluarganya demi peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan; Bahwa perlindungan tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin terpenuhinya hakhak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan perlakuan dan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk mewujudksan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan dan kemajuan dunia usaha; Bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, menyampaikan pendapat, memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan serta mempunyai kedudukan yang sama dalam hUkum adalah merupakan hak setiap warga negara; Bahwa Serikat Pekerja/Buruh merupakakan sarana dan wadah untuk memperjuangkan, melindungi, dan membela kepentingan Pekerja/Buruh dan 2013 2 Strategic Human Resource Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id Keluarganya serta dalam rangka untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan; Bahwa dalam rangka membangun dan mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan, diperlukan adanya peraturan dan sistim hubungan industrial yang mengatur hubungan, hak dan kewajiban serta peranan masing-masing anggota tripartite yaitu: Pemerintah, Pengusaha, dan Pekerja/Buruh. B. TUJUAN Hubungan tenaga kerja yang dibuat dalam undang-undang kemudian dipraktikkan dilapangan akan memberikan banyak manfaat tidak hanya kepada karyawan dan pengusaha tetapi juga kepada masyarakat luas. Manfaat yang utama adalah adanya kenyamanan dalam bekerja, sehingga mampu meningkattkan produktifitas dan kinerja karyawan. Disamping banyaknya mafaat dengan adanya hubungan ketenaga kerjaan ini, sebenarnya undang-undang tenaga kerja juga mengatur tujuan yang akan dicapai. Tujuan ini dimaksudkan kepada semua pihak yang terlibat didalamnya, baik langsung maupun tidak langsung. Adapun tujuan dari hubungan ketenaga kerjaan adalah agar : 1. Memahami prinsip dasar hak-hak Pekerja/Buruh dalam dunia kerja 2. Memahami sistim dan budaya hubungn industrial yang berlaku di Indonesia 3. Mampu menerapkan sistim hubunagn industrial di Perusahaan 4. Meningkatkan harmonisasi dan dinamisasi serta keadilan di tempat kerja 5. Meningkatkan ketenangan kerja dan berusaha untuk mencapai tujuan dan kelangsungan usaha. C. PERMASALAHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL Dalam pelaksanaan hubungan industrial banyak permasalahan yang dihadapi baik oleh perusahaan maupun karyawan. Permasalahan tidak hanya terjadi di Indonesia akan tetapi diseluruh dunia. Oleh karena itu beberapa lembaga yang berkaitan dengan tenaga kerja selalu melakukan kajian, seminar dan lainnya guna mengatasi permasalahan tersebut. Berikut ini beberapa permalasahan yang sering dikaji dalam berbagai pertemuan dan seminar : 2013 3 Strategic Human Resource Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id 1. Setiap tahun International Labor Office (ILO) menyelengarakan konvensi untuk membahas permasalahan permasalahan ketenagakerjaan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pemenuhan hak-hak dasar Pekerja/Buruh di dalam dunia kerja yang sering kali menghasilkan konvensi-konvensi perburuhan baru yang kemudian didesakkan kepada negara-negara anggotanya untuk diterapkan melalui ratifikasi, dan bahkan saat ini focus dari pada ILO bukan hanya terbatas kepada hak-hak dasar melainkan sudah beralih kepada tujuan penciptaan pekerjaan yang layak untuk semua (decent work for all) 2. Sistim hubungan industrial di Indonesia sebelumnya menganut “ Sistim Hubungan Industrial Pancasila”, sejak era reformasi mulai bergeser dan mengarah kepada sistim hubungna industrial yang liberal sejalan dengan perkembangan demokratisasi dan reformasi hukum ketenagakerjaan, hal ini telah berdampak kepada ketenangan kerja dan berusaha 3. Sistim informasi pasar kerja (Labor Market Information System) yang masih perlu banyak diperbaiki 4. Sistim dan kondisi hubungan industrial serta politisasi pengupahan yang masih belum stabil dan sering menimbulkan gangguan terhadap