kerugian akibat wanprestasi dalam jual beli

advertisement
KERUGIAN AKIBAT WANPRESTASI DALAM JUAL BELI BARANG DI
DASARKAN PADA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DI TINJAU DARI
BUKU III KUHPERDATA TENTANG PERIKATAN
ABSTRAK
MUHAMMAD IQBAL
110110090301
Memorandum of Understanding sebenarnya merupakan suatu bentuk
perjanjian ataupun kesepakatan awal menyatakan langkah pencapaian saling
pengertian antara kedua belah pihak yang kemudian harus ditindak lanjuti dengan
kontrak lanjutan oleh para pihak yang melakukan suatu perjanjian/kontrak. Di
Indonesia sebenarnya belum ada hukum yang mengakomodir untuk MoU ini, namun
dengan adanya asas kebebasan berkontrak yang diatur dalam Pasal 1338 (1)
KUHPerdata sehingga hal inilah yang melandasi dipraktekannya pembuatan MoU
oleh sebagian besar orang di Indonesia. Dengan demikian, timbul permasalahan
yang menjadi identifikasi masalah dalam pembuatan skripsi ini, yaitu bagaimana
kekuatan mengikat MoU didasarkan pada prinsip hukum perjanjian menurut sistem
Hukum Perdata di Indonesia dan bagaimana akibat hukumnya apabila terjadi
wanprestasi dalam jual beli barang yang didasarkan atas MoU tersebut ditinjau dari
buku III KUHPerdata tentang perikatan. Tujuan dari penelitian ini adalah guna
menjawab permasalahan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif
dengan spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui penelaahan terhadap bahan hukum primer, sekunder, dan
tersier, kemudian dianalisis secara yuridis kualitatif untuk mendapatkan hasil
penelitian yang dimaksud.
Berdasarkan hasil pembahasan, disimpulkan bahwa pertama kekuatan MoU
didasarkan prinsip hukum perjanjian dalam sistem hukum perdata Indonesia adalah
memiliki sifat yang sama dengan perjanjian pada umumnya sepanjang memenuhi
syarat – syarat sahnya perjanjian (Pasal 1320 KUHPerdata). Selain itu, MoU yang
tidak memenuhi kriteria tersebut, maka MoU tersebut tidak mempunyai kedudukan
dan kekuatan hukum mengikat layaknya suatu perjanjian. Apabila MoU hanya
didasarkan kesepakatan maka MoU hanya dikategorikan sebagai syarat terjadinya
perjanjian antara para pihak.Yang kedua, akibat hukum apabila terjadi wanprestasi
dalam jual beli barang didasarkan MoU yang sifatnya merupakan suatu perjanjian
atau setingkat dengan perjanjian (Pasal 1320 jo. Pasal 1338 KUHPerdata), adalah
bahwa pihak tersebut harus memenuhi prestasi yang telah diingkarinya atau ia akan
dikenai sanksi dari perundang-undangan yang berlaku, pihak yang merasa dirugikan
berhak atas pembayaran ganti kerugian, Apabila MoU yang sifatnya bukan
merupakan suatu perjanjian maka dianggap saja perjanjian atau kesepakatan itu
berakhir tanpa adanya sanksi hukum, kecuali sanksi moral yaitu misalnya hilangnya
rasa kepercayaan bagi pihak yang mengingkari isi dari MoU.
iv
Download