BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman Pisang (Musaceaea sp) merupakan tanaman penghasil buah yang banyak terdapat di Indonesia. Buahnya banyak disukai untuk dikonsumsi secara langsung sebagai buah atau diolah menjadi produk konsumsi lain seperti sale pisang, kripik pisang, selai pisang, dan lain sebagainya. Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengolahan limbah dari kulit pisang yang sangat banyak jumlahnya. Limbah ini banyak terdapat di daerah-daerah yang memproduksi keripik dan sale pisang. Limbah ini masih tidak bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar, melainkan hanya sebagai limbah tak berguna. Menurut hasil penelitian dari Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, tanaman pisang mengandung berbagai macam senyawa seperti air, gula pereduksi, sukrosa, pati, protein kasar, pektin, protopektin, lemak kasar, serat kasar, dan abu. Sedangkan didalam kulit pisang terkandung senyawa pektin yang cukup besar ( Satria dan Adha, 2008). Kulit pisang yang tidak diolah dengan benar akan menjadi limbah dan dapat menimbulkan masalah, salah satu cara pengolahan kulit pisang ialah dengan memanfaatkan pati yang terkandung didalam kulit pisang tersebut. Menurut beberapa peneliti, kulit pisang memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi sehingga dapat diolah menjadi pati. Anggraini, (2013) membuat pati dari kulit pisang kepok dengan merendam kulit pisang dan diblender menjadi bubur kemudian bubur pisang diperas dan dibiarkan mengendap 6-8 jam. Dalam penelitian tersebut diperoleh rendemen sebanyak 16,5 %, pati berbentuk serbuk sangat halus, bewarna putih kekuningan. Prasetyo, (2015) telah menggunakan Amilum Kulit Pisang kedalam formulasi tablet Ibuprofen dan diperoleh bahwa amilum kulit pisang dapat meningkatkan Universitas Sumatera Utara kekerasan tablet, menurunkan kerapuhan tablet, dan menurunkan waktu hancur tablet. Alkarkhi (2010) pati kulit pisang dapat menjadi produk baru yang potensial dengan standarisasi komposisi untuk berbagai industri. Pati kulit pisang didapat dengan merendam kulit pisang dengan asam sitrat 0,5% untuk mereduksi enzym kecoklatan. Wirawan dan Santosa (2016) menggunakan natrium metabisulfit dalam pembuatan pati kulit pisang untuk mengaplikasikan penyalut edibel pada buah salak pondoh kupas. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik memanfaatkan limbah kulit pisang yang sangat banyak jumlahnya dan belum dimanfaatkan sebagai bahan pengisi obat serta mengetahui pengaruh penambahan pati kulit pisang terhadap parameter fisik pengujian tablet paracetamol. 1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah pengunaan pati kulit pisang sebagai pengisi dalam pembuatan tablet mempengaruhi sifat fisik tablet ? 2. Bagaimana perbedaan sifat fisik antara tablet dengan pengisi pati jagung dengan tablet dengan Pengisi pati Kulit Pisang 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian diatas, penelitian dibatasi pada : 1. Pati yang digunakan adalah pati kulit pisang disesuaikan dengan persyaratan pati jagung dalam Farmakope 2. Kulit Pisang yang digunakan adalah limbah kulit pisang kepok dari pedagang gorengan di Tanjung Morawa dan sekitarnya. Universitas Sumatera Utara 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh pengunaan pati kulit pisang kedalam tablet parasetamol terhadap sifat fisik tablet 2. Untuk mengetahui perbedaan sifat fisik antara tablet dengan pengisi pati Maydis dengan tablet dengan Pengisi pati Kulit Pisang 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan pemikiran bagi pemerintah, perkuliahan dan dibidang medis yang ada dalam upaya pemanfaatan polimer alam dari bahan yang tidak terpakai sebagai bahan pengisi tablet. Selain itu juga bagi pengembangan ilmu khususnya ilmu kimia biopolimer dan farmasi 1.6 Metodologi penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium. Dimana penelitian ini dilakukan dalam beberapa variabel yaitu : Variabel Tetap : Formula tablet paracetamol Variabel bebas : Pati Jagung dan Pati Kulit Pisang Variabel Terikat : Karakteristik pati, Kadar parasetamol, Kekerasan tablet, Keregasan tablet, Waktu hancur tablet, Disolusi tablet. 1.7 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Quality Control PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan sebagai tempat preparasi pati,pembuatan massa tablet dan pengujian fisik tablet, Laboratorium Teknik Sedian 2 Fakultas Universitas Sumatera Utara Farmasi USU sebagai tempat mencetak tablet, Laboratorium Uji Kompetensi PTKI Medan sebagai tempat Uji FTIR. Universitas Sumatera Utara