kebijakan public dan bisnis 5. Rendahnya tingkat penerapan good governance pada lembaga-lembaga pemerintah serta penerapan etika bisnis pada dunia industry menyebabkan rendahnya ketidak-adilan bagi tenaga kerja Indonesia D. Landasan Teori Labor Relations adalah merupakan isu kunci dan strategis di dalam sebuah organisasi bisnis mengingat sifat hubungan antara Pengusaha dan Pekerja/Buruh dapat berdampak secara signifikan terhadap moral, motivasi, dan produktifitas, konsekwensinya, bagaimana sebuah organisasi mengelola aspek-aspek hubungan ketenagakerjaan menjadi variable penting dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Memahami Hubungan Kerja sangat penting bagi Perusahaan khususnya pelaku manajemen sumberdaya manusia sedikitnya karena 3 alasan sbb: 1. Saat ini di banyak industri bahkan di sector publik sudah banyak terbentuk Serikat Pekerja/Buruh, bahkan di Indonesia sendiri sedikitnya saat ini ada sekitar 140 Serikat Pekerja/Buruh 2013 4 Strategic Human Resource Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id 2. Keberadaan SP/SB di perusahaan-perusahaan pesaing akan mempengaruhi tingkat kompetisi dan proses perekrutan/seleksi karyawan 3. Keberadaan undang-undang yang mengatur kesamaan perlakuan yang sama bukan hanya bagi Perusahaan yang tidak mempunyai SP/SB melainkan juga bagi yang tidak mempunyai SP/SB Ketika Pekerja/Buruh membentuk Serikat Pekerja, maka akan menjadi tantangan sendiri di dalam sumberdaya manusia di Perusahaan, dikarenakan Serikat Pekerja/Buruh mempunyai hak untuk berunding dan bahkan hal untuk mogok. Berbicara mengenai Labor Relations tidak bisa lepas dari Hubungan Industrial, menurut terjemahan Wikipedia, “Labor Relations adalah studi dan praktek mengenai pengelolaan ketenagakerjaan dalam situasi dimana terdapat Serikat Buruh, di dalam dunia pendidikan, Labor Relations sering kali menjadi bagian dari bidang hubungan industrial, pelajaran mengenai Labor Relations biasanya mencakup pembahasan mengenai: sejarah perburuhan; undang-undang ketenagakerjaan; kebebasan berserikat; perjanjian kerja bersama; administrasi perjanjian kerja; dan kerja sama tripartite”. E. Labor Relations di USA Di negara Amerika Serikat, Labor Relations diatur dalam Undang-Undang Nasional Hubungan Buruh, 1935 (National Labor Relations Act, 1935 = NLRA), yang sudah beberapa kali direvisi, sedangkan sektor publik diatur dalam Undang-Undang Reformasi Pelayanan Sipil, 978 (Civil Service Reform Act.No.1978). NLRA memberikan hak kepada Pekerja/Buruh untuk berserikat dan mengatur Serikat Pekerja/Buruh dan pengelolaan Hubungan Buruh, membentuk Badan Nasional Hubungan Buruh (National Labor Relations Board) untuk mengawasi pelaksanaan NLRA, pemilihan pengurus Serikat Pekerja/Buruh (SP/SB), sertifikasi SP/SB, penanganan keluh kesah SP/SB, prosedur penyampaian pendapat, kode etik Pengusaha yang mempunyai SP/SB, dll. Secara umum, tingkat keanggotaan pekerja dalam SP/SB di USA terus menurun seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan perkembangan demokratisasi serta ketatnya pelaksanaan dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik 9good corporate governance). 2013 5 Strategic Human Resource Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id F. Perjanjian Kerja Bersama (Collective Labor Agreement = CLA) di USA Ketika SP/SB sudah terbentuk, SP/SB dengan Pengusaha secara bersama-sama bertanggung jawab untuk melakukan perundingan dan perjanjian kerja bersama (collective labor agreement) yang meliputi persyaratan dan kondisi kerja yang diklasifikasikan menjadi 3: 1. Wajib (Mandatory): gaji pokok; Insentif; fasilitas (Benefits); lembur; penggantian hari libur; prosedur pemutusan hubungan kerja; kriteria promosi; jaminan keamanan bagi SP/SB; hak-hak prerogratif manajemen; prosedur keluh kesah; keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Diperbolehkan (Permissive): representasi SP/SB dalam struktur direksi; manfaat pension; kesepakatan upah; kepemilikan saham pekerja; masukan SP/SB mengenai struktur harga. 3. Dilarang (Prohibited): ketidak-adilan; perlakuan yang tidak sama dan diskriminasi, dll. G. Labor Relations di Indonesia Hubungan Buruh (Labor Relations) di Indonesia lebih sering dikenal dengan Hubungan Industrial, yang diartikan sebagai hubungan kerja yang terjalin dan mengatur hak dan kewajiban antara penerima kerja dan pemberi kerja yang juga di dalamnya mengatur hubungan dengan peranan pemerintah (tripartite). Pada jaman orde baru, sistim hubungan kerja dikembangkan berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945 serta TAP MPR II Tahun 1978 Tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Sejak era reformasi, guna memenuhi tuntutan reformasi di bidang hokum ketenagakerjaan, pemerintah telah melakukan reformasi hukum ketenagakerjaan dengan diundangkannya UU No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. (UUK-13) yang untuk pelaksanaannya mensyaratkan penyusunan undang-undang penyelesaian perselisihan hubungan industrial sebagai hokum formal di bidang ketenaga kerjaan. Maka kemudian diundangkanlah Undang-Undang No.2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) yang kemudian mengingat kesiapan pelaksanaanya maka dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 2005 yang mengatur penangguhan mulai berlakunya UU PPHI terhitung secara efektif mulai tanggal 14 Januari 2006. 2013 6 Strategic Human Resource Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id H. Kebebasan Berserikat Dalam rangka untuk mewujudkan kemerdekaan berserikat, Pekerja/Buruh berhak membentuk dan/atau mengembangkan Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang bebas, terbuka, mandiri, dan bertanggungjawab, maka diundangkanlah Undang-Undang No.21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang mangatur pokok-pokok sbb: 1. SP/SB menerima Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi NKRI 2. Serikat Pekerja/Buruh, Federasi, dan Konfederasi bersifat terbuka, bebas, mandiri dan bertanggungjawab 3. Serikat Pekerja/Buruh, Federasi, dan Konfederasi bertujuan untuk memberikan perlindangan, pembelaan hak dan kepentingan serta meningkatkan kesejahteraan Pekerja/Buruh dan Keluarganya 4. Setiap Pekerja/Buruh berhak membentuk Serikat Pekerja/Buruh (SP/SB=min 10 orang; Federasi=Min 5 SP/SB, Konederasi=min 3 Federasi) 5. Pekerja yang karena jabatannya menimbulkan konflik kepentingan TIDAK BOLEH menjadi Pengurus Serikat Pekerja/Buruh 6. Siapapun dilarang menghalang-halangi/memaksa Pekerja/Buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus SP/SB 7. Pengusaha harus memberikan kesempatan kepada Pengurus SP/SB untuk menjsalankan kegiatan SP/SB 8. Pegawai negeri Sipil mempunyai hak untuk berserikat yang diatur dengan unadangundang tersendiri 9. Dalam satu perusahaan diperbolehkan terdapat satu/lebih SP/SB I. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) = Collective Labor Agreement (CLA) PKB adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara SP/SB atau beberapa SP/SB dengan Pengusaha atau beberapa Pengusaha yang memuat syaratyarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. Ketentaun dan mekanisme PKB diatur dalam UUK No.13 Th.2003 bab VII Tentang Perjanjian Kerja Bersama, Pasal: 116-135 yang berisi pokok-pokok sbb: 2013 1. PKB disusun secara musyawarah dan dibuat tertulis dalam Bahasa Indonesia 7 Strategic Human Resource Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id 2. Bila terjadi ketidak-sepakatan dalam penyusunan PKB maka diselesaikan menurur prosedur penyelesaian hubungan industrial sesuai UU No.02 tahun 2004 3. SP/SB yang berhak mewakili pekerja harus mempunyai anggota/dukungan 50%/lebih dari jumlah pekerja 4. Dalam hal terdapat SP/SB lebih dari satu SP/SB, maka yang berhak mewakili adalah yang mempunyai anggota/dukungan lebih dari 50 % jumlah pekerja 5. PKB berlaku untuk masa 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun 6. PKB paling sedikit harus memuat: a. Hak dan kewajiban masing-masing pihak b. Jangka waktu dan tanggal mulainya PKB c. Tanda tangan para pihak yang membuat PKB 7. Ketentuan yang diatur dalam PBK tidak boleh bertentangan dengan UU yang berlku atau batal demi hukum 8. Perubahan yang dibuat atas PKB merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PKB 9. Para pihak wajib memberitahukan isi dan melaksanakannya 10. Perusahaan dilarang mengganti PKB dengan Peraturan Perusahaan (PP), kecuali SP/SB sudah bubar 11. PKB mulai berlaku sejak ditandatangani kecuali ditentukan lain 12. PKB yang sudah ditandatangani harus didaftarkan ke instansi yang bewenang di bidang ketenagakerjaan 13. Pemerintah wajib melakukan pengawasan pelaksanaan dari PKB J. Sarana Hubungan Industrial Sarana hubungan industrial merupakan kelengakapan untukmendukung dan menujang berjalannya hubungan industrial yang baik. Kelengkapan saran hubungan industrial sangta penting agar apa yang dicita-citakan tercapai. Berikut ini sarana hubungan industrial yaitu 2013 1. Lembaga Kerja Sama Bipartit (LKS Bipartit) 2. Lembaga Kerja Sama Tripartit (LKS Tripartit) 3. Perjanjian Kerja (PK) 4. Peraturan Perusahaan (PP) 5. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) 8 Strategic Human Resource Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id 6. Dewan Ketenagakerjaan 7. Dewan Pengupahan 8. Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) 9. Serikat Pekerja/Buruh 10. Asosiasi Pengusaha 11. Peraturan perundangan di bidang ketenagakerjaan dan Perdata 12. Dll. K. KESIMPULAN 1. Labor Relations adalah merupakan isu kunci dan strategis di dalam sebuah organisasi bisnis, oleh karenanya memahami Hubungan Kerja sangat penting bagi Perusahaan khususnya pelaku manajemen sumberdaya; 2. Berbicara mengenai hubungan kerja tidak bisa dilepaskan dari sistim hubungan industrial, yaitu sistim hubungan kerja yang terjalin dan mengatur hak dan kewajiban antara penerima kerja dan pemberi kerja yang juga di dalamnya mengatur hubungan dengan peranan pemerintah (tripartite); 3. Bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, menyampaikan pendapat, memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan serta mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum adalah merupakan hak setiap warga negara; 4. Bahwa Serikat Pekerja/Buruh merupakakan sarana dan wadah untuk memperjuangkan, melindungi, dan membela kepentingan Pekerja/Buruh dan Keluarganya serta dalam rangka untuk mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan; 5. Bahwa dalam rangka membangun dan mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan, diperlukan adanya sarana dan sistim hubungan industrial yang mengatur hubungan, hak dan kewajiban serta peranan masing-masing anggota tripartite yaitu: Pemerintah, Pekerja/Buruh. 2013 9 Strategic Human Resource Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id Pengusaha, dan Daftar Pustaka Antony. William P. Human Resources Management. New York ; The Dryden Press 2010 Dessler, Gary. Human Resource Management 8th. New Jersey:Prentice Hall International.,Inc., 2013. Gomes,Luis R, David B Balkin, Robert L Cardy. Managing Human Resources 5th. Singapore : Prentice Hall International.,inc., 2007. Carell, Michael, Heavrin Christina , Labor Relations and Collective Bargaining, Case, Practice and Law, New Jersey : Pearson Prentice Hall 2007 Ivancevich,John M. Human Resources Management 10th. Singapore: McGraw-Hill International.,inc., 2011.. Mello, Jeffrey A, Strategic Human Resource Management,Fourth Edition, USA; Cengage learning 2015 Noe, et al. Human Resources Management. New York : McGraw-Hill Companies, Inc., 2014 Stone, J Raymond. Human Resources Management. Australia: John wiley & Son.,inc., 2005. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Undang-undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003. PP Nomor 46 Tahun 2011 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 2013 10 Strategic Human Resource Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